Bleaching 3

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Vol. 10 No.

2 Agustus 2016 ISSN : 1907-5987

LAPORAN KASUS

Perawatan Internal Bleaching Untuk Estetik Gigi


Pasca Perawatan Endodotik
(Internal Bleaching For Dental Esthetics Post Endodotic
Treatment)
Diana Soesilo
Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah

ABSTRACT

Background: In general, everyone likes white teeth as a symbol of beauty and health.
Discoloration can be caused by extrinsic and intrinsic factors. One of the factors that cause
teeth discoloration is due to the trauma that causes the teeth to be non vital. One alternative
treatment that becomes an option is internal bleaching. Case: 37-year-old female patient with
# 11 and # 21 non vital post-endodontic treatments and color changes to blackish color
especially on cervical parts. Case Management: Gutta percha point taking 2-3 mm below
orifice using peeso reamer. Application of Glass Ionomer type 3 cement over gutta percha point
as base. Etching with 37% phosphoric acid for 20 second was then washed etching and dried
with cotton pellet. The bleaching superoxol material (30-35% Hydrogen Peroxide) was applied
to the pulp chamber and then covered with cotton and Glass Ionomer type 2 cement to prevent
leakage of bleaching material. Control is done once a week until the appropriate color of the
tooth is obtained. Conclusion: Treatment that can be done to restore the color of the original
tooth without making an excessive reduction to the dental crown is by internal bleaching.

Keywords: Tooth whitening, non vital tooth, internal bleaching, endodontic treatment

Correspondence: Diana Soesilo, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hang Tuah, Arif
Rahman Hakim 150, Surabaya, Phone 031-5912191, Email: dianasoesilo@yahoo.com
Vol. 10 No. 2 Agustus 2016 ISSN : 1907-5987

ABSTRAK

Latar Belakang: Pada umumnya semua orang menyukai gigi yang putih sebagai simbol dari
kecantikan dan kesehatan. Diskolorisasi dapat disebabkan oleh faktor ekstrinsik dan intrinsik.
Salah satu faktor penyebab perubahan warna gigi adalah karena trauma yang menyebabkan
gigi menjadi non vital. Salah satu alternatif perawatan yang menjadi pilihan adalah bleaching
internal. Kasus: Pasien wanita usia 37 tahun dengan gigi #11 dan #21 non vital paska
perawatan endodontik dan megalami perubahan warna menjadi kehitaman terutama pada
bagian servikal gigi. Manajemen Kasus: Pengambilan gutta percha point sebanyak 2-3 mm
di bawah orifice menggunakan peeso reamer. Aplikasi semen ionomer kaca tipe 3 di atas gutta
percha point sebagai basis. Pemberian etsa dengan bahan asam fosfat 37% selama 20 detik
kemudian dilakukan pencucian etsa dan dikeringkan dengan cotton pellet. Bahan bleaching
superoxol (Hidrogen Peroksida 30-35%) diaplikasikan pada ruang pulpa kemudian ditutup
dengan kapas dan semen ionomer kaca tipe 2 untuk mencegah kebocoran bahan bleaching.
Kontrol dilakukan berkala seminggu sekali sampai diperoleh warna gigi yang sesuai.
Simpulan: Perawatan yang dapat dilakukan untuk mengembalikan warna gigi semula tanpa
melakukan pengurangan berlebihan terhadap mahkota gigi adalah dengan internal bleaching.

Kata kunci: Pemutihan gigi, gigi non vital, bleching internal, perawatan endodontik

Korespondensi: Diana Soesilo. Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hang Tuah, Arif
Rahman Hakim 150, Surabaya, Telepon. 031-5912191, Email: dianasoesilo@yahoo.com

PENDAHULUAN dengan kadar tinggi, penggunaan


tetrasiklin, gangguan atau trauma saat
Estetik adalah ilmu yang masa pertumbuh kembangan gigi dapat
mempelajari tentang kecantikan secara menyebabkan perubahan warna gigi
alami. Perawatan pemutihan gigi pada masa pre-erupsi. Diskolorisasi
merupakan salah satu perawatan yang pada gigi yang telah erupsi dapat
penting dalam ilmu kesehatan gigi disebabkan oleh penuaan dan nekrosis
estetik. Pada budaya kuno, gigi yang pulpa. Pada kasus nekrosis pulpa
putih adalah simbol dari kecantikan dan perawatan yang dianjurkan adalah
kesehatan. Survey menunjukkan bahwa perawatan endodontik terlebih dahulu
28-34% pasien menyukai gigi yang baru kemudian dilanjutkan dengan
putih dan menyetujui perawatan perawatan pemutihan gigi.2
pemutihan gigi.1 Perawatan internal bleaching
Perubahan warna gigi dapat menjadi pilihan karena merupakan
diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu perawatan dengan resiko yang ringan
ekstrinsik, intrinsik, atau kombinasi pada gigi paska perawatan endodontik.
keduanya. Noda gigi secara ekstrinsik Indikasi perawatan internal bleaching
dapat disebabkan oleh makanan dan adalah diskolorisasi dari dentin karena
minuman seperti kopi, teh, anggur perubahan sirkulasi pada pulpa dan
merah, wortel, atau tembakau. tidak dapat diatasi oleh external
Perubahan warna gigi intrinsik bleaching. Kontraindikasi internal
disebabkan oleh penyerapan bahan bleaching adalah perubahan warna gigi
kromatogenik pada enamel dan dentin yang terjadi pada permukaan enamel
selama masa odontogenesis atau saat yang disebabkan oleh pembentukan
gigi telah erupsi. Paparan dari fluoride enamel yang tidak sempurna,
Vol. 10 No. 2 Agustus 2016 ISSN : 1907-5987

kehilangan jringan penyangga gigi


yang cukup parah, perubahan warna
karena karies atau dengan tumpatan
komposit yang besar.3,4
Keuntungan perawatan internal
bleaching adalah dapat mengembalikan
warna gigi seperti warna aslinya, cukup
aman, dan biaya cukup terjangkau,
tahap perawatan cukup praktis dan Gambar 1. Gigi kehitaman pada #11 dan
nyaman bagi dokter gigi dan pasien.2 #21
Tiga teknik yang paling populer
adalah teknik walking bleach, Hasil dari pemeriksaan
inside/outside bleaching, dan in-office radiografis menunjukkan bahwa
bleaching. Teknik walking bleach perawatan saluran akar masih baik yang
adalah teknik yang paling sesuai, cukup ditandai dengan pengisisan saluran akar
mudah dan nyaman bagi dokter gigi dan yang hermetis menggunakan gutta
pasien. Teknik inside/outside dapat percha point. Daerah periapikal tidak
digunakan sebagai tambahan ketika menunjukkan adanya lesi atau kelainan
harus dilakukan kombinasi eksternal (Gambar 2).
dan internal bleaching. Teknik in-office
merupakan solusi jangka pendek karena
efeknya dapat menyebabkan dehidrasi
pada gigi.5

KASUS

Pasien wanita usia 37 tahun Gambar 2. Foto radiologi


datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut
dengan keluhan dua gigi depan atasnya
warnanya berwarna kehitaman. MANAJEMEN KASUS
Pemeriksaan klinis gigi #11 dan #21
pernah dirawat saluran akar 3 tahun Berdasarkan anamnesis,
yang lalu, gigi berubah warna menjadi pemeriksaan klinis dan pemeriksaan
kehitaman dan tidak ada kelainan di radiografis menunjukkan bahwa
jaringan sekitarnya, tes perkusi dan diskolorisasi yang terjadi pada gigi #11
palpasi negatif. Pasien sedang dalam dan #21 disebabkan oleh gigi non vital
perawatan ortodontik. paska perawatan endodontik.
Pemeriksaan dengan panduan Perawatan yang akan dilakukan adalah
warna Vita Master menunjukkan bahwa internal bleaching dengan restorasi
gigi #11 dan #21 berwarna C4 dengan komposit pada bagian palatal gigi #11
bercak yang lebih menghitam pada dan #21.
bagian servikal gigi (Gambar 1). Gigi Kunjungan pertama adalah
tetangganya yaitu gigi #12 berwarna menghilangkan tumpatan komposit
A3. Gigi #22 memakai mahkota jaket pada bagian palatal gigi #11 dan #21
dengan bahan porcelain fused to metal menggunakan round bur. Pengambilan
sehingga tidak dapat menjadi panduan gutta percha point sebanyak 2-3 mm di
untuk warna gigi asli pasien. bawah orifice menggunakan peeso
Vol. 10 No. 2 Agustus 2016 ISSN : 1907-5987

reamer. Aplikasi semen ionomer kaca menunjukkan perubahan warna yang


tipe 3 di atas gutta percha point sebagai signifikan menjadi warna A3,5 dan
basis. Pemberian etsa dengan bahan sudah hampir menyerupai warna gigi
asam fosfat 37% selama 20 detik pasien yang asli (Gambar 4). Tindakan
kemudian dilakukan pencucian etsa dan pemberian bahan internal bleaching
dikeringkan dengan cotton pellet. diulangi kembali dan pasien
Bahan bleaching superoxol (Hidrogen diinstruksikan untuk kontrol 1 minggu
Peroksida 30-35%) diaplikasikan pada lagi.
ruang pulpa kemudian ditutup dengan
kapas dan semen ionomer kaca tipe 2
untuk mencegah kebocoran bahan
bleaching.
Pasien diinstruksikan untuk
kontrol berkala 1 minggu kemudian.
Anamnesis pasien tidak merasakan ada
keluhan nyeri pada gigi #11 dan #21.
Pemeriksaan klinis tampak tumpatan
semen ionomer kaca masih melekat Gambar 4. Perubahan warna menjadi A3,5
dengan baik, tes perkusi dan palpasi
Kunjungan keempat pasien, pada
negatif. Pemeriksaan dengan panduan
pemeriksaan subyektif tidak ada
warna Vita Master menunjukkan warna
keluhan. Pemeriksaan klinis tumpatan
masih tetap C4 akan tetapi bagian
masih baik dan tidak ada gejala saat
warna kehitaman di servikal gigi sudah
dilakukan tes perkusi dan palpasi.
mulai memudar (Gambar 3). Aplikasi
Pemeriksaan dengan panduan warna
bahan bleaching diulangi lagi dengan
menunjukkan perubahan warna gigi
membersihkan kavitas terlebih dahulu
pasien menjadi A3 yang telah
dengan etsa asam fosfat 37% dan
menyerupai gigi asli pasien yaitu gigi
pencucian baru kemudian bahan
#12.
superoxol dimasukkan ke ruang pulpa
dan diberi tumpatan semen ionomer
kaca lagi.

Gambar 5. Perubahan warna mejadi A3


sesuai gigi warna gigi pasien

Gambar 3. Bercak kehitaman pada bagian


servikal gigi telah memudar
Kunjungan ketiga pasien
dilakukan 1 minggu berikutnya. PEMBAHASAN
Anamnesis pasien tidak ada keluhan
dan pemeriksaan klinis tumpatan masih Diskolorisasi pada gigi non vital
baik serta tidak ada kelainan saat oleh nekrosis pulpa disebabkan
dilakukan tes perkusi dan palpasi. penetrasi darah ke tubuli dentin, diikuti
Pemeriksaan dengan panduan warna oleh hemolisis sel darah merah, yang
Vol. 10 No. 2 Agustus 2016 ISSN : 1907-5987

menghasilkan pelepasan haemoglobin Hidrogen peroksida adalah agen


menghasilkan warna coklat oksidasi yang mempunyai radikal
kekuningan. Diskolorisasi terjadi bebas yang tidak mempunyai elektron
ketika pigmen Fe2+ berdegradasi yang berpasangan yang kemudian
menjadi FeSO4. Diskolorisasi dapat berikatan dengan enamel sehingga
terjadi beberapa bulan setelah terjadi proses reaksi oksidasi.8
perawatan endodontik selesai dan Radikal bebas dari peroksida
warnanya serupa dengan diskolorisasi adalah perhidroksil (HO2) dan
haemorhagik.6,7 oxygenize (O+). Perhidroksil adalah
Pada kasus ini perawatan yang radikal bebas yang kuat dan memegang
diberikan adalah internal bleaching peranan penting dalam proses
dengan teknik walking bleach. Teknik pemutihan gigi, sedangkan oxygenize
walking bleach pertama kali ditemukan adalah radikal bebas yang lemah.
oleh Spasser di tahun 1961.5 Teknik ini Hidrogen peroksida adalah asam lemah
dipilih karena waktu perawatan lebih dalam bentuk naturalnya. Dalam
singkat, lebih aman dan harganya lebih kondisi pH netral, proses dekomposisi
terjangkau. Teknik ini dilakukan hidrogen peroksida tidak terlalu aktif
dengan memasukkan bahan bleaching tetapi dalm kondisi alkali dapat
ke dalam ruang pulpa dan diulangi menghasilkan radikal bebas yang lebih
setelah 3-7 hari sampai diperoleh warna kuat untuk proses pemutihan gigi. pH
gigi yang diinginkan.8 alkalin yang dibutuhkan untuk
Bahan bleaching yang digunakan menghasilkan lebih banyak peroksida
dapat berupa hidrogen peroksida, adalah sekitar 9,5-10,8. Radikal bebas
sodium perborat, maupun carbamide ini akan bereaksi dengan ikatan yang
peroksida. Hidrogen peroksida adalah tidak stabil dan dapat menyebabkan
oksidator kuat yang sediaannya konjugasi elektron dan perubahan
terdapat dalam konsentrasi yang absopsi energi pada struktur enamel
bervariasi, pada umumnya yang dan dentin gigi. Molekul gigi merubah
digunakan adalah konsentrasi 30-35%. struktur kimia dengan penambahan
Sodium perborat terdiri dari 95% oksigen akan menyebabkan molekul
perborat yang dapat menghasilkan enamel mengecil dengan warna yang
9,9% oksigen. Bahan ini stabil dalam lebih cerah sebagai efek dari bahan
kondisi kering tetapi bila dicampur bleaching sehingga gigi tampak lebih
dengan asam, air hangat, atau air akan mengkilap.10
menjadi sodium metaborat, hidrogen
peroksida dan bentuk nasen dari
oksigen. Carbamide peroksida dikenal SIMPULAN
sebagai urea hidrogen peroksida
dengan konsentrasi antara 3% sampai Pada kasus tersebut telah terjadi
15%. Pada umumnya sediaan perubahan warna pada gigi karena telah
carbamide peroksida adalah 10%. bersifat non vital dan telah dilakukan
Bahan ini dapat mempengaruhi retensi perawatan endodontik, akan tetapi
dari resin komposit.9 kondisi mahkota gigi pasien masih baik
Mekanisme pemutihan gigi dan jaringan keras pada gigi masih
adalah reaksi oksidasi dari peroksida. cukup kuat sehingga tidak diperlukan
Hidrogen peroksida mempunyai berat restorasi seperti mahkota selubung.
molekul yang rendah sehingga dapat Perawatan yang dapat dilakukan untuk
berpenetrasi ke enamel dan dentin. mengembalikan warna gigi semula
Vol. 10 No. 2 Agustus 2016 ISSN : 1907-5987

tanpa melakukan pengurangan 3. Greenwall L. 2008. Single Vital Tooth


Whitening. International Dentistry, (10) :
berlebihan terhadap mahkota gigi 50-49.
adalah dengan internal bleaching. 4. Brenna F. Restorative Dentistry. 2009.
Internal bleaching merupakan Mosby Elsevier. St. Louis. P. 273-251.
pilihan perawatan yang tepat untuk 5. Zimmerli B, Jeger F; and Lussi A. 2010.
Bleaching of Non Vital teeth – A
mempertahankan penampilan natural Clinically Relevant Literature Review.
dari gigi. Schweiz Monatsschr Zahnmed, 120(4) :
313-306.
6. Neelakantan P. and Jagannathan N. 2012.
DAFTAR PUSTAKA Non Vital Bleaching – A Non Invasive
Endodontic Treatment Option: A Case
Report. Journal of Clinical and Diagnostic
1. Hamama H.H. 2013 Focal Bleaching
Research, 6(3) : 529-527.
Techniques. Journal of Coesmetic
7. Cohen S. and Hargreaves KM. 2016.
Dentistry.29(2) : 136-128.
Cohen’s Pathways of The Pulp.11th Ed.
2. Garg N. and Garg A. Textbook of
Mosby Elsevier. Missouri. P. 791-789.
Operative Dentistry.2nd Ed. 2013. Jaypee
8. Plotino G, Buono L, Grande NM. 2008.
Brothers Medical Publishers. New Delhi.
Nonvital tooth Bleaching : A review of
P. 471-459.
The Literature and Clinial Procedures.
Journal of endodontics, 34(4): 404- 394.
9. Walton RE dan Torabinejad M. 2008.
Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsia. Ed
3. Penerbit EGC. Jakarta. H. 60-9, 455-8,
458-9, 459-71.
10. Li Y and Greenwall L. 2013. Safety Issues
of tooth Whitening Using Peroxide Based
Material. British Dental Journal, 215 (1) :
34-29.

You might also like