Kompetensi Perawat Dan Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Keperawatan Di Rawat Jalan
Kompetensi Perawat Dan Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Keperawatan Di Rawat Jalan
Kompetensi Perawat Dan Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Keperawatan Di Rawat Jalan
46-54)
Abstract
Nurse competence becomes an important part that must be considered in carrying out nursing care for
patients, in order to achieve patient satisfaction. Nurses' competencies in conducting assessments, nursing
interventions and communication in patients on outpatient care still need to be improved. Outpatient
Hospital Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi still stated unsatisfied with nurse interactions. The purpose of this
study was to determine the relationship between nurse competency and outpatient satisfaction on nursing
care. The design of this study uses descriptive correlation with a cross sectional approach. The total sample
of 295 outpatients was taken purposively. The instrument used was a modification of the PSNCS (Patient
Satisfaction with Nursing Care Scale) and NSNS (Newcastle Satisfacton to Nursing Scale). Data analysis
using Spearman Correlation. Patient satisfaction is at the middle level (Mean = 33 in the score 12 - 60),
while the mean for nurse competence is 12.39. The results of this study indicate a significant relationship
between nurse competence and patient satisfaction (p value = 0,0001) and r value = +0,500, which means
showing a directional relationship. The value of the determinant coefficient (r2) is 0.25, which means that
nurse competence can explain patient satisfaction by 25%. This shows that the higher the competence
possessed by a nurse in outpatient care, the higher the patient's satisfaction in nursing services. It is expected
that nurses can improve their competence so that satisfaction and quality of nursing services can be
increased.
Abstrak
Kompetensi perawat menjadi bagian penting yang harus diperhatikan dalam melakukan asuhan keperawatan
pada pasien, demi tercapainya kepuasan pasien. Kompetensi perawat dalam melakukan pengkajian,
intervensi keperawatan dan komuikasi pada pasien di rawat jalan, masih perlu ditingkatkan. Pasien rawat
jalan RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi masih menyatakan kurang puas dengan interaksi perawat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kompetensi perawat dengan kepuasan pasien
pada pelayanan keperawatan di rawat jalan. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi dengan
pendekatan cross sectional. Jumlah sampel 295 orang pasien rawat jalan diambil secara purposive. Instrumen
yang digunakan adalah modifikasi dari PSNCS (Patient Satisfaction with Nursing Care Scale) dan NSNS
(Newcastle Satisfacton to Nursing Scale). Analisa data menggunakan Korelasi Spearman. Kepuasan pasien
berada pada level menengah (Mean= 33 pada skor 12 – 60), sedangkan mean untuk kompetensi perawat
didapatkan sebesar 12,39. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara
kompetensi perawat dengan kepuasan pasien (p value = 0,0001) dan nilai r = +0,500, yang artinya
menunjukkan hubungan searah. Nilai koefisien determinan (r2) adalah 0,25, yang berarti bahwa kompetensi
perawat dapat menjelaskan kepuasan pasien sebesar 25%. Hal ini menunujukkan semakin tinggi kompetensi
yang dimiliki oleh seorang perawat di rawat jalan, maka akan semakin tinggi kepuasan pasien pada
pelayanan keperawatan. Diharapkan perawat dapat meningkatkan kompetensinya sehingga kepuasan dan
kualitas pelayanan keperawatan dapat meningkat.
Kata Kunci : kompetensi perawat, kepuasan pasien rawat jalan, pelayanan keperawatan
besar waktu bersama pasien (Tang, pencitraan rumah sakit. Menurut (Naidu,
Soong, & Lim, 2013). Menurut Alligood 2009), ada berbagai aspek yang
& Tomey (2010), asuhan keperawatan mempengaruhi kepuasan pasien dalam
diberikan sejalan dengan interaksi yang kualitas pelayanan keperawatan,
efektif antara perawat dan pasien, untuk termasuk di rawat jalan sebagai salah satu
mencapai peningkatan status kesehatan sistem perawatan kesehatan di rumah
atau kondisi pasien. sakit. Kualitas layanan kesehatan di
Rawat Jalan, memiliki Standar Pelayanan
Interaksi antara perawat-pasien terjadi Minimum menurut Kementerian
dalam proses keperawatan, dimana Kesehatan Indonesia. Disebutkan bahwa
diperlukan kompetensi tertentu bagi kepuasan pasien harus lebih besar dari
seorang perawat saat melakukan asuhan 90% (Departemen Kesehatan di
keperawatan. Dalam SKKNI (2007), Indonesia, 2008). Layanan keperawatan
kompetensi perawat yang ada dibagi ke dilakukan oleh perawat di rumah sakit,
dalam dua hal yakni kompetensi perawat baik di rawat inap dan rawat jalan.
vokasi dan kompetensi perawat generik.
Unit kompetensi yang banyak harus Oleh karena itu, studi antara kepuasan
dikuasai bagi perawat adalah bagaimana pasien pada pasien rawat inap dan rawat
melakukan asuhan keperawatan dengan jalan harus seimbang. Bahkan, pasien
caring dan memiliki kemampuan rawat jalan juga diperlukan untuk menilai
komunikasi yang baik pada pasien. termasuk kepuasan pasien terhadap
layanan keperawatan yang diterima.
Kompetensi perawat yang utama harus Sebuah penelitian oleh (Lopes, Cardoso,
diperhatikan adalah mambantu pasien Alves, & D’Innocenzo, 2009).
mendapatkan kembali kesehatan mereka menyebutkan bahwa kepuasan pasien
melalui proses penyembuhan dengan rawat jalan tergantung pada bagaimana
interaksi didalamnya. Salah satu harapan dan kebutuhan mereka melalui
kompetensi perawat yakni fokus pada asuhan keperawatan yang diberikan oleh
kebutuhan perawatan kesehatan pasien perawat. Studi lain oleh Chahal & Mehta
secara keseluruhan, termasuk upaya (2014) menunjukkan bahwa dimensi
mengembalikan kesehatan emosional, asuhan keperawatan seperti ketersediaan
spiritual dan sosial (Berman, Shirlee, & perawat pada saat dibutuhkan, dukungan
Geralyn, 2016). fisik dan psikologis, caring, dan
penyediaan informasi kesehatan sangat
Selain itu, dalam perawat juga berperan mempengaruhi kepuasan pasien.
dalam memperhatikan kebutuhan dasar
manusia melalui proses keperawatan Menurut Tang et al. (2013), terdapat
dengan kompetensi dalam hal: model interaksi yang mempengaruhi
pengkajian, membuat diagnosa kepuasan pasien. Model ini
keperawatan, membuat rencana asuhan dikembangkan oleh Cox (1982) dimana
keperawatan, melakukan implementasi terdapat empat elemen yakni: dukungan
dan evaluasi (Perry & Potter, 2016). afektif, kompetensi perawat, penyediaan
Pelayanan keperawatan termasuk dalam informasi kesehatan dan kontrol
rawat inap dan rawat jalan yang penilaian keputusan. Tang et al. (2013)
mutu pelayanannya dapat terkait dengan menggunakan interaksi elemen dalam
kepuasan pasien (Kleefstra, Zandbelt, de model ini untuk mengukur kepuasan
Haes, & Kool, 2015). pasien. Salah satu indikator dari model
interaksi perawat-pasien tersebut adalah
Rawat jalan adalah bagian dari layanan kompetensi perawat.
rumah sakit yang berperan penting dalam
Jenis Kelamin
Laki-laki 126 (42.7)
Perempuan 169 (57.3)
Pendidikan
SD 31 (10.5)
SMP 48 (16.3)
SMA 142 (48.1)
Perguruan tinggi 74 (25.1)
Pekerjaan
PNS 52 (17.6)
Swasta 91 (30.8)
Petani 25 (8.5)
Ibu Rumah tangga 88 (29.8)
Pelajar 12 (4.1)
Wirausaha 27 (9.2)
Tabel 3 Gambaran kategori kepuasan pasien pada pelayanan keperawatan di rawat jalan
(n=295)
Kategori Frekuensi Persentase (%)
Kurang Puas (0-31) 78 26,4
Cukup Puas (32-36) 202 68,5
Puas (≥37) 15 5,1
Tabel 2 menujukkan hasil penelitian berada pada level cukup puas (68,5%).
didapatkan nilai rerata kepuasan pasien Hal ini menunjukkan bahwa 68,5%
adalah 33 (95% CI : 32,57 - 33,44), pasien rawat jalan mengungkapkan
dengan nilai terendah 15 dan nilai kepuasan terhadap pelayanan
tertinggi 41 pada skala skor (12 - 60). keperawatan berada pada level sedang,
Nilai kepuasan pasien dengan rerata 33 yakni cukup puas.
Dari tabel 3, terlihat hubungan yang bahwa kepuasan pasien di rawat jalan
signifikan antara kompetensi perawat harus lebih dari 90%. Berdasarkan hasil
dengan kepuasan pasien dilihat dari p penelitian dapat dilihat kepuasan pasien
value 0,0001. Selain itu, nilai r = 0,500, pada pelayanan keperawatan di rawat
yang berati bahwa hubungan kompetensi jalan masih kurang 21,5% dari standar
perawat dengan kepuasan pasien pelayanan minimal rumah sakit.
menunjukkan hubungan sedang (0,26-0,5 Pernyataan responden yang menyatakan
= kekuatan hubungan sedang). pada level cukup puas menggambarkan
bahwa pasien di rawat jalan RSUD Dr.
Tanda positif mempunyai arti hubungan Achmad Mochtar Bukittinggi belum
yang searah, sehingga dapat disimpulka sepenuhnya puas dengan pelayanan
bahwa semakin tinggi kompetensi keperawatan yang diberikan. Penelitian
perawat dalam memberikan pelayanan Tateke, Woldie, & Ololo (2012)
keperawatan, maka akan semakin tinggi memperlihatkan hasil perbedaan yang
pula kepuasan pasien. Nilai koefisien signifikan tentang kepuasan pasien rawat
determinan (r2) adalah 0,25, yang berarti jalan di rumah sakit pemerintah dan
bahwa kompetensi perawat dapat swasta. Faktor penentu kepuasan tersebut
menjelaskan kepuasan pasien sebesar berada pada harapan tentang layanan,
25%. Perawat yang memilki kompetensi kecukupan yang dirasakan saat konsultasi
yang baik, akan memberikan pelayanan dan pemberian informasi yang adekuat,
yang maksimal dan memuaskan pasien. serta kompetensi teknis perawat. Hanya
sekitar 18% dari pasien di rumah sakit
PEMBAHASAN pemerintah sangat puas dengan pelayanan
Kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan. Sementara itu, hanya
keperawatan di rumah sakit adalah 47,9% pasien yang puas terhadap
ukuran persepsi pasien terhadap pelayanan keperawatan di rumah sakit
perawatan medis (pasien menerima) dan swasta.
sistem perawatan kesehatan yang
diberikan oleh perawat. Mortazavi, et. al Dalam pencapaian Standar Pelayanan
(2009) mengungkapkan bahwa Minimal (SPM) di rawat jalan, kepuasan
pemahaman yang lebih baik terhadap pasien menjadi salah satu indikator yang
perilaku pasien dan kebutuhan medis dapat ditingkatkan melalui peningkatan
mereka secara umum akan kepuasan kualitas pelayanan khususnya dalam hal
pasien pada pelayanan yang telah ini adalah pelayanan keperawatan.
diberikan. Hasil penelitian didapatkan Perawat harus memiliki kompetensi yang
nilai rata-rata kepuasan pasien adalah 33. baik dalam melakukan asuhan
Nilai ini menyatakan bahwa rata-rata skor keperawatan agar tercapai pelayanan
kepuasan pasien menunjukkan kepuasan yang berkualitas dan bermutu, sehingga
pasien hanya 68,5% terhadap pelayanan dapat meningkatkan kepuasan pasien.
keperawatan di rawat jalan. Kompetensi yang diteliti berupa
profesionalitas dalam melakukan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) prosedur perawatan pada pasien,
menurut Depkes (2008), mengungkapkan termasuk teknik pengkajian yang baik,
bahwa semakin tinggi kompetensi, maka kompetensi yang dimiliki oleh seorang
kepuasan pasien tentunya akan semakin perawat di rawat jalan, maka akan
tinggi. Nilai koefisien determinan 0,25 semakin tinggi kepuasan pasien pada
juga berarti bahwa kompetensi perawat pelayanan keperawatan yang diberikan.
dapat menjelaskan kepuasan pasien Diharapkan perawat dapat meningkatkan
sebesar 25%. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi dalam melakukan pelayanan
kompetensi perawat cukup berkontribusi keperawatan, sehingga secara umum
dalam menentukan kepuasan pasien pada mutu pelayanan keperawatan dapat
pelayanan keperawatan. meningkat.
2.001 0964834
Naidu, A. (2009). Factors affecting Tateke, T., Woldie, M., & Ololo, S.
patient satisfaction and healthcare (2012). Determinants of patient
quality. International Journal of satisfaction with outpatient health
Health Care Quality Assurance, services at public and private
22(4), 366–381. hospitals in Addis Ababa, Ethiopia.
https://doi.org/10.1108/0952686091 African Journal of Primary Health