Studi Perencanaan Portal Baja Menggunakan Metode LRFD Pada Gedung Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang
Studi Perencanaan Portal Baja Menggunakan Metode LRFD Pada Gedung Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang
Studi Perencanaan Portal Baja Menggunakan Metode LRFD Pada Gedung Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang
JOURNAL
STUDI PERENCANAAN PORTAL BAJA MENGGUNAKAN METODE LRFD PADA
GEDUNG FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Jurusan Teknik Sipil, ITN Malang, Jl. Jaksa Agung Suprapto Gang 1 No. 54 Malang
Email : Awibisana1@gmail.com
Abstract
The present, the construction of multi-storey buildings is becoming a trend in big cities because of limited land.But in
planning it is also necessary to consider factors such as safety, design strength, stability and efficiency in the process.
Analysis of the forces that occur must also be taken into account, so that when the building is subject to force, it will
be able to withstand the forces that occur. To plan the structure of a building that uses steel material, it can be planned
with an alternative steel WF because this component is assumed to be a non-bent component because the elements
are compressed, fully confined both in the direction of the strong axis, and the weak axis. Encased steel column
structure is an alternative in building planning, which is a WF steel profile combined with concrete. The advantage
that can be obtained from the use of Encased column structure is that the column can bear a large load of both press
and Pull. In this case planning uses the Load and Resistance Factor Design (LRFD) method which in Indonesia we
can use SNI 03-1729-2015 as a specification in structural planning. This is intended to get optimal and safe connection
requirements according to the load acting on the structure. From the calculation results, the optimal size of the WF
steel profile for the main beam is WF. 450.200.9.14, joist 1 WF. 350.175.7.11 and joist 2 WF 200.150.6.9. For the
Encased 1 column, the dimensions of 800 x 500 with WF 600.300.12.20 are obtained, while the Encased 2 column
has dimensions of 650 x 400 with WF 450.200.9.14. In the joint beam-column joints on the flanges, the type of end
plate joints with 20 mm thick end plates and 4 - Ø22,225 mm bolts are used. Ø22 mm, joist connection 1 - joist 2 using
an elbow L 80.80.8 mm with a number of bolts 4 - Ø22,225 mm, and for base plate the base plate dimensions of
1000.700.30 mm with anchor number 9 - Ø19,05 mm 750 mm long.
Abstrak
Dewasa ini, pembangunan gedung bertingkat menjadi tren di kota – kota besar karena terbatasnya lahan. Namun
dalam perencanaannya perlu juga diperhatikan faktor – faktor seperti keamanan, kekuatan desain, kestabilan, serta
efisiensi dalam pengerjaannya. Analisis terhadap gaya – gaya yang terjadi juga harus diperhitungkan, sehingga ketika
Gedung tersebut dikenai gaya, akan mampu menahan gaya – gaya yang terjadi. Untuk merencanakan struktur atas
bangunan yang menggunakan material baja, dapat direncanakan dengan alternatif baja WF karena komponen ini
diasumsikan sebagai komponen tak tertekuk karena bagian elemen mengalami tekan, sepenuhnya terkekang baik dalam
arah sumbu kuat, maupun sumbu lemahnya. Struktur kolom baja Encased merupakan alternatif dalam perencanaan
bangunan, yang dimana merupakan profil baja WF yang dikombinasikan dengan beton. Keuntungan yang di dapat dari
digunakannya struktur kolom Encased adalah kolom yang dapat memikul beban yang besar baik tekan maupun Tarik.
Dalam hal ini perencanaan menggunakan metode Load and Resistance Faktor Design (LRFD) yang di Indonesia kita
dapat menggunakan SNI 03-1729-2015 sebagai spesifikasi dalam perencanaan struktur. Hal ini dimaksudkan untuk
mendapatkan kebutuhan sambungan yang optimal dan aman sesuai dengan beban yang berkerja pada struktur. Dari hasil
perhitungan didapatkan ukuran optimal profil baja WF untuk balok induk yaitu WF. 450.200.9.14, balok anak 1 WF.
350.175.7.11 dan balok anak 2 WF 200.150.6.9. Untuk kolom Encased 1 didapatkan dimensi 800 x 500 dengan WF
600.300.12.20, kolom Encased 2 didapatkan dimensi 650 x 400 dengan WF 450.200.9.14. Pada sambungan balok induk
- kolom bertemu pada flens digunakan jenis sambungan end plate dengan tebal end plate 20 mm dan jumlah baut 4 –
Ø22,225 mm, sambungan balok induk - balok anak 1 menggunakan sambungan siku L 80.80.8 mm dengan jumlah baut
4 - Ø22 mm, sambungan balok anak 1 - balok anak 2 menggunakan sambungan siku L 80.80.8 mm dengan jumlah baut
4 – Ø22,225 mm, dan untuk base plate diperoleh dimensi pelat landasan 1000.700.30 mm dengan jumlah angkur 9 –
Ø19,05 mm panjang 750 mm.
Kata Kunci : Struktur Atas, Balok WF, Kolom Encase, Sambungan Baja.
e-Journal GEDUNG
Program Studi Teknik Sipil S1, ITN MALANG
𝐸 𝐽𝑐 𝐽𝑐
𝐿𝑟 = 1,95𝑟𝑡𝑠 √ + √( )²+
0,7𝐹𝑦 𝑆𝑥ℎ𝑜 𝑆𝑥ℎ𝑜
0,7𝐹𝑦
6,76 ( )²
𝐸
Komponen Struktur Menahan Tekanan Aksial
( SNI 1729:2015,table B4.1a, Hal. 17-18)
𝐾𝑐.𝐸
Sayap𝜆 = 𝑏/𝑡 ≤ 0,64√
𝐹𝑦
𝐸
Badan𝜆 = ℎ/𝑡𝑤 ≤ 1,49√
𝐹𝑦
Kekuatan tekan desain ditentukan dari ( SNI
1729:2015,hal 35 ) Sistem rangka batang (truss) adalah struktur
Pc = 𝝓𝒄 . 𝑷𝒏 yang terbentuk dari elemen – elemen batang lurus,
Keterangan : dimana sambungan antar ujung – ujung batang
Pc = kekuatan tekan desain diasumsikan sendi sempurna. Struktur seperti ini dapat
𝛷𝑐 = koefisien tekan = 0,90 dipandang sebagai struktur pada gambar, dimana nilai
Pc = Kekuatan tekan nominal ( Fcr . Ag ) Kc adalah 1.
Fcr = tegangan kritis Untuk kolom berujung sendi, panjang ekivalen
Ag = luas penampang ujung sendi KL merupakan panjang L sebenarnya;
Komponen Struktur Menahan Tekanan Lentur dengan demikian K = L. Panjang efektif kolom (Lk)
( SNI 1729:2015,table B4.1b ) didapat dengan mengalihkan suatu faktor panjang
Kompak ( 𝜆 < 𝜆𝑝 ) efektif (k) dengan panjang kolom (L), nilai “k” didapat
dari nomograf (AISC, LRFD; Manual Of Steel
𝐸
Sayap𝜆 = 𝑏/𝑡 ≤ 𝜆𝑝 = 0,38√ Counstraction, Column Design 3-6), dengan
𝐹𝑦
menghitung nilai G, yaitu :
ℎ 𝐸 𝐼
Badan 𝜆 = ≤ 𝜆𝑝 = 3,76√ ∑(𝐿)𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚
𝑡𝑤 𝐹𝑦 𝐺= 𝐼
∑( )𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘
Kekuatan tekan desain ditentukan dari ( SNI 𝐿
1729:2015,hal 47 ) Keterangan :
Mb = 𝜙𝑏. 𝑀𝑛 I : Momen kelembaman kolom/balok (cm4)
Keterangan : L : Panjang kolom/balok (cm)
Mb = kekuatan tekan desain
𝜙𝑏 = koefisien tekan = 0,90
e-Journal GEDUNG
Program Studi Teknik Sipil S1, ITN MALANG
Keterangan :
Rn : Kuat tarik nominal
Ø : Faktor reduksi tarik (0,75)
Fn : Tegangan tarik nominal, fnt , atau
tegangan geser, fnv (MPa)
Ab : Luas tubuh baut tidak berulir
nominal atau bagian berulir (mm2)
Menentukan Jumlah Baut :
𝑹𝒖
𝒏=
Ø.𝑹𝒏
Keterangan :
n = Jumlah baut
𝑅𝑛 = Tahanan nominal baut
𝑅𝑢 = Beban terfaktor
Kombinasi terhadap tarik dan geser :
𝑹𝒏 = 𝒇′𝒏𝒕 . 𝑨𝒃
Gambar 1. Nomograf panjang tekuk kolom (SNI 1729:2015, Pasal J3, Hal.129)
𝒇𝒏𝒕
G. Perencanaan Sambungan 𝒇′ 𝒏𝒕 = 𝟏, 𝟑 . 𝒇𝒏𝒕 − 𝒇𝒓𝒗 ≤ 𝒇𝒏𝒕
Ø.𝒇𝒏𝒗
Perencanaan Sambungan Baut (SNI 1729:2015, Pasal J3, Hal.130)
Kontrol jarak antar baut : Keterangan :
a. Jarak baut ke tepi (S1) Ab : Luas tubuh baut tidak berulir
Jarak Tepi Minimum SNI 1729:2015, Tabel J3.4, nominal atau bagian berulir (mm2)
Hal.127 f’nt : Tegangan tarik nominal yang
b. Jarak antar baut (S2) dimodifikasi mencakup efek tegangan
Jarak antara pusat – pusat standar, ukuran geser (MPa)
berlebih, atau lubang – lubang slot tidak boleh Ø : Faktor reduksi (0,75)
kurang dari 2 2/3 kali diameter nominal, d, dari fnt : Tegangan tarik nominal (MPa)
pengencang, jarak 3d yang lebih umum. fnv : Tegangan geser (MPa)
(Sumber : SNI 1729:2015,Pasal J3 p129) frv : Tegangan geser yang diperlukan
Kuat nominal terhadap tarik dan geser : menggunakan kombinasi beban
(SNI 1729:2015, Pasal J3, Hal. 129) DFBK (MPa)
𝑹𝒏 = 𝒇𝒏 . 𝑨𝒃 Kontrol terhadap momen :
Keterangan : (SNI 1729:2015, Pasal J3, Hal.129)
Rn : Kuat tarik nominal 𝟎,𝟗 . 𝒇𝒚 . 𝒂𝟐 .𝒃
Ø : Faktor reduksi tarik (0,75) Ø. 𝑴𝒏 = + ∑𝒏𝒊=𝟏 𝑻 . 𝒅 𝒊
𝟐
Fn : Tegangan tarik nominal, fnt , atau 𝟎,𝟕𝟓 .𝒇𝒖𝒃 . 𝒏𝒃.𝒏.𝑨𝒃
𝒂=
tegangan geser, fnv (MPa) 𝒇𝒚 .𝒃
Ab : Luas tubuh baut tidak berulir ∑𝒏𝒊=𝟏 𝑻 . 𝒅𝒊 =
nominal atau bagian berulir (mm2) 𝟎, 𝟕𝟓 . 𝒇𝒖𝒃 . 𝒏𝟏 . 𝒏𝟐 . 𝑨𝒃 . (𝒅𝒊 𝒕𝒆𝒓𝒋𝒂𝒖𝒉)
Kuat nominal tumpu pada lubang – lubang Keterangan :
baut : n1 : Jumlah kolom baut
(SNI 1729:2015, Hal.132) n2 : Jumlah baris baut
𝑅𝑛 = 1,2 . 𝑙𝑐 . 𝑡𝑝 . 𝑓𝑢 ≤ 2,4 . 𝑑 . 𝑡𝑝 . 𝑓𝑢 Ab : Luas penampang baut
Keterangan : b : Lebar balok
Rn = Kuat tumpu nominal 𝑎 : Tinggi penampang tekan
Ø = Faktor reduksi tumpu (0,75) fub : Kuat tarik nominal baut
𝑓𝑢 = Kuat tarik putus terendah dari baut fy : Tegangan leleh
atau plat (MPa) Perencanaan Sambungan Las
𝑡𝑝 = Tebal plat (mm) Kontrol sambungan las
d = Diameter baut nominal (mm) (SNI 1729:2015)
lc = Jarak bersih, dalam arah gaya, 𝑹𝒖 ≤ ∅𝑹𝒏𝒘
antara tepi lubang dan tepi lubang yang Keterangan :
berdekatan atau tepi dari baut atau plat (mm) Ru : Beban terfaktor las
Kuat nominal terhadap tarik dan geser : Rnw : Tahanan nominal per satuan
(SNI 1729:2015, Pasal J3, Hal. 129) panjang las
𝑹𝒏 = 𝒇𝒏 . 𝑨𝒃 Ø : Faktor reduksi (0,75)
e-Journal GEDUNG
Program Studi Teknik Sipil S1, ITN MALANG
∅𝑴𝒏 = ∅𝑴𝒑
III. METODOLOGI PERENCANAAN
Keterangan :
A. Data – Data Perencanaan
Mn : Momen nominal
Data perencanaan Gedung Fakultas Ilmu
Mp : Momen plastis
Keolahragaan Universitas Negeri Malang Atas
Ø : Faktor reduksi (0,9)
∅.𝑴𝒏 Gedung Giant Mall Sukun, Malang :
𝑻𝒖 𝒎𝒂𝒌𝒔 = 1. Data Struktur
𝒉𝒃 −𝒕𝒇𝒃
Keterangan : Lokasi Gedung : Jalan Semarang
Mn : Momen nominal No. 5 Malang
hb : Tinggi plat ujung Fungsi Bangunan : Gedung Kuliah
tfb : Tebal plat ujung Jumlah Lantai : 8 Lantai
Ø : Faktor reduksi (0,9) Panjang Bangunan : 70 meter
𝑻𝒖 𝒎𝒂𝒌𝒔 > 𝑳𝒘 . ∅. 𝑹𝒏𝒘 Lebar Bangunan : 28 meter
Keterangan : Tinggi Bangunan : 37,750 meter
Lw : Panjang maksimum las Struktur Bangunan : Portal baja
Tu maks : Gaya tarik terbesar 2. Data Material
H. Plat Landasan (Base Plate) Profil baja struktur : WF (Wide
Luas Bidang Base Plate Flange)
Desain luas plat dasar harus lebih besar dari luas Jenis profil baja : BJ 52
baja yang ada. Tegangan leleh profil (fy) : 360 MPa
Pu ≤ Ø . Pp Tegangan putus profil (fu) : 520 MPa
Pu ≤ Ø . (0,85 . f’c . A) Modulus Elastisitas Baja (Es) : 200000 MPa
Keterangan : Modulus Geser Baja (G) : 80000 MPa
Pp : Kekuatan penampang profil Mutu Beton (f’c) : 30 MPa
Pu : Beban ultimate Modulus Elastisitas Beton (Ec): 25742,96 MPa
f’c : Kuat tekan beton
A : Luas penampang base plate
Dimensi Base Plate
e-Journal GEDUNG
Program Studi Teknik Sipil S1, ITN MALANG
Tabel 5. Kontrol Simpangan EX Batas Layan Tabel 10. Kontrol Stabilitas pada Web
Elemen λpw λw Ket.
Balok Induk 88,6 42,889 Kompak
Balok Anak 1 88,6 42,86 Kompak
Balok Anak 2 88,6 27,667 Kompak
Tabel 8. Kontrol Simpangan EY Batas Ultimate Tabel 15. Jumlah Stud pada Balok Komposit
Lantai
Ketinggian Simpangan Simpangan Faktor
∆S x ξ Batas izin Cek Elemen Stud
(mm) Y Pengali
42 Φ22
antar tingkat (mm)
Atap 1750 60,684 2,035 5,600 11,397 35 Ok Balok Induk
RL 2000 58,649 9,331 5,600 35,252 40 Ok Balok Anak 1 40 Φ19
7 5000 49,318 5,180 5,600 29,009 100 Ok
6 4000 44,138 5,958 5,600 33,364 80 Ok Balok Anak 2 24 Φ19
5 4000 38,180 6,944 5,600 38,886 80 Ok
4 4000 31,236 7,510 5,600 42,056 80 Ok
C. Perencanaan Kolom Encase
3 4000 23,726 7,944 5,600 44,485 80 Ok Direncanakan Kolom Encase dengan dimensi
15,783 12,452 5,600 79,827
2
1
4000
5500 3,331 3,331 5,600 18,654
80
110
Ok
Ok
800 mm x 500 mm menggunakan Profil WF
Basement 3500 0,000 0,000 0,000 0,000 13,125 Ok 600.300.12.20.
B. Perencanaan Balok Komposit Adapun kontrol – kontrol yang ada pada kolom
Direncanakan dimensi balok : encase ditabelkan sebagai berikut :
Balok Induk : WF 450.200.9.14 Tabel 16. Kontrol pada Kolom Encase
Balok Anak 1 : WF 350.175.7.11 Kontrol Nilai Ket
Balok Anak 2 : WF 200.150.6.9 Geser Φc Vn ≥ Ve OK
Hasil Kontrol Stabilitas Penampang pada Web 1213056 N ≥ 295276,1 N
dan Flange Tekan Φc ≥ Pu OK
Tabel 9. Kontrol Stabilitas pada Flange 3725848,3 N ≥ 2527159 N
Elemen λpf λf Ket. Lentur Φc ≥ Mu OK
Balok Induk 8,96 7,143 Kompak Penampan 1396116000 Nmm ≥
Balok Anak 1 8,96 7,955 Kompak g 1241487060 Nmm
Balok Anak 2 8,96 8,33 Kompak
e-Journal GEDUNG
Program Studi Teknik Sipil S1, ITN MALANG
Tekuk Φc ≥ Mu OK
Lateral 2542204620 Nmm ≥
1241487060 Nmm
Interaksi P OK
8 Mpr1 + Mpr2 ≤
u
Gaya P
+
9 ϕbMn + ϕbMny
Aksial n
dan ≤ 1
Lentur
0,828 ≤ 1
Anonim (2012), SNI 1726:2012 Tata Cara Anonim (2017), Peta Sumber dan Bahaya Gempa
Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Indonesia 2017.
Struktur Bangunan Gedung dan Non C. G. Salmon, Johnson, J. E. 1995. Struktur Baja
Gedung, Badan Standarisasi Nasional. 1, Desain dan Perilaku edisi ketiga.
Anonim (2013), SNI 1727:2013 Beban Jakarta: PT. Gramedia Pusat Utama.
Minimum Untuk Perancangan Bangunan Dewobroto, Wiryanto. 2010. Struktur Baja
Gedung dan Struktur Lain, Badan Perilaku, Analisis, & Desain – AISC 2010
Standarisasi Nasional. edisi kedua.
Anonim (2015), SNI 1729:2015 Spesifikasi Moestopo, Muslinang. 2014. Shortcourse HAKI.
Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural,
Badan Standarisasi Nasional.