None PDF
None PDF
None PDF
ABSTRACT
Mangrove is vegetation that grows at the low tide area and the coastal region. A vegetation research
analysis of mangrove had been done in Tapian Nauli I Village, Tapanuli, North Sumatra Province
from April to May 2013. The aim of this study was to analyze the vegetation of mangrove forest.
The method used in this study was a survey method, using a nested sampling. The parameters
observed in this research were species compositions and important value index. The result showed
that six mangrove species were identified. The highest density for seedling (26%) and for sapling
stage (23%) were found at Avicennia marina, while for tree stage (30%)was found at Rhizophora
apiculata. The highest dominance for seedling and sapling stage were found at Aveicennia
marina and Rhizophora apiculata(24%), while for tree was found at Rhizophora apiculata
(28%). The highest frequency for seedling (28,47% ) and sapling (27,47%) were found at R.
marina while for tree stage was found at Rhizophora apiculata (28.46%). The highest
importance value index at seedling (78,47%) and sapling stage (74,27%) were found at
Aveicennia marina while for the tree stage was found at Rhizophora apiculata (86.46%).
ABSTRAK
Mangrove adalah vegetasi yang tumbuh pada tanah berlumpur di daerah batas pasang-surut,
daerah pantai dan sekitar muara sungai. Penelitian tentang analisis mangrove telah
dilakukan di Desa Tapian Nauli I Kecamatan Tapian Nauli Kabupaten Tapanuli Tengah,
Provinsi Sumatera Utara pada April-Mei 2013. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis
vegetasi hutan mangrove di ekosistem mangrove desa Tapian NauliI. Metode yang
digunakan adalah metode survei, secara nested sampling. Parameter yang diamati adalah
komposisi jenis, indeks nilai penting mangrove.Pada hasil penelitian kerapatan relative
tertinggi pada setiap spesies pada tingkat pertumbuhan semai dan pancang adalah
Avicennia marina (26 % dan 23%), pada tingkat pohon oleh Rhizophora apiculata (30%).
Dominansi relative tertinggi pada setiap spesies pada tingkat pertumbuhan semai dan
INP = KR + FR +DR
keterkaitan pada zonasi dari jenis Desa Tapian Nauli I, yaitu 142 individu
mangrove tersebut berbeda-beda. dengan persentase sebesar 24,40 %. Hal
ini disebabkan Rhizphora apiculata dapat
b. Struktur Komunitas Vegetasi beradaptasi dengan lingkungannya. Jenis
Mangrove Ceriops tagal memiliki jumlah individu
terendah dengan jumlah 48 individu
Struktur komunitas vegetasi mangrove (8,25%), hal ini disebabkan karena jenis
dapat diketahui dengan cara menentukan Ceriops tagal tidak dapat beradaptasi
indeks nilai penting dan indeks dengan salinitas lebih tinggi (25 ‰).
keanekaragaman dari penyusun komunitas Menurut kurniawan salinitas normal
hutan mangrove. Berikut ini adalah ekosistem mangrove yaitu 19-22 ‰
persentase komposisi vegetasi mangrove (Kurniawan, 2005).
yang memiliki strata pertumbuhan
diketahui pada Tabel 2.
Tabel 2.Persentase Komposisi Vegetasi di Kawasan Hutan Mangrove di Desa Tapian Nauli
I Kecamatan Tapian Nauli Kabupaten Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera Utara
No Spesies Famili Jumlah individu Komposisi
(individu) mangrove
(%)
1 Avicennia marina Avicinniaceae 132 22,68
2 Rhizophora apiculata Rhizophoraceae 142 24,40
3 Rhizophora mucronata Rhizophoraceae 124 21,31
4 Rhizophora stylosa Rhizophoraceae 82 14,09
5 Soneratia alba Sonneratiaceae 54 9,28
6 Ceriops tagal Rhizophoraceae 48 8,25
Jumlah 582 100
tertinggi pada tingkat semai (26%), Soneratia alba hanya mampu hidup di
pancang (23%) diduduki oleh jenis atas tanah dengan salinitas rendah atau
Avicennia marina. Ini disebabkan karena normal (19-22‰). Kerapatan vegetasi
penyebaran biji jenis Avicennia marina mangrove yang tinggi menunjukkan
merata di zona depan yang memiliki bahwa komunitas vegetasi tersebut berada
kandungan substrat berlumpur agak pada kondisi yang tidak mengalami
lembek yang mendukung pertumbuhan gangguan (Erwin, 2005).
dan kerapatan jenis Avicennia marina
pada tingkat semai dan pancang, sehingga 2. Dominansi
kerapatan tingkat semai dan pancang lebih
tinggi dari jenis mangrove yang lain. Nilai dominansi pada masing-
Kerapatan relatif tertinggi pada tingkat masing jenis pada lokasi penelitian terlihat
pohon diduduki oleh jenis Rhizophora pada tabel 4.Semai Avicennia marina dan
apiculata yaitu 30%, hal ini disebabkan Rhizophora apiculata memiliki nilai
berada di zona tengah yang mendukung dominansi tingkat pertumbuhan semai
pertumbuhan dan kerapatan jenis tertinggi yaitu 24%. Hal ini disebabkan
Rhizophora apiculata. Ini juga didukung jenis Avicennia marina dan Rhizophora
oleh kondisi lingkungan seperti pH air apiculata mampu berkompetisi dengan
6,3, pH tanah 5,7 yang berada pada baik untuk memperoleh unsur hara dari
tingkat normal yaitu pH air dengan jenis mangrove lain, sedangkan pada
kisaran 6,0-8,5 dan pH tanah 5,0-8,0. tingkat pancang nilai dominansi tertinggi
Kerapatan relatif terendah pada tingkat diduduki oleh jenis Avicennia marina
semai diduduki oleh jenis Ceriops tagal (0 (24%). Hal ini disebabkan pada jenis
%), pancang diduduki oleh jenis Avicennia marina tumbuh pada kondisi
Soneratia alba (7%) dan pada tingkat lingkungan yang mendukung keberhasilan
pohon diduduki oleh jenis Sonneratia alba hidup jenis Avicennia marina. Pada
dan Ceriops tagal (8 %), hal ini didukung tingkat pohon nilai dominansi tertinggi
oleh kondisi lingkungan penelitian diduduki oleh jenis Rhizophora apiculata
ekosistem mangrove di Desa Tapian Nauli (28%). Hal ini disebabkan jenis
I tingkat salinitasnya mencapai (25‰) Rhizophora apiculata mampu
lebih tinggi dari salinitas normal,