0% found this document useful (0 votes)
49 views12 pages

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1/ 12

Magister Manajemen Pendidikan e-ISSN 2549-9661

FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Volume: 6, No. 2, Juli-Desember 2019


jurnalkelola@gmail.com Halaman: 157-168

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru untuk


Meningkatkan Mutu Pendidikan

Nurkolis Siri Kastawi


Manajemen Pendidikan Universitas PGRI Semarang
nurkolis@gmail.com

Yovitha Yuliejantiningsih
Manajemen Pendidikan Universitas PGRI Semarang
juliejanti@gmail.com

ABSTRACT
The purpose of this study to find out (1) the steps of continuous professional development
(CPD) of teachers, (2) the methods and techniques of CPD, (3) the models of CPD, (4)
thefinancing of CPD, and (5) the constraints of CPD. The research approach is qualitative
while the type is phenomenological. The study was conducted in Demak Regency in 2019.
Data collection techniques used questionnaires, interviews, and documentation. The research
step follows the Miles and Huberman model. Analysis of data using qualitative research
software NVivo 11 Plus. The results showed (1) the steps of CPD consist of need assessment,
implementation, and evaluation, (2) the most widely used methods were education and
training, lectures, simulations, discussions, and behavior modeling, (3) the models most
widely used professional learning groups, (4) the biggest funding source from the personal of
teachers and local government, and (5) the main constraints are in terms of time, funding,
lack of programmability, and lack of assistance. The intensive CPD implementation has
succeeded in improving the quality of education in Demak District. In order for CPD to
improve more quality of education, it is suggested that several things (1) CPD steps need to
be improved starting from the measurement of teacher needs to evaluation, (2) the methods,
techniques, and models that are still rarely used should be tried to apply, (3) it needs to explore
funding from the public, (4) minimize the main obstacles that arised, and (5) the need of
operational policy from District Education Office of Demak.

Keywords: CPD Effectiveness, CPD Methods and Techniques, CPD Model, CPD
Financing, KKG & MGMP

Article Info
Received date: 16 November 2019 Revised date: 18 Desember 2019 Accepted date: 20 Desember 2019

PENDAHULUAN tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019, Buku


Kementerian Pendidikan Republik II. Sementara itu kompetensi pedagogik dan
Indonesia telah melakukan pemetaan profesional guru di Jawa Tengah mencapai
kompetensi guru sejak tahun 2012. Pada saat itu 50,44 pada skala 100 (Kemdikbud, 2015).
diketahui bahwa rata-rata kompetensi Dalam Peraturan Presiden RI No. 2
pedagogik dan profesional guru secara nasional tahun 2015 tersebut, kompetensi guru
adalah 43 pada skala 100 sebagaimana tertuang ditargetkan terus meningkat dari tahun ke
pada Lampiran Peraturan Presiden RI No. 2 tahun. Target kompetensi guru pada tahun 2018
157
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 6, No. 2, Juli-Desember 2019

adalah 75 dan target pada tahun 2019 menjadi mengembangkan profesionalisme semua guru,
80. Dengan membandingkan antara kondisi maka perlu strategi khusus agar
nyata tahun 2015 dengan target tersebut, profesionalisme guru dapat terus
kompetensi pedagogik dan profesional guru dikembangkan.
masih jauh berbeda. Di Indonesia, pengembangan
Guna meningkatkan kompetensi guru di keprofesian guru telah secara serius dimulai
Indonesia, maka arah kebijakan dan strategi pada tahun 2010 sehingga masih perlu
pembangunan sub bidang pendidikan dilakukan banyak kajian guna mendapatkan
diprioritaskan salah satunya adalah gambaran yang komprehensif. Namun
pelaksanaan pengembangan profesional penelitian tentang implementasi PKB di
berkelanjutan (PPB) bagi guru dalam jabatan Indonesia secara komprehensif belum banyak
melalui latihan berkala dan merata. Juga ditemukan. Di antara penelitian PKB dilakukan
dilakukan penguatan kelompok kerja guru oleh Sianturi (2013), Wuryandini (2014), dan
(KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran Maksum (2015). Studi kasus yang dilakukan
(MGMP). Selain itu juga diprogramkan Sianturi (2013) menemukan kebutuhan
pembinaan karir dan pengembangan profesi pengembangan keprofesian guru berdasarkan
kepala sekolah serta pengawas sekolah. karakteristik mereka. Penelitian Wuryandini
Pengembangan profesional berkelajutan (PPB) (2014) menyatakan bahwa hanya sedikit guru
bagi guru lebih dikenal dengan sebutan yang melakukan pengembangkan keprofesian
pengembangan keprofesian berkelanjutan secara komprehensif. Studi kasus yang
(PKB) bagi guru. dilakukan Maksum (2015) menemukan bahwa
Dengan adanya Peraturan Presiden PKB belum dilakukan secara menyeluruh dan
tersebut semestinya pemerintah pusat dan kurang adanya motivasi internal dari guru
pemerintah daerah sudah melakuan berbagai sendiri.
upaya PBB atau PKB agar para guru semakin Sedangkan di negara maju, PKB adalah
profesional. Namun beberapa pihak sangsi suatu keniscayaan. Menurut Henderson (2007)
terhadap pelaksanaan PBB atau PKB masyarakat sudah berperan aktif dalam PKB
mengingat anggaran pemerintah pusat dan seperti di Australia.Di Hongkong seperti
pemerintah daerah yang sangat terbatas untuk dilaporkan Chow (2013) pengembangan
memberikan pendidikan dan pelatihan kepada profesionalisme guru mata pelajaran sudah
para guru. marak dilakukan di sekolah dan kepala sekolah
Menurut Damin (2011: 8), di Indonesia memiliki peran penting dalam PKB.Di
hanya sebagian kecil (5%) dari guru memiliki Amerika Serikat (Gallo-Fox dan Scantlebury,
peluang mengembangkan keprofesiannya atas 2016) PKB salah satunya dilakukan dengan
prakarsa lembaga baik itu pemerintah pusat kolaborasi antara guru dengan menjadi
maupun pemerintah daerah. Jika pelatihan coteacher bagi guru lain.
diberikan secara merata, setiap guru di PKB adalah bagian dalam proses
Indonesia hanya memiliki peluang mengikuti manajemen sumber daya manusia. Menurut
pengembangan profesi satu (1) kali dalam Everard, Morris, dan Wilson (2004: 74-98)
kurun waktu 20 tahun. Maka Danim manajemen sumber daya manusia mencakup
menyarankan agar para guru melakukan recrutment, employment, appraisal,
pengembangan profesional secara mandiri. development, dan dismissing staff. Staff
Memperhatikan kemampuan keuangan development dimulai dari induksi staf dan
pemerintah pusat dan keuangan pemerintah dilanjutkan dengan berbagai metode dan teknik
daerah yang tidak memungkinkan untuk pengembangan staf.
158
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru untuk Meningkatkan Mutu … | Nurkolis & Yovitha Yuliejantiningsih

Proses manajemen sumber daya sajakah kendala-kendala implementasi


manusia menurut Lunenberg dan Ornstein pengembangan keprofesian berkelanjutan guru.
(2012: 448) terdiri dari perencanaan sumber
daya manusia, rekrutasi, seleksi, METODE PENELITIAN
pengembangan keprofesian, penilaian kinerja, Pendekatan penelitian yang digunakan
dan kompensasi. Pengembangan keprofesian adalah kualitatif sedangkan jenisnya adalah
adalah kegiatan meningkatan pengetahuan dan fenomenologis. Penelitian dilakukan di
keterampilan yang dibutuhkan untuk mengisi Kabupaten Demak tahun 2019.
posisi saat ini dan masa depan. Tiga langkah Teknik pengumpulan data dengan
dasar dalam pengembangan keprofesian adalah wawancara, obsertasi, dan dokumentasi.
pengukuran kebutuhan pengembangan profesi, Wawancara dilakukan terhadap guru, kepala
pelatihan, dan evaluasi (Lunenberg dan sekolah, serta pengurus KKG dan MGMP yang
Ornstein, 2012: 463). respondennya dipilih secara acak sederhana
Beberapa hasil penelitian tentang sebanyak 25 orang. Observasi dilakukan
efektivitas implementasi PKB tidak konsisten terhadap 3 objek atau kegiatan. Penelusunan
antara yang satu dengan yang lain. Hasil dokumen dilakukan terhadap 11 dokumen
penelitian Al Rasyid (2015) menunjukkan termasuk Peraturan Bupati dan Rensta Dinas
bahwa kelompok kerja guru efektif sebagai Pendidikan dan Kebudayaan.
wadah PKB. Simpulan tersebut berbeda dengan Langkah-langkah penelitianmengikuti
hasil penelitian Murni dan Sumardjoko (2015) model Miles dan Huberman dengan langkah
yang menunjukkan bahwa implementasi PKB detail sebagai berikut: a) mengumpulkan data
belum berjalan secara maksimal. Hal ini karena melalui angket, wawancara, dan dokumentasi;
terjadi beberapa kendala seperti pelaksanaan b) temuan data dituliskan ke dalam memo
yang bersamaan dengan jam efektif sekolah. sehingga peneliti bisa menemukan gagasan
Penelitian serupa dihasilkanoleh Sujianto, baru dan perspektif baru; c) selanjutnya temuan
Mukhadis, dan Isnandar (2012) bahwa PKB tersebut dikatagorisasikan untuk menemukan
belum berjalan efektif yang dibuktikan bahwa hubungan antar masalah; dan d) menarik
sebagian besar guru hanya kadang-kadang simpulan dari temuan-temuan penelitian.
melakukan investasi diri terkait tiga unsur PKB. Analisis data menggunakan software penelitian
Kendala-kendala dalam implementasi PKB kualitatif NVivo 11 Plus.
ditunjukkan oleh Wiranti (2015) bahwa ada
yang berasal dari diri guru seperti kurangnya HASIL PENELITIAN DAN
waktu dan kemampuan, dan hambatan dari PEMBAHASAN
lembaga seperti kurangnya sarana dan Hasil Penelitian
prasarana pendukung. Langkah-langkahpengembangan
Terkait dengan kondisi di atas, maka keprofesian berkelanjutan guru.
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (a) Berdasarkan sumber data dari informasi
bagaimanakah langkah-langkah pengembangan wawancara, observasi, dan dokumentasi
keprofesian berkelanjutan guru, (b) pendekatan langkah-langkah pengembangan keprofesian
dan metode pengembangan keprofesian berkelanjutan telah mengikuti teori yang telah
berkelanjutan guru guru apa sajakah yang banyak berkembang yaitu diawali dengan
digunakan, (c) apa sajakah model-model pengukuran kebutuhan guru yang perlu
pengembangan keprofesian berkelanjutan guru, dikembangkan, kemudian pelaksanaan
(d) bagaimanakah pembiayaan pengembangan pengembangan keprofesian guru, dan evaluasi.
keprofesian berkelanjutan guru, dan (e) apa

159
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 6, No. 2, Juli-Desember 2019

Langkah-langkah implementasi PKB ada dokumen formulir rencana


tersebut disederhanakan dari teori-teori yang PKB tingkat sekolah yang telah
berkembang oleh Davis dalam Gaol (2014: diisi oleh para guru….. tidak
216) menjadi pengukuran kebutuhan, ditemukan formulir tingkat gugus
pelaksanaan, dan diakhiri dengan tindak lanjut. yang telah diisi oleh setiap
Hal ini juga sesuai dengan yang dikembangkan sekolah…” (D-3).
oleh Lunenberg dan Ornstein(2012: 463). Berdasarkan berbagai sumber juga
Setelah dilakukan penelusuran lebih dapat diketahui bahwa terdapat 8 (delapan)
mendalam tentang langkah-langkah materi yang dibahas dalam pengembangan
implementasi PKB tersebut, ternyata hasilnya keprofesian berkelanjutan guru yaitu:
tidak imbang antara responden yang pelaksaan kurikulum 2013; penyusunan
memberikan respon dan sumber data yang perangkat pembelajaran seperti silabus dan
menyatakan ada pengukuran kebutuan, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran);
pelaksanaan, dan evaluasi atas pelaksanaan penilaian; media pembelajaran inovatif, karya
PKB. Informanyang menyatakan bahwa ada tulis ilmiah seperti menulis di media massa,
kegiatan pengukuran dan evaluasi hanya jurnal, maupun buku; penelitian tindakan kelas
diperoleh dari wawancara. Berdasarkan hasil (PTK), penyusunan soal tinggkat tinggi (High
observasi dan penelusuran dokumen tidak Order Thinking Skills-HOTS), dan metodologi
ditemukan adanya kegiatan need assessment pembelajaran (tabel 1).
dan evaluasi. Dari hasil wawancara juga terungkap
Apabila hasil wawancara, observasi, bahwa kebanyakan pelatihan yang diberikan
dan penelusuran dokumen yang menyatakan sudah sesuai dengan kebutuhan guru, padalah
adanya langkah di setiap tahapan (pengukuran dari awal tidak ada kegitan pengukuran
kebutuhan, pelaksanaan, dan evaluasi) maka kebutuhan pelatihan untuk guru.
hasilnya akan menunjukkan keseimbangan Sebagian besar informan hasil
diantara ketiganya.Hanya dari sumber wawancara menyatakan bahwa telah dilakukan
wawancara saja yang menunjukkan adanya evaluasi terhadap pelaksanaan PKB.
ketiga langkah yang lengkap. Sementara itu Jawabannya bersifat normatif yaitu terkait
dari observasi dan penelusuran dokumen tidak pentingnya dilakukan evaluasi PKB. Terdapat
ditemukan bukti pengukurun kebutuhan dan satu sumber dokumen yang menyebutkan
evaluasi. bahwa implementasi telah dilanjutkan dengan
Bukti dari tidak adanya pengukuran evaluasi (D-1). Walaupun simpulannya negatif
kebutuhan pelatihan yang diperlukan guru yaitu:
dapat dilihat dari penelusuran dokumen yang “…..belum semua guru di gugus
hasilnya menunjukkan sebagai berikut. Kumbokarno melakukan tindak
“….tidak ditemukan adanya lanjut dari kegiatan PKB”.Artinya,
formulir evaluasi diri yang telah gugus ini telah melakukan salah
diisi oleh para guru, tidak ada need satu tahapan dalam siklus PKB
assessment kepada para guru yang yaitu melakukan evaluasi sesuai
akan mengambil PKB”. …..tidak dengan tahap yang semestinya”.

160
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru untuk Meningkatkan Mutu … | Nurkolis & Yovitha Yuliejantiningsih

Tabel 1.Langkah-Langkah PKB menurut Sumber Informasi


Langkah-Langkah Wawancara Observasi Dokumentasi
1. Pengukuran kebutuhan (need asseessment) Ada Tidak Ada Tidak Ada
2. Pelaksanaan dan muatan materi Ada Ada Ada
2.1. pelaksaan kurikulum 2013 Ada Tidak Ada Ada
2.2. penyusunan pengakat pembelajaran Ada Tidak Ada Ada
2.3. penilaian Ada Tidak Ada Ada
2.4. media pembelajaran inovatif Ada Tidak Ada Ada
2.5. karya tulis ilmiah Ada Tidak Ada Ada
2.6. penelitian tindakan kelas (PTK) Ada Ada Tidak Ada
2.7. penyusunan soal tinggkat tinggi (HOTS) Ada Tidak Ada Tidak Ada
2.8. metodologi pembelajaran Ada Ada Tidak Ada
3. Evaluasi Ada Tidak Ada Tidak Ada
Sumber: data penelitian

Metode &teknik pengembangan oleh Dessler dalam Gaol (2014: 2017) yang
keprofesian berkelanjutan guru. Metode mencakup lecture (kuliah mimbar), vestibule
atau teknik yang diterapkan dalam PKB di training, role playing, behavior modeling, case
Kabupaten Demak sudah banyak yang study, simulation, self study, dan program
menggunakan saran-saran dari para ahli learning.
manajemen SDM bidang kependidikan. Dari berbagai metode tersebut yang
Diantaranya adalah penugasan seperti kuliah, paling banyak digunakan adalah pendidikan
menirukan peran sesuai karakter tertentu, dan pelatihan (Diklat), kuliah, simulasi,
pemodelan perilaku dengan menggunakan diskusi, dan pemodelan perilaku. Sementara
video, diskusi untuk memecahkan kasus itu metode yang paling jarang digunakan
tertentu, simulasi, on the job learning atau on adalah bermain peran dan on the job learning
the job training, dan mengikuti pendidikan atau on the job training dengan cara magang
dan pelatihan. di kelas lain atau di sekolah lain yang lebih
Metode dan teknik yang dikembangkan baik.
banyak mengadopsi teori yang dikembangkan

Tabel 2.Metode dan Teknik yang digunakan dalam PKB Guru


Jenis Metode dan Teknik Frekuensi Sumber Informasi
1. Kuliah Tinggi Wawancacara dan Dokumentasi
2. Diklat Tinggi Wawancara dan Dokumentasi
3. Simulasi Tinggi Wawancara dan Observasi
4. Diskusi Tinggi Wawancara dan Observasi
5. Pemodelan perilaku Tinggi Wawancara
6. Bermain peran Rendah Wawancara
7. OJT/OJL Rendah Wawancara
Sumber: data penelitian

Model pengembangan keprofesian pada teori yang banyak dikemukakan oleh


berkelanjutan guru. Model-model para ahli.
pengembangan keprofesian berkelanjutan Yang terungkap dalam penelitian ini
guru yang diterapkan pun sudah mengacu adalah para guru ikut dalam kelompok belajar
161
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 6, No. 2, Juli-Desember 2019

profesional yaitu di KKG dan MGMP, para pembuatan soal PAS/PAT dan
guru juga telah mendapatkan pendampingan USBN”.
dari para guru senior, para guru telah Hal ini perlu menjadi perhatian Dinas
melakukan penelitian kolaboratif dengan guru Pendidikan dan Kebudayaan untuk menjadikan
senior atau dengan kepala sekolah, dan para KKG dan MGMP sebagai wadah
guru telah mengikuti kegiatan seminar atau pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi
lokakarya, serta peer coaching. para guru.
Model PKB yang banyak diikuti oleh Pembiayaan pengembangan
para guru adalah KKG dan MGMP. Tetapi keprofesian berkelanjutan guru. Peneliti
berdasarkan pengakuan responden kegiatan memerinci sumber pembiayaan PKB dalam
tersebut tidak dilakukan secara teratur. Seperti penelitian ini dari pribadi guru, iuran sekolah
pernyataan di bawah ini. yang bersumber dari Bantuan Operasional
“….Guru ikut dalam kelompok Sekolah (BOS) dan sumber lain yang diterima
belajar profesional, namanya KKG sekolah, pemerintah dan pemerintah daerah,
Rebon yaitu KKG yang serta masyarakat.
dilaksanakan pada hari rabu yang Menurut pengakuan responden, sumber
disebut Rebon, namun tidak rutin pembiayaan paling banyak bersumber dari
dilaksanakan” (W.GSD.1). pribadi guru. Sementara itu sumber dari
Ada juga yang menyatakan bahwa pemerintah atau pemerintah daerah serta iuran
kegiatan KKG dilaksanakan setiap hari sabtu sekolah masih kecil. Besarnnya pembiayaan
sehingga dinamakan Septon. Pelasanaannya PKB guru bervariasi antara Rp. 150.000 hingga
pun diakui belum rutin karena hanya dilakukan Rp. 2 juta per tahun.
ketika ada kebutuhan mendesak. Pernyataan Berikut ini pengakuan dari para
senada diberikan oleh W.GSMP.1 yaitu: responden. Sumber dana PKB dari pribadi guru,
“….Saya mengikuti kelompok Rp. 150.000-300.000 per tahun (W.GSMP-1).
belajar profesional yaitu MGMP, Sementara itu informasi dari sumber lain
kegiatannya membuat soal UAS menyatakan bahwa sumber dana PKB dari guru
(Ujian Akhir Sekolah) dan bisa mencapai Rp. 2 juta rupiah dalam satu
pendalaman materi kurikulum tahun (W.GSMP-6). Namun kebanyakan
2013. Jika sudah mendekati UAS menyatakan bahwa sumber dana dari pribadi
(tidak rutin). Biasanya 6 bulan 1 guru berada pada kisaran Rp. 300.000.
kali”. Secara jelas dinyatakan oleh sumber
Demikian pula pernyataan W.GSMP-2 dengan informan lain yang menyatakan, “saya telah
pernyataannya: mempersiapkan dana 4% dari tunjangan profesi
“ kegiatan yang saya ikuti untuk guru saya, sesuai anjuran Bapak Bupati Demak
mengembangkan profesi adalah untuk keperluan PKB” (W.GSD-7).
melalui MGMP. Kegiatannya yaitu Berdasarkan sumber dokumen D-3
menyusun soal Penilaian Akhir berupa Peraturan Bupati No. 53 tahun 2005
Semester (PAS) atau Penilaian yang menyatakan bahwa:
Akhir Tahun (PAT) dan Ujian “Bagi guru penerima tunjangan
Sekolah Berstandar Nasional profesi pendidik wajib secara
(USBN). Frekuensi pertemuan di mandiri mendanai kegiatan
MGMP belum intens, karena pengembangan keprofesian
dilakukan hanya jika ada berkelanjutan untuk dirinya
sekurang-kurangnya 4% (empat
162
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru untuk Meningkatkan Mutu … | Nurkolis & Yovitha Yuliejantiningsih

perseratus) dari tunjangan profesi Kendala-Kendala implementasi


pendidik yang diterima”. pengembangan keprofesian berkelanjutan
Berdasarkan hasil wawancara, guru. Selama mengimplementasikan PKB
observasi, dan penelusuran dokumen tampak terdapat beberapa kendala baik dari sisi guru,
jelas bahwa tidak ada sumber pembiayaan PKB pengurus KKG dan MGMP, sekolah,
dari masyarakat. Hal ini menjadi temuan yang pemerintah daerah, dan kendala dari sisi
menarik untuk dibahas lebih lanjut, karena pembiayaan. Dari semua kendala tersebut
undang-undang sudah menjamin partisipasi kemudian disarikan apa yang menjadi kendala
masyarakat dalam pembiayaan utama.
pendidikan.Padahal di negara-negara maju Kendala yang paling banyak adalah dari
seperti Australia sekalipun, masyarakat sudah diri guru sendiri atau kendala internal, kendala
berperan aktif dalam PKB (Henderson, 2007). dari sisi pemerintah daerah, dan hambatan dari
Di sinilah perlunya pemerintah daerah dan lembaga seperti kurangnya sarana dan
pemerintah untuk membuat kebijakan untuk prasarana pendukung.
menggerakkan kepedulian masyarakat, Berdasarkan pengakuan responden,
misalnya melalui corporate social kendala utama implementasi PKB adalah
responsibility (CSR). kurangnya nara sumber dan padatnya kegiatan
Sementara itu sumber resmi dari guru di sekolah (W.GSD-1, W.GSD-3,
dokumen berupa Peraturan Bupati Tahun 2017, W.GSMP-3, W.GSMP-6, W.GSMP-8,
2018, dan 2019 menunjukkan bahwa W.GSMP-9). Kendala utama lainnya adalah
Pemerintah Daerah Kabupaten Demak telah tidak adanya program dari pemerintah
memberikan bantuan pendidikan magister (W.GSD-2, W.GSMP-1, ). Kurangnya dana
untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang akan juga menjadi kendala utama (W.GSD-3).
mengembangkan diri. Dokumen tersebut Setelah mengikuti pelatihan, ternyata tidak ada
menyebutkan: dukungan dari teman sejawat untuk
“….Maksud bantuan biaya mengimplementasikan hasil PKB (W.GSMP-
pendidikan adalah untuk membantu 5).
meringankan beban PNS yang akan Ada satu hal yang menarik yang
melanjutkan pendidikan formal ke dinyatakan guru bahwa yang menjadi kendala
jenjang Strata-2 (magister) serta utama PKB adalah tidak adannya tuntutan
mendorong upaya peningkatan berubah setelah selesai pelatihan (W.GSMP-8).
kompetensi PNS melalui Kendala lain dari pendapat pengurus KKG
pendidikan formal pada jenjang yaitu tidak adanya pendampingan atau
Strata-2, magister (D-2)” mentoring dari pengawas ke sekolah (W.KKG-
Berdasarkan hasil wawancara, 1).
implementasi PKB dari Peraturan Bupati ini Kendala lain dari sisi guru adalah
bagi PNS mendapatkan kesempatan rendahnya kemampuan teknologi informasi
melanjutkan pendidikan program magister pada guru terutama yang sudah senior
dengan bantuan sebesar Rp. 15 juta selama (W.GSD-1). Informan lain mengaku bahwa
empat (4) semester. Selama lima tahun masa setelah pelatihan tidak bersedia menularkan
kepemimpinan Bupati M. Nasir telah kepada guru lain (W.GSMP-10). Kurangnya
diprogramkan sebanyak 500 PNS akan minat atau motivasi guru untuk
mendapatkan bantuan pendidikan S2. mengembangkan diri adalah kendala lain dari
sisi guru, terutama guru yang sudah berusia tua
(W.GSMP-2 dan W.GSM-5), dengan kata lain

163
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 6, No. 2, Juli-Desember 2019

guru tidak mau berubah dari zona nyaman PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
(W.GSMP-2). Keterbatasan fasilitas sekolah Langkah-langkah pengembangan
adalah menjadi kendala lain guru untuk keprofesian berkelanjutan guru. Hasil
mengembangkan diri (W.GSMP-3). Bahkan penelitian di atas menunjukkan bahwa PKB di
ada guru yang ikut seminar atau diklat hanya Kabupaten Demak belum ada langkah pertama
untuk mengejar sertifikat (W.GSMP-8). yaitu pengukuran kebutuhan secara baik dan
Kendala dari sisi pemerintah daerah belum ada evaluasi terhadap pelaksanaan PKB.
adalah tidak adanya alokasi dana (W.GSD-2, Dalam PKB terdapat tiga langkah penting yaitu
W.GSMP-1, W.GSMP-2, W.GSMP-9). pengukuran kebutuhan guru, implementasi, dan
Ternyata ada yang menyatakan bahwa jika ada evaluasi sebagaimana dikemukakan oleh Davis
pelatihan yang diberikan oleh Pemerintah dalam Gaol (2014: 216) dan Lunenberg
Daerah, pelatihan yang diberikan tidak merata &Ornstein(2012: 463). Jika langkah pertama
ke guru lain (W.GSMP-5). Selain itu dan ketiga tidak dilakukan maka
Pemerintah Daerah jarang memprogramkan implementasinya tidak akan efektif dan efisien.
pelatihan kepada guru (W.GSMP-8). Pelatihan Hal ini dapat diartikan bahwa
yang diberikan oleh Pemda biasanya waktunya sebenarnya implementasi PKB belum
terlalu singkat sehingga tidak maksimal dilaksanakan secara efektif sesuai dengan
(W.GSMP-6). Tidak adanya penugasan dari langkah-langkah yang dikemukakan oleh para
Dinas Pendidikan ke Pengawas untuk ahli. Ada pelaksanaan, tetapi tidak dimulai
mendampingi guru di sekolah dianggap sebagai dari pengukuran kebutuhan guru. Parahnya
kendala dari sisi Pemerintah Daerah (W.KKG- lagi, tidak ada evaluasi setelah pelaksanaan
1 dan W.KKG-2). sebagai alat untuk mengetahui apakah yang
Implementasi PKB yang telah dilaksanakan sudah sesuai dengan yang
dilakukan secara intensif di Kabupaten Demak direncanakan untuk memenuhi kebutuhan
selama 5 tahun terakhir telah berdampak positif guru, ataukah sudah berhasil atau belum.
terhadap peningkatan mutu pendidikan. Hal ini Studi kasus yang dilakukan Sianturi
dapat dilihat dari data Neraca Pendidikan (2013) menemukan kebutuhan pengembangan
Daerah 2015-2018 dari tiga indikator terkait keprofesian guru berdasarkan karakteristik
kualitas guru yaitu kualifikasi akademik guru mereka. Artinya need assessment dalam PKB
SD meningkat dari 93,1% di tahun 2015 menjadi langkah yang sangat penting agar tepat
menjadi 94,4 di tahun 2018 dan kualifikasi sasaran.
akademik guru SMP meningkat dari 89% di Materi yang banyak dibahas dalam
tahun 2015 menjadi 94,8 di tahun 2018. PKB di Kabupaten Demak adalah karya tulis
Demikian pula rerata nilai UKG guru SD ilmiah, penelitian tindakan kelas, kurikulum
meningkat dari 60 di tahun 2015 menjadi 60,46 2013, dan penyusunan perangkat
di tahun 2017 dan retata nilai UKG guru SMP pembelajaran. Sementara itu materi yang
meningkat dari 64 di tahun 2015 menjadi 64,4 kurang banyak dibahas dalam PKB adalah
di tahun 2017. Di sisi lain rerata lama sekolah penilaian, penyusunan soal HOTS, pembuatan
di Kabupaten Demak meningkat dari 7,40 di media pembelajaran inovatif, dan metodologi
tahun 2015 mejadi 7,47 di tahun 2018 pembelajaran.
(www.kembidbud.go.id). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Sianturi (2013: 16-24) yang menyatakan
bahwa PTK dan metodologi pembelajaran
adalah materi yang diperlukan untuk
dilatihkan dalam PKB.
164
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru untuk Meningkatkan Mutu … | Nurkolis & Yovitha Yuliejantiningsih

Metode &teknik pengembangan sekolah lain, seorang guru harus


keprofesian berkelanjutan guru. Metode dan meninggalkan tugas mengajar di kelas.
teknik PKB yang paling banyak digunakan Sedangkan di sekolah tidak ada guru
adalah Diklat, kuliah, simulasi, diskusi, dan pengganti. Hal ini berbeda seperti yang terjadi
pemodelan perilaku. Sementara itu metode di Amerika Serikat (Gallo-Fox dan
yang paling jarang digunakan adalah bermain Scantlebury, 2016) dalam PKB salah satunya
peran dan on the job learning atau on the job dilakukan dengan kolaborasi antara guru
training. dengan menjadi coteacher bagi guru lain.
Metode dan teknik PKB yang banyak Model yang paling banyak digunakan
digunakan di Kabupaten Demak tampaknya adalah kelompok belajar profesional dalam
adalah yang mudah dilakukan dan sudah biasa bentuk KKG dan MGMP.Namun kebanyakan
dilakukan oleh para guru. Sementara itu on the guru yang menjadi responden penelitian
job training/learining jarang digunakan karena mengatakan bahwa kegiatan KKG atau
proses pelaksanaannya lebih rumit. MGMP tidak dilaksanakan secara rutin karena
Padahal menurut Noe. et al. (2003) on hanya dilaksanakan jika ada kebutuhan yang
the job training ini sebagai upaya memfasilitasi mendesak.
peningkatan pengetahuan staf terkait pekerjaan, Berdasarkan hasil penelitian ini dirasa
keterampilan, dan perilaku. Maka ini penting agar Dinas Pendidikan dan
merupatan teknik yang tepat untuk Kebudayaan membuat kebijakan untuk
meningkatkan kompetensi profesional, menggunakan KKG dan MGMP sebagai
pedagodik, kepribadian, dan sosial guru. On the wadah pengembangan keprofesian guru
jon training merupakan teknik bekerja sambil secara berkelanjutan. Lebih baik lagi juga
belajar yang praktis untuk diterapkan. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh memberikan dukungan dana dan sarana
Nainggolan, Sunuharyo, dan Aini (2018: 112- prasarana di KKG dan MGMP.
119) menunjukkan bahwa on the job Pembiayaan pengembangan
trainingmempunyai pengaruh yang signifikan keprofesian berkelanjutan guru. Undang-
terhadap kinerja karyawan. Jika hal ini Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
diterapkan pada guru-guru melalui PKB maka Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa
besar kemungkinan kinerja guru dalam pembiayaan pendidikan bisa bersumber dari
mengajar akan lebih baik. Sehingga mutu Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
pendidikan di Kabupaten Demak akan demkain Masyarakat. Namun berdasarkan jawaban
baik. responden wawancara, sumber dana
Model pengembangan keprofesian kebanyakan bersumber dari pribadi masing-
berkelanjutan guru. Model-model PKB yang masing guru.
diterapkan di Kabupaten Demak sesuai yang Hal ini berbeda dengan temuan
dikenalkan oleh Diaz-Maggioli (2004) yaitu penelitian Sujianto, Mukhadis, dan Isnandar
dengan cara membentuk kelompok belajar (2012) yang menyatakan bahwa PKB belum
profesional, mentoring, penelitian tindakan berjalan efektif yang dibuktikan bahwa
kolaboratif, peer-coaching, menulis, ikut dalam sebagian besar guru hanya kadang-kadang
tim pengembangan keprofesian kritis, dan melakukan investasi diri untuk PKB.
menghadiri konferensi serta seminar. Berdasarkan hasil penelitian ini justru
Model yang paling sedikit diterapkan sumber pendanaan PKB sebagian besar
adalahpeer coahing atau magang. Karena berasal dari guru itu sendiri. Tampaknya para
untuk melakukan magang di kelas lain atau di guru di Kabupaten Demak sudah menyadari

165
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 6, No. 2, Juli-Desember 2019

akan keterbatasan pemerintah dan pemerintah SIMPULAN DAN SARAN


daerah yang dinyatakan Damin (2011: 8) Simpulan
bahwa di Indonesia hanya 5% guru yang Dari tiga langkah PKB, pengukuran
memiliki peluang mengembangkan kebutuhan dan evaluasi belum dilakukan.
keprofesiannya jika mengandalkan Implementasi PKB sudah dilaksanakan walau
pemerintah atau pemerintah daerah. tanpa ada perencanaan dan evaluasi kegaitan.
Kesadaran para guru di Kabupaten Dari langkah PKB ini dapat disimpulkan bahwa
Demak sudah tumbuh untuk mengembangkan impelementasi PKB belum berjalan secara
profesionalismenya tidak terlepas dari efektif.
Peraturan Bupati No. 53 tahun 2005 tentang Materi yang paling banyak diberikan
Pembinaan dan PengembanganKeprofesian dalam PKB adalah karya tulis ilmiah, penelitian
Berkelanjutan Bagi Guru Di Lingkungan tindakan kelas, implementasi kurikulum 2013,
Pemerintah Kabupaten Demak. Namun belum dan penyusunan perangkat pembelajaran.
ada mekanisme yang jelas bagaimana proses Materi yang kurang dibahas dalam PKB adalah
pengumpulan dana 4% dari setiap guru, siapa penilaan, penyusunan soal tingkat tinggi,
yang bertanggungjawab untuk mengelola, dan pembuatan media pembelajaran inovatif, dan
bagaimana mekanisme penggunaannya. metodologi pembelajaran.
Sehingga Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Metode dan teknik PKB yang paling
perlu membuat Prosedur Operasional Standar banyak digunakan adalah diklat, kuliah,
(POS) agar implementasi Peraturan Bupati ini simulasi, diskusi, dan pemodelan perilaku.
dapat dilaksanakan secara efektif. Sementara itu yang paling jarang digunakan
Kendala-Kendala implementasi adalah bermain peran dan on the job training.
pengembangan keprofesian berkelanjutan Model PKB yang paling banyak
guru. Kendala yang paling banyak adalah dari digunakan adalah kelompok belajar profesional
diri guru sendiri atau kendala internal. Hal ini dalam bentuk KKG dan MGMP.Sementara
sesuai dengan hasil penelitian Wiranti (2015) itumodel peer coahing atau magang adalah
bahwa kendala PKB ada yang berasal dari diri yang paling sedikit digunakan. Hal ini
guru seperti kurangnya waktu dan kemauan. dikarenakan waktu yang diperlukan lebih lama
Juga ada hambatan dari lembaga seperti dan menggunakan sumber daya yang lebih
kurangnya sarana dan prasarana pendukung. banyak.
Hal ini juga sejalan dengan penelitian Maksum Pembiayaan terbesar dalam PKB adalah
(2015) yang menyatakan bahwa kendala utama dari pribadi guru yang rata-rata menyisihkan
PKB adalah dari guru itu sendiri walaupun Rp. 300.000, hal ini mengikuti anjuran
kepala sekolah sudah memberikan dukungan. Peraturan Bupati bahwa setiap guru yang sudah
Kendala lain implementasi PKB adalah sertifikasi mengalokasikan 4% dari tunjangan
kurangnya nara sumber dan padatnya kegiatan profesinya untuk mengembangkan
guru di sekolah. Hal ini seduai dengan hasil keprofesiannya. Pemerintah Daerah Kabupaten
penelitian Murni dan Sumardjoko (2015) Demak telah mengalokasikan bantuan
bahwa karena PKB dilaksanakan pada jam pendidikan untuk PNS yang akan melanjutkan
pelajaran efektik maka waktunya berbenturan, pendidikan S2 sebesar Rp. 15 juta selama 4
sehingga guru mengalami kesulitan. semester.
Kendala utama implementasi PKB
adalah kurangnya nara sumber, padatnya
kegiatan guru di sekolah, tidak adanya program
dari pemerintah daerah, kurangnya dana, tidak
166
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru untuk Meningkatkan Mutu … | Nurkolis & Yovitha Yuliejantiningsih

adanya dukungan dari teman sejawat, tidak Danim, S. 2011. Pengembangan Profesi Guru
adannya tuntutan berubah setelah selesai Dari Pra-Jabatan, Induksi, ke
pelatihan, dan tidak adanya pendampingan dari Profesional Mandiri. Jakarta, Kendana
pengawas ke sekolah. Prenada Media Group.
Kendala dari sisi guru adalah rendahnya Diaz-Maggioli, G. 2004. Teacher-Centered
kemampuan teknologi informasi pada guru, Professional Development. Virginia-
setelah pelatihan guru tidak bersedia USA, Association for Supervision and
menularkan kepada guru lain, kurangnya minat Curriculum Development (ASCD).
atau motivasi guru untuk mengembangkan diri,
dan keterbatasan fasilitas sekolah, serta guru Everard, K.B; Morris, G; and Wilson I. 2004.
hanya mengejar sertifikat. Effective School Management. 4th
Kendala dari sisi pemerintah daerah Edition. California, Sage Publication
adalah pelatihan yang diberikan tidak merata, Inc.
jarang memprogramkan pelatihan, waktu Gallo-Fox, Jennifer dan Scantlebury, Kathryn.
pelatihan terlalu singkat, tidak adanya 2016. Coteaching as professional
penugasan kepada pengawas sekolah untuk development for cooperating teachers.
mendampingi guru. Teaching and Teacher Education 60:
Saran 191-202.
Berdasarkan simpulan di atas, agar PKB http://dx.doi.org/10.1016/j.tate.2016.08
dapat meningkatkan mutu pendidikan lebih .007.
baik lagi di Kabupaten Demak maka disarankan
Gaol, Jimmy L. 2014. A to Z Human Capital.
beberapa hal sebagai berikut: (1) langkah-
Manajemen Sumber Daya Manusia:
langkah PKB perlu diperbaiki mulai dari
Konsep, Teori, dan Pengembangan
pengukuran kebutuhan guru hingga evuasi, (2)
dalam Konteks Organisasi Publik dan
metode, teknik, dan model yang masih jarang
Bisnis. Jakarta, Gramedia Widiasarana
digunakan hendaknya dicoba untuk diterapkan,
Indonesia.
(3) perlu penggalian pembiayaan dari
masyarakat, (4) meminimalisir kendala- Henderson, Michael. 2007. Sustaining online
kendala utama yang muncul, dan (5) perlu teacherprofessional development
adanya kebijakan yang lebih operasional di through community design. Campus-
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Wide Information Systems Volume 24
Number 3, 2007, pp. 162-173.
DAFTAR PUSTAKA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Al Rasyid. 2015. Fungsi Kelompok Kerja Guru 2015-2018. Nerada Pendidikan Daerah
(KKG) bagi Pengembangan Tahun 2015 Provinsi Jawa Tengah.
Keprofesian Guru Sekolah Dasar. www.kemdikbud.go.id.
Sekolah Dasar, Tahun 24 No. 2
November 2015: 143. Lunenburg, F.C and Ornstein, A.A. 2012.
Education Administration: Concepts
Chow, Alice. 2013. Professional Learning and Practices. Sixth Edition,
Communities In Three Subject International Edition, Wadsworth
Departments In Hong Kong Secondary Cengage Learning.
Schools. International Journal of Arts
& Sciences, CD-ROM. ISSN: 1944- Maksum. 2015. Pelaksanaan Pengembangan
6934 : 6(4):233–245. Keprofesian Berkelanjutan Guru Kelas
SD Negeri 2 Tarakan. Jurnal Kebijakan
167
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 6, No. 2, Juli-Desember 2019

dan Pengembangan Pendidikan Volume PengembanganKeprofesian


3, Nomor 1, Januari 2015; 75-81 ISSN: Berkelanjutan Bagi Guru Di
2337-7623; EISSN: 2337-7615. Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Demak.
Murni dan Sumardjoko, B. 2015. Analisis
Pengembangan Keprofesian Peraturan Periden Republik Indonesia Nomor 2
Berkelanjutan Guru SMK Tahun 2015 tentang Rencana
Muhammadiyah 3 dan 6 Gemolong Pembangunan Nasional Menengah
Sragen. Tesis. Fakultas Pascasarjana Nasional 2015-2019.
Magister Manajemen Pendidikan. Rencana Strategis Dinas Pendidikan Kabupaten
Nainggolan, W.D.M; Sunuharyo, B.S; danAini, Demak Tahun 2016-2021.
E.K.2018. Pengaruh On The Job Sianturi, Canni Loren. 2013. Asesmen
Training Dan Off The Job Training Kebutuhan Pengembangan
Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Profesionalisme Guru SMK. Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 60 No. 3 Juli
2018, 112-119.
Pendidikan Humaniora, Volume 1
Nomor 1, Maret 2013: 16-24.
Noe, Hollenbeck, Gerhart, Wright.
2003.Human Resource Management, Sujianto; Mukhadis, A; dan Isnandar. 2012.
International Edition, The McGraw-hill Pengembangan Profesionalitas
Companies, Inc. New York. Berkelanjutan Guru Bersertifikat
Pendidik di SMK Rumpun Teknologi.
Peraturan Bupati Demak Nomor 23 Tahun 2017 Teknologi Kejuruan, Volume 35 No. 1
tentang Bantuan Biaya Pendidikan Februari 2012: 1.
Program Magister Bagi Pegawai Negeri
Sipil Di Lingkungan Pemerintah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Kabupaten Demak. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Peraturan Bupati Demak Nomor 27 Tahun 2018
tentang Perubahan Atas Peraturan Wiranti, N. 2015. Pengembangan
Bupati Demak Nomor 23 Tahun 2017 Profesionalitas Guru Taman Kanak-
Tentang Bantuan Biaya Pendidikan Kanak Bersertifikasi di Kecamatan
Program Magister Bagi Pegawai Negeri Nanggulan Kulon Progo. Jurnal
Sipil Di Lingkungan Pemerintah Pendidikan Guru Anak Usia Dini, Edisi
Kabupaten Demak. 6 Tahun ke-4, 2015: 1.

Peraturan Bupati Demak Nomor 40 Tahun 2019 Wuryandiri, Endang. 2014. Analisis
tentang Perubahan Kedua Atas Permasalahan dan Kebutuhan
Peraturan Bupati Demak Nomor 23 Pengembangan Keprofesian
Tahun 2017 Tentang Bantuan Biaya Berkelanjutan Guru SMK Bidang
Pendidikan Program Magister Bagi Keahlian Bisnis dan Manajemen
Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Pascasertifikasi Di Kota Semarang.
Pemerintah Kabupaten Demak. Jurnal Manajemen Pendidikan, Volume
9, Nomor 2, Juli 2014: 108-119.
Peraturan Bupati Demak Nomor 53 Tahun 2015
tentang Pembinaan dan

168

You might also like