Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021
DOI: 10.36565/jab.v10i1.218
p-ISSN: 2655-9266
e-ISSN: 2655-9218
JURNAL
RHEUMATOID ARTRITIS
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
1
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021
DOI: 10.36565/jab.v10i1.218
p-ISSN: 2655-9266
e-ISSN: 2655-9218
Efektifitas Terapi Kompres Jahe dan Kompres Serai Hangat untuk
Menurunkan Intensitas Nyeri Arthritis Rheumatoid pada Lanjut
Usia
Abstract
Rheumatoid arthritis is one of the most common diseases in society and is one of the groups of
diseases that is always found in the practice of general practitioners. this disease attacks the joints
and some only attack the tissues around the joints. The purpose of this study is to find out whether
there are differences in the treatment of ginger compresses and warm lemongrass compresses
against the reduction in the intensity of Rheumatoid Arthritis Pain in the Elderly at Tresna Werdha
Budi Luhur Social Home in Jambi. The research design used was Pre-Experiment using One
Group Pre-Post Test Design. Research has been done at the Budi Luhur Werdha Home in Jambi
(PSTW). The sampling method was by purposive sampling with a sample of 18 respondents with
ginger compress intervention and 18 respondents with lemongrass intervention. Analysis data used
univariate analysis and bivariate analysis with the Dependent T-Test. The results were no
differences in the intervention of ginger compresses and warm lemongrass compresses to the
intensity of rheumatoid arthritis pain in the elderly in PSTW Jambi City. Both of them have a p-
value of 0,000, meaning they both have a significant effect on decreasing the intensity of arthritis
rheumatoid pain in the elderly in PSTW. It is recommended for health workers, it should be able to
continue to motivate the elderly by providing education and demonstration, especially regarding
the handling of pain in a non-pharmacological way through alternative and complementary
techniques.
Keyword: ginger compresses, rheumatoid arthritis, therapy complementary, warm
lemongrass compresses
Abstrak
Artrhitis rheumatoid merupakan salah satu penyakit yang paling banyak ditemui dalam masyarakat
dan merupakan salah satu kelompok penyakit yang selalu ditemukan dalam praktik dokter umum.
penyakit ini ada yang menyerang sendi dan ada pula yang hanya menyerang jaringan disekitar
sendi . Tujuan dari penelitian ini unyuk mengetahui adakah Perbedaan Terapi Kompres Jahe Dan
Kompres Serai Hangat Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Arthritis Rheumatoid Pada Lanjut
Usia Di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Luhur Jambi. Rancangan penelitian yang
digunakan adalah Pre – Eksperiment dengan menggunakan rancangan One Group Pre – Post Tes
Design. Penelitian telah di Panti Werdha Budi Luhur Jambi. Cara pengambilan sampel dilakukan
dengan cara purposive sampling dengan sampel 18 responden dengan intervensi kompres jahe dan
18 responden dengan intervensi terapi serai. Analisa data yang digunakan adalah analisis univariat
dan analisa bivariat dengan uji T- Test Dependent. Hasil yang diperoleh tidak ada perbedaan
pemberian kompres jahe dan kompres sereh hangat terhadap intensitas nyeri arthritis rheumatoid
pada lansia di PSTW Kota Jambi. Keduanya memiliki nilai p – value 0,000, artinya keduanya
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penurunan intensitas nyeri arthritis remathoid pada
lansia di PSTW. Disarankan Bagi petugas kesehatan di panti, hendaknya dapat terus memotivasi
lansia dengan pemberian edukasi maupun demonstrasi khususnya tentang penanganan nyeri
secara non farmakologis melalui teknik alternative atau terapi komplementer.
Kata Kunci: arthritis rematoid, kompres jahe, kompres serai, terapi komplementer
2
PENDAHULUAN 41 juta jiwa di tahun 2035 serta lebih dari
Penyakit sendi/rematik adalah suatu 80 juta jiwa di tahun 2050.
penyakit inflamasi sistemik kronik pada Prevalensi penyakit sendi berdasar
sendi-sendi tubuh. Gejala klinik penyakit diagnosis nakes di Indonesia 11,9 persen
sendi/ rematik berupa gangguan nyeri pada dan berdasar diagnosis atau gejala 24,7
persendian yang disertai kekakuan, merah, persen. Prevalensi berdasarkan diagnosis
dan pembengkakan yang bukan disebabkan nakes tertinggi di Bali (19,3%), diikuti
karena benturan/kecelakaan dan Aceh (18,3%), Jawa Barat (17,5%) dan
berlangsung kronis. Gangguan terutama Papua (15,4%). Prevalensi penyakit sendi
muncul pada waktu pagi hari.(Kemenkes berdasarkan diagnosis nakes atau gejala
RI, 2013). tertinggi di Nusa Tenggara Timur (33,1%),
Menurut LeMone, 2017, Artrhitis diikuti Jawa Barat (32,1%), dan Bali (30%).
rheumatoid (RA) adalah penyakit autoimun Adapun Jambi ( 8.6%). ( Kemenkes RI,
sistemik kronik yang menyebabkan 2013)
inflamasi jaringan ikat, terutama disendi. Untuk mencegah terjadi kelumpuhan
Penyebab RA tidak diketahui. Awitan RA pada penderita artrhitis rheumatoid
biasanya tiba-tiba, meskipun mungkin akut, diperlukan penanganan yang tepat terutama
dipicu oleh stressor seperti infeksi, dalam hal pencegahan. Kelumpuhan terjadi
pembedahan, trauma. Faktor genetik dan karena kekauan nyeri kronik yang
lingkungan diyakini berperan dalam menyebabkan kekakuan pada persendian
perkembangan penyakit ini. Lansia tidak sehingga tidak lancarnya pembuluh darah
kebal dari terjadinya RA, insiden terus dan rusaknya sistem persarafan motorik
meningkat setelah usiaa 60 tahun. sehingga perlunya penatalaksanaan nyeri
Meskipun beberapa lansia dapat yang tepat pada pasien dengan artrhitis
berkembang relatif ringan, RA terbatas, rheumatoid baik dengan tindakan
pasien dengan peningkatan titer RA dapat farmakologis maupun tindakan non
mengalami rangkaian penyakit yang lebih farmakologi (Judha, 2012).
agresif, dengan aktifitas penyakit yang Manajemen nyeri pada artrhitis
persisten, manifestasi lebih sistemik dan rheumatoid bertujuan untuk mengurangi
kerusakan sendi yang lebih cepat (fauci atau menghilangkan rasa sakit dan tidak
er.al., d008 dalam LeMone, 2017). nyaman. Secara umum manajemen nyeri
Indonesia sebagai salah satu negara artrhitis rheumatoid ada dua yaitu
dengan tingkat perkembangan yang cukup manajemen farmakologi (obat-obatan) dan
baik, maka makin tinggi pula harapan hidup manajemen non farmakologi. Menangani
penduduknya. Masalah lansia mulai dapat nyeri yang dialami pasien melalui
perhatian pemerintah dan masyarakat. Hal intervensi farmakologis adalah dilakukan
ini merupakan konsekuensi logis terhadap dalam kolaborasi dengan dokter atau
berhasilnya pembangunan, yaitu perawatan lain. Pada intervensi non
bertambahnya usia harapan hidup dan farmakologi perawat berperan besar dalam
banyaknya jumlah lansia di Indonesia. penanggulangan nyeri karena merupakan
Dengan meningkatnya jumlah penduduk tindakan mandiri perawat.
lanjut usia dan makin panjangnya usia Salah satu tindakan yang terbukti
harapan hidup maka lansia perlu mendapat efektif untuk mengurangi nyeri secara
perhatian khusus dari pemerintah dan nonfarmakologi adalah dengan
masyarakat pada masa tua (Padila, 2013). menghangatkan persendian yang sakit
Menurut Khalifah, 2016, Jumlah Lansia di (Pratintya, 2012). Kompres jahe dapat
Indonesia tahun 2014 mencapai 18 juta jiwa menurunkan nyeri arthritis rhematoid.
dan diperkirakan akan meningkat menjadi Kompres jahe juga merupakan pengobatan
tradisional atau terapi alternatif untuk penelitian yang digunakan adalah pra
mengurangi nyeri arthritis rhematoid. Jahe eksperimen dengan rancangan One Group
memiliki kandungan enzim siklo oksigenasi Pre – Post Tes Design yaitu penelitian yang
yang dapat mengurangi peradangan pada mencoba untuk membuktikan pengaruh
penderita arthritis rheumatoid. Selain itu tindakan pada satu kelompok subjek.
jahe juga memiliki efek farmakologis yaitu Kelompok subjek diobservasi sebelum
rasa panas dan pedas, dimana rasa panas ini dilakukan intervensi, kemudian
dapat meredakan rasa nyeri, kaku, dan diobservasikan lagi setelah intervensi untuk
spasme otot atau terjadinya vasodilatasi mengetahui akibat dari perlakuan.
pembuluh darah, manfaat yang maksimal
akan dicapai dalam waktu 15 menit sesudah Cara pengambilan sampel dalam
aflikasi panas. penelitian ini dilakukan dengan cara
Penelitian sebelumnya tentang acidental sampling. Menurut Sugiono
pengaruh kompres jahe, hasil yang (2010) dalam penelitian experimen sampel
diperoleh, kompres jahe memiliki pengaruh dapat diambil dengan jumlah 10-30 orang
dalam mengurangi intensitas nyeri responden, dalam penelitian ini peneliti
rheumathoid arthritis dimana seluruh mengambil 18 responden dengan intervensi
responden mengalami penurunan intensitas kompres jahe dan 18 responden dengan
nyeri setelah perlakuan kompres jahe intervensi kompres hangat serai. Pada
selama 20 menit,(Wahyuni N, 2016). penelitian ini, sebelum dilakukan kompres
Data yang diperoleh dari lansia di skala nyeri lansia diukur. nyeri diukur dari
Panti Tresna Werda Budi Luhur Provinsi rentang 0-10 (skala ringan 1-3, skala
Jambi dari 71 lansia, sebanyak 42 orang sedang 4-6, skala berat 7-10) Kemudian
mengalami nyeri sendi. Data yang diperoleh dilakukan kompres jahe dan terapi rendam
penyakit terbanyak adalah Rematik disusul serai oleh peneliti selama 15-20 menit.
urutan kedua yaitu Hipertensi dan penyakit Setelah itu diukur kembali (post-test) skala
lain seperti Stroke, Gastritis, Insomnia, nyerinya. Kegiatan ini dilakukan Selama
Diabetes melllitus, Asma, Anemia, Herpes, dua hari. Kemudian dibandingkan antara
Alzhemer, Dermatitis, LBP( Low Back nyeri pre-test di hari pertama dengan post-
Pain). (Panti, 2018). Survey awal yang test di hari kedua. Analisa data yang
dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha digunakan adalah analisis univariat dan
Budi Luhur pada saat wawancara analisi bivariat dengan uji T- Test
mengatakan sering mengeluh nyeri pada Dependent.
sendi tangan dan kaki terutama pada malam
dan pagi hari. Bila nyeri hebat mereka HASIL DAN PEMBAHASAN
hanya mengkonsumsi obat-obatan yang Analisi univariat
didapatkan dari pelayanan kesehatan. Pada bagian ini disampaikan hasil
penelitian yang telah dilakukan di Panti
METODE PENELITIAN Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi
Penelitian ini dilakukan di Panti yang meliputi karakteristik responden
Werdha dimana responden dalam berdasarkan umur, jenis kelamin dan
penelitian ini adalah lansia yang menderita gambaran nyeri arthritis rheumatoid
arthtritis rheumatoid. Penelitian sebelum diberikan kompres jahe (Pre Test),
dilaksanakan pada bulan Januari 2019 nyeri arthritis rheumatoid sesudah diberikan
dengan jumlah responden sebanyak 18 kompres jahe (Post Test).
responden dengan pemberian intervensi 1. Hasil Kompres Jahe
terapi jahe dan 18 responden dengan
intervensi kompres hangat serai. Rancangan
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Gambaran Skala Nyeri Arthtritis
Berdasarkan Umur Rheumatoid Sebelum dan Sesudah
Karakteristik Diberikan Kompres Jahe
Jumlah %
responden Tabel. 3 Gambaran skala nyeri sebelum
Umur dan sesudah di berikan kompres jahe
Middle Age 0 0.00
Elderly 15 83.3 Sebelum Sesudah
Old 3 16.7 Diberikan Diberikan
No
Kompres Kompres
Jenis Kelamin Jahe Jahe
Laki-laki 4 22.7 1 3 1
Perempuan 14 77.8 2 2 1
Total 18 100 3 3 1
4 3 2
5 3 1
Berdasarkan tabel diatas diketahui 6 2 1
mayoritas responden (83.3%) berumur 7 2 1
elderly yaitu usia 65-75 tahun dan 8 2 1
perempuan 77.8 % 9 2 2
10 2 1
2. Hasil Penelitian Kompres hangat serai 11 3 2
12 3 1
Tabel 2. Distribusi Katakteristik 13 2 1
responden 14 2 2
Karakteristik 15 2 1
Jumlah % 16 3 1
responden
Umur 17 2 1
Middle Age 2 11.1 18 3 1
Elderly 11 61.1 Jumlah 44 22
Old 5 27.8 Rata-
rata 2.444 1,222
Jenis Kelamin
Laki-laki 9 50%
Perempuan 9 50% Pada pemberian kompres jahe setelah
Total 18 100 diberikan terapi terjadi penurunan skala
nyeri dengan selisih rata-rata 1.222