Diksi Konotatif Puisi-Puisi Subagio Sastrowardoyo Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran Apresiasi Sastra Di Sma
Diksi Konotatif Puisi-Puisi Subagio Sastrowardoyo Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran Apresiasi Sastra Di Sma
Diksi Konotatif Puisi-Puisi Subagio Sastrowardoyo Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran Apresiasi Sastra Di Sma
ISSN: 2442-8485
Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia V4.i1 (104-117) E-ISSN: 2460-6316
Abstract
The purpose of this study is to describe the meaning of the connotative diction in Subagio
Sastrowardoyo's poems and the implementation in the literary appreciation (poetry) in high school.
This research is qualitative descriptive research with content analysis. Sources of research data is a
collection of two pieces of symphonic works by Subagio Sastrowardoyo. The data of this research
are seven poems by Subagio Sastrowardoyo in the collection of Simfoni Two poems. Techniques of
data collecting is using library techniques, listening, and writing. Data analysis techniques is using
stilistika approach. From the research has been done found that diction contains the meaning of
expresses the soul of religiosity, expressing feelings of love, and expressing the soul of humanity
(social care). The values contained in these poems are relevant to be implemented through the
appreciation of poetry in high school. With deep knowledge about stilistika, students are expected to
reveal the meaning of poetry text one of them by understanding the meaning of his connotative
diction. The ultimate goal of life values is able to establish a balance of intellectual, spiritual, and
social intelligence of students. Students are able to think critically, creatively, innovatively, and
productively accustomed to literary literary culture.
Keywords: diction, poetry, stylistics, learning
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan makna diksi konotatif dalam puisi-puisi Subagio Sa-
strowardoyo dan implementasiya dalam pembelajaran apresiasi sastra (puisi) di SMA. Penelitian
ini tergolong penelitian deskriptif kualitatif dengan analisis konten. Sumber data penelitian ini buku
kumpulan puisi Simfoni Dua karya Subagio Sastrowardoyo. Data penelitian ini adalah tujuh sajak
karya Subagio Sastrowardoyo dalam kumpulan puisi Simfoni Dua. Teknik pengumpulan data
menggunakan teknik pustaka, simak, dan catat. Teknik analisis data menggunakan pendekatan
stilistika. Dari penelitian yang telah dilakukan ditemukan diksi yang mengandung makna yang
mengekspresikan jiwa religiusitas, mengekspresikan perasaan cinta, dan mengekpresikan jiwa
kemanusiaan (peduli sosial). Nilai-nilai yang terkandung dalam sajak-sajak tersebut relevan untuk
diimplementasikan melalui pembelajaran apresiasi puisi di SMA. Dengan pengetahuan yang
mendalam tentang stilistika, siswa diharapkan mampu mengungkap makna teks puisi salah satunya
dengan memahami makna diksi konotatifnya. Tujuan akhirnya nilai-nilai kehidupan tersebut mampu
membetuk keseimbangan kecerdasan intelektual, spiritual, dan kecerdasan sosial siswa. Siswa
mampu berfikir kritis, kreatif, inovatif, dan produktif terbiasa dengan budaya literasi sastra.
Kata Kunci: diksi konotatif, puisi, stilistika, pembelajaran
berbahasa terlebih dalam bersastra. Diksi
PENDAHULUAN
dalam kegiatan berbahasa berkaitan erat
Diksi atau pilihan kata memegang pe- dengan norma kesantunan dan ketepatan
ran yang sangat penting dalam kegiatan
berbahasa sedangkan dalam aktifitas sastra, dilakukannya penelitian ini diharapkan da-
diksi harus dipertimbangkan secermat dan pat memberikan gambaran penggunaan
setepat mungkin untuk mendapatkan kese- diksi konotatif dalam puisi-puisi karya Sub-
suain makna dan mencapai efek estetis. Su- agio Sastrowardoyo. Penelitian ini bertu-
atu kekhilafan yang besar untuk mengang- juan untuk mendeskripsikan makna diksi
gap bahwa persoalan pilihan kata adalah konotatif dalam puisi-puisi Subagio Sa-
persoalan yang sederhana yang tidak perlu srowardoyo dan pemanfaatanya sebagai sa-
dibicarakan dan dipelajari karena akan ter- rana pembelajaran apresiasi satra di SMA.
jadi dengan sendirinya secara wajar dalam Salah satu karya sastra yang tidak ter-
setiap kehidupan manusia (Keraf, 2017:23). golong prosa adalah puisi, pada dasarnya
Pilihan kata dalam puisi bukan sekedar puisi bebeda dengan karya fiksi dan drama
permainan kata tanpa kedalaman makna, (Semi, 2008:138). Sepanjang zaman puisi
namun pilihan kata didayagunakan untuk mengalami perubahan dan perkembangan
merangsang saraf-saraf pembaca agar ter- sesuai hakikatnya sebagai karya seni. Seir-
gugah jiwanya untuk merebut maknanya. ing dengan perkembangan puisi di Indone-
Ketepatan dan kecocokan penggunaan diksi sia sering orang tidak dapat membedakan
oleh penyair akan sangat menentukan kua- antara puisi dan prosa jika hanya melihat
litas karya puisinya karena sifat puisi adalah dari bentuk visualnya saja, semisal sajak
penggunaan sedikit kata untuk menyampai- Sapardi Djoko Damono yang berjudul Air
kan banyak makna. Pengertian tentang diksi Selokan. Puisi berasal dari bahasa Yunani
jauh lebih luas dari apa yang dipantulkan poeima yang berarti membuat atau poisis
oleh jalinan kata-kata itu sendiri. yang berarti pembuatan dan dalam ba-
Salah seorang penyair yang piawai hasa Inggris puisi disebut poem atau poetry
mendayagunakan diksi adalah Subagio Sa- (Laila, 2016:147). Dari kata membuat dan
strowardoyo dalam puisi-puisinya. Diksi pembuatan tersebut dapatlah dikatakan
oleh Subagio ditempatkan sebagai formula bahwa lewat puisi seorang penyair telah
utama dalam menuliskan puisinya, menciptakan sebuah dunia tersendiri yang
diksi menjadi tekanan yang sangat diperhi- di dalamnya terdapat pesan atau gam-
tungkan karena dari diksilah bobot dan nilai baran imajinasi sebagai hasil kontem-
estetis puisi sebagai karya seni terpantul- plasi penyair. Puisi merupakan pernyataan
kan. Dengan kata lain memaknai sebuah perasaan yang imajinatif (Hasanuddin WS,
karya puisi langkah pertama adalah menge- 2002:5). Puisi adalah karya sastra dengan
nali dan mengetahui arti dari diksi yang di- menggunakan bahasa yang dipadatkan, di-
gunakannya. Berbagai kumpulan puisi persingkat, dan diberi irama dan bunyi yang
yang ditulis penyair-penyair termasyur ju- padu, serta menggunakan kata-kata yang
ga sangat memperhatikan pilihan kata se- mengandung keindahan dan kepuitisan
perti WS. Rendra, Chairil Anwar, Gunawan (Waluyo, 2006:1). Puisi didefinisikan se-
Mohammad, tetapi diksi yang digunakan bagai pendramaan pengalaman yang bersi-
Subagio dalam puisi-puisinya terasa ber- fat penafsiran dalam bahasa berirama (Al-
beda. Pilihan kata Subagio terasa lugas tenbernd dalam Pradopo, 2014) Puisi dapat
seperti bermakna denotatif, namun apabila dimaknai sebagai jenis bahasa yang menga-
dicermati dengan seksama pilihan kata itu takan lebih banyak dan lebih intensif
bernuansa makna dan bervariatif. Pilihan daripada apa yang dikatakan oleh bahasa
kata disusun dalam larik puisi yang ter- harian (Parrine dalam Siswantoro,
bungkus dalam makna kias yang tidak mu- 2010:23).
dah untuk dipahami. Dengan demikian Untuk memahami puisi pembaca ha-
maka puisi- puisi karya Subagio Sastrowar- rus memahami sistem kode, baik kode ba-
doyo sangat menarik untuk diteliti. Dengan hasa, kode budaya, maupun kode bersa-
stra yang khas (Teeuw, 2009:15). Pemaha- tama, pengertian kata-kata mana yang tepat
man pertama terhadap puisi haruslah sesuai gagasan dan gaya mana yang paling
dengan membaca bahasanya. Setelah ber- baik digunakan dalam suatu situasi. Kedua,
hasil membaca konvensi linguistiknya, pilihan kata haruslah mampu membedakan
pembaca baru dapat masuk ketingkat pe- dengan tepat nuansa-nuansa makna untuk
mahaman pada sistem kode berikutnya. Sti- menemukan bentuk yang cocok dengan si-
listka memfokuskan kajiannya terhadap tuasi dan nilai rasa dari kelompok masya-
keindahan karya sastra ditinjau dari segi rakat pendengar. Ketiga, ketepatan dan
gaya kebahasaannya (Yeibo, 2011:106) kesesuaian diksi hanya dimungkinkan oleh
Dari berbagai pendapat ahli di atas penguasaan sejumlah besar kosa kata
dapat disimpulkan bahwa puisi adalah je- (Keraf, 2017:23).
nis karya sastra non fiksi dengan pema- Puisi amat bergantung pada kata,
datan bahasa untuk memperoleh banyak puisi hadir dengan bahasa yang di-
makna dengan susun bahasa yang padu dan padatkan, dikonsentrasikan, dengan baha-
berirama yang bersifat estetis imajinatif. sa yang sedikit mungkin menggunakan ka-
Unsur-unsur Puisi ta. Kehadiran kata-kata yang sedikit itu
Puisi merupakan sebuah struktur yang mesti dilseleksi ketat agar dapat memenuhi
kompleks, maka untuk memahami mak- syarat ketepatan dari beberapa kriteria un-
nanya perlu dianalisis sehingga dapat dike- tuk menjadi indah (Nurgiyantoro,
tahui bagian-bagian serta jalinannya secara 2014:174). Aspek-aspek yang harus diper-
nyata. Susun bahasa puisi lebih bersifat ko- timbangkan dalam pemilihan diksi dari
notatif dan bermakna simbolis. Sebagai sa- karya puisi meliputi, aspek bunyi, pertim-
lah satu genre satra, puisi berbeda dengan bangan ketepatan kata dari aspek bunyi
novel, drama, atau cerita pendek. Perbe- berkaitan dengan pendayagunaan unsur
daannya terletak pada kepadatan kompo- bunyi dalam puisi. Aspek bentuk, ketepatan
sisi dan konvensi yang ketat, sehingga puisi diksi dari aspek bentuk berkaitan dengan
tidak memberikan ruang gerak yang long- bentuk struktur morfologi kata dan bahkan
gar kepada penyair dalam berkreasi secara sintaksis sebagaimana terlihat dalam la-
bebas. rik-larik dan bait-bait puisi. Aspek makna,
Unsur-unsur yang membangun puisi artinya diksi dalam puisi mesti mengandung
secara umum ada dua, yaitu unsur fisik dan muatan makna baik secara langsung mau-
unsur batin puisi (Waluyo, 2006:26). Unsur pun tidak langsung. Aspek ekspresivitas,
fisik adalah segala unsur yang bisa dilihat artinya diksi dalam puisi mesti mengandung
secara langsung dalam larik-larik puisi. Un- kesan dan efek yang ingin dicapai ter-
sur fisik terdiri atas (1) diksi (2) pengima- masuk di dalamnya efek keindahan. Aspek
jian (3) kata konkret (4) gaya bahasa (5) sosial, berkenaan dengan pemilihan kata
verifikasi (rima, ritma, dan metrum) (6) yang baik harus mempertimbangkan kebu-
tipografi. Sedangkan unsur batin puisi ada- tuhan strata sosial dan bahasa.
lah (1) tema (2) perasaan (3) nada (4) ama- Agar seorang penyair mampu men-
nat. golah diksi ia dituntut memiliki perben-
daharaan kata yang cukup kaya serta
upaya yang tekun dan tak kenal menyerah
Hakikat Diksi
Diksi diartikan sebagai pilihan kata untuk mencari kemungkinan-kemungkinan
yang tepat dan selaras dalam peng- bentukan komposisi kata yang unik, segar,
gunaannya untuk mengungkapkan gagasan dan menyarankan kebaruan pada kadar
sehingga diperoleh efek tertentu seperti tertentu. Di dalam puisi setiap kata, frase,
yang diharapkan (Pradopo, 2014:55). Pili- atau bahkan larik diupayakan untuk hadir
han kata atau diksi haruslah mencakup per- dengan alasan yang lebih kuat daripada se-
bagai aksesori belaka. Sedapat mungkin kepribadian yang harmonis selaras antara
kata-kata yang dipilih itu merangkum seba- budi, karsa, dan rasa (Harjono, 2012:22).
nyak mungkin tenaga potensial puitik se- Pengenalan karya sastra dan man-
hingga pada saatnya mampu memicu sya- faatnya kepada siswa, salah satunya dilaku-
raf-syaraf puitik pembaca. kan dengan pembelajaran puisi. Pembelaja-
Pembicaraan tentang diksi tidak ter- ran sastra (puisi) bertujuan agar siswa me-
lepas dari diksi denotatif dan konotatif. miliki kecerdasan intelektual, emosional,
Diksi denotatif adalah kata yang me- dan spiritual (Nuryatin, Agus dan Irawati,
nunjuk pada suatu hal atau benda, arti yang 2016:2). Kecerdasan ini akan terhidang dari
sebenarnya. Denotasi sebuah kata adalah dunia sastra yang begitu kaya, baik dari sisi
definisi kamusnya, yaitu pengertian genre maupun nilai yang dikandungnya.
yang menunjuk benda atau hal yang diberi Nilai-nilai sastra lebih beroreantasi pada
nama dengan kata itu disebutkan atau hakiki kehidupan manusia, maka dengan
diceritakan. Dengan demikian dapatlah membaca karya sastra akan diperoleh pen-
diartikan bahwa diksi dalam stilistika lin- getahuan tentang kehidupan manusia secara
guistik berkorespondensi pada luas dan lebih mendalam, baik dalam hidup
arti, sedangkan diksi dalam stilistika sastra pribadi, sosial, dan internasional. Karya
mengacu pada makna, arti dibalik arti. Dari Sastra membangun pemahaman antar
uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa budaya yang bebeda yang membutuhkan
diksi atau pilihan kata merupakan bentuk kemauan dan kemampuan sikap untuk
kata yang dipilih oleh penyair untuk men- menghormati dan menerima perbedaan.
dapatkan ketepatan dan kesuasaian makna Pembelajaran puisi di SMA terdapat pada
dari pesan yang ingin disampaikan kepada KD 3.17 dan KD 4.17 mengenai materi
pembaca. pembelajaran puisi di SMA yang meliputi
Puisi Sebagai Sarana Pembelajaran di pengetahuan menganalisis unsur pemban-
SMA gun puisi dan menulis puisi berdasar unsur-
Puisi sebagai salah satu jenis genre unsur pembangunnya yang terdiri atas,
sastra relatif lebih populer dibandingkan diksi, imaji, gaya bahasa, rima, tipografi,
dengan novel dan drama. Hal ini dis- tema, nada, rasa, dan amanat. Puisi sebagai
ebabkan oleh sifat bahasa puisi yang padat sebagai salah satu Kompetensi Dasar (KD)
namun kaya makna sehingga mampu dalam pembelajaran sastra di SMA sudah
mengekspresikan perasaan dan gagasan pe- seharusnya bertumpu pada pembinaan
nyair sebagai pengirim pesan. Sifat inilah apresiasi, sehingga peserta didik akan
yang membawa puisi sering ditampilkan di mampu menerima, memahami, menghayati,
berbagai acara, baik di dunia pendidikan merespon, dan mereaksi karya sastra, ak-
maupun di tengah-tengah masyarakat se- hirnya mereka akan mampu menginter-
hingga puisi terasa sangat familier. Banyak pretasikan sastra atas dasar pengalamannya.
orang sangat pandai membacakan puisi Sangatlah tepat pembelajaran puisi berperan
namun hanya sedikit yang mampu merebut dalam membetuk ranah afektif siswa. Pa-
maknanya. Sebagai sebuah karya sastra pui- da muaranya siswa diharapkan melek
si sarat akan nilai-nilai kehidupan, oleh se- sastra atau terbiasa membaca dan menulis
bab itu karya sastra dapat dimanfaatkan se- sastra (Endraswara, 2013:234) Pembelaja-
bagai sarana pendidikan. Sebagai sarana ran sastra bersifat humanistis, pembelajaran
pendidikan peran sastra perlu di- yang memanusiakan manusia. Hal ini se-
optimalkan untuk membetuk karakter bang- suai dengan fungsi ganda dari karya sastra
sa. Sastra haruslah diperlakukan sebagai yaitu bermanfaat dan menghibur. Menghi-
salah satu media pendidikan kejiwaan. bur diartikan sebagai kepuasan batin ketika
Pembelajaran sastra berperan membentuk pembaca mengikuti alur cerita, selanjut-
apresiasi sastra dalam hal ini menulis puisi. memperoleh pemahaman terhadap jenis
Pembelajaran menulis puisi tentunya sangat diksi yang terdapat dalam kumpulan puisi
erat hubungannya dengan pemahaman dan Simfoni Dua karya Subagio Sa-
penguasaan tentang makna diksi konotatif. strowardoyo. (2) menandai diksi beserta
Sebagai salah satu cara untuk jenisnya yang terdapat dalam kumpulan
membantu mempermudah siswa dalam puisi Simfoni Dua karya Subagio Sa-
memahami dan memaknai sebuah puisi strowardoyo. (3) menginventarisasi diksi
diperlukan kajian stilistika. Langkah awal konotatif dalam kumpulan puisi Simfoni
memahami makna sebuah puisi dari Dua karya Subagio Sastrowar-
diksinya, karena puisi adalah karya bahasa. doyo. (4) memaknai diksi konotatif ber-
METODE PENELITIAN dasarkan bentuk katanya dalam kumpulan
Penelitian ini adalah penelitian kua- puisi Simfoni Dua karya Subagio Sastro-
lititaf deskriptif dengan analisis konten. wardoyo. Buku kumpulan puisi Simfoni
Penelitian kualitatif merupakan prosedur Dua terdiri atas dua bagian. Bagian pertama
penelitian yang menghasilkan data deskrip- berupa kumpulan puisi Simfoni Satu dan
tif berupa kata-kata tertulis atau lisan ten- bagian kedua Simfoni Dua. Tentunya tidak
tang sifat suatu individu, keadaan, atau fe- semua puisi-puisi Subagio dijadikan seba-
nomena dari kelompok tertentu yang di- gai bahan analisis, penulis hanya mengam-
amati (Moleong, 2017: 18). Analisis isi be- bil sembilan puisi yang dibukukan daam
rupa pembahasan mendalam terhadap sua- kumpulan puisi Simfoni Dua yang merepre-
tu informasi tertulis atau tercetak. Anali- sentasikan warna dari puisi-puisi Subagio
sis isi dilakukan dengan cara menca- Sastrowardoyo dalam buku ini.
tat lambang atau pesan secara sistematis, Teknik analisis data penelitian ini
dan interpretatif. berpijak dari pendapat Bogdan dan Biklen
Adapun pendekatan dalam pe- (dalam Moleong, 2017:252). Analisis data
nelitian ini adalah pendekatan stilistika. kualitatif adalah upaya yang dilakukan den-
Dengan pendekatan ini unsur-unsur yang gan jalan bekerja dengan data, memi-
akan dideskripsikan berupa pilihan kata lah-milahnya, menjadi satuan yang dapat
(diksi) konotatif dalam puisi-puisi Simfoni dikelola, mengintervarisasikannya, mencari
Subagio Sastrowardoyo. dan menentukan apa yang penting dan
Teknik pengumpulan data dalam pe- apa yang dicari, dan memutuskan apa
nelitian ini meliputi teknik pustaka, simak, yang diceritakan pada orang lain. Berdasar-
dan catat. Teknik pustaka adalah teknik kan pendapat ahli di atas berikut adalah
yang menggunakan sumber-sumber tertulis langkah-langkah yang dilakukan untuk
untuk memperoleh data (Sutopo, 2005:95). menganalisis data penelitian. (1) men-
Teknik simak berarti penulis sebagai in- gelompokkan data yang berkaitan dengan
strumen kunci melakukan penyimakaan penggunaan diksi konotatif dalam kumpu-
secara cermat, terarah, dan teliti terhadap lan puisi Simfoni Dua karya Subagio Sa-
sumber pustaka. Setelah dilakukan penyi- strowardoyo (2) menganalisis diksi konota-
makan penulis mencatat puisi-puisi yang tif yang terdapat dalam kumpulan puisi
akan dijadikan data penelitian sesuai Simfoni Dua karya Subagio Sastrowardoyo.
dengan tujuan penelitian. Teknik pengum- (3) menginterpretasikan makna diksi kono-
pulan data yang dilakukan dalam penelitian tatif dalam kumpulan puisi Simfoni Dua
ini adalah, (1) membaca dan memahami karya Subagio Sastrowardoyo. (4)
puisi-puisi Subagio Sastrowardoyo yang membuat laporan penelitian penggunaan
dicetak dan diterbitkan dalam buku diksi konotatif dalam kumpulan puisi
kumpulan puisi Simfoni Dua karya Subagio Simfoni Dua karya Subagio Sastrowardoyo
Sastrowardoyo. Hal ini dilakukan untuk
dan relevansinya sebagai sarana pembelaja- kefanaan. Subagio mengemas sajak maut
ran puisi di SMA. ini sangat diksionatif dengan kaidah estetis
HASIL DAN PEMBAHASAN yang tinggi meski tidak menggunakan
Dari penelitian yang telah dilakukan pilihan kata kias yang berlebihan. Maut ba-
ditemukan diksi konotatif yang men- gi sang penyair adalah akhir dari semua
gekspresikan jiwa religiustitas, mengek- penderitaan dalam kefanaan dan abadi.
spresikan perasaan cinta, dan rasa peduli Pada baris ke-3 dan ke-4 bait ketiga maut
sosial. Berikut ini adalah sajian analisisnya. dilukiskan penyair dengan frase /...nyawa
Diksi Konotatif yang Mengekspresikan sudah tertangkap kekal dalam pelukannya/.
Jiwa Religiusitas Baris terakhir pada bait terakhir sajak ini
Keseluruhan sajak Subagio Sa- maut dimaknai sebagai kekasih, /maut ke-
strowardoyo yang bertemakan tentang ke- kasih yang menanti/ kekasih bermakna
matian bersifat keagamaan dan berna- sebagai orang terdekat yang dicintai tetapi
faskan nilai ruhaniah. Dalam kumpulan juga bermakna kias sesuatu yang de-
puisi Simfoni Dua terlihat dalam variasi kat, sesuatu yang pasti, yang setia dan tak
pada tema maut yang diantaranya terdiri akan pernah ingkar janji meski dalam pe-
atas sajak maut, mabuk, dan terlena. nantian. Maut dalam pandangan penyair
Pada sajak “maut” (h.90) diksi kononatif bukan lawan dari kehidupan, namun maut
terlihat pada baris pertama bait pertama, adalah sahabat yang selalu setia dalam
/dari daun terserak di tanah kutahu penan- kehidupan. Pendayagunaan diksi Subagio
tianku tak sia-sia/. Diksi daun, bermakna pada frase ini mengandung pesan dalam
konotatif kehidupan, daun terserak rangkain kata kias yang teduh bahwa maut
di tanah, bermakna daun yang telah gugur pasti terjadi dan tidak perlu untuk ditakuti
dari rantingnya dan jatuh di tanah yang karena maut adalah kekasih dari setiap jiwa
menggambarkan kematian. Bait pertama yang hidup.
sajak ini mengandung pesan bahwa ketika Sajak “mabuk”, diksi /mabuk/ dari ju-
kematian telah tiba maka manusia hanya dul sajak ini bermakna keinginan yang
bisa pasrah (berserah diri). Seperti ter- mendalam, perasaan yang larut, dan ke-
gambar dalam baris berikutnya, /kudengar rinduan yang mendalam. Hal ini dilu-
langkahnya menghilang tergesa ber- kiskan penyair pada baris ke-1 bait pertama
sama angin yang menyentuh ranting kem- pada sajak “mabuk” (Simfoni Dua, hlm 91)
boja/. Ketika daun telah terserak di tanah /kerinduan menusuk ke jantung duka/.
maka hanya angin yang menerbangkannya. Kata jantung duka bermakna kesedian
Setelah kematian nasib manusia selanjutnya mendalam, dan kedukaan itu mengaki-
ada ditangan yang maha kuasa. Dalam bait batkan tangis yang tak bisa dibendung,
ini penyair sengaja meminjam latar ma- /...mataku basah berlinang/. Subagio da-
kam atau kuburan karena berkait erat lam sajak ini luruh, tenggelam dalam
dengan kematian. Daun terserak di tanah bayangan akan kematian. /aku mabuk ke-
bisa saja dipahami sebagai latar musim ke- payang dalam maut/. Kebahagiaan akan
marau, namun dalam sajak ini diksi cintanya pada maut mampu melumatkan
/kemboja/ menyimbulkan tanah makam ka- segala rasa. Kenikmatan sejati hanya ada
rena makam pada umumnya identik den- dalam keabadian yang dilukiskan dalam
gan pohon kemboja. diksi /kekosongan/. Kehadiran hidup bagi
Kata /cakrawala/ pada bait kedua penyair hanyalah kesemuan rasa, ke-
bermakna kias garis yang merupakan ja- nikmatan sementara yang setiap waktu da-
rak antara kefanaan dan keabadian dan kata pat berubah. Di sinilah ekspresi jiwa religi-
/...ujung jalan/ bermakna sisa umur yang usitas penyair dinarasikan.
tinggal sedikit, akhir kehidupan atau akhir
Sajak Subagio Sastrowardoyo dalam /yang bisa melipur aku dalam pe-
variasi tema maut yang mengekspresikan lukannya/
jiwa religiusitas juga tercermin dalam sa- /sehingga aku terlena/
jak ‘terlena” (Simfoni Dua, hlm 94). Kata Diksi alam maut bermakna alam ba-
/terlena/ dalam judul sajak ini berarti deno- tiniah, bukan jasmaniah, batiniah meru-
tatif terlalai, terlengah, tertidur, dan sangat juk pada ruh dan bukan jasad. Ketika manu-
asyik. Dalam konteks konotasi dalam sa- sia mampu membebaskan diri dari nafsu-
jak ini dapat dimaknai rasa yang damai atau nafsu lahiriah, maka manusia akan menda-
kepuasan rasa. Kedamaian yang sesung- patan kenikmatan hakiki dan bukan kenik-
guhnya bagi penyair hanya ada dalam ke- matan duniawi yang nisbi. Kenikma-
matian, /petualangan menimbulkan tan hakiki itu dikonotasikan penyair den-
muak pada selera/. Diksi /petualangan/ gan diksi perempuan sempurna. Pe-
bermakna perjalanan hidup. Hidup bagi pe- rempuan sempurna hanya dengan rambut
nyair hanyalah sebuah petualangan, ma- bergelombang saja, artinya apa adanya, asli,
nusia selalu mencari kesenangan dan ke- murni, alamiah tidak dibuat-buat dengan
puasan hidup, banyak hal yang selalu terja- aneka mode, cat warna, atau asesoris yang
di disetiap episodenya. Manusia penuh kepalsuan. Kata telanjang
ingin selalu mencari hal-hal yang luar biasa bermakna terbuka, apa adanya, sesuatu
demi untuk mencapai kenikmatan rasa. yang bermuara pada batiniah harus ber-
Namun demikian, manusia tidak pernah sifat jujur tanpa bungkus pakaian kemuna-
tahu akhir dari episode itu dan bagaimana fikan, tanpa harus malu untuk melihat di-
mengakhirinya. Yang terjadi kemudian pe- rinya sendiri.
rasaan muak pada selera hidup. Kata Kata ‘aku’ dalam sajak ini ber-
/perempuan/ dalam sajak ini bermakna makna akunya setiap orang, keinginan se-
lambang kenikmatan dan /jendela/ adalah tiap manusia yang ingin mendapatkan ke-
pikiran dan angan-angan manusia itu sen- damaian hidup dan totalitas ke-
diri. Kata /lezat madu/ bermakna kenik- nikmatan. Untuk mencapai hal itu maka
matan yang luar biasa, tetapi semua itu tak setiap manusia harus mematikan hawa naf-
berarti, tak pernah membawa kenikmatan su, menerima dengan penuh syukur keten-
yang diangankan. Perasan penyair terpan- tuan Tuhan dan tidak berpetualang atas ke-
tulkan dengan jelas pada frase /sudah ber- nikmatan yang diberikan. Kenikmatan
puluh perempuan kuncampakkan dekat hidup bukan untuk dicari akan tetapi untuk
jendela yang habis kuhisap lezat madunya/. diciptakan dan daya cipta itu tak lain ada-
Kenikmatan dan kepuasan hidup lah penerimaan dengan ikhlas dan peng-
hanya dapat ditemukan dalam hati yang hayatan akan hakikat kenikmatan itu sen-
bersih, hati yang suci bersifat ruhani dan diri.
bukan kenikmatan jasmani. Kenikmatan Diksi Konotatif yang Mengekspresikan
ruhaniah hanya dapat dicapai apabila ma- Perasaan Cinta
nusia selalu dekat dengan Sang Pencip- Diksi konotatif yang
ta, karena Tuhan bersifat ruhaniah dan bu- mengekspresikan perasaan cinta dalam
kan jasmaniah. Penyair mengiba- kumpulan puisi Simfoni Dua terdapat pada
ratkan alam ruhaniah ini sebagai alam maut. sajak yang berjudul Sajak Untuk Aida
/hanya di alam maut/ dalam sajak dua, sajak empat, dan sajak
/barangkali ada perempuan sem- tujuh. Dalam Sajak Untuk Aida (2) (Simfoni
purna/ Dua hlm 75) diksi konotatif terdapat pada
/dengan rambut bergelombang saja/ kata /dimensi/, /ruang/, /berdinding/, /sudut
/menutupi telanjangnya/ kenangan/, /nyawa berdua/, /sela waktu
yang menghimpit/, dan /ambang bahagia/.
Kata dimensi dalam kalimat /Kau telah Berikutnya adalah Sajak Untuk Aida
membuka dimensi/ bermakna pikiran yang (4) (Sastrowardoyo, 1999 hlm 76), terdapat
diliputi oleh ego, kebohongan, ataupun dalam frase /Aida adalah kaca/, /yang lekas
keraguan. Kehadiran Kau sebagai Aida pecah disentuh kata/. Kaca adalah cermin
telah membuka pikiran dan perasaan yang yang berfungsi untuk melihat. Aida
tersekat oleh rasa tersebut. Kata ruang dikonotasikan sebagai kaca yang dijadikan
melukiskan keterbatasan pandangan, sebai cermin oleh penyair. Segala perasaan
kepintaran, kebijaksanaan dan bahkan yang ada pada diri Aida juga ada dalam diri
angan-angan dalam pikiran sang penyair. penyair. Kaca yang dikonotasikan perasaan
Ruang itu akhirnya tak berdinding yang itu akan mudah luka ataupun luruh oleh
bermakna kias pikiran yang terbuka. perkataan. Perkataan yang menyinggung
Keterbukaan pikiran dan perasaan itu perasaan akan membuat rasa sakit, namun
membawa sudut kenangan yang bermakna perkataan yang menyejukkan hati akan
kenangan mendalam, kenangan yang tak membuat teduh dan damai. Untuk menjaga
dapat dilupakan bagi nyawa berdua yang agar tidak menyakiti perasaan orang yang
bermakna hidup berdua. Sajak ini dicintainya maka penyair tidak banyak
menggambarkan ketulusan cinta penyair berkata-kata di masa senjanya. Di masa tua
kepada Aida belahan jiwanya, teman hubungan cinta diandaikan dalam kata
hidupnya di masa senja. Subagio mengemas selubung yang bermakna saling menjaga
keadaan dimasa senja dengan frase /dari perasaan, tidak berbicara keras dan
sela waktu yang menghimpit/ yang menyakitkan.
bermakna umur yang tinggal sedikit. Diksi /redamkan suara/ bermakna
Kesejatian cintanya pada Aida dari dunia mengendalikan diri, merendahkan hati, dan
(kefanaan) hingga akhirat (keabadian). menjaga setiap perkataan. Adapun kata
Sajak ini diakhiri dengan pendayagunaan /Gerbang pura/ bermakna saat-saat
makna kiasan yang memukau, menggugah menjelang hidup berakhir atau sisi umur
jiwa, merangsang saraf-saraf pembaca yang tinggal sedikit. Di saat yang demikian
sehingga terasa unik, baru dan segar. /Aida, maka janganlah ada perkataan yang
kita di ambang bahagia/. menyinggung perasaan dan menyakitkan.
Ambang bahagia bermakna Diksi konotatif yang
menjelang waktu kematian tiba. Bagi mengekspresikan perasaan cinta juga
penyair kematian adalah kebahagiaan abadi. ditemukan dalam Sajak Untuk Aida (6)
Dalam sajak-sajaknya yang bertemakan (h.77) dealam kata /malam beku/, /mawar/,
kematian Subagio menggunakan kata-kata /layu/, dan /memabukkan/. Malam beku
konotasi di ujung senja, ujung jalan, ujung bermakna malam yang sunyi, sepi, jauh dari
umur, ujung petualangan, gapura hiruk pikuk dan keramaian. Mawar
kekosongan untuk mengibaratkan masa tua, bermakana kiasan lambang cinta. Ungkapan
masa menjelang ajal tiba. Di sinilah nuansa perasaan cinta penyair diungkapkan dengan
diksi konotatif penyair begitu bervariasi kata mawar. Mawar juga dimaknai sebaigai
tepat dan sesuai dengan pesan yang akan istri. Layu bermakna pudar, atau surut, atau
dikirimkan kepada pembaca. Pengulangan tidak muda lagi. Diksi ini menggambarkan
makna yang sama dari bentuk diksi wanita yang dicintainya mulai menua.
konotatif yang berbeda dalam sajak ini Dalam sajak ini penyair juga menggunakan
terasa teduh, agung, dan estetis. Arti dari kata /bunga/ yang dimaksudkan sebagai
waktu ajal tiba dilukiskan dengan frase simbol wanita. Bunga beraoma harum, yang
/sela waktu yang menghimpit/ dan /di mearik dan merangsang indra penciuman
ambang bahagia/ dalam larik yang berbeda yang dilukiskan dengan kata /memabukkan/
namun bait yang sama. yang bermakna menggairahkan.
kejiwaan setiap insan. Judul puisi di atas Secara keseluruhan sajak Subagio di
mengandung makna bahwa penyair atau atas menunjukkan perasaan kepedulian
setiap manusia tidak bisa lagi sosial terhadap sesama dengan tanpa
menggungkapkan perasaannya. Puisi membedakan ras, suku, bangsa, dan agama.
merupakan karya bahasa dan bahasa adalah Keuniversalan pandangan penyair sangat
jalinan kata-kata. Si aku penyair atau jelas diekspresikan dalam sajaknya. Bait
siapapun telah kehabisan kata-kata untuk puisi itu ditutup dengan dua baris pada bait
mengungkapkan perasaannya. terakhir yang sesungguhnya telah
Dari judul puisi di atas sudah tampak diungkapkan sebelumnya, bahkan pada
dengan jelas bahwa puisi tersebut judul puisi tersebut.
menggunakan hasrat yang besar akan Aku tidak bisa menulis puisi lagi
penemuan diri, penetapan identitas, sejak keindahan punah dari bumi.
eksistensi diri sebagai subjek Aku. Namun Kata Aku sebagai subyek, bagian dari
segara pula tampak bahwa Aku bukanlah masyarakat dunia tidak akan pernah
sebagai individu tetapi aku sebagai bagian mencapai kedamaian hidup manakala di
dari masyarakat dunia. Hal ini dapat dilihat belahan dunia masih terjadi berbagai
pada pada bait ke-1 sampai dengan bait ke- permasalahan kemanusiaan. Kata
4 dalam puisi tersebut. Kata Aku diikuti keindahan berkonotasi dengan makna kata
kemudian frase sejak di Nazi Jerman..., kedamaian, ketentraman, kesejukan,
sejak di Afrika Selatan..., sejak di Birma..., ketenangan, kenyamanan, ketertiban,
sejak di Jalur Gaza..., terjadi peristiwa kemerdekaan, dan kedaulatan. Ketika
kemanusiaan. Sikap kepedulian sosial manusia telah terampas asasinya sebagai
penyair juga diungkapkan dalam bait makhluk individu dan makhluk sosial yang
berikutnya, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
Keindahan punah dari bumi maka keindahan hidup itu tak akan pernah
ketika becak-becak dicemplungkan terwujud. Sebagaimana pesan Subagio
ke laut karena bang becak melanggar Sastrowardoyo pada puisinya Aku Tidak
peraturan DKI Bisa Menulis Puisi Lagi.
Bait pada puisi ini melukiskan Diksi konotatif dalam sajak Lamunan
terjadinya permasalahan sosial bangsa kita Aborijin (Simfoni Dua, hlm 56). Corak dari
akibat penguasa pemerintah tidak amanah sajak ini sarat dengan kata-kata kias yang
dengan tanggung jawabnya. Diksi /DKI/ membungkus totalitas makna yang akan
menunjuk ibu kota yang dikonotasikan disampaikan penyair. Diksi tersebuat
sebagai pusat pemerintahan, pusat pembuat ditemukan pada kata atau frase /zaman
peraturan, dan pusat kekuasaan. Ibu kota mimpi tak bertepi, /pinggir kota/, /malam
juga dikonotasikan sebagai pelindung. yang panjang/, /langit kelam/, /aku/,
Tanggung jawab negara sebagai ibu adalah /hantu/, /api upacara/, /buluh perindu/,
melindungi warga negaranya untuk /ular keramat/, /bukit karang/, /kulit kayu/,
mendapatkan pekerjaan dan kehidupan /tanah moyang/.
yang layak dalam negerinya sendiri yang Zaman mimpi dalam sajak ini
merdeka dan berdaulat. Penyair sengaja mengandung makna zaman yang sudah
mengoposisikan kata DKI dengan bang berlalu, masa yang telah terlewati yang
becak, sebagai simbol penguasa dengan melibatkan pikiran dan perasaan. Zaman
rakyat. Dengan alasan ketertiban, mimpi tak bertepi, dikonotasikan dengan
pembangunan, dan modernisasi pemerintah angan-angan dari pikiran manusia yang
telah mengorbankan rakyatnya sendiri tidak menjadi kenyataan. Masa lalu suku
dengan cara membuat peraturan yang tidak Aborigin berkelana di hutan dan padang
berpihak kepada kepentingan rakyat kecil. terik. Pinggir kota bermakna pedesaan atau