The Effect of Cutting Sources and Atonik Plant Growth Regulator On The Growth and Yield of Two Sweet Potatoes (Ipomoea Batatas L.) Lamb. Varieties
The Effect of Cutting Sources and Atonik Plant Growth Regulator On The Growth and Yield of Two Sweet Potatoes (Ipomoea Batatas L.) Lamb. Varieties
The Effect of Cutting Sources and Atonik Plant Growth Regulator On The Growth and Yield of Two Sweet Potatoes (Ipomoea Batatas L.) Lamb. Varieties
2337- 6597
Vol.4.No.4, Desember 2016 (635); 2341-2348
Pengaruh Asal Stek dan Zat Pengatur Tumbuh Atonik Terhadap Pertumbuhan
dan Produksi Dua Varietas Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) Lamb.
The effect of cutting sources and Atonik plant growth regulator on the Growth
and Yield of Two Sweet Potatoes (Ipomoea batatas L.) Lamb. Varieties
ABSTRACT
The aim of the research was to know the effect of cutting sources and Atonik plant growth regulator on the
growth and yield of two sweet potatoes varieties. The research was conducted on the public farming, Amplas
Village, Medan, North Sumatera, with 33 metres altitude, from September 2015 to January 2016. The
randomized block design was used with three factors, i.e variety (Antin-1, Kidal), cutting sources (shoot cutting
and base cutting), Atonik plant growth regulator (0,25 ml and 0,50 ml). The parameters observed were the
extention of the plant length, the weight of the tuber per sample, the number of tuber per sample, the length of
tuber per sample, the diameter of tuber per sample, the weight of tuber per plot and the organoleptic test. The
results showed that the variety was significantly affected the extention the plant length, the weight of tuber per
sample, the number of tuber per sample, the length of tuber per sample,the diameter of tuber per sample, the
weight of tuber per plot. Cutting sources was significantly affected the extention the plant length. The
interaction among varieties, cutting sources, and Atonik plant growth regulator were not significantly affected.
Key words : Atonik plant growth regulator, cutting sources, sweet potato.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh asal stek dan zat pengatur tumbuh Atonik terhadap
pertumbuhan dan produksi dua varietas ubi jalar. Penelitian ini dilaksanakan di lahan masyarakat bajak V,
kelurahan Harjosari II kecamatan Medan Amplas, Sumatera Utara, Medan, dengan ketinggian tempat +33 m
dpl, dilaksanakan pada bulan September 2015 sampai Januari 2016 menggunakan Rancangan Acak
Kelompok dengan tiga faktor perlakuan yaitu varietas (Antin-1 dan Kidal), bahan asal stek (stek pucuk dan
stek pangkal) dan zat pengatur tumbuh Atonik (0,25 ml dan 0,50 ml). Peubah amatan yang diamati adalah
pertambahan panjang tanaman, jumlah umbi per sampel, panjang umbi per sampel, diameter umbi per sampel,
bobot umbi per sampel, bobot umbi per plot dan uji organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
varietas berbeda nyata terhadap pertambahan panjang tanaman, jumlah umbi per sampel, panjang umbi per
sampel, diameter umbi per sampel, bobot umbi per sampel, bobot umbi per plot. Stek berbeda nyata terhadap
pertambahan panjang tanaman, Interaksi antara varietas, stek, dan Zat pengatur tumbuh Atonik tidak
berpengaruh nyata.
kata kunci : sumber stek, ubi jalar, zat pengatur tumbuh Atonik.
PENDAHULUAN memberikan perhatian dalam meningkatkan
upaya pengembangan pangan alternatif yang
Ketahanan pangan yang terlalu berbasis umbi-umbian seperti ubi jalar (Rozi dan
bergantung pada satu komoditi seperti beras Krisdiana, 2011).
akan mengandung resiko bila suatu saat Menurut Badan Pusat Statistik, produksi
kebutuhan pangan rumah tangga dan nasional ubi jalar di Indonesia tahun 2013 mencapai
akan rapuh. Oleh karenanya, ke depan kita perlu 2.386.729 ton/tahun dengan luas lahan panen
2341
Jurnal Agroekoteknologi . E-ISSN No. 2337- 6597
Vol.4.No.4, Desember 2016 (635); 2341-2348
161.850 Ha. Sedangkan produksi ubi jalar di penyakit kudis. Varietas ini cocok untuk
Indonesia tahun 2014 mengalami penurunan konsumsi. Umur panen 4,0–4,5 bulan (Badan
menjadi 2.360.063 ton/tahun dengan luas lahan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2012).
panen 156.691. Di Sumatera Utara sendiri, Teknik perbanyakan vegetatif dengan
produksi ubi jalar pada tahun 2013 mencapai stek adalah metode perbanyakan tanaman
116.671 ton/tahun dengan luas lahan panen dengan menggunakan bagian tanaman yang
9.101. Sedangkan di tahun 2014, produksi ubi dipisahkan dari induknya di mana jika ditanam
jalar mengalami peningkatan sebesar 132.687 pada kondisi yang menguntungkan untuk
ton/tahun dengan luas lahan panen 10.128 Ha beregenerasi akan berkembang menjadi tanaman
(BPS, 2014). yang sempurna (Juhardi, 1995).
Ubi jalar Antin-1 merupakan hasil Menurut Rayan (2009) berdasarkan hasil
persilangan antara varietas lokal Samarinda dari uji-t terhadap persentase stek menjadi anakan,
Blitar dengan Kinta varietas lokal Papua. perlakuan bahan stek menunjukkan bahwa
Varietas ini toleran terhadap kekeringan, bahan stek pucuk lebih baik dibandingkan
mengandung zat antosianin 33,89 mg/100 g dan dengan bahan stek batang dan memberikan
memiliki corak warna yang atraktif yakni pengaruh yang nyata. Hal ini disebabkan karena
berwarna ungu bercampur putih pada daging bahan stek pucuk lebih juvenil atau lebih muda
umbi. Potensi hasil mencapai 33,2 ton /ha dibandingkan dengan bahan stek batang, dan
dengan umur panen 4 - 4,5 bulan. (Badan juga bahan stek batang sebagian pori-porinya
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2012). kemungkinan mengandung zat lilin yang
Ubi jalar merupakan sumber karbohidrat, menghambat tumbuhnya akar dalam pengakaran
vitamin A, C, dan mineral. Ubi jalar yang daging stek sehingga menghasilkan persentase stek
umbinya berwarna ungu, banyak mengandung menjadi anakan lebih kecil.
anthocyanin yang sangat bermanfaat bagi Zat perangsang pertumbuhan yang
kesehatan, karena berfungsi mencegah penyakit banyak diperdagangkan saat ini memiliki fungsi
kanker. Ubi jalar yang daging umbinya berwarna hampir sama dengan fitohormon, salah satunya
kuning, banyak mengandung vitamin A adalah Atonik. Zat pengatur tumbuh dapat
(Balitkabi, 2010). mendorong pertumbuhan akar sehingga
Kidal merupakan varietas unggul ubi penyerapan hara menjadi lebih efektif (Lestari,
jalar dengan tipe tanaman semi kompak. 2011). Atonik termasuk dalam kelompok auksin
Produktivitas mencapai 25–30 t/ha. Varietas yang
Kidal agak tahan terhadap hama boleng, dan
mengandung bahan aktif natrium otrho- dengan konsentrasi 0,50 cc/1 dan konsentrasi
nitrofenol, natrium para-nitrofenol, natrium 2-4 0,50 cc/1 dapat meningkatkan produktivitas
dinitrofenol, dan natrium 5 nitroguaiakol. bawang merah.
Senyawa tersebut sangat efektif dalam mengatur Selain menggunakan varietas unggul dan
pertumbuhan akar, meningkatkan keberhasilan teknik budidaya yang sesuai, peningkatan
perakaran stek, mempercepat perakaran, dan produktivitas ubi jalar dapat dilakukan dengan
meningkatkan kualitas akar adventif. Proses perlakuan khusus seperti pemilihan bahan stek
munculnya akar adventif terdiri dari tiga tahap serta penggunaan zat pengatur tumbuh Atonik
yaitu: 1. Terjadi diferensiasi sel yang diikuti untuk merangsang perakaran yang tujuan
dengan terbentuknya sel-sel meristematis akhirnya mengarah pada produksi umbi.
(inisiasi akar), 2. Diferensiasi sel-sel Penelitian ini bertujuan untuk melihat
meristematis hingga terbentuknya primordia dan mempelajari perbedaan pertumbuhan dan
akar, dan 3. mulai munculnya akar-akar baru produksi dua varietas ubi jalar berdasarkan
(Ashari, 1995 dalam Dharma et al., 2011). bahan sumber stek pada berbagai dosis zat
Penelitian yang dilakukan Lestari (2011) pengatur tumbuh Atonik.
menunjukkan bahwa konsentrasi Atonik
berpengaruh nyata terhadap berat basah dan
berat kering bawang merah serta jumlah umbi
bawang merah. Zat pengatur tumbuh Atonik
2342
Jurnal Agroekoteknologi . E-ISSN No. 2337- 6597
Vol.4.No.4, Desember 2016 (635); 2341-2348
2343
Jurnal Agroekoteknologi . E-ISSN No. 2337- 6597
Vol.4.No.4, Desember 2016 (635); 2341-2348
Tabel 3. Rataan pertambahan panjang tanaman, jumlah umbi per sampel, panjang umbi per sampel,
diameter umbi per sampel, bobot umbi per sampel, dan bobot umbi per plot
Komponen Produksi
Pertambahan Jumlah Panjang Diameter Bobot Bobot
Panjang Umbi Umbi Umbi Umbi Umbi
Perlakuan
Tanaman (cm) Per
Per Sampel
Plot
1…(MST)…10 (umbi) (cm) (mm) (g) (g)
Varietas
V1 = Antin-1 5,43a 4,83b 0,66b 3,30b 5,71b 6,17b 6,17b
V2 = Kidal 2,86b 9,15a 3,36a 8,59a 23,03a 35,00a 33,81a
Asal Stek
S1 = Stek Pucuk 4,87a 7,70 1,94 5,64 15,02 22,16 21,29
S2 = Stek Pangkal 3,42b 6,28 2,08 6,25 13,72 19,01 18,70
Atonik
A1 = 0,25 ml 4,24 7,41 2,05 5,67 15,50 22,67 22,49
A2 = 0,50 ml 4,05 6,57 1,97 6,22 13,23 18,50 17,49
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama tidak berbeda nyata
berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%
Tabel 3 menunjukkan bahwa pada panjang menunjukkan bahwa pengaruh genetik
peubah amatan pertambahan panjang tanaman, tiap varietas berbeda pada setiap fase
perlakuan varietas memiliki perbedaan yang pertumbuhan dan tiap varietas juga memiliki
nyata. Pada 1 MST nilai tertinggi terdapat pada susunan genetik yang berbeda meskipun kedua
Varietas Antin-1 (V1) dengan nilai rataan (5,43 varietas tersebut merupakan jenis tanaman yang
cm) dan pada 10 MST nilai tertinggi terdapat sama. Hal ini sesuai dengan pendapat Sitompul
pada varietas Kidal dengan nilai rataan (9,15 dan Guritno (1995) Keragaman penampilan
cm). Pada perlakuan asal stek, stek pucuk tanaman akibat perbedaan susunan genetik
memiliki perbedaan yang nyata pada 1 MST selalu mungkin terjadi sekalipun bahan tanaman
dengan nilai rataan (4,87 cm), sedangkan yang digunakan berasal dari jenis tanaman yang
perlakuan zat pengatur tumbuh Atonik tidak sama. Jika ada dua jenis tanaman yang sama
berbeda nyata. Perbedaan respon pertambahan ditanam pada lingkungan yang berbeda, dan
2344
Jurnal Agroekoteknologi . E-ISSN No. 2337- 6597
Vol.4.No.4, Desember 2016 (635); 2341-2348
timbul variasi yang sama dari kedua tanaman pertambahan panjang tanaman lebih cepat
tersebut maka hal ini dapat disebabkan oleh dibandingkan dengan bagian pangkal. Hal ini
genetik dari tanaman yang bersangkutan. sesuai dengan pernyataan Gardner et al.(1991)
Pada stek bagian pucuk terdapat jumlah bahwa auksin banyak terbentuk pada ujung-
auksin yang lebih banyak yang menyebabkan
ujung meristem dan bagian tanaman yang Kidal(V2) (35,00 g) dan nilai terendah terdapat
sedang mengalami perkembangan. Pemberian pada varietas Antin-1 (V1) (6,17 g), pada peubah
auksin dapat membantu pola pertumbuhan dan amatan bobot umbi per plot, nilai tertinggi
perkembangan sel-sel tanaman seperti pada terdapat pada varietas Kidal (V2) (33,81 g) dan
tunas dan akar apabila sesuai dengan kebutuhan nilai terendah terdapat pada varietas Antin-1
tanaman, karena salah satu peranan auksin (V1) (6,17 g). Terdapat perbedaaan nilai yang
adalah merangsang pembentukan tunas. Rayan jauh antara varietas Antin-1 (V1) dengan varietas
(2009) menyatakan bahwa berdasarkan hasil uji- Kidal (V2). Hal ini disebabkan varietas Antin-1
t terhadap persentase stek menjadi anakan, memiliki potensi hasil yang tergolong rendah
perlakuan bahan stek menunjukkan bahwa jika dilihat dari komponen produksi jumlah
bahan stek pucuk lebih baik dibandingkan umbi, diameter umbi dan bobot umbi. Hal ini
dengan bahan stek batang. Hal ini disebabkan sesuai dengan hasil penelitian Dewi dan Sutrisno
karena bahan stek pucuk lebih juvenil (2014) yang bahwa varietas Antin-1 memiliki
dibandingkan dengan bahan stek batang. Pada rataan komponen produksi terendah bila
bahan stek batang sebagian pori-porinya dibandingkan dengan varietas lainnya. Pada
kemungkinan mengandung zat lilin yang jumlah umbi, varietas ungu Lokal Lampung
menghambat tumbuhnya akar dalam pengakaran menghasilkan jumlah umbi yang lebih banyak
stek sehingga menghasilkan persentase stek dibandingkan dengan varietas Ayamurasaki dan
menjadi anakan lebih kecil. Antin-1 yakni 4,67 buah, meskipun berbeda
Tabel 3 menunjukkan bahwa perlakuan tidak nyata dengan varietas Ayamurasaki yang
varietas menunjukkan perbedaan yang nyata menghasilkan 3,67 buah, dan varietas Antin-1
terhadap seluruh peubah amatan di komponen yang menghasilkan 3,00 buah. Pada komponen
produksi. Pada peubah amatan jumlah umbi per berat umbi, varietas lokal Lampung
sampel nilai tertinggi terdapat pada varietas menghasilkan berat umbi per tanaman terberat
Kidal (V2) (3,36 umbi) dan nilai terendah yakni 878,33 g. Kemudian diikuti varietas
terdapat pada varietas Antin-1 (V1) (0,66 umbi), Ayamurasaki menghasilkan 590 g, dan varietas
sedangkan perlakuan asal stek dan zat pengatur Antin-1 menghasilkan 166,67 g. Sedangkan
tumbuh Atonik tidak berbeda nyata untuk semua pada diameter umbi, varietas ungu lokal
peubah amatan pada komponen produksi. Pada Lampung menghasilkan diameter umbi yang
peubah amatan panjang umbi per sampel lebih besar dibandingkan dengan varietas
tertinggi terdapat pada varietas Kidal (V2) (10,46 Ayamurasaki dan Antin-1 yakni 51,13 mm,
cm) dan nilai terendah terdapat pada varietas meskipun berbeda tidak nyata dengan varietas
Antin-1 (V1) (3,86 cm), pada peubah amatan Ayamurasaki yang menghasilkan 45,89 mm, dan
diameter umbi per sampel nilai tertinggi terdapat varietas Antin-1 yang menghasilkan 32,17 mm.
pada varietas Kidal (V2) (23,03 mm) dan nilai Perlakuan Zat Pengatur Tumbuh Atonik tidak
terendah terdapat pada varietas Antin-1 (V1) menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap
(5,71 mm), pada peubah amatan bobot umbi per seluruh parameter yang
sampel nilai tertinggi terdapat pada varietas
iamati. Hal ini dikarenakan pada masa faktor penghambat pertumbuhan. Hormon
pertumbuhan stek setelah aplikasi Atonik auksin menjadi tidak aktif ketika ada cahaya.
intensitas cahaya pada lahan penelitian terlalu Hal ini menyebabkan tumbuhan yang ditanam di
tinggi. Adanya intensitas cahaya yang terlalu tempat terkena cahaya matahari menjadi lebih
tinggi menghambat kinerja auksin yang pada pendek dibandingkan tumbuhan yang ditanam di
dasarnya lebih efektif bekerja pada kondisi tempat gelap.
gelap.Hal ini sesuai dengan pernyataan Taiz and
Zeiger (2010) bahwa cahaya juga merupakan
2345
Jurnal Agroekoteknologi . E-ISSN No. 2337- 6597
Vol.4.No.4, Desember 2016 (635); 2341-2348
10 2 1 3 3
Tabel 4 menunjukkan bahwa hasil uji Kidal 100% mengatakan manis. Pada
rasa yang dilakukan pada 10 responden diperoleh kriteria tekstur daging umbi 70% mengatakan
rasa umbi dari varietas Antin-1 80% mengatakan bertekstur sedang dan 30% mengatakan
tidak manis dan 20% mengatakan manis pada bertekstur padat.
kriteria tekstur daging umbi 100% mengatakan
bertekstur remah. Hasil uji rasapada varietas Heritabilitas
Nilai heritabilitas (h2) untuk masing-
masing peubah amatan yang diamati dapat dilihat
pada Tabel 5 sebagai berikut:
2346
Jurnal Agroekoteknologi . E-ISSN No. 2337- 6597
Vol.4.No.4, Desember 2016 (635); 2341-2348
pengaruhnya. Hal ini didukung dengan pendapat memperoleh genotip yang diharapkan akan
Bahar dan Zein (1993) bahwa variasi genetik besar. Sedangkan pendugaan nilai heritabilitas
akan membantu dalam mengefisienkan kegiatan tinggi menunjukkan bahwa pengaruh genetik
seleksi. Apabila variasi genetik dalam suatu lebih besar terhadap penampilan fenotip bila
populasi besar, ini menunjukkan individu dalam dibandingkan dengan pengaruh lingkungan.
populasi beragam sehingga peluang untuk
2348