Peran Kantor Urusan Agama Dalam Meminimalisir Pernikahan Dini (Studi Di Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar)
Peran Kantor Urusan Agama Dalam Meminimalisir Pernikahan Dini (Studi Di Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar)
Pernikahan Dini
(Studi di Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar)
Rizqi Abdul Latif, Fatimatuz Zahro
IAIN Kediri
Riskiblt12@gmail.com, fatimatuz.zahro1305@gmail.com
Abstract
Amendments to Law No. 16 of 2019 concerning changes to the provisions for the age limit of marriage,
which were originally stipulated in the 1974 Law Article 7 paragraph 1 for women at least 16 years old and
19 years old for men to marry has now changed to 19 years for men. and women. The Office of Religious
Affairs in Ponggok District has implemented a marriage age limit in accordance with Law No. 16 of 2019,
which is 19 years for men and women, however the impact of this has resulted in an increase in potential
partners who are still underage. This is influenced by the prospective couples who are already pregnant
and some of them are sure to get married and have the blessing of their parents. The efforts made by
the Ponggok District KUA in minimizing early marriage in its working area are by providing insight into
the consequences of early marriage and providing information on the latest Law on community social
activities such as yasinan and tahlilan. The purpose of this study was to determine the role and efforts
of the Office of Religious Affairs in Ponggok District in minimizing early marriage after the amendment
of law No.16 of 2019. In this study the approach used was a qualitative research method. This study uses
primary data, namely the interviewer meets directly with the source. Qualitative research is research
that intends to understand the phenomena experienced by research subjects. From this research it is
known that the KUA of Ponggok sub-district also plays an important role in minimizing early marriage,
which is playing a role in administrative matters such as checking the requirements for a prospective
partner to marry, if the age is not sufficient then the KUA will reject.
Keywords: Early Marriage, Law
154 Journal of Islamic Family Law | Vol. 4 No. 2 Juli 2020 | 153-167
Hal ini bertujuan untuk menekan angka Bagaimana dampak dari ditetapkannya
pernikahan dini yang terus bertambah.9 Undang-Undang no 16 Tahun 2019.
Tapi kenyataannya di Blitar
permohonan dispensasi kawin lebih 2. Kerangka Teoritik
banyak dibandingkan dengan Kota a. Pengertian Menikah
Malang dengan jumlah 150 pemohon10 dan Pernikahan merupakan suatu
tulungagung dengan jumlah 0 pemohon11 sunnatullah yang berlaku pada semua
tercatat dari tanggal 01 November 2019 makhluk-Nya baik manusia, hewan,
sampai 29 Februari 2020 akan tetapi di maupun tumbu-tumbuhan. Dan ini
Blitar sudah mencapai 261 permohonan merupakan fitrah dan kebutuhan makhluk
yang masuk di Pengadilan Agama Blitar12 hidup demi kelangsungan hidupnya.
dari 25 Kecamatan di Blitar, Kecamatan Sebagaimana Firman Allah dalam Q.S
Ponggok merupakan Kecamatan yang adz-Dzariyat : 49
warganya paling banyak mengajukan
dispensasi kawin yaitu sebanyak 18 calon ش ٍء َخلَ ْق َنا َز ْو َج ْ ِي لَ َعلَّ ُك ْم ت َ َذكَّ ُرو َن
ْ َ َو ِمن ك ُِّل
pasangan, sedangkan kecamatan lain Artinya: “Dan segala sesuatu Kami ciptakan
masih dibawahnya. Menurut Bapak Nur berpasang-pasangan seperti lelaki dan
Kholis Ahwan. SH, MH selaku Panitera perempuan, langit dan bumi, daratan dan
Muda Hukum Pengadilan Agama lautan, agar kalian mengimgat kebesaran
Blitar, Kecamatan Ponggok Merupakan Allah”
Kecamatan yang paling tinggi angka Istilah nikah berasal dari bahasa arab
Pemohon dispensasi kawinnya. ()نكح, dan di dalam fiqih ada pula yang
Berdasarkan uraian di atas terjadi memakai istilah zawaja13 bisa diartikan
ketidak sesuaian antara tujuan dari aqdu al-tazwij yang artinya akad nikah,
Undang Undang no 16 tahun 2019 yang juga bisa diartikan (wath’u al-zaujah)
dibuat untuk menekan angka pernikahan bermakna menyetubuhi istri. Dalam
dini dengan kenyataan yang terjadi kamus bahasa indonesia, perkawinan
khususnya di kecamatan ponggok, dengan berasal darikata “kawin” yang menurut
alasan tersebut penulis merasa tertarik bahasa artinya membentuk keluarga
untuk meneliti lebih jauh tentang denan lawan jenis, melakukan hubungan
pelaksanaan perkawinan dini yang kelamin atau bersetubuh14
terjadi di KUA Kecamatan Pongok dan
9
Pasal 7 Ayat (1), “Undang-Undang No 16 Tahun
b. Tujuan Pernikahan
2019 Tentang perubahan atas undang-undang no 1 tahun Tujuan perkawinan dalam Islam
1974 tentang perkawinan”, Lembar Negara Repubilk adalah untuk memenuhi tuntutan hajat
Indonesia Tahun 2019 Nomor 186 (2019).
10
Sistem informasi penulusuran “prkara, list
dan tabiat kemanusiaan, berhubungan
perkara”, sipp.pa-malangkab.go.id, Diakses pada antara laki-laki dan perempuan secara sah
tanggal 10 Mei 2020, http://sipp.pa-malangkab.go.id/ dalam rangka mewujudkan suatu keluarga
list_perkara/search_detail. Diakses pada tanggal 10 Mei yang bahagia dengan dasar cinta kasih
2020
11
Sistem informasi penulusuran “prkara, list
untuk memperoleh keturunan yang sah
perkara”, sipp.pa-tulungagung.go.id, Diakses pada dalam masyarakat di sekitarnya, dengan
tanggal 10 mei 2020, http://sipp.pn-tulungagung.go.id/
list_perkara/search_detail Diakses pada tanggal 10 Mei
2020. 13
Abdul Rouf “Pendidikan Agama Islam,” Jurnal
12
Sistem informasi penulusuran “prkara, list Ta’lim Vol. 14, No. 2, Bandung: Universitas Pendidikan
perkara”, sipp.pa-blitar.go.id, Diakses pada tanggal 10 Indonesia, 2016.
mei 2020, https://sipp.pa-blitar.go.id/list_perkara/ 14
Dep Dikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia.
search_detaill. Diakses pada tanggal 10 Mei 2020. (Jakarta:Kencana, 2006). H.7
156 Journal of Islamic Family Law | Vol. 4 No. 2 Juli 2020 | 153-167
dan menghormati sunnah Rasul-Nya. atau pernikahan yang melibatkan satu
Keturunan adalah penting dalam rangka atau kedua pihak, sebelum pihak wanita
pembentukan umat Islam yaitu umat yang mampu secara fisik, fisiologi, dan psikologi
menjauhkan diri dari perbuatan perbuatan untuk menanggung beban pernikahan
maksiat yang dilarang oleh agama, dan dan memiliki anak, dengan batasan umur
mengamalkan syari’at Islam dengan umum adalah di bawah 18 tahun.19
memupuk rasa kasih sayang di dalam Sedangkan menurut Dlori (2005)
semua anggota keluarga dalam lingkup mengemukakan bahwa: “pernikahan dini
lebih luas juga akan dapat menimbulkan merupakan sebuah perkawinan dibawah
kedamaian di dalam masyarakat yang umur yang target persiapannya belum
didasarkan pada rasa cinta kasih terhadap dikatakan maksimal persiapan fisik,
sesama. persiapan mental, juga persiapan materi.20
Menjadikan pasangan suami istri Karena demikian inilah maka pernikahan
dan anggota keluarganya dapat lebih dini bisa dikatakan sebagai pernikahan
mendekatkan diri kepada Allah serta yang terburu-buru, sebab segalanya belum
menjauhi larangannya. dipersiapkan secara matang.
Dalam buku Panduan Keluarga Muslim, Di Indonesia sudah ada undang-
juga dijelaskan bahwa tujuan pernikahan undang baru yang mengatur tentang batas
sebagai berikut: umur pernikahan yaitu UU No 16 Tahun
1) Mengikuti sunnah Nabi Muhammad 2019 disana dijelaskan bahwa batas umur
SAW yang ditetapkan adalah 19 th bagi laki-
2) Pemeliharaan moral, kesucian akhlak laki dan perempuan,21 adanya batasan
dan terjalinnya ikatan kasih sayang di usia tersebut, diharapkan agar para pihak
antara suami dan istri menuju keluarga yang akan melangsungkan perkawinan
sakinah, mawadah dan rahmat. mempunyai bekal lahiriyah dan
3) Menemukan kedamaian jiwa, bathiniyah yang cukup untuk membangun
ketenangan fikiran dan perasaan. sebuah fondasi yang kokoh dalam
4) Menemukan pasangan hidup untuk bangunan rumah tangga. Kedewasaan,
sama-sama berbagi rasa dalam kestabilan emosional dan kematangan
kesenangan ataupun dalam kesusahan. berfikir dan bahkan kemapanan ekonomi
5) Melangsungkan keturunan seseorang menjadi pertimbangan utama
6) Menjadikan pasangan suami istri melangsungkan perkawinan.
dan anggota keluarganya dapat lebih Meskipun undang-undang telah me
mendekatkan diri kepada Allah serta ngatur batasan persyaratan usia tertentu,
menjauhi larangan-Nya.18 akan tetapi tidak menutup kemungkinan
tetap dilangsungkannya perkawinan
c. Pernikahan Dini bagi mereka yang belum cukup umur
Pernikahan dini atau kawin muda
adalah pernikahan yang dilakukan oleh 19
Zahrotul Oktaviani, “Nikah Muda” bkkbn.go.id,
diakses 16 September 2020 , https://www.bkkbn.go.id/
pasangan atau salah satu pasangannya
detailpost/nikah-muda, Jakarta Timur, 13650
masih dikategorikan remaja yang masih 20
Martyan Mita, Rumekti dan V. Indah Sri Pinasti
berusia dibawah 19 tahun). Menurut “Peran Pemerintah Desa Dalam menangani Pernikihan
BKKBN, Pernikahan dini secara umum Dini, Jurnal Pendidikan Sosiologi.Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta, 2016. H.7.
memiliki definisi umum yaitu perjodohan 21
Pasal 7 ayat (1). “Undang-Umdang No 16 Tahun
2019 Tentang perubahan atas undang-undang no 1 tahun
18
Chairul dan Djihad, Buku Panduan Keluarga 1974 tentang perkawinan”, Lembar Negara Repubilk
Muslim, (Semarang: BP.4, 2001).H.3. Indonesia Tahun 2019 Nomor 186 (2019).
158 Journal of Islamic Family Law | Vol. 4 No. 2 Juli 2020 | 153-167
mengawinkan anak mereka dalam sebagian besar masyarakat juga
usia yang sangat muda karena pemuka agama menganggap
keinginan untuk meningkatkan bahwa akil baliq ialah ketika
status sosial keluarga, seseorang anak mendapatkan
mempercepat hubungan antar haid pertama, berarti anak wanita
keluarga dan/atau untuk menjaga tersebut dapat dinikahkan,
garis keturunan keluarga. padahal akil baligh sesungguhnya
d) Kemampuan yang dimiliki terjadi setelah seseorang anak
keluarga dalam menghadapi melampaui remaja.
masalah remaja. Jika keluarga c) Penyalahgunaan wewenang atau
kurang memiliki pilihan dalam kekuasaan. Sering ditemukan
menghadapi masalah remaja, perkawinan muda karena beberapa
(mis, anak gadisnya melakukan pemuka masyarakat tertentu
perbuatan zina), anakgadis menyalahgunakan wewenang
tersebut dinikahkan sebagai jalur atau kekuasaan yang dimilikinya,
keluarnya. Tindakan ini dilakukan yaitu dengan mempergunakan
untuk menghadapi rasa malu atau kedudukannya untuk kawin lagi
rasa bersalah. dan lebih memilih menikahi
3. Faktor masyarakat lingkungan wanita yang masih muda, bukan
a) Adat istiadat. Terdapat anggapan di dengan wanita yang telah berusia
berbagai daerah bahwa anak gadis lanjut.
yang telah dewasa, tetapi belum d) Tingkat pendidikan masyarakat.
berkeluarga, akan dipandang Perkawinan usia muda dipe
“aib” bagi keluarganya. Upaya ngaruhi pula oleh tingkat pen
orang tua untuk mengatasi hal didikan masyarakat secara kese
tersebut ialah menikahkan anak luruhan. Masyarakat yang tingkat
gadis yang dimilikinya secepat pendidikannya amat rendah
mungkin sehingga mendorong cendrung mengawinkan anaknya
terjadinya perkawinan usia muda. dalam usia yang masih muda.
b) Pandangan dan kepercayaan. e) Tingkat ekonomi masyarakat.
Pandangan dan kepercayaan yang Masyarakat yang tingkat eko
selalu melekat pada masyarakat nominya kurang memuaskan
dapat pula mendorong terjadinya sering memilih perkawinan seba
perkawinan di usia muda. Contoh gai jalan keluar dalam mengatasi
pandangan yang salah dan kesulitan ekonomi.
dipercaya oleh masyarakat, yaitu f) Tingkat kesehatan penduduk. Jika
anggapan bahwa kedewasaan suatu daerah memiliki tingkat
seseorang dinilai dari status kesehatan yang belum memuaskan
perkawinan, status janda lebih dengan masih tingginya angka
bak dari pada perawan tua dan kematian, sering pula ditemukan
kejantanan seseorang dinilai perkawinan usia muda di daerah
dari seringnya melakukan tersebut. Tingginya angka ke
perkawinan. Interprestasi yang matian dan terjadinya bencana
salah terhadap ajaran agama juga alam yang menekan korban jiwa,
dapat menyebabkan terjadinya menyebabkan perkawinan usia
perkawinan usia muda, misalnya muda dianggap sebagai upaya
160 Journal of Islamic Family Law | Vol. 4 No. 2 Juli 2020 | 153-167
Terakhir dalam Pasal 4 dijelaskan dan pengembangan keluargana
bahwa, Dalam melaksanakan tugas sakinah.25
dan fungsi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 dan Pasal 3, KUA 3. Rumusan Masalah
Kecamatan dikoordinasikan oleh a. Bagaimana praktek UU No 16
Kepala Seksi atau Penyelenggara tahun 2019 di KUA Kecamatan
yang membidangi urusan agama Ponggok?
Islam di Kantor Kementerian Agama b. Bagaimana Peran KUA Kecamatan
kabupaten/kota. Ponggok dalam meminimalisir
Keputusan Menteri Agama nomor 517 Pernikahan dini setelah ditetapkan
Tahun 2001 pada Bab 1 Pasal 1 dalam UU No 16 tahun 2019?
melaksanakan tugasnya Kepala 4. Tujuan Penelitian
Kantor Urusan Agama Kecamatan a. Mengetahui praktek UU No 16
wajib menerapkan prinsip koordinasi, tahun 2019 di KUA Kecamatan
integrasi dan sinkronisasi baik di Ponggok
lingkungan Kantor Urusan Agama b. Mengetahui Peran KUA Kecamatan
dengan instansi vertikal Departemen Ponggok dalam meminimalisir
Agama lainnya maupun antar unsur Pernikahan dini setelah ditetapkan
Departemen di kecamatan dengan UU No 16 tahun 2019
unsur Pemerintah Daerah.
Melalui KMA Nomor 18 tahun 1975 B. Metode Penelitian
juncto, KMA Nomor 517 Tahun 2001 Metode penelitian pada dasarnya
dan PP Nomor 6 Tahun 1988 tentang nerupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
penataan organisai KUA Kecamatan data dengan tujuan dan kegunaan
secara tegas dan lugas telah tertentu,26 untuk menerapkan suatu teori
mencanumkan tugas KUA yaitu: terhadap suatu permasalahan memerlukan
a) Melaksanakan sebagian tugas metode khusus yang dianggap relevan dan
Kantor Kementrian Agama Kabu membantu memecahkan permasalahan.27
paten/Kota dibidang urusan Menurut jenis data dan analisis,
agama islam dalam wilayah penelitian ini termasuk penelitian kua
kecamatan, dalam hal ini KUA litatif. Penelitian kualitatif merupakan
menyelenggarakan kegiatan penelitian yang bermaksud untuk
dokumentasi dan statistik, surat memahami fenomena tentang apa yang
menyurat, pengurusan surat, dialami oleh subyek penelitian.28
kearsipan, pengetikan dan rumah Ciri-ciri penelitian menggunakan pen
tangga. dekatan metodologi kualitatif yaitu:
b) Mengkoordinasikan kegiatan- 1. Mempunyai latar alami sebagai
ke
giatan dan melaksanakan sumber data dan peneliti dipandang
kegia
tan sektoral maupun lintas sebagai intrumen kunci,
sektoral di wilayah kecamatan. 25
Depag RI, Tugas-tugas Pejabat Pencatat Nikah,
Untuk itu, KUA melaksanakan Bimbingan Masyarakat islam dan penyelenggaraan Haji
pencatatan pernikahan, Departemen Agama RI, (Jakarta), 2004. H.25.
mengurus dan membina masjid, 26
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Bandung:
zakat, wakaf, baitul maal dan CV.Alpabeta, 2012). H.2.
27
Suharsimi Arikunto, Metodelogi penelitian
ibadah sosial, kependudukan, (Yogyakarta: Bina Aksara, 2006). H.1.12.
28
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,
(Bandung : PT Remaja Rodakarya, 2011). H.6.
29
Imran Arifin, Penelitian Kualitatif Dalam Ilmu-Ilmu 32
Pasal 7 Ayat (1), “Undang-Undang No 16 Tahun
Social dan Keagamaan, (Malang: Kalimasada Press, 1996). 2019 Tentang perubahan atas undang-undang no 1 tahun
H.49-50. 1974 tentang perkawinan”. Lembar Negara Repubilk
30
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Indonesia Tahun 2019 Nomor 186 (2019).
(Yogyakarta : Gadjah Mada University Pers, 2000). H.63. 33
Pasal 7 Ayat (1), “Undang-Undang RI Nomor
31
Roni Hanitidjo Soemitro, Metodologi Penelitian, 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan”, Lembar Negara
(Jakarta : Ghalia Indonesia, 1990), H. 46. Repubilk Indonesia Tahun 1974 Nomor 1 (1974)
162 Journal of Islamic Family Law | Vol. 4 No. 2 Juli 2020 | 153-167
Faktor yang membuat semakin dan lugas telah mencanumkan tugas KUA
meningkatnya pernikahan dini di yaitu:
Kecamatan Ponggok yaitu sudah yakinnya a. Melaksanakan sebagian tugas Kantor
calon pasangan tersebut untuk melakukan Kementrian Agama Kabupaten/
Pernikhan dan orang tua mereka juga Kota dibidang urusan agama islam
sudah merestui serta ada yang sudah dalam wilayah kecamatan, dalam
hamil sebelum mereka menikah, akhirnya hal ini KUA menyelenggarakan
mereka memutuskan untuk menikah. kegiatan dokumentasi dan statistik,
Jika ditarik dalam teori faktor surat menyurat, pengurusan surat,
pernikahan dini maka kondisi kasisu kearsipan, pengetikan dan rumah
pernikahan dini yang terjadi di Kecamatan tangga.
Ponggok berada pada Faktor Individual b. Mengkoordinasikan kegiatan-
yaitu: kegiatan dan melaksanakan kegiatan
a) Perkembangan fisik, mental, dan sektoral maupun lintas sektoral di
sosial yang dialami seseorang makin wilayah kecamatan. Untuk itu, KUA
cepat perkembangan tersebut dialami, melaksanakan pencatatan pernikahan,
makin cepat pula berlangsungnya mengurus dan membina masjid, zakat,
perkawinan sehingga mendorong wakaf, baitul maal dan ibadah sosial,
terjadinya perkawinan pada usia kependudukan, dan pengembangan
muda. keluargana sakinah.34
b) Sebagai jalan keluar untuk lari dari Usaha yang dilakukan KUA Kecamatan
berbagai kesulitan yang dihadapi, Ponggok dalam meminimalisir
termasuk kesulitan ekonomi dan pernikahan dini di daerah kerjanya,
hamil diluar nikah KUA kecamatan juga menjalankan
perannya dalam upaya tersebut yaitu:
Menurut penulis menigkatnya jumlah
1) Peran Secara administrasi
calon pasangan dibawah umur ini wajar,
Ketika ada perkawinan di
sebab naiknya batas minimal umur bagi
Kecamatan Ponggok, pihak KUA
perempuan yang semula 16 tahun menjadi
dalam menjalankan tugas sebagai
19 dalam Undang-Undang No 16 Tahun2019
pencatat nikah terlebih dahulu
membuat wanita yang menikah pada umur
mengecek persaratan yang telah
16 sampai 18 tahun harus mengajukan
diajukan, apabila terdapat salah
dispensasi di Pengadilan Agama, yang
satu atau kedua dari mempelai
pada undang-undang sebelumnya yaitu
belum memenuhi sarat, misalnya
Undang-Undang no 1 Tahun 1974 sudah
calon mempelai tersebut masih
bisa melangsungkan pernikahan tanpa
dibawah umur maka piahak
meminta dispensasi ke Pengadilan Agama.
KUA dengan tegas menolaki
pengajuan pernikahan tersebut,
2. Peran KUA Kecamatan Ponggok
dan mengarahkan kepada calon
dalam meminimalisir Pernikahan
mempelai untuk memohon
dini setelah ditetapkan UU No 16
dispensai nikah di Pengadilan
tahun 2019
Agama Blitar.
Melalui KMA Nomor 18 tahun 1975 Peran KUA Kecamatan Ponggok
juncto, KMA Nomor 517 Tahun 2001 dan Ini sudah sesuai dengan peran dan
PP Nomor 6 Tahun 1988 tentang penataan
34
Depag RI, “Tugas-tugas Pejabat Pencatat Nikah”,
organisai KUA Kecamatan secara tegas
Bimbingan Masyarakat Islam dan penyelenggaraan Haji
(Jakarta: Departemen Agama RI, 2004). H.25.
164 Journal of Islamic Family Law | Vol. 4 No. 2 Juli 2020 | 153-167
sosial masyarakat seperti yasinan dan dan memberikan informasi tentang
tahlilan. Undang-Undng terbaru dari kegiatan
Akan tetapi kebanyakan dari sosial masyarakat seperti yasinan dan
masyarakat yang kurang peduli tentang tahlilan. sehingga upaya yang telah
informasi yang disampaikan akhirnya pak dilakukan, KUA kecamatan Ponggok
modin harus menjelaskan kembali secara juga berperan penting didalamnya,
jelas kepada calon pasangan dibawah yaitu berperan dalam hal administrasi
umur yang akan melakukan pernikahan. seperti pengecekan berkas
Akhirnya jumlah calon pasangan persyaratan bagi calon pasangan yang
yang dibawah umur terus bertambah, akan menikah, apabila usia nya belum
ini membuktikan bahwa upaya yang mencukupi maka KUA akan menolak
dilakukan oleh KUA Kecamatan Ponggok nya dan menyarankan agar memohon
masih kurang maksimal. dipensasi ke Pengadilan Agama. Selain
Akan tetapi dari data KUA Kecamatan itu KUA Kecamatan Ponggok yaitu
Ponggok, pasangan dibawah umur yang dengan menjalin hubungan dengan Pak
sah menikah dan mendapatkan dispensasi Modin di daerah Kecamatan Ponggok
dari Pengadilan Agama Blitar setelah untukmenyebarkan informasi tentang
ditetapkannya Undang-Undang No 26 Undang-undang No 16 Tahun 2019
Tahun 2019 semakin menurun sebab agar dimengerti oleh masyarakat.
lebih ketatnya peraturan yang ada dalam
Undang-undang tersebut.
D. Penutup
Berdasarkan uaraian yang telah
dikemukakan pada pembahasan
DAFTAR PUSTAKA
sebelumnya, maka kesimpulan yang
didapat dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Kantor Urusan Agama Kecamatan
Ponggok telah menerapakan batas usia Ahmad Saebani, Beni. Fiqh Munakahat 1.
pernikahan sesuai dengan Undang- Bandung: Pustaka Setia, 2009.
Undang No 16 Tahun 2019 yaitu 19 Arikunto, Suharsimi. Metodelogi
tahun bagi laki-laki dan permpuan, penelitian,Yogyakarta: Bina Aksara,
akan tetapi dampak dari hal tersebut 2006.
mengakibatkan meningkatnya calon
Djihad, dan Chairul. Buku Panduan Keluarga
pasangan yang masih dibawah umur.
Muslim, Semarang: BP.4, 2001.
Hal tersebut dipengarui oleh calon
pasangan yang sudah terlanjur hamil Departemen Agama. Kompilasi Hukum
dan beberapa dari mereka sudah yakin Islam, Selanjutnya disebut Kompilasi,
untuk melangsungkan pernikahan Jakarta: t.p., 1998/1999.
dan sudah direstui oleh orangtuanya. Departemen Agama, Kompilasi Hukum
2. Upaya yang dilakukan KUA Kecamatan Islam di Indonesia, Bandung:
Ponggok dalam meminimalisir Humaniora Utama Press, 1991/1992.
pernikahan dini di wilayah kerjanya
yaitu dengan memeberi wawasan Dep. Dikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
tentang akibat dari pernikahan dini Jakarta: Kencana, 2006.
166 Journal of Islamic Family Law | Vol. 4 No. 2 Juli 2020 | 153-167
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D,Bandung: Alfabeta,
2015.
Soemiyati, Hukum Perkawinan Islam dan
Undan-undang Perkawinan, yogyakarta
: liberty, 1986.
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis,Bandung:
CV.Alpabeta, 2012.
Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, jilid 6,Cet.
VII; Bandung : PT. AL-Ma’arif, 1990.
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan, Lembar Negara Repubilk
Indonesia Tahun 1974 Nomor 1 (1974).
Undang-Undang No 16 Tahun 2019 Tentang
perubahan atas undang-undang no
1 tahun 1974 tentang perkawinan”,
Lembar Negara Repubilk Indonesia
Tahun 2019 Nomor 186 (2019).
Yunus. Hukum Perkawinan Dalam
Islam,Jakarta : Hidayah Karya Agung,
1979.
Zahrotul Oktaviani. “Nikah Muda”
bkkbn.go.id, diakses 16 september
2020 ,https://www.bkkbn.go.id/
detailpost/nikah-muda, Jakarta
Timur, 13650
-