Jurnal Bioreaktor Mikrobiologi
Jurnal Bioreaktor Mikrobiologi
Jurnal Bioreaktor Mikrobiologi
Abstract
The need of ethanol in Indonesia increases each year because of its wide use. One of its use is, as fuel
aditives which comes from renewable material. Ethanol industry that has been developing is the ethanol
which is produced from fermentation process (bioethanol). Ethanol or ethyl alcohol (C 2H5OH) is
organic compound which is very important in chemical industry and it has many benefits in human life.
Thus, we need the innovation of ethanol fermentation technology which can produce the ethanol with
good quality and quantity. There are two processes of ethanol production, chemical synthesis and
fermentation. The difficulty in fermentation process is the separation between product and
microorganism. Immobilized cell method considered to solve that problem and the use of volcanic stone
as immobilized media can be an alternative. Fermentation process can be done by using bioreactor
tower, fixed bed or fluidized bed. Fermentation process by using fluidized bed has some advantages. The
advantages are the immobillized cell has a dinamic characteristic which allows more contact with
substrate and better heat transfer. The purposes of this research are to decide the best condition by
analyzing ethanol concentration and yield of ethanol production from glucose fermentation
continuously in bioreactor tower fluidized bed and use Schizosacharomyces pombe with immobilized
cell method with volcanic stone as immobilized media. This research will use many varieties, size of
volcanic stone, these are 8/12, 18/20 and 30/40 mesh and the time of fermentation is 2 day.
Fermentation process will be in the anaerob condition with the temperature 34°C, pH 4,5 and 150 g/L
glucose concentration. Retention time substrat 48 hours and total height of biocatalyst 20 cm. based on
concentration, productivity, and yield ethanol, the best condition in this experiment occurred in the
pumice side 30/40 mesh which produced ethanol concentration 16,41%v/v , ethanol productivity was
2,715 g/L.hour, and % yield ethanol was 4,3.
Keywords: Ethanol, Fermentation, Immobilized cell, Volcanic stone, Bioreactor Tower Fluidized Bed
Pendahuluan
Etanol atau ethyl alcohol (C2H5OH) mudah dalam pengontrolan bahan baku, tetapi
termasuk kelompok hydroksil yang memberikan kekurangannya membutuhkan waktu yang cukup
polaritas pada molekul dan mengakibatkan lama dalam proses fermentasi. Sedangkan untuk
meningkatnya ikatan hidrogen intermolekuler. proses continue kelebihannya, waktu yang
Etanol ini merupakan cairan yang mudah menguap, diperlukan relatif lebih singkat, hasil yang didapat
mudah terbakar, jernih, dan tidak berwarna. Etanol lebih banyak, dan kerugiannya mudah
memiliki massa jenis 0.7893 g/mL. Titik didih terkontaminasi (terjadinya mutasi atau adanya
etanol pada tekanan atmosfir adalah 78.32 °C. mikroorganisme lain) dan lebih sulit dalam
Indeks bias dan viskositas pada temperatur 20 °C mengatur laju fermentasinya ( Purnama Dita Indah
adalah 1.36143 dan 1.17 cP (Kirk dan Othmer, dan Nanda Rusyda Saufa, 2009).
1965). Etanol digunakan pada berbagai produk Faktor-faktor penting yang dapat
meliputi campuran bahan bakar, produk minuman, mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi
penambah rasa, industri farmasi, dan bahan-bahan etanol secara fermentasi, antara lain pemilihan jenis
kimia. mikroorganisme yang akan digunakan, teknik
Dalam proses pembuatannya, etanol dapat pemisahan produk dari mikroorganisme, pemilihan
diproduksi dengan 2 cara, yaitu secara sintetik proses fermentasi dan jenis fermentor yang
melalui reaksi kimia dan fermentasi. Proses digunakan.
fermentasi etanol dapat dilakukan dengan 2 cara, Mikroorganisme merupakan salah satu
yaitu secara batch dan continue. Kedua metode faktor yang sangat berperan dalam fermentasi etanol.
tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan. Hal ini disebabkan karena mikroorganisme berfungsi
Kelebihan dari proses batch antara lain mudah sebagai biokatalis. Mikroorganisme yang biasa
dilakukan, resiko kerugian cukup rendah dan lebih digunakan dalam proses fermentasi ada 2 jenis, yaitu
E10-1
bakteri dan ragi. Namun dalam hal ini ragi lebih teknik penambatan sel ini, karena porositas yang
sering digunakan dalam proses fermentasi, karena dimiliki batu apung yang cukup besar sehingga
ragi lebih mudah dikembangbiakkan, lebih mudah diharapkan mudahnya mengadsorpsi ragi.
dikontrol pertumbuhannya dan dapat menghasilkan
etanol dengan konsentrasi yang tinggi. Salah satu Pada penelitian ini parameter penelitiannyanya
jenis ragi yang dapat digunakan adalah adalah:
Schizosaccharomyces pombe (Febriningrum, 2000) 1. Konsentrasi glukosa, 150 g/L
Jenis fermentor yang sering digunakan 2. Temperatur, 34oC
dalam proses fermentasi yaitu tubular fermentor dan 3. pH, 4,5
fermentor tangki berpengaduk. Tubular fermentor 4. Tinggi batu apung, 20 cm
ini terdiri dari dua jenis yaitu fluidized bed reactor 5. Tinggi unggun, 118 cm
dan fixed bed reactor (McKetta, John J, 1977). 6. Laju alir substrat, 1,8 mL/menit
Permasalahan yang timbul pada fixed bed reactor 7. Laju sirkulasi pada setiap ukuran batu
adalah sering terjadinya gradien panas yang tidak apung
diinginkan, sulit dalam pengontrolan suhu dan sulit 8/12 mesh : 473,18 mL/menit
untuk dibersihkan atau diperbaiki, fluidized bed 18/20 mesh : 806,45 mL/menit
reactor adalah adanya agitasi berat yang terjadi 30/40 : 1094,89 mL/menit
akibat kerusakan dari katalis dan terbentuknya debu. sedangkan variabel penelitian ini adalah:
Namun, Fluidized bed mempunyai keuntungan 1. Ukuran batu apung 8/12 mesh, 18/20 mesh,
yaitu, pencampurannya dapat terjadi dengan baik, dan 30/40 mesh.
temperaturnya konstan disetiap bagian reaktor,
katalisnya dapat diperbaharui secara terus menerus Peralatan percobaan
(McKetta, John J, 1983). Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini
Salah satu permasalahan lain yang biasa dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
timbul adalah sulitnya pemisahan produk dari ragi 1. Peralatan utama, digunakan untuk
yang digunakan. Untuk menangani masalah tersebut, melangsungkan proses fermentasi etanol
maka dapat digunakan cara penambatan ragi pada secara continue, dan
suatu media penambat (Immobilized cell), yakni 2. Peralatan pendukung , digunakan dalam
suatu teknik peningkatan sel bebas pada suatu persiapan pelaksanaan fermentasi serta
penambat yang ukurannya lebih besar daripada sel analisis.
sehingga sel tersebut tidak dapat bergerak (Tzeng, J.
W, et. Al, 1991).
Dalam proses ini digunakan batu apung
sebagai media penambat karena memiliki porositas
yang cukup besar. Selain itu kemungkinan terjadinya
reaksi yang dapat menghambat proses fermentasi
kecil karena peran batu apung disini hanya untuk
menambatkan ragi di permukaannya.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan
kondisi terbaik yang dapat dilihat dari nilai
konsentrasi dan perolehan etanol dari kondisi
percobaan yaitu variasi ukuran batu apung, yang
dihasilkan dari proses fermentasi secara continue
menggunakan Schizosaccharomyces pombe yang
ditambatkan pada batu apung dengan bioreactor
tower fluidized bed.
Metodologi Penelitian
E10-2
N. Outlet produk Konsentrasi Etanol pada Waktu Fermentasi 48
Jam
Ukuran batu apung akan berpengaruh kepada
jumlah sel yang tertambat. Jumlah sel tertambat
akan berpengaruh langsung pada konsentrasi etanol
yang dihasilkan. Semakin banyak sel yang tertambat
maka semakin tinggi konsentrasi etanol yang
dihasilkan, hal ini dapat dilihat pada Gambar 3
E10-4
Pengaruh Variasi Ukuran Batu Apung Terhadap
Jumlah Sel yang Terlepas
Penambatan sel dilakukan langsung pada
batu apung yang telah ditempatkan pada bioreactor
tower dengan metode adsorpsi. Dari hasil analisis
yang dilakukan pada tiga sampel acak terlihat bahwa
masih ada sel yang terlepas. Jumlah sel ragi yang
terlepas pada fermentasi secara continue dengan
bioreactor tower sel tertambat dengan variasi ukuran
batu apung dapat dilihat pada Tabel 1
Kesimpulan
1. Semakin kecil ukuran batu apung, maka jumlah
sel yang tertambat semakin banyak.
2. Semakin banyak jumlah sel tertambat yang digunakan pada waktu fermentasi yang sama (48
jam), menghasilkan konsentrasi, dan yield etanol Usulan Penelitian, Jurusan Teknik Kimia
semakin besar. ITB. 2000.
3. Semakin banyak jumlah sel tertambat yang McKetta, John J. Encyclopedia of Chemical
digunakan, waktu yang dibutuhkan untuk Engineering and Design, volume 19. New
mencapai kondisi steady semakin lambat. York : Marcel Dekker, 1983.
4. Kondisi terbaik pada penelitian ini dilihat dari McKetta, John J. Encyclopedia of Chemical
jumlah sel tertambat, konsentrasi, dan yield Engineering and Design, volume 4. New
etanol yang diperoleh yaitu pada ukuran batu York : Marcel Dekker, 1977.
apung 30/40 mesh dengan jumlah sel tertambat Othmer, Kirk. Encyclopedia of Chemical
sebanyak 3,32E+10, konsentrasi etanol sebesar Technology, volume 10, 5th edition. New
16,41%v/v, produktivitas etanol 2,715 g/L.jam Jersey, USA : John Wiley and Sons, 2005.
dan yield yang diperoleh sebesar 4,3%. Purnama, Dita Indah dan Nanda Rusyda Saufa.
Produksi Etanol Secara Sinambung dengan
Pustaka Sel Tertambat Menggunakan Bioreactor
Bailey, James E. dan David F. Ollis. Biochemical Tower Fixed Bed. Penulisan Laporan
Engineering Fundamental, 2nd edition. Penelitian, Jurusan Teknik Kimia ITENAS.
McGraw-Hill Company, 1986. 2009.
Febriningrum, Panca Nugrahini. Produksi Etanol Tzeng, J. W, et. al. Ethanol Fermentation Using
Proses Sinambung dengan Immobilized Cells in a Multistage Fluidized
Schizosaccharomyces pombe. Penulisan Bed Bioreactor. Biotecnology and
Bioengineering, volume 38.1991