7645 19646 1 PB PDF

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 20

Jurnal Akuntansi DOI: https://doi.org/10.33369/j.akuntansi.9.2.

141-160
Vol. 9, No.2 2019 Hal. 141-160

PENGARUH INEPENDENSI, OBJEKTIVITAS, PENGETAHUAN,


PENGALAMAN KERJA, INTEGRITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT
(STUDI PADA INSPEKTORAT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018)

The effect of independence, objectivity, knowledge, work experinece, integrity ,


on audit quality (study on west java provincial inspectorate in 2018)

Yohana Ariska Sihombing1), Dedik Nur Triyanto2)


Universitas Telkom, Bandung

ABSTRACT

Audit quality is the implementation of audit conducted in accordance with the standard so able to disclose and
report in case of violations made by the client. The purpose of this research is to analyse matters relating to audit
quality. This research intends to know the influence of independent variables both simultaneously and partially. In
this study, the independent variables are independence, objectivity, knowledge, work experience, and integrity while
the dependent Varaibel is the quality of the audit. The population in this study was the internal auditor of the West
Java province of 2018 with a total of 31 respondents and a sampling technique in this study was a method of census
sample techniques. The analytical methods in this study are the descriptive statistical analysis and multiple
regression analyses using the SPSS 23 software. Based on the results of the test, the value of R square in this study
is fifty five percent, it is mean that the independent variabel effects the dependent variable by fifty five percent while
the remaining of forty five percent is influenced by other factors. Simultaneous variability of independence,
objectivity, knowledge, work experience, and integrity significantly affect the quality of the audit. Partial
independence variables have a significant positive effect on the audit quality. A partial variable objectivity,
knowledge, work experience, and integrity have no effect on the quality of auditing.

Key Words : Independence, Objectivity, Knowledge, Work Experience, Integrity, Audit Quality

ABSTRAK

Kualitas audit merupakan audit yang dilaksanakan berdasarkan standard yang berlaku sehingga mampu
mengungkapakan dan apabila ada terjadi pelanggaran oleh klien maka dapat dilaporkan .Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis hal – hal yang berkaitan dengan kualitas audit. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui
pengaruh variabel independen baik secara simultan dan secara parsial. Dalam penelitian ini, yang menjadi
variabel independen yaitu independensi, objektivitas, pengetahuan, pengalaman kerja, dan integritas sedangkan
varaibel dependen yaitu kualitas audit. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor internal Inspektorat Provinsi
Jawa Barat tahun 2018 dengan jumlah responden 31 orang dan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah metode teknik sampel jenuh. Dalam penelitian ini menggunakan metode analysis statistik deskriptif dan
analisis regresi berganda dengan menggunakan software SPSS 23. Berdasarkan hasil pengujian, nilai R square
pada penelitian ini adalah sebesar lima puluh lima persen, artinya bahwa variael independen mempengaruhi
variabel dependen sebesar lima puluh lima persen sedangkan sisanya sebesar empat puluh lima persen dipengaruhi
faktor lain. Secara simultan varaibel independensi, objektivitas, pengetahuan, pengalaman kerja, dan integritas
berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Secara parsial variabel independensi berpengaruh positif
signifikan terhadap kualitas audit. Secara parsial variabel objektivitas, pengetahuan, pengalaman kerja, dan
integritas tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

Kata Kunci : Independensi, Objektivitas, Pengetahuan, Pengalaman Kerja, Integritas, dan Kualitas Audit.

141
PENGARUH INEPENDENSI, OBJEKTIVITAS, PENGETAHUAN, PENGALAMAN KERJA, INTEGRITAS
TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI PADA INSPEKTORAT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018)
Yohana Ariska Sihombing dan Dedik Nur Triyanto

Corresponding first author: Yohana Ariska Sihombing


Email addresses for corresponding author: yohana.sihombing96@gmail.com , dedik.triyanto@gmail.com
First submission received: 24 Juni 2019
Revised submission received: 14 September 2019
Accepted: 23 September 2019

PENDAHULUAN

Dimasa sekarang ini pemerintah dituntut dalam melaksanakan fungsinya secara


transparan dan akuntabel untuk menciptakan good governance dan clean governance,
sehingga dibutuhkan adanya aparatur pemerintah yang kompeten, independen dan sistem
pengendalian intern guna mengawasi, mengevaluasi dan menjamin kinerja pemerintahan
agar tugas dan fungsinya terlaksana dengan baik serta kebijakan – kebijakan yang ditetapakan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku baik secara ekonomis, efektif, efisien, bebas dari
tindakan korupsi kolusi dan nepotisme.
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah menyatakan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) merupakan aparat yang
melakukan pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah
termasuk akuntabilitas keuangan Negara yang melakukan pengawasan intern melalui review,
audit, eveluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya.
Meskipun Jawa Barat meraih penghargaan dari Menteri Keuangan atas keberhasilan
menyajikan laporan keuangan pada tahun 2016 – 2017 dengan capaian standard tertinggi
dalam Akuntansi Keuangan Pemerintah. Namun ternyata yang terjadi masih ditemukannya
kasus tindak korupsi yang dikarenakan APIP tidak diberdayakan semaksimal mungkin.
Banyaknya korupsi di daerah yang melibatkan sejumlah pejabat mengindikasikan bahwa
keberadaan APIP tidak menjamin pemerintah yang bersih dari tindak kecurangan. Yang
menjadi persoalan adalah independensi dan kompetensi APIP yang sering kali diragukan.
Etika profesi auditor diatur dalam Kode Etik Aparat Intern Pemerintah bahwa auditor dalam
menjalankan tugasnya harus taat terhadap standar yang berlaku umum dan bebas dari
pengaruh pihak lain. Auditor juga harus kompeten baik dari segi pengalaman dan
pengetahuan yang dimiliki auditor sehingga dalam melakukan pemeriksaan dapat
menemukan celah terhadap kecurangan.
Menurut Agoes (2012) , audit adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak
yang independen secara sistematis dan kritis, terhadap laporan keuangan yang telah disusun
oleh manajemen, beserta catatan – catatan pembukuan dan bukti – bukti pendukungnya,
bertujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
Independensi merupakan kode etik yang diatur dalam SPKN menyatakan bahwa
Independensi adalah suatu sikap dan tindakan dalam melaksanakan pemeriksaan untuk tidak
dipengaruhi oleh siapapun dan tidak memihak kepada siapapun Hasil penelitian Dianawati
& Ramantha (2013)sejalan dengan Ika et.al (2013) mengatakan bahwa independensi mimiliki
pengaruh dalm meningkatkan kualitas audit.
Faktor lain yang mempengaruhi kualitas audit adalah objektivitas. Berdasarkan Kode
Etik Aparat Intern Pemerintah Indonesia , objektivitas adalah sikap jujur yang tidak dapat
dipengaruhi opini dan pertimbangan individu atau golongan dalam mengambil suatu
tindakan. Hasil penelitian Fitriani (2013) menyatakan bahwa objektivitas auditor memilki
pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Pengetahuan audit adalah pemahaman
auditor dalam melakukan proses auditnya secara efektif. Seorang auditor yang memiliki
pengetahuan dalam melaksanakan proses auditnya akan memberikan hasil yang baik

142
Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356
Vol. 9, No.2, 2019 Hal. 141-160

daripada auditor yang tidak memiliki pengetahuan dalam proses auditnya (Ainia, 2011).
Dalam menjalankan fungsinya sebagai APIP, auditor inspektorat membutuhkan
pengalaman sebanyak mungkin sehingga dapat juga menunjang kompetensinya. Auditor
yang memiliki pengalaman yang cukup akan menjadi pembelajaran bagi auditor dalam
meningkatkan nilai kualitas audit yang dihasilkan. Hasil penelitian Widiastuti (2016)
menyatakan bahwa pengalaman kerja auditor akan mempengaruhi kualitas audit yang
dihasilkan. Faktor integritas juga dapat mempengaruhi kualitas audit, menurut Sukriah
(2009) dalam Parasayu (2014) menyatakan integritas dapat menerima perbedaan pendapat
yang jujur dan kesalahan yang tidak disengaja, namun tidak dapat menerima kecurangan.

KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS

Kualitas Audit

Menurut De Angelo (1981) Kualitas audit merupakan peluang auditor kemungkinan


menemukan kemudian melaporkan mengenai pelanggaran suatu sistem akuntansi klien. Dalam
melakukan audit auditor harus memiliki independensi sehingga dapat memberikan opini atau
kesimpulan sesuai dengan fakta yang terjadi tanpa ada pengaruh dari pihak yang berkepentingan.
Sedangkan menurut Dewi (2016) kualitas audit merupakan tindakan dimana seorang auditor
melaporkan hasil audit berdasarkan bukti – bukti yang ada kepada pihak yang berkepentingan
sesuai dengan standar auditing yang sudah ditetapkan oleh Aparat Pengawas Intern Pemerintah
(APIP). Audit yang berkualitas adalah ketika dalam melakukan proses audit sesuai dengan
standar yang ditetapkan dan auditor dapat mendeteksi kekeliruan atas penyajian laporan
keuangan auditee sehingga dapat dilakukan evaluasi untuk meningkatkan kewajaran suatu
laporan keuangan.

Independensi
Menurut Mulyadi (2002:9) dalam (Widiastuti, 2016) mendefinisikan independensi sebagai
keadaan tidak dikendalikan dan bebas dari pengaruh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain.
Akuntan publik yang independen haruslah akuntan publik yang tidak dapat terpengaruh dan tidak
dapat dipengaruhi oleh berbagai opini yang berasal dari luar diri akuntan dalam
mempertimbangkan fakta yang dijumpainya dalam pemeriksaan. Dalam melaksanakan
fungsinya auditor haruslah bersikap independen sehingga dapat menghasilkan audit yang
berkualitas. Auditor yang mempertahankan sikap indepedensinya baik dalam penyusunan
program, dalam praktisi dan dalam pelaporan akan mempengaruhi hasil pemeriksaan yang
dilakukan. Auditor yang tidak independen akan mudah diintervensi oleh pihak lain sehingga
informasi yang diberikan bukan berasal dari diri auditor. Sebab dengan adanya independensi
auditor maka dalam melaksanakan pemerikasaan tidak akan dipengaruhi oleh pihak lain dan
auditor juga bebas dari tekanan – tekanan dari pihak lain. Sehingga semakin tinggi sikap
independensi auditor maka berpengaruh dalam meningkatkan kualitas audit. Sehingga variabel
indpendensi memiliki pengaruh yang positif terhadap kualitas audit.
H1 : Independensi berpengaruh signifikan positif terhadap Kualitas Audit.

Objektivitas
Menurut Hery (2017:267) Objektif adalah sikap mental bebas yang harus dimiliki oleh
auditor internal. Dalam melaksanakan pemeriksaan bahwa auditor tidak boleh menilai segala
sesuatu berdasarkan hasil penilaian orang lain dan dapat membebaskan diri dari suatu keadaan
yang dapat membuat mereka mejadi tidak dapat memberikan penilaian secara professional dan
objektif. Objektivitas berhubungan erat dengan independensi, karena auditor yang objektif
adalah auditor yang memberikan pendapat sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Objektivitas
143
PENGARUH INEPENDENSI, OBJEKTIVITAS, PENGETAHUAN, PENGALAMAN KERJA, INTEGRITAS
TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI PADA INSPEKTORAT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018)
Yohana Ariska Sihombing dan Dedik Nur Triyanto

yang dimiliki auditor tidak dapat dipengaruhi oleh orang lain apalagi yang mencari keuntungan
atas hasil pemeriksaan audit. Sehingga semakin tinggi sikap objektivitas auditor, maka akan
meningkatkan kualitas audit.
H2 : Objektivitas berpengaruh signifikan positif terhadap Kualitas Audit.

Pengetahuan
Menurut Tubbs (1992) dalam (Parasayu & 2014) menyatakan bahwa dalam mendeteksi
sebuah kesalahan, pengetahuan merupakan hal yang harus dimiliki auditor mengenai apa dan
bagaimana kesalahan terjadi. Seorang auditor tidak akan dapat melaksanakan auditnya tanpa
memiliki pengetahuan seperti pengetahuan akan entitas yang diaudit, pengetahuan akan sektor
pemerintahan dan pengetahuan mengenai standar yang berlaku umum. Auditor yang memiliki
tingkat pengetahuan yang tinggi akan dapat mengawasi dan mengevaluasi suatu entitas dan
mendapat opini audit yang berkualitas. Semakin banyak pengetauan yang dimiliki auditor maka
diharapkan dapat meningkatkan kualitas audit. Sehingga variabel pengetahuan memiliki
pengarauh yang positif terhadap kualitas audit.
H3 : Pengetahuan berpengaruh signifika positif terhadap kualitas Audit.

Pengalaman Kerja
Menurut Kovinna & Betri (2013) mengenai pengalaman kerja merupakan suatu proses
pembelajaran dan penambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dan pendidikan
formal maupun nonformal kemudian bisa juga diartikan sebagai suatu proses yang menjadikan
seseorang kepada pola tingkah laku yang lebih tinggi. Seseorang yang memiliki banyak
pengalaman akan semakin mahir dan ahli dalam menekuni bidangnya. Sebab segala sesuatu yang
dilakukan secara berulang akan membuat seseorang semakin terbiasa dan semakin mudah
melakukannya. Demikian juga auditor pengalaman – pengalaman yang dimiliki auditor akan
sangat berguna bagi auditor dalam melaksanakan audit untuk selanjutnya. Sehingga semakin
banyak pengalaman auditor maka dapat meningkatkan kualitas audit.
H4 : Pengalaman Kerja berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas audit.

Integritas
Dalam Pudiklatwas BPKP (2008:5), integritas adalah suatu elemen karakter yang
mendasari timbulnya pengakuan professional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi
kepercayaan publik dan merupakan patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang
diambil. Auditor diharuskan untuk menjunjung tinggi nilai integritas. Dengan adanya integritas
auditor akan melaksankan tanggungajwabnya dengan bijaksana sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Auditor yang berintegritas tidak akan melakukan tugasnya untuk kepentingan pada satu
pihak namun sesuai dengan standar dan tidak juga dipengaruhi oleh pihak manapun. Nilai
integritas yang dimiliki auditor dalam melaksanakan tugasnya akan menghasilkan audit yang
berkualitas.
H5 : Integritas berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas audit.

METODE PENELITIAN

Pada penelitan ini berdasarkan metodenya tergolong ke dalam jenis penelitian kuantitatif.
Dimana mengkaji fenomena ilmiah kemudian melihat kaitannya antar variabel dari suatu maslah
yang ditetapkan. Berdasarkan jenis tujuannya penelitian ini disusun dengan deskriptif dan
verifikatif. Tipe penyelidikan bersifat kausalitas yang artinya suatu variabel menyebabkan
perubahan variabel lain. Tingkat keterlibatan peneliti yaitu tidak mengintervensi data dan
penelitian ini dilakukan secara individu. Waktu pada penelitian ini menggunakan Cross–

144
Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356
Vol. 9, No.2, 2019 Hal. 141-160

Sectional yang artinya jenis survey yang mengamati sebuah objek penelitian, baik satu maupun
beberapa objek dengan mengumpulkam data pada waktu yang bersamaan.

Variabel Penelitian
Variabel pada penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan variabel independen.
Dengan variabel dependen yaitu kulitas audit dan variabel independen terdiri dari independensi
(X1), objektivitas (X2), pengetahuan (X3), pengalaman kerja (X4), dan Intergritas (X5).

Variabel Kualitas Audit


Menurut Menurut De Angelo (1981), Kualitas audit merupakan peluang auditor
kemungkinan menemukan kemudian melaporkan mengenai pelanggaran suatu sistem akuntansi
klien. Dalam melakukan audit auditor harus memiliki independensi sehingga dapat memberikan
opini atau kesimpulan sesuai dengan fakta yang terjadi tanpa ada pengaruh dari pihak yang
berkepentingan.Variabel kualitas audit pada penelitian ini diadopsi dari Parasayu & Rohman
(2014) diukur dengan menggunakan indikator sebagai berikut:
1. Kesesuaian pemeriksaan dengan Standar Audit.
2. Kualitas hasil audit.

Variabel Independensi
Independensi adalah sikap dimana pihak lain tidak dapat mempengaruhi opininya.
Variabel independensi pada penelitian ini menggnakan indikator yang digunakan oleh diukur
dengan menggunakan indikator:
1. Independensi penyusunan program.
2. Independensi dalam praktisi.
3. Independensi dalam pelaporan.

Variabel Objektivitas
Objektivitas adalah sikap yang dalam mempertimbangkan fakta tidak memihak kepada
siapapun, terlepas dari kepentingan pribadi yang melekat pada fakta yang dihadapinya. Variabel
objektivitas menggunakan indikator yang digunakan oleh Sukriyah et al (2009) diukur dengan
dengan indikator sebagai berikut:
1. Bebas dari benturan kepentingan.
2. Pengungkapan kondisi sebenarnya sesuai fakta.

Variabel Pengetahuan
Berdasarkan Kode Etik Aparat Intern Pemerintah mengatakan bahwa kompetensi
merupakan seseorang yang memiliki karateristik berupa keterampilan, pengetahuan, dan sikap
perilaku yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas jabatannya. Variabel pengetahuan diukur
dengan menggunakan indikator berdasarkan standar APIP sebagai berikut:
1. Pengetahuan Umum
2. Pendidikan dan pengetahuan berkelanjutan

Variabel Pengalaman Kerja


Merupakan suatu proses pembelajaran dan penambahan perkembangan potensi bertingkah
laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa saja diartikan sebagai suatu proses
yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Variabel
pengalaman kerja diukur dengan mengguakan indikator berdasarkan SPKN yang telah
dimodifikasi diukur dengan menggunakan sebagai berikut:
145
PENGARUH INEPENDENSI, OBJEKTIVITAS, PENGETAHUAN, PENGALAMAN KERJA, INTEGRITAS
TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI PADA INSPEKTORAT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018)
Yohana Ariska Sihombing dan Dedik Nur Triyanto

1. Lama kerja melakukan audit


2. Banyaknya tugas pemeriksaan.

Variabel Integritas
Integritas merupakan kualitas yang menjadi patokan bagi anggota dalam menguji semua
keputusannya sebagai landasan kepercayaan publik. Variabel integritas diukur dengan
menggunakan indikator yang pernah digunakan oleh Sukriyah et al (2009) sebagai berikut:
1. Keberanian auditor
2. Sikap bijaksana
3. Tanggungjawab auditor

Jenis dan Teknik Pengumpulan Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer tersebut
diperoleh dengan menggunakan pertanyaan dalam bentuk kuesioner yang ditujukan kepada
auditor internal Inspektorat Provinsi Jawa Barat sebagai responden dalam penelitian ini.
Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari enam bagian dimana setiap bagian terdiri dari variabel
– variabel pada penelitian ini. Kuesioner disebarkan kepada auditor beserta surat permohonan
berisi tentang penjelasan tujuan penelitian. Kuesioner diisi berdasarkan petunjuk yang dibuat
secara sederhana dan jelas sehingga memudahkan responden dalam melakukan pengisian.

Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel


Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh auditor internal Inspektorat Provinsi Jawa
Barat dengan jumlah 45 orang. Namun setelah kuesioner disebar hanya 31 responden yang
bersedia mengisi kuesioner. Karena jumlah responden kurang dari 100 responden makan metode
pemilihan sampel yang digunakan yaitu metode sampel jenuh/sensus. Sampel jenuh adalah
teknik penentuan sampel bila anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2014).
Pada penelitian ini populasi auditor internal sebanyak 31 orang dijadikan sebagai sampel.
Statistik deskriptif pada penelitian ini menggunakan garis kontinum sebagai berikut:
Sangat
Tidak Sangat
tidak
setuju Netral Setuju setuju
setuju

20.0% 36.0% 52.0% 68.0% 84.0% 100.0%

Gambar 1
Garis Kontinium

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah yaitu analisis regresi linier
berganda dengan tujuan untuk menguji bagaimana pengaruh varaibel independen yang terdiri
dari independensi, objektivitas, pengetahuan, pengalaman kerja, dan integritas terhadap
varaibel dependen yaitu kualita audit pada Inspektorat Provinsi Jawa Barat. Model yang
digunakan untuk analisis regresi linear berganda adalah sebagai berikut:

Y = α+ X1 β1 + X2 β2 + X3 β3 + X4 β4 + X5 β5 + e
Y : Kualitas Audit
X1 : Independensi Auditor
X2 : Objektivitas Audit
X3 : Pengetahuan Auditor
X4 : Pengalaman Auditor
146
Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356
Vol. 9, No.2, 2019 Hal. 141-160

X5 : Integritas
α : Konstanta
β1- β3 : Koefisien Regresi
HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristisk Responden
Responden penelitian diambil dari auditor Inspektorat Provinsi Jawa Barat. Data
penelitian diperoleh dari jawaban responden. Jumlah sebaran kuesioner yang kembali adalah
sebanyak 31 orang artinya terdapat 31 auditor yang bersedia mengisi kuesioner. Biodata
pegawai pada kuesioner yang disebar terdiri atas nama, jenis kelamin, pendidikan terakhir,
lama bkerja sebagai auditor, banyak penugasan yang pernah ditangani. Berdasarkan
pendidikan terkahir mayoritas auditor jenjang pendidikan S2 yaitu 52%. Sedangkan
berdasarkan lama bekerja sebagai auditor mayoritas auditor bekerja diatas 15 tahun yaitu
42%. Kemudian berdasarakan banyaknya penugasan audit, mayoritas auditor memiliki diatas
20 tahun penugasan yaitu 71%.

Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir – butir dalam suatau daftar
pertanyaan dalam mendefinisikan sutau variabel. Uji validitas dalam penelitian ini
menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson. Sutau instrument dapat dikatakan
valid apabila hasil perhitungan koefisien korelasi menunjukkan sebesar 0,4556 atu lebih
untuk n=31 dengan tingkat signifikansi 5%. Pada penelitian ini seleuruh instrument
dinyatakan valid karena memiliki r hitung lebih besar dari 0,4556. Berikut merupakan tabel
hasil uji validitas pada penelitian ini:

Tabel 1
Hasil Uji Validitas
Variabel Item Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
1 0,700 0,4556 Valid
2 0,723 0,4556 Valid
3 0,761 0,4556 Valid
Kualitas Audit
4 0,554 0,4556 Valid
(Y)
5 0,661 0,4556 Valid
6 0,565 0,4556 Valid
7 0,688 0,4556 Valid
8 0,725 0,4556 Valid
9 0,600 0,4556 Valid
10 0,678 0,4556 Valid
11 0,682 0,4556 Valid
Independensi
12 0,623 0,4556 Valid
(X1)
13 0,727 0,4556 Valid
14 0,764 0,4556 Valid
15 0,762 0,4556 Valid
16 0,762 0,4556 Valid
17 0,760 0,4556 Valid
18 0,517 0,4556 Valid
Objektivitas 19 0,701 0,4556 Valid
(X2) 20 0,692 0,4556 Valid
21 0,660 0,4556 Valid
22 0,653 0,4556 Valid
23 0,653 0,4556 Valid

147
PENGARUH INEPENDENSI, OBJEKTIVITAS, PENGETAHUAN, PENGALAMAN KERJA, INTEGRITAS
TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI PADA INSPEKTORAT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018)
Yohana Ariska Sihombing dan Dedik Nur Triyanto

Variabel Item Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan


Pengetahuan 24 0,746 0,4556 Valid
(X3) 25 0,489 0,4556 Valid
26 0,515 0,4556 Valid
27 0,664 0,4556 Valid
28 0,527 0,4556 Valid
29 0,818 0,4556 Valid
30 0,660 0,4556 Valid
31 0,587 0,4556 Valid
Pengalaman 32 0,517 0,4556 Valid
Kerja (X4)
33 0,559 0,4556 Valid
34 0,684 0,4556 Valid
35 0,482 0,4556 Valid
36 0,491 0,4556 Valid
37 0,619 0,4556 Valid
38 0,540 0,4556 Valid
39 0,483 0,4556 Valid
Integritas (X5)
40 0,576 0,4556 Valid
41 0,540 0,4556 Valid
42 0,658 0,4556 Valid
43 0,535 0,4556 Valid
Sumber: Data Primer yang Diolah, (2019)

Uji Reliabilitas
Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menghitung koefisien Cronbach
Alpha dari masing – masing instrument dalam suatu variabel dengan menggunakan SPSS.
Instrumen dapat dikatan handal atau reliabel apabila memiliki Cronbach Alpha>0,6 . berikut
adalah hasil perhitungan uji reliabilitas dalam bentuk tabel:

Tabel 2
Uji Reliabilitas

No Variabel Cronbach Titik Keterangan


Alpha Krisis
1 Kualitas Audit 0,680 0,6 Reliabel
2 Independensi 0,871 0,6 Reliabel
3 Objektivitas 0,747 0,6 Reliabel
4 Pengetahuan 0,646 0,6 Reliabel
5 Pengalaman Audit 0,720 0,6 Reliabel
6 Integritas 0,680 0,6 Reliabel
Sumber: Data Primer yang Diolah SPSS (2019)
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif bertujuan menggambarkan atau mendeskripsikan data
kuesioner yang telah diisi oleh responden dengan apa adanya. Hasil analisis statistik
deskriptif variabel dependen yaitu kualitas audit dengan hasil 90% berada pada kategori
sangat setuju. Variabel independensi dengan skor 92% berada pada kategori sangat setuju.
Objektivitas dengan skor 91% berada pada kategori sangat setuju. Pengetahuan dengan skor
88% berada pada kategori sangat setuju. Pengalaman kerja dengan skor 81% berada pada
kategori setuju. Integritas memiliki hasil 88% berada pada kategori sangat setuju. Berikut
merupaka tabel statistik deskriptif pada penelitian ini:

148
Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356
Vol. 9, No.2, 2019 Hal. 141-160

Tabel 3
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Variabel Skor Total Skor Ideal Presentase
KualitasAudit 978 1085 90%
Independensi 1279 1395 92%
Objektivitas 850 930 91%
Pengetahuan 822 930 88%
Pengalaman 884 1085 81%
Integritas 1096 1240 88%

Uji Asumsi Klasik


Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian
normalitas pada penelitian ini digunakan metode yang dilakukan dengan bantuan SPSS versi 23.
Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Hasil Uji normalitas

Uji Multikoliniearitas
Uji multikolieniaritas adalah untuk melihat apakah atau tidak korelasi yang tinggi antara
variabel – variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Alat yang digunakan
menguji gangguan multikolienaritas adalah Variance Inflation Factor (VIF) dibawah 10 dan
nilai Tolerance tidak kurang 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari muktikolienaritas.
Tabel berikut adalah hasil pengujian multikoliearitas:
Tabel 4
Hasil Pengujian Multikolinieritas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
(Constant)
X1 0,299 3,341
X2 0,225 4,451
X3 0,467 2,142
X4 0,730 1,371
X5 0,627 1,594
149
PENGARUH INEPENDENSI, OBJEKTIVITAS, PENGETAHUAN, PENGALAMAN KERJA, INTEGRITAS
TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI PADA INSPEKTORAT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018)
Yohana Ariska Sihombing dan Dedik Nur Triyanto

Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi
yang baik adalah yang homoskedastisitas. Berikut adalah diagram scatterplot yang diolah
dengan menggunakan SPSS:

Gambar 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Analisis Regresi Berganda


Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda.
Perhitungan hasil analisis regresi berganda dengan dibantu program SPSS, diperoleh hasil
perhitungan sebagai berikut:
Tabel 2
Hasil Pengujian Regresi Berganda

Unstandardized Coefficients
Model
B Std. Error
(Constant) 3,429 3,265
X1 0,405 0,157
X2 0,442 0,302
X3 -0,209 0,228
X4 0,011 0,169
X5 -0,043 0,162

Model persamaan regresi yang dapat dituliskan dari hasil pengujian tersebut dalam
bentuk persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 3,429+ 0,405X1 + 0,442X2 - 0,209X3 + 0,011X4 - 0,043X5

Tabel 3. Uji Hipotesis Simultan


ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 262,881 5 52,576 8,287 ,000b
Residual 158,609 25 6,344
Total 421,490 30
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X5, X4, X3, X1, X2
150
Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356
Vol. 9, No.2, 2019 Hal. 141-160

Tabel 4. Uji Hipotesis Parsial


Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) 3,429 3,265 1,050 0,304
Independensi (X1) 0,405 0,157 0,578 2,578 0,016
Objektivitas (X2) 0,442 0,302 0,379 1,465 0,155
Pengetahuan (X3) -0,209 0,228 -0,165 -0,919 0,367
Pengalaman Kerja (X4) 0,011 0,169 0,010 0,067 0,947
Integritas (X5) -0,043 0,162 -0,041 -0,266 0,792
a. Dependent Variable: Kualiats Audit (Y)

Pembahasan
Pengaruh Independensi, Objektivitas, Pengetahuan, Pengalaman Kerja, Integritas Secara
Simultan terhadap Kualitas Audit
Berdasarkan hasil uji hipotesis secara simultan seperti yang ditujukkan pada tabel 4.12
diperoleh nilai signifikansi yaitu 0,000 < 0,05 sehingga H0 ditolak yang berarti secara simultan
variabel independensi, objektivitas, pengetahuan, pengalaman kerja, integritas berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit di Inspektorat Provinsi Jawa Barat

Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit


Berdasarkan hasil pengujian, nilai signifikansi adalah sebesar 0,016 < 0,05 menunjukkan
bahwa varaibel independensi (X1) berpengaruh postif signifikan terhadap kualitas audit. Dengan
demikian disimpulkan bahwa H0 ditolak, hipotesis yang menyatakan independensi berpengaruh
terhadap kualitas audit diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Imron et.al (2017) dan Rabiatul, et.al (2018) bahwa independensi secara parsial berpengaruh
terhadap kualitas audit.

Pengaruh Objektivitas terhadap Kualitas Audit


Berdasarkan hasil pengujian nilai signifikansi adalah sebesar 0,155 > 0,05 menunjukkan
bahwa varaibel objektivitas (X2) tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa H0 diterima, hipotesis yang menyatakan objektivitas berpengaruh terhadap
kualitas audit ditolak. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Himawati & Putri (2017) dan Susilo & Widyastuti (2015) bahwa objektivitas auditor tidak
berpengaruh terhadap kualitas audit.

Pengaruh Pengetahuan terhadap Kualitas Audit


Berdasarkan hasil pengujian nilai signifikansi adalah sebesar 0,367 > 0,05 menunjukkan
bahwa varaibel pengetahuan (X3) tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa H0 diterima, hipotesis yang menyatakan pengetahuan berpengaruh terhadap
kualitas audit ditolak. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wokas
(2013) bahwa pengetahuan tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Kualitas Audit


Berdasarkan hasil pengujian nilai signifikansi adalah sebesar 0,947 > 0,05 menunjukkan
bahwa varaibel pengalaman kerja (X4) tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa H0 diterima, hipotesis yang menyatakan pengalaman kerja berpengaruh
terhadap kualitas audit ditolak. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
151
PENGARUH INEPENDENSI, OBJEKTIVITAS, PENGETAHUAN, PENGALAMAN KERJA, INTEGRITAS
TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI PADA INSPEKTORAT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018)
Yohana Ariska Sihombing dan Dedik Nur Triyanto

Parasayu & Rohman, (2014) bahwa pengalaman kerja yang dimiliki auditor tidak berpengaruh
terhdap kualitas audit.

Pengaruh Integritas terhadap Kualitas Audit


Berdasarkan hasil pengujian nilai signifikansi adalah sebesar 0,792 > 0,05 menunjukkan
bahwa varaibel Integritas (X5) tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa H0 diterima, hipotesis yang menyatakan integritas berpengaruh terhadap
kualitas audit ditolak. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wokas
(2013) bahwa integritas tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan analisis maka dapa disimpulkan bahwa, Secara simultan
Independensi, objektivitas, pengetahuan, pengalaman kerja, dan integritas berpengaruh
signifikan positif terhadap kualitas audit. Secara parsial independensi berpengaruh signifikan
positif terhadap kualitas audit. Secara parsial objektivitas, pengetahuan, pengalaman kerja, dan
integritas tidak memiliki pengaruh terhadap kualitas audit.
Saran yang dapat diberikan peneliti bagi pihak akademis diharapkan penelitian ini, dapat
menambah wawasan mengenai penelitian akuntansi khususnya dibidang auditing. Bagi peneliti
selanjutnya dapat menambah variabel seperti etika auditor, dueprofesional care, dan mengganti
sampel penelitian sehingga hasilnya lebih variatif. Bagi Inspektorat Provinsi Jawa Barat,
diharapkan dapat meningkatkan objektivitas, pengetahuan, pengalaman kerja dan integritas
dalam melakukan audit. Keterbatasan dalam penelitian adalah hanya menggunakan kuesioner,
tidak dilakukan dengan wawancara sehingga data persepsi jawaban responden dari pertanyaan
yang disediakan.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, S. (2012). Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan Publik.
Jakarta: Salemba empat.

Ainia, Salsabila, H. P. (2011). pengaruh akuntabilitas pengetahuan audit dan gender terhadap
kualitas hasil kerja auditor internal (studi empiris pada Inspektorat Wilayah Provinsi DKI
Jakarta), 4(1), 155–175.

DeAngelo Linda Elizabeth. (1981). Auditor size and audit quality. Journal of Accounting and
Economics, 3(3), 183–199. https://doi.org/10.1016/0165-4101(81)90002-1

Dewi, A. C. (2016). Pengaruh Pengalaman Kerja, Kompetensi, Dan Independensi Terhadap


Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi. Skripsi, 31–48.

Dianawati, N. M. D., & Ramantha, W. (2013). Pengaruh Independensi, Keahlian Profesional dan
Pengalaman Kerja Auditor Internal terhadap Efektivitas Struktur Pengendalian Internal
Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Gianyar. Jurnal Akuntansi, 4(3), 439–449.

Fitriani, I. (2013). Pengaruh Objektivitas Dan Integritas Auditor Internal Terhadap Kualitas
Audit. Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan Program Studi Akuntansi Fakultas
Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia, 1(1), 61–72.
152
Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356
Vol. 9, No.2, 2019 Hal. 141-160

https://doi.org/http://dx.doi.org/10.17509/jrak.v1i1.6575

Hery. (2017). Pemeriksaan Akuntansi Berbasis Standar Audit Internasional (Integreate).


Jakarta: PT Grasindo.

Himawati, D., & Putri, F. (2017). Analisis Faktor - faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit
Internal pada Inspektorat Jendral Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Forum Keuangan Dan Bisnis Indonesia, 6, 141–148.

Ika berty Aprilliyani dkk. (2013). faktor - faktor yang mempengaruhi kualitas audit APIP pada
inspektorat provinsi riau. Pekbis Journal, 5(3), 145–158.
https://doi.org/10.1002/ajim.20908

Imron, M. A., Widyastuti, T., & Amilin. (2017). Pengaruh Pengetahuan Audit , Independensi
Dan Audit Investigasi Pada Auditor Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan. Jurnal
Ilmiah WIDYA Ekonomika, 1(July), 1–8.

KE-AIPI. (2014). Kode Etik Audit Intern Pemerintah Indonesia. Jakarta.

Kovinna, F., & Betri. (2013). Pengaruh independensi, pengalaman kerja, kompetensi, dan etika
auditor terhadap kualitas audit. Akuntansi, 01, 1–14.

Parasayu, A., & Rohman, A. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil
Audit Internal ( Studi Persepsi Aparat Intern Pemerintah Kota Surakarta dan Kabupaten
Boyolali ), 3(2009), 1–10.

Pudiklatwas BPKP. (2008). Etika dalam fraud audit. Jakarta: BPKP. Retrieved from
http://pusdiklatwas.bpkp.go.id/

Rabiatul Adwia Syah, Tri oldy Rotinsulu, D. C. R. (2018). Pengaruh


Kompetensi,Independensi,IintegritasS,dan Motivasi Terhadap Kualitas Audit Aparat
Pengawas Intern Pemerintah (APIP) InspektoratT Kota Bitung Dalam Pengawasan
Keuangan Daerah (Studi Kasus Inspektorat) Kota Bitung. Jurnal Pembanguan Ekonomi
Dan Keuangan Daerah, 19(7), 1–16.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D).
Bandung: Alfabeta.

Sukriyah, I., Akram, & Inapty, B. A. (2009). Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi,
Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Proceeding
Simposium Nasional Akuntansi XII, 1–38.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Susilo, P. A., & Widyastuti, T. (2015). Integritas, Objektivitas, Profesionalime Auditor dan
Kualitas Audit di Kantor Akuntan Publik Jakarta Selatan. Jurnal Riset Akuntansi Dan
Perpajakan JRAP, 2(1), 65–77.

Widiastuti, W. (2016). Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektivitas, Integritas dan


Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Audit (Studi Empiris Pada Auditor Inspektorat Daerah
Kota Surakarta, Kabupaten Karanganyar, dan Kabupaten Boyolali). Skripsi Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta.

153
PENGARUH INEPENDENSI, OBJEKTIVITAS, PENGETAHUAN, PENGALAMAN KERJA, INTEGRITAS
TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI PADA INSPEKTORAT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018)
Yohana Ariska Sihombing dan Dedik Nur Triyanto

Wokas, H. R. N. (2013). Pengaruh Independensi, Obyektifitas, Pengalam Kerja, Pengetahuan,


Serta Integritas Auditor Terhadap Kualitas Audit Di Lingkungan Pemerintah Daerah
Provinsi Sulawesi Utara. Forum Keuangan Dan Bisnis Indonesia, 9, 1–14.

154
Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356
Vol. 9, No.2, 2019 Hal. 141-160

Lampiran. Kuesioner Penelitian

Identitas Responden

Mohon kesediaan Bapak/Ibu mengisi daftar pertanyaan berikut:

Nama Responden :....................................

Jenis Kelamin : Perempuan Laki – laki

Pendidikan Terakhir : D3/ S1/ S2/ S3 (lingkari yang sesuai)

Lama Bekerja sebagai Auditor : (beri tanda “√” pilihan yang sesuai)

1 – 3 tahun 4 – 6 tahun 7 – 9 tahun

10 – 12 tahun 13 – 15 tahun >15 tahun

Banyaknya penugasan audit yang pernah ditangani: (beri tanda “√” pilihan yang sesuai)

≤ 5 Penugasan

10 – 10 Penugasan

10 – 20 Penugasan

> 20 Penugasan

155
PENGARUH INEPENDENSI, OBJEKTIVITAS, PENGETAHUAN, PENGALAMAN KERJA, INTEGRITAS
TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI PADA INSPEKTORAT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018)
Yohana Ariska Sihombing dan Dedik Nur Triyanto

Cara Pengisian Kuesioner:

Bapak/Ibu cukup memberi tanda checklist (√) pada pilihan jawaban yang tersedia (rentang
angka dari 1 sampai 5) sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu. Setiap pertanyaan mengharapkan hanya
satu jawaban. Opsi sepenuhnya merupakan persepsi secara pribadi (berdasarkan yang dialami)
terhadap pertanyaan – pertanyaan yang diajukan pada kuesioner ini.

Setiap angka akan mewakili tingkat kesesuaian dengan pendapat Bapak/Ibu/Sdr/i:

1 = Sangat Tidak Setuju (STS)


2 = Tidak Setuju (TS)
3 = Ragu – Ragu (R)
4 = Setuju (S)
5 = Sangat Setuju (SS)

Nilai
No Pertanyaan
1 2 3 4 5
Kualitas Audit Internal (Y)
I. Indikator : Kesesuaian Pemeriksaan dengan Standar Audit
1. Saat menerima penugasan, auditor menetapkan sasaran,
ruang lingkup, metodologi pemeriksan.
2. Dalam melakukan semua pekerjaan saya harus direview
oleh atasan secara berjenjang sebelum laporan hasil
pemeriksaan dibuat.
3. Proses pengumpulan dan pengujian bukti harus
dilakukan dengan maksimal untuk mendukung
kesimpulan, temuan audit serta rekomendasi yang terkait.
4. Dalam melaksanakan pemeriksaan, auditor harus
mematuhi kode etik yang ditetapkan.
Indikator : Kualitas Hasil Audit
5. Laporan mengungkapkan hal – hal yang merupakan
masalah yang belum dapat diselesaikan sampai
berakhirnya pemeriksaan.

156
Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356
Vol. 9, No.2, 2019 Hal. 141-160

6. Laporan harus dapat mengemukakan


pengakuan atas suatu prestasi keberhasilan
atau suatu tindakan perbaikan yang telah
dilaksanakan obyek pemeriksaan.
7. Laporan yang dihasilkan harus akurat,
lengkap, obyektif, jelas, ringkas, serta tepat
waktu agar informasi yang diberikan
bermanfaat secara maksimal.
Independensi(X1)
I. Indikator : Independensi Penyusunan Program
8. Penyusunan Program audit bebas dari campur
tangan pimpinan (Inspektur) untuk
menentukan, mangeliminasi atau
memodifikasi bagian – bagian tertentu yang
diperiksa.
9. Penyusunan program audit bebas dari
intervensi pimpinan tentang prosedur yang
dipilih auditor.
10. Penyusunan program audit bebas dari usaha –
usaha pihak lain untuk menentukan sebyek
pekerjaan pemeriksaan.
Indikator : Independensi Dalam Praktisi
11. Pemeriksaan bebas dari usaha – usaha
manajerial (obyek pemeriksaan) untuk
menentukan atau menunjuk kegiatan yang
diperiksa.
12. Pelaksanaan pemeriksaan harus bekerjasama
denga manajerial selama proses pemeriksaan.
13. Pemeriksaan bebas dari kepentingan pribadi
maupun pihak lain membatasi segala kegiatan
pemeriksaan.

157
PENGARUH INEPENDENSI, OBJEKTIVITAS, PENGETAHUAN, PENGALAMAN KERJA,
INTEGRITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI PADA INSPEKTORAT PROVINSI
JAWA BARAT TAHUN 2018)
Yohana Ariska Sihombing dan Dedik Nur Triyanto

II. Independensi Dalam Pelaporan


14. Pelaporan bebas dari kewajiban pihak lain untuk
mempengaruhi fakta – fakta yang dilaporkan.

15. Pelaporan hasil audit bebas dari Bahasa atau istilah –


istilah yang menimbulkan multi tafsir.

16. Pelaporan bebas dari usaha pihak tertentu untuk


mempengaruhi pertimbangan pemerikasa terhadap isi
laporan pemeriksaan
Objektivitas (X2)
I. Indikator : Bebas Dari Benturan Kepentingan
17. Auditor dapat bertindak adil tanpa dipengaruhi tekanan
atau permintaan pihak tertentu yang berkepentingan
atas hasil pemeriksaan.

18. Auditor menolak penugasan audit bila pada saat


bersamaan sedang mempunyai kepentingan atas hasil
pekerjaannya

19. Auditor tidak boleh memihak kepada siapapun yang


mempunyai kepentingan atas hasil pekerjaannya.
II. Indikator : Pengungkapan Kondisi Sebenarnya Sesuasi Fakta
20. Auditor tidak dipengaruhi oleh pandangan subyektif
pihak – pihak lain yang berkepentingan, sehingga dapat
mengemukakan pendapat menurt apa adanya.
21. Dalam melaksanakan tugas, auditor tidak bermaksud
untuk mencari – cari kesalahan yang dilakukan oleh
obyek pemeriksaan.
22. Auditor dapat mempertahankan kriteria dan
kebijaksanaan – kebijaksanaan yang resmi.
Pengetahuan (X3)
I. Indikator : Pengetahuan Umum
23. Auditor memahami mengenai Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) dan Standar Profesional Akuntan
Publik.
24. Untuk melakukan audit yang baik, auditor perlu
memahami jenis industry (instansi auditee) dan kondisi
instansi auditee.
25. Auditor memiliki pengetahuan auditing dan
pengetahuan tentang sektor publik

158
Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356
Vol. 9, No.2, 2019 Hal. 141-160

II. Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan


26. Untuk melakukan audit yang baik, auditor
membutuhkan pengetahuan yang diperoleh
dari tingkat pendidikan formal (D3, S1, S2,
S3) di bidang akuntansi
27. Keahlian khusus yang dimiliki auditor
dapat mendukung proses audit yang
dilakukan.
28. Untuk melakukan audit yang baik, auditor
membutuhkan pengetahuan yang diperoleh
dari kursus dan pelatihan formal maupun
nonformal.
Pengalaman (X4)
I. Indikator : Lama Kerja Melakukan Audit
29. Semakin lama menjadi auditor, semakin
mengerti bagaimana menghadapi
entitas/obyek pemeriksaan dalam
memperoleh data dan informasi yang
dibutuhkan
30. Semakin lama bekerja sebagai auditor,
semakin dapat mengetahui informasi yang
relevan untuk mengambil petimbangan
dalam membuat keputusan.
31. Semakin lama bekerja sebagai auditor,
semakin dapat kesalahan yang dilakukan
oleh obyek pemeriksaan.
II. Banyaknya Tugas Pemeriksaan
32. Banyaknya tugas pemeriksaan
membutuhkan ketelitian dan kecermatan
dalam menyelesaikannya.
33. Kekeliruan dalam pengunpulan dan
pemilihan bukti serta informasi dapat
mengahmbat proses penyelesaian
pekerjaan.
34. Banyaknya tugas yang dihadapi
memberikan kesempatan untuk belajar dari
kegagalan dan keberhasilan yang pernah
dialami.
35. Banyaknya tugas yang diterima dapat
memacu auditor untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan cepat tanpa terjadi
penumpukan tugas.

159
PENGARUH INEPENDENSI, OBJEKTIVITAS, PENGETAHUAN, PENGALAMAN KERJA, INTEGRITAS
TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI PADA INSPEKTORAT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN
2018)
Yohana Ariska Sihombing dan Dedik Nur Triyanto

Integritas (X5)
I. Keberanian Auditor
3 Auditor bebas dari intimidasi dan tidak tunduk karena
6 tekanan yang dilakukan oleh orang lain guna
mempengaruhi sikap dan pendapatnya.

37. Auditor mengemukakan hal – hal yang menurut


pertimbangan dan keyakinannya perlu dilakukan.

38. Auditor harus memiliki rasa percaya diri yang besar


dalam menghadapi berbagai kesulitan

II. Sikap Bijaksana Auditor


Auditor selalu menimbang permasalahan serta akibat
39. – akibatnya dengan seksama.

40. Auditor mempertimbangkan kepentingan negara.

41. Auditor tidak mempertimbangkan keadaan


seseorang/sekelompok orang atau suatu unit
organisasi untuk membenarkan perbuatan melanggar
ketentuan atau peraturan perundang – undangan yang
berlaku.

III. Tanggung Jawab Auditor


42. Auditor tidak mengelak atau menyalahkan orang lain
yang dapat mengakibatkan kerugian orang lain.
43. Auditor memiliki rasa tanggungjawab bila hasil
pemeriksaannya masih memerlukan perbaikan dan
penyempurnaan.

160

You might also like