Kajian Perilaku Kesehatan Dukun Terhadap Ibu Dan Bayi Setelah Melahirkan Suku Asli Dayak Meratus Kalimantan Selatan

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

KAJIAN PERILAKU KESEHATAN DUKUN TERHADAP IBU DAN

BAYI SETELAH MELAHIRKAN SUKU ASLI DAYAK MERATUS


KALIMANTAN SELATAN
Muhammad Riyo Sanjaya1, Bahrul Ilmi2, Lenie Marlinae1
1
Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung
Mangkurat, Kalimantan Selatan, Indonesia, 70714
2
Poltekkes DepKes RI Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia, 70714
Email korespondensi: riyosanjaya79@gmail.com

ABSTRACT
District Community Hulu Sungai Utara in South Kalimantan who live in remote areas highly
trained health personnel shortages, lack of other options in addition to doing deliveries assisted by
'Beranak Shaman' which is believed to have special abilities to assist delivery. Phenomena and
problems that exist and therefore the need for research on the health behavior study based culture
that is still closely related to customs, and public confidence. The purpose of this study was to
determine the behavior after the birth of the mother and baby by Dukun Beranak on Dayak Meratus in
the Perspective of Anthropology of Health. The method used observational and interview as data
collection techniques. 6 Selected key informants namely, 2 Dukun Kampung/ traditional leaders,
puerperal women, and pregnant women. Research shows the action taken by the TBA at the time
after childbirth Dayak Meratus namely perform an on Mother, put the sap of the leaf banana declined
young on the wound mother, providing drugs / pelungsur, perform sequencing of recovery or refund
uterus doing stomach tripe mother; Papadah TBA for postpartum mothers and Actions taken to
babies, namely: Cleaning the baby; Cut the umbilical cord after a baby bath off the umbilical cord,;
Doing tripe and napkin in infants,; Doing burial placenta by the father or male guardian. Shaman
rituals carried village / traditional figure at the time after childbirth; wadak; Reject reinforcements; beuri.
It can be concluded that the treatment TBA after childbirth each has its own translation stages for both
mother and baby.

Keywords : Postpartum, Postpartum Mom, Dukun Beranak, Baby Dayak Meratus

ABSTRAK
Masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Utara di Kalimantan Selatan yang tinggal di daerah
terpencil sangat kekurangan tenaga kesehatan yang terlatih, tidak adanya pilihan lain dalam
melakukan persalinan selain yang dibantu oleh Dukun Beranak yang dipercaya mempunyai
kemampuan khusus dalam membantu persalinan. Dari fenomena dan permasalahan yang ada maka
dari itu perlunya dilakukan penelitian tentang kajian perilaku kesehatan berbasis budaya yang masih
erat kaitannya dengan adat istiadat dan kepercayaan masyarakat. Tujuan Penelitian ini untuk
mengetahui perilaku setelah melahirkan terhadap ibu dan bayi oleh Dukun Beranak pada Suku Dayak
Meratus dalam Perspektif Antropologi Kesehatan. Metode yang digunakan Observatif dan wawancara
mendalam sebagai teknik pengumpulan data. Terpilih enam informan kunci yaitu dua orang dukun
beranak, dua orang dukun kampung/tokoh adat, ibu nifas, dan ibu hamil. Hasil Penelitian
menunjukkan tindakan yang dilakukan dukun beranak pada saat setelah Persalinan suku Dayak
Meratus yaitu melakukan pembersihan pada Ibu, mengoleskan getah pucuk daun pisang menurun
muda pada luka ibu memberikan obat-obatan/pelungsur, melakukan pengurutan pemulihan atau
pengembalian rahim Ibu, melakukan babat perut ibu, papadah dukun beranak bagi ibu nifas dan
tindakan yang dilakukan kepada bayi yaitu membersihkan bayi, memotong tali pusar memandikan
bayi setelah tali pusar lepas, melakukan babat dan bedung pada bayi, melakukan penguburan
plasenta bayi oleh ayah atau wali laki-laki. Ritual yang dilakukan Dukun Kampung/Tokoh Adat pada
saat setelah persalinan, yaitu wadak, tolak bala, beuri. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
dapat disimpulkan bahwa perlakuan dukun beranak setelah proses melahirkan masing-masing
memiliki tahapan penjabaran tersendiri baik untuk ibu dan juga bayi.

Kata-kata kunci : setelah persalinan, ibu nifas, dukun beranak, bayi Dayak Meratus

1
Sanjaya, MR.dkk. Kajian Perilaku Kesehatan Dukun... 2

PENDAHULUAN serta merawat ibu dan bayi sampai 40 hari.


Pembangunan Berwawasan Kesehatan Walaupun sudah banyak dukun beranak yang
sebagai strategi Pencanangan Pembangunan dilatih, namun praktek-praktek tradisional
Nasional untuk mewujudkan Indonesia Sehat. tertentu rnasih dilakukan. lnteraksi antara
Strategi ini perlu diikuti dengan pembangunan kondisi kesehatan ibu hamil dengan
Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas kemampuan penolong persalinan sangat
yang dicirikan sebagai manusia sehat dan menentukan hasil persalinan yaitu kematian
cerdas, produktif dan mandiri yang harus atau bertahan hidup. Secara medis, penyebab
dipersiapkan sejak individu ada dalam klasik kematian ibu akibat melahirkan adalah
kandungan. Oleh sebab itu, kesehatan perdarahan, infeksi dan eklamsia (keracunan
maternal merupakan kunci bagi kesehatan kehamilan). Kondisi-kondisi tersebut bila tidak
generasi penerusnya. Ibu yang sehat ketika ditangani secara tepat dan profesional dapat
hamil, aman ketika melahirkan, pada berakibat fatal bagi ibu dalam proses
umumnya akan melahirkan bayi yang sehat. persalinan. Namun, kefatalan ini sering terjadi
Salah satu pemeliharaan kesehatan yaitu tidak hanya karena penanganan yang kurang
pemeriksaan kehamilan dan pertolongan baik tepat tetapi juga karena ada faktor
persalinan. Keterkaitan nasib ibu dan bayi keterlambatan pengambilan keputusan dalam
yang menggambarkan satu kesatuan yang keluarga. Perilaku kesehatan yang berbasis
dimulai pada masa kehamilan, persalinan budaya masih erat kaitannya dengan adat
sampai dengan awal kehidupan pertama bayi istiadat, dan kepercayaan kebudayaan
sangat membutuhkan perhatian yang cukup setempat tersebut memerlukan kerjasama
besar (1). beberapa disiplin ilmu untuk mengkajinya,
Masyarakat Suku Dayak Meratus antara lain ilmu kesehatan masyarakat dan
menggunakan kemampuan atau teknik ilmu antropologi agar tercapai peningkatan
pengobatan tradisionalnya untuk penanganan derajat kehidupan bagi ibu dan bayi dalam
kasus persalinan ibu nifas. Tentunya hal membantu memecahkan masalah persalinan
tersebut dilakukan selain karena adanya unsur secara Antropologi Kesehatan (4).
kebudayaan yang kental pada masyarkat suku Berdasarkan latar belakang di atas
Dayak Meratus, masyarakat disana juga tidak maka peneliti tertarik untuk mengambarkan
mempunyai pilihan lain selain melakukan budaya yang ada tentang perilaku kesehatan
proses persalinan dengan nama “Dukun setelah melahirkan suku asli Dayak Meratus
Beranak” yang dalam hal ini dianggap Kalimantan Selatan. Rumusan masalah pada
terpercaya dan mempunyai kemampuan penelitian ini mengkaji bagaimana perilaku
khusus. Hal tersebut merupakan sesuatu yang kesehatan setelah melahirkan pada suku asli
sudah biasa dilakukan atau terjadi pada Dayak Meratus Kalimantan Selatan. Tujuan
masyarakat suku Dayak Meratus melihat penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku
keadaan geografis dan kondisi daerah yang budaya masyarakat suku dayak meratus
terpencil dan sangat kekurangan Sumber menganalisis karakteristik responden (umur,
Daya Manusia (SDM) Kesehatan yang terlatih jenis kelamin, tingkat pengetahuan),
untuk penangan-penangan kasus kesehatan menganalisis perilaku (sikap, pengetahuan,
khususnya masalah persalinan . Sementara itu tindakan) dan mengkaji faktor yang
sesuai hasil observasi awal oleh peneliti terkait mempengaruhi budaya kesehatan dukun
persalinan suku Dayak Meratus Kalimantan terhadap ibu, dan bayi pada Suku Asli Dayak
Selatan didapatkan informasi bahwa pada saat Meratus Kalimantan Selatan Tahun 2015.
persalinan si calon ibu diberi ramuan dengan
istilah merudak yaitu ramuan akar sambung METODE
obat tradisional dilungsur (diminum) setelah Penelitian yang merupakan penelitian
makan, setiap hari dalam seminggu, akar kayu kualitatif dengan studi deskriptif Analisis
tambabahak keradu, sambung maut dan Antropologi Kesehatan Perawatan Kehamilan
tenggarun. Kemudian jika terjadi dan 40 Hari Setelah Melahirkan Suku Asli
permasalahan dalam persalinan, masyarakat Dayak Meratus Kalimantan Selatan. Analisis
diasana mengatasinya dengan cara be’uri, isi diartikan sebagai metode untuk
yaitu memutus tali pusar dalam perut dengan mengumpulkan dan menganalisis muatan
cara menyumpahi, dengan mantra balian (2,3). dari sebuah “teks”. Metode penelitian
Pemilihan dukun beranak sebagai kualitatif analisis isi teks digunakan karena
penolong persalinan pada dasarnya metode ini paling cocok digunakan untuk
disebabkan karena beberapa alasan, antara pengembangan teori yang dibangun melalui
lain dikenal secara dekat, biaya murah, data yang diperoleh di lapangan. Tahap awal
mengerti dan dapat membantu dalam upacara melakukan penjelajahan, selanjutnya
adat yang berkaitan dengan kelahiran anak
3 Jurnal Berkala Kesehatan, Vol. 2, No. 1, Nov 2016: 1-8

melakukan pengumpulan data yang mendalam (“sama menggunakan kain sarung juga
sehingga dapat ditemukan dugaan sementara. tidak bisa menggunkan celana”)(NA)
Informan penelitian ditentukan dengan
teknik purposive berdasarkan pertimbangan “bah tuntung keluar dilap hulu mamanya
memiliki informasi yang diperlukan dalam lawan banyu hangat bersihi darahnya
penelitian. Informan penelitian yang akan hanyar begamat dikasai janar bagamatan
diteliti adalah 6 orang. 6 orang tersebut terdiri lawan kubui pelungsur nang tiga “ (RA)
atas 2 orang ibu suku Dayak Meratus yang (“setelah selesai memandikan bayi baru
baru saja melahirkan, 2 orang dukun beranak, sang ibu yang dibersihkan dengan kain lap
dan 2 orang dukun kampung. Analisis data yang direndam air hangat setelah itu
dilakukan dengan menggunakan model Miles dioleskan kencur dan disiram air pelungsur
Huberman yang terdiri dari empat tahapan yang tiga macam”)(RA)
yang harus dilakukan. Tahapan tersebut Menurut penelitian maysaroh, dukun
adalah Pengumpulan data, Reduksi data, kampung melakukan pembersihan agar
Display data, Penarikan kesimpulan dan tidak terjadi infeksi dan penimbulan kuman
verifikasi (5,6). yang dapat memperlambat pengeringan
luka. Upaya untuk mengatasi rasa nyeri
HASIL DAN PEMBAHASAN pasca persalinan dapat menggunakan
Berdasarkan kriteria yang sesuai metode farmakologi maupun non
dengan maksud dan tujuan penelitian. farmakologi (7).
Terdapat dua orang Dukun beranak (JH,SH),
dua orang Dukun desa, dan dua orang Ibu b. Mengoleskan getah pucuk daun pisang
yang sedang hamil dan secara kebetulan telah menurun muda pada luka ibu
pernah melahirkan sebelumnya (RA,NA). Pada terapi luka si ibu dukun
Perilaku budaya dukun beranak terhadap ibu beranak JH selalu menggunakan daun
dan bayi Suku Dayak Meratus Kalimantan pisang manurun muda karena daun pisang
Selatan dianalisa berdasarkan beberapa manurun muda lebih tipis dan mudah halus
tindakan, sebagai berikut : apabila ditumbuk dan di usapkan ke jalan
lahir/vagina si ibu. Berikut kutipan :
A. Tindakan yang dilakukan dukun beranak “amun aku ku suruh lakinya becari daun
pada saat setelah Persalinan suku pisang manurun anum, amun ada pisang
Dayak Meratus di Kalimantan Selatan manurun inya pucuknya bagus halus
ditumbuk sampai halus kasai banyunya di
1. Tindakan yang dilakukan dukun beranak kemaluan mamanya bagamat“ (JH)
kepada ibu (“kalau saya, saya suruh suaminya untuk
a. Melakukan pembersihan pada Ibu mencari daun pucuk pisang manurun,
Pembersihan pada ibu dilakukan apabila ada pisang manurun, pisang
apabila semua proses persalinan sudah manurun pucuknya bagus lembut, lalu
terlewati yaitu apabila bayi dan plasenta ditumbuklalu sarinya di oles ke luka luar
sudah keluar dan bayi dalam keadaan vagina ibu”)(JH)
bersih dan ter-bedung barulah sang ibu
akan dibersihkan. Berikut kutipan “mun sudah kaluar luka umanya disapui
pembersihan setelah melahirkan : babanyu pucuk daun pisang. bah
“dikubuy banyu hangat sambil dilap bakas tumbukakan daun pisang nang anum“ (SH)
darah“ (JH) (“setelah si bayi keluar, luka sang ibu akan
(“disiram dan dibersihkan si ibu dari darah diseka dengan getah pucuk pisang.
yang melekat”)(JH) Ditumbuk daun pisang muda”)(SH)

“bah tuntung keluar dilap hulu mamanya “biasa kami pakai daun pisang manurun
lawan banyu hangat bersihi darahnya anum ditumbuk dikasai ka lukainya kada
hanyar sakit, mun luka biasa gin itu jua“ (RA)
bagamatan dikasai banyu janar” (SH) (“kami menggunakan daun pucuk pisang
(“setelah bayi keluar siibu di seka dengan menurun muda, ditumbuk lalu di oleskan ke
kain dan air hangat untuk membersihkan luka, pada luka lain pun biasanya pakai
darah lalu diseka dengan parutan itu”)(RA)
janar”)(SH) Pengunaan getah batang pisang
kepok sebagai obat oles luka operasi sama
“sama ai jua betapih kada kawa beselawar“ baiknya dengan penggunaan injeksi
(NA) penisilin-G dan dioleskan salep
oksitetrasiklin (8).
Sanjaya, MR.dkk. Kajian Perilaku Kesehatan Dukun... 4

c. Memberikan ramuan/tatamba (obat- semula, melemaskan otot-otot serta untuk


obatan) kesehatan ibu nifas seperti pada kutipan
Ibu nifas Suku Dayak Meratus pernyataan berikut ini:
meminum ramuan / pelungsur khas Suku “inya saban malam diurut, pakai minyak
Dayak Meratus setiap pagi selama masa nyiur lawan bawang habang” (JH)
nifas. Pelungsur terdiri dari 4 macam, (“setelah proses melahirkan ibu melahirkan
ramuan / pelungsur tambabahak keradu, setiap malam diurut dengan ramuan minyak
sambung maut, tenggarun dan jaringayau. kelapa”)(JH)
Hal ini mempunyai makna simbolis untuk
menyehatkan dan memulihkan kondisi ibu “mun mamanya diurut karancakan 2 kali
nifas setelah melahirkan seperti pada sehari tapi tergantung paparutan umanya
kutipan pernyataan berikut ini: kayapa ada jua labih 2 kali sahari“ (SH)
“ada pelungsur tambabahak keradu, (“si ibu diurut kebiasaan sehari dua kali
sambung maut, lawan tenggarun” (RA) tergantung kondisi rahim menurut dukun
(“ada pelungsur: ramuan tambabahak beranak”)(SH)
keradu, sambung maut, lawan tenggarun”)
(RA) “mun diurut sidin (dukun beranak JH) tu
rasa benahap pang parut” (RA)
“pelungsur ini diusapakan ka kemaluan (“apabila diurut dukun beranak JH perut
umanya lawan diminumakan ke setiap hari serasa lebih enak”)(RA)
saminggu habis beranak, banyu janar ada Pijat hanya boleh dilakukan pada
jua tapi kada ia yang ia tu nang tiga tu” (JH) anggota badan yang bergerak, misalnya
(“pelungsur tembabahak keradu, sambung kaki, tangan, leher, punggung dan hindari
maut, dan tenggarun :ramuan dari daun memijat daerah rahim karena bisa
tembabahak keradu akar-akaran sambung membahayakan keselamatan ibu, tidak
maut dan tenggarun diusapkan ke boleh terlalu sering dan pijat hanya boleh
kemaluan si ibu dan diminumkan ke ibu dilakukan oleh orang yang ahli atau terlatih
selama seminggu dan juga pelungsur serta mengetahui seluk-beluk kehamilan
jaringayau :ramuan dari tanaman (10).
jaringayau”)(JH)
e. Memasang babat perut ibu
“mun sudah melahirakan, umanya diminumi Ibu nifas juga memakai korset di
ramuan pelungsur tambabahak keradu, perut, makna simbolisnya mengembalikan
sambung maut, tenggarun lawan keadaan perut membuat ibu nyaman saat
penggaring maroy (akar)“ (SH) bergerak dan agar perut kembali seperti
(“setelah melahirkan si ibu diberikan keadaan sebelum hamil seperti pada
ramuan pelungsur tambabahak keradu, kutipan pernyataan berikut ini:
sambung maut, tenggarun lawan “Memakai babat di parut, dililitakan diparut”
penggaring maroy(akar)agar supaya luka (JH)
cepat kering dan sembuh dan bisa (“memakai korset di perut, dililitkan diperut”)
melakukan hubungan suami istri”) (SH) (JH)
Menurut Depkes, yang dimaksud
dengan obat tradisional ialah obat yang “dibabat mamanya, nyaman parut kalu bila
berasal dari bahan yang dalam keadaan bagarak garak sadikit” (RA)
segar ataupun dalam bentuk kering yang di (“dibabat ibunya, agar perut enak apabila
sebut simplisia, dapat berupa rimpang, bergerak”)(RA)
akar, herba, daun, batang, bunga dan
buah. Tanaman obat mengandung “ku babat pakai kain bahalai jangan tapi
berbagai jenis senyawa kimia yang bisa pisit” (SH)
berfungsi untuk mengobati berbagai (“dibabat oleh dukun SH dengan kain
macam penyakit dan juga berbagai macam selembar tapi tidak terlalu kencang”) (SH)
jenis enzim (9). Untuk memaksimalkan involusi uteri
dan memulihkan tonus abdomen dapat
d. Melakukan pengurutan pemulihan atau dibantu dengan penggunaan korset dan
pengembalian rahim Ibu melakukan senam nifas (11).
Ibu nifas pada Suku Dayak Meratus
masih melakukan pijat/urut tradisional f. Pepadah dukun beranak bagi ibu nifas
dengan dukun beranak setiap malam. Hal 1) Pantangan
ini mempunyai makna simbolis untuk Masyarakat masih meyakini
mengembalikan posisi perut seperti pantangan - pantangan yang harus dipatuhi
5 Jurnal Berkala Kesehatan, Vol. 2, No. 1, Nov 2016: 1-8

pada saat masa nifas. Pantangan tersebut “makan pisang bajarang aja tu pang di
antara lain pantangan perilaku makanan uyahi lawan iwak bejarang kada boleh
dan minuman. Ibu nifas oleh dukun bebumbu” (JH)
beranak dilarang untuk mengonsumsi (“makan pisang rebus aja di kasih garam
makanan berdaging merah, dengan makna sedikit dengan ikan rebus tidak boleh
agar luka si ibu cepat kering. dikasih bumbu”)(JH)
“Imbah baranak itu kada boleh makan
sayur pahit, iwak bagoreng, makan pakai “kusuruh becari jantung pisang rancak
bumbu, kada boleh makan daging bedarah nang laki gasan umanya makan sekali
kecuali iwak, makan belamak, bebanyu, makan jantung pisang tu kada usah saban
iwak karing, lawan kada boleh bemasak hari kadapapa asal temakan ha” (SH)
kada boleh banyak bagawi“ (JH) (“kusuruh mencari jantung pisang suaminya
(“setelah melahirkan tidak diperbolehkan untuk sang ibu makan walaupun tidak
memakan sayur yang rasanya pahit, ikan setiap hari yang penting ada makan jantung
yang digoreng, makanan juga tidak pisang itu”)(SH)
diperbolehkan dibumbui, dilarang makan
daging yang berdarah selain ikan,makanan “mun hahayaran banar baranak banyak
yang berlemak, berkuah, ikan asin dan nang kada boleh dimakan mun kawa tu
tidak diperbolehkan memasak dan nasi ai lawan nang dijarang-jarang aja”
mengerjakan pekerjaan berat”)(JH) (RA)
(“apabila baru saja melahirkan banyak
“mun kami mbah melahirkan kada boleh pantangan makan yang tidak boleh,
uyuh lawan makan dijaga buah boleh iwak dianjurkan untuk memakan makanan yang
boleh mun daging nang kada boleh” (SH) direbus saja”)(RA)
(“setelah melahirkan kami menganjurkan
buah dan makan ikan tidak diperbolehkan Sebaiknya ibu nifas disarankan untuk
memakan daging”)(SH) mengkonsumsi makanan yang sehat yaitu
terdapat nasi, lauk, sayur secukupnya dan
Ibu nifas juga dilarang oleh keluarga ditambah satu telur setiap hari. Bila masih
untuk mengonsumsi makanan asam atau ada kemungkinan jangan lupa buah-
pedas, dengan makna agar proses buahan. Apabila ibu tidak memperoleh
penyembuhan luka bagian dalam si ibu makanan dengan pola gizi seimbang, maka
cepat sembuh. ibu akan kekurangan gizi yang bisa
“kada boleh makan kanas anum imbah menyebabkan terkena kurang darah
melahirkan tu” (RA) (anemia) dan penyakit lainnya (12).
(“tidak boleh makan nenas apabila setelah
melahirkan”)(RA) 2. Tindakan yang dilakukan dukun beranak
kepada bayi
Dukun beranak memberikan nasehat a. Membersihkan bayi
pantangan sesudah melahirkan yaitu Pembersihan pada bayi dilakukan
pantangan keluar malam bagi sang ibu. apabila plasenta sudah keluar. Berikut
“kada boleh keluar rumah sebelum 40 hari” kutipan pembersihan setelah melahirkan :
(JH) “baskom wadah mandi bayi disiapakan
(“tidak boleh keluar rumah sebelum 40 lawan keluarga banyunya hangat-hangat
hari”)(JH) kuku haja, bah kaluar arinya tu potong
langsung dimandii bayinya mulai kepala
“jangan dulu keluar rumah sampai ma40 bedehulu kada boleh mulai batis sampai
hari” (SH) berasih matan darah“ (JH)
(“jangan dulu keluar rumah sampai empat (“keluarga diminta menyediakan baskom
puluh hari”) (SH) untuk tempat mandi bayi dengan air
hangat, setelahbayi keluar lalu dipotong tali
2) Anjuran pusarnya lalu memandikan bayi dilakukan
Dukun beranak menyakini anjuran oleh dukun beranak”)(JH)
dari nenek moyang mereka yang salah
satunya apabila Ibu nifas mengonsumsi “dimandii pang pakai banyu hangat mulai
makanan dengan bumbu makna agar kepala sampai berasih” (SH)
proses air susu tidak amis dan memakan (“dimandikan sampai bersih dimulai dari
makanan olahan dari jantung pisang agar kepala”)(SH)
kuantitas ASI bertambah.
Sanjaya, MR.dkk. Kajian Perilaku Kesehatan Dukun... 6

“bah kawa dimandii dimandiakan bebanyu d. Melakukan penguburan plasenta bayi


hangat“ (RA) oleh ayah atau keluarga
(“dimandikan dengan air hangat”) (RA) Mengubur ari-ari bayi yang baru lahir
biasanya dilakukan oleh suami atau
“dimandii pakai banyu hangat, siapa nang keluarga laki-laki terdekat. Masyarakat suku
ada ai menjarangakan”(NA) dayak meratus menganggap ari ari bayi
(“bayi akan dimandikan dengan air hangat, sebagai saudara si bayi sewaktu dalam
orang rumah yang biasanya memasak air kandungan.
untuk mandi bayi”)(NA) “diberasihi dulu kambarannya tadi disiram
banyu, mun sudah berasih abahnya atau
b. Memandikan bayi setelah tali pusar kainya atau pamannya yang lakian, rancak
lepas menabuk lubang dimuka rumah atau
Dukun beranak pada suku dayak dibawah pohon kelumbuni lawan kain
meratus juga akan terus mengontrol bayi dibuati daun jaringayaw, lading, bawang
termasuk memandikan bayi dari hari habang, hanyar dipatak” (SH)
berikutnya setelah proses kelahiran, juga (“dibersihkan dahulu plasenta dari kotoran
membantu keluarga untuk melakukan dengan air bersih lalu sang ayah atau
pekerjaan yang tidak dapat dilakukan ibu kakek atau paman si bayi akan menggali
selama masa nifas. lubang di depan rumah atau di bawah
“amun sudah pacul tali pusatnya gen mun pohon dan plasenta akan di bungkus kain
masih minta bantu sidin memandii atau dimasukkan daun jaringayaw, pisau,
apakah masih hakuni aja membantui” (RA) bawang merah lalu dikubur”)(SH)
(“bila sudah lepas tali pusarnya pun mereka
masih minta bantu aku untuk memandikan “tambuni dipatak ulih abahnya di muka
ataupun apapun yang aku bisa bantu”) rumah dibungkus kain hulu hanyar dipatak
(RA) dibuati lading, jaringayaw,bawang habang
Memandikan bayi dilakukan di itu ja“ (JH)
tempat yang aman, dengan suhu yang (plasenta dikubur oleh sang ayah di depan
hangat (13). rumah dengan dibungkus kain dan
dimasukkan pisau, daun jaringayaw, dan
c. Melakukan babat dan bedung pada bayi bawang merah”) (JH)
Bayi yang telah dipotong tali Perlakuan khusus seperti dicuci
pusarnya selanjutnya dibersihkan dengan bersih, diberi (daun jaringayaw, lading atau
cara dimandikan dengan air bersih yang pisau, serta bawang merah) dan dikubur
sudah disiapkan terlebih dahulu, setelah diharuskan untuk tembuni, dan hal itu
dibersihkan selanjutnya bayi dibedung merupakan suatu bentuk penghormatan,
(istilah untuk membungkus bayi atau sebuah bentuk perlakuan yang
menggunakan kain dengan rapat). dengan maksud bahwa ari-ari tidak boleh
“mun sudah berasih hanyar bayi tadi babat diperlakukan biasa begitu saja, apalagi
dibedung“ (SH) kemudian hanya langsung dibuang (15).
(“setelah sibayi bersih baru dibabat lalu
dibedung”) (SH) B. Tindakan yang dilakukan dukun
kampung/tokoh adat setelah persalinan
“bah tu dibabat dibedung“ (JH) suku Dayak Meratus di Kalimantan
(“digunakan babat lalu dibedung”)(JH) Selatan

“dibabat tu model dililit kaya bayi suah ai 1. Pada kelahiran normal


kalu meliat?bekain atau gurita“ (RA) a. Ritual wadak dan penghormatan
(“dibabat dengan dililit seperti yang sudah /pemujaan pada leluhur suku dayak
pernah dilihat menggunakan kain atau meratus
gurita”) (RA) Pada kejadian melahirkan
masyarakat Suku Dayak Meratus Dukun
Perawatan pasca dilahirkan bayi kampung/ Tokoh adat/ Balian juga
yaitu menggunakan gurita dan korset. mempunyai peran dalam melakukan ritual-
Korset berfungsi untuk memaksimalkan ritual yang dilakukan pada ibu dan bayi,
involusi uteridan memulihkan keadaan ritual tersebut berupa pemujaan dan
tonus abdomen akibat peregangan dan penghormatan kepada kepercayaan leluhur
penyempitan (14). mereka yang dianggap mempengaruhi
kehidupan dan dapat memberikan
kesehatan pada ibu dan bayi.
7 Jurnal Berkala Kesehatan, Vol. 2, No. 1, Nov 2016: 1-8

Dukun Kampung/ Tokoh Adat/ Balian dikepala si bayi, nitu supaya mata, rambut
bersama keluarga menyiapkan gula, dan gigi bayinya sihat“ (SA)
kelapa, beras, darah ayam hitam untuk (“setelah melahirkan menggunakan pucuk
dicampur/ditumbuk menjadi wadak (istilah pohon ulin paling muda dicampur kapur
untuk bahan oles) bahan-bahan tersebut dan minyak kelapa diusapkan ke kepala
berfungsi sebagai penangkal agar ibu dan bayi agar mata, rambut dan gigi bayi
bayi tidak sakit-sakitan dan tidak sehat”)(SA).
meninggal, digunakan dengan cara Bahan pilis mengandung bahan
mengusap di dahi bagian atas dengan alami seperti, ganthi, kencur, kunyit,
jempol balian menghadap kebawah ibu dan papermint dan kenanga. Pilis dapat
bayi. membantu meredakan rasa pusing dan
“biasanya aku dikiau biasanya malam memperlancar peredaran dareah dan
dedua harian mbah melahirkan gasan mencegah darah putih naik ke atas.
mewadak si umanya lawan anak“ (SA) Ramuan pilis dapat menjaga kesehatan
(“biasanya aku dipanggil malam setelah 2 mata dan menghilangkan pusing sebesar
hari pasca melahirkan untuk mewadak si (70%)(16).
umanya lawan nang anak”)(SA)
2. Pada kelahiran tidak normal
Selain itu pihak keluarga bersama Ritual beuri
dukun kampung/tokoh adat/ balian balai Apabila disaat proses melahirkan
desa melakukan ritual dengan plasenta tidak kunjung keluar masyarakat
menggunakan akar dan 3 butir beras yang suku dayak meratus masih mempercayai
fungsinya untuk memberi penghormatan ritual uri yaitu memantrai sang ibu di perut
kepada bhatara tunggal (leluhur agar plasenta keluar, maka keluarga
kepercayaan). dengan segera akan memanggil tokoh
“kalau akar-akaran itu ada lagi yang lebih adat/ Balian untuk melakukan proses uri.
harat dan canggih, kawa tahu itu anak “mun beranak tambuni kada mau keluar
lakian atau binian. Ciri-cirinya bisa dari akar dalam parut aku kiaw balian datang lalu
lawan baras.baras kita ambil lawan biji- balian yang meurinya(ritual apabila
bijian kita ambil tiga biji kita beri salam dan plasenta tidak keluar dari rahim dengan
mantra kepada yang ampun langit yang cara di sumpahi atau dibacakan mantra“
ampun bumi, karena kita hidup ini (JH)
bergantung lawan bumi diatas tumbuhan (“apabila plasenta masih tertinggal didalam
yang ada akarnya. Habis itu akar itu kita rahim maka dukun kampung akan
cabut bilanya akar itu satu aja panjang memanggil dukun/ketua adat untuk
lakian anaknya bilanya becabang cabang melakukan ritual uri :ritual apabila plasenta
berati binian“(SA) tidak keluar dari rahim dengan cara di
(“kalau akar itu ada yang canggih menurut sumpahi atau dibacakan mantra”)(JH)
kami :suku dayak meratus yang mana akar Bauri adalah ritual dimana tokoh/
ini bisa memprediksi anak laki-laki atau balian melakukan komunikasi dengan
perempuan, cirri-cirinya bisa dilihat dari plasenta yang tidak keluar setelah bayi
ritual yang juga menggunakan beras tiga keluar dengan mantra dan doa-doa
butir lalu membacakan mantra pada akar pemujaan kepada pencipta/leluhur suku
yang akan dicabut, apabila akar tersebut dayak meratus. Retensio plasenta
memanjang dan tidak bercabang-cabang merupakan penyebab sebagian besar
maka prediksi anaknya adalah laki-laki dan kasus perdarahan postpartum, sedangkan
apabila akar tersebut bercabang maka perdarahan postpartum merupakan
prediksinya anak tersebut adalah penyebab kematian maternal terbanyak di
perempuan”)(SA) Indonesia. Retensio plasenta adalah
tertahannya atau belum lahirnya plasenta
b. Ritual tolak bala pada ibu dan bayi hingga atau melebihi waktu 30 menit
Salah satu ritual yang dilakukan oleh setelah bayi lahir. Faktor-faktor yang
Dukun kampung/ Tokoh adat/ Balian ini mempengaruhi kejadian retensio plasenta
adalah dengan berkomunikasi dengan pada ibu bersalin adalah umur, multiparitas,
leluhur melalui media pucuk ulin yang dan riwayat kehamilan dan persalinan
dicampur minyak nyiur dan kapur. terdahulu (17).
“Imbah beranakan pakai pucuk ulin paling
anum dipalitakan lawan kapur nang PENUTUP
dicampur minyak nyiur sedikit diusapakan Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan menunjukkan tindakan yang
Sanjaya, MR.dkk. Kajian Perilaku Kesehatan Dukun... 8

dilakukan dukun beranak pada saat setelah 7. Alwi Q. Tema Budaya yang Melatar
persalinan suku Dayak Meratus yaitu belakangi Perilaku Ibu-Ibu Penduduk Asli
melakukan pembersihan pada Ibu, Dalam Pemeliharaan Kehamilan dan
mengoleskan getah pucuk daun pisang Persalinan di Kabupaten mimika. Buletin
menurun muda pada luka ibu, memberikan Penelitian Kesehatan 2007; 35(3): 137-
obat-obatan/ pelungsur, melakukan 47.
pengurutan pemulihan atau pengembalian 8. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan
rahim Ibu, melakukan babat perut ibu, Selatan. Data Kesehatan Keluarga dan
papadah dukun beranak bagi ibu nifas dan Kesehatan Ibu dan Anak Dinas
tindakan yang dilakukan kepada bayi yaitu Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan.
membersihkan bayi, memotong tali pusar, 2012.
memandikan bayi setelah tali pusar lepas, 9. Iskandar. Pemanfaatan Vco (Virgin
melakukan babat dan bedung pada bayi, Coconut Oil) Dengan Teknik Massage
melakukan penguburan plasenta bayi oleh Dalam Penyembuhan Luka Dekubitus
ayah atau wali laki-laki. Ritual yang dilakukan Derajat II Pada Lansia. Skripsi. Surakarta
Dukun Kampung/ Tokoh Adat pada saat : Stikes Kusuma Husada, 2014.
setelah persalinan, yaitu wadak, tolak bala, 10. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian
beuri. Berdasarkan hal tersebut, dapat Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka
disimpulkan bahwa perlakuan dukun beranak Cipta, 2005.
setelah proses melahirkan masing-masing 11. Andriani L. Faktor-Faktor Yang
memiliki tahapan penjabaran tersendiri baik Berhubungan Dengan Ketaatan Dalam
untuk ibu dan juga bayi. Melaksanakan Standard Pelayanan
Kebidanan Pada Ante Natal Care Di Kota
DAFTAR PUSTAKA Surakarta Tahun 2005. Skripsi. Surakarta:
1. Djaja. Penerapan Ilmu Antropologi Stikes Ngudi Waluyo Ungaran, 2005.
Kesehatan Dalam Pembangunan 12. Andonotopo W, Medic M, Salihagic-Kadic
Kesehatan Masyarakat Papua. A. The Assessment Of Fetal Behavior In
Antropologi Papua 2002; 1(1): 77- 84. Early Pregnancy: Comparison Between
2. Anggorodi R. Dukun Bayi dalam 2d And 4d Sonographic Scanning. Journal
Persalinan oleh Masyarakat Indonesia. of Perinatal Medicine 2005; 33: 406-14.
Makara Kesehatan 2009; 13(1): 9-14. 13. Astuti, TM. Inovasi Pertolongan
3. Mochammad A. Kapita Selekta Persalinan Sehat oleh Dukun Bayi.
Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius Semarang: Unnes Press, 2001.
Fakultas Kedokteran UI, 2005. 14. Delima. Gambaran Praktik Penggunaan
4. Aman R, Hamid Z, Hamid SA. Profil Jamu Oleh Dokter Di Enam Provinsi
Pemikiran Banjar: Satu Kajian Indonesia, Obat Tradisional. Bul. Peneliti.
Perbandingan antara suku Banjar di Kesehatan 2012; 40(3): 109-122.
Malaysia dan di Indonesia. Geografia 15. Kurjak A, Stanojevic M, Azumendi G,
Malaysia Journal of Societ and Space Carrera JM. The Potensial Of Four-
2012; 8(8): 12-22. Dimensional (4D) Ultrasonography In The
5. Agustina. Penggunaan Ramuan Herbal Assessment Of Fetal Awareness. Journal
Sebagai Feed Additive Untuk of Perinatal Medicine 2005; 33(1): 46-53.
Meningkatkan Performans. Lokakarya 16. Yuliaswati E. Pengetahuan Dalam
Nasional Inovasi Teknologi Dalam Melaksanakan Pijat Perineum oleh Bidan
Mendukung Usaha ternak Unggas di Kota Surakarta. Gaster 2014; 11(2): 7-
Berdaya saing Broiler. Makasar. 2005. 14.
6. Milles MB, Huberman AM. Qualitative 17. Danuatmaja B, Meiliasari M. Persalinan
data analysis: A source-book of new Normal Tanpa Rasa Sakit. Jakarta: Puspa
methods. London: Sage Publication Inc, Swara, 2008.
1984.

You might also like