0% found this document useful (0 votes)
81 views5 pages

Sintesis Dan Karakterisasi Nanopartikel Aluminium Oxide (Al O) Dari Limbah Aluminium Untuk Nanofluida

The document discusses the synthesis and characterization of aluminum oxide (Al2O3) nanoparticles from aluminum waste for use in nanofluids. Key points: 1) Al(OH)3 was produced from aluminum waste and heated to different temperatures to produce Al2O3 nanoparticles. 2) The nanoparticles were characterized using techniques like XRD, surface area analysis, and zeta potential to determine properties like crystal structure (gamma alumina), size (6.5 nm), and stability. 3) Nanofluids with 0.1-0.5 g/L of Al2O3 nanoparticles were produced and characterized for density, viscosity, thermal conductivity, critical heat flux, and stability. The nano

Uploaded by

Yulia Puspa Dewi
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
81 views5 pages

Sintesis Dan Karakterisasi Nanopartikel Aluminium Oxide (Al O) Dari Limbah Aluminium Untuk Nanofluida

The document discusses the synthesis and characterization of aluminum oxide (Al2O3) nanoparticles from aluminum waste for use in nanofluids. Key points: 1) Al(OH)3 was produced from aluminum waste and heated to different temperatures to produce Al2O3 nanoparticles. 2) The nanoparticles were characterized using techniques like XRD, surface area analysis, and zeta potential to determine properties like crystal structure (gamma alumina), size (6.5 nm), and stability. 3) Nanofluids with 0.1-0.5 g/L of Al2O3 nanoparticles were produced and characterized for density, viscosity, thermal conductivity, critical heat flux, and stability. The nano

Uploaded by

Yulia Puspa Dewi
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 5

Sintesis dan Karakterisasi Nanopartikel Aluminium Oxide

(Al2O3) Dari Limbah Aluminium untuk Nanofluida


Darmawan1, Dani Gustaman Syarif2& Djony Izak Rudyardjo3
1,3
Departemen Fisika Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga
Kampus C Mulyorejo, Surabaya , Indonesia
Email : darma.physics@gmail.com
2
Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Jl. Tamansari 71 Bandung 40132, Indonesia
Email : danigus@gmail.com

Abstract
The research of Synthesis and Characterization of Aluminium Oxide (Al2O3) Nanoparticle from
Aluminium Waste for Nanofluids has been done. The purpose from this research are knowing the influence of
heating temperature to nanoparticle Al2O3 forming and the influence of composition to physico-chemical
characteristic of nanofluids Al2O3.The heating temperature variation that that use of 600 0C, 7000C, and 8000C.
While the composition variation that use of 0.1 gram, 0.2 gram, 0.3 gram, and 0.5 gram. Aluminium Oxide
nanoparticle were synthesized by heating Al(OH)3 as precursor derived from aluminium waste precipitation.
Aluminium Oxide nanoparticle were suspended with 100 ml of Aquades and dispered with ultrasonicated to
produce Al2O3 nanofluids. Al2O3 nanoparticle has been obtained doing the characterization are the test of XRD
(X-Ray Diffraction), SAA (Surface Area Analyzer), Density, Viscosity, CHF (Critical Heat Flux) and Zeta
Potensial. XRD data showed that the crystallized peak from Al 2O3 nanoparticle are gamma alumina with the
cystallite size of 6,5 nm (Debye-Scherrer Method). The Surface Area test result from Al2O3 nanoparticle is
149,98 m2/gram and obtained shape of11 nm. According zeta potensial data, nanofluids were stable at pH of 6,3
with zeta potensial of 36,70 - 43,53 mV. The density test result obtained with the highest value about 1,503
g/cm3, The viscosty test of 0.92 mPa.s at the composition variation of 0.5 gram. The nanofluids of the surface
decreased 40% after 7 days. CHF test result of Al 2O3 nanofluids obtained enhacement abaot 53,21% at the
composition variation of 0.5 gram compared to that of Aquades.

Kata Kunci: Nanoparticle, nanofluids, Al2O3, aluminium waste, CHF.

PENDAHULUAN

Perkembangan dan kecanggihan teknologi keterbatasan utama di bidang industri


yang begitu pesat pada era globalisasi saat ini sehingga banyak kerugian yang ditimbulkan
yang disokong dengan sumber daya alam akibat kurang memperhatikan efisiensi
yang sangat memadai dan berpotensi dalam kinerja sistem. Sehingga perlu adanya suatu
kegunaannya sehingga mampu menopang teknik dan cara yang mampu menghemat
dalam pemenuhan kebutuhan manusia di energi dan meningkatkan efisiensi kinerja
berbagai bidang salah satunya dalam bidang sistem. Kebanyakan bidang industri saat ini
industri yang berkaitan dengan sistem masih menggunakan fluida konvensional
perpindahan panas. Dalam sistem seperti air, oli mesin, etilen glikol sebagai
perpindahan panas khususnya di bidang fluida untuk perpindahan panas. Penggunaan
industri sangat penting terkait dengan kinerja cairan konvensional tersebut justru
performansi pendinginan yang ditentukan menghalangi kinerja sistem salah satunya
oleh konduktivitas termal. Rendahnya yaitu salah satunya mesin cepat panas dan
konduktivitas termal yang menjadi dalam jangka waktu tertentu akan merusak
mesin sehingga untuk mengurangi
kelemahan yang ditimbulkan dari METODOLOGI PENELITIAN
penggunaan fluida konvensional maka
diperlukan fluida baru yang dikenal dengan Sintesis dan Karakterisasi Nanopartikel
nanofluida. Nanofluida merupakan suatu Al2O3
bahan yang terdiri dari material yang padat Limbah aluminium dan NaOH
yang berukuran antara 1-100 nanometer dengan perbandingan mol sebesar 1 : 4
yang terdispersi dalam suatu pelarut/liquid. dilakukan pencampuran dengan proses
pelarutan dan pengadukan hingga homogen.
Kriteria terpenting dalam suatu nanofluida
Setelah itu dilakukan pemisahan residu
adalah kestabilan partikel yang dilihat dari melalui proses penyaringan untuk
tingkat aglomerasi/penggumpalan tanpa memperoleh filtrat Natrium Aluminat.
menyebabkan perubahan secara kimiawi. Kemudian Natrium Aluminat yang telah
Macam-macam nanofluida yang telah diperoleh dilakukan proses pengendapan
dipelajari saat ini antara lain nanofluida- dengan penambahan HCl. Endapan yang
alumina, nanofluida-zirkonia, dan diperoleh kemudian dilakukan proses
pencucian dengan menggunakan Aquades.
nanofluida-hematit. Keunikan pada
Hasil pencucian tersebut dipanaskan pada
nanofluida berpengaruh terhadap besaran- suhu 1000C untuk memperoleh Al(OH)3.
besaran fisis yang dimiliki oleh nanofluida Al(OH)3 yang telah diperoleh
antara lain densitas, viskositas, Critical Heat kemudian dilakukan pemanasan dengan suhu
Flux (CHF),dan konduktivitas termal 6000C, 7000C, dan 8000C selama 3 jam
(Veeranna dan Lakshmi, 2011). Besaran untuk memperoleh nanopartikel Al2O3.
fisis ini merupakan parameter dasar yang Nanopartikel Al2O3 kemudian dilakukan
karakterisasi dengan XRD untuk mengetahui
penting dalam sistem perpindahan panas.
fase yang terbentuk dan ukuran kristal
Salah satu nanofluida yang bisa digunakan (metode Debye-Scherrer). Surface Area dari
sebagai perpindahan panas adalah nanofluida nanopartikel Al2O3 diukur menggunakan
berbasis serbuk Aluminium Oxide (Al2O3). Surface Area Meter of Quantachrome NOVA
Aluminium Oxide (Al2O3) banyak digunakan 2200.
sebagai bahan refraktori. Hal ini dikarenakan
Aluminium Oxide (Al2O3) memiliki berbagai Sintesis dan Karaterisasi Nanofluida Al2O3
keistimewaan yaitu memiliki ketahanan Nanopartikel Al2O3 dengan komposisi
korosi yang baik dalam berbagai lingkungan, 0.1, 0.2, 0.3, dan 0.5 gram kemudian
memiliki sifat bioinert yang sangat baik dan disuspensikan ke dalam 100 ml Aquades dan
memiliki ketahanan terhadap temperatur homogenisasi dengan menggunakan
yang tinggi serta penghambat listrik yang Ultrasonic Bath selama 2 jam untuk
baik. Dalam hal ini untuk meningkatkan nilai memperoleh nanofluida dan didiamkan
tambah maka memanfaatkan limbah. selama 24 jam. Setelah dilakukan
Nanofluida Aluminium Oxide yang akan perhitungan, diperoleh konsentrasi
disintesis akan diperoleh dari nanopartikel nanofluida sebesar 0.035, 0.045, 0.050, dan
Al2O3 dari limbah aluminium. Karakterisasi 0,083 %vol. Secara visual, dilakukan
sifat fisiko-kimia nanofluida Al2O3 meliputi pengamatan setiap hari untuk mengetahui
uji densitas, uji viskositas fluida, uji tingkat stabilitas partikel. Nanofluida Al2O3
konduktivitas termal, uji Critical Heat Flux kemudian dilakukan karakterisasi berupa
(CHF), dan uji stabilitas partikel serta uji densitas dengan menggunakan piranti Neraca
potensial zeta. Mohr, viskositas fluida diukur menggunakan
Vibro Viscometer SV-10, Potensial Zeta
menggunakan Malvren Zetasizer System, dan
CHF menggunakan metode yang ditemukan
oleh Lee, et al., Hiswankar, dan Kshirsagar
dengan kawat tembaga dengan diameter 0.2
mm.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penampilan visual dari nanopartikel


Al2O3 ditunjukkan pada gambar 1 dan hasil
XRD ditunjukkan pada gambar 2. Dari 2000
gambar 2 ditunjukkan bahwa fase kristal
1500
yang terbentuk dari nanopartikel pada fase

Intenstas (cps)
gamma alumina. Puncak yang terbentuk dari 1000
hasil uji XRD tampak bahwa ukuran kristal
yang diperoleh sebesar 6,5 nm dengan 500
menggunakan metode Debye-Schrrer.
Specific Surface Area dari nanopartikel Al2O3 0
35 40 45 50 55 60 65 70 75
sebesar 149,98 m2/g. Ketika ukuran dari
2 (derajat)
nanopartikel Al2O3 diperkirakan dari nilai
Specific Surface Area menggunakan
Gambar 2. Pola XRD nanopartikel Al2O3
persamaan 1, akan diperoleh ukuran partikel
sebesar 11 nm. Nilai tersebut hampir Nanofluida dengan konsentrasi
mendekati dari hasil perhitungan hasil sebesar 0.0832 %vol yang digunakan untuk
karakterisasi XRD dengan menggunakan pengamatan dari waktu ke waktu dalam
metode Debye-Scherrer. Hal ini disebabkan menentukan stabilitas partikel. Stabilitas
oleh adanya aglomerasi dari nanopartikel. partikel secara kualitatif diperlihatkan oleh
penurunan tinggi permukaan nanofluida dari
6000 waktu ke waktu yang ditunjukkan oleh
d= (1)
ρ . As Gambar 3. Secara kuantitatif penurunan
dengan d = ukuran partikel (nm),  = tinggi permukaan dari nanofluida
densitas nanopartikel secara teoritik (g/cm3), ditunjukkan oleh Gambar 4. Tinggi
dan A s = Specific Surface Area. permukaan dari nanofluida menurun sebesar
40% dari tinggi awal setelah 7 hari
pengamatan. Dibandingkan dengan
nanofluida pada penelitian sebelumnya,
stabilitas nanofluida ini lebih baik. Pada
penelitian sebelumnya, tinggi permukaan dari
nanofluida menurun sebesar 60% setelah 7
hari pengamatan.
Gambar 1. Penampilan visual
nanopartikel Al2O3
50.00

potensial Zeta (mV)


30.00
10.00
-10.00 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1
-30.00
-50.00
Konsentrasi (% vol)
Gambar 3. Nanofluida
Al2O3 pada waktu Gambar 5. Potensial zeta nanofluida Al2O3
pengamatan yang berbeda
(a. awal, b. 4 hari, c. 9 hari) Data viskositas dari nanofluida Al2O3
ditunjukkan pada Gambar 6. Viskositas dari
nanofluida Al2O3 meningkat seiring dengan
penambahan konsentrasi dari nanopartikel
Al2O3. Dibandingkan dengan perdiksi
Einstein, gradien kenaikan dari nilai
Tinggi permukaan nanofluida

100
viskositas lebih besar. Hal ini menunjukkan
80 bahwa keberadaan nanopartikel yang
tersuspensi dalam pelarut dasar akan
60 meningkatkan nilai viskositas yang cukup
40
signifikan yang tidak mengikuti dari prediksi
0 2 4 6 8 10 Einstein. Sehingga hal ini menjadi tinjauan
dari nanofluida bahwa tidak hanya mengacu
Waktu pengamatan (hari)
pada pencampuran antara nanopartikel
(%)

dengan pelarut.
Gambar 4. Grafik hubungan antara tinggi
permukaan nanofluida Al2O3 terhadap
waktu pengamatan pada konsentrasi 0.94
Viskositas Fluida (mPa.s)

Eksperimental
nanofluida Al2O3 0.0832 %vol dan pH 0.92
6.091 0.9 Prediksi Einstein

0.88
Hasil pengukuran potensial zeta dari
0.86
nanofluida Al2O3 ditunjukkan oleh Gambar
5. hal tersebut menunjukkan bahwa potensial 0.84
zeta berubah relatif bergantung pada 0.1 0.2 0.3 0.5
Komposisi ( gram/100ml)
perubahan konsentrasi dari nanofluida Al2O3.
Nanofluida akan stabil ketika zeta potensial Gambar 6. Viskositas nanofluida Al2O3
besar dari 30 mV atau lebih kecil dari -30 Data densitas dari nanofluida Al2O3
mV. Dari hasil tersebut bahwa nanofluida ditunjukkan pada Gambar 7. Viskositas dari
stabil pada pH antara 6,0 – 6,3. nanofluida Al2O3 meningkat seiring dengan
penambahan konsentrasi dari nanopartikel
Al2O3. Dibandingkan dengan korelasi dari
persamaan Pak dan Cho, gradien kenaikan
dari nilai densitas cukup besar. Hal ini
menunjukkan bahwa keberadaan
nanopartikel Al2O3 yang tersuspensi dalam
pelarut dasar akan meningkatkan nilai
kerapatan dari partikel yang ada di dalam
nanofluida (dengan asumsi volume tetap)
sehingga kenaikan densitas dari cukup
60.00
signifikan yang tidak mengikuti persamaan

Kenaikan CHF (%)


korelasi dari Pak dan Cho. 40.00

20.00
1.550
1.500 0.00
Densitas (g/cm3)

1.450 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1


1.400 Konsentrasi (% vol)
1.350
1.300
Gambar 8. Kenaikan CHF nanofluida
1.250
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 Al2O3 sebagai fungsi konsentrasi
konsentrasi (%vol) nanopartikel.

Gambar 7. Densitas nanofluida Al2O3


KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan
Data kenaikan CHF sebagai fungsi
bahwa nanopartikel Al2O3 dengan ukuran
konsentrasi dari nanofluida Al2O3
kristal sebesar 6,5 nm telah disintesis dengan
ditunjukkan pada Gambar 8. Kenaikan CHF
menggunakan metode presipitasi dari
meningkat linear seiring dengan penambahan
Al(OH)3 yang diperoleh dari limbah
konsentrasi nanopartikel Al2O3 dari 14%
aluminium melalui proses kalsinasi.
hingga 53%. Hal ini menunjukkan bahwa
Nanofluida memiliki kestabilam pada pH 6,0
perpindahan panas dari kabel tembaga
– 6,3. Kenaikan CHF dari nanofluida sebesar
menuju nanofluida berjalan baik seiring
14-53% dibandingkan dengan nilai CHF
dengan peningkatan konsentrasi
Aquades dengan konsentrasi Al2O3 sebesar
nanopartikel. Mekanisme peningkatan CHF
0.035-0.083 %vol.
pada nanofluida disebabkan oleh partikel dari
nanofluida yang menyelimuti permukaan
UCAPAN TERIMA KASIH
kawat tembaga.
DAFTAR PUSTAKA

You might also like