Penerapan Model Pembelajaran Kausalitik Untuk Meningkatkan Kemampuan Bernalar Dalam Pembelajaran Fisika Masa Learning From Home Pandemi Covid-19
Penerapan Model Pembelajaran Kausalitik Untuk Meningkatkan Kemampuan Bernalar Dalam Pembelajaran Fisika Masa Learning From Home Pandemi Covid-19
Penerapan Model Pembelajaran Kausalitik Untuk Meningkatkan Kemampuan Bernalar Dalam Pembelajaran Fisika Masa Learning From Home Pandemi Covid-19
Abstract-The Covid-19 pandemic requires teachers to make innovations in learning, such as utilizing
appropriate applications and choosing the right learning model to encourage students' reasoning
abilities. This study aims to identify the effect of the causal learning model on students' reasoning
abilities in learning physics during the learning from home period due to the Covid-19 pandemic. This
type of research is a quasi-experimental study with a 2x2 factorial design. The population is all students
of class X MIA Madrasah Aliyah Negeri 2 (MAN 2) Mataram. Sampling using purposive sampling
technique so that selected students of class X-MIA 3 (31 students) as the experimental class and class
X-MIA 4 (30 students) as the control class. The instrument used to measure reasoning ability was a
description test of 4 items. The results showed that the data were normally distributed and homogeneous
with the chi-squarecount (10.390) <chi-squaretable (11.070), (experimental class); chi-squarecount (10,873)
<chi-squaretable (11,070), (control class); and Fcount (1,502) <Ftable (1,799). The hypothesis was tested
using the t-test with a significance level (sig.) Of 5%. Hypothesis test results show the sig value. smaller
than 0.05 (𝛼 <0.05) (𝐻0 rejected) and the experimental class gain (56.02%, moderate) is higher than
the gain for the control class (38.28%, low). The conclusion is that the causal learning model has an
effect on improving students' reasoning ability in learning physics during the learning from home period
due to the Covid-19 pandemic. Recommendations that can be given in an effort to improve students
'reasoning abilities are to present physical phenomena in the form of pictures that can stimulate
students' thinking activities.
Keywords: Causalitic Learning Model; Students' Reasoning Ability; Physics Learning; Covid-19
Pandemic
PENDAHULUAN mana saja, kapan saja, dan dalam situasi apa
Era revolusi industri 4.0, disebut saja meskipun jarak berjauhan.
sebagai era disrupsi yaitu suatu era Pembelajaran daring ini kemudian
terjadinya perubahan besar-besaran pada menjadi tantangan tersendiri bagi guru dan
semua bidang kehidupan, tak terkecuali siswa. Guru dituntut secara terus-menerus
dalam bidang pendidikan. Salah satu meningkatkan kompetensinya menjadi guru
contohnya adalah sistem pembelajaran di hebat yang mampu menginspirasi agar siswa
dalam kelas. Pembelajaran yang semula mampu terlibat secara aktif dan kooperatif
diselenggarakan secara langsung di kelas dalam pembelajaran untuk mengembangkan
bukan tidak mungkin akan digantikan kemampuan bernalar dan berargumentasi
melalui sistem pembelajaran secara tidak (Kusmiarti & Hamzah, 2019). Sementara
langsung atau dalam jaringan (daring). siswa dituntut untuk memiliki beberapa
Pembelajaran daring merupakan sistem kemampuan salah satunya ialah kemampuan
belajar yang memanfaatkan teknologi bernalar sebagai bekal menjadi pribadi
internet dimana seseorang dapat belajar di adaptif dalam menyelesaikan soal maupun
183
Volume 6 No. 2 Desember 2020 Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (JPFT)
184
Volume 6 No. 2 Desember 2020 Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (JPFT)
kausalitas (3) Fase penyusunan argumen (4) yang diterapkan dalam penelitian ini adalah
Fase evaluasi (ibid). factorial 2x2.
Penerapan model pembelajaran
kausalitik yang diharapkan dapat Kelas Tes Perlakuan Tes
Awal Akhir
meningkatkan kemampuan bernalar siswa Eksperimen O11 X1 O12
juga didasarkan pada beberapa penelitian Kontrol O21 X2 O22
yang telah dilakukan, oleh Anshori, Diadaptasi dari Setyosari, (2016)
Rokhmat, & Gunada (2019) yang
menyatakan bahwa model pembelajaran Populasi penelitian ini adalah seluruh
kausalitik membiasakan siswa berpikir siswa kelas X MIA MAN 2 Mataram dengan
secara divergen dalam menyelesaikan teknik pengambilan sampel menggunakan
permasalahan. Selanjutnya Tamami et al. purposive sampling, sehingga diperoleh
(2017) dan Rokhmat et al. (2017a, 2017b, siswa kelas X MIA 3 yang berjumlah 31
2017c), mengungkapkan bahwa pendekatan siswa sebagai kelas eksperimen dan siswa
berpikir kausalitik ber-scaffolding kelas X MIA 4 yang berjumlah 30 siswa
berpengaruh dalam meningkatkan sebagai kelas kontrol.
kemampuan pemecahan masalah siswa. Teknik pengumpulan data berupa tes
Pendekatan ini juga memfasilitasi tertulis berbentuk soal uarain yang terdiri
berkembangnya kemampuan dalam berpikir dari 4 item soal kemampuan bernalar. Nilai
kausalitik (Rokhmat et al. 2019). kemampuan bernalar diambil dari masing-
Selanjutnya Rokhmat et al. (2019), juga masing skor indikator kemampuan bernalar.
mengutarakan pendekatan berpikir Nilai yang dimaksud diambil dari nilai post
kausalitik efektif dalam meningkatkan test dengan teknik penilaian menggunakan
kemampuan memahami masalah, memilih akumulasi dari skor kemampuan
penyebab dan akibat, membedakan kemampuan bernalar pada setiap indikator.
penyebab mana sebagai faktor masing- Indikator kemampuan bernalar (IKB)
masing akibat, menentukan dan menerapkan yang digunakan dalam penelitian ini
konsep, prinsip, teori, dan/atau hukum fisika dikaitkan dengan karakteristik pemecahan
tersebut saat menyusun argumen. masalah dalam pembelajaran kausalitik. IKB
Uraian permasalahan tersebut yang dimaksud adalah Mengurutkan
mendorong peneliti untuk melakukan suatu (ordering), yaitu kemampuan mengurutkan
penelitian terkait pengaruh model kondisi yang menjadi penyebab (IKB-1);
pembelajaran kausalitik terhadap Memprediksi (predicting), yaitu
kemampuan bernalar siswa dengan tujuan kemampuan memprediksi berbagai
untuk mengidentifikasi pengaruh model kemungkinan akibat yang dapat terjadi
pembelajaran kausalitik terhadap (IKB-2); Menganalisis (analayzing), yaitu
kemampuan bernalar siswa dalam kemampuan menganalisis penyebab yang
pembelajaran fisika pada masa learning merupakan faktor dari setiap akibat
from home akibat pandemi Covid-19 di terprediksi (IKB-3); Mengontrol
MAN 2 Mataram. (controlling), yaitu kemampuan mengontrol
dengan cara menentukan mana konsep,
METODE PENELITIAN prinsip, teori, dan/atau hukum fisika yang
Jenis penelitian yang dilakukan adalah dapat digunakan untuk mendukung dalam
kuasi eksperimen dengan desain penelitian mengidentifikasi beberapa penyebab (IKB-
4); dan Menerapkan (applying), yaitu
185
Volume 6 No. 2 Desember 2020 Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (JPFT)
186
Volume 6 No. 2 Desember 2020 Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (JPFT)
187
Volume 6 No. 2 Desember 2020 Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (JPFT)
rata-rata N-gain untuk kelas eskperimen terjadi?”, kemudian memperoleh respon dari
sebesar 56,02% dan termasuk dalam siswa berupa jawaban yang bervariatif.
kategori sedang. Sedangkan persen rata-rata Kegiatan demonstrasi dan
N-gain kelas kontrol sebesar 38,28% dan memberikan pertanyaan kepada siswa ini
termasuk dalam kategori rendah. Hasil merupakan langkah awal dalam melatih
tersebut mengindikasikan bahwa penerapan kemampuan bernalar siswa, karena siswa
model pembelajaran kausalitik cukup akan memikirkan jawaban atas pertanyaan
berpengaruh untuk meningkatkan yang diajukan. Sebagaimana penelitian yang
kemampuan bernalar siswa dalam telah dilakukan Siregar (2019) menegaskan
pembelajaran fisika di MAN 2 Mataram pertanyaan yang mengharuskan siswa untuk
pada materi momentum dan impuls. mengkomunikasikan gagasannya dapat
mengasah kemampuan bernalar siswa.
Indikator kemampuan bernalar yang dapat
dilatihkan pada fase orientasi adalah
mengurutkan (ordering). Pada tahap
orientasi siswa diberikan sebuah pertanyaan
terkait materi momentum dan impuls yang
menuntut siswa untuk memahami maksud
pertanyaan dengan mengurutkan kondisi
yang mejadi penyebab hubungan antara
momentum dan impuls. Dalam tahap awal
ini telah melatihkan kemampuan bernalar
Gambar 1. Rata-rata N-gain Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan dari
Bernalar peneliti.
Tahap kedua yaitu eksplorasi dan
Sementara penerapan model pengembangan konsep kausalitas, dalam
pembelajaran konvensional kurang tahap ini siswa dituntun lebih aktif untuk
berpengaruh untuk meningkatkan menggali, menyelidiki dan menganalisis
kemampuan bernalar siswa dalam berbagai penyebab yang mungkin
pembelajaran fisika di MAN 2 Mataram menghasilkan suatu akibat dari fenomena
pada materi tersebut. Perbedaan hasil yang disediakan dalam bentuk LKS. Pada
peningkatan pada kedua kelas dikarenakan tahap eksplorasi siswa diberikan LKS yang
penerapan model pembelajaran kausalitik telah dibuat untuk setiap pertemuan agar
melatih kemampuan bernalar siswa pada melatih indikator-indikator kemampuan
setiap tahapan pembelajarannya. bernalar. Indikator yang dilatih pada tahap
Tahap pertama yaitu orientasi, pada ini yaitu mengurutkan (ordering),
tahap ini peneliti memberikan demonstrasi memprediksi (predicting), dan menganalisis
fenomena-fenomena fisika dalam kehidupan (analayzing). Adapun peran peneliti hanya
sehari-hari berupa video dalam bentuk memberi bimbingan dengan cara
power point, seperti anak yang memilih menunjukkan sebagian contoh (bantuan
antara menghentikan mobil atau sepeda dan tahapan atau scaffolding) dari proses
memberikan pertanyaan seperti “Manakah penyelesaian fenomena dalam LKS.
yang lebih sukar untuk dihentikan (a) Mobil; Scaffolding sangat mendukung penerapan
(b) Sepeda”. “Mengapa hal tersebut dapat model pembelajaran kausalitik dan
membantu siswa karena siswa belum
188
Volume 6 No. 2 Desember 2020 Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (JPFT)
terbiasa dengan soal yang berbentuk hukum fisika yang dapat digunakan untuk
kausalitik. Dengan scaffolding, siswa mendukung dalam mengidentifikasi
mampu menyelesaikan masalah melebihi beberapa penyebab yang menghasilkan
kemampuan mereka (Rokhmat et al., 2019). suatu akibat, kemudian menerapkan konsep,
Berdasarkan nilai rata-rata yang prinsip, teori atau hukum fisika mana yang
diperoleh pada posttest, mengurutkan diperlukan dalam mengidentifikasi
(ordering) dan memprediksi (predicting) penyebab-penyebab sehingga menghasilkan
merupakan indikator dengan nilai rata-rata suatu akibat tertentu dalam fenomena
tertinggi. Hal ini dapat terjadi karena siswa momentum dan impuls yang telah mereka
dilatihkan agar dapat mengurutkan kondisi pahami melalui LKS yang telah dikerjakan
yang menjadi penyebab pada materi bersama kelompok.
momentum dan impuls. Setelah mereka Tahap keempat yaitu evaluasi, pada
mampu mengurutkan maka mereka dapat tahap ini yang dilakukan siswa adalah
memprediksi berbagai kemungkinan akibat menyamakan persepsi dan merevisi persepsi
yang dapat terjadi berdasarkan fenomena yang keliru terhadap materi momentum dan
yang ada pada setiap LKS yang diberikan. impuls. Kemampuan bernalar yang dapat
Buaris et al. (2016) juga mengungkapkan hal dilatihkan pada tahap ini yaitu menerapkan
yang sama dalam penelitiannya pada saat (applying) konsep, prinsip, teori dan/atau
siswa memperediksi jawaban atau solusi hukum fisika mana yang diperlukan
akan membantu siswa melakukan penalaran sehingga siswa menyusun argumen dalam
analogi yaitu penarikan kesimpulan membuat keputusan akhir atau kesimpulan.
berdasarkan keserupaan data atau proses. Pada tahap ini, peneliti memfasilitasi setiap
Tahap ketiga adalah menyusun kelompok untuk menyamakan persepsi
argumen, pada tahap ini siswa menyusun dengan cara mengemukakan kesimpulan
argumen mengapa setiap akibat tersebut bisa dari pembelajaran yang telah dilakukan yaitu
terjadi dikaitkan dengan setiap kombinasi tentang materi momentum dan impuls.
yang menjadi penyebab dengan Peneliti juga memberikan penguatan atas
menyertakan konsep, prinsip, teori atau pendapat yang dikemukan oleh semua
hukum fisika yang terkait dengan fenomena kelompok dengan mengembangkan
momentum dan impuls. Sebelum menyusun pertanyaan lanjutan yang bersifat
argumen siswa dibiasakan untuk selalu konstruktif.
bernalar dalam mengidentifikasi Berdasarkan rangkaian pembelajaran
kemungkinan dari setiap unsur penyebab yang diterapkan pada kelas eksperimen
sampai akhirnya menentukan akibat yang menunjukkan adanya proses untuk melatih
mungkin terjadi dengan menerapkan konsep, kemampuan bernalar karena kemampuan
prinsip, teori, atau hukum-hukum yang bernalar tidak akan berkembang apabila
terkait untuk menjelaskan mengapa setiap tidak dilatih dan dibiasakan. Seperti yang
akibat tersebut dapat terjadi dengan bahasa, dinyatakan oleh Agustin (2016),
kata-kata, dan pemikiran siswa sendiri serta kemampuan bernalar dapat ditingkatkan
memberikan uraian terkait penjelasannya. dengan melatih dan membiasakan
Tahap ini melatihkan kemampuan menyajikan pelajaran dengan mendorong
bernalar siswa yaitu mengontrol siswa untuk mencari atau memecahkan suatu
(controlling) dan menerapkan (applying), masalah atau persoalan. Kemampuan
karena pada tahap ini siswa dilatih untuk bernalar yang tinggi dibutuhkan tidak hanya
menentukan konsep, prinsip, teori atau dalam membuat keputusan dan
189
Volume 6 No. 2 Desember 2020 Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (JPFT)
190
Volume 6 No. 2 Desember 2020 Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (JPFT)
191
Volume 6 No. 2 Desember 2020 Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (JPFT)
192