Pemimpin Ideal Perspektif Al-Qur'An (Studi Tafsir Ayat-Ayat Kepemimpinan)
Pemimpin Ideal Perspektif Al-Qur'An (Studi Tafsir Ayat-Ayat Kepemimpinan)
Pemimpin Ideal Perspektif Al-Qur'An (Studi Tafsir Ayat-Ayat Kepemimpinan)
Wely Dozan
Email: welydozan77@gmail.com
Magister Studi Qur’an Hadits
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Qohar al Basir
Email: qoharalbasyir90@gmail.com
Magister Studi Qur’an Hadits
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
ABSTRACT
Islamic leadership stands on divine leadership (ketauhidan), that every human
being is only submissive and obedient to the leader of Allah SWT. The character of a
leader in Islam has its own characteristics, because in Islam it carries a very large
mission in bringing the values of Islamic teachings. The Al-Qur'an has universally
regulated various aspects of life, one of which is the concept of an ideal leader in order
to create peace and tranquility in people's lives. Islam views that humans are born on
earth to become caliphs according to the basis of the Al-Qur'an which has been
outlined. This paper is here to explore several verses that specifically discuss leadership
and provide the objectives and characteristics that must be possessed in realizing the
concept of an ideal leader in the perspective of the Qur'an. The author formulates
several concepts and characteristics possessed by ideal leaders including, First, Al-Ilm
(People who are knowledgeable. Second, Mujahid (People who always struggle). Third,
Mutay (People who always sacrifice. Fourth, a caliph has the potential even in a
actually can keep lust in doing leadership Fifth, Mutajarrid (People who totality).
Keywords: Dreaming, Ideal, Perspective, Al-Qur'an.
ABSTRAK
Kepemimpinan Islam berdiri di atas kepemimpinan ketuhanan (ketauhidan),
bahwa setiap manusia hanya tunduk dan patuh kepada pemimpin Allah swt. Karakter
pemimpin dalam Islam memiliki ciri khas tersendiri, karena dalam Islam membawa
misi yang sangat besar dalam membawa nilai-nilai ajaran Islam. Al-Qur’an secara
universal telah mengatur berbagai aspek-aspek sendi kehidupan salah satunya adalah
konsep pemimpin yang ideal agar dapat mewujudkan kedamaian dan ketentraman
dalam kehidupan masyarakat. Islam memandang bahwa, manusia dilahirkan ke muka
bumi untuk dijadikan sebagai khalifah sesuai basis Al-Qur’an yang telah digariskan.
Tulisan ini hadir untuk mengekspolrasi beberapa ayat-ayat yang khusus membicarakan
kepemimpinan serta memberikan tujuan-tujuan dan karakteristik-karakteristik yang
harus dimiliki dalam mewujudkan konsep pemimpin yang ideal dalam perspektif Al-
Qur’an. Penulis merumuskan beberapa konsep dan ciri khas yang dimiliki pemimpin
yang ideal diantaranya, Pertama, Al-Ilm (Orang yang berilmu. Kedua, Mujahid (Orang
54
Jurnal Ilmu Al Qur’an dan Hadist / Volume 4, No.1. Januari 2021 / p-ISSN: 2615-2568 e-ISSN: 2621-3699
yang selalu berjuang). Ketiga, Mutay (Orang yang selalu berkorban. Keempat, Seorang
khalifah berpotensi bahkan secara aktual dapat menjauhkan hawa nafsu dalam
melakukan kepemimpinan. Kelima, Mutajarrid (Orang yang totalitas).
Katakunci: Pemimpian, Ideal, Perspektif, Al-Qur’an.
PENDAHULUAN
Sebagai petunjuk bagi umat manusia adalah salah satu faktor diturunkannya Al-
Qur’an agar semua manusia tidak tersesat dalam sebuah kesengan-kesenangan yang
dapat membuat dirinya terjerumus dan tidak tergoda oleh tipu daya yang menjadikan
manusia menjauh dari tutunan yang sudah digariskan dalam Al-Qur’an. Tidak ada yang
tetap dalam kehidupan dunai ini, begitu pula tentang pemahaman-pemahan terhadpat al-
Qur’an yang selalu berkembang di tengah-tengah masyarakat bahkan dari zaman
Rosulluh hingga zaman modern sekarang ini, akan tetapi Al-Qur’an yang sekarang ini
kita baca dan pelajari tidak ada yang berubah tanpa sedikitpun, hal tersebut karena
Alloh dan Rosul Nya yang menjaga, sesuai dengan Q.S. Al Hijr [15]: 9, dan dengan
masih banyaknya para pakar tafsir Al-Qur’an dan penghapal yang menjamur dikalangan
masyarakat luas.
55
Jurnal Ilmu Al Qur’an dan Hadist / Volume 4, No.1. Januari 2021 / p-ISSN: 2615-2568 e-ISSN: 2621-3699
adalah seperti ayat-ayat yang beroreintasi historis, ayat-ayat teologis atau eskatologis,
nama-nama dan sifat Tuhan, ayat tentang kehidupan setelah kematian.2
Adapun dalam Al-Qur’an terdapat tidak sedit tema-tema atau ayat-ayat yang
beraneka ragam, terdapat yang bersifat ‘ubudiyyah (Ibadah) sehingga kita sebagai
muslim harus menjalankan sesaui perintah, tanpa mengada-ngada, kemudian yeng
bersifat mu’amalah (berinteraksi antar sesama), dan salah satu yang termasuk pada
mu’amalah adalah kepemimpinan, karena didalam nya terdapat interaksi antar sesama
dan yang merupakan salah satu tanggung jawab yang sangat besar karena hal itu
merupakan amanah dari Allah, baik atau tidaknya sebuah kepemimpinan disebabkan
oleh faktor pemimpin itu sendiri. Untuk itu didalamnya ada dua pihak yang berperan
antara lain yang dipimpin dan yang memimpin. Adapun konsep kepemimpinan dalam
Islam sebenarnya memiliki dasar-dasar yang sangat kuat dan kokoh. Keberadaan
dibangun tidak saja oleh nilai-nilai transendental, namun telah dipraktekkan sejak
berabad-abad yang lalu oleh nabi Muhammad SAW, para Sahabat dan Al-Khulafa' Al-
Rasyidin. Dengan berpijakan pada Al-Qur'an dan Sunnah serta dengan bukti empiriknya
telah menempatkan konsep kepemimpinan Islam sebagai salah satu model
kepemimpinan yang diakui dan dikagumi oleh dunia internasional.
56
Jurnal Ilmu Al Qur’an dan Hadist / Volume 4, No.1. Januari 2021 / p-ISSN: 2615-2568 e-ISSN: 2621-3699
Jika seseorang menjadi pemimpin seyogyanya harus melekat pada dirinya sifat
untuk sesalu melayani,kemudian memiliki rasa kasih sayang dan perhatian kepada
mereka yang dipimpinnya, adapun bentuk kasih itu terwujud dalam bentuk kepedulian
akan kebutuhan, kepentingan, impian, dan harapan dari mereka yang dipimpinnya.
Sementara itu kepemimpinan merupakan suatu proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan
kelompok yang terorganisasi dalam usaha-usaha menetukan tujuan dan pencapaiannya.
Adapun ayat-ayat yang berkaitan dengan kepemimpinan, tugas pokoknya akan penulis
dibawah ini.
4 Ahsin Sakho Muhammad, Perempuan Dan Al-Qur’an Membincang Wanita Dalam Terang
Kitabullah (Jakarta Selatan: PT Qaf Media Kreativa, 2019), 18.
57
Jurnal Ilmu Al Qur’an dan Hadist / Volume 4, No.1. Januari 2021 / p-ISSN: 2615-2568 e-ISSN: 2621-3699
sebagai khalifah Allah, sebagai pemimpin yang bertugas dan bertanggung jawab
mengolah, mengatur, memelihara dan memakmurkan bumi. Tugas dan tanggung jawab
yang diberikan Allah tersebut sangat besar dan berat, sehingga tidak ada satu pun
makhluk Allah dalam hal ini berupa langit dan bumi yang sanggup memikul, akan tetapi
manusialah yang sanggup untuk menerimanya (QS. Al-Ahzab [33]: 72.).
Adalah tugas dan tanggung jawab kepemimpinan sebagai hamba, khalifah atau
sebagai pemimpin di bumi adalah amanah ilahi yang membutuhkan al mas'uliyyah
(tanggung jawab) atas anugerah Alloh yang diberikan kepada manusia, baik berupa
jabatan (hamba sekaligus khalifah) maupun nikmat-nikmat yang sedemikian banyak,
sehingga tidak bisa untuk dihitunggnya (QS. An Nhal [16]:18). Manusia berkewajiban
untuk menyampaikan "laporan pertanggungjawaban" dihadapan Allah atas limpahan
karunia Ilahi yang diberikan kepadanya. Ketentuan-kententuan yang ada didalam Al-
Qur’an merupkan hal pokok dengan dilanjtukan pada Hadist-hadits nabi yang shohih,
yang merupakan penjelas dari al-Qur’an. keduanya adalah merupakan teks yang sangat
valid untuk dapat mengetahui hakikat kepemimpinan secara baik dan utuh, yang dapat
menuntun dan dipedomani manusia dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab
kepemimpinan. dan, Seyogyanya seorang muslim yang sejati untuk tidak punya niat
untuk mengambil dalil-dalin selain Al-Qur’an dan al-hadits dengan tidak meninggalkan
pendapat para pakar-pakar dan ahli yang sudah ada.
َوإ ْذ كَا َل َرب ُّ َم ِنلْ َمالئِ َك ِة إ ِ ِّن َجا ِػ ٌل ِِف إ ٔل ْر ِض َخ ِلي َف ًة كَامُوإ َأ َ َْت َؼ ُل ِفهيَا َم ْن يُ ْف ِسدُ ِفهيَا َوي َْس ِف ُم إ ِّل َم َاء َو َ َْن ُن و ُ َس ِ ّب ُح ِ َِب ْم ِدكَ َوهُلَ ِد ُّس
ِ ِ
.ونَ َ ََل كَا َل إ ِ ِّن َأػْ َ َُل َما ال تَ ْؼلَ ُم
ِ
58
Jurnal Ilmu Al Qur’an dan Hadist / Volume 4, No.1. Januari 2021 / p-ISSN: 2615-2568 e-ISSN: 2621-3699
Ketika kita melihat dengan seksama, bahwa Ayat ini adalah penciptaan manusia
adalah sebuah rencana Alloh yang akan dijadikan penghuni dan pembangun dimuka
bumi, walau sempat diprotes oleh malaikat bahwa keberadaan manusia akan mebuat
kerusakan dan akan menumpahkan darah, akan tetapi Alloh membantahnya dengan
berfirman bahwa "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
Dengan seperti itu dapat dipastikan bahwa semua yang terjadi dibumiini Alloh sudah
mengetahui dan Alloh lah menjaganya.
59
Jurnal Ilmu Al Qur’an dan Hadist / Volume 4, No.1. Januari 2021 / p-ISSN: 2615-2568 e-ISSN: 2621-3699
َأ َو َ َِع ْب ُ ُْت َأ ْن َجا َء ُُكْ ِذ ْن ٌر ِم ْن َ ِبرّ ُ ِْك ػَ ََل َر ُج ٍل ِمنْ ُ ِْك ِم ُي ْن ِذ َرُُكْ َو ْإذ ُن ُروإ إ ْذ َج َؼلَ ُ ِْك ُخلَ َفا َء ِم ْن ب َ ْؼ ِد كَ ْو ِم هُو ٍح َو َزإد َُُكْ ِِف إمْ َخلْ ِق ب َ ْس َط ًة فَ ْاذ ُن ُروإ
ِ
َ إَّلل مَ َؼل ذ ُ ِْك تُ ْف ِل ُح
ون ِ أال َء ذ
Artinya: Apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepadamu
peringatan dari Tuhanmu yang dibawa oleh seorang laki-laki di antaramu untuk
memberi peringatan kepadamu? Dan ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allah
menjadikan kamu sebagai pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah lenyapnya
kaum Nuh, dan Tuhan telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu (daripada
Kaum Nuh itu). Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan.
60
Jurnal Ilmu Al Qur’an dan Hadist / Volume 4, No.1. Januari 2021 / p-ISSN: 2615-2568 e-ISSN: 2621-3699
tersebut lebih dikonotasikan pada pemimpin yang diberi kekuasaan untuk mengelola
suatu wilayah di bumi. Muhammad Baqir Al-Sadr dalam buku Al-Sunan Al-Tarikhiyah
fi Al-Qur’an dalam Quraish Shihab, mengemukakan bahwa kekhalifahan atau
kepemimpinan yang disebutkan dalam al-Qur’an khalifah, khalaif dan khulafa’
mempunyai empat unsur yang saling terkait, yakni manusia sebagai khalifah, khalaif
dan khulafa’, alam Raya dalam al-Qur’an ‘al-Ard, hubungan manusia dengan alam dan
manusia lainnya serta unsure ke empat adalah Allah swt pemberi penugasan dan
amanah kekhalifahan atau kepemimpinan.5
Manusia sebagai satu-satunya makhluk ciptaan Allah swt yang syarat dengan
kesempurnaan dibandingkan dengan makhluk ciptaan Allah swt yang lain, yakni
malaikat, jin, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Kesempurnaan manusia karena amanah
yang diberikan oleh Allah swt untuk menjadi sosok makhluk wakil Allah di bumi, yakni
sebagai khalifah Allah swt., sebagai pemimpin yang bertugas dan bertanggung jawab
mengolah, mengatur, memelihara dan memakmurkan bumi. Tugas dan tanggung jawab
yang diberikan Allah swt tersebut sangat besar dan berat, sehingga tak satu pun
makhluk Allah swt yang lain yang sanggup untuk menerimanya (QS. Al-Ahzab [33]:
72.). Tugas dan tanggung jawab kepemimpinan sebagai hamba, khalifah atau sebagai
pemimpin di bumi adalah amanah ilahi yang membutuhkan al mas'uliyyah (tanggung
jawab) atas anugerah Tuhan yang diberikan kepada manusia, baik berupa jabatan
(hamba sekaligus khalifah) maupun nikmat yang sedemikian banyak. Manusia
berkewajiban untuk menyampaikan "laporan pertanggungjawaban" dihadapan Allah
atas limpahan karunia Ilahi yang diberikan kepadanya. Al-Qur’an dan Hadis Rasulullah
saw merupakan teks yang sangat valid untuk dapat mengetahui hakikat kepemimpinan
secara baik dan utuh, yang dapat menuntun dan dipedomani manusia dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab kepemimpinan. Dengan demikian, tulisan ini
akan menyajikan tentang kepemimpinan dalam persfektif islam.
5 Muhammad Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, Dan Keserasian al-Qur’an,
V., vol. 15 (Jakarta: Lentara Hati, 2012), 158.
61
Jurnal Ilmu Al Qur’an dan Hadist / Volume 4, No.1. Januari 2021 / p-ISSN: 2615-2568 e-ISSN: 2621-3699
Allah berfirman, “Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat.”
Maksudnya, hai Muhammad, ceritakanlah hal itu kepada kaummu. “Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan khalifah di bumi.” Yakni, suatu kaum yang akan menggantikan satu
sama lain, kurun demi kurun, dan generasi demi generasi, hal tersebut sebagaimana
Allah berfirman Q.S. Al-Faathir [35]: 39.
Akan tetapi perlu diketahui pula bahwa, tugas manusia selain khalifah adalah
Ibadah, Imarah, Imamah,6 jadi ketika manusia tidak mempunyai kedudukan disebuah
intansi kepmerintahan, setidaknya manusia tersebut setidaknya memerintah dirinya
sendiri, menghindari diri sendiri dari hal-hal yang dilarang oleh norma agama atau
peraturan yang diperlakukan. dan, setidaknya ada beberapa hal yang melatar belakangi
bahwa seorang pemimpin sangat dibutuhkan, pertama secara alamiyah manusai butuh
akan diatur, kedua dalam beberapa keadaan dan situasi seorang pemimpin diperlukan
untuk mewakili sebuah kelompoknya, ketiga sebagai penanggung jawab atau pengambil
alih ketika terjadi hal-hal menyangkut pada kelompoknya, dan keempat sebagai untuk
meletakkan sebuah kekuasan.7
ْل ِنلنذ ِاس إ َما ًما كَا َل َو ِم ْن ُذ ِّري ذ ِِت كَ َال ال ي َ َن ُال َغيْ ِدي إ ذمظا ِم ِم َي
َ ُ ات فَآَتَ ذمي ذُن كَ َال إ ِ ِّن َجا ِػ
ٍ َوإ ِذ إبْ َت ََل إ ْب َرإ ِى َي َرب ُّ ُو ِب َ َِك َم
ِ ِ ِ ِ
Artinya : Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa
kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman:
"Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim
berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini)
tidak mengenai orang-orang yang lalim".
V (2017).
8 Waryono Abdul Ghofur, Tafsir Sosial Mendialogkan Teks Dengan Konteks
(Yogyakarta: Penerbit eLSAQ pres, 2005), hlm. 124.
62
Jurnal Ilmu Al Qur’an dan Hadist / Volume 4, No.1. Januari 2021 / p-ISSN: 2615-2568 e-ISSN: 2621-3699
mempunyai arti pemimpin, orang yang diikuti, komandan pasukan, khalifah.9 Kemudian
pemimmpin menjadi imam dikarenakan semua harapan dalam berbagai hal tertuju pada
pemimpin, sedangkan masyarakat disebut umat, karena semua aktifits pemimpin
diharuskan untuk kemaslahatan umat.
ٍ َوى َُو ذ ِإَّلي َج َؼلَ ُ ِْك خَالئِ َف إ ٔل ْر ِض َو َرفَ َع ب َ ْؼضَ ُ ِْك فَ ْو َق ب َ ْؼ ٍض د ََر َج
ِ َ ات ِم َي ْبلُ َو ُُكْ ِِف َما أَٓتَ ُُكْ إ ذن َرب ذ َم
َسي ُع إمْ ِؼلَ ِاب َوإه ذ ُو مَغَ ُف ٌور َر ِح ٌي
ِ ِ
Artinya: Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan
Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat,
untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu
9 Ahmad Warson Munawwir, Al Munawwir Kamus Arab - Indonesia, cet. 14. (Surabaya:
pustaka Progresif, 1997), hlm, 40.
10 Abdul Ghofur, Tafsir Sosial Mendialogkan Teks Dengan Konteks, 125.
63
Jurnal Ilmu Al Qur’an dan Hadist / Volume 4, No.1. Januari 2021 / p-ISSN: 2615-2568 e-ISSN: 2621-3699
amat cepat siksaan-Nya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Sebagai penutup dari surat al-An’am adalah Allah ingin mengingatkan bahwa
Allah lah yang telah menjadikan kalian sebagai penguasa di atas muka bumi, yang telah
menggantikan umat dan masyarakat yang sebelum mu, juga Allah telah mengangkat
sebagian dari kamu beberapa derajat, setingkat dari yang lain, kekuasaan dan ketinggian
derajat itu tidak lain Allah akan menguji kalian, bagaimana menerima, mempergunakan
dan mensyukuri pemberian Tuhanmu itu. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia adalah Tuhan
segala sesuatu. Dialahyang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi ini
setelah lewatumat terdahulu, yang dalam perjalanan mereka terdapat pelajaran bagi
orang yang ingat dan memperhatikan. Demikian pula Dia telah mengangkat sebagian
kamu atas sebagian lainnya tentang kekayaan, kekafiran, kekuatan, kelemahan, ilmu,
kebodohan, agar Dia menguji kalian tentang apa yang Dia berikan kepadamu. Artinya
supaya dia memperlakukan kamu sebagai penguji terhadapmu pada semua itu lalu dia
berikan balasan atas amalmu. Sebab telah menjadi sunnah-Nya bahwa kebahagiaan
manusia secara individual maupun kelompok di dunia maupun di akhirat, atau
kesengsaraan mereka di dunia dan akhirat, tergantung pada amal dan tindakan mereka.
Kemudian disebutkan dalam Q.S. Shaad [38]: 26 yang isinya adalah yang
seyogyanya bahkan yang seharusnya dilakukan oleh seorang yang telah berkuasa atau
sudah mempunyai kekuasan.
Dalam ayat tersebut Alloh Swt berpesan terhadap para penguasa agar
memberikan keputusan diantara manusia dengan kebenaran yang telah diturunkan dari
sisi-Nya. Jika menyimpang, mereka sesat dari jalan Alloh Sesungguhnya Alloh telah
64
Jurnal Ilmu Al Qur’an dan Hadist / Volume 4, No.1. Januari 2021 / p-ISSN: 2615-2568 e-ISSN: 2621-3699
menyediakan bagi orang yang sesat dan melupakan hari perhitungan suatu siksa yang
amat pedih.
Terdapat persamaan antara ayat yang berbicara tentang Nabi Daud as. diatas
dengan ayat yang berbicara tentang pengangkatan Nabi Adam sebagai khalifah. Kedua
tokoh tersebut diangkat Alloh menjadi khalifah di bumi dan keduanya diberi
pengetahuan. Keduanya pernah tergelincir dan keduanya memohon ampun lalu diterima
permohonannya oleh Alloh. Sampai disini kita dapat memperoleh dua kesimpulan.
Pertama, kata khalifah digunakan al-Quran untuk siapa yang diberi kekuasaan
mengelola wilayah, baik luas maupun terbatas. Nabi Daud mengelola wilayah Palestina
dan sekitarnya, sedangkan Nabi Adam secara potensial atau aktual mengelola bumi
keseluruhannya pada awal masa sejarah kemanusiaan. Kedua, seorang khalifah
berpotensi bahkan secara aktual dapat melakukan kekeliruan akibat mengikuti hawa
nafsu. Karena itu baik Adam maupun Daud diberi peringatan agar tidak mengikuti hawa
nafsu.
KESIMPULAN
Dari uraia diatas, bahwa manusia diciptakan, dengan desain yang kesempurnaan
nya, dengan dilengkapi anggota tubuh yang sempurna dan dengan fungsi yang beraneka
ragam, sehingga manusia diciptakan untuk penghuni Bumi ciptaan Alloh SWT. Adalah
khalifah salah satu sekian tugas yang dibabankan untuk manusia sebagai penghuni
Bumi. Hal tersebut adalah salah satu jalan untuk menjalankan tugas Alloh yakni sebagai
penyembah Nya dan menjalankan segala apa yang dititahkan Nya. Adapun prinsip-
prinsip kepemimpinan dalam Islam paling tidak ada terdapat 29 (dua puluh sembilan)
poin yang menjadi dasar dan rujukan dalam kepemimpinan Islam, dengan sumber-
sumber kepemimpinan Islam mengacu pada Al Qur’a (wahyu dari Allah), Hadits/
Sunnah (dari Rasulullah), dan tidak meniadakan sebuah Ijtihad ulama-ulama atau para
pakar. Dengan menjadi seorang Khalifah atau pemimpin harus mempunyai sikap bahwa
seorang pemimpin seharusnya tidak mengkhianati yang dipimpinnya dengan cara tidak
menipu dan membohonginya. Orang yang melakukan hal tersebut tidak akan mencium
aroma surga apalagi masuk surga di akhirat kelak. Setiap orang yang hidup di atas dunia
ini, memiliki tanggung jawab pemimpin dalam dirinya masing-masing sesuai lingkup
65
Jurnal Ilmu Al Qur’an dan Hadist / Volume 4, No.1. Januari 2021 / p-ISSN: 2615-2568 e-ISSN: 2621-3699
kekuasaannya, apapun posisi dan perannya. Untuk itu, setiap pemimpin haruslah
menegakkan keadilan karena keadilan adalah nilai universal dalam kehidupan manusia.
Adil berarti tidak membeda-bedakan apa yang dipimpinnya dan tidak diskriminatif.
DAFTRA PUSTAKA
Munawwir, Ahmad Warson. Al Munawwir Kamus Arab - Indonesia. Cet. 14. Surabaya:
pustaka Progresif, 1997.
Shihab, Muhammad Quraish. Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, Dan Keserasian al-
Qur’an. V. Vol. 15. Jakarta: Lentara Hati, 2012.
66