Carotid Cavernoid Fistula

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 18

ABDUL GOFAR SASTRODININGRAT

NEUROSURGERY 
LECTURE NOTES 
 
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
2012
USU Press
Art Design, Publishing & Printing
Gedung F
Jl. Universitas No. 9, Kampus USU
Medan, Indonesia

Telp. 061-8213737; Fax 061-8213737

Kunjungi kami di:


http://usupress.usu.ac.id

♥​ ​USU Press 2012

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang; dilarang memperbanyak, menyalin, merekam sebagian atau
seluruh bagian buku ini dalam bahasa atau bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit.

ISBN: 979 458 641 2

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Abdul Gofar Sastrodiningrat


Neurosurgery Lecture Notes / Abdul Gofar Sastrodiningrat – Medan: USU Press, 2012

Chief Editor :
Prof. Dr. Abdul Gofar Sastrodiningrat, SpBS(K)

Ilustrator :
Donny Luis
Ahmad Brata Rosa
A Tok

Cover Designer :
Gatot Aji Prihartomo

xiii, 928 p.: ilus. ; 29 cm.


Bibliografi, Indeks.

ISBN: 979-458-641-2

Percetakan: USU
PRESS - MEDAN
Isi buku diluar tanggung jawab percetakan

Sponsor Pencetakan:
PT. KALBE FARMA TBK
Neurotransmitter
Beny Atmadja Wiryomartani 3

Excitatory Amino Acid Excitotoxicity


Abdul Gofar Sastrodiningrat 19

Endoscopic Third Ventriculostomy


Sri Maliawan 31

Neuroendoscopy
Julius July 37

Epilepsy Surgery in Indonesia: Achieving Better Result with Limited Resources


Zainal Muttaqin 54

Indications and Presurgical Evaluation For Epilepsy Surgery


Zainal Muttaqin 62

Neuroimaging in Epilepsy : MRI evaluation in Refractory Complex Partial Epilepsy


Zainal ​Muttaqin 72

Overview Meningioma: Histology and Molecular Biology


Iskandar ​Japardi 80

Supraclavicular Approach on Brachial Plexus Injury


Adril ​Arsyad ​Hakim 103

Cerebral Revascularization. Extracranial – Intracranial by-pass Surgery


Rr.Suzy Indharty 109

CEREBRAL TRAUMA

Traumatic Brain Injury : Primary Brain Damage, Secondary Brain Damage, Management and Neuro
Critical Care
Abdul Gofar Sastrodiningrat 125

Chronic Subdural Hemorrhage


Sonny G. R Saragih, Abdurrahman Mouza, Marsal Risfandi 185
SPINE

SPINE TRAUMA
SPINE TRAUMA : Arguments toward better care and patients safety
Abdul Gofar Sastrodiningrat 205

Cervical Spine Trauma


Donny Luis, Abdul Gofar Sastrodiningrat 210

Thoracolumbar Trauma
Donny Luis, Abdul Gofar Sastrodiningrat 243

SPINE TUMOR
Spine Tumors
Donny Luis, Sabri Ibrahim 267

Extradural Benign Tumor


Donny Luis, Gatot Aji Prihartomo 271

Epidural Malignant Tumors


Donny Luis, Abdul Gofar Sastrodiningart 278

Intradural Extramedullary Benign Tumors


Donny Luis, Sabri Ibrahim 293

Intradural Extramedullary Malignant Tumors


Donny Luis, Gatot Aji Prihartomo 319

Intramedullary Tumors
Donny Luis, Abdul Gofar Sastrodiningrat 312

DEGENERATIVE DISEASE OF THE SPINE


Concept of Disc Degeneration and Regeneration
Donny Luis, Abdul Gofar Sastrodiningrat 327

Ossification Of The Posterior Longitudinal Ligament


Donny Luis, Abdul Gofar Sastrodiningrat 345

Cauda Equina Syndrome


Sonny G. R Saragih, Gatot Aji Prihartomo, Michael Norman Jusman 353

Degenerative Disorder of the Cervical Spine


Donny Luis, Sabri Ibrahim, Michael Norman Jusman, Abdul Gofar Sastrodiningrat 368

Degenerative Disorders of the Thoracic Spine


Donny Luis, Sabri Ibrahim, Michael Norman Jusman, Abdul Gofar Sastrodiningrat 396

Degenerative Disorder of The Lumbar Spine


Donny Luis, Abdul Gofar Sastrodiningrat 409
CEREBRAL TUMOR

En Plaque Meningioma

Sonny G.R.Saragih 439

Parasagital and Falx Meningioma


Sonny G.R.Saragih, Iskandar Japardi 447

Petroclival Meningioma
Sonny G. R. Saragih, Abdul Gofar Sastrodiningrat 459

Tentorial Meningioma
Sonny G. R Saragih, Iskandar Japardi 480

Low Grade Glioma


Andre Marolop Siahaan, Sony G.R.Saragih, Abdul Gofar Sastrodiningrat 488

High Grade Glioma


Andre Marolop Siahaan, Adril Arsyad Hakim 497

Fibrous Dysplasia
Ahmad Brata Rosa, Iskandar Japardi 505

Medulloblastoma
Sabri Ibrahim, Donny Luis, Muhammad Fadhli, Adril Arsyad Hakim 511

Oligodendroglioma
Ahmad Brata, Sonny G.R.Saragih, Abdul Gofar Sastrodiningrat 523

Ependymoma
Thomas Tommy, Abdul Gofar Sastrodiningrat 528

Pontine Glioma
Sonny G.R.Saragih, Abdul Gofar Sastrodiningrat 537

Metastatic Cerebral Tumor


Sabri Ibrahim, Iskandar Japardi 586

Histiocytosis X
Sonny G. R. Saragih, Abdul Gofar Sasrodiningrat, 598

CEREBRAL INFECTION

Cerebral Abscess
Sonny G. R. Saragih, Steven Tandean, Marshal Risfandi, Abdul Gofar Sastrodiningrat 597

Cerebral Tuberculoma
Sabri Ibrahim, Sonny G.R.Saragih, Abdul Gofar Sastrodiningrat 619

Toxoplasmosis
Michel Norman Jusman, Sonny G.R.Saragih, Rr.Suzy Indharty 638

Cerebral Aspergillosis
Donny Luis, Muhammad Fadhli, Alvin Abrar Harahap, Abdul Gofar Sastrodiningrat 649

Neurocysticercosis
Michael Norman Jusman, T. Yose Mahmuddin Akbar, Rr.Suzy Indharty 660

PEDIATRIC NEUROSURGERY

Hydrocephalus In Children
Sabri Ibrahim, Ahmad Brata Rosa, Ade Ricky Harahap 671

Hydrancephaly
Gatot Aji Prihartomo,Disfahan Sinulingga 683

Porencephaly
Thomas Tommy, Rr.Suzy Indharty 687

Dandy Walker Malformation


Andre MP.Siahaan,Thomas Tommy, Disfahan Sinulingga, Adril Arsyad Hakim 691

Chiari Malformation
Donny Luis, Disfahan Sinulingga, Adril Arsyad Hakim 704

Craniosynostosis
Ahmad Brata Rosa, Sonny G.R. Saragih, Adril Arsyad Hakim 721

Neural Tube Defect: Schizencephaly, Lissencephaly, Holoprosencephaly


Thomas Tommy, Donny Luis, Iskandar Japardi 735

Encephalocele, Myelomeningocele, Spina Bifida Oculta


Thomas Tommy, Rr.Suzy Indharty 740

Occult Spinal Dysraphism


Sonny G. R Saragih, Donny Luis, Abdul Gofar Sastrodiningrat 747

NEUROVASCULAR

Carotid-Cavernous Fistula
Muhammad Chairul, Rr. Suzy Indharty 767

Arterio Venous Malformation


Sabri Ibrahim, Sonny G.R. Saragih, Abdul Gofar Sastrodiningrat 773
Intracranial Aneurysm
Muhammad Chairul, Sabri Ibrahim, Rr.Suzy Indharty 807

Spontaneous Intracerebral Hemorrhage


Michael Norman Jusman, Muhammad Fadhli, Abdul Gofar Sastrodiningrat 820

PERIPHERAL NERVE

Carpal Tunnel Syndrome


Disfahan Sinulingga, Adril Arsyad Hakim 833

Peripheral Nerve Injury


Marsal Risfandi, Ade Ricky Harahap, Adril Arsyad Hakim 846

Peripheral Nerve Tumor


Sonny G.R.Saragih, Ahmad Brata Rosa, Andre Marolop Siahaan, Abdul Gofar Sastrodiningrat 855

MISCELLANEOUS

Intracranial Pressure
Donny Luis, Michael Norman Jusman 887

Normal Pressure Hydrocephalus


Gatot Aji Prihartomo 896

Pain Syndrome
Marshal Risfandi, Abdul Gofar Sastrodiningrat 908

Neurocutaneous Syndrome (Phakomatoses)


Sonny R. G. Saragih, Donny Luis, Michael Norman Jusman, Abdul Gofar Sastrodiningrat 922

INDEKS 958
Neurosurgery Lecture Notes

CAROTID-CAVERNOUS FISTULA
Muhammad Chairul, Rr.Suzy Indharty

PENDAHULUAN
Carotid-cavernous fistula ​adalah hubungan
abnormal antara arteri karotis dengan sinus
kavernosus, yang dapat terjadi secara spontan atau
didapat (trauma).​(1,2)

EPIDEMIOLOGI
Frekuensi ​carotid-cavernous fistula d ​ i
Amerika maupun secara internasional adalah jarang.
Carotid-cavernous fistula ​tipe langsung umumnya
berkaitan dengan trauma atau tindakan operasi.
Carotid cavernous fistulae traumatik lebih sering
terjadi pada usia muda. Dural carotid- cavernous
sinus fistulae biasanya terjadi pada wanita usia
pertengahan sampai usia tua tetapi dapat
menimbulkan gejala pada setiap kelompok umur,
termasuk pada bayi.
Carotid-cavernous fistula ​lebih sering terjadi
pada wanita usia pertengahan dan tua.
Carotid-cavernous fistula ​karena trauma umumnya
terjadi pada remaja.​(2,3)

ANATOMI
Sinus kavernosus merupakan struktur
berpasangan di dalam tulang sfenoid pada bagian
depan dari fossa kranii media. Sinus ini berjalan dari
fissura orbitalis superior ke bagian petrosus ke
tulang temporal secara terpisah. Sinus kavernosus
saling berhubungan (kiri dan kanan) melalui sinus
interkavernosus anterior dan posterior yang juga
dikenal sebagai sinus sirkular. Anatomi dari sinus
kavernosus sebenarnya unik, karena hanya ini lokasi
anatomi di tubuh dimana arteri melewati secara
sempurna melalui struktur vena. Sinus kavernosus
memiliki fungsi utama sebagai struktur vena dari
duramater, menerima asupan darah dari vena
optalmika superior dan inferior. Setelah memasuki
sinus, darah vena mengalir melalui sinus
sfenoparietal, sinus petrosus superior, pleksus
basilaris dan pleksus pterigoid.​(4)
Setelah bercabang dari arteri karotis
komunis, arteri karotis interna memasuki tengkorak
kepala melalui foramen laserum dan
kanalis karotikus. Kemudian berlanjut ke kanalis
petrosus dan memasuki sinus kavernosus pada
bagian medial dari sinus.

Gambar 1. Anatomi Sinus Kavernosus


Dikutip dari: Imedik-UKM. Available at:
http://persiapbba0611.blogspot.com/2010/07/infranuclea
r-​ ​opthalmoplegia.html ​on 23 Agust 2012

Di dalam sinus kavernosus, arteri karotis


interna dibalut dengan filamen dura yang kuat,
terutama pada saat masuk dan keluar pada
segmen inferior dan superior. Bagian sifon dari
arteri karotis berjalan melalui sinus kavernosus.
Arteri karotis intrakavernosus dapat
dikelompokkan menjadi tiga segmen yang
berkelanjutan : arteri karotis intrakavernosus yang
memasuki sinus pada segmen posterior, kemudian
arteri berjalan ke depan dimana arteri itu menjadi
segmen horizontal dan akhirnya arteri itu berjalan
ke atas dimana menjadi segmen anterior yang
ascending​. Arteri karotis interna meninggalkan
sinus kavernosus di
Neurosurgery Lecture Notes

bagian bawah dari prossesus klinoideus anterior dari PATOFISIOLOGI


tulang sfenoid yang paling tipis. Karena arteri karotis Carotid-cavernous fistula t​ erjadi karena
interna terfiksasi ke duramater dan sekitarnya di robeknya dinding dari arteri karotis interna
basis tengkorak, hal ini membuatnya menjadi mudah intrakavernosus atau cabangnya baik traumatik
terpapar dengan cedera, yang dapat merobeknya. ataupun spontan. Hal ini menyebabkan sirkulasi
Makna klinis dari sinus kavernosus adalah yang pendek dari darah arteri ke vena dari sinus
keberadaan dari saraf kranial III (okulomotorius), IV kavernosus.​(3) ​Carotid-cavernous fistula ​langsung
(troklearis), V1 (optalmikus), V2 (maksilaris), dan VI (merupakan jenis ​carotid-cavernous fistula y​ ang
(abdusen) di dalam sinus kavernosus tersebut, paling sering, sekitar 70-90%) ditandai oleh
sehingga berguna untuk mengevaluasi pasien dengan adanya hubungan langsung antara segmen
carotid-cavernous fistula. ​(4) intrakavernosus dari arteri karotis interna
dengan sinus kavernosus. Fistula ini biasanya

KLASIFIKASI (5) mempunyai kecepatan aliran darah arteri yang
Carotid-cavernous fistula ​dibagi menjadi kuat dan umumnya disebabkan oleh robekan
carotid-cavernous fistula ​langsung dan ​carotid- traumatik pada dindig arteri.​(3)
cavernous fistula t​ idak langsung (dural) dengan tipe Dural ​carotid-cavernous fistula d ​ itandai
A-D : oleh hubungan antara sinus kavernosus dan satu
Carotid-cavernous fistula ​langsung ( tipe A ) : adanya atau lebih cabang meningens dari karotis interna,
hubungan (dengan aliran yang kuat) antara arteri arteri karotis eksterna atau keduanya. Fistula ini
karotis interna dengan sinus kavernosus, yang dapat biasanya memiliki aliran darah arteri yang lambat
disebabkan oleh trauma ataupun spontan. dan hampir selalu menyebabkan gejala dan
Carotid-cavernous fistula t​ idak langsunng : adanya tanda yang spontan, tanpa didahului trauma
hubungan (dengan aliran yang lemah) antara arteri ataupun manipulasi.​(3) Patogenesis dari fistula ini
duramater ke sinus kavernosus. Dibagi menjadi : Tipe masih kontroversial. Salah satunya berspekulasi
B : berasal dari percabangan meningens arteri karotis bahwa dural ​carotid-cavernous fistula ​yang
interna. spontan terbentuk setelah adanya robekan satu
Tipe C : berasal dari percabangan meningens arteri atau lebih dari dinding arteri dura yang tipis
karotis eksterna. (yang normalnya melewati sinus kavernosus).
Tipe D : berasal dari percabangan meningens arteri Teori yang lain yang menjelaskan asal dari dural
karotis interna dan arteri karotis eksterna. carotid-cavernous fistula ​adalah lesi tersebut
diperoleh sebagai respon dari trombosis vena
yang spontan di sinus kavernosus dan membuat
usaha untuk menyediakan jalan bagi aliran vena
kolateral.​(6)

GAMBARAN KLINIS
Gambaran klinis dari ​carotid-cavernous
​ ergantung pada derajat ​shunting ​dan
fistula b
rute dari alian vena. Gambaran klinis dari ​carotid-
cavernous fistula t​ ipe langsung meliputi onset
yang cepat dan ​pulsatile ​eksoftalmus, kongesti
konjungtiva, ​chemosis​, perdarahan
subkonjunctiva, oftalmoplegi, peningkatan
Gambar 2. Jenis Carotid-cavernous fistula. tekanan intraokuli, dan adanya ​bruit ​yang dapat
Dikutip dari: ​Karadag R, ​Bayraktar N, ​Kirbas I, ​Durmus M. didengar dengan stetoskop bila diletakkan diatas
Unilateral, indirect spontaneous caroticocavernous fistula with palpebra superior. ​Bruit ​adalah desah dari aliran
bilateral abduction palsy. Indian J Ophthalmol 2011 59(4):336–
337. darah yang melalui celah yang sempit . Diplopia
dapat terjadi akibat paresis nervus penggerak
bola mata, kongesti orbital atau kedua
mekanisme tersebut.​(7) Bola mata menjadi
immobile ​baik secara parsial ataupun
Neurosurgery Lecture Notes

komplit karena penekanan pada saraf okular yang Neuroimejing.


melewati sinus.​(8) Mungkin dijumpai nyeri atau rasa Pada pemeriksaan neuroimejing seperti
tdak enak di periorbita atau retrookular, yang CT- Scan ​dan ​MRI​, ​carotid-cavernous fistula
menunjukkan adanya suatu proses inflamasi.​(7) menunjukkan pelebaran vena optalmika superior,
penebalan otot-otot ekstraokular dan adanya
pelebaran sinus kavernosus dengan gambaran
konveks dari dinding lateralnya. Perubahan ini
hanya bisa menunjukkan kecurigaan suatu
fistula.​(10,11)

Gambar 3. Gambaran klinis dari carotid-cavernous fistula. Gambar 5. Gambaran (A) MRI, (B) MRA, (C) MRV dari
Dikutip dari : Koleksi kasus Departemen Ilmu Bedah Saraf carotid-cavernous fistula​. Dikutip dari: Koleksi kasus
FK.USU-RSUP.H.Adam Malik Departemen Ilmu Bedah Saraf FK.USU/RSUP H. Adam Malik

Gambaran klinis dari ​carotid-cavernous Gambaran ​color doppler ​menunjukkan


fistula t​ ipe tidak langsung adalah onsetnya aliran darah arteri pada vena optalmika superior
perlahan-lahan dan gejalanya lebih ringan. Dijumpai yang dilatasi.​(10)
mata merah pada satu atau kedua mata yang Pemeriksaan definitif dari ​carotid-
disebabkan dilatasi vena konjungtiva dan episklera. cavernous fistula i​ alah arteriografi serebral dengan
Gambaran yang tampak pada mata tersebut kateterisasi selektif dari arteri karotis interna dan
menyerupai konjungtivitis, episkleritis, namun eksterna pada kedua sisi.​(11)
dengan pemeriksaan yang hati-hati dari pembuluh
darah yang dilatasi itu biasanya menunjukkan
gambaran ​tortuous corkscrew y​ ang khas, yang
merupakan patognomonik dari dural

carotid-cavernous fistula.(7)
Ketajaman penglihatan berkurang secara
patologi dapat dijelaskan dengan adanya disfungsi
dari retina, penurunan tekanan perfusi di arteri
optalmika dan peningkatan tekanan vena. Akibatnya
terjadi hipoksia kronik pada sel-sel retina.​(9)

PROSEDUR DIAGNOSTIK
Gambar 6. Gambaran ​Color Doppler d ​ ari aliran vena
1. Funduskopi (9) ​ oftalmika superior pada pasien ​carotid-cavernous fistula​.
Pemeriksaan fundus pada mata Dikutip dari: Miller NR. Diagnosis and management of dural
menunjukkan dilatasi dari vena dengan pulsasi carotid–cavernous sinus fistulas. Neurosurg Focus
2007;23(5):E13,
spontan, edema diskus optikus, perdarahan retina,
retinopati stasis vena atau oklusi vena.
2.
Neurosurgery Lecture Notes

DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding dari
carotid-cavernous fistula m ​ eliputi kelainan
vaskular, seperti trombosis sinus kavernosus.​(10)
Gambaran klinis dari trombosis sinus
kavernosus ini adalah edema periorbital,
chemosis​, parese nervus III, IV, VI, ptosis,
midriasis, eksoftalmus, hipoestesi atau
hiperestesi disepanjang dermatom nervus V1
dan V2.​(3)
Oftalmopati tiroid merupakan proses autoimun
yang dapat mempengaruhi jaringan orbita dan
Gambar 7. Tipikal dari ​carotid-cavernous fistula.​ Proyeksi lateral periorbita. Kondisi ini merupakan penyebab
dari ​substraction angiografi ​menunjukkan pengisian dari arteri tersering proptosis unilateral dan bilateral pada
karotis interna dengan sinus kavernosus sebagai akibat remaja dan usia pertengahan. Sembilan puluh
robeknya arteri karotis interna intrakavernosus. Tampak
pengisian vena oftalmika superior (panah yang di atas) dan vena persen penderitanya hipertiroidisme dan 6%
oftalmuka inferior (panah di bawah) . ​Dikutip dari : eutiroid. Oftalmopati tiroid menunjukkan gejala
Koenigsberg RA, ​Do V, Jeffrey Rykken J, Schaefer PW, Coombs penurunan visus, proptosis, lakrimasi dan
BD, Phillips CD, Krasny RM. Carotid-Cavernous Fistula Imaging . diplopia.​(12)
Medscape Reference. Available at : Gejala dan tanda dari dural ​carotid-
http://emedicine.medscape.com/article/338870-overview 0n
26/08/2012 cavernous fistula k​ adang-kadang ringan saja,
biasanya spontan dan bisa juga perlahan, hal ini
menyebabkan kesalahan diagnosis. Ketika pasien
menderita mata merah, dengan pembengkakan
kelopak mata yang minimal, hal ini menyerupai
konjungtivitis kronik atau blefarokonjungtivitis
yang refrakter terhadap terapi topikal.​(6)

PENATALAKSANAAN
Terapi optimal dari ​carotid-cavernous
Gambar 8. Gambaran CT-Angiografi pada penderita ​carotid- fistula ​adalah penutupan dari hubungan
cavernous fistula.​ abnormal dari arteri vena dengan menjaga tetap
Dikutip dari : Koleksi kasus Departemen Ilmu Bedah Saraf utuhnya arteri karotis interna. Teknik yang
FK.USU-RSUP.H.Adam Malik
digunakan untuk hal tersebut meliputi operasi
ETIOLOGI (3)​ perbaikan dari bagian yang rusak dari arteri
Sekitar 75% penyebab dari ​carotid- cavernous karotis interna intrakavernosus, embolisasi atau
fistula a​ dalah trauma serebral, dengan kecelakaan oklusi balon dari fistula tersebut.​(3) Hubungan
kendaraan bermotor, perkelahian dan terjatuh dari carotid-cavernosus ​dapat ditutup dengan
ketinggian merupakan kejadian yang paling sering. embolisasi intravaskular.​(13)
Cedera bisa berupa luka tembus ataupun tidak dan Dural ​carotid-cavernous fistula ​dapat
dapat berkaitan dengan fraktur pada basis kranii atau tertutup spontan, tetapi jika lesi tersebut
tengkorak wajah. menyebabkan gejala dan tanda yang progresif
Sekitar 25% sisanya terjadi secara spontan, maka dapat dilakukan embolisasi atau oklusi
terutama pada wanita usia pertengahan sampai balon endovaskular.​(3) Secara umum embolisasi
dengan tua, yang berkaitan dengan aterosklerosis endovaskular merupakan terapi optimum untuk
hipertensi. ​Carotid-cavernous fistula i​ atrogenik lesi yang menyebabkan gejala dan tanda yang
pernah dilaporkan akibat operasi pituitari progresif seperti kehilangan penglihatan,
transpenoidal dan operasi sinus ethmoidalis.​(3) diplopia, bruit yang tidak dapat ditoleransi dan
proptosis yang berat.​(7)
Neurosurgery Lecture Notes

Pada pasien dengan fistula yang hanya panduan fluroskopi, dimana pasien dalam keadaan
berhubungan dengan cabang meningeal dari arteri anastesi umum. Dilakukan insisi kulit ​curvilinier
karotis eksterna atau dengan cabang meningens pada lipatan kelopak mata atas atau pada sulkus
dari kedua arteri karotis eksterna dan interna, superior dari kelopak mata atas bagian nasal
material embolisasi dimasukkan melalui kateter dengan bantuan mikroskop. Insisi diteruskan ke
mikro, ditempatkan di arteri karotis eksterna muskulus orbikularis okuli. Septum orbita
berlanjut ke cabang yang menghubungkan fistula.​(6) diidentifikasi dan dibuka dengan ujung gunting
yang tajam, sampai ter-​expose l​ emak
retroseptalorbita. Vena oftalmika superior
diidentifikasi dengan menggunakan ​blunt
dissection.

Gambar 9. Gambar angiogram arteri karotis interna. (a).


menunjukkan pengisian yang bersamaan dari sinus
kavernosus dan vena oftalmika superior. Fistula juga diisi dari
​ ultipel dan ​glue
percabangan arteri karotis eksterna. (b). ​Coil m
ditempatkan di sinus kavernosus melalui pendekatan vena
(vena oftalmika superior). (d). Tidak ada residu pengisian vena
post embolisasi. Gambar 10. Operasi penutupan fistula dengan
Dikutip dari: Hamid RS, Haq T, Shamim MS, Kazim SF, Salam B. menggunakan mikro kateter dari vena optalmika superior.
Endovascular approach as primary treatment for traumatic Dikutip dari : Miller NR. Diagnosis and management of dural
carotid cavernous fistula: Local experience from Pakistan. J Pak carotid–cavernous sinus fistulas. Neurosurg Focus
Med Assoc. 2011;61(10):989-993. 2007;23(5):E13
Embolisasi dan ligasi dari fistula yang
berhubungan dengan arteri karotis interna hampir Vena muncul berwarna merah kebiruan
tidak pernah dilakukan, karena morbiditas dengan ukuran diameter bervariasi antara 3-8
neurologis dari embolisasi distal. Jalur yang mm. Vena tersebut dibersihkan secara hati-hati
digunakan biasanya melalui vena femoral atau vena dari lemak orbita disekelilingnya yang melekat
jugularis interna menuju sinus petrosus inferior atau sampai ter-​expose 1​ 0-20 mm. Dilakukan ligasi
superior dan kemudian ke sinus kavernosus. Tetapi pada kedua ujung vena tersebut. Insisi kecil
jika jalur ini gagal, variasi jalur lain bisa digunakan, dilakukan pada dinding vena antara dua ligasi
kebanyakan melibatkan kanulisasi dari vena tersebut. Mikrokateter dimasukkan melalui insisi
oftalmika superior atau inferior.​(6,14) kecil tadi. Kemudian penempatan mikrokateter
Pendekatan melalui vena oftalmika superior tersebut menggunakan teknik ​two-person,​ dimana
secara langsung pada banyak kasus. Prosedur ini satu orang memegang kateter dan satunya lagi
dilakukan di ruangan operasi dengan memanipulasi ligasi sehingga kateter dapat lewat
dan membatasi perdarahan. Kateter diteruskan ke
posterior dengan panduan fluoroskopi sampai ke
Neurosurgery Lecture Notes

Mathebula SD. Carotid cavernous fistula​. ​S Afr Optom


sinus kavernosus, kemudian ​coil ​dilekatkan sampai 2007;66(2):82-84.
fistula tertutup. Setelah itu kateter dikeluarkan dan 5. Greenberg MS. Vascular malformation:
insisi dijahit.​(6) Carotid-cavernous fistula. In: Greenberg MS, ed.
Handbook of Neurosurgery, 7th edn. New York::
Thieme, 2010.p.113-114
PROGNOSA 6. Miller NR. Diagnosis and management of dural carotid–
Tanda dan gejala biasanya menghilang dalam cavernous sinus fistulas. Neurosurg Focus
beberapa jam sampai dengan hari setelah penutupan 2007;23(5):E13​.
​ roptosis, ​chemosis,​
dari ​carotid-cavernosus fistula. P 7. Razeghinejad MR, Tehrani MJ. Sudden onset and
blinding spontaneous direct carotid-cavernous fistula.
mata merah, oftalmoparesis biasanya hilang J Ophthalmic Vis Res 2011; 6(1): 51-54
sempurna dalam beberapa minggu sampai dengan 8. Ropper AH, Brown RH. Craniocerebral Trauma. In:
bulan, dan kebanyakan pasien menjadi normal atau Ropper AH, Brown RH, eds. Adams and Victor’s
Principles of Neurology. New York: McGraw Hill 2005.
mendekati normal dalam waktu 6 bulan. Kehilangan 9. Petraru D, Costin D, Mihalache G. Direct carotid-
penglihatan yang disebabkan oleh efusi koroid cavernous fistula and glaucoma: Case reports.
mengakibatkan penyembuhan yang tidak sempurna Romanian Neurosurgery 2011;XVIII(1): 82–87.
dan kehilangan penglihatan akibat kerusakan retina 10. Chaudry IA, Elkhamry SM, Al-Rashed W, and Bosley
TM. Carotid Cavernous Fistula: Ophthamological
(oklusi vena retina sentral), biasanya kehilangan Implications. Middle East African Journal of
penglihatannya menetap.​(3,6) Ophthalmology 2009;16(2):57-63
11. Koenigsberg RA, Do V, Rykken J.Carotid-Cavernous
Fistula Imaging. Available at
DAFTAR PUSTAKA http://emedicine.medscape.com/article/338870-
1. Shownkeen H, Bova D, Origitano TC,Petruzzelli GJ, and John overview ​on 16/09/2012
P. Leonetti JP. Carotid-Cavernous Fistulas: Pathogenesis and 12. Shah Y. Thyroid Ophthalmopathy. Supplement to JAPI
Routes of Approach to Endovascular Treatment. Skull Base 2011;59:60-65
2010;11(3):207-218 13. Harton JF. Disorders of Vision. In: Hauser SR, Josephson
2. Nosko MG. Caroticocavernous Fistula. Medscape Refrence. SA, eds. Harrison’s Neurology in Clinical Medicine. New
Available at: ​http://emedicine.medscape.com York: McGraw Hill, 2010.
/article/250591-overview on 16/09/2012 14. Hamid RS, Haq T, Shamim MS, Kazim SF, Salam B.
3. Scott IU. Carotid Cavernous Fistula. Medscape Reference. Endovascular approach as primary treatment for
Available at: http://emedicine.medscape.com/ traumatic carotid cavernous fistula: local experience
article/1217766-overview 26/08/2012 from Pakistan. J Pak Med Assoc. 2011;61(10):989-993.
4.

You might also like