Jurnal Antrian
Jurnal Antrian
Jurnal Antrian
*yuliyulianasafitri@gmail.com
**muradms@ft.unp.ac.id
Abstract. PT Koto Alam Sejahtera is a private company engaged in the mining business,
especially the Andesite stone. In the process of transporting andesite stones to the crusher,
there is a dump truck queue and a long stand-by time on the dump truck, this can cause the
productivity of the tool to be small so that the andesite stones production target of
30.000 ton/month is not achieved. This is due to the inefficient working time of mechanical
devices. This production target was not achieved due to improper combination of tools, road
width and road grade that did not meet the standards, causing queues or waiting times for
transport on the front loading and at some road points. One way to achieve the production
target is needed fleet management accordingly. Based on the results of the study, it can be
concluded that the productivity of excavator Hitachi ZX-350 is 232,61 ton/hour and the
productivity of dump truck Mitsubishi Fuso 220 PS is 47,30 ton/hour. The composition of the
available equipment is 1 unit of excavator serving 5 units of dump trucks. Efforts to reduce the
queuing time are to make improvements to the composition of the equitment MF=1. Fleet
settings are based on method Antrian, that is 1 unit of loading equipment serves 4 units of
transport equipment with a production of 38.485 ton/month.
Keywords: Fleet Management, Method Queue, Match Factor, Production, Productivity, Dump Truck.
3. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 25 Juni 2018 - 24
Juli 2018. Lokasi penelitian ini terletak di Jorong Polong
Duo, Nagari Koto Alam, Kecamatan Pangkalan Koto
Baru, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.
Analisis data adalah memperkirakan atau dengan Tabel 1. Waktu edar alat muat dan alat angkut
menentukan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari
beberapa kejadian terhadap beberapa kejadian lainnya,
serta memperkirakan atau meramalkan kejadian
lainnya[3].Teknik analisis data yang dilakukan dalam
penelitian ini yaitu dengan menggabungkan antara teori
dengan data-data lapangan, sehingga didapatkan
kesimpulan.
Pengambilan data dilakukan setelah studi literatur dan Komposisi alat yang dimiliki oleh PT Koto Alam
penelitian langung di lapangan selesai dilaksanakan. Data Sejahtera untuk menunjang tercapainya target produksi
yang diambil berupa data primer dan data sekunder. dapat dilihat pada Tabel 2 Berikut:
Dilakukan dengan cara: Melakukan pengamatan, mencari
faktor penyebab masalah, tindakan perbaikan, dan Tabel 2. Komposisi Alat yang Tersedia.
analisis hasil.
Pengambilan data berupa pengambilan data primer
dan data sekunder. Pengambilan data primer meliputi
cycle time alat mekanis, sedangkan data sekunder yaitu
data jam kerja alat, produksi, spesifikasi alat, peta
topografi,peta geologi dan lokasi kesampaian daerah.
Produktivitas data-data aktual yang diperlukan adalah
cycle time alat angkut, efisiensi kerja alat angkut,
spesifikasi alat angkut dan jam kerja alat angkut.
1484
4.3. Jam Kerja Kegiatan Penambangan. Keterangan:
W = Working Hours atau jumlah kerja alat
Jam kerja efektif adalah waktu kerja yang sesungguhnya R = Repair Hours atau jumlah jam untuk perbaikan
yang digunakan pada operasi penambangan, adapun jam S = Jumlah Jam Standby
kerja kegiatan penambangan pada PT Koto Alam MA (Mechanical Avaibility) merupakan tingkat
Sejahtera adalah 9 jam setiap hari, sedangkan untuk jam kesediaan alat untuk melakukan kegiatan produksi
kerja bulan juni adalah 9 x 30 = 270 jam ditambah 9 jam dengan memperhitungkan kehilangan waktu karena
karena lembur ada 5 kali pada bulan juni. Jadi, jam kerja alasan mekanis.
pada bulan juni adalah 279 jam/bulan. Untuk distribusi
waktu kerja perhari dapat dilihat pada Tabel 3. PA (Physical Avaibility) merupakan catatan mengenai
keadaan fisik dari alat yang sedang dipergunakan
Tabel 3. Waktu kerja kegiatan penambangan
UA (Use of Avaibility) merupakan tingkat daya guna alat
untuk kegiatan produksi.
PA = x 100 % (2)
UA = x 100 % (3)
EU = x 100 % (4)
1485
Kemampuan produksi alat muat dan alat angkut dapat 4.8 Rencana Perbaikan Komposisi Alat Untuk
dihitung dengan menggunakan rumus[9][10]: Mendapatkan Keserasian Alat
Keterangan: Na = (8)
Q = Produksi per jam dump truck (m3/jam)
n = Jumlah bucket excavator untuk mengisi DT Keterangan:
q1 = Kapasitas bucket (m3) Nm = Jumlah excavator
k = Faktor pengisian bucket Na = Jumlah dump truck
E = Efisiensi kerja dump truck Ctm = Cycle time excavator
Cmt = Waktu siklus dump truck (menit)
Berdasarkan perhitungan didapatkan waktu antrian
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diperoleh sebagai berikut:
produktivitas alat muat dan alat angkut, dapat dilihat di
bawah ini:
Na =
Produktivitas alat muat:
5 =
Q =
Q =
Q = 37,54 bcm/jam
Faktor keserasian kerja antara alat muat dan alat angkut 4.8.2 Analisa Komposisi Alat untuk Match Factor =1
dapat ditinjau dari perbandingan unitnya. Untuk menilai
Perhitungan untuk MF=1 agar mengurangi waktu tunggu
keserasian alat muat dan alat angkut dapat digunakan
atau antrian pada alat angkut adalah sebagai berikut [12]:
persamaan Match Factor sebagai berikut[10]:
MF = (7) MF = (9)
1 =
Keterangan:
MF = Match factor atau faktor keserasian kerja 1 =
Ctm = Waktur edar alat muat Na =
Cta = Waktu edar alat angkut Na = 4 Unit
nH = Jumlah alat angkut jadi, jumlah Dump Truck yang diperlukan adalah 4 unit.
nM = Jumlah alat muat
n = Banyak pengisian bucket alat gali-muat
4.9 Faktor Penyebab tidak tercapainya target
Berdasarkan perhitungan dapat dilihat match factor alat produksi
muat dan alat angkut di bawah ini:
MF = Tidak tercapainya target produksi dapat dilihat pada
Tabel 9 berikut:
MF = 10,5
9,32
MF = 1,13
Sehingga didapat MF > 1, berarti faktor kerja alat muat
100% dan faktor kerja alat angkut kurang dari 100% atau
kemampuan alat muat lebih besar dari kemampuan alat
angkut, akibatnya waktu tunggu alat angkut besar.
1486
Tabel 9. Data Produksi PT Koto Alam Sejahtera Tahun 2018 Tabel 10. Lebar jalan lurus dari front loading ke crusher
Plan Produksi PRODUKSI TAMBANG (Truck Count/Ritasi) TOT. MASUK KE TOT. MASUK KE
BULAN
(Ton/Bulan) PIT-HOPPER (TON) PIT-ROM (TON) REHANDLING (TON) HOPPER (TON) HOPPER (TON)
Dari perhitungan yang telah penulis peroleh di atas 4.10.2 Perhitungan Simulasi Kebutuhan Alat dengan
maka didapatkan perbandingan keadaan komposisi alat Teori Antrian.
yang ada di lapangan dengan hasil analisa penulis pada
Tabel 12 berikut ini: Probabilitas keadaan antrian ditentukan oleh jumlah alat
angkut yang digunakan dan keadaan antrian yang terdiri
Tabel 12. Rekapitulasi Analisis Perbandingan Jumlah Alat, dari 4 tahap[17][18]. 4 tahap tersebut adalah sebagai
MF, dan Waktu Antri berikut:
Aktual Analisis Selisih 1. Tahap 1 (μ1) merupakan tahap pelayanan alat gali-
No Unit muat untuk memuat material ke alat angkut hingga
Jumlah Match Factorwaktu antrian Jumlah Match Factor waktu antrian Jumlah Match Factor waktu antrian
terisi penuh.
1 Excavator Hitachi ZX-350 1 1 0 2. Tahap 2 (μ2) merupakan tahap pelayanan sendiri yaitu
1,13 2 0,75 1,4 0,38 0,6
2 Mitsubishi Fuso 220 PS 5 4 1 tahap dimana alat angkut dalam perjalanan untuk
mengangkut material menuju disposal.
3. Tahap 3 (μ3) merupakan tahap alat angkut
4.10 Simulasi Teori Antrian menumpahkan material di disposal.
Proses antrian (queueing process) adalah suatu proses 4. Tahap 4 (μ4) merupaksan tahap pelayanan sendiri,
yang berhubungan dengan kedatangan konsumen pada yaitu alat angkut tidak bermuatan kembali ke front
suatu fasilitas pelayanan, kemudian menunggu dalam loading.
suatu barisan (antrian) bila fasilitas pelayanan sedang
sibuk konsumen tersebut akan menunggu dan konsumen a. Penentuan Tingkat Pelayanan
akan meninggalkan fasilitas pelayanan tersebut apabila 1) Tahap 1
sudah mendapatkan pelayanan[15][17][18]. T1 = Waktu Penempatan + Waktu Pengisian
= 5,42 menit/truck + (0,35 menit x
6 bucket/truk)
4.10.1 Penentuan Model Antrian = 8 menit/truk
Disiplin antrian ini terbagi menjadi empat bentuk [16], μ1 = x 60 menit/jam (11)
yaitu: = 7 truk/jam
a. FCFS (First Come, First Served)
Merupakan suatu peraturan dimana pelanggan yang 2) Tahap 2
dilayani terlebih dahulu adalah pelanggan yang datang T2 = Waktu perjalanan alat angkut bermuatan
pertama kali. Contohnya seperti pelanggan yang antri
pada loket penjualan karcis. = 3,02 menit/truk
b. LCFS (Last Come, First Served) μ2 = x 60 menit/jam (12)
Merupakan antrian dimana pelanggan yang datang
= 20 truck/jam
terakhirlah yang akan dilayani terlebih dahulu.
Contohnya seperti pada sistem antrian bongkar muat
3) Tahap 3
barang dalam truk, dimana barang yang masuk
T3 = waktu dumping
terakhir akan keluar terlebih dahulu.
= 0,6 menit/truk
c. SIRO (Service in Random Number)
Merupakan salah satu disiplin antrian dimana μ3 = x 60 menit/jam (13)
pelayanan dilakukan dengan urutan acak (Random = 100 truck/jam
Order). Contohnya seperti dalam suatu kegiatan
arisan, dimana pemenangnya didasarkan pada proses 4) Tahap 4
undian. T4 = waktu kembali alat angkut tidak bermuatan
d. Priority Queue (Antrian Prioritas) = 3 menit/truk
Merupakan prioritas pelayanan yang dilakukan khusus μ4 = x 60 menit/jam (14)
kepada pelanggan utama yang mempunyai prioritas
1488
= 20 truk/jam
b. Probabilitas keadaan antrian
Jumlah alat angkut (N) yang dilayani oleh excavator
Hitachi ZX-350 adalah 5 unit Mitsubishi fuso 220 Ps
dengan 4 tahap antrian (M). Sehingga banyaknya
kemungkinan keadaan antrian adalah[17]:
( ) ( )
( )( )
= ( )( )
(15)
= 56 Keadaan
= ( )( )( )( )( )
=( )
= 0,0000438
Cara ini digunakan untuk setiap koefisien keadaan
sistem hingga keadaan P(2,1,1,1). Pada Tabel 13 dilihat
bahwa koefisien P(5,0,0,0) bernilai 1 sehingga menjadi
dasar untuk menghitung probabilitas masing-masing
keadaan sistem. Dari Tabel 13 jumlah koefisien dan
seluruh keadaan sistem adalah 2,1629428 maka untuk
probabilitas keadaan adalah sebagai berikut:
4.10.3 Perhitungan Lq1, Lq3, Wq1dan Wq3
P(5,0,0,0) = (17)
a. Lq1
= 0,462333
Merupakan antrian alat angkut saat akan dimuat oleh
Sehingga probabilitas tiap keadaan sistem dapat alat gali muat dengan syarat n1 > 1 (Tabel , kolom ke-
dihitung seperti contoh dibawah ini: 2)
P(0,0,0,5) = koefisien P(0,0,0,5) × P(5,0,0,0) (18) Lq1 = (1 × ∑(Probabilitas keadaan 19, 21, 23, 42, 43,
= 0,0000438 x 0,4623330 44, 46, 47, 48, 56)) + (2 × ∑(probabilitas
= 0,0000202 keadaan 26, 27, 28, 38, 39, 40)) + (3 ×
∑(probabilitas keadaan 14, 15, 16)) +
Tabel 13. Keadaan Probabilitas
(4 ×∑(probabilitas keadaan 4))
= 3 truk
b. Lq3
Merupakan Antrian Alat angkut saat akan
menumpahkan material ke crusher dengan syarat
n3 > 1
c. Wq1
Merupakan waktu tunggu alat angkut pada saat akan
dimuat oleh alat gali muat. Untuk menentukan Wq1
terlebih dahulu harus di hitung tingkat kesibukan (ᶯ1)
excavator dengan syarat n1 = 0.
1489
ᶯ1 = 1 - ∑( probabilitas keadaan 1, 2, 3, 5, 6, 8, 4.11 Produksi yang Didapatkan Berdasarkan
10, 12, 13, 17, 18, 20, 22, 24, 25, 29, 34, Teori Antrian
36, 41, 45, 49)
= 1 – 0,0011482 Tabel 14. Produksi Alat Angkut
= 0,9988518
= 99,89%
Wq1 = (20) Tabel 15. Produksi alat angkut berdasarkan teori antrian
=
= 0,4290 jam
= 25,74 menit ≈ 26 menit
1490
c. Waktu tunggu efektif alat angkut selama 1,4 [9] Anonim.”Spesification & Aplication Handbook”.
menit. Japan: Komatsu. (2009).
2. Berdasarkan perhitungan jumlah dump truck yang [10] Sumarya. Bahan Ajar Alat Berat dan Interaksi Alat
dibutuhkan maka didapat perhitungan nilai MF yaitu Berat. Padang: Universitas Negeri Padang. (2012).
MF > 1. Jika MF lebih besar dari 1 maka terjadi waktu [11] Herlita, Padeni. Analisis Kebutuhan Alat Muat dan
tunggu pada alat angkut yang berarti terjadi antrian. Alat Angkut Pada Kegiatan Penambangan Soil di
Upaya untuk mengurangi waktu antrian pada produksi Area 242 dengan Penerapan Metode Antrian Untuk
batu andesit dengan melakukan perbaikan komposisi Memenuhi Target Produksi Clay 3000 Ton/Hari.
alat menjadi MF=1. Jumlah alat angkut optimum Jurnal Bina Tambang 3, 4. Universitas Negeri
berdasarkan metode kapasitas produksi adalah Padang. (2018).
sebanyak 5 unit dump truck, sedangkan jumlah alat [12] Lola. Kajian Teknis Produktivitas Alat Gali Muat
angkut berdasarkan metode antrian adalah sebanyak dan Alat Angkut Menentukan Waktu Efektif. Padang:
4 unit dump truck. UNP. (2017).
3. Manajemen fleet alat muat alat dan angkut dalam [13] Maharani, Fadhillah. Evaluasi Pengaruh Kondisi
penerapan metode antrian yaitu 1 alat muat Excavator Jalan Angkut Terhadap Produktivitas Dump Truck
Hitachi ZX- 350 mampu melayani 4 alat angkut Dump Mitsubishi Fuso 220 PS dari Front Penambangan
Truck Mitsubishi Fuso 220 PS dengan produksi Menuju Unit Crusher Pada Penambangan Batu
sebesar 38.485 ton/bulan sehingga target produksi Andesit PT Koto Alam Sejahtera. Padang: UNP.
tercapai. (2018).
[14] Anisari, Rezky. Produktivitas Alat Muat dan Alat
Angkut Pada Pengupasan Lapisan Tanah Penutup Di
5.2 Saran
Pit 8 Fleet D PT. Jhonlin Baratama Jobsite Satui
1. Mengkaji kembali kebutuhan peralatan yang Kalimantan Selatan. Jurnal ITEKNA 16, 1.
digunakan dalam penambangan untuk mendapatkan Politeknik Negeri Banjarmasin. (2016)
produktivitas yang lebih optimal. [15] A. Vendhi Prasmoro. Optimasi Produksi Dumptruck
2. Mengkaji kembali alat gali muat dari alat yang telah Volvo FM 440 dengan Metode Kapasitas Produksi
disediakan untuk mengurangi waktu tunggu alat.s dan Teori Antrian di Lokasi Pertambangan
3. Mengkaji kembali settingan fleet yang digunakan batubara, Samarinda Kalimantan Timur. Jurnal
dalam penambangan untuk mendapatkan produksi Teknik 6, 1 Mercu Buana (2014).
yang lebih optimal dan untuk pengerjaan di lapangan [16] Anaviroh. Model Antrian Satu Server Dengan Pola
agar memperhatikan rencana yang telah dibuat agar Kedatangan Berkelompok (Batch Arrival). Jurnal
mencapai target produksi. Penelitian 4, 2 Universitas jambi (2018).
[17] E. Dwi Rahmi. Kajian Sistem Kerja Alat Muat dan
Daftar Pustaka Alat Angkut Pada Pengupasan Overburden Dengan
Penerapan Metode Antrian Di Pit Taman Tambang
Air Laya PT. Bukit Asam (Persero)Tbk. Jurnal Bina
[1] Sugiyono. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Tambang 2, 3 Universitas Negeri Padang (2018).
Kualitatif, dan R&D. Jakarta: Alfabeta. (2017). [18] Rahman, Fadel. Analisis Manajemen Fleet Pada
[2] A. Muri Yusuf. Metodologi Penelitian. Padang: Kegiatan Pengupasan Overburden PT Artamulia
UNP Press. (2013). Tatapratama di Desa Tanjung Belit, Kecamatan
[3] Nawawi, H. Hadari. Metode Penelitian Deskriptif. Jujuhan, Kabupaten Muaro Bung. Jurnal Bina
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. (1983). Tambang 2, 3 Universitas Negeri Padang (2018).
[4] Pfleider, Eugene .P. Surface Mining 1st Edition. New
York: The American Institute of Mining,
Metallurgical and Petroleum. (1972).
[5] Amrun Liemin, dkk. Evaluasi Produksi Overburden
Pada Front Kerja Excavator Hitachi Shovel. Jurnal
Geomine 6, 1. Universitas Muslim Indonesia. (2018)
[6] Anaperta, Yoszi Mingsi. Evaluasi Keserasian (Match
Factor) Alat Muat dan Alat Angkut Dengan Metode
Control Chart (Peta Kendali) Pada Aktivitas
Penambangan di Pit X PT Y. Jurnal Teknologi
Informasi & Pendidikan 9, 1. Universitas Negeri
Padang. (2016)
[7] Aqsal Ramadhan Shaddad, dkk. Analisis Keserasian
Alat Mekanis Match Factor Untuk Peningkatan
Produktivitas. Jurnal Geomine 4, 3. Universitas
Hasanuddin. (2016).
[8] I. Yanto. Pemindahan Tanah Mekanis. Yogyakarta:
Jurusan Teknik Pertambangan. Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran”. (2012).
1491