Central Bank Policy Mix: @next Level
Central Bank Policy Mix: @next Level
Central Bank Policy Mix: @next Level
Outline
Pertumb. output,
pengangguran, inflasi
(Macro Welfare)
Secara matematis:
1
L p ( t *) 2 y ( y y*) 2
2
Pengelolaan Sisi D-S & 5
AS0
Harga AS1 Kebijakan Ekonomi Makro
(P) Pengelolaan Sisi Penawaran
(Supply Side Management)
- Kebijakan Ekonomi Sektoral
- Kebijakan Struktural (TK, Iptek)
p2
- Pengendalian Inflasi
p1 KOORDINASI (VF, AP)
KEBIJAKAN - Reformasi Struktural
p0 - SSK
Untuk mencapai tujuan Stabilitas Nilai Rupiah, BI melaksanakan tugas pokok, yakni (i) Menetapkan dan melaksanakan
kebijakan Moneter, (ii) Mengatur dan menjaga kelancaran Sistem Pembayaran, dan (iii) Stabilitas Sistem Keuangan
Ketiga bidang tugas tersebut diintegrasikan dalam suatu strategi “bauran kebijakan” (Policy Mix), agar
pencapaian tujuanBI dapat dilaksanakan secara efektif dan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang sustainable.
SEKTOR MENJAGA
KEUANGAN STABILITAS
(TERMASUK UMKM) mendukung pertumbuhan
ekonomi yang sustainabel
9
9
10
10
Tantangan Perekonomian Periode Krisis:
Macro-Financial Linkages
Stabilitas Keuangan
(Pertumbuhan Kredit, Harga Aset, Risiko Gagal) Geopolitik
11
11
Pascakrisis global kebijakan bank sentral perlu memperhitungkan keterkaitanyang semakin kuat
antara stabilitas moneter, SSK, dan sistem pembayaran. Perlunya koordinasi/bauran kebijakan,
termasuk koordinasi dengan otoritas kebijakan lainnya.
BANK INDONESIA
Pre Global Crisis
Bauran instrumen kebijakan merupakan bagian dari strategi penting untuk mengoptimalkan
pengelolaan “trilema” kebijakan moneter dalam “small open economy” ….
Mengatasi risiko yg berkaitan Stabilitas Moneter Stabilitas Sistem Keuangan Mengatasi risiko sistem
dengan: keuangan yg disebabkan oleh:
Kebijakan Moneter Kebijakan Makroprudensial (risiko sistemik)
• Pertumbuhan ekonomi (stabilitas harga) • Melemahnya kondisi keuangan
• Inflasi • Ketidakseimbangan keuangan dan
• Current Account Deficit Suku bunga Loan to Value (LTV)
sektoral
• Nilai tukar GWM, etc Countercyclical Capital Buffer etc • Perilaku tidak berhati-hati,dll.
Upswing
Monetary Policy
Macroprudential Policy
Inflasi
Tinggi
2014 - 2015 2012-2013
1 PENGENDALIAN INFLASI
3 STABILITAS SISTEM KEUANGAN 5 EKONOMI & KEUANGAN
DIGITAL
TPI & TPID. Program untuk mengatasi • KSSK. Pencegahan dan penanganan krisis
ketersediaan pasokan, harga Koordinasi antara BI-OJK
keuangan.
terjangkau, kelancaran distribusi, dan tentang kebijakan
• Harmonisasi kebijakan makroprudensial-
koordinasi yang efektif. keuangan digital dalam
mikroprudensial BI-OJK.
sistem pembayaran dengan
• Koordinasi BI-LPS.
kebijakan keuangan digital
untuk mendorong
intermediasi keuangan.
2 PENINGKATAN STRUKTUR
EKONOMI
4 PENDALAMAN PASAR
Koordinasi lintas
kementerian dan lembaga
KEUANGAN untuk membangun
Rapat Koordinasi Triwulanan antara ekosistem ekonomi &
Pemerintah Pusat-Daerah dan BI FK-PPK (Forum Koordinasi Pendalaman keuangan digital.
(Rakorpusda) berfokus pada Pasar Keuangan) berfokus pada inovasi
Pembentukan Komite
peningkatan defisit transaksi berjalan, instrumen pembiayaan ekonomi melalui
Nasional untuk
pembiayaan investasi, terutama pasar keuangan, pengembangan
pengembangan keuangan
infrastruktur, dan pengembangan infrastruktur dan perluasan basis investor,
digital.
ekonomi & keuangan digital. dan harmonisasi peraturan
20
21
Penurunan suku bunga kebijakan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebanyak 4 (empat) kali dalam 2020 sebesar
1 100 bps menjadi 4,00%. Keputusan ini sejalan dengan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi, serta dengan
mempertimbangkan rendahnya tekanan inflasi dan relatif stabilnya nilai tukar Rupiah.
Kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah melalui intervensi di pasar spot, DNDF, dan pembelian SBN dari pasar
2 sekunder, di tengah masih berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global.
Pelonggaran moneter (Quantitative Easing) sebesar Rp662,1 triliun dengan injeksi likuiditas ke perbankan untuk
3 mendukung program pemulihan ekonomi nasional. Perlu percepatan realisasi APBN dan program restrukturisasi kredit.
Penyediaan pendanaan dan berbagi beban untuk pembiayaan APBN guna mendukung program pemulihan ekonomi
4 nasional melalui pembelian SBN dari pasar perdana (SKB 16 April 2020) dan secara langsung (SKB 7 Juli 2020).
Penyediaan pendanaan bagi LPS untuk antisipasi maupun penanganan bank bermasalah melalui mekanisme repo
5 dan/atau pembelian SBN (PP No. 33 Tahun 2020)
Mempercepat digitalisasi sistem pembayaran berdasarkan untuk percepatan implementasi ekonomi dan keuangan
6 digital sebagai bagian dari upaya pemulihan ekonomi melalui kolaborasi antara bank dan fintech untuk melebarkan akses
UMKM dan masyarakat kepada layanan ekonomi dan keuangan.
29
Strategi Pemulihan Ekonomi Mengawal Era New Normal… 30
30
Setelah kontraksi Q2-2020, aktivitas ekonomi global terindikasi mulai membaik, Perpres Nomor 82 Tahun 2020:
seiring dengan meningkatkan mobilitas manusia dan dampak stimulus fiskal dan Komite Penanganan Covid-19 dan PEN (Juli
moneter. Pola pemulihan ekonomi diperkirakan berjalan lambat hingga 2021… 2020). INDONESIA Aman, Sehat, Berdaya,
Tumbuh, Bekerja
Penguatan sinergi kebijakan pemulihan ekonomi nasional diperlukan untuk:
(i) pembukaan sektor produktif dan aman, (ii) percepatan realisasi APBN dan
Ratas 24 Agustus 2020:
APBD, (iii) program restrukturisasi kredit & dunia usaha, (iv) stimulus • Strategi menyeimbangkan antara gas dan
moneter & makroprudensial, serta (v) digitalisasi UMKM, ekonomi keuangan rem untuk penanganan COVID-19 &
ekonomi dengan takaran yg tepat.
• Penguatan komunikasi untuk menjaaga
confidence market.
• Untuk mengungkit pemulihan ekonomi,
skema cash transfer, bantuan langsung ke
masyarakat dipercepat. Mendorong
konsumsi domestik plus investasi.
STRATEGI IMPLEMENTASI:
Pandemi
Click tomemperlebar inequality.
edit Master title style Dari aspek 1. “Dynamic optimization” with multiple constraints.
ekonomi (unemployment, income degeneration,
• Penanganan krisis kesehatan dan krisis ekonomi harus
poverty) & sosial (kesehatan, pendidikan, malnutrisi).
berjalan “beriringan” secara optimal. Perlu prioritasisasi
Keterbatasan akses digital juga berpotensi
relatif penanganan kesehatan vs ekonomi. Speed matters.
memperbesar disparitas tersebut.
• Menjaga keseimbangan respons kebijakan, akuntabilitas &
tranparansi, serta efektivitas implementasi. Efektivitas
FOKUS: implementasi suatu kebijakan dipengaruhi oleh kebijakan lain,
1. Pendidikan dan pengembangan modal SDM kecepatan, prosedur dan “mindset” penegakan tata-takelola.
2. Infrastruktur dasar dan pelayanan publik
2. Timing mengatasi “supply- 3. Penguatan kolaborasi dan
(modal kesehatan)
demand racing” penciptaan breakthrough
3. Pemberdayaan ekonomi rakyat (ie. UMKM,
• Merepons tekanan sisi • Mengedepankan cara-cara
start-ups, syaria)
demand dalam jangka pendek, pemulihan yg inovatif guna
4. Faktor teknologi (Inovasi) dan digitalisasi
dengan harapan akan diikuti menciptakan terobosans
5. Aspek kelembagaan & kolaborasi
peningkatan sisi penawaran. • Krisis yang multidimensi yang
• Stimulus fiskal memegang melanda semua daerah, so
New sources of growth: potensi kekayaan Alam peranan penting, next perlu penanganan
(SDA), budaya/values (cultural capital) nusantara, diharapkan stimulus moneter menggunakan pendekatan
penduduk (TK & mkt.size), & bonus demografi dan keuangan akan bekerja yang lebih komprehensif dan
(millennials focus). Basis pemberdayaan ekonomi untuk mengakselerasi kegiatan terkoordinasi (pusat-daerah)
umat (moslem dominance) sektor riil lebih lanjut. dengan optimal.
We’ve Done A Lot …. 32
What’s Next?
Click to edit Master ……
title style
1. Stronger coordination: to continue the right national policy mix (integrated policy
framework) with an appropriate implementation strategy in the field.
Retaining prudent economic policy, credibility is not taken for granted. Is the central
bank the only ‘game in town’? Countercyclical fiscal role?
2. Focus on generating and habituating new sources of growth (‘endowment-based’ –
‘Berdikari’):
- Economic empowerment (SMEs, sharia-based economy), The show must go on ….
- Innovative & creative economy (frugal innovation),
3. Navigating “the 2nd new normal”:
- Higher “expectation” vs. new forms of leadership
and governance; communication in time of crisis
- “Knowledge is King”, accelerating digitalization is a must!
“… sukses suatu bangsa bukan ditentukan oleh kebudayaan, iklim, geografi, tingkat kepatuhan pada kebijakan yang benar,
atau agama…. Namun, ditentukan oleh (baiknya) pengelolaan KELEMBAGAAN ekonomi dan politik…, secara INKLUSIF”
(Acemoglu & Robinson, 2011)
33