Urgensi Kepemimpinan Transformasional Dan Kecerdasan Emosional Pada Perusahaan Dalam Merespons Pandemi Covid-19

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Urgensi Kepemimpinan Transformasional dan Kecerdasan Emosional

Pada Perusahaan Dalam Merespons Pandemi Covid-19

Ellyn Eka Wahyu1), Tri Wahyu Widodo2), Cahya Nova Kurniawan3)


1,2)
Politeknik Negeri Malang, 3)Universitas Brawijaya
1)
ekaellyn@gmail.com

Abstract

The Covid-19 pandemic has tested the leadership and communication abilities of industrial
leaders globally. With infection and high mortality rates particularly amongst the elderly workers,
the pandemic has wrought significant economic and social damage on communities, nations and
global markets. This review was an integrative review that combined many scopes such as human
resource management (leadership), mental health, and also communication patterns and risk
management in handling a pandemic.In this review, researchers collected various literatures that
downloaded from several portals such as emerald insight, science direct, and also taylor and
francis. Researchers have been obtained total amount of 17 articles. Our study founds that there
were several impacts caused by Covid Pandemic 19 including the emergence of worker’s
stigmatization, the raising of xenophobia towards workers who came from Asia and also
vulnerability health risk (physical and mental) of older worker. One key to solve these problems
was applying transformational leadership patterns and also emotional intelligence. It was
reasonable because the leaders who had transformational character provided support and
motivation to all of subordinates to remain optimistic at work even in pandemic situations. In
addition, company leaders are expected to have emotional intelligence because the covid-19
situation is highly-uncertain so that the leader must not dissolve to suffer from a pandemic.

Keywords : Transformational Leadership, Emotional Intelligence, Covid-19

Abstrak

Pandemi Covid-19 telah menguji kemampuan kepemimpinan dan komunikasi para pemimpin
industri secara global. Dengan tingkat infeksi dan angka kematian yang tinggi terutama di
kalangan pekerja usia lanjut, pandemi ini telah menimbulkan kerusakan ekonomi dan sosial yang
signifikan pada masyarakat, negara, dan pasar global. Review ini merupakan review integratif
yang menggabungkan lingkup ilmu manajemen sumber daya manusia (kepemimpinan), kesehatan
mental, serta pola komunikasi dan manajemen risiko dalam penanganan pandemi. Dalam review
ini, peneliti mengumpulkan berbagai literatur yang bersumber dari beberapa portal jurnal seperti
emerald insight, science direct, serta taylor and francis. Peneliti memperoleh total 17 artikel
ilmiah. Hasil studi menemukan bahwa terdapat beberapa dampak yang ditimbulkan oleh Pandemi
Covid 19 antara lain munculnya stigmatisasi terhadap pekerja, meningkatnya xenophobia terhadap
pekerja yang berasal dari Asia serta kerawanan kondisi kesehatan (fisik dan mental) untuk pekerja
berusia lanjut. Langkah kunci dalam menangani dampak tersebut adalah dengan menerapkan pola
kepemimpinan transformasional dan kecerdasan emosional. Hal ini beralasan karena pemimpin
yang berkarakter transformasional memberikan dukungan dan motivasi terhadap bawahan agar
tetap optimis bekerja meskipun dalam situasi pandemi. Selain itu, pemimpin perusahaan
diharapkan memiliki kecerdasan emosional karena situasi covid-19 sangat tidak menentu sehingga
Pemimpin tidak boleh larut untuk terpuruk akibat pandemi.

Kata Kunci : Kepemimpinan Transformasional, Kecerdasan Emosional, Covid-19


268

Pendahuluan ini mampu mengubah norma sosial dan


ekonomi dan memicu terbentuknya era
Hingga akhir Bulan Maret 2020, pandemi manusia baru. Dengan sistem sosial,
global COVID-19 yang disebabkan oleh ekonomi, dan kesehatan yang hampir
virus SARS-CoV-2 menunjukkan runtuh, tidak mungkin untuk mengetahui
perkembangan yang sangat seperti apa dunia baru itu nantinya, tetapi
mengkhawatirkan. Asadi et al. (2020) bentuk dunia bari itu akan bergantung
dalam artikelnya mengemukakan bahwa pada keputusan-keputusan yang diambil
lebih dari 40.000 orang telah meninggal para pemimpin saat ini. (Gopinath,
dengan lebih dari 800.000 orang 2020).
dikonfirmasi terinfeksi; pasar keuangan
turut serta collapse; restoran dan pusat Dirani et al. (2020) menambahkan bahwa
perbelanjaan umum menjadi sepi saat ini seluruh elemen masyarakat mulai
pengunjung; seluruh negara-negara saat dari Pemerintahan, komunitas, dan
ini telah menjaga dan menutup organisasi berada dalam mode krisis dan
perbatasan mereka; dan jutaan orang sedang mencari sosok pemimpin yang
terkurung di rumah mereka atas mampu membimbing mereka dalam
himbauan dari pemerintah pusat untuk menghadapi krisis. Tantangannya adalah
tidak keluar rumah dan menjaga diri agar sistem dan prosedur kerja saat ini
tidak berkerumun. Beliau menambahkan, menjadi berantakan karena pandemi dan
beberapa ahli virologi dan ahli ini dapat menyebabkan kerusakan pada
epidemiologi berpacu dengan waktu tatanan organisasi, entitas, dan sistem
untuk menemukan cara penanganan kerja seluruh perusahaan. Dimasa
terbaik. Masih banyak tentang virus ini pandemi sekarang kita sangat bergantung
yang belum diketahui, tetapi satu hal dengan bagaimana para pemimpin
yang sangat pasti: COVID-19 merupakan menanggapi krisis, sehingga inilah
virus yang sangat mematikan dan sangat saatnya bagi para pemimpin untuk
mudah menular. menunjukkan skill dalam mengatasi
keterbatasan dan ketakutan yang muncul
Dalam artikelnya, Dirani et al. (2020) khususnya di kalangan pekerja serta
menjelaskan bahwa krisis kesehatan diharapkan di saat yang bersamaan
global COVID-19 saat ini belum pernah mampu meningkatkan kinerja mereka.
terjadi sebelumnya. Sebagai contoh,
akibat yang ditimbulkan akibat krisis Artikel ilmiah ini bertujuan untuk
mencapai ratusan ribu korban jiwa yang menyelidiki reaksi apa sajakah yang
berdampak pada restrukturisasi sistem dilakukan para pemimpin organisasi
kesehatan secara besar-besaran. Pandemi domestik dan global dalam menghadapi
ini juga menyebabkan dunia mengalami COVID-19 dan untuk
resesi yang terburuk sejak peristiwa great mempertimbangkan peran baru dari
depression (Gopinath, 2020). divisi Pengembangan Sumber Daya
Manusia (HRD) dalam menghadapi
Krisis ini dianggap sebagai salah satu konsekuensi pandemi COVID-19 pada
titik balik dalam sejarah di mana krisis

Seminar Nasional Gabungan Bidang Sosial - Polinema 2020


269

khususnya. Research Questions dalam usaha (unreliable information). Kedua,


artikel ini meliputi: tantangan yang akan dihadapi adalah
disrupsi dalam kegiatan usaha terkait
1. Apa sajakah dampak yang disebabkan dengan kebijakan lockdown / karantina
oleh adanya Pandemi Covid-19 dari
segi kesehatan mental bagi seorang lokal kewilayahan, sehingga perusahaan
pekerja ? diwajibkan untuk mengeksplorasi cara-
2. Bagaimanakah urgensi seorang cara baru untuk tetap bisa terhubung dan
pemimpin dalam menerapkan pola melakukan kegiatan operasional
kepemimpinan transformasional dan (situational novelty). Terakhir, tantangan
kecerdasan emosional dalam yang akan dihadapi oleh perusahaan
menangani dampak psikologis yang
adalah tantangan tentang masa depan
muncul sebagai akibat dari adanya
Pandemi Covid-19? karyawan pasca covid-19. Pandemi ini
tidak hanya berdampak secara teknis,
Dalam artikel ini, kami membahas namun juga memiliki dampak terhadap
tentang beberapa materi mengenai kondisi psikis pekerja antara lain
dampak pandemi covid-19 berdasarkan munculnya stigmatisasi, xenophobia, dan
literatur dan studi kasus dari konteks kerawanan terhadap pekerja usia lanjut.
internasional dan domestik. Literatur
A. Munculnya Stigmatisasi
tersebut kami pandang dapat dijadikan
sebagai bahan evaluasi bagi perusahaan Dengan adanya pandemi covid-19 ini,
mengenai kompetensi penting yang harus dapat menyebabkan munculnya
dimiliki oleh pemimpin dalam stigmatisasi baik di kalangan masyarakat
menanggapi krisis global. Pada bagian maupun di kalangan pekerja dari sebuah
berikut ini kami mengeksplorasi perusahaan. Pemberian stigma ini bisa
kebutuhan kepemimpinan kepada seseorang yang memang secara
transformasional dan kecerdasan positif terpapar virus corona ataupun
emosional dalam menyelesaikan krisis. kepada sekelompok orang (terutama
Di akhir, Kami memberikan beberapa orang Asia) yang disangka berasal dari
simpulan dan saran kepada pemimpin Negeri Tiongkok dan diasosiasikan
perusahaan dalam menerapkan pola sebagai carriers atau pembawa virus
kepemimpinan pasca krisis global. tersebut (Roberto et al., 2020). Menurut
Haokip (2020) pada awal virus corona
Kajian Literatur
merebak periode bulan Januari tahun
Dampak Pandemi Covid-19 Bagi
2020, sudah terjadi stigmatisasi lokal di
Pekerja
Negara India. Masyarakat lokal
Dirani et al., (2020) menjelaskan bahwa
memandang seseorang yang mengenakan
Pandemi Covid-19 memunculkan
masker ketika keluar rumah diberikan
berbagai tantangan dalam dunia bisnis.
stigma sebagai penyintas virus corona.
Tantangan tersebut meliputi kesimpang-
Padahal, penggunaan masker tersebut
siuran informasi, baik informasi
dilakukan hanya sebagai tindakan
mengenai perkembangan virus maupun
preventif untuk mencegah penularan
informasi mengenai perkembangan dunia
virus corona. Stigmatisasi ini pada

Seminar Nasional Gabungan Bidang Sosial - Polinema 2020


270

pertengahan bulan Maret hingga Juni rasistik dari rekan kerja sejawat akibat
2020 diperparah dengan fenomena yang dari perasaan ketakutan yang berlebihan
terjadi bahwa orang yang sehat akan terhadap potensi menyebarnya virus
cenderung memberikan cap terhadap corona melalui transmisi lokal dari
orang lain yang sedang batuk / bersin / pekerja ber-etnis Asia Timur dan
alergi dengan istilah takut tertular corona, sekitarnya (Reny & Barreto, 2020).
meskipun orang yang sakit tersebut
belum tentu terpapar virus corona. C. Kerawanan Kondisi Kesehatan
Pada Pekerja Usia Lanjut
Sampai saat ini belum ada informasi
yang valid bahwa virus covid-19 bisa Pandemi covid-19 juga menimbulkan
menyebar melalui partikel aerosol/kapsul risiko yang cukup komplikatif terkait
udara (Asadi et al., 2020). Prasangka dengan tingkat emosional dan tingkat
berlebihan terhadap seseorang yang kesejahteraan seorang pekerja yang sudah
sedang sakit ini kerap dilakukan oleh berusia lanjut (Henning-smith, 2020).
masyarakat yang sehat ketika sebuah Morrow-howell et al. (2020) secara
pandemi melanda seperti contohnya spesifik mengemukakan berbagai
ketika pandemi SARS melanda di medio dampak yang muncul terhadap pekerja-
tahun 2000-an (Roberto et al., 2020). pekerja yang telah memasuki usia
menjelang pensiun akibat adanya
B. Munculnya Xenophobia
pandemi covid-19 antara lain:
Selain stigmatisasi, dampak lain yang
1. Risiko metabolisme kesehatan, karena
ditimbulkan oleh covid-19 adalah pekerja yang lebih senior merupakan
munculnya xenophobia (Reny & Barreto, golongan pekerja yang rentan terkena
2020). Xenophobia merupakan sebuah virus sehingga peluang untuk kembali
perasaan ketakutan (phobia) terhadap masuk kerja akan menjadi lebih lama.
orang-orang dengan ras tertentu. 2. Risiko Finansial, hal ini merupakan
Ketakutan ini muncul seiring dengan dampak dari risiko metabolisme
kesehatan. Pekerja senior akan lebih
pemberitaan yang santer beredar di dunia
rentan untuk kehilangan simpanan
internasional yang menyebutkan bahwa pensiun / tabungan hari tua karena
covid-19 identik dengan “Wuhan Virus” dana tersebut akan terpakai untuk
atau “Virus dari China” atau “Kung Flu”. membeli obat-obatan dan vitamin
Ungkapan tersebut menjadi viral di untuk mencegah terpapar virus.
media sosial dan dampaknya 3. Risiko terkena disrupsi dalam hal
menciptakan sentimen “anti Asia” di penyelesaian pekerjaan kantor (seperti
penggunaan aplikasi tertentu untuk
kalangan pekerja, khususnya pada
pertemuan online, absensi online).
perusahaan Multinasional. Xenophobia 4. Risiko emosional, pekerja yang lebih
merupakan sikap turunan dari senior ketika pandemi akan cenderung
stigmatisasi yang digambarkan dengan emosional dan sensitif karena muncul
perlakuan acuh terhadap pekerja-pekerja perasaan terisolir dari rekan sejawat
yang terindikasi berasal dari kawasan dan death anxiety yang cukup tinggi.
Asia Timur. Ekstrimnya, Xenophobia ini
bisa berujung pada perlakuan kekerasan

Seminar Nasional Gabungan Bidang Sosial - Polinema 2020


271

D. Kepemimpinan Pada Masa Krisis pemimpin yang mampu memotivasi


Prideaux et al.(2020) mengemukakan dan menjadi inspirasi bagi
bahwa kepemimpinan merupakan elemen bawahannya.
kunci dalam merespon peristiwa krisis. 3. Intellectual Stimulation dideskripsikan
sebagai kemampuan pemimpin untuk
dalam mengamati bahwa 'kepemimpinan
merangsang pengikutnya agar menjadi
krisis yang efektif memerlukan inovatif dan kreatif dengan
pengakuan ancaman yang muncul, menstimulasi bawahan untuk berpikir
memulai upaya untuk mengurangi kritis, membingkai ulang masalah
mereka dan menangani konsekuensinya, dengan sudut pandang yang baru.
dan, setelah periode krisis akut telah 4. Individualized Consideration, hal ini
berlalu, membangun kembali rasa dideskripsikan sebagai kemampuan
pemimpin dalam menciptakan
normal.
kesempatan belajar yang kondusif
bagi bawahannya, serta kemampuan
E. Kepemimpinan Transformasional untuk mengenali setiap perbedaan
Eliyana et al. (2019) dalam artikelnya individu dalam hal pemenuhan
menjelaskan bahwa teori kepemimpinan kebutuhan dan keinginannya.
transformasional bermula dari konsep
yang dikemukakan oleh Burns (1978) F. Kecerdasan Emosional
dan Bass (1985). Menurut Bass, Kecerdasan Emosional (Emotional
pemimpin yang berkarakter intelligence) merupakan sebuah karakter
transformasional mampu merangsang fundamental yang harus dimiliki oleh
bawahannya untuk membuat persepsi seorang pemimpin, khususnya pada pola
tentang sebuah pola kepemimpinan kepemimpinan transformasional
dengan cara pandang baru karena ada (Føllesdal & Hagtvet, 2013). Seorang
rangsangan intelektual. Pemimpin pemimpin yang berkarakter
mampu mempersepsikan dirinya sebagai transformasional di masa pandemi akan
individu yang dapat mendukung dan lebih diperhitungkan keberadaannya
memberikan perhatian kepada bawahan untuk menolong pekerja agar mampu
dengan pertimbangan individual, melalui menghadapi berbagai permasalahan baik
pemberian motivasi inspirasional dan personal maupun emosional. Para
kharisma. Seperti yang dikemukakan pemimpin perlu memahami setiap
oleh Føllesdal & Hagtvet (2013), masalah yang dialami oleh setiap
kepemimpinan transformasional individu secara terpisah dan sekaligus
merupakan jenis pola kepemimpinan mampu membimbing mereka untuk
yang terdiri dari empat komponen yakni: mengatasinya. Untuk membantu tugas
1. Idealized Influence. Seorang ini, HRD dapat diposisikan untuk
pemimpin dideskripsikan sebagai membantu pemimpin dalam mengelola
sosok yang memiliki pengaruh dan kecerdasan emosional, khususnya dalam
mampu menjadi panutan bagi memenuhi kualifikasi sebagai seorang
bawahannya yang dikagumi, pemimpin berkarakter transformasional
dihormati, dan dipercaya. (Farnia & Nafukho, 2016). Dalam
2. Inspirational Motivation
artikelnya, Føllesdal & Hagtvet (2013)
dideskripsikan sebagai karakter
mengemukakan bahwa terdapat empat

Seminar Nasional Gabungan Bidang Sosial - Polinema 2020


272

karakteristik kecerdasan emosional yang Cronin & George (2020) menambahkan


harus dimiliki oleh pemimpin yang bahwa sebuah ulasan integratif yang baik
berkarakter transformasional antara lain: diharapkan mampu memberikan
wawasan tentang suatu topik dengan
1. Karakteristik pertama. yakni mensintesa pengetahuan di seluruh
Kemampuan untuk Merasakan Emosi.
Pemimpin diharapkan mampu community practices. Kajian atau ulasan
memposisikan diri dengan turut tersebut tidak hanya mengarahkan
merasakan kondisi emosional peneliti kepada sebuah lanskap baru
seseorang. Selain itu, pemimpin tetapi juga memungkinkan peneliti untuk
diharapkan mampu mengidentifikasi melihat fenomena yang sudah ada dari
kebutuhan yang tersirat terkait dengan perspektif yang berbeda. Juntunen &
kondisi emosi seseorang.
Lehenkari (2019) menjelaskan bahwa
2. Karakteristik kedua, yakni
Kemampuan Dalam Menempatkan terdapat beberapa langkah yang harus
Emosi. Seorang pemimpin diharapkan ditempuh oleh seorang penulis dalam
mampu menempatkan penggunaan menyusun sebuah kajian literatur.
emosi terkait dengan hal-hal spesifik Langkah tersebut dijelaskan dalam bagan
seperti dalam proses pemberian alur berikut:
punishment dan untuk mendorong
pekerja agar lebih inovatif dalam Memilih Topik Penelitian
menyelesaikan permasalahan dalam
pekerjaan.
3. Karakteristik ketiga, yakni Menentukan research objective
Kemampuan untuk Mengetahui
Penyebab Emosi. Seorang pemimpin Membuat Protokol Kajian Literatur
diharapkan mampu untuk mengurai
penyebab dan konsekuensi dari sebuah
Mencari Artikel Ilmiah
kondisi yang emosional.
4. Terakhir, Karakteristik keempat Menyaring Artikel Ilmiah yang
adalah Kemampuan untuk Mengelola Relevan
Emosi. Diharapkan seorang pemimpin
mampu mengelola emosi baik yang Menganalisis Informasi yang
ditemukan pada Literatur
muncul pada dirinya sendiri dan emosi
yang muncul pada orang lain.
Melakukan Sintesis Temuan Studi

Metode Penelitian
Menyimpulkan Hasil Temuan
Artikel ini merupakan sebuah kajian
literatur yang bersifat integratif. Kajian
ini memiliki arti bahwa dalam Mempublikasikan Temuan

penyusunannya literatur yang digunakan


tidak hanya bersumber dari satu disiplin Gambar1. Tahapan Kajian Literatur
ilmu namun dari berbagai keilmuan yang Sumber : Juntunen & Lehenkari (2019)
saling terkait satu sama lain (Cronin & Berpatokan pada tahapan yang telah
George, 2020). disebutkan pada Gambar 1, maka
selanjutnya peneliti berusaha untuk

Seminar Nasional Gabungan Bidang Sosial - Polinema 2020


273

membuat protokol Kajian Literatur Peneliti melakukan review ini dengan


melalui tabel kriteria kajian literatur yang memanfaatkan beberapa artikel jurnal
akan disajikan pada Tabel 1 dibawah ini: bereputasi yang diunduh dari beberapa
database seperti Taylor and Francis,
Tabel 1. Emerald Insight dan Science Direct.
Kriteria Dalam Kajian Literatur Dalam proses pengumpulan literatur,
Kriteria Keterangan peneliti memasukkan berbagai kata kunci
Bidang Studi Manajemen Sumber yang terkait dengan topik penelitian
Daya Manusia, Bisnis
dan Manajemen, Ilmu seperti “Leadership during pandemic
Kesehatan. covid-19” serta kata kunci lain seperti
Jenis Studi Kajian Literatur “Transformational Leadership and
Emotional Intelligence during Covid-19
Bahasa Indonesia dan Inggris. Pandemic” dan “Psychological Effects
Lingkup Manajemen Sumber From Covid-19 Pandemic”. Mengenai
Literatur Daya Manusia batasan tahun penerbitan artikel ilmiah,
(Kepemimpinan), peneliti melakukan dua jenis pembatasan.
Kesehatan Mental, Pola Untuk materi yang berkaitan dengan
Komunikasi dan pandemi Covid-19, peneliti
Manajemen Risiko menggunakan artikel ilmiah yang terbit
dalam Penanganan
sekitar periode bulan Januari hingga
Pandemi.
bulan Juni tahun 2020 karena pandemi
Batasan Hingga tahun 2020 ini mulai booming pada akhir tahun 2019
Tahun dan mulai ada publikasi tentang pandemi
Literatur ini di awal tahun 2020. Sedangkan untuk
materi yang berkaitan dengan
Relevansi a. Menjelaskan
kepemimpinan transformasional dan
bagaimanakah
urgensi kecerdasan emosional, peneliti
kepemimpinan membatasi artikel ilmiah yang terbit pada
transformasional dan sepuluh (10) tahun terakhir. Setelah
kecerdasan emosional peneliti melakukan penelusuran terhadap
dalam penanganan beberapa database jurnal, ditemukan
pandemi covid-19. sejumlah artikel ilmiah terbaru dalam
b. Level Analisis : dapat
jurnal internasional yang relevan dengan
memberikan
kontribusi tambahan topik studi. Hasil tersebut disajikan pada
terhadap Tabel 2. berikut:
perkembangan teori
kepemimpinan Tabel 2.
khususnya dalam hal Rekapitulasi Bahan Artikel
manajemen risiko Nama Jurnal Jumlah
penanganan pandemi. Artikel
Sumber: Diolah Penulis, 2020 Human Resource 3
Development International
Journal of Aging and Social 2

Seminar Nasional Gabungan Bidang Sosial - Polinema 2020


274

Nama Jurnal Jumlah a) Dukungan dari Human Resource


Artikel Development.
Policy b) Dukungan dari Supervisor.
Policy and Society 1 c) Penguatan Mental Dalam Menghadapi
Politics, Groups, and 1 Pandemi dan Pemberian Apresiasi
Identities Kerja.
Cogent Business and 1 d) Perbaikan Pola Komunikasi antara
Management manajemen dengan pekerja menjadi
European Journal of Training 1 Lebih Humanis.
and Development
Asian Ethnicity 1 Secara lebih spesifik, Salanova (2020)
Teaching and Learning in 1 dalam artikelnya mengemukakan bahwa
Medicine untuk menanggulangi dampak post-
Health Systems and Reform 1 traumatic yang disebabkan oleh pandemi
Aerosol Sciences and 1
Covid-19, diharapkan seorang pemimpin
Technologies
mampu untuk menjamin tiga hal antara
Administrative Theory and 1 lain:
Praxis
The American Journal of 1 1. Positive psychological resources.
Bioethics Dengan memperkuat ketahanan
The Leadership Quarterly 1 pekerja melalui intervensi psikologis
Tourism Geography 1 secara positif akan memberikan
Jumlah 17 kontribusi yang signifikan untuk
mengurangi stres, memupuk
Sumber: Diolah Penulis, 2020
kesejahteraan dan meningkatkan
kinerja. Positive Psychological
Hasil dan Pembahasan Resources yang meliputi kondisi
emosi yang positif, optimisme, dan
Dalam kesempatan ini, hal yang ingin fleksibilitas mampu menjadi sumber
didiskusikan adalah bagaimana daya yang paling berpengaruh dalam
menerapkan teori kepemimpinan usaha bertahan dimasa pandemi.
transformasional dan kecerdasan 2. Positive social relations. Pemimpin
emosional dalam menghadapi dampak melalui perangkat organisasi yang
yang ditimbulkan oleh covid-19. Dirani dimilikinya harus membina hubungan
yang positif di antara karyawannya
et al. (2020) mengemukakan bahwa
sebagai kekuatan untuk membantu
situasi pandemi covid-19 saat ini mereka menghadapi situasi yang
memberikan dampak yang cukup merugikan, namun juga sebagai sarana
signifikan terhadap pekerja antara lain untuk memperkuat pengembangan
rasa trauma mendalam akibat dari pribadi dan profesional mereka dikala
tingginya risiko pekerja untuk terpapar pandemi seperti saat ini.
virus, disrupsi pada seluruh sisi 3. Healthy organizational practices.
Disaat pandemi seperti ini, pemimpin
kehidupan yang tidak dapat dibayangkan diharapkan mampu memelihara
sebelumnya, sehingga terdapat empat hal praktik kegiatan organisasional yang
yang dibutuhkan oleh pekerja disaat sehat seperti menjaga keseimbangan
pandemi melanda antara lain: antara pekerjaan dengan rumah

Seminar Nasional Gabungan Bidang Sosial - Polinema 2020


275

(work–family balance practices), semakin besar. Ketika risiko akibat covid


memberlakukan protokol untuk menghantam, pemimpin perusahaan
menjaga pekerja dari berbagai beserta dengan perangkat organisasional
gangguan psikologis, menjamin pola
seperti HRD diharapkan dapat merasakan
komunikasi agar tetap bersifat positif,
serta pemimpin yang mampu tetap beban emosional yang dihadapi pekerja
menginspirasi pekerja dan mampu baik akibat tekanan dari keluarga maupun
menanamkan sifat keberanian selama dari lingkungan kerja. Kemudian
periode krisis. diharapkan pemimpin juga mampu untuk
mengetahui penyebab emosi yang
Menyesuaikan berbagai kebutuhan
dialami oleh karyawan dengan
tersebut khususnya dalam menghadapi
menyediakan ruang diskusi untuk
berbagai dampak yang muncul akibat
mendengarkan keluh kesah mereka.
pandemi covid-19 seperti stigmatisasi,
Selanjutnya, pemimpin juga diharapkan
xenophobia, dan kerawanan bagi pekerja
mampu untuk menempatkan emosi
usia lanjut, maka sangat penting untuk
secara tepat karena ketika operasional
seorang pemimpin menerapkan pola
perusahaan berhenti total, maka
kepemimpinan transformasional dan
kesejahteraan pekerja juga akan
kecerdasan emosional. Hal ini menjadi
terancam. Tekanan berupa pemberian
beralasan karena untuk meningkatkan
reward and punishment dalam bentuk
kemampuan bertahan bagi para pekerja
penempatan emosi secara tepat mampu
baik dengan kondisi normal ataupun yang
menstimulasi kreativitas dan memupuk
mengalami psychological harrashment
rasa persaudaraan untuk bersama-sama
seperti stigmatisasi dan xenophobia
menjaga operasional perusahaan.
dibutuhkan sosok pemimpin berpengaruh
Terakhir, dengan menerapkan kecerdasan
(idealized influence) yang mampu
emosional diharapkan pemimpin mampu
memberikan motivasi inspirasional,
untuk mengelola emosi baik dalam diri
mampu untuk tetap tenang dan optimis
sendiri maupun emosi yang dialami pada
dalam menghadapi kondisi sulit ini
pekerja karena emosi yang tidak dikelola
(inspirational motivation), mampu untuk
dengan baik mampu merusak tatanan
saling terbuka dan membuka ruang dalam
sistem operasional perusahaan dan
memperbaiki sistem kerja ketika masa
menciptakan stigmatisasi baru yang dapat
pandemi (intelectual stimulation) serta
memperburuk keadaan.
mampu untuk mengetahui setiap
permasalahan dan kebutuhan dari setiap Simpulan Dan Saran
pekerja (individual stimulation).
Pandemi Covid-19 ini telah menguji
Kemudian, kecerdasan emosional dalam kemampuan kepemimpinan dan
mengelola pekerja pada waktu pandemi komunikasi para pemimpin secara global.
juga dibutuhkan bagi seorang pemimpin Dengan tingkat infeksi dan kematian
karena kondisi pandemi memicu pekerja yang tinggi, pandemi ini telah
menghadapi peningkatan beban menimbulkan kerusakan ekonomi dan
emosional akibat dari rusaknya sistem sosial yang signifikan pada masyarakat,
pekerjaan dan risiko collapse yang negara, dan pasar global. (McGuire et

Seminar Nasional Gabungan Bidang Sosial - Polinema 2020


276

al., 2020) Tidak dapat dipungkiri bahwa stakeholders / pelaku usaha yang sedang
dalam menangani pandemi, seorang berusaha survive dari pandemi Covid-19
pemimpin dituntut untuk bisa memiliki antara lain:
kecepatan dan ketepatan dalam
1) Peneliti menyarankan agar pemimpin
melakukan manajemen krisis. Namun
perusahaan juga memberikan atensi
tidak hanya kemampuan mengelola krisis terhadap beban mental yang dihadapi
yang harus dimiliki, seorang pemimpin pekerja selain fokus pada bagaimana
perusahaan harus mampu menerapkan cara survive di saat pandemi.
pola kepemimpinan transformasional dan 2) Pemimpin perusahaan diharapkan
kecerdasan emosional dalam mengelola mampu menjalin sinergi dengan baik
krisis. Pandemi Covid-19 tidak saja dengan seluruh perangkat
organisasional seperti HRD karena
menyebabkan dampak negatif bagi
dampak pandemi terhadap kondisi
kesehatan fisik pekerja dan kesehatan mental pekerja dapat berakibat fatal
perekonomian dari sebuah perusahaan, bagi operasional perusahaan. Jajaran
namun juga menyebabkan dampak manajemen perusahaan yang
negatif dalam hal psikis khususnya berkarakter transformasional dan
dengan munculnya stigmatisasi, mengadopsi kecerdasan emosional
xenophobia, serta berbagai kerawanan harus mampu untuk berkolaborasi
positif dengan menyesuaikan
yang terjadi kepada pekerja usia lanjut.
kebutuhan dan kewajiban pekerja
Lee (2020) menambahkan bahwa melalui pemberian motivasi, stimulasi
pemberian dukungan dari atasan intelektual dan pembukaan ruang
merupakan sebuah kebutuhan yang dialog antar pekerja dan manajemen
mendesak karena perkembangan situasi untuk menyusun strategi bisnis post-
negara dalam menghadapi pandemi covid 19.
sangat berpotensi berdampak pada
Daftar Rujukan
kondisi kinerja perusahaan. Pekerja akan
dihadapkan pada ancaman pemutusan Prideaux, B., Thompson, M., & Pabel, A.
hubungan kerja (treat) karena perusahaan (2020). Lessons from COVID-19
menerapkan lockdown dengan can prepare global tourism for the
memberhentikan kegiatan operasional economic transformation needed to
untuk mencegah penularan virus. Dengan combat climate change. Tourism
Geographies, 0(0), 1–12.
kata lain, manajemen perusahaan harus
https://doi.org/10.1080/14616688.20
membuka komunikasi dengan pekerja 20.1762117
untuk membahas langkah kolaboratif apa
yang harus diambil (collaborative Reny, T. T., & Barreto, M. A. (2020).
working) untuk menyelamatkan Xenophobia in the time of
pandemic: othering, anti-Asian
operasional perusahaan. attitudes, and COVID-19. Politics,
Groups, and Identities, 0(0), 1–24.
Mengacu kepada berbagai informasi
https://doi.org/10.1080/21565503.20
yang sudah peneliti sampaikan pada bab- 20.1769693
bab sebelumnya, terdapat beberapa saran
yang bisa peneliti berikan kepada seluruh Roberto, K. J., Johnson, A. F., &
Rauhaus, B. M. (2020).

Seminar Nasional Gabungan Bidang Sosial - Polinema 2020


277

Stigmatization and prejudice during


the COVID-19 pandemic.
Administrative Theory & Praxis,
0(0), 1–15.
https://doi.org/10.1080/10841806.20
20.1782128
Salanova, M. (2020). How to survive
COVID-19 ? Notes from
organisational resilience (¿ Cómo
sobrevivir organizacional ).
International Journal of Social
Psychology, 00(00), 1–7.
https://doi.org/10.1080/02134748.20
20.1795397

Seminar Nasional Gabungan Bidang Sosial - Polinema 2020

You might also like