Laporan Akhir Elektronika II
Laporan Akhir Elektronika II
Laporan Akhir Elektronika II
Operasional Amplifier
Reza Aditiya Adjie, Ahmad Riduan, Miya Yulia, Muhammad Eksya Pratama A., Nadia
Anugrahi L., Normalinda, Rika Amanda A., Ulil Abror AL-Rosyid
Program Studi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Lambung Mangkurat Jalan A.Yani Km. 36 Banjarbaru, Kalsel
Email : rezaaditiyaadjie@gmail.com
ABSTRACT− Operational Amplifier as an Inverting amplifier aims to find out the characteristics of the op-
amp reinforcement which are coupled with several work modes including inverting, non-inverting, and
differential amplifiers. As an ideal operational amplifier, operational amplifier (Op-Amp) has the following
characteristics : Large Input Impedance (Zi) = ∞, Output Impedance (Z0) is small = 0, High voltage
reinforcement (Av) = ∞, Band Width wide frequency response = ∞, V0 = 0 if V = V2 and does not depend on
the magnitude of V1, operational characteristics of the amplifier (Op-Amp) are independent of temperature.
In open loop mode the magnitude of the voltage gain is infinite, so the output voltage is almost and can be
said to be close to Vcc. In writing mathematics can be written : Av = ∞, so the output voltage ≈ Vcc. In closed
loop mode the magnitude of the voltage gain (Av) is large but does not reach its maximum value and can be
written as follows: Av < max. The Op Amp can also be used in a comparator mounted in an open loop state.
in this situation the Op Amp is not directly proportional to the input. in this experiment the results obtained
for Op Amp as a Comparator, with inverting and non-inverting is 0,1467 and as an inverting amplifier is -50
V and a non-inverting amplifier is 13,425 V. From the experimental results obtained strengthening data for
each work mode, the greater the value of reinforcement is obtained from the division of R2 with R1. For
comparator values as inverting and non inverting are the same. Strengthening of positive values for non-
inverting and differential amplifiers and negative values for inverting amplifiers, in addition there are
inaccuracies in the gain resulting from several parameters of the characteristics of an op-amp itself, such as
CMRR, open-loop (AOL), unity-gain frequency, and Slew rate where the quality of an op-amp is considered
good if the ideal parameter values are met.
1
I. PENDAHULUAN Penguat ini dinamakan penguat non
Dalam dunia elektronika kita mengenal inverting karena masukan dari penguat
salah satu komponen utama yaitu transistor, tersebut adalah masukan non inverting dari
dimana fungsi dari transistor sebagai penguat Op Amp. Sinyal keluaran yang dihasilkan
arus dan saklar otomatis. Beberapa transistor oleh penguat jenis ini sefasa dengan sinyal
yang terangkai dan terintegerasi dapat masukannya. Gambar 1 menunjukkan
dijadikan komponen elektronik lainnya rangkaian dari penguat inverting.
berupa Op-Amp (penguat operasional).
Operational Amplifier atau di singkat Op-
Amp merupakan salah satu komponen analog
yang popular digunakan dalam berbagai
aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-
amp popular yang paling sering dibuat antara
lain adalah rangkaian inverter, non-inverter, Gambar 1. Penguat Inverting
integrator dan differensiator. Pada pokok
bahasan praktikum ini akan dipaparkan Rumus untuk menentukan tegangan keluaran
aplikasi op-amp sebagai fliter lolos rendah, dari penguat inverting adalah sebagai
dimana rangkaian feedback (umpan balik) berikut :
R
negatif memegang peranan penting. Secara Vout f Vin
Rg
umum, umpan balik positif akan
menghasilkan osilasi sedangkan umpanbalik Untuk pengutannya :
negatif menghasilkan penguatan yang dapat Vout
terukur (Horn, 1994). Gain
Vin
Penguat operasional (bahasa Inggris:
operational amplifier) atau yang biasa disebut
Penguat ini dinamakan penguat non
op-amp merupakan suatu jenis penguat
inverting karena masukan dari penguat
elektronika dengan sambatan (bahasa Inggris:
tersebut adalah masukan non inverting dari
coupling) arus searah yang memiliki bati
Op Amp. Sinyal keluaran yang dihasilkan
(faktor penguatan atau dalam bahasa Inggris:
oleh penguat jenis ini sefasa dengan sinyal
gain) sangat besar dengan dua masukan dan
masukannya. Gambar 2 menunjukkan
satu keluaran. Penguat operasional pada
rangkaian dari penguat non inverting.
umumnya tersedia dalam bentuk sirkuit
terpadu dan yang paling banyak digunakan
adalah seri 741. Sebuah tapis/filter merupakan
sebuah jaringan yang didesain agar dapat
melewatkan isyarat pada daerah frekuensi
tertentu. Daerah frekuensi dimana isyarat
dapat diloloskan disebut pita lolos (pass band)
dan daerah frekuensi dimana isyarat ditolak Gambar 2. Penguat non Inverting
disebut pita henti (stop band). Filter dengan Rumus untuk menentukan tegangan
pita lolos pada frekeunsi rendah disebut filter keluaran dari penguat non inverting adalah
lolos rendah, sedangkan untuk pita lolos pada sebagai berikut : R Rf
Vout g Vin
frekuensi tinggi disebut filter lolos tinggi. Kita Rg
dapat juga mendesain filter dengan pita henti Untuk pengutannya :
pada frekuensi rendah dan pada frekuensi Rg R f
tinggi (Malvin, 1985). Gain
Rg
Reza, 1811014110009 2
proses yang sama pada deteknor null. yang tidak diketahui dengan :
Hal ini dilakukan menyalakan catudaya
= (3)
dan 2 buah masukan Amplifier
Differensial dihubungkan dan set 6. Ulangi prosedur input tegangan yang
Amplifier #2 GAIN FINE pada 1,0 GAIN “tidak diketahui” diatur ke masing-
COARSE diatur ke 10, aturlah OFFSET masing nilai yang ditunjukkan dalam
nullnya sampai pembacaan MOVING tabel 2.2, rekam pembacaan dan hiung
COIL METER berada sekitar nol. tegangan untuk setiap nilai, lakukan juga
Akhirnya lakukan hal yang sama untuk pengukuran tegangan langsung.
GAIN COARSE diatur ke 100. Metode ini mempunyai kekurangan
2. Buatlah rangkaian seperti pada Gambar untuk memuat sumber tegangan yang
2.3 (harap teliti) dan mengatur saklar tidak diketahui dan ini dapat
pada rangkaian Wheatstone Bridge ke ditunjukkan sebagai berikut :
OUT untuk melepas lengan rasio resistor 7. Set tegangan yang tidak diketahui pada 2
12kΩ dan resistor Rx dengan nilai yang V dan aturlah kondisi kesetimbangan.
tidak diketahui dari rangkaian. 8. Sekarang lepas koneksi dari luaran
Kemudian ambil gambar rangkaian yang resistor wirwwound (soket B) ke
jembatan Wheatsone (socket D) dan
perhatikan nilai revisi tegangan yang
tidak diketahui seperti yang ditunjukkan
oleh voltmeter digital. Tegangan yang
tidak diketahui.
Ketika dikoneksikan pada jembatan =
Gambar 2.3 Konfigurasi resistor Variabel _________________
anda buat dengan kamera digital’ Ketika dilepas dari jembatan =
3. Mengatur Amplifier #2 GAIN COARSE _________________(masukkan nilai
pada 10 dan mengatur luaran tegangan ketika dilepas)
dari wirewound resistor 10kΩ ke 4V II.4. Menentukan tegangan dengan metode 2
seperti yang ditunjukkan oleh MOVING Praktikan harus terbiasa dengan
COIL METER. Dimana tegangan tersebut prosedur awalnya untuk mengatur offset
mempresentasikan Vu tegangan yang amplifier dan menyeimbangkan
tidak diketahui. rangkaian jembatan. Petunjuk untuk
4. Sesuaikan resistor 10-turn untuk prosedur akan tidak diulang dalam
memperkirakan kondisi setimbang dan prosedur selanjutnya.
dengan Amplifier #2 GAIN COARSE 2.4.1 Pengukuran Tegangan Kurang Dari
diatur ke 100. Tegangan Standar
5. Catatlah pembacaan dial membaca pada 1. Melaksanakan prosedur inisialisasi
kondisi setimbang, masukkan nilai pada OFFSET dan kemudian
Tabel 2.2 dan menhitung nilai tegangan menghubungkan rangkaian seperti
Tabel 2.2 Hasil percobaan pengukuran tegangan
yang ditunjukkan pada Gambar 2.4,
metode 1 dengan menggunakan 100kΩ
Pembacaan variabel resistor sebagai Rs (Gambar
Perhitungan Pengukuran
dial pada 2.3) dalam rangkaian pasokan
Vu (V) tegangan Tegangan
posisi
setimbang
(V) Langsung tambahan sumber DC.
4 V V
5 V V
6 V V
7 V V
8 V V
9 V V
10 V V
5 Eksperimen Fisika 2, Instrumentasi, 2019
=___________________ =____________________(masukkan
Ketika dilepas dari jembatan nilai ketika dilepas)
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Komparator
3.2 Inverting
Tabel 3.2
Shafiudin, S., 2017. Sistem Monitoring Dan Sutrisno. file upi. Jembatan Wheatstone.Pdf.
Pengontrolan Temperatur Pada Inkubator Jakarta: Erlangga.
Penetas Telur Berbasis Pid. Jurnal Teknik
Elektro, 6 (3).
LAMPIRAN
Perhitungan
- Perhitungan Pengukuran Resistansi untuk R4
Untuk Gain Coarse 10
Diketahui :
R3(10) = 4,92 kΩ R1(10) = 5,08 kΩ
R3(9) = 4,7 kΩ R1(9) = 5,3 kΩ
R3(8) = 4,5 kΩ R1(8) = 5,5 kΩ
R3(7) = 4,2 kΩ R1(7) = 5,8 kΩ
R3(6) = 3,86 kΩ R1(6) = 6,14 kΩ
R3(5) = 3,36 kΩ R1(5) = 6,64 kΩ
R3(4) = 2,9 kΩ R1(4) = 7,1 kΩ
R3(3) = 2,5 kΩ R1(3) = 7,5 kΩ
R3(2) = 1,68 kΩ R1(2) = 8,32 kΩ
R3(1) = 0,74 kΩ R1(1) = 9,26 kΩ
R2 = 12 kΩ
Ditanyakan : R4 = ?
Jawab:
Jawab:
Diketahui:
V41 = 10 V45 = 6
V42 = 9 V46 = 5
V43 = 8 V47 = 4
V44 = 7
Ditanya : Vst = ?
Jawab:
- Perhitungan Penyesuaian Resistor 10-turn a
Diketahui:
V41 = 0,25 V45 = 0,65
V42 = 0,35 V46 = 0,75
V43 = 0,45 V47 = 0,85
V44 = 0,55 V48 = 0,95
Ditanya : Vst = ?
Jawab: