0% found this document useful (0 votes)
34 views15 pages

Peran Kantor Urusan Agama Dalam Meminimalisir Pernikahan Dini (Studi Di Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar)

The Office of Religious Affairs in Ponggok District plays an important role in minimizing early marriage in several ways. It checks that prospective marriage partners meet the age requirement of 19 years for both men and women as stipulated in Law No. 16 of 2019. For those not yet meeting the age limit, the Office will reject their marriage application. The Office also provides information to communities on the consequences of early marriage and the latest marriage law during social activities. The purpose of this study was to analyze the role and efforts of the Office of Religious Affairs in Ponggok District in minimizing early marriage after the amendment of Law No. 16 of 2019 regarding the age limit for marriage.

Uploaded by

Achmad Zubair
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
34 views15 pages

Peran Kantor Urusan Agama Dalam Meminimalisir Pernikahan Dini (Studi Di Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar)

The Office of Religious Affairs in Ponggok District plays an important role in minimizing early marriage in several ways. It checks that prospective marriage partners meet the age requirement of 19 years for both men and women as stipulated in Law No. 16 of 2019. For those not yet meeting the age limit, the Office will reject their marriage application. The Office also provides information to communities on the consequences of early marriage and the latest marriage law during social activities. The purpose of this study was to analyze the role and efforts of the Office of Religious Affairs in Ponggok District in minimizing early marriage after the amendment of Law No. 16 of 2019 regarding the age limit for marriage.

Uploaded by

Achmad Zubair
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 15

Peran Kantor Urusan Agama Dalam Meminimalisir

Pernikahan Dini
(Studi di Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar)
Rizqi Abdul Latif, Fatimatuz Zahro

IAIN Kediri
Riskiblt12@gmail.com, fatimatuz.zahro1305@gmail.com
Abstract
Amendments to Law No. 16 of 2019 concerning changes to the provisions for the age limit of marriage,
which were originally stipulated in the 1974 Law Article 7 paragraph 1 for women at least 16 years old and
19 years old for men to marry has now changed to 19 years for men. and women. The Office of Religious
Affairs in Ponggok District has implemented a marriage age limit in accordance with Law No. 16 of 2019,
which is 19 years for men and women, however the impact of this has resulted in an increase in potential
partners who are still underage. This is influenced by the prospective couples who are already pregnant
and some of them are sure to get married and have the blessing of their parents. The efforts made by
the Ponggok District KUA in minimizing early marriage in its working area are by providing insight into
the consequences of early marriage and providing information on the latest Law on community social
activities such as yasinan and tahlilan. The purpose of this study was to determine the role and efforts
of the Office of Religious Affairs in Ponggok District in minimizing early marriage after the amendment
of law No.16 of 2019. In this study the approach used was a qualitative research method. This study uses
primary data, namely the interviewer meets directly with the source. Qualitative research is research
that intends to understand the phenomena experienced by research subjects. From this research it is
known that the KUA of Ponggok sub-district also plays an important role in minimizing early marriage,
which is playing a role in administrative matters such as checking the requirements for a prospective
partner to marry, if the age is not sufficient then the KUA will reject.
Keywords: Early Marriage, Law

A. Pendahuluan perempuan untuk hidup berumah tangga


1. Latar Belakang yang bahagia dan kekal berdasarkan
Pernikahan berasal dari kata “nikah” Ketuhanan Yang Maha Esa.3 sehingga
yang berarti mengumpulkan saling setiap orang yang sudah melangsungkan
memasukan, dan digunakan dalam arti pernikahan harus bisa mempertahankan
bersetubuh (wathi ).1“nikah” menurut hubungannya agar mencapai tujuan
bahasa mempunyai arti sebenarnya dari pernikahan tersebut. Sehingga
(haqiqat) dan arti kiasan (majaz). Arti perlu adanya kesiapan dari para calon
sebenarnya dari “nikah” ialah “dham” pengantin baik mental maupun material
yang berarti “menghampiri”, menindih dan juga harus siap jasmani dan rohaninya
atau “aqad” yang berarti mengadakan artinya secara fisik baik laki-laki maupun
perjajian pernikahan2. perempuan harus sudah memenuhi syarat-
Pernikahan adalah ikatan lahir batin syarat dari pernikahan tersebut salah
antara seorang laki-laki dengan seorang satunya adalah umur. Akan tetapi faktor
lain yang sangat penting yaitu kematangan
1
Abd.Rahman Gazhaly, Fiqih Munakahat ( Cet.II;
Jakarta : Bulan Bintang, 2004). H.1. 3
Pasal 1, “Undang-Undang No. 1 Tahun 1974
2
Kamal Muchtar, Asas-Asas Hukum Islam Tentang tentang Perkawinan” Lembar Negara Repubilk Indonesia
Perkawinan ( Cet.III; Jakarta: PT.Bulan Bintang, 1993). H.1. Tahun 1974 Nomor 1 (1974).

Rizqi Abdul Latif dkk, Peran Kantor Urusan Agama 153


dalam berfikir dan kemandirian dalam pendidikan, faktor kemauan sendiri, dan
hidup (sudah bisa memberikan nafkah faktor adat setempat. Faktor ekonomi,
kepada isteri dan anaknya). Hal ini yang keluarga yang masih hidup dalam
sering dilupakan oleh masyarakat. keadaan sosial ekonominya rendah/
Sedangkan tujuan lain dari pernikahan belum bisa mencukupi kebutuhan hidup
dalam Islam selain untuk memenuhi seharihari. Faktor pendidikan, karena
kebutuhan hidup jasmani maupun rohani rendahnya tingkat pendidikan maupun
manusia juga sekaligus untuk membentuk pengetahuan orang tua, anak, akan
keluarga dan memelihara serta pentingnya pendidikan. Faktor keluarga
meneruskan keturunan dalam menjalani yaitu orang tua mempersiapkan atau
hidupnya di dunia ini, juga pencegah mencarikan jodoh untuk anaknya. Faktor
perzinahan, agar tercipta ketenangan dan kemauan sendiri, karena pergaulan bebas
ketentraman jiwa bagi yang bersangkutan, sehingga mereka melakukan pernikahan.
ketentraman keluarga dan masyarakat.4 faktor adat yang menyebabkan terjadinya
Ikatan perkawinan antara laki-laki pernikahan usia muda karena ketakutan
dan perempuan di atur secara terhormat orang tua terhadap gunjingan dari
berdasarkan saling meridhai, dengan ijab tetangga dekat. Apabila anak perempuan
qabul sebagai lambang dan adanya rasa belum takut anaknya dikatakan perawan
ridha meridhai dan dengan dihadiri para tua.7.
saksi dan menyaksikan kalau pasangan Maka Undang-Undang Republik
tersebut saling terikat.5 Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 masih
Dalam undang-undang No 1 tahun memberikan kemungkinan. Hal ini diatur
1974 mensyaratkan usia 19 tahun bagi pria dalam Bab II Pasal 7 ayat (2) Undang-
dan 16 bagi perempuan. Selain itu, secara Undang Republik Indonesia Nomor 1
normatif pasal 6 ayat (2) undang-undang Tahun 1974, yaitu adanya dispensasi dari
No 1 tahun 1974 mengisyaratkan usia yang Pengadilan bagi yang belum mencapai
matang dalam perkawinan adalah umur batas umur minimal tersebut.
21 tahun. Pasangan calon mempelai yang Akan tetapi pada tanggal 14 Oktober
hendak melangsungkan perkawinan yang 2019 di Jakarta Presiden Joko Widodo
belum mencapai umur 21 tahun tersebut mengesahkan Undang-Undang No 16
harus mendapat ijin orang tua.6 Tahun 2019 tentang perubahan atas
Sementara itu dalam perkembangan Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang
jaman telah muncul permasalahan yang perkawinan, salah satu perubahannya
terjadi di msyarakat, yaitu sering terjadinya yaitu tentang batas minimal usia
pernikahan yang belum memenuhi usia dibolehkannya menikah yang sebelumya
yang menjadi syarat pernikahan tersebut, usia untuk perempuan 16 th dan untuk laki-
biasanya terjadi didaerah pedesaan. laki 19 tahun8 sekarang dirubah menjadi
Faktor-faktor pendorong terjadinya 19 th baik laki-laki maupun perempuan.
perkawinan pada usia muda diantaranya
: faktor ekonomi, faktor keluarga, faktor
7
Siti YuliAstuty, “faktor faktor penyebab
4
Moh. Idris Ramulyo, Hukum Pernikahan Islam, terjadinya perkawinan dini” media neliti.com,
(Jakarta: Bumi Aksara, 1996). H.26-27. diakses pada 10 Mei 2020, https://media.neliti.com/
5
Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, jilid 6 ( Cet. VII; media/publications/222008-faktor-faktor-penyebab-
Bandung : PT. AL-Ma’arif, 1990). H.9. terjadinya-perkaw.pdf ,
6
Paasal 6 Ayat (2), “Undang-Undang RI Nomor 8
Pasal 7 Ayat (1), “Undang-Undang RI Nomor
1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan” Lembar Negara 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan”, Lembar Negara
Repubilk Indonesia Tahun 2019 Nomor 186 (2019). Repubilk Indonesia Tahun 1974 Nomor 1 (1974).

154 Journal of Islamic Family Law | Vol. 4 No. 2 Juli 2020 | 153-167
Hal ini bertujuan untuk menekan angka Bagaimana dampak dari ditetapkannya
pernikahan dini yang terus bertambah.9 Undang-Undang no 16 Tahun 2019.
Tapi kenyataannya di Blitar
permohonan dispensasi kawin lebih 2. Kerangka Teoritik
banyak dibandingkan dengan Kota a. Pengertian Menikah
Malang dengan jumlah 150 pemohon10 dan Pernikahan merupakan suatu
tulungagung dengan jumlah 0 pemohon11 sunnatullah yang berlaku pada semua
tercatat dari tanggal 01 November 2019 makhluk-Nya baik manusia, hewan,
sampai 29 Februari 2020 akan tetapi di maupun tumbu-tumbuhan. Dan ini
Blitar sudah mencapai 261 permohonan merupakan fitrah dan kebutuhan makhluk
yang masuk di Pengadilan Agama Blitar12 hidup demi kelangsungan hidupnya.
dari 25 Kecamatan di Blitar, Kecamatan Sebagaimana Firman Allah dalam Q.S
Ponggok merupakan Kecamatan yang adz-Dzariyat : 49
warganya paling banyak mengajukan
dispensasi kawin yaitu sebanyak 18 calon ‫ش ٍء َخلَ ْق َنا َز ْو َج ْ ِي لَ َعلَّ ُك ْم ت َ َذكَّ ُرو َن‬
ْ َ ‫َو ِمن ك ُِّل‬
pasangan, sedangkan kecamatan lain Artinya: “Dan segala sesuatu Kami ciptakan
masih dibawahnya. Menurut Bapak Nur berpasang-pasangan seperti lelaki dan
Kholis Ahwan. SH, MH selaku Panitera perempuan, langit dan bumi, daratan dan
Muda Hukum Pengadilan Agama lautan, agar kalian mengimgat kebesaran
Blitar, Kecamatan Ponggok Merupakan Allah”
Kecamatan yang paling tinggi angka Istilah nikah berasal dari bahasa arab
Pemohon dispensasi kawinnya. (‫)نكح‬, dan di dalam fiqih ada pula yang
Berdasarkan uraian di atas terjadi memakai istilah zawaja13 bisa diartikan
ketidak sesuaian antara tujuan dari aqdu al-tazwij yang artinya akad nikah,
Undang Undang no 16 tahun 2019 yang juga bisa diartikan (wath’u al-zaujah)
dibuat untuk menekan angka pernikahan bermakna menyetubuhi istri. Dalam
dini dengan kenyataan yang terjadi kamus bahasa indonesia, perkawinan
khususnya di kecamatan ponggok, dengan berasal darikata “kawin” yang menurut
alasan tersebut penulis merasa tertarik bahasa artinya membentuk keluarga
untuk meneliti lebih jauh tentang denan lawan jenis, melakukan hubungan
pelaksanaan perkawinan dini yang kelamin atau bersetubuh14
terjadi di KUA Kecamatan Pongok dan
9
Pasal 7 Ayat (1), “Undang-Undang No 16 Tahun
b. Tujuan Pernikahan
2019 Tentang perubahan atas undang-undang no 1 tahun Tujuan perkawinan dalam Islam
1974 tentang perkawinan”, Lembar Negara Repubilk adalah untuk memenuhi tuntutan hajat
Indonesia Tahun 2019 Nomor 186 (2019).
10
Sistem informasi penulusuran “prkara, list
dan tabiat kemanusiaan, berhubungan
perkara”, sipp.pa-malangkab.go.id, Diakses pada antara laki-laki dan perempuan secara sah
tanggal 10 Mei 2020, http://sipp.pa-malangkab.go.id/ dalam rangka mewujudkan suatu keluarga
list_perkara/search_detail. Diakses pada tanggal 10 Mei yang bahagia dengan dasar cinta kasih
2020
11
Sistem informasi penulusuran “prkara, list
untuk memperoleh keturunan yang sah
perkara”, sipp.pa-tulungagung.go.id, Diakses pada dalam masyarakat di sekitarnya, dengan
tanggal 10 mei 2020, http://sipp.pn-tulungagung.go.id/
list_perkara/search_detail Diakses pada tanggal 10 Mei
2020. 13
Abdul Rouf “Pendidikan Agama Islam,” Jurnal
12
Sistem informasi penulusuran “prkara, list Ta’lim Vol. 14, No. 2, Bandung: Universitas Pendidikan
perkara”, sipp.pa-blitar.go.id, Diakses pada tanggal 10 Indonesia, 2016.
mei 2020, https://sipp.pa-blitar.go.id/list_perkara/ 14
Dep Dikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia.
search_detaill. Diakses pada tanggal 10 Mei 2020. (Jakarta:Kencana, 2006). H.7

Rizqi Abdul Latif dkk, Peran Kantor Urusan Agama 155


mengikuti ketentuan-ketentuan yang di menghalalkan hubungan seksual antara
atur oleh syaria’at.15 laki-laki dan perempuan. Tujuan ini
Dalam Kompulasi Hukum Islam berkaitan dengan pembersihan moralitas
di Indonesia pasal 3 juga di tegaskan manusia.”17
tentang tujuan perkawinan, yaitu untuk Untuk memenuhi tuntutan naluri
mewujudkan kehidupan rumah tangga manusia yang asasi. Pernikahan adalah
yang sakinah, mawaddah, dan warahmah.16 fitrah manusia, maka jalan yang sah untuk
Dengan demikian, maka dapatlah di memenuhi kebutuhan ini yaitu dengan
pahami, bahwa tujuan perkawinan adalah akad nikah (melalui jenjang pernikahan).
untuk membetuk kehidupan rumah Bukan dengan cara yang amat kotor
tangga bahagia kekal abadi. menjijikkan seperti cara-cara orang
Dalam penjelasan undang-undang sekarang seperti berpacaran, kumpul
No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan, kebo, melacur, berzina, lesbi, homo, dan
tu­juan perkawinan adalah membentuk lain sebagainya yang telah menyimpang
keluarga yang bahagia dan kekal. Untuk jauh dan diharamkan oleh Islam.
itu suami istri perlu saling membantu dan Untuk membentengi akhlak yang luhur
melengkapi, agar masing-masing mengem­ dan menjaga kehormatan diri. Tujuan
bangkan kepribadiannya membantu dan utama disyari’atkannya pernikahan dalam
mencapai kesejahteraan spiritual dan Islam di antaranya untuk membentengi
material. martabat manusia dari perbuatan kotor
Menurut pandangan Islam, di antara dan keji yang telah menurunkan martabat
tujuan pernikahan adalah sebagai berikut: manusia yang luhur. Islam memandang
Mengikuti sunnah Nabi Muhammad pernikahan dan pembentukan keluarga
saw, sebagaimana tersebut dalam hadis sebagai sarana efektif untuk memelihara
Nabi Muhammad saw bahwa: pemuda dan pemudi dari kerusakan serta
melindungi masyarakat dari kekacauan
‫أخربنا حميد بن أيب حميد الطويل انه سمع أنس ابن مالك‬ dan menjaga kehormatan diri.
‫رىض الله عنه يقول فمن رغب عن سنتي فليس مني {رواه‬
,‫ عن علقمة‬,‫ عن إبراهىيم‬,‫أخربنا أبو معاوية عن األعمش‬
}‫البخاري‬
Artinya: “Telah membawa berita Humaid ,‫يا معرش الشباب من استطاع منكم الباءة فليتزوج‬....:‫قال‬
bin Abu Hamid kepada kami bahwa dia ‫ ومن َل يستطع فعليه‬,‫فإنه أغض للبرص وأحصن للفرج‬
telah mendengar Anas bin Malik RA berkata,
}‫بالصوم فإنه له وجاء {رواه مسلم‬
barang siapa yang tidak mau mengikuti
Artinya: Telah membawa kabar Muawiyah
sunnahku, maka ia tidak termasuk ke dalam
dari A’mas, dari Ibrahim, dari Alqamah
golonganku”. (H.R. Bukhari).
berkata, Wahai para pemuda! Siapa yang
Memelihara moral, kesucian akhlak mampu berumah tangga, menikahlah, karena
dan terjalinnya ikatan kasih sayang nikah itu lebih menundukkan pandangan,
diantara suami istri menuju keluarga dan lebih membentengi farji (kemaluan).
sakinah, mawaddah dan rahmat. Secara Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka
tepat Beni Ahmad Saebani menjelaskan hendaklah ia puasa (shaum), karena shaum itu
“Tujuan utama pernikahan adalah dapat membentengi dirinya”. (H.R. Muslim).
Melangsungkan keturunan. Dengan
15
Soemiyati, Hukum Perkawinan Islam dan Undan-
melakukan perkawinan juga berarti
undang Perkawinan (yogyakarta : liberty, 1986), H. 20.
16
Santoso, “Hakekat Perkawinan Menurut Undang- bahwa seorang muslim telah mengikuti
undang Perkawinan, Hukum Islam dan Hukum adat,”
Jurnal Pemikiran dan Penelitian sosial Keagamaan 7, No. 2, 17
Beni Ahmad Saebani, Fiqh Munakahat 1, (Bandung:
Semarang : Universitas Islam Sultan Agung, (2016). H. 9. Pustaka Setia, 2009). H.23.

156 Journal of Islamic Family Law | Vol. 4 No. 2 Juli 2020 | 153-167
dan menghormati sunnah Rasul-Nya. atau pernikahan yang melibatkan satu
Keturunan adalah penting dalam rangka atau kedua pihak, sebelum pihak wanita
pembentukan umat Islam yaitu umat yang mampu secara fisik, fisiologi, dan psikologi
menjauhkan diri dari perbuatan perbuatan untuk menanggung beban pernikahan
maksiat yang dilarang oleh agama, dan dan memiliki anak, dengan batasan umur
mengamalkan syari’at Islam dengan umum adalah di bawah 18 tahun.19
memupuk rasa kasih sayang di dalam Sedangkan menurut Dlori (2005)
semua anggota keluarga dalam lingkup mengemukakan bahwa: “pernikahan dini
lebih luas juga akan dapat menimbulkan merupakan sebuah perkawinan dibawah
kedamaian di dalam masyarakat yang umur yang target persiapannya belum
didasarkan pada rasa cinta kasih terhadap dikatakan maksimal persiapan fisik,
sesama. persiapan mental, juga persiapan materi.20
Menjadikan pasangan suami istri Karena demikian inilah maka pernikahan
dan anggota keluarganya dapat lebih dini bisa dikatakan sebagai pernikahan
mendekatkan diri kepada Allah serta yang terburu-buru, sebab segalanya belum
menjauhi larangannya. dipersiapkan secara matang.
Dalam buku Panduan Keluarga Muslim, Di Indonesia sudah ada undang-
juga dijelaskan bahwa tujuan pernikahan undang baru yang mengatur tentang batas
sebagai berikut: umur pernikahan yaitu UU No 16 Tahun
1) Mengikuti sunnah Nabi Muhammad 2019 disana dijelaskan bahwa batas umur
SAW yang ditetapkan adalah 19 th bagi laki-
2) Pemeliharaan moral, kesucian akhlak laki dan perempuan,21 adanya batasan
dan terjalinnya ikatan kasih sayang di usia tersebut, diharapkan agar para pihak
antara suami dan istri menuju keluarga yang akan melangsungkan perkawinan
sakinah, mawadah dan rahmat. mempunyai bekal lahiriyah dan
3) Menemukan kedamaian jiwa, bathiniyah yang cukup untuk membangun
ketenangan fikiran dan perasaan. sebuah fondasi yang kokoh dalam
4) Menemukan pasangan hidup untuk bangunan rumah tangga. Kedewasaan,
sama-sama berbagi rasa dalam kestabilan emosional dan kematangan
kesenangan ataupun dalam kesusahan. berfikir dan bahkan kemapanan ekonomi
5) Melangsungkan keturunan seseorang menjadi pertimbangan utama
6) Menjadikan pasangan suami istri melangsungkan perkawinan.
dan anggota keluarganya dapat lebih Meskipun undang-undang telah me­
mendekatkan diri kepada Allah serta ngatur batasan persyaratan usia ter­tentu,
menjauhi larangan-Nya.18 akan tetapi tidak menutup kemungkinan
tetap dilangsungkannya perkawinan
c. Pernikahan Dini bagi mereka yang belum cukup umur
Pernikahan dini atau kawin muda
adalah pernikahan yang dilakukan oleh 19
Zahrotul Oktaviani, “Nikah Muda” bkkbn.go.id,
diakses 16 September 2020 , https://www.bkkbn.go.id/
pasangan atau salah satu pasangannya
detailpost/nikah-muda, Jakarta Timur, 13650
masih dikategorikan remaja yang masih 20
Martyan Mita, Rumekti dan V. Indah Sri Pinasti
berusia dibawah 19 tahun). Menurut “Peran Pemerintah Desa Dalam menangani Pernikihan
BKKBN, Pernikahan dini secara umum Dini, Jurnal Pendidikan Sosiologi.Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta, 2016. H.7.
memiliki definisi umum yaitu perjodohan 21
Pasal 7 ayat (1). “Undang-Umdang No 16 Tahun
2019 Tentang perubahan atas undang-undang no 1 tahun
18
Chairul dan Djihad, Buku Panduan Keluarga 1974 tentang perkawinan”, Lembar Negara Repubilk
Muslim, (Semarang: BP.4, 2001).H.3. Indonesia Tahun 2019 Nomor 186 (2019).

Rizqi Abdul Latif dkk, Peran Kantor Urusan Agama 157


apabila mendapatkan izin dispensasi muda dalam kehidupan sehari-
dari pengadilan. Ini artinya meskipun hari sering ditemukan perkawinan
umur calon mempelai belum memenuhi remaja karena ingin melepaskan
syarat normatif perkawinan tetap bisa diri dari pengaruh lingkungan
dilangsungkan apabila ada izin dispensasi orang tua.
kawin. Ketentuan ini juga bisa dipahami d) Sebagai jalan keluar untuk lari
bahwa undang-undang perkawinan dari berbagai kesulitan yang
membuka peluang adanya perkawinan diha­dapi, termasuk kesulitan
dini atau perkawinan di bawah umur ekonomi. Tidak jarang ditemukan
dengan persyaratan tambahan secara perkawinan yang berlangsung
administratif. Negara melalui undang- dalam usia sangat muda,
undang perkawinan telah menghalalkan diantaranya disebabkan karena
perkawinan dini atau perkawinan di remaja menginginkan status
bawah umur.22 ekonomi yang lebih tinggi.
2. Faktor keluarga
d. Faktor Faktor Pernikahan Dini Peran orang tua dalam menentukan
Menurut Noorkasiani (2007) Ada perkawinan anak-anak mereka
beberapa faktor yang menyebabkan dipengaruhi oleh faktor-faktor
terjadinya perkawinan usia muda atau berikut.
pernikahan dini, faktor tersebut yaitu23: a) Sosial ekonomi keluarga. Akibat
1. Faktor Individu beban ekonomi yang dialami, orang
a) Perkembangan fisik, mental, dan tua mempunyai keinginan untuk
sosial yang dialami seseorang mengawinkan anak gadisnya.
makin cepat perkembangan Per­kawinan tersebut akan mem­
tersebut dialami, makin cepat peroleh dua keuntungan, yaitu
pula berlangsungnya perkawinan tanggung jawab terhadap anak
sehingga mendorong terjadinya gadisnya menjadi tanggung jawab
perkawinan pada usia muda. suami atau keluarga suami dan
b) Tingkat pendidikan yang dimiliki adanya tambahan tenaga kerja
oleh remaja. Makin rendah tingkat di keluarga yaitu menantu yang
pendidikan, makin mendorong dengan sukarela membantu
berlangsungnya perkawinan usia keluarga istrinya.
muda. b) Tingkat pendidikan keluarga.
c) Sikap dan hubungan dengan Makin rendah tingkat pendidikan
orang tua. Perkawinan usia muda keluarga, makin sering ditemukan
dapat berlangsung karena adanya perkawinan di usia muda. Tingkat
sikap patuh dan/atau menentang pendidikan berhubungan erat
yang dilakukan remaja terhadap dengan pemahaman keluarga
perintah orang tua. Hubungan tentang kehidupan berkeluarga.
dengan orang tua menentukan c) Kepercayaan dan/atau adat
terjadinnya perkawinan usia istiadat yang berlaku dalam
keluarga. Kepercayaan dan adat
22
Ali Imron, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, istiadat yang berlaku dalam
(Semarang: Karya Abadi Jaya, 2015).H.118. keluarga juga menentukan
23
Yanti Hamidah, “Analisis faktor penyebab dan
dampak pernikahan dini di kecamatan kandis kabupaten
terjadinya perkawinan di usia
siak” Jurnal Ibu dan Anak. Volume 6, no. 2, Riau : Poltekes muda. Sering ditemukan orang tua
Kemenkes Riau, (2018). H.5.

158 Journal of Islamic Family Law | Vol. 4 No. 2 Juli 2020 | 153-167
mengawinkan anak mereka dalam sebagian besar masyarakat juga
usia yang sangat muda karena pemuka agama menganggap
keinginan untuk meningkatkan bahwa akil baliq ialah ketika
status sosial keluarga, seseorang anak mendapatkan
mempercepat hubungan antar haid pertama, berarti anak wanita
keluarga dan/atau untuk menjaga tersebut dapat dinikahkan,
garis keturunan keluarga. padahal akil baligh sesungguhnya
d) Kemampuan yang dimiliki terjadi setelah seseorang anak
keluarga dalam menghadapi melampaui remaja.
masalah remaja. Jika keluarga c) Penyalahgunaan wewenang atau
kurang memiliki pilihan dalam kekuasaan. Sering ditemukan
menghadapi masalah remaja, perkawinan muda karena beberapa
(mis, anak gadisnya melakukan pemuka masyarakat tertentu
perbuatan zina), anakgadis menyalahgunakan wewenang
tersebut dinikahkan sebagai jalur atau kekuasaan yang dimilikinya,
keluarnya. Tindakan ini dilakukan yaitu dengan mempergunakan
untuk menghadapi rasa malu atau kedudukannya untuk kawin lagi
rasa bersalah. dan lebih memilih menikahi
3. Faktor masyarakat lingkungan wanita yang masih muda, bukan
a) Adat istiadat. Terdapat anggapan di dengan wanita yang telah berusia
berbagai daerah bahwa anak gadis lanjut.
yang telah dewasa, tetapi belum d) Tingkat pendidikan masyarakat.
berkeluarga, akan dipandang Perkawinan usia muda dipe­
“aib” bagi keluarganya. Upaya ngaruhi pula oleh tingkat pen­
orang tua untuk mengatasi hal di­dikan masyarakat secara kese­
tersebut ialah menikahkan anak luruhan. Masyarakat yang tingkat
gadis yang dimilikinya secepat pendidikannya amat rendah
mungkin sehingga mendorong cendrung mengawinkan anaknya
terjadinya perkawinan usia muda. dalam usia yang masih muda.
b) Pandangan dan kepercayaan. e) Tingkat ekonomi masyarakat.
Pandangan dan kepercayaan yang Masyarakat yang tingkat eko­
selalu melekat pada masyarakat nominya kurang memuaskan
dapat pula mendorong terjadinya sering memilih perkawinan seba­
perkawinan di usia muda. Contoh gai jalan keluar dalam mengatasi
pandangan yang salah dan kesulitan ekonomi.
dipercaya oleh masyarakat, yaitu f) Tingkat kesehatan penduduk. Jika
anggapan bahwa kedewasaan suatu daerah memiliki tingkat
seseorang dinilai dari status kesehatan yang belum memuaskan
perkawinan, status janda lebih dengan masih tingginya angka
bak dari pada perawan tua dan kematian, sering pula ditemukan
kejantanan seseorang dinilai perkawinan usia muda di daerah
dari seringnya melakukan tersebut. Tingginya angka ke­
perkawinan. Interprestasi yang matian dan terjadinya bencana
salah terhadap ajaran agama juga alam yang menekan korban jiwa,
dapat menyebabkan terjadinya menyebabkan perkawinan usia
perkawinan usia muda, misalnya muda dianggap sebagai upaya

Rizqi Abdul Latif dkk, Peran Kantor Urusan Agama 159


maksimum untuk mengatasi Peraturan Menteri Agama yaitu: pasal 1. a).
kemungkinan musnahnya suatu Kantor Urusan Agama Kecamatan yang
keluarga dan jaminan bahwa selanjutnya disingkat KUA Kecamatan
anak-anak mereka yang masih adalah unit pelaksana teknis pada
remaja akan mencapai paling Kementerian Agama, berada di bawah
tidak satu bagian dari masa dan bertanggung jawab kepada Direktur
reproduktif sebelum meninggal. Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
Perkawinan usia muda tersebut dan secara operasional dibina oleh Kepala
juga bertunjuan untuk menjamin Kantor Kementerian Agama Kabupaten/
garis keturunan dari keluarga Kota. b). KUA Kecamatan berkedudukan di
yang bersangkutan. kecamatan. c). KUA Kecamatan dipimpin
g) Perubahan nilai. Akibat pengaruh oleh Kepala.
modernisasi, terjadi perubahan Dalam Pasal 2 tertera sebagai berikut:
nilai, yaitu semakin bebasnya KUA Kecamatan mempunyai tugas
hubungan antara pria dan wanita . melaksanakan layanan dan bimbingan
h) Peraturan perundang-undangan. masyarakat Islam di wilayah kerjanya.
Peran peraturan perundang- Sedangkan dalam Pasal 3 diantarnya:
undangan dalam perkawinan usia 1) Dalam melaksanakan tugas sebagai­
muda cukup besar. Jika peraturan mana dimaksud dalam Pasal 2, KUA
perundangundangan masih Kecamatan menyelenggarakan fungsi:
membenarkan perkawinan usia, a) pelaksanaan pelayanan, penga­
akan terus ditemukan perkawinan wasan, pencatatan, dan pelapo­
usia muda. Peraturan undang- rannikah dan rujuk;
undang nomor 1 tahun 1974, b) penyusunan statistik layanan
menyatakan bahwa usia minimal dan bimbingan masyarakat Islam;
seorang wanita untuk menikah c) pengelolaan dokumentasi dan
adalah 16 tahun. sistem informasi manajemen KUA
Kecamatan;
e. Kedudukan, Fungsi, dan Tugas d) pelayanan bimbingan keluarga
Kantor Urusan Agama (KUA) sakinah;
Kantor Urusan Agama adalah instansi e) pelayanan bimbingan kemasjidan;
terkecil Kementrian Agama yang ada f) pelayanan bimbingan hisab ruk­
di tingkat Kecamatan. KUA bertugas yat dan pembinaan syariah;
membantu melaksanakan sebagian tugas g) pelayanan bimbingan dan pe­
Kantor Kementrian Agama Kabupaten nerangan agama Islam;
di bidang urusan agama islam di wilayah h) pelayanan bimbingan zakat dan
kecamatan wakaf; dan
Tugas pokok KUA sebagaimana i) pelaksanaan ketatausahaan dan
tertuang dalam Keputusan Peraturan kerumahtanggaan KUA Keca­
Menteri Agama tentang Organisasi dan matan.
Tata cara Kerja Kantor Urusan Agama 2) Selain melaksanakan fungsi
adalah sebagai berikut:24 sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi KUA KUA Kecamatan dapat melaksanakan
yang telah diatur dalam Keputusan fungsi layanan bimbingan manasik
24
Peraturan Mentri Agama Nomor 34 Tahun 2016”,
haji bagi Jemaah Haji Reguler.
Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 No 1252
(2016).

160 Journal of Islamic Family Law | Vol. 4 No. 2 Juli 2020 | 153-167
Terakhir dalam Pasal 4 dijelaskan dan pengembangan keluargana
bahwa, Dalam melaksanakan tugas sakinah.25
dan fungsi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 dan Pasal 3, KUA 3. Rumusan Masalah
Kecamatan dikoordinasikan oleh a. Bagaimana praktek UU No 16
Kepala Seksi atau Penyelenggara tahun 2019 di KUA Kecamatan
yang membidangi urusan agama Ponggok?
Islam di Kantor Kementerian Agama b. Bagaimana Peran KUA Kecamatan
kabupaten/kota. Ponggok dalam meminimalisir
Keputusan Menteri Agama nomor 517 Pernikahan dini setelah ditetapkan
Tahun 2001 pada Bab 1 Pasal 1 dalam UU No 16 tahun 2019?
melaksanakan tugasnya Kepala 4. Tujuan Penelitian
Kantor Urusan Agama Kecamatan a. Mengetahui praktek UU No 16
wajib menerapkan prinsip koordinasi, tahun 2019 di KUA Kecamatan
integrasi dan sinkronisasi baik di Ponggok
lingkungan Kantor Urusan Agama b. Mengetahui Peran KUA Kecamatan
dengan instansi vertikal Departemen Ponggok dalam meminimalisir
Agama lainnya maupun antar unsur Pernikahan dini setelah ditetapkan
Departemen di kecamatan dengan UU No 16 tahun 2019
unsur Pemerintah Daerah.
Melalui KMA Nomor 18 tahun 1975 B. Metode Penelitian
juncto, KMA Nomor 517 Tahun 2001 Metode penelitian pada dasarnya
dan PP Nomor 6 Tahun 1988 tentang nerupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
penataan organisai KUA Kecamatan data dengan tujuan dan kegunaan
secara tegas dan lugas telah tertentu,26 untuk menerapkan suatu teori
mencanumkan tugas KUA yaitu: terhadap suatu permasalahan memerlukan
a) Melaksanakan sebagian tugas metode khusus yang dianggap relevan dan
Kantor Kementrian Agama Kabu­ membantu memecahkan permasalahan.27
paten/Kota dibidang urusan Menurut jenis data dan analisis,
agama islam dalam wilayah penelitian ini termasuk penelitian kua­
kecamatan, dalam hal ini KUA litatif. Penelitian kualitatif merupakan
menyelenggarakan kegiatan penelitian yang bermaksud untuk
dokumentasi dan statistik, surat memahami fenomena tentang apa yang
menyurat, pengurusan surat, dialami oleh subyek penelitian.28
kearsipan, pengetikan dan rumah Ciri-ciri penelitian menggunakan pen­
tangga. dekatan metodologi kualitatif yaitu:
b) Mengkoordinasikan kegiatan- 1. Mempunyai latar alami sebagai
ke­
giatan dan melaksanakan sumber data dan peneliti dipandang
kegia­
tan sektoral maupun lintas sebagai intrumen kunci,
sektoral di wilayah kecamatan. 25
Depag RI, Tugas-tugas Pejabat Pencatat Nikah,
Untuk itu, KUA melaksanakan Bimbingan Masyarakat islam dan penyelenggaraan Haji
pencatatan pernikahan, Departemen Agama RI, (Jakarta), 2004. H.25.
mengurus dan membina masjid, 26
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Bandung:
zakat, wakaf, baitul maal dan CV.Alpabeta, 2012). H.2.
27
Suharsimi Arikunto, Metodelogi penelitian
ibadah sosial, kependudukan, (Yogyakarta: Bina Aksara, 2006). H.1.12.
28
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,
(Bandung : PT Remaja Rodakarya, 2011). H.6.

Rizqi Abdul Latif dkk, Peran Kantor Urusan Agama 161


2. Penelitian bersifat deskriptif, Perubahan tersebut terdapat dalam
3. Lebih memperhatikan proses dari Pasal 7 ayat 1 Undang-Undang No 16
pada hasil, Tahun 2019, dsaana disebutkan bahwa
4. Dalam menganalisis data cenderung perkawinan hanya diizinkan apabila
secara induktif pria dan wanita sudah mencapai umur
5. Makna merupakan hal yang sangat 19 (Sembilan belas) tahun,32 yang semula
esensial dalam penelitian kualitatif.29 dalam Undang-Undang No 1 Tahun 1974
disebutkan batas minimal umur untuk
Penelitian ini bersifat deskriptif
menikah bagi prempuan 16 tahun dan
kualitatif, yakni prosedurpemecahan
laki-laki 19 tahun.33
masalahnya diselidiki dengan melukiskan
Undang-Undang No 16 Tahun 2019
ataumenggambarkan subyek penelitian
membawa perubahan pada praktek
pada saat sekarang berdasarkan fakta-
pernikahan dini di KUA Kecamatan
fakta yang tampak atau sebagaimana
Ponggok, perubahan itu mengarah pada
adanya.30
batas minimal pernikahan bagi laki-laki
Metode pengumpulan data yang
ataupun perempuan sehingga bagi calon
di gunakan penulis dalam penelitian
mempelai, keduanya harus memenuhi
iniadalah:
umur yang sudah ditetapkan pada Undang-
1. wawancara, yakni penulis mengadakan
Undang No 16 Tahun 2019 yaitu 19 tahun
wawancara kepada semua pihak yaitu
bagi laki-laki maupun perempuan.
ketuan KUA Kecamatan Ponggok,
Jadi perubahan praktek pernikahan
pelaku dan pak Moden yangdi anggap
dini di KUA Kecamatan Ponggok sudah
dapat memberikan keterangan masa­
sesui dengan Undang-Undang terbarbaru,
lah yang berkaitan dengan draf ini.31
yaitu Undang-Undang no 19 Tahun 2019
2. Dokumentasi, yaitu penelitian dengan
tentang perubahan atas Undang-Undang
cara mengumpulkan data dengan
Nomor 1 Tahun 1974.
jalanmencatat dokumen-dokumen
Selain itu Terdapat Perbedaan antara
kantor terkait upaya yang dilakukan
sebelum dan sesudah ditetapkannya
KUA dalam meminimalisir Pernikahan
Undang-Undang No 16 Tahun 2019,
dini setelah ditetapkannya Undang
perbedaan tersebut terdapat pada jumlah
Undang no 16 tahun 2019
calon pasangan yang masih dibawah
umur..
C. Pembahasan
Hal ini menjadi tidak selaras dengan
1. Praktek Pernikahan Dini Setelah tujuan dari Undang-Undang No 16
Ditetapkan Undang-Undang No 16 Tahun 2019 yang dalam Undang-undang
Pada tanggal 14 Oktober 2019 di Jakarta tersebut diharapkan mampu menekan
Presiden Joko Widodo mengesahkan angka pernikahan dini, akan tetapi
Undang-Undang No 16 Tahun 2019 dalam kenyataannya justru jumlah calon
tentang perubahan atas Undang-Undang pasangan yang masih dibawah umur
No 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, meningkat.

29
Imran Arifin, Penelitian Kualitatif Dalam Ilmu-Ilmu 32
Pasal 7 Ayat (1), “Undang-Undang No 16 Tahun
Social dan Keagamaan, (Malang: Kalimasada Press, 1996). 2019 Tentang perubahan atas undang-undang no 1 tahun
H.49-50. 1974 tentang perkawinan”. Lembar Negara Repubilk
30
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Indonesia Tahun 2019 Nomor 186 (2019).
(Yogyakarta : Gadjah Mada University Pers, 2000). H.63. 33
Pasal 7 Ayat (1), “Undang-Undang RI Nomor
31
Roni Hanitidjo Soemitro, Metodologi Penelitian, 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan”, Lembar Negara
(Jakarta : Ghalia Indonesia, 1990), H. 46. Repubilk Indonesia Tahun 1974 Nomor 1 (1974)

162 Journal of Islamic Family Law | Vol. 4 No. 2 Juli 2020 | 153-167
Faktor yang membuat semakin dan lugas telah mencanumkan tugas KUA
meningkatnya pernikahan dini di yaitu:
Kecamatan Ponggok yaitu sudah yakinnya a. Melaksanakan sebagian tugas Kantor
calon pasangan tersebut untuk melakukan Kementrian Agama Kabupaten/
Pernikhan dan orang tua mereka juga Kota dibidang urusan agama islam
sudah merestui serta ada yang sudah dalam wilayah kecamatan, dalam
hamil sebelum mereka menikah, akhirnya hal ini KUA menyelenggarakan
mereka memutuskan untuk menikah. kegiatan dokumentasi dan statistik,
Jika ditarik dalam teori faktor surat menyurat, pengurusan surat,
pernikahan dini maka kondisi kasisu kearsipan, pengetikan dan rumah
pernikahan dini yang terjadi di Kecamatan tangga.
Ponggok berada pada Faktor Individual b. Mengkoordinasikan kegiatan-
yaitu: kegiatan dan melaksanakan kegiatan
a) Perkembangan fisik, mental, dan sektoral maupun lintas sektoral di
sosial yang dialami seseorang makin wilayah kecamatan. Untuk itu, KUA
cepat perkembangan tersebut dialami, melaksanakan pencatatan pernikahan,
makin cepat pula berlangsungnya mengurus dan membina masjid, zakat,
perkawinan sehingga mendorong wakaf, baitul maal dan ibadah sosial,
terjadinya perkawinan pada usia kependudukan, dan pengembangan
muda. keluargana sakinah.34
b) Sebagai jalan keluar untuk lari dari Usaha yang dilakukan KUA Kecamatan
berbagai kesulitan yang dihadapi, Ponggok dalam meminimalisir
termasuk kesulitan ekonomi dan pernikahan dini di daerah kerjanya,
hamil diluar nikah KUA kecamatan juga menjalankan
perannya dalam upaya tersebut yaitu:
Menurut penulis menigkatnya jumlah
1) Peran Secara administrasi
calon pasangan dibawah umur ini wajar,
Ketika ada perkawinan di
sebab naiknya batas minimal umur bagi
Kecamatan Ponggok, pihak KUA
perempuan yang semula 16 tahun menjadi
dalam menjalankan tugas sebagai
19 dalam Undang-Undang No 16 Tahun2019
pencatat nikah terlebih dahulu
membuat wanita yang menikah pada umur
mengecek persaratan yang telah
16 sampai 18 tahun harus mengajukan
diajukan, apabila terdapat salah
dispensasi di Pengadilan Agama, yang
satu atau kedua dari mempelai
pada undang-undang sebelumnya yaitu
belum memenuhi sarat, misalnya
Undang-Undang no 1 Tahun 1974 sudah
calon mempelai tersebut masih
bisa melangsungkan pernikahan tanpa
dibawah umur maka piahak
meminta dispensasi ke Pengadilan Agama.
KUA dengan tegas menolaki
pengajuan pernikahan tersebut,
2. Peran KUA Kecamatan Ponggok
dan mengarahkan kepada calon
dalam meminimalisir Pernikahan
mempelai untuk memohon
dini setelah ditetapkan UU No 16
dispensai nikah di Pengadilan
tahun 2019
Agama Blitar.
Melalui KMA Nomor 18 tahun 1975 Peran KUA Kecamatan Ponggok
juncto, KMA Nomor 517 Tahun 2001 dan Ini sudah sesuai dengan peran dan
PP Nomor 6 Tahun 1988 tentang penataan
34
Depag RI, “Tugas-tugas Pejabat Pencatat Nikah”,
organisai KUA Kecamatan secara tegas
Bimbingan Masyarakat Islam dan penyelenggaraan Haji
(Jakarta: Departemen Agama RI, 2004). H.25.

Rizqi Abdul Latif dkk, Peran Kantor Urusan Agama 163


fungsi KUA dalam hal pelayanan batasan umur umum adalah di bawah 18
dan bimbingan masyarakat yang tahun.
menjadi tanggungjawabnya. Sedangkan menurut Dlori (2005)
Seperti yang tertera dalam PMA mengemukakan bahwa : “pernikahan dini
Nomor 34 Tahun 2016 pasal 2 merupakan sebuah perkawinan dibawah
tentang Organisasi dan Tata umur yang target persiapannya belum
Kerja Kantor Urusan Agama yaitu dikatakan maksimal persiapan fisik,
“KUA Kecamatan mempunyai persiapan mental, juga persiapan materi.
tugas melaksanakan layanan dan Karena demikian inilah maka pernikahan
bimbingan masyarakat Islam di dini bisa dikatakan sebagai pernikahan
wilayah kerjanya”.35 yang terburu-buru, sebab segalanya belum
2) Penyuluhan dan sosialisai Undang- dipersiapkan secara matang.
Undang perkawinan. Di Indonesia sudah ada undang-
Dalam hal ini KUA Kecamatan undang baru yang mengatur tentang batas
Ponggok bekerjasama dengan umur pernikahan yaitu UU No 16 Tahun
pak modern di daerah Kecamatan 2019 disana dijelaskan bahwa batas umur
Ponggok umtuk memberi yang ditetapkan adalah 19 th bagi laki-
pengetahuan tentang batas usia laki dan perempuan,36 adanya batasan
perkawinan yang terdapat dalam usia tersebut, diharapkan agar para pihak
Undang-Undang No 16 Tahun 2019 yang akan melangsungkan perkawinan
dan memberi wawasan kepada mempunyai bekal lahiriyah dan
masyarakat betapa pentingnya bathiniyah yang cukup untuk membangun
menikah sesuai umur. sebuah fondasi yang kokoh dalam
Peran KUA ini juga sesuai dengan bangunan rumah tangga. Kedewasaan,
PMA Nomor 34 Tahun 2016 pasal 2 kestabilan emosional dan kematangan
tentang Organisasi dan Tata Kerja berfikir dan bahkan kemapanan ekonomi
Kantor Urusan Agama seseorang menjadi pertimbangan utama
c. Upaya KUA Kecamatan Ponggok melangsungkan perkawinan.
dalammeminimalisir Pernikahan dini Pernikahan dini yang terjadi di
setelah ditetapkan UU No 16 tahun lapangan selama penulis meniliti
2019 menemukan bahwa jumlah calon pasangan
dibawah umur yang mau melanjutkan
Pernikahan dini atau kawin muda
ke jenjang pernikahan semakin
adalah pernikahan yang dilakukan oleh
banyak, padahal dari KUA Kecamatan
pasangan atau salah satu pasangannya
Ponggok telah melakukan upaya untuk
masih dikategorikan remaja yang masih
meminimalisir pernikahan dengan cara
berusia dibawah 19 tahun (WHO, 2006).
memberi wawasan kepada masyarakat
Menurut BKKBN (2012) Pernikahan dini
tentang dampak dari pernikahan dini
secara umum memiliki definisi umum
dari segi kesehatan ibu dan anak dan
yaitu perjodohan atau pernikahan yang
melakukan penyebaran informasi melalui
melibatkan satu atau kedua pihak, sebelum
pak modin di daerah Kecamatan Ponggok
pihak wanita mampu secara fisik, fisiologi,
kepada masyarakat pada saat kegiatan
dan psikologi untuk menanggung beban
pernikahan dan memiliki anak, dengan
36
Pasal 7 Ayat (1), “Undang-Undang No 16 Tahun
35
Pasal 2 “Peraturan Mentri Agama Nomor 34 2019 Tentang perubahan atas undang-undang no 1 tahun
Tahun 2016”, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1974 tentang perkawinan”, Lembar Negara Repubilk
2016 No 1252 (2016). Indonesia Tahun 2019 Nomor 186 (2019).

164 Journal of Islamic Family Law | Vol. 4 No. 2 Juli 2020 | 153-167
sosial masyarakat seperti yasinan dan dan memberikan informasi tentang
tahlilan. Undang-Undng terbaru dari kegiatan
Akan tetapi kebanyakan dari sosial masyarakat seperti yasinan dan
masyarakat yang kurang peduli tentang tahlilan. sehingga upaya yang telah
informasi yang disampaikan akhirnya pak dilakukan, KUA kecamatan Ponggok
modin harus menjelaskan kembali secara juga berperan penting didalamnya,
jelas kepada calon pasangan dibawah yaitu berperan dalam hal administrasi
umur yang akan melakukan pernikahan. seperti pengecekan berkas
Akhirnya jumlah calon pasangan persyaratan bagi calon pasangan yang
yang dibawah umur terus bertambah, akan menikah, apabila usia nya belum
ini membuktikan bahwa upaya yang mencukupi maka KUA akan menolak
dilakukan oleh KUA Kecamatan Ponggok nya dan menyarankan agar memohon
masih kurang maksimal. dipensasi ke Pengadilan Agama. Selain
Akan tetapi dari data KUA Kecamatan itu KUA Kecamatan Ponggok yaitu
Ponggok, pasangan dibawah umur yang dengan menjalin hubungan dengan Pak
sah menikah dan mendapatkan dispensasi Modin di daerah Kecamatan Ponggok
dari Pengadilan Agama Blitar setelah untukmenyebarkan informasi tentang
ditetapkannya Undang-Undang No 26 Undang-undang No 16 Tahun 2019
Tahun 2019 semakin menurun sebab agar dimengerti oleh masyarakat.
lebih ketatnya peraturan yang ada dalam
Undang-undang tersebut.

D. Penutup
Berdasarkan uaraian yang telah
dikemukakan pada pembahasan
DAFTAR PUSTAKA
sebelumnya, maka kesimpulan yang
didapat dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Kantor Urusan Agama Kecamatan
Ponggok telah menerapakan batas usia Ahmad Saebani, Beni. Fiqh Munakahat 1.
pernikahan sesuai dengan Undang- Bandung: Pustaka Setia, 2009.
Undang No 16 Tahun 2019 yaitu 19 Arikunto, Suharsimi. Metodelogi
tahun bagi laki-laki dan permpuan, penelitian,Yogyakarta: Bina Aksara,
akan tetapi dampak dari hal tersebut 2006.
mengakibatkan meningkatnya calon
Djihad, dan Chairul. Buku Panduan Keluarga
pasangan yang masih dibawah umur.
Muslim, Semarang: BP.4, 2001.
Hal tersebut dipengarui oleh calon
pasangan yang sudah terlanjur hamil Departemen Agama. Kompilasi Hukum
dan beberapa dari mereka sudah yakin Islam, Selanjutnya disebut Kompilasi,
untuk melangsungkan pernikahan Jakarta: t.p., 1998/1999.
dan sudah direstui oleh orangtuanya. Departemen Agama, Kompilasi Hukum
2. Upaya yang dilakukan KUA Kecamatan Islam di Indonesia, Bandung:
Ponggok dalam meminimalisir Humaniora Utama Press, 1991/1992.
pernikahan dini di wilayah kerjanya
yaitu dengan memeberi wawasan Dep. Dikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
tentang akibat dari pernikahan dini Jakarta: Kencana, 2006.

Rizqi Abdul Latif dkk, Peran Kantor Urusan Agama 165


Hadi Sutrisno, Metodologi Penelitian, fenomena pernikahan dini di desa
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1986. plosokerep kabupaten indramayu”
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Jurnal Pendidikan Sosiologi, Yogyakarta:
Sosial, Yogyakarta : Gadjah Mada Universitas Negeri Yogyakarta (2018).
University Pers, 2000. Muchtar, Kamal. Asas-Asas Hukum Islam
Hanitidjo Roni Soemitro, Metodologi Tentang Perkawinan, Cet.III; Jakarta:
Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, PT.Bulan Bintang, 1993.
1990. Pengadilan Negeri Tulungagung, “Sistem
Hamidah Yanti, “Analisis faktor penyebab Informasi Penelusuran Perkara
dan dampak pernikahan dini di Pengadilan Negri Tulungagung,” sipp.
kecamatan kandis kabupaten siak,” pntulungagung.go.id, diakses 12 juni
Jurnal Ibu dan Anak. Volume 6, no. 2, 2020, http://sipp.pntulungagung.
Riau : Poltekes Kemenkes Riau, 2018. go.id/list_perkara/search_detail.
Hasan, Ibrahim. Fiqh Perbandingan Dalam Pengadilan Agama Blitar, “Sistem
Masalah Talak dan Rujuk Jakarta : Informasi Penelusuran Perkara
Ihya’ulumuddin, 1973. Pengadilan Agama Blitar,” sipp.
Imron, Ali. Hukum Perkawinan Islam di pablitar.go.id, diakses 12 juni 2020,
Indonesia, Semarang: Karya Abadi Jaya, https://sipp.pablitar.go.id/list_
2015. perkara/search_detail.

Rahman Gazhaly, Abd. Fiqih Munakahat, Pengadilan Agama Malang, “Sistem


Cet.II; Jakarta : Bulan Bintang, 2004. Informasi Penelusuran Perkara
Pengadilan Agama Malang,” sipp.
Rouf, Abdul, “Pendidikan Agama Islam,” pamalangkab.go.id, diakses 12 juni
Jurnal Ta’lim Vol. 14, No. 2. Bandung: 2020, http://sipp.pamalangkab.go.id/
Universitas Pendidikan Indonesia, list_perkara/search_detail.
2016.
Rahman, Kholis. Hukum Perkawinan
Rofiq, Ahmad. Hukum Perdata Islam di Islam,Diktat tidak diterbitkan,
Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers, 2015. Semarang IAIN Walisongo, tt.
Arifin, Imran. penelitian kualitatif dalam J. Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian
ilmu-ilmu social dan keagamaan, malang: Kualitatif, Bandung : PT Remaja
kalimasada press, 1996. Rodakarya, 2011.
Suhartono, Irawan. metode penelitian Idris Ramulyo, Moh. Hukum Pernikahan
social: suatu teknik penelitian bidang Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
kesejahteraan social dan ilmu social
lainnya, bandung: remaja rosdakarya, Republik Indonesia, Undang-undang No.
1995. 1,Jakarta : t.p, 1998.

Sarwono, Jhonatan. Metode Penelitian Santoso. “Hakekat Perkawinan Menurut


Kuantitatif dan Kualitatif Yogyakarta: Undang-undang Perkawinan, Hukum
Graha Ilmu,2006, 135. Islam dan Hukum adat,” Jurnal Pemikiran
dan Penelitian sosial Keagamaan 7, no. 2,
Mita Rumekti, Martyan dan Sri Pinasti, Semarang : Universitas Islam Sultan
Indah V. “Peran pemerintah daerah Agung, 2016.
(desa) dalam menangani maraknya

166 Journal of Islamic Family Law | Vol. 4 No. 2 Juli 2020 | 153-167
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D,Bandung: Alfabeta,
2015.
Soemiyati, Hukum Perkawinan Islam dan
Undan-undang Perkawinan, yogyakarta
: liberty, 1986.
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis,Bandung:
CV.Alpabeta, 2012.
Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, jilid 6,Cet.
VII; Bandung : PT. AL-Ma’arif, 1990.
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan, Lembar Negara Repubilk
Indonesia Tahun 1974 Nomor 1 (1974).
Undang-Undang No 16 Tahun 2019 Tentang
perubahan atas undang-undang no
1 tahun 1974 tentang perkawinan”,
Lembar Negara Repubilk Indonesia
Tahun 2019 Nomor 186 (2019).
Yunus. Hukum Perkawinan Dalam
Islam,Jakarta : Hidayah Karya Agung,
1979.
Zahrotul Oktaviani. “Nikah Muda”
bkkbn.go.id, diakses 16 september
2020 ,https://www.bkkbn.go.id/
detailpost/nikah-muda, Jakarta
Timur, 13650
-

Rizqi Abdul Latif dkk, Peran Kantor Urusan Agama 167

You might also like