1 PB

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 4 , No.

Analisa Studi Kelayakan Ekonomis Penambangan dan


Kebutuhan Alat Penambangan Batubara di Pit IV PT. Tambang
Bukit Tambi site Padang Kelapo, Kabupaten Batanghari,
Provinsi Jambi
Gerry Vernando1,*, Sumarya1, and Yoszi Mingsi Anaperta1,**
1
Jurusan Teknik Pertambangan FT Universitas Negeri Padang
*
gerryvernando@gmail.com
**
yoszimingsianaperta@yahoo.co.id

Abstract. PT.Tambang Bukit Tambi is a company that will plan coal mining in Semambu Village,
Sumay Subdistrict, Tebo District, an investment analysis and economic feasibility of the mine are
needed to see the prospect of coal reserves in that location. Reference to the preparation of the
economic model used is based on investment costs, production costs, and revenues from coal
sales.To consider this, an economic feasibility analysis is needed. The parameters used to
determine the economic feasibility of the coal production plan of PT. Tambang Bukit Tambi is
Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) , Payback Period (PBP).The total
reserves in pit 4 PT. Tambang Bukit Tambi is 240.000 tons, with an overburden volume of
20.000bcm .Based on the amount of available reserves for coal getting and stripping activities
OB, the number of loading and unloading equipment and transportation planned up to 2024 is 1
unit of Excavator Komatsu PC 400 and 3 units of Dump Truck Komatsu 220 and for 2025 until
2033 for coal getting and stripping activities OB is needed tool transport of 4 units of Articulated
Dump Truck Volvo A40E .The results of the investment analysis of the feasibility of the mining
plan of PT. Tambang Bukit Tambi gets total numbers the profit earned is. The feasibility of
mining investment plans is obtained by a positive NPV of Rp. 455.157.523.160,00, an IRR value
of 31,4 % with a MARR 6.5% and a payback period obtained at 3.002 years.

Keywords: feasibility, invesment, NPV, IRR, Payback Period

1 Pendahuluan Sebelum dilakukan penambangan dan produksi


batubara, tentunya dikaji terlebih dahulu tentang
PT. Tambang Bukit Tambi adalah salah satu perusahaan kelayakan ekonomi penambangan batubara itu sendiri.
swasta yang bergerak dalam bidang penambangan Layak atau tidaknya suatu tambang secara ekonomis
batubara dengan metode tambang terbuka (open pit). baru bisa diketahui setelah dilakukan perencanaan
Luas IUP perusahaan adalah ±3000 Ha dengan produksi pada tambang tersebut, perencanaan produksi
menghasilkan batubara sebesar 360.000 ton per tahun, tersebut meliputi perhitungan dan perencanaan alat yang
dengan rata–rata 30.000 ton per bulan. Pada pertengahan akan digunakan, penentuan dan perhitungan kebutuhan
tahun 2017 permintaan untuk produksi batubara alat berat. Setelah direncanakan, selanjutnya dihitunglah
meningkat kepada PT. Tambang Bukit Tambi, salah biaya yang dikeluarkan untuk melakukan penambangan
satunya dari PLTU yang berada di provinsi Jambi, tersebut, untuk selanjutnya dilakukan analisa kelayakan
sehingga total produksi batubara bertambah, menjadi ekonomisnya
sebesar 50.000 ton batubara per bulannya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
Untuk memenuhi permintaan batubara yang 1. Menentukan jenis alat yang akan digunakan dalam
meningkat, PT. Tambang Bukit Tambi melakukan kegiatan penambangan batubara di pit IV PT.
kegiatan eksplorasi lanjutan untuk memperluas areal Tambang Bukit Tambi
penambangan, areal ini disebut pit IV. Saat ini kegiatan 2. Menentukan jumlah alat muat dan angkut untuk
eksplorasi lanjutan yang dilakukan di Pit IV yaitu kegiatan penambangan batubara di pit IV PT.
dengan luas wilayah 250 Ha. Hasil dari kegiatan tersebut Tambang Bukit Tambi
didapatkan estimasi cadangan sebesar 3.360.240 ton. 3. Menentukan biaya ideal kegiatan penambangan di pit
Agar target produksi dapat terpenuhi, maka perlu IV PT. Tambang Bukit Tambi
adanya perencanaan tambang yang sesuai dengan 4. Mengetahui apakah penambangan batubara di pit IV
kondisi topografi, geologi dan karakteristik tanah layak untuk dilakukan, ditinjau dari segi ekonomis.
penutup dan kekerasan batubara yang terdapat di lokasi
penambangan.
31
2 Kajian Pustaka Modal kerja adalah modal yang diperlukan untuk
membiayai proyek terhitung sejak proyek dimulai
sampai proyek tersebut diperkirakan menerima
2.1 Investasi pendapatan. Modal kerja diperkirakan sebesar total biaya
Menurut Sharpe, Alexander dan Bailey yang operasi selama 3 bulan pada tahun pertama proyek mulai
diterjemahkan oleh Hermastuti P. (dalam Risto Salia. berlangsung.
2016) mendefinisikan: “Investasi, dalam arti luas, berarti
mengorbankan dolar sekarang untuk dolar pada masa 2.4 Harga Batubara Acuan
depan. Ada dua atribut berbeda yang melekat: waktu dan
risiko”. Sedangkan, menurut Manurung, berinvestasi Nilai harga acuan batubara (HBA) adalah rata-rata 4
pada dasarnya adalah „membeli‟ suatu aset yang indeks harga batubara yang umum digunakan dalam
diharapkan di masa yang akan datang dapat „dijual perdagangan batubara yaitu: Indonesia Coal Index, Platts
kembali‟ dengan nilai yang lebih tinggi. Index, New Castle Export Index dan New Castle Global
Coal Index. HBA menjadi acuan harga batubara pada
kesetaraan nilai kalor batubara 6.322 kkal/kg Gross As
2.2 Studi Kelayakan Received (GAR), kandungan air (total moisture) 8%,
Menurut Kasmir dan Jakfar (2012:7 dalam Dwi Rahmi. kandungan sulphur 0,8% as received (ar), dan
2017) “studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang kandungan abu (ash) 15% ar.
mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau
bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan 2.5 Metode Evaluasi Investasi
layak atau tidak usaha tersebut dijalankan”.
Menurut Umar H (2007:5 dalam Dwi Rahmi. 2017)
2.5.1 Net Present Value
studi kelayakan bisnis merupakan penelitian sebuah
rencana bisnis yang bukan hanya menganalisis layak Net present value atau nilai bersih sekarang merupakan
atau tidaknya suatu bisnis dijalankan, tetapi juga perbandingan antara PV kas bersih dan PV investasi
pengontrolan kegiatan operasionalnya secara rutin dalam selama umur investasi. Selisih antara nilai kedua PV
rangka untuk pencapaian tujuan serta keuntungan yang tersebutlah yang dinamakan netpresent value. Ataupun
maksimal untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. metode yang menghitung nilai bersih (neto) pada awal
Menurut Husnan dan Muhammad (2004:4 dalam sekarang.
Dwi Rahmi. 2017) studi kelayakan bisnis, yang juga Cara menghitung NPV dengan mengetahui terlebih
disebut studi kelayakan proyek adalah sebuah penelitian dahulu berapa PV kas bersih.PV kas bersih dapat dicari
yang menjelaskan tentang dapat tidaknya suatu proyek melalui pembuatan dan perhitungan cashflow perusahaan
(biasanya sebuah proyek investasi) dilaksanakan dengan selama umur investasi tertentu. Sutoyo menyebutkan
berhasil. Istilah “proyek” diartikan sebagai bentuk bahwa Net Present Value (NPV) dapat dihitung dengan
pendirian suatu usaha baru atau pengenalan suatu produk rumus persamaan matematika sebagai berikut:
baru, modifikasi produk yang sudah ada. NPV=PWB-PWC
Atau
2.3 Klasifikasi Biaya

2.3.1 Biaya Produksi/Operasi


Biaya operasi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh Keterangan:
pengguna alat berat tersebut saat alat berat tersebut NPV = Net Present Value
bekerja. PWB = besar keuntungan netto
PWC = Besar pengeluaran total
R = Suku Bunga
Apabila hasil NPV positif, maka investasi diterima
dan jika NPV negatif, sebaiknya investasi ditolak.
2.3.2 Biaya Investasi

Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan sebagai 2.5.2 Internal Rate of Return
modal awal untuk melaksanakan suatu proyek terdiri
dari: Dalam metode ini menentukan apakah suatu usulan
proyek investasi dianggap layak atau tidak, dengan cara
2.3.2.1. Modal Tetap membandingkan antara tingkat keuntungan yang
diharapkan. Perhitungan IRR dilakukan dengan cara
Modal tetap terdiri dari :Pengurusan perijinan dan mencari discount rate yang dapat menyamakan antara
eksplorasi, Pembebasan lahan Konstruksi atau rekayasa present value dari arus kas dengan present value dari
Peralatan penambangan investasi. Apabila tingkat bunga ini (IRR) lebih besar
dari tingkat bunga yang diharapkan, maka investasi
2.3.2.2. Modal Kerja
proyek tersebut dikatakan menguntungkan dan
32
sebaliknya. Carauntuk mencari IRR yaitu menggunakan 3.2 Analisis Data
rumus sebagai berikut:
( ) 3.2.1 Pengolahan data cycle time
Data primer merupakan hasil pencatatan dilapangan
2.5.3 Payback Period yang diolah menggunakan microsoft excel, sehingga
didapatkan data cycle time rata-rata dari tiap alat.
Salah satu metode konvensional yang digunakan untuk
mengukur berapa lama proyek investasi akan 3.2.2 Data produktivitas dan kebutuhan alat
mengembalikan dana investasi yang telah dikeluarkan
adalah metode payback period. Kriteria yang digunakan Data produktivitas didapat dengan mengolah data cycle
dalam metode ini adalah jika waktu yang dihasilkan oleh time alat yang digunakan.
perhitungan metode ini lebih pendek dari yang Analisis data yang dilakukan adalah penulis
diharapkan, maka proyek dikatakan menguntungkan, melakukan penghitungan terhadap cycletime alat
sedangkan jika lebih lama maka proyek ditolak. Metode mekanis pada pengupasan overburden dan
ini mendasarkan perhitungannya kepada arus kas dari penambangan batubara yaitu cycletime Articulated
proyek tersebut. Hal ini dapat dilihat dari persamaan Volvo A04E, Dump Truck UD CWM330 dan Excavator
berikut. komatsu PC 400 guna mendapatkan produktivitas kerja
Payback period = n + x 1 tahun alat dan target pencapaian produksi perjam dari alat
mekanis tersebut dan juga sebagai data dalam
Keterangan: pencapaian target rencana penambangan pertahunnya.
n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih
belum menutupi investasi mula-mula 3.2.3 Biaya Alat Berat
a = Jumlah aliran kas pada tahun ke n+1
b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n Biaya Alat berat dihitung berdasarkan jumlah alat berat
yang dibutuhkan, durasi kerja alat, biaya sewa, biaya
bahan bakar, dan gaji operator.
3 Metode Penelitian
Penelitian ini menghitung biaya penambangan batubara 3.2.4 Biaya Penambangan
dan perencanaan kebutuhan alat angkut, desain
penelitian ini akan mengambilcycletime alat muat dan Biaya penambangan terdiri dari biaya alat berat, dan
alat angkut,biaya operasional dalam penambangan yang biaya-biaya lain, seperti gaji karyawan. Setelah didapat
kemudian akan dilakukan pengolahan data, menganalisa total biaya yang dibutuhkan tiap tahunnya, maka dapat
data serta mendapatkan output yang diinginkan. diketahui besar biaya produksi tiap ton batu bara, dengan
Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian membagi total biaya penambangan dengan total produksi
kuantitatif. Menurut A. Muri Yusuf (2005: 50),
“Penelitian tipe kuantitatif dapat digunakan apabila data 3.2.5 Analisis Kelayakan
yang dikumpulkan berupa data kuantitatif atau jenis data
lain yang dapat dikuantitaskan dan diolah menggunakan Berdasarkan total biaya yang dikeluarkan tiap tahunnya,
teknik statistik berdasarkan perhitungan data yang dan penjualan tiap tahunnya, maka data tersebut disusun
diambil di lokasi penelitian. dalam bentuk tabel aliran kas (cashflow). Dari aliran kas
ini, maka dapat dilakukan analisis kelayakan secara
ekonomis menggunakan beberapa parameter:
3.1 Pengambilan Data
1. Net Present Value
2. Internal Rate of Return
3.1.1 Data Primer 3. Payback Period

Data primer yaitu data yang dikumpulkan dengan


melakukan pengamatan, dan pengukuran langsung di 4 Hasil dan Pembahasan
lapangan. Data yang diambil antara lain:
1. Cycle time alat muat 4.1 Sistem Penambangan
2. Cycle time alat angkut
Jenis alat muat yang digunakan yaitu jenis backhoe
3.1.2 Data Sekunder excavator Komatsu PC 400, berdasarkan kondisi di
lapangan alat angkut untuk pengupasan overburden
1. Jam Kerja Efektif adalah Volvo articulated dump truck A40E untuk
2. Harga sewa alat batubara ada hanya satu jenis yaitu dumptruck UD
3. Gaji karyawan dan operator (Laporan Harian) CWM330.
4. Lokasi dan topografi. Dalam penelitian ini, kajian teknis mengenai
5. Spesifikasi alat berat optimalisasi kebutuhan alat produksi dikhususkan untuk
6. Target produksi overburden dan batubara menganalisis alat yang dibutuhkan serta biaya yang akan
33
dikeluarkan alat tersebut dalam satu jam didaerah Keadaan jalan yang digunakan dalam pengangkutan
penambangan pit IV di PT. Tambang Bukit Tambi. material overburden menuju disposal sudah cukup baik.
Adapun perhitungan optimalisasi kebutuhan alat yang Akan tetapi pada saat hujan kondisi jalan kurang baik
dilakukan meliputi produktivitas alat berat, faktor dimana jalan menjadi licin yang dapat membuat alat
keserasian alat, lamanya waktu tunggu alat, serta berapa angkut tergelincir, sehingga menyebabkan aktivitas
biaya per jam yang di keluarkan alat setiap bulannya penambangan terhenti. Pada saat musim kemarau
kondisi jalan angkut menjadi berdebu sehingga
menghalangi penglihatan operator. Untuk mengatasinya
4.2 Keadaan Lokasi Penambangan
dilakukan penyiraman secara berkala di sepanjang jalan
Lokasi penambangan yang ada di PT. Tambang Bukit angkut menggunakan water truck. Jalan akan
Tambi di bagi atas 2 blok, yaitu pada blok satu di bagi bergelombang karena adanya beban dari alat-alat
menjadi 2 pit ( pit 1 dan pit 2 ) dan pada blok 2 dibagi yang melewatinya sehingga dilakukan perawatan
atas pit 3 dan pit 4, namun penelitian hanya dibatasi pada menggunakan bulldozer d8r dan Compactor. Jarak
pit 4. angkut dari pit penambangan menuju stockpile (hauling
road) juga terbilang cukup jauh yaitu mencapai 12.000
meter.
4.2.1 Kondisi Front Penambangan

Metode penambangan batubara menggunakan sistem


back filling dengan menggunakan kombinasi alat gali
muat yaitu excavator komatsu PC400 sebanyak dan alat
angkut Dumptruck CWM330, pada saat pengupasan
tanah lapisan atas (overburden) menggunakan kombinasi
alat gali excavator Komatsu PC400 dengan alat angkut
Volvo Articulated Dumptruck A40E. Lapisan tanah pada
overburden terdiri dari batu lempungan (claystone) yang
berwarna kemerah-merahan dan keabu-abuan yang tidak
begitu keras.

4.2.2 Pola Muat


Pola pemuatan yang digunakan di lapangan Gambar 2. kondisi jalan angkut
berdasarkan level penggalian antara alat muat dan alat
angkut menggunakan pola top loading yaitu excavator 4.3 Jam Efektif dan Efisiensi Kerja
melakukan pemuatan dengan menempatkan dirinya di
atas jenjang atau truk berada di bawah alat muat. Pola Berdasarkan kondisi aktual di lapangan, didapat jam
pemuatan ini diterapkan mengingat waktu edar alat kerja efektif pada tabel 1. Berdasarkan data jam kerja
angkut yang lama. Dapat dilihat pada Gambar 1. tahunan diatas maka dapat diketahui jam kerja rata-rata
Pola pemuatan berdasarkan jumlah penempatan truk tiap bulannya adalah 164,38 jam/bulan dan tiap tahunnya
adalah single back up, yaitu truk memosisikan diri untuk 1972,50 jam/tahun, serta efisiensi kerja rata-rata
dimuati pada satu tempat, sedangkan truk berikutnya perbulan 72,80%. Jam rata-rata efektif ini nantinya akan
menunggu truk pertama dimuati sampai penuh, setelah digunakan untuk menghitung biaya sewa alat
truk pertama berangkat truk kedua memosisikan diri
untuk dimuati dan begitu seterusnya

Gambar 1. Top loading

4.2.3 Kondisi Jalan Angkut

34
Tabel 1. Jam Kerja Efektif
Item Unit 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Available Day Day 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31
Available Hours Hour 310 280 310 720 744 720 744 744 720 744
Work Day Day 23 23 19 22 24 23 14 27 28 25
Work Hours Hour 136,5 153 107 169,75 171,5 210,75 120,25 211,5 200,75 162,75
Rain & Slippery Day 9 5 12 8 7 5 0 3 0 6
Free Day Day 0 0 0 0 0 1 16 1 2 0
E.U % 62 67 63 77 74 92 81 75 72 65

Q : taksiran produksi =
4.4 Target Produksi dan Umur Tambang =
Sumber daya bahan galian batubara direncanakan akan = 233,37mᶟ/ jam
ditambang oleh PT. Tambang Bukit Tambi memiliki = 303,39 1,3 ton/mᶟ
cadangan tonase sebesar 3.360.240dan overburden = 303,39 ton/jam
sebesar 4.317.300 Bcm berdasarkan rencana kerja dan
anggaran PT. Tambang Bukit Tambi 360.000 – 540.000 4.5.2 Produktivitas UD CWM330
ton per tahun. Dengan diketahui jam efektif per tahun,
maka produksi per jam overburden dan batubara dapat C : Kapasitas Dump = 22 mᶟ
diketahui sebagai berikut: q1 : Kapasitas Bucket =2
K : Bucketfillfactor =1
n : jumlah bucket isian = 11 bucket
4.4.1 Target Produksi Overburden
C : Produksi per siklus = n x q1 x K
= 11 x 2 x 1 = 22 mᶟ
Target produksi per jam = Cmt : cycletimedumptruck = 40.14 menit
Et : Efisiensi Kerja = 72,8 %
= =146,01 bcm/jam P : produksi jam = =
= 23,94mᶟ/ jam x 1,3 ton/mᶟ
= 31,12 ton/jam
4.4.2 Target Produksi Batubara
4.5.3 Produktivitas ADT Volvo A40E
Target produksi per jam =
C : Kapasitas Dump = 24 mᶟ
= =121,67 ton/jam q1 : Kapasitas Bucket =2
K : Bucketfillfactor =1
n : jumlah bucket isian = 12 bucket
Dari perhitungan di atas dapat diketahui target C : Produksi per siklus = n x q1 x K
produksi batubara tersebut maka umur tambang dapat = 12 x 2 x 1 = 24 mᶟ
ditentukan dengan cara sebagai berikut : Cmt : cycletimedumptruck = 13,69 menit
Et : Efisiensi Kerja = 72,8 %
Umur Tambang =
( ) P : produksi jam =
= =
= 14 tahun = 76,56 lcm/ jam
= 61,25 bcm/jam
4.5 Produktivitas Alat Berat (swell factor OB = 80%)

4.5.1 Produktivitas Excavator Komatsu PC400 4.6 Rencana Kebutuhan Alat Mekanis

Ct : Cycletime (s) = 22 menit Peralatan yang digunakan dalam memenuhi target


E : Efisiensi kerja(%) = 72,80 % produksi yang dapat ditentukan berdasarkan jam kerja .
q1 : Kapasitas bucket(m3) =2
K : Bucketfillfactor =1
De : densityloosecoal(ton/m3) = 1.3
q : produksi per siklus (mᶟ) = q1 x K = 2 x 1
4.6.1 Pengangkutan Overburden
= 2 mᶟ
4.6.1.1. Komatsu PC 400 Tabel 3. Total Biaya Alat
Biaya Alat
RE = = 0.5 unit 1 No. Jenis Alat
Jam Kerja per
Jumlah Unit Sewa Bahan Bakar Total
bulan
unit Rp/bulan Rp/bulan
A Pengupasan OB
4.6.1.2. ADT Volvo A40E Excavator Komatsu PC400 1972,50 1 Rp 1.128.000.000 Rp 739.687.500 Rp 1.867.687.500
ADT Volvo A40E 1972,50 3 Rp 2.844.000.000 Rp 1.849.218.750 Rp 4.693.218.750
RE = = 2.53 3 unit Total Rp 3.972.000.000 Rp 2.588.906.250 Rp 6.560.906.250
B Penambangan Batubara
Excavator Komatsu PC400 1972,50 1 Rp 1.128.000.000 Rp 739.687.500 Rp 1.867.687.500
UD CWM330 1972,50 4 Rp 1.248.000.000 Rp 887.625.000 Rp 2.135.625.000
4.6.2 Pengangkutan Batubara Total Rp 2.376.000.000 Rp 1.627.312.500 Rp 4.003.312.500
Total Biaya Alat Per Bulan Rp 6.348.000.000 Rp 4.216.218.750 Rp 10.564.218.750
4.6.2.1. Komatsu PC 400
Berdasarkan rekapitulasi biaya diatas dapat diketahui
RE = =0.41 unit 1 biaya pengupasan overburden tiap bcm-nya dan biaya
unit penambangan batubara tiap tonnya, dengan cara
membagi total biaya produksi dengan total material yang
4.6.2.2. UD CWM330 digali dalam durasi produksi (dalam hitungan adalah satu
RE = = 4.15 5 unit bulan produksi)
Biaya pengupasan overburden per bcm adalah
sebesar:
4.7 Biaya Produksi = = Rp. 22.781 per bcm
Biaya penambangan per ton batubara adalah sebesar:
4.7.1 Biaya Alat Mekanis
= = Rp. 16.680,5 per ton
Semua alat yang digunakan pada kegiatan penambangan
menggunakan sistem sewa. Oleh karena itu tidak ada
biaya kepemilikan (owningcost), hanya ada biaya operasi 4.7.2 Biaya Pengiriman
(operatingcost) yang terdiri biaya sewa alat dan bahan Selling Cost merupakan biaya penjualan batu bara yang
bakar. Ada atau tidaknya berikut skema kontrak sewa terdiri dari barging, merupakan kegiatan memuat
masing-masing alat yang digunakan : batubara ke tongkang, sewa port stockpile, biaya port
Tabel 2. Biaya Alat
rehandling yaitu penanganan dan perawatan pelabuhan,
No. Biaya sewa Konsumsi
Bahan serta dokumen ekspor. Biaya penjualan (selling cost)
Equipment alat Bakar memiliki unit $6.96/Ton sesuai cut of ratio PT. Tambang
Rp./Jam (Liter/jam) Bukit Tambi, dengan target penjualan batubara yang
Overburden dijual tiap tahunnya 240.000 ton, maka total selling cost
Excavator Komatsu PC per tahun adalah Rp. 21.715.200.000,-
1. 470.000,00 30
400
2 ADT Volvo A40E 395.000,00 25
Batubara 4.7.3 Biaya Ovehead
Excavator komatsu PC
1. 470.000,00 30 Biaya overhead terdiri dari kegiatan marketing sebesar
400
UD Dump truck $0.25/ton, kegiatan mining equipment maintanance
2 130.000,00 9
CWM330 sebesar $0.30/ton, dan untuk survey sebesar $0.67/ton.
Sehingga data unit cost overhead yaitu $1,22/ton sesuai
4.7.1.1. Biaya Sewa Alat cut of ratio PT. Tambang Bukit Tambi. Dengan target
Biaya sewa alat dihitung berdasarkan banyak jam kerja penjualan batubara yang dijual tiap tahunnya 240.000
alat per bulan dan jumlah kebutuhan alat(n).sesuai ton, maka total biaya overhead per tahun adalah US$.
dengan sistem sewa, jumlah jam kerja minimal alat 292.800,-
dalam satu bulan produksi adalah 200 jam/ bulan, karena
jam efektif di bawah 200 jam, maka dibulatkan menjadi
200 jam/bulan. Biaya sewa masing-masing alat didapat 4.7.4 Biaya General and Administrative
dengan mengalikan durasi kerja (200 jam) dengan
Biaya yang termasuk dalam G&A seperti gaji karyawan,
jumlah alat dan biaya sewa per jam.
pendidikan dan pengembangan pegawai, corporate
4.7.1.2. Biaya Bahan Bakar social responsibility, biaya Pengelolaan lingkungan
Biaya bahan bakar dihitung dengan asumsi harga hidup, biaya cetakan, dokumentasi, majalah, listrik, air,
bahan bakar solar industri di lokasi adalah Rp. 12.500,00 gas, pemeliharaan lingkungan intern, pengembangan
per liter. daerah, bantuan pendidikan non pegawai. Unit cost G&A
yang digunakan untuk rehabilitasi dan revegetasi PT.
Tambang Bukit Tambi adalah $0,054/ton. Dengan target
penjualan batubara yang dijual tiap tahunnya 240.000
ton, maka total biaya G&A per tahun adalah Rp.
32.876.062.072,41,-

36
4.7.5 Tax (Royalti dan PPN) Tabel 5. Perhitungan Nilai NPV
J CFj (1+i)j NPVj
4.7.5.1. PNBP 0 -Rp 263.530.752.887 1,065 -Rp 263.530.752.887
Penerimaan Negara Bukan Pajak atau dalam kata lain 1 Rp 89.165.420.174 1,065 Rp 83.723.399.225
yaitu royalti yang merupakan pembayaran yang harus 2 Rp 87.800.488.792 1,134 Rp 77.410.115.975
3 Rp 86.353.661.526 1,208 Rp 71.487.800.268
dibayarkan tiap penjualan batubara, diasumsikan 4 Rp 84.820.024.625 1,286 Rp 65.932.563.711
berdasarkan kalori batubara yang terdapat di PT. 5 Rp 83.194.369.510 1,37 Rp 60.721.976.011
Tambang Bukit Tambi sebesar 5.100-5.500 kkal/kg 6 Rp 81.471.175.087 1,46 Rp 55.834.975.986
dikenakan persen royalti sebesar 7%. Dengan target 7 Rp 79.644.588.999 1,554 Rp 51.251.787.999
penjualan batubara yang dijual tiap tahunnya 240.000 8 Rp 77.708.407.746 1,654 Rp 46.953.843.502
9 Rp 75.656.055.618 1,762 Rp 42.923.707.360
ton, maka total pembayaran PNBP per tahun adalah Rp. 10 Rp 73.480.562.362 1,877 Rp 39.145.008.675
15.288.000.000,- 11 Rp 71.174.539.511 1,99 Rp 35.602.375.935
12 Rp 68.730.155.289 2,129 Rp 32,281.375.519
4.7.5.2. PPN 13 Rp 66.139.108.013 2,267 Rp 29.168.455.435
Besarnya pajak yang harus dibayar oleh PT. Tambang 14 Rp 63.392.597.901 2,414 Rp 26.250.890.546
Bukit Tambi diasumsikan pada undang-undang No 17 NPV Rp 455.157.523.160
tahun 2000 tentang pajak penghasilan pasal 17B adalah
10% untuk penghasilan kena pajak sampai dengan Rp.
4.9.2 Internal Rate of Return
50.000.000, 15% untuk penghasilan kena pajak sampai
dengan Rp. 50.000.000 – Rp. 100.000.000, dan 30% Berdasarkan hasil perhitungan, IRR yang didapat, yaitu
untuk penghasilan kena pajak lebih dari Rp. 31,4%, lebih besar dari suku bunga, yaitu 6,5%.
100.000.000. Karena penghasilan melebihi Rp.
100.000.000, maka dikenakan PPN 30% dengan total
pembayaran per tahun yang berbeda-beda. 4.9.3 Payback Period
Tabel 4. Pajak Penghasilan Negara
Payback period menunjukkan periode waktu yang
PPN
digunakan untuk menutup kembali modal yang telah
Pendapatan Pengeluaran Tax Total
diinvestasikan dengan hasil yang akan diperoleh aliran
- - - -
kas bersih dari investasi tersebut.
Rp218.400.000.000 Rp69.180.828.322 30% Rp44.765.751.503
Tabel 6. Cashflow dan Cumulative Cashflow
Rp218.400.000.000 Rp71.130.730.297 30% Rp44.180.780.911 J Cashflow Cumulative Cashflow
Rp218.400.000.000 Rp73.197.626.391 30% Rp43.560.712.083 0 -Rp 263.530.752.887 -Rp 263.530.752.887
Rp218.400.000.000 Rp75.388.536.250 30% Rp42.903.439.125 1 Rp 89.165.420.174 -Rp 174.365.332.713
Rp218.400.000.000 Rp77.710.900.701 30% Rp42.206.729.790 2 Rp 87.800.488.792 -Rp 86.564.843.921
Rp218.400.000.000 Rp80.172.607.018 30% Rp41.468.217.894 3 Rp 86.353.661.526 -Rp 211.182.394
Rp218.400.000.000 Rp82.782.015.715 30% Rp40.685.395.285 4 Rp 84.820.024.625 Rp 84.608.842.231
Rp218.400.000.000 Rp85.547.988.934 30% Rp39.855.603.320 5 Rp 83.194.369.510 Rp 167.803.211.740
Rp218.400.000.000 Rp88.479.920.545 30% Rp38.976.023.836 6 Rp 81.471.175.087 Rp 249.274.386.827
Rp218.400.000.000 Rp91.587.768.054 30% Rp38.043.669.584
7 Rp 79.644.588.999 Rp 328.918.975.827
8 Rp 77.708.407.746 Rp 406.627.383.573
Rp218.400.000.000 Rp94.882.086.413 30% Rp37.055.374.076
9 Rp 75.656.055.618 Rp 482.283.439.191
Rp218.400.000.000 Rp98.374.063.873 30% Rp36.007.780.838
10 Rp 73.480.562.362 Rp 555.764.001.554
Rp218.400.000.000 Rp102.075.559.981 30% Rp34.897.332.006 11 Rp 71.174.539.511 Rp 626.938.541.065
Rp218.400.000.000 Rp105.999.145.856 30% Rp33.720.256.243 12 Rp 68.730.155.289 Rp 695.668.696.354
13 Rp 66.139.108.013 Rp 761.807.804.367
14 Rp 63.392.597.901 Rp 825.200.402.268
4.8 Biaya Investasi Tahun-0
Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan sebelum Berdasarkan tabel diatas, Cumulative cashflow
kegiatan penambangan berjalan. Untuk rencana berubah menjadi positif, berarti modal mampu ditutup di
penambangan pit-4 ini, dilakukan pembangunan sarana tahun pertama atau tepatnya:
dan prasarana tambang baru, dan pembiayaan untuk PBP =
kegiatan survei, eksplorasi dan pembangunan jalan
=
pendukung dengan total biaya sebesar Rp.
263.530.752.887 = 3,002 Tahun
Jadi payback period yang diperoleh yaitu selama
3,002 tahun.
4.9 Analisa Investasi Kelayakan

4.9.1 Net Present Value


Dari hasil perhitungan didapatkan nilai NPV untuk
penambangan batubara sebesar Rp 455.157.523.160
(dapat dilihat pada Tabel), maka dapat disimpulkan
proyek ini ekonomis dan layak untuk ditambang.
37
5 Kesimpulan dan Saran Pengupasan Overburden Penambangan Batubara
di PT. Karbindo Abesyapradhi, J. Bina Tambang,
vol. 2, no. 1, 1-15 (2015)
5.1 Kesimpulan
[8] Rochmanadi, Kapasitas dan Produksi Alat-alat
1. Jenis alat yang akan digunakan dalam kegiatan Berat, Jakarta: Departemen Penerbit Pekerjaan
penambangan di arealpit IV PT. Tambang Bukit Umum (1992)
Tambi antara lain: Untuk pengupasan overburden [9] A. I. Harahap, H. Iskandar dan T. Arief, Kajian
menggunakan excavator Komatsu PC400 dan Kominusi Limestone pada Area Penambangan PT
Articulated dumptruck Volvo A40E, sedangkan untuk Semen Padang, Bukit Karang Putih, Indarung,
penambangan batubara menggunakan excavator Sumatera Barat, J. Ilmu Teknik, vol. 2, no. 2, 1-9
Komatsu PC400 dan dumptruck UD CWM330. (2014)
2. jumlah alat untuk kegiatan penambangan di arealpit
[10] D. James, Perancangan Sistem Konveyor,
IV PT. Tambang Bukit Tambi antara 1 unit PC 400
Universitas Indonesia, Depok (2008)
dan 3 unit ADT Volvo A40E untuk Pengupasan
overburden, 1 unit PC 400 dan 4 unit UD CWM330 [11] Dunlop-Enerka Belting, Conveyor Belt Technique
untuk Penambangan batubara Design and Calculation, Preston: Dunlop-Enerka,
3. Biaya ideal kegiatan penambangan di arealpit IV PT. (1994)
Tambang Bukit Tambi adalah sebesar Rp. [12] S. Siahaan, A. Mustopa, Nurhakim dan Y. Prakoso,
473.565,00- tiap ton produksi batubara Evaluasi Produktivitas Belt Conveyor Dalam
4. Penambangan batubara di pit IV layak untuk Peningkatan Target Produksi Pengapalan Batubara
dilakukan, ditinjau dari segi ekonomis dengan Di Pelabuhan Khusus PT Mitratama Perkasa, Desa
parameter sebagai berikut: Muara Asam-Asam, Kecamatan Jorong, Kabupaten
Net Present Value : Rp. 455.157.523.160,00 Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan, J.
(Menguntungkan) Geosapta, vol. 1, no. 1, 33-35 (2015)
Internal Rate of Return : 31,4% (Menguntungkan) [13] Efrinaldi, Analisa Kerja Belt Conveyor 5857-V
Payback Period :3.002 tahun (Menguntungkan) Kapasitas 600 Ton/Jam, J. Rekayasa Mesin, vol. 3,
no. 3, 450-458 (2012)
5.2 Saran [14] M. M. Nobyl, S. Widayati dan D. N. Usman,
Optimalisasi Penggunaan Limestone Crusher
Untuk mencapai target produksi secara maksimal, sebagai Alat Peremuk Batu Gamping di PT. Semen
keteraturan dalam proses penambangan serta keefisienan Padang Kecamatan Lubuk Kilangan Kotamadya
dalam penggunaan alat angkut, maka perlu dilakukan Padang Provinsi Sumatera Barat, J. Prosiding
analisa performance nyata alat mekanis di lapangan Teknik Pertambangan, vol. 2, no. 1, 163-171 (2016)
secara berkala seperti produktivitas alat dan kebutuhan
bahan bakar. [15] F. E. Yulia, R. Kopa dan Y. M. Anaperta, Evaluasi
Kinerja Crushing Plant dan Belt Conveyor dalam
Pengolahan Dan Pengiriman Limestone ke Storage
Daftar Pustaka Indarung Di PT Semen Padang, J. Bina Tambang,
[1] T. J. Kakiay, Pengantar Sistem Simulasi, vol. 3, no. 1, 1-10 (2018)
Yogyakarta: Penerbit ANDI (2004)
[16] D. Al Qadary, Analisis Perbandingan Produktivitas
[2] S. Nel, M. Kizil dan P. Knights, Improving Truck- Alat Angkut Hasil Simulasi Talpac untuk Penentuan
Shovel Matching, J. APCOM Symposium, vol. 35, Jumlah Alat Angkut CAT 793C DI PT Newmont
381-391 (2011) Nusa Tenggara, UPN "Veteran" (2009)
[3] P. Prodjosumarto, Pemindahan Tanah Mekanis, [17] E. Santoso, Optimalisasi Kebutuhan Alat Angkut
Bandung: Institut Teknologi Bandung (1996) pada Tambang Terbuka Menggunakan Simulasi
[4] R. Faisal, Kresno dan D. Poetranto, Kajian Teknis Program Talpac, J. Geosapta, vol. 2, no. 2, 116-
Produksi Alat Muat dan Alat Angkut untuk 121, (2016)
Memenuhi Target Produksi 780,000 ton/bulan di
PT.Semen Padang, J. Teknologi Pertambangan, vol.
1, no. 2, 46-50 (2016)
[5] M. A. Syam, Zaenal dan L. Pulungan, Kajian Kerja
Crushing Plant untuk Memenuhi Target Produksi
Batubara di PT Nan Riang Kecamatan Muara
Tembesi, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi, J.
Prosiding Teknik Pertambangan, vol. 1, no. 2, 58-
64 (2015)
[6] Komatsu, Specifications & Application Handbook
Edition 30, Tokyo: Komatsu (2009)
[7] T. Mayyondra, Murad dan Fadhilah, Biaya
Produksi Alat Muat dan Alat Angkut pada Kegiatan
38

You might also like