Destilasi Air Laut Menjadi Air Tawar Menggunakan Sistem Tipe Kabinet Dengan Memanfaatkan Energi Sinar Matahari

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

DESTILASI AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR

MENGGUNAKAN SISTEM TIPE KABINET DENGAN


MEMANFAATKAN ENERGI SINAR MATAHARI

YulianForiani1*,MaksiGinting1

1
Laboratorium Konversi Energi Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau
Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia
*yulianforiani31@gmail.com

ABSTRACT

Distillation of seawater into fresh water by using cabinet-type tools by utilizing


sunlight energy has been successfully used for the experimental method where the
stage of manufacture and manufacture of equipment was carried out in March at
the Jakarta, Riau. The distillation process of seawater produces fresh water
distillates. The sample was obtained from the beach of Nirwana, West Sumatra as
much as 200 liters. This sample is processed to obtain distillate by placing the
device in an open location which will be exposed to direct sunlight. This sea water
distiller is used in appropriate technology-based research that is technology that
fits the needs of the people living around the coastal area. This research was
carried out for 8 days of observation in sample I, the experimental results showed
that the ambient temperature would increase at 12.00 WIB, with the intensity of
solar radiation amounting to 251 W/m2 and a brightness index of 68 %. The
lowest intensity of solar radiation occurs at 09.00 WIB by 120 W/m2 with a
brightness index of 57 % and 7 days of observation in sample II, the experimental
results show that the ambient temperature will increase at 15.00 WIB, with the
intensity of solar radiation of 156 W/m2 and brightness index of 58 %. The lowest
intensity of solar radiation occurs at 11.00 WIB by 115 W/m2 with a brightness
index of 51 %. This distillate process produces 42870 milliliters of fresh water
that has met consumption standards. The average volume of fresh water obtained
per day is 2873 milliliters for 6 hours of research. The highest volume in the study
at 12.00 WIB was 7129 milliliters. There sults of this experiment show that the
higher the intensity of solar radiation, the higher the ambient teperature and
evaporation temperature and the more volume of fresh water obtained.
Keywords: distillation, sea water, cabinet type, sunlight energy.

1
ABSTRAK
Destilasi air laut menjadi air tawar dengan menggunakan alat tipe kabinet dengan
memanfaatkan energi sinar matahari telah berhasil untuk digunakan metode
eksperimen dimana tahap peracangan dan pembuatan alat dilaksanakan pada
bulan maret bertempat dipekanbaru, Riau. Proses destilasi air laut menghasilkan
destilat berupa air tawar. Sampel di dapat dari pantai nirwana, Sumatra Barat
sebanyak 200 liter. Sampel ini diproses untuk mendapatkan destilat dengan
menempatkan alat pada lokasi terbuka yang akan terkena paparan sinar matahari
langsung. Alat penyuling air laut ini digunakan pada penelitian yang berbasis
teknologi tepat guna yaitu teknologi yang cocok dengan kebutuhan masyarakat
yang tinggal disekitar daerah pantai. Penelitian ini dilakukan selama 8 hari
pengamatan pada sampel I, hasil eksperimen menunjukan bahwa temperatur
sekitar akan mengalami kenaikan pada pukul 12.00 Wib, dengan intensitas radiasi
matahari sebesar 251 W/m2 dan Indeks kecerahan sebesar 68%. Intensitas radiasi
matahari terendah terjadi pada pukul 09.00 Wib sebesar 120 W/m2 dengan indeks
kecerahan sebesar 57% dan 7 hari pengamatan pada sampel II, hasil eksperimen
menunjukan bahwa temperatur sekitar akan mengalami kenaikan pada pukul
15.00 Wib, dengan intensitas radiasi matahari sebesar 156 W/m2 dan Indeks
kecerahan sebesar 58%. Intensitas radiasi matahari terendah terjadi pada pukul
11.00 Wib sebesar 115 W/m2 dengan indeks kecerahan sebesar 51%. Proses
destilat ini menghasilkan 42870 mililiter air tawar yang telah memenuhi standar
konsumsi. Rata-rata volume air tawar yang diperoleh perharinya sebesar 2,873
mililiter selama 6 jam penelitian. Volume tertinggi pada penelitian pada jam 12.00
WIB sebesar 7129 mililiter. Hasil eksperimen ini menunjukan bahwa semakin
tinggi intensitas radiasi matahari maka semakin tinggi juga temperatur sekitar dan
temperatur evaporasi serta semakin banyak volume air tawar yang didapat.
Kata kunci : destilasi, air laut, tipe kabinet, energi sinar matahari.

2
PENDAHULUAN alamiah juga tidak menimbulkan
radiasi matahari sehingga sangat
Energi radiasi matahari
ekonomis dalam pemanfaatan
merupakan energi matahari yang
kebutuhan pemanasan (Haryudo,
persediannya tidak akan habis dan
2003). Energi matahari atau energi
bersifat relatif bebas polusi (Culp,
surya dapat dimanfaatkan sebagai
1979). Indonesia yang merupakan
salah satu cara untuk mendapatkan
negara khatulistiwa mendapat
air bersih, yaitu dengan proses
penyinaran matahari yang cukup
penyulingan (destilasi). Penyulingan
sepanjang tahun dengan jumlah
merupakan cara efektif untuk
energi yang diterima sebesar 0,9 x
menghasilkan air bersih yang bebas
1018 kJ / tahun. Daerah yang
dari kuman, bakteri dan kotoran yang
memiliki potensi radiasi matahari
berupa padatan kecil.
yang cukup baik yang mana salah
Kolektor surya berfungsi
satu daerahnya adalah Provinsi Riau.
sebagai penguat panas dengan
Pengembangan pemanfaatan energi
memanfaatkan matahari sebagai
dan jumlah penduduk semakin
sumber energi utama (Duffie dan
meningkat, sementara persedian
Beckman, 2013).
sumber daya alam yang terbatas.
METODE PENELITIAN
Teknik pengolahan air laut
Metode yang
dari segi ekonomis masih terlalu
digunakandalampenelitianiniadalahm
mahal sehingga diperlukan adanya
etodeeksperimenbertujuan untuk
metode alternatif pengolahan air laut
melihat kinerja alat destilasi
yang memiliki efisiensi pengolahan
berfungsi secara baik atau buruknya.
dari biaya yang relatif terjangkau.
a.Alat Penyulingan Air Laut
Pengolahan menggunakan alat
Alat penyuling air laut ini
destilasi yang relatif terjangkau salah
digunakan pada penelitian yang
satunya yaitu dengan cara penguapan
berbasis teknologi tepat guna yaitu
menggunakan sinar matahari sebagai
teknologi yang cocok dengan
sumber energinya. Energi matahari
kebutuhan masyarakat yang tinggal
mudah didapat karena tersedia
disekitar daerah pantai. Alat ini

3
dibuat dengan bahan-bahan seperti: d. Ulangi Pengukuran setiap 1 (Satu)
Alat penyerap dari aluminium, jam seperti langkah-langkah pada
pasircor, isolator dari gabus dan bagian B sampai jam 15.00
triplek. e. Lakukan seperti bagian A sampai
dengan bagian D sampai 15 (Lima
Belas) hari pengamatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


a. Intensitas Radiasi Matahari dan
Indeks Kecerahan

Gambar 1 Bagian bawah rancangan Hasil pengamatan rata-rata


alat destilasi air laut dari intensitas radiasi matahari
b.Prosedur Penelitian menggunakan Lux Meter selama 15
hari pengamatan terhadap jam
Merakit terlebih dahulu
pengamatan dapat dilihat pada Tabel
semua peralatan yang digunakan
1 dan digambarkan langsung dalam
sesuai dengan yang sudah
bentuk grafik pada Gambar 1
direncanakan.Langkah-langkah yang
dilakukan adalah:
a. Pada jam 09.00 WIB isi ruangan
dengan air laut sedalam 1 cm
lalucatatkeadaancuaca, ukur suhu
air, suhu bagian dalam atap, dan
suhu sekitar.
b. Tepat jam 10.00 WIB ukur lagi Gambar 2. Grafik hubungan antara
suhu air, suhu bagian dalam dari intensitas radiasi matahari terhadap
penutup dan suhu sekitar. jam pengamatan selama 8 hari
c. Setalah itu cek bak penampung pengamatan.
dan timbang massa air suling yang di
hasilkan.

4
manusia dan indeks kecerahan
terendah pada pukul 09.00 WIB
dikarnakan matahari pada jam
tersebut baru terbit.

b.Volume Air Tawar Hasil Destilat


Gambar 3. Grafik hubungan antara
Intensitas radiasi matahari
intensitas radiasi matahari terhadap
jika kecil maka yang sampai
jam pengamatan terhadap 7 hari
kepermukaan bumi laju penguapan
pengamatan.
akan menurun, sehingga destilat
Berdasarkan data pada yang dihasilkan sedikit. Data rata-
Gambar 1 dan 2. terlihat bahwa rata volume air tawar dari proses
intensitas radiasi tertinggi terletak distilat terhadap jam pengamatan
pada pukul 12.00 dapat dilihat pada gambar 3
WIB.

Gambar 5. Grafik sampel I


Gambar 4. Grafik hubungan antara hubungan volume air suling hasil
indeks kecerahan (KT) terhadap jam destilasi pada setiap harinya.
pengamatan selama 8 hari
pengamatan dan selama 7 hari
pengamatan.
Berdasarkan Gambar 4.
Terlihat bahwa indeks kecerahan
tertinggi pada pukul 12.00 WIB
dikarnakan pada pukul 12.00 WIB
matahari berdiri tepat diatas kepala

5
Gambar 6. Grafik sampel II
hubungan volume air suling hasil
destilasi pada setiap harinya.
Data hasil rata-rata
produktivitas air tawar yang
dihasilkan selama 8 dan 7 hari
digambarkan dalam bentuk grafik
pada gambar 5dan 6. Rata-rata air Gambar 8. Grafik hubungan
tawar yang dihasilkan 2,873 temperatur terhadap jam pengamatan
selama 7 hari pengamatan.
liter/hari.
Temperatur dalam ruang
c. Temperatur
evaporasi lebih tinggi dibanding
Data rata-rata hasil temperatur yang berada diluar ruang
pengamatan pada temperatur kaca evaporasi (temperatur sekitar) karna
(Tp), dinding (Td), basin (Tb), dan disebabkan oleh efek rumah kaca.
sekitar (Ts) selama 8 dan 7 Hari d. hubungan Antara Intensitas
Radiasi Matahari dan Temperatur
pengamatan jam pengamatan dapat
Sekitar dengan Volume Hasil
dilihat pada Gambar 7 dan 8. Destilat

Tingginya intensitas radiasi


matahari memperbesar laju
penguapan pada air tawar yang
dihasilkan juga akan besar.

Gambar 7. Grafik hubungan


temperatur terhadap jam pengamatan
selama 8 hari pengamatan.

Gambar 9. Hubungan antara


intensitas dan volume hasil destilasi
terhadap hari pengamatan.

6
KESIMPULAN

Destilasi merupakan alat


yang berfungsi untuk pemisahan
larutan menjadi zat terlarut dan
pelarut dengan cara pengembunan
Gambar 10. Hubungan antara dan penguapan. Berdasarkan hasil
intensitas dan temperatur sekitar
dari penelitian dan pembahasan maka
hasil destilasi terhadap hari.
dapat disimpulkan bahwa:

1. Intensitas rata-rata

maksimum dari radiasi matahari

selama 8 hari penelitian sebesar 251

W/m2 berada pada pukul 12.00 Wib


Gambar 11. Hubungan antara
intensitas dan volume air tawar hasil
dengan indeks kecerahan sebesar
destilasi terhadap hari pengamatan.
Intensitas rata-rata 68%. Intensitas rata-rata minimum
maksimum radiasi maksimum radiasi matahari selama 8 hari
terdapat pada jam 12.00 penelitian
2
penelitian sebesar 120 W/m2 dengan
sebesar 453 W/m , dengan
temperatur sekitar 35 oC dan volume indeks kecerahan sebesar 57%
destilat sebesar 7129 mililiter. berada pada pukul 09.00 dan
Volume destilat maksimum
Intensitas rata-rata maksimum dari
diperoleh pada jam 09.00 penelitian
sebesar 125 W/m2, dengan radiasi matahari selama 7 hari
o
temperatur sekitar 31,5 C dan penelitian sebesar 156 W/m2 berada
volume destilat sebesar 3908
pada pukul 15.00 Wib dengan indeks
mililiter.
kecerahan sebesar 58%. Intensitas

rata-rata minimum radiasi matahari

selama 7 hari penelitian sebesar 115

7
W/m2 dengan indeks kecerahan kolektor dan temperatur minimum

sebesar 51% berada pada pukul terjadi pada temperatur sekitar.

11.00 Temperatur kolektor maksimum

2. Proses destilasi air laut yang terjadi pada pukul 12.00 sebesar

menggunakan kolektor berpenutup 63,6oC dengan temperatur sekitar

miring menggunakan kaca dapat sebesar 34,9oC dan temperatur

menghasilkan destilat berupa air kolektor minimum terjadi pada pukul

tawar dengan rata-rata sebesar 2873 09.00 sebesar 35,7oC dengan

mililiter/hari. Proses maksimum temperatur sekitar sebesar 31,3 oC

destilat air tawar pada sampel I pada sampel I dan pada sampel II

terjadi pada hari ke- 3 sebesar 3659 Temperatur kolektor maksimum

mililiter dan produksi minimum terjadi pada pukul 14.00 sebesar

destilat air tawar terjadi pada hari ke- 62,7oC dengan temperatur sekitar

1 sebesar 1872 liter dan pada sampel sebesar 34,0oC dan temperatur

II hasil maksimum terjadi pada hari kolektor minimum terjadi pada pukul

ke - 7 sebesar 3189 mililiter dan hasil 09.00 sebesar 39,6oC dengan

minimum terjadi pada hari ke-5 temperatur sekitar sebesar 31,3oC.

sebesar 2310 mililiter maka hasil air Besar kecilnya temperatur yang

tawar yang diperoleh sudah dihasilkan tergantung pada intensitas

memenuhi standar konsumsi. radiasi matahari yang sampai ke

3. Temperatur maksimum pada permukaan bumi.

penelitian selama 8 dan 7 hari

penelitian terjadi pada temperatur

8
DAFTAR PUSTAKA Djoko.2004.Lautan
Nusantara.Djambatan.Jakarta
Aditya B. Energi Sources. Definisi
dari Energi Matahari dan Duffie, J. AdanBeckan, W. A.
Cara Pemanfaatannya, 2011. 1980.Solar Engineering of
Thermal Processes.
Astawa K, Sucipta M. 2011.
AWileyIntersciencePublication
AnalisaPerformansiDestilasi
. Canada.
Air LautTenaga Surya
MenggunakanPenyerapRadia Erniwati,1993, Penyulingan Air
si Surya Tawar Dari Air Asin Dengan
TipeBergelombangBerbahan Kolektor Surya, Hasil
DasarBeton.JurnalIlmiahTek Penelitian Fakultas Keguruan
nikMesin 5(1): 7-13. dan Ilmu Pendidikan,
UNHALU, Kendari.
BuchoriLuqaman. 2007.
PerpindahanPanas (Heat Gabriel, J. F. 2001.Fisika
Transfer). JurusanTeknik Lingkungan. Kanisius. Jakarta.
Kimia FalkutasTeknik.
Giancoli. D.C. 1998 Fisika Edisi
UNDIP. Semarang.
kelima (terjemahan Yuhiza
Burmawi. 2014. Pengolahan Air Hanum), Jakarta: Penerbit
Laut Menjadi Air Bersih dan Erlangga.
Garam dengan Destilasi
Ginting,M.2010.Modul1EnergiSurya
Tenaga Surya. Vol. 4, No. 1.
.JurusanFisika,UniversitasRiau,
Darpito H. dkk. 1996. Kualitas dan Pekanbaru.
Penanganan Penyediaan Air
Harto, Sri. 1998. AnalisisHidrologi,
Bersih di Desa desa Pantai di
Jakarta. PT
Indonesia. “Seminar Nasional
GramediaPustakaUtama.
Pengolaan Sumber Daya Air di
Indonesia 1996”. ITB. Haryudo SI. (2003). Penggunaan
Bandung. Tenaga Surya pada Penerangan

9
Perahu Nelayan. Jurnal Sain Solar Dew. New York City.
dan Teknologi, pp: 1693- 0851. www.solardew.com. (diakses
pada tanggal 28 Apri1 2004).
Howell,J.R.,Bannerot,R.B.,Vliet,G.C
Soedarto. (2004). Penyediaan Air
.1982.Solar-
Tawar Menggunakan
thermalEnergySystem.UnitedSt
Teknologi Distilasi Air Laut
ated.Amerika.
Flash Evaporation Bertenaga
Jansen TJ. 1995. Teknologi Tenaga Surya. Jurnal Sain dan
Surya, Judul asli Solar Teknologi, pp: 1693-085.
Engineering Tecnology
Said, N. I., (2010). Pengolahan
diterjemahkan oleh Wiranto
Payau Menjadi Air Minum
Arismunandar. Jakarta:
dengan Teknologi Reverse
Pradnya Paramita.
Osmosis. Jakarta.
Jhon. A. Duffie dan William. A. Siagian S. 2015. Analisis
Backman, Solar Enginering Karaketeristik Unjuk Kerja
Thermal Processes, Jhon Kondensor Pada Sistem
Wiley & Son Inc (1980). PP. Pendingin (Air Conditioning)
641-651. yang Menggunakan Freon R-
134 a Berdasarkan Pada
Jhon. R. Howell, Solar Thermal
Variasi Putaran Kipas
Energy system, Mc Graw Hill
Pendingin.Bina Teknika. Vol
Book Publishing Company
11 No. 2.
(1982). PP. 1-13.
Soemarto, C. D. 1987.Hidrologi
Kodoatie,R.2005.PengelolaanSumbe
Teknik. UsahaNasional.
rDayaAir.Andi,Yogyakarta.
Surabaya.
Nur.2005.Faktor-
Tanuseka HH. Sutanhaji TA. 2013.
faktoryangmempengaruhisalini
Rancang Bangun dan Uji
tas.Kanisius.Jakarta.
Kinerja Alat Desalinasi Sistem
Potter M. (2004). New Technology Penyulingan menggunakan
for Point of Use Desalination.

10
Panas Matahari dengan
Pengaturan Tekanan Udara,
Jurnal Teknik Pertanian Tropis
dan Biosistem Vol. 1 No. 1.

UnitedNationalsConventionontheLa
wofTheSea(UNCLOS). 1982.

Wisnubroto, S. 2004.Meteorologi
Pertanian Indonesia.
FalkutasUGM. Yogyakarta

11

You might also like