Studi Pembuatan Bakso Instan Dari Ikan GABUS (Ophiocephalus Striatus)
Studi Pembuatan Bakso Instan Dari Ikan GABUS (Ophiocephalus Striatus)
Studi Pembuatan Bakso Instan Dari Ikan GABUS (Ophiocephalus Striatus)
OLEH
G 311 09 278
Oleh
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada
Jurusan Teknologi Pertanian
Disetujui
1. Tim Pembimbing
Prof. Dr. Ir. H. Jalil Genisa, MS Prof. Dr. Ir. Amran Laga, MS
NIP. 19500112 198003 1 003 NIP. 19621231 198803 1 020
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Prof. Dr. Ir. Hj. Mulyati M. Tahir, MS Dr. Ir. Nandi K.Sukendar, M.App.Sc
NIP. 19570923 198312 2 001 NIP. 19430717 196903 2 001
ABSTRACT
Snakehead is one type of freshwater fish which has high protein content
(25,2 g), however the processing has not been developed due to less
favored of aroma and shape. Meatballs is one of processed meat
products. It is generally made from beef and chicken . Instant fishball
products are products produced by using freeze dryer so that the resulting
product is instant . This study aimed to determine the instant meatball
processing so that the snakehead can be accepted by consumers . The
research method which is the ratio of fish meat with flour tapimal ( tapioca and
maltodextrin ) is ( A1 ) 70 % : 30 % , ( A2 ) 60 % : 40 % and ( A3 ) 50 % : 50 % .
The meatballs were the best obtained 70 % : 30 % , 30 % tapimal where flour
was obtained from 24 g of flour and tapioca flour 6 g of maltodextrin ( 4:1 ) . Data
processing is descriptive quantitative . Instant meatballs are better than the
results obtained with fish meat ratio 70 % : 30 % tapimal flour ( A1 ) , of which 30
% was obtained from 24 g of flour and tapioca flour 6 g of maltodextrin ( 4 : 1 ) .
Proximate analysis covers 38.6 % moisture content , ash content of 0.06 % ,
32.45 % protein content , fat content 1.09 % , and the power of the best
rehydration treatment A3 is 5.45 % and organoleptic tests include sense 4.3 (
liked ) and texture 4.2 ( liked ).
RINGKASAN
Ikan gabus merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki
kandungan protein yang tinggi (25,2 g), namun belum banyak
dikembangkan pengolahannya dikarenakan aroma dan bentuknya yang
kurang disenangi. Bakso ikan merupakan salah satu produk olahan
daging yang dibuat selain dari daging sapi dan ayam. Produk bakso ikan
instan adalah produk yang dihasilkan dengan memanfaatkan teknologi
pembekuan kering sehingga produk yang dihasilkan bersifat instan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan bakso instan
ikan gabus sehingga dapat diterima oleh panelis. Metode penelitian yaitu
perbandingan daging ikan dengan tepung tapimal (tapioka dan
maltodekstrin) yakni (A1) 70% : 30%, (A2) 60% : 40% dan (A3) 50% : 50%.
Bakso yang terbaik diperoleh yakni 70% : 30%, dimana tepung tapimal
30% diperoleh dari 24 g tepung tapioka dan 6 g tepung maltodekstrin
(4:1). Pengolahan data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Bakso
instan yang baik dari hasil penelitian diperoleh dengan perbandingan
daging ikan 70% : tepung tapimal 30% (A1), dimana 30% diperoleh dari 24
g tepung tapioka dan 6 g tepung maltodekstrin (4 : 1). Analisa proksimat
meliputi kadar air 38,6%, kadar abu 0,06%, kadar protein 32,45%, kadar
lemak 1,09%, dan daya rehidrasi terbaik perlakuan A 3 yaitu 5,45% serta
uji organoleptik meliputi rasa 4,3 (suka) dan tekstur 4,2 (suka).
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan sehingga skripsi ini
besarnya kepada Prof. Dr. Ir. H. Jalil Genisa, MS dan Prof. Dr. Ir.
skripsi ini. Tak lupa pula ucapan dan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Hj.
5. Semua pihak, termasuk Laboran Ibu Ati dan Ibu Yuli, yang terlibat
sama halnya dengan skripsi ini yang masih memiliki kekurangan. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
memberikan dukungan baik materi maupun moril, utamanya doa yang luar
biasa untuk ananda yang tak akan ternilai harganya. Tak lupa pula untuk
dan mendukung penulis selama ini, dari awal perjalanan bahkan hingga
dan terus saling menyemangati satu sama lain hingga akhirnya penulis
selesai.
Arni, Andi Tenri, PTBP, STP, Hasrayanti, STP, Hamsah, STP dan
apa yang kita lalui bersama dapat menjadi sebuah kenangan yang tak
bersaudara.
Hasanuddin, Makassar.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ....................................................................................... vii
I. PENDAHULUAN
C. Bakso ..................................................................................... 8
E. Maltodekstrin ........................................................................... 12
G. Pemanggangan ....................................................................... 14
H. Pengeringan ............................................................................ 15
I. Pembekuan .............................................................................. 18
J. Bumbu ..................................................................................... 18
7. Daya Rehidrasi..................................................................... 43
1. Rasa..................................................................................... 44
2. Tekstur ................................................................................. 46
A. Kesimpulan ............................................................................ 49
B. Saran ..................................................................................... 49
LAMPIRAN ...................................................................................... 54
DAFTAR TABEL
NO JUDUL HALAMAN
1. Kandungan Gizi Ikan Gabus dalam 100 g Bahan .......................... 7
NO JUDUL HALAMAN
1. Ikan Gabus (Ophiocepalus striatus) ................................................ 6
8. Hasil Uji Organoleptik terhadap Rasa Bakso Instan ikan gabus ...... 46
9. Hasil Uji Organoleptik terhadap Tekstur Bakso Instan ikan gabus ... 47
DAFTAR LAMPIRAN
NO JUDUL HALAMAN
1. Rata-rata kadar Air dari 3 Ulangan Bakso Instan Ikan Gabus ......... 54
2. Rata-rata kadar Abu dari 3 Ulangan Bakso Instan Ikan Gabus ....... 54
4. Rata-rata kadar lemak dari 3 Ulangan Bakso Instan Ikan Gabus .... 54
5. Rata-rata kadar protein dari 3 ulagan bakso instan ikan gabus ....... 55
6. Hasil uji organoleptik terhadap rasa bakso instan ikan gabus .......... 55
7. Hasil uji organoleptik terhadap tekstur bakso instan ikan gabus ...... 57
protein yang berupa asam amino esensial yang penting bagi tubuh.
Salah satu ikan yang memiliki kandungan tersebut adalah ikan gabus,
kandungan albumin yang dimiliki ikan gabus cukup tinggi sekitar 6,2
gram dalam 100 gram bahan. Ikan gabus banyak hidup di air tawar dan
daging antara lain, sapi, ayam dan ikan, serta ditambahkan bahan
bakso yang banyak ditemukan di pasar adalah bakso daging sapi dan
bakso daging ayam.. Bakso ikan hampir sama dengan bakso yang
memiliki masa simpan cukup lama dan dapat disajikan secara praktis,
namun bakso instan dari ikan gabus belum diperoleh hasil olahannya
bakso instan ikan gabus yang memiliki kandungan gizi dan rasa yang
ikan gabus.
panelis/masyarakat.
pangan alternatif yang dapat diolah menjadi produk bakso instan yang
memiliki nilai gizi cukup tinggi untuk dikonsumsi dan bernilai kesehatan
oleh panelis/masyarakat.
II. TINJAUAN PUSTAKA
yang suka memakan hewan lain yang lebih kecil seperti cacing,
luka. Selain itu kadar lemak ikan gabus lebih rendah dibandingkan
dengan jenis ikan lain seperti ikan tongkol memiliki 24,4% dan lele
dari ikan tawar lainnya, bahkan tidak dimiliki pada ikan lainnya seperti
ikan lele, ikan gurami, ikan nila, ikan mas, dan sebagainya. Menurut
dan non essensial pada ikan gabus memiliki kualitas yang jauh lebih
baik dari albumin telur. Albumin merupakan protein yang mudah rusak
umumnya berbentuk bulat atau ellips dan terdiri dari rantai polipeptida
yang berlipat. Protein umumnya memiliki sifat dapat larut dalam air,
larut dalam asam dan basa dan dalam etanol. Albumin juga
sebagai berikut:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perceformes
Famili : Channidae
Genus : Ophiocephalus
Spesies : Ophiocephalus striatus
Umumnya ikan memiliki bau amis, hal ini disebabkan karena
pada bagian otot ikan terbuat dari jenis protein yang berbeda dengan
daging sapi dan ayam. Bau amis ikan berasal dari hasil penguraian
(dekomposisi), terutama amonia, berbagai senyawa belerang dan
striatus merupakan jenis ikan gabus yang banyak ditemui dan memiliki
ukuran tubuh relatif kecil. Jenis lain adalah gabus toman Channa
dengan berat 5 kg. Ikan gabus memiliki kepala berukuran besar dan
memanjang dan sirip ekor membulat di ujungnya. Sisi atas tubuh dari
kompleks dalam otot. Makin banyak darah yang hilang dari tubuh ikan
dibagi menjadi tiga tahap yakni, 1. Prarigor, saat jaringan otot menjadi
jam setelah mati. 3. Pasca rigor, kondisi daging ikan secara bertahap
dan secara inderawi memberikan kenampakan yang baik. Keadaan
fisiologi otot dan jenis ikan. Untuk otot ikan perubahan yang terjadi
Protein myofibril pada ikan memiliki sifat lebih besar pada stabilitas
C. Bakso
yang merupakan produk pangan berbentuk bola atau yang lain, yang
cara digiling (kadar daging/ikan minimal 50%) dan pati atau serealia
air dan memperbaiki tekstur. Kriteria mutu untuk tekstur bakso adalah
tekstur kompak, elastis, tidak ada serat daging, tidak ada duri dan
ikan segar, pemisahan daging ikan dari duri dan jeroan, penggilingan,
yaitu bawang putih, merica, gula, garam, MSG yang telah dihaluskan;
(Wibowo, 1999).
daging ternak (kadar daging tidak kurang dari 50 persen) dan pati atau
untuk membuat bakso, maka dikenal bakso sapi, bakso ayam, bakso
1971).
adalah tepung dari pati, seperti tepung tapioka dan tepung sagu.
digunakan.
E. Maltodekstrin
F. Es atau Air Es
berlebih maka emulsi akan pecah, karena panas yang terlalu tinggi
G. Pemanggangan
(Ayustaningwarno, 2013).
seperti arang atau briket. Jika menggunakan bahan bakar seperti yang
disebutkan maka letak kan bahan yang hendak dipanggang jika arang
(Tintin, 2008).
crust menjadi lebih gelap dan bagian dalam bahan menjadi tidak
H. Pengeringan
produk sudah kering, tetapi bagian dalam masih basah. Khusus untuk
(Endryani, 2009).
bisa lebih cepat dengan tidak tergantung oleh cuaca. Sehingga dapat
menghembuskan udara atau gas panas yang tidak jenuh pada bahan
yang akan dikeringkan. Air atau cairan lain menguap pada suhu yang
lebih rendah dari titik didihnya karena adanya perbedaan kandungan
uap air pada muka bahan padat gas dengan kandungan uap air pada
paling jauh dari media pembeku. Pada titik ini proses pembekuan
memiliki masa simpan yang jauh lebih panjang dari pada bahan
J. Bumbu
dari tanaman alam berguna memberikan aroma, rasa yang khas, serta
1985).
komponen ini menimbulkan cita rasa dan aroma yang khas yang
(Damanik, 2010).
dengan lada hitam dan lada hijau. Lada putih banyak digunakan
Rasyidah, 2000).
rasa gurih dengan adanya gula dan garam. Garam adalah bahan yang
menurunnya kadar air. Oleh karena itu garam dapat digunakan untuk
goreng biasanya dibuat dari minyak kelapa atau minyak sawit. Cara
bahan pangan yang digoreng dengan minyak kelapa atau sawit agar
hasil akhirnya baik cepat dan masak merata (Buckle et al., 1988).
dengan cara perebusan dalam air mendidih atau dapat juga dikukus
1. Penghancuran daging
Rahayu, 1994).
2. Pembuatan adonan
atau bahkan 30% dari berat daging ikan lumat. Es ini berfungsi
3. Pencetakan
bola bakso. Bagi mereka yang sudah mahir, untuk membuat bola
(Wibowo, 2006).
4. Pemasakan
suhu 28-30 oC selama 1-2 jam atau pada suhu air 45 0C selama
dingin, dapat dibantu dengan kipas angin asal dijaga dengan benar
L. Uji Organoleptik
Suatu bahan pangan meskipun dinilai enak dan teksturnya sangat baik,
tetapi memiliki warna yang tidak menarik atau memberi kesan telah
2004).
tekstur, warna dan aroma. Rasa lebih banyak melibatkan indera lidah.
Rasa yang enak dapat menarik perhatian sehingga konsumen lebih
pangan sesungguhnya terdiri dari tiga komponen, yaitu bau, rasa, dan
dan panci, labu ukur 100 ml, alat titrasi, tabung reaksi, pipet, kertas
1. Penelitian Pendahuluan
1. penentuan bumbu :
garam 2 g.
I. 25 g : 25 g
II. 40 g : 10 g
III. 30 g : 20 g
instan ikan gabus yaitu dengan cara dioven pada suhu 160ºC
selama 25 menit.
2. Penelitian Utama
gabus, yaitu
- Kulit
Difilet dagingnya - Insang
- tulang
Bawang putih,
Ditambahkan bumbu sambil garam, merica dan
diblender dgn hancuran daging penyedap rasa / 3 g
Adonan dibentuk
bulat
organoleptik, uji daya patah, kadar protein, kadar lemak, kadar abu,
sebagai berikut :
Keterangan :
V1 = volume titrasi contoh
N = normalitas larutan HCL atau H2SO4 0,02 N
P = faktor pengenceran = 100/5
beratnya.
konstan.
tabung reaksi.
Kadar lemak =
berat abu ( gr )
% abu x100 %
berat sampel ( gr )
E. Pengolahan Data
Pengolahan data dalam peneitian ini adalah data yang diperoleh diolah
dari campuran daging / ikan yang telah dihaluskan dengan cara digiling
(kadar daging/ikan minimal 50%) dan pati atau serealia dengan atau tanpa
1. Penelitian Pendahuluan
atas :
I. 1 : 1
II. 4 : 1
III. 3 : 2
Dari hasil penelitian diatas, komposisi yang terbaik untuk
bakso instan ikan gabus. Uji yang dilakuakan terdiri dari dua
hasil yang baik, suhu yang digunakan yaitu 165ºC dan akan
2. Penelitian Utama
dikembangkan menjadi :
1. Kadar Lemak
Selain itu, lemak juga merupakan sumber energi yang efektif yang
yaitu 1,09%. SNI kadar lemak untuk bakso ikan yaitu minimal 3%,
lemak pada ikan gabus, sehingga kadar lemak bakso instan yang
lainnya. Hasil uji kadar lemak pada produk bakso instan gabus dapat
1,09
1,2 0,91 0,87
1
Kadar Lemak (%)
0,8
0,6
0,4
0,2
0
70:30 60:40 50:50
2. Kadar Protein
ikan gabus. Ikan gabus merupakan ikan air tawar yang mempunyai
produk bakso ikan yaitu minimal 9,70%. Hal ini sudah memenuhi
ikan gabus. Hal ini menunjukkan bahwa produk bakso instan yang
bakso instan tersebut berasal dari ikan gabus itu sendiri, dimana
3. Kadar Air
pangan dan hampir setiap pangan mengandung kadar air. Kadar air
pangan memiliki kadar air yang tinggi maka pangan tersebut cepat
kadar air yang baik dan mempunyai daya simpan yang lebih lama.
Hasil uji kadar air pada produk bakso instan gabus dapat dilihat
40 30,6
35 27
kadar air yang dihasilkan yaitu 38,6%, A2 (60% daging ikan : 40%
tepung tapimal) yaitu 30,6% dan A3 (50% daging ikan: 50% tepung
ikan dan tepung. makin rendah kadar tepung tapmalto dan makin
4. Kadar Abu
Kadar abu juga menentukan ada tidaknya zat mineral dalam suatu
bahan pangan. Analisa kadar abu pada bakso instan ikan gabus
kadar mineral yang terkandung. Hasil uji kadar abu pada produk
0,06
0,05
0,06
0,05
Kadar Abu (%)
0,03
0,04
0,03
0,02
0,01
0
70:30 60:40 50:50
(daging ikan 60% : tepung tapimal 40%) adalah 0,05% dan kadar
kadar abu maksimal 3%. Kadar abu yang dihasilkan produk bakso
5. Daya Rehidrasi
instan. Hasil uji daya rehidrasi pada produk bakso instan gabus
dan 5,45%.
5,45
6
menyerap airnya maka semakin redah kadar air dari bakso instan ikan
kemampuan daya serap air berkurang apabila kadar air dalam tepung
itu tinggi.
B. Uji Organoleptik
1. Rasa
tersendiri, bakso ikan memiliki rasa yang berbeda dari bakso hasil
olahan sapi dan ayam, umumnya bakso ikan jika tidak diolah dengan
baik dan benar rasa yang dihasilkan memliki rasa yang kurang
disenangi karena pada umumnya ikan memiliki bau amis sehingga
pangan atau produk, jika rasa tersebut memiliki cita rasa yang enak,
4,3
5
3,7
3,2
Nilai Rasa (1-5)
1
70:30 60:40 50:50
daging ikan : 40% tepung tapimal) dengan nilai 3,7 (suka) dan
3,2 agak disukai oleh panelis. Dari hasil tersebut dapat dilihat produk
2. Tekstur
1
70:30 60:40 50:50
tapimal) dengan nilai 4,2 disukai oleh panelis, A2 (60% daging ikan :
dengan nilai 2,7 tidak disukai oleh panelis. Rendahnya hasil penilaian
adalah tekstur kompak, elastis, tidak ada serat daging, tidak ada duri
A. Kesimpulan
2. Hasil analisa uji kimia kimia meliputi kadar air tertinggi yaitu
30%) yaitu 0,06, kadar lemak dan protein tertinggi terdapat pada
5,45.
A1 (daging ikan 70% : tepung 30%). Untuk rasa 4,3 (suka) dan
B. Saran
Buckle, K.A., R.A. Edwards., G.H. Fleet and m. Wootton, 1987. Food
Science. Penerjemah Hari Purnomo dan Adiono dalam Ilmu
Pangan. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Suprayitno. 2008. Studi Profil Asam Amino Albumin dan Seng pada
Ikan Gabus. Skripsi Fakulatas Perikanan Universitas
Brawijaya, Malang.
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Lampran 02. Hasil Analisa Kadar Abu Bakso Instan Ikan Gabus
ULANGAN RATA-
SAMPEL TOTAL
I II III RATA
A1 0,05 0,04 0,06 0,15 0,05
A2 1,57 0,03 0,04 1,64 0,54
A3 0,09 0,05 0,06 0,2 0,06
Sumber : Data Sekunder Penelitian Pembuatan Bakso Instan Ikan Gabus, 2013
Lampran 03. Hasil Analisa Daya Rehidrasi Bakso Instan Ikan Gabus
ULANGAN RATA-
SAMPEL TOTAL
I II III RATA
A1 0,02 1,24 3,15 4,41 1,47
A2 1,84 5,11 2,26 9,21 3,07
A3 5,63 5,00 5,74 16,37 5,45
Sumber : Data Hasil Penelitian Pembuatan Bakso Instan Ikan Gabus, 2013
Lampran 04. Hasil Analisa Kadar Lemak Bakso Instan Ikan Gabus
ULANGAN RATA-
SAMPEL TOTAL
I II III RATA
A1 1,11 1,04 1,12 3,27 1,09
A2 0,98 0,96 0,81 2,75 0,91
A3 0,84 0,80 0,98 2,62 0,87
Sumber : Data Sekunder Penelitian Pembuatan Bakso Instan Ikan Gabus, 2013
Keterangan :
A1 : Daging Ikan 70% : Tepung Tapimal 30%
A2 : Daging Ikan 60% : Tepung Tapimal 40%
A3 : Daging Ikan 50% : Tepung Tapimal 50%
Lampran 05. Hasil Analisa Kadar Protein Bakso Instan Ikan Gabus
ULANGAN RATA-
SAMPEL TOTAL
I II III RATA
A1 31,94 33,02 32,41 97,37 32,45
A2 26,14 27,57 26,56 80,27 26,75
A3 26,51 25,23 25,96 77,70 25,90
Sumber : Data Sekunder Penelitian Pembuatan Bakso Instan Ikan Gabus, 2013
Lampiran Gambar