31 118 1 PB
31 118 1 PB
31 118 1 PB
E-ISSN : 2549-6581
Journal of Issues in
Artikel Hasil Penelitian Midwifery
Diterima :3 Juli 2017
Direview :10 Juli 2017
Dimuat : Agustus – November 2017
Email* : lulikw.ub@gmail.com
HP : 081252012351
ABSTRACT
Achievement of FP (Family Planning) LTM is lower than non LTM. The low rate use of this
LTM cause some problems such as high rates of failure postponement or thinning on having
children. Selection of contraceptive methods in course can be influenced by several factors.
The purpose of this study was to determine the characteristics of the mother's relationship
with the selection of contraceptive methods in Puskesmas Lawang Malang. This type of
research is descriptive analytic with cross sectional method. The study population was all
new family planning users who are listed in the Puskesmas Lawang FP registration in the
period from April to June 2016. The samples were taken by using cluster sampling
techniques amounted to 222 mothers. The independent variables in this study were age,
parity, education and LP experience while the dependent variable was the choice of
contraceptive methods. The result showed the characteristics of mothers who used
contraception were mostly between aged 20-35 years (62.2%), they have 2-3 children
(69.8%), attended primary and junior education (54.5%), and their family planning
experience as the new acceptors (56.7%). Based on the test analysis which using Chi
Square, there were a relationship between age and family planning experience with the
selection of contraceptive methodsbut don’t to parity and education. It is expected that health
care institutions can develop communication strategies to contraceptive services.
ABSTRAK
Pencapaian peserta KB MKJP lebih rendah dibandingkan non MKJP.Rendahnya angka
penggunaan MKJP ini dinilai menimbulkan beberapa permasalahan seperti tingginya angka
kegagalan penundaan atau penjarangan memiliki anak.Pemilihan metode kontrasepsi in
tentunya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.Tujuan penelitian ini adalah menentukan
hubungan karakteristik ibu dengan pemilihan metode kontrasepsi di Puskesmas Lawang
Kabupaten Malang. Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif analitik dengan
metode cross sectional. Populasi penelitian adalah semua pengguna KB baru yang terdaftar
dalam buku Register KB Puskesmas Lawang pada periode April—Juni 2016.Sampel diambil
dengan menggunakan teknik Cluster Sampling berjumlah 222 Ibu. Variabel independen
pada penelitian ini adalah usia, paritas, pendidikan dan pengalaman KB sedangkan variabel
Journal of Issues in Midwifery, Agustus – November 2017, Vol. 1 No. 2, 9-18
dependen adalah pemilihan metode kontrasepsi. Hasil penelitian didapatkan karakteristik ibu
yang menggunakan kontrasepsi yaitu paling banyak berusia 20-35 tahun (62,2%), memiliki
2-3 anak (69,8%), pendidikan SD-SMP (54,5%) dan pengalaman KB sebagai akseptor baru
(56,7%). Berdasarkan uji analisis dengan menggunakan Chi Square, terdapat hubungan
antara usia dan pengalaman KB dengan pemilihan metode kontrasepsitetapi tidak ada
hubungan paritas dan pendidikan.Diharapkan institusi pelayanan kesehatan dapat
mengembangkan strategi komunikasi pelayanan kontrasepsi.
10
Journal of Issues in Midwifery, Agustus – November 2017, Vol. 1 No. 2, 9-18
11
Journal of Issues in Midwifery, Agustus – November 2017, Vol. 1 No. 2, 9-18
12
Journal of Issues in Midwifery, Agustus – November 2017, Vol. 1 No. 2, 9-18
13
Journal of Issues in Midwifery, Agustus – November 2017, Vol. 1 No. 2, 9-18
Panjang dan ibu yang usia diatas 35 Pada penelitian ini, diperoleh
tahun lebih banyak menggunakan bahwa paritas sedang (2-3 anak)
metode kontrasepsi jangka panjang. paling banyak memilih Metode
Selain itu hasil analisis data Kontrasepsi Jangka Panjang dan non
didapatkan p value 0,000 yang berarti metode kontrasepsi jangka panjang.
ada hubungan yang bermakna antara Hasil analisis data didapatkan p value
usia dengan pemilihan metode 0,006 yang berarti bahwa ada
kontrasepsi. hubungan yang bermakna antara
Usia sangat berpengaruh dalam jumlah anak dengan pemilihan metode
mengatur jumlah anak yang dilahirkan. kontrasepsi.
Periode usia 20-35 tahun adalah Jumlah anak berkaitan erat
periode menjarangkan kehamilan dengan program KB. Jumlah anak ini
untuk itu diperlukan metode selalu di asumsikan dengan
kontrasepsi yang efektivitasnya cukup penggunaan alat kontrasepsi, karena
tinggi, jangka waktunya lama (2-4 salah satu misi dari program KB
tahun) dan reversibel. Prioritas adalah terciptanya keluarga dengan
kontrasepsi yang sesuai yaitu AKDR, jumlah anak yang ideal yaitu dua anak
Suntikan, Mini pil, Pil, cara sederhana, dalam satu keluarga dengan konsep
Norplant (AKBK) dan slogan “dua anak lebih baik”.5/9
26
Kontap. Berbeda dengan jenis Jumlah anak merupakan salah
kontrasepsi yang digunakan oleh ibu satu faktor yang paling mendasar
yang berusia lebih dari 35 tahun. Pada mempengaruhi perilaku pasangan usia
usia ini merupakan fase menghentikan subur (keluarga) dalam menggunakan
kehamilan sehingga dibutuhkan metode kontrasepsi. Salah satu hal
kontrasepsi dengan kriteria yang lebih yang mendorong seseorang untuk
tinggi yaitu efektivitas sangat tinggi memutuskan akan mengikuti program
dan tidak menambah KB adalah apabila merasa bahwa
kelainan/penyakit yang sudah ada.26/6 banyaknya anak yang masih hidup
Berdasarkan pendapat diatas sudah mencukupi jumlah anak yang
dapat disimpulkan bahwa usia diinginkan. Jadi, banyaknya anak yang
mempunyai hubungan yang positif masih hidup mempengaruhi
dengan pemilihan jenis alat keikutsertaan seseorang dalam
kontrasepsi dimana seiring tingginya mengikuti KB. Semakin besar jumlah
tingkat kematangan sistem reproduksi anak hidup yang dimiliki seseorang,
atau usia ibu akan diikuti kenaikkan semakin besar kemungkinan untuk
dalam pemilihan jenis metode membatasi kelahiran .10/10
kontrasepsi jangka panjang. Jumlah banyak anak disini
Penelitian ini juga sejalan apabila jumlah anaknya lebih dari 4
dengan Arifuddin (2013) dan Hartanto (paritas tinggi) dan jumlah anak kurang
(2004), yang menyatakan ada dari 2 (paritas rendah) dan jumlah
hubungan usia dengan pemilihan anak sedang antara 2-3 (paritas
metode kontrasepsi. Namun hasil ini sedang).Ibu yang telah memiliki dua
berbeda dengan Fitri pada tahun 2012 anak dianjurkan untuk menggunakan
menyatakan bahwa tidak ada kontrasepsi sehingga kemungkinan
hubungan usia dengan pemilihan untuk mengalami kehamilan lagi cukup
metode kontrasepsi. 7/8 rendah. Pasangan Usia Subur yang
berusia diantara 20-35 tahun
Hubungan Paritas dengan dianjurkan untuk menggunakan
Pemilihan Metode Kontrasepsi. kontrasepsi jangka panjang, salah
satunya IUD dan Implant .17Didukung
14
Journal of Issues in Midwifery, Agustus – November 2017, Vol. 1 No. 2, 9-18
15
Journal of Issues in Midwifery, Agustus – November 2017, Vol. 1 No. 2, 9-18
16
Journal of Issues in Midwifery, Agustus – November 2017, Vol. 1 No. 2, 9-18
jatim-gelar-rakerda-tahun-2015)
diakses 23 Juni 2016.
KONFLIK KEPENTINGAN [9] Brower, Francine diterjemahkan
Tidak ada konflik kepentingan dalam Novita Heny Purwanti. 100 Ide
penelitian ini. MembimbingAnak Autis, Jakarta:
Penerbit Erlangga, 1993.
[10] Depkes RI.2001. Pedoman
DAFTAR PUSTAKA pelayanan pusat sterilisasi
[1] Arifuddin M. Faktor yang dirumah sakit. Jakarta :
berhubungan dengan pemilihan Departemen Kesehatan RI
kontrasepsi hormonal pasutri di [11] Depdiknas, (2005). Kamus
wilayah kerja Puskesmas Lampa Bahasa Indonesia. Balai Pustaka
Kecamatan Duampanua Indonesia.
Kabupaten Pinrang 2013. Jurnal [12] Dewa ayu, 2014. Faktor
Hasanuddin University. 2013:5-7. Pendukung Dan Penghambat
[2] Bernadus, J.D., Madianung, A., & Istri Pasangan Usia Subur Dalam
Masi, G. 2013. Faktor-Faktor yang Penggunaan Alat Kontrasepsi
berhubungan dengan Pemilihan Implant Di Puskesmas I
Alat Kontrasepsi dalam Rahim Denpasar Utara. Laporan Akhir
(AKDR) bagi Akseptor KB di Penelitian Karya Tulis Ilmiah.
Puskesmas Jailolo. Jurnal e-NERS Fakultas Kedokteran Universitas
(eNS), Volume 1, Nomor 1, Maret Udayana Denpasar.
2013, hlm. 1- 10. [13] Endarmoko, E. 2006. Kamus
[3] Bina Diknakes, 1994, “ Aspek Bahasa Indonesia. Jakarta, EGC.
Kronologis pada Kodrat Alam [14] Fitri R. Hubungan faktor
dalam KonsepPendidikan Nasional predisposisi, faktor pemungkin
Ki Hajar Dewantara), Laporan dan faktor penguat dengan
Penelitian, Universitas Gadjah pemilihan kontrasepsi IUD di
Mada, Yogyakarta wilayah kerja Puskesmas
[4] BKBPM Malang. 2014. BKBPM Pagaran Tapah Darussalam
Kota Malang Gelar Pelayanan KB Kabupaten Rokan Hulu Provinsi
Gratis (online) RIAU tahun 2012 (skripsi).
[5] BKKBN, 2000. Petunjuk Teknis Jakarta: FKM-UI Depok. 2012.
Pendataan Keluarga di Desa dari [15] Glasier A dan Gebbie A. 2004.
Kelurahan. Medan. Keluarga Berencana Dan
[6] BKKBN. 2009. Faktor-Faktor yang Kesehatan Reproduksi. Jakarta:
Mempengaruhi Penggunaan EGC
MKJP. Puslitbang KB dan [16] Handayani, S. 2010. Buku Ajar
Kesehatan Reproduksi Badan Pelayanan Keluarga Berencana.
Koordinasi Keluarga Berencana Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Nasional. [17] Hartanto. 2003. Keluarga
[7] BKKBN. 2011. Pedoman Berencana dan Kontrasepsi.
Pelaksanaan Pelayanan KB Jakarta : Pustaka Sinar
Metode Kontrasepsi Jangka Harapan
Panjang. Jakarta [18] Hartanto. 2004.Keluarga
[8] BKKBN JATIM. 2015. BKKBN Berencana dan Kontrasepsi.
Jatim Perkuat Kerjasama Antar Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Lembaga Melalui Rakerda Tahun [19] IDHS. 2012The Use of
2015 (online) Contraceptive among Post
(http://jatim.bkkbn.go.idbkkbn-
17
Journal of Issues in Midwifery, Agustus – November 2017, Vol. 1 No. 2, 9-18
18