Pengaruh Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica, Val.) Terhadap Bakteri Usus Secara in Vitro
Pengaruh Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica, Val.) Terhadap Bakteri Usus Secara in Vitro
Pengaruh Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica, Val.) Terhadap Bakteri Usus Secara in Vitro
Didiek Hardiyanto Soegiantoro1*, Gregory Hope Soegiantoro2, Intan Selvyanti Waruwu1, Yanti
Octavia Theressia1
1Fakultas Farmasi, Universitas Kristen Immanuel, Yogyakarta
2SMA Negeri 3, Yogyakarta
Received: 2/1/2021 Accepted: 11/2/2021 Published: 30/3/2021
*Korespondensi: didiek@ukrimuniversity.ac.id
Abstract
The use of turmeric rhizome to treat diarrhea is written in the original Indonesian medicinal
manuscript. Diarrhea disease is still a public health problem in Indonesia, because of its high
morbidity and mortality. One of the causes of diarrhea is an uncontrolled increase in the number
of intestinal bacteria and infection by intestinal pathogenic bacteria. This study aims to determine
the effect of the turmeric rhizome preparation process, both traditionally and by extraction method
by maceration and soxhletation on antibacterial activity, especially intestinal bacteria, so that it
can be applied by the traditional medicine industry as well as traditional herbal medicine sellers
(“jamu gendong”). The research method used was to test the antibacterial activity of fresh
turmeric juice, pre-dried turmeric juice, turmeric extract by maceration using 95% ethanol, and
turmeric extract by soxhletation at 100°C using 95% ethanol. The intestinal bacteria used in this
study were Escherichia coli, Yersinia enterolitica, Vibrio nonagglutinable, and Shigella flexneri.
The results of this study indicate that the treatment process using the traditional method, both
fresh turmeric juice and pre-dried turmeric juice, does not show any antibacterial activity.
Turmeric extract by maceration showed antibacterial activity against all bacterias and the
greatest against Vibrio nonagglutinable bacteria. Turmeric extract by soxhletation showed
antibacterial activity against all bacterias and the greatest against Vibrio nonagglutinable
bacteria. The conclusion of this study is that the most appropriate method used to process
turmeric rhizome as a medicine for diarrhea caused by bacteria is the extraction method by
maceration or soxhletation. The greatest antibacterial effect is against the Vibrio nonagglutinable
bacteria.
Keywords: turmeric, herbal medicine, antibacterial, diarrhea, Vibrio
Abstrak
Penggunaan rimpang kunyit untuk mengobati diare tertulis dalam manuskrip obat asli Indonesia.
Salah satu penyebab diare adalah peningkatan jumlah bakteri usus yang tidak terkendali dan
infeksi oleh bakteri patogen usus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proses
preparasi bahan rimpang kunyit secara tradisional maupun metode ekstraksi maserasi dan
soxhletasi terhadap daya antibakteri khususnya bakteri usus sehingga dapat diterapkan oleh
industri obat tradisional maupun penjual jamu tradisional. Metode yang digunakan adalah
menguji daya antibakteri perasan kunyit segar, perasan kunyit yang sudah dikeringkan, ekstrak
kunyit dengan metode maserasi etanol 95%, dan ekstrak kunyit dengan metode soxhletasi pada
suhu 100°C menggunakan etanol 95%. Bakteri usus yang digunakan adalah Escherichia coli,
Yersinia enterolitica, Vibrio nonaglutinable, dan Shigella flexneri. Hasil penelitian menunjukkan
proses perlakuan dengan cara tradisional, yaitu perasan kunyit segar dan perasan kunyit yang
sudah dikeringkan sebelumnya tidak menunjukkan efek antibakteri. Ekstrak kunyit dengan cara
maserasi menunjukkan daya antibakteri terhadap semua bakteri uji dan terbesar terhadap
bakteri Vibrio nonaglutinable. Ekstrak kunyit dengan cara soxhletasi menunjukkan daya
antibakteri terhadap semua bakteri uji dan terbesar terhadap bakteri Vibrio nonaglutinable.
Kesimpulan penelitian ini adalah metode yang paling tepat digunakan untuk memproses rimpang
kunyit sebagai obat diare yang diakibatkan oleh bakteri adalah dengan metode ekstraksi dengan
cara maserasi atau ekstraksi dengan cara soxhletasi. Efek antibakteri terbesar adalah terhadap
bakteri Vibrio nonaglutinable.
Kata kunci: kunyit, jamu, antibakteri, diare, Vibrio.
18
FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi Volume 2 No. 1 Maret 2021 ISSN 2746-6418
19
FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi Volume 2 No. 1 Maret 2021 ISSN 2746-6418
20
FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi Volume 2 No. 1 Maret 2021 ISSN 2746-6418
Hasil pengamatan yang diperoleh berupa inkubasi 24 jam pada suhu 37°C. Daya
ada atau tidaknya daerah bening yang antibakteri diukur dengan mengukur
terbentuk di sekeliling sumuran yang diamter area jernih di sekitar sumuran
menunjukan zona hambat pada (Cahaya Himawan et.al., 2012).
pertumbuhan bakteri (Nurhayati et.al.,
2020). Konsentrasi uji sediaan rimpang HASIL DAN PEMBAHASAN
kunyit dari 4 perlakuan masing-masing Determinasi tanaman dilakukan atas
digunakan dosis sebanyak 25μL, 50μL, dan dasar membandingkan ciri morfologi
75μL yang setara dengan 50 mg, 100 mg, tanaman dengan pustaka sebelumnya.
dan 150 mg rimpang kunyit. Masing-masing Tanaman kunyit yang digunakan memiliki
penujian dilakukan replikasi sebanyak 4 kali ciri tulang daun dan urat daun sejajar, letak
dengan kontrol negatif pelarut aquabidest daun berselang-seling serupa tangga
(Cahaya Himawan et.al., 2012). Bakteri memutar, daun berbentuk lancip, memiliki
usus yang digunakan dalam pengujian pelepah yang melingkari batang, dan
adalah Escherichia coli, Yersinia merupakan herba dengan rimpang,
enterolitica, Vibrio nonaglutinase, dan Berdasarkan ciri morfologi tersebut, maka
Shigella flexneri. Jumlah bakteri yang dapat dikatakan tanaman yang digunakan
digunakan disesuaikan dengan kekeruhan adalah spesies Curcuma domestica, Val
modifikasi Brown 1 yang dianggap setara (Anshori et.al., 2014)
dengan 300 juta bakteri per ml. Masa
21
FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi Volume 2 No. 1 Maret 2021 ISSN 2746-6418
22
FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi Volume 2 No. 1 Maret 2021 ISSN 2746-6418
penelitian ini terbatas pada 4 jenis bakteri, Escherichia coli ATCC 8739, Jurnal
dan masih banyak berbagai jenis yang Medika Udayana, 8 (11): 1-5
ditemukan dalam kasus diare, dengan Backer, C.A., van den Brink, Rob, 1968,
Flora of Java, volume IIIA, Wolter,
demikian dapat dilakukan penelitian lebih
Noordhff N.V., Groningen, Nederland:
lanjut untuk meneliti efek antibakteri 41-42,64-73.
rimpang kunyit terhadap bakteri dari genus Cahaya Himawan, H., Surjana, V., Prawira,
Vibrio karena daya hambat terbesar L., 2012, Karakterisasi dan Identifikasi
ditunjukkan dari bakteri uji Vibrio Komponen Kimia Rimpang Kunyit
nonaglutinable. (Curcuma domestica Val.) SebagaiI
Inhibitor Bakteri Patogen, Jurnal Imiah
Farmasi, 2 (2): 116-125
KESIMPULAN
Dermawaty, D.A., 2015, Potential Extract
Proses tradisional dalam pengolahan Curcuma (Curcuma xanthorrizal,
rimpang kunyit, yaitu perasan rkunyit segar Roxb) as Antibacterials, Jurnal
maupun perasan kunyit yang telah Majority, 4 (1): 5-11
dikeringkan, tidak menunjukkan efek Dewoto, Hedi R., 2007, Pengembangan
antibakteri terhadap bakteri uji Escherichia Obat Tradisional Indonesia Menjadi
coli, Yersinia enterolitica, Vibrio Fitofarmaka, Majalah Kedokteran
Indonesia, 57 (7) : 7
nonaglutinase, dan Shigella flexneri.
Irianto, J., 2000, Prediksi Keparahan Diare
Sedangkan proses ekstraksi dengan menurut Faktor-faktor yang
pelarut etanol 95% dengan cara maserasi Berpengaruh pada Anak Balita di
ataupun soxhletasi menunjukkan aktivitas Indonesia, Pusat Penelitian dan
antibakteri terhadap bakteri uji. Bakteri uji Pengembangan Ekologi dan Status
yang paling sensitif terhadap maserat dan Kesehatan Kemkes R.I., Jakarta
Muadifah A., Putri, A.E., Latifah, N., 2019,
ekstrak rimpang kunyit adalah bakteri Vibrio
Aktivitas Gel Ekstrak Rimpang Kunyit
nonaglutinable dan diikuti bakteri Yersinia (Curcuma domestica Val.) terhadap
enterolitica. Bakteri Staphylococcus aureus, Jurnal
SainHealth, 3 (1): 45-53
UCAPAN TERIMA KASIH Nugroho, Ardiyanto W., 2017, Review:
Penulis mengucapkan terima kasih Konservasi Keanekaragaman Hayati
kepada Kepala Laboratorium Kesehatan melalui Tanaman Obat dalam Hutan di
Indonesia dengan Teknologi Farmasi:
dan Kalibrasi Provinsi DIY yang telah
Potensi dan Tantangan, Jurnal Sains
memfasilitasi dalam pengujian daya dan Kesehatan, 1 (7) : 377-383
antibakteri. Dekan Fakultas Farmasi Nurhayati, L.S., Yahdiyani, N., Hidayatulloh,
Universitas Gadjah Mada yang telah A., 2020, Comparion of the
memberikan izin penggunaan laboratorium Antibacterial Activity of Yoghurt Starter
dalam penelitian ini. with Disk Diffusion Agar dan Well
Diffusion Agar Methods, Jurnal
Teknologi Hasil Peternakan, 1 (2): 41-
DAFTAR PUSTAKA
46
Anshori, Y.R., Aisyah, S.I., Darusman, L.K.,
Permatasari, D. dan Hartanti D., 2011, Studi
2014, Induksi Mutasi Fisik dengan
Etnofarmakologi Obat Tradisional
Iradiasi Sinar Gamma pada Kunyit
sebagai Anti Diare di Kecamatan
(Curcuma domestica Val.), Jurnal
Baturaden Kabuaten Banyumas,
Hortikultura Indonesia, 5 (2): 84-94
Pharmaceutical Journal of Indonesia, 8
Arirahmayanti, I.G.A.E., Artini, I.G.A.,
(1): 21
Ernawati, D.K., 2019, Perbandingan
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol
Kunyit (Curcuma longa) dan Bawang
Putih (Allium sativum) terhadap
23
FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi Volume 2 No. 1 Maret 2021 ISSN 2746-6418
24