The Development of Assessment Instrument For Elementary School Student Painting
The Development of Assessment Instrument For Elementary School Student Painting
The Development of Assessment Instrument For Elementary School Student Painting
Abstract
The aim of study is developing assessment instrument to
measure elementary school students’ learning achievement in
art painting to guide the elementary school painting teachers in
carrying out assessment objectively. This study is a research and
development using the quantitative and qualitative approaches.
The subjects of this study were the first to third grade
elementary school students and painting teachers in
Muhammadiyah Elementary School Sapen, MIN Temple, and
Langen Sari Elementary School Yogyakarta. The construct of
the instrument was developed based on the suggestion of art
education, children art painting, evaluation and painting
experts. Reliability of the instrument was computed based on
the generalizability theory developed by Crick and Brennan
consisting of G and D theories with the variance of person,
raters, items, person-rater interaction, and error components.
The variance component was computed using Genova
computer package program, and inter-rater Cohen’s Kappa
formula. The instrument validity was obtained through three
focus group discussions and one seminar. The average of the
coefficient Genova is 0.71 and the average of Cohen’s Kappa is
0.82. Both coefficient Genova and Cohen’s Kappa have already
fulfilled the minimum requirement, which is 0.70.
Key words: children’s painting, reliability, generalizeability theory, and
D (Decision study)
130 − Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol. 12, No. 1, Th. 2009
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan instrumen
penilaian yang sahih dan andal untuk mengukur hasil belajar
seni lukis anak. Melalui instrumen tersebut para guru seni lukis
pada pendidikan dasar dapat melakukan penilaian secara
objektif. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan
kualitatif. Penetapan konstruk instrumen penilaian proses dan
produk dilakukan melalui pendapat pakar pendidikan seni,
pakar seni lukis anak, pakar pengukuran, dan praktisi. Subjek
penelitian adalah peserta didik sekolah dasar kelas satu, dua, dan
tiga dan guru seni lukis di SD Muhammadiyah Sapen
Yogyakarta, MIN Tempel, dan SDN Langen Sari Yogyakarta.
Penentuan koefisien reliabilitas instrumen dilakukan dengan
menggunakan paket program genova berdasarkan teori
Generalizability yang dikembangkan oleh Crick dan Brennan
yang terdiri atas teori G (Generalized study) dan D (Decision study)
yang komponen variansinya adalah person, rater, item, interaksi
person dan rater, dan kesalahan, serta dengan koefisien interrater
Cohen’s Kappa. Validitas instrumen penilaian seni lukis anak di
sekolah dasar telah teruji melalui focus group discussion sebanyak 3
kali dan sekali seminar. Reliabilitas instrumen diukur
menggunakan koefisien genova dan koefisien cohen’s kappa.
Rata-rata koefisien Genova secara keseluruhan adalah 0,71.
Adapun rata-rata koefisien Cohen’s Kappa yaitu 0,82. Kedua
nilai rata-rata ini telah memenuhi kriteria minimum yang
disyaratkan yaitu 0,70.
Kata kunci: Karya seni lukis anak, teori Generalizability, teori G
(Generalized study), dan D (Decision study)
Pengembangan Instrumen Penilaian Proses dan Produk Karya Seni Lukis − 131
Tri Hartiti Retnowati
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Pendahuluan
Manusia pada dasarnya memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai
estetika agar dapat hidup dengan baik di masyarakat dan memiliki rasa
keindahan. Pengetahuan berkaitan dengan penalaran yang diperlukan dalam
memecahkan masalah. Keterampilan berhubungan dengan gerak anggota
badan dalam mengerjakan pekerjaan. Kepekaan estetik berkaitan dengan
seni, sehingga orang yang memiliki apresiasi terhadap seni merasakan indah
dalam hidupnya. Oleh karena itu, setiap orang harus memiliki kepekaan
estetik agar dapat merasakan keindahan dalam hidupnya.
Seni dalam perspektif pendidikan dipandang sebagai salah satu alat
atau media untuk memberikan keseimbangan antara intelektualitas dengan
sensibilitas, rasionalitas dengan irrasionalitas, dan akal pikiran dengan
kepekaan emosi. Bahkan dalam batas-batas tertentu, seni menjadi sarana
untuk mempertajam moral dan watak seseorang (Rohidi, 2000: 55).
Pendidikan seni bertujuan mengembangkan kedewasaan diri anak didik
yang utuh dan seimbang dengan cara memberikan perlakuan yang dapat
merangsang kepekaan estetik dan kreativitas peserta didik.
Pengembangan kepekaan estetik merupakan bagian dari
pengembangan kepribadian seseorang, yang dilakukan melalui pendidikan
seni. Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 (PP Nomor 19,
2005) tentang standar nasional pendidikan, masalah kepekaan estetik
memperoleh penekanan dalam pengembangan kemampuan peserta didik
melalui kelompok mata pelajaran estetika. Pada peraturan ini, kelompok
mata pelajaran estetika yang harus dipelajari peserta didik mempunyai arah
pengembangan untuk meningkatkan: (1) sensitivitas, (2) kemampuan
mengekspresikan, dan (3) kemampuan mengapresiasi keindahan dan
harmoni. Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan
serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan
individual sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun
dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan
kebersamaan yang harmonis (BSNP, 2006: 78-79).
Kelompok mata pelajaran estetika merupakan pelaksanaan dari
pendidikan seni yang tergolong unik karena melekatnya "pengalaman
132 − Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol. 12, No. 1, Th. 2009
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
yang ada pada dirinya secara intuitif dan spontan lewat media seni lukis
(Soesatyo, 1994: 31). Mereka melukis sebagai wujud pengungkapan pikiran
dan perasaan tanpa terbatas pada apa yang dilihat oleh mata kepala saja,
melainkan lebih pada apa yang mereka mengerti, pikirkan, dan khayalkan.
Mereka dengan asyik melakukan coret-mencoret, mengekspresikan
perasaannya melalui garis, bidang, warna dan sebagainya sesuai dengan
suara batin dan lingkungan anak.
Anak berbuat dan berkarya atas dasar daya nalar anak. Mereka
mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam ujud karya seni rupa atau
lukisan tanpa terbatas pada apa yang terlihat dengan mata kepala saja,
melainkan lebih pada apa yang mereka mengerti, pikirkan atau khayalkan.
Perkembangan menggambar anak menurut Ricci (1960: 302-307) adalah
sebagai berikut.
The child starts drawing with an “interlacing network of lines” and then moves
on to simple representational foms which become more detailed with age. He
recognized in these simple forms that the child draws a description of the subject
according to his knowledge of that subject and not according to its visual
appearance.
Dengan demikian, anak menggambar mulai dari yang paling sederhana
yaitu garis-garis dan berkembang menjadi bentuk-bentuk yang
representasional dan detail sesuai dengan perkembangan usia sesuai dengan
pengetahuannya sendiri bukan menurut penampakan visual.
Mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), disebutkan bahwa mengekspresikan
diri melalui karya gambar ekspresif dan mengekspresikan diri melalui
gambar imajinatif, dilaksanakan pada kelas satu semester dua, kelas dua
semester satu dan semester dua, juga kelas tiga semester dua. Menggambar
ekspresi merupakan kegiatan naluriah yang sering dilakukan anak. Kamaril
(2005: 7) mengungkapkan bahwa menggambar ekspresi adalah usaha
mengungkapkan dan mengomunikasikan pikiran, ide gagasan, gejolak
perasaan/emosi serta imajinasi dalam wujud dwimatra yang bernilai artistik
dengan menggunakan garis dan warna. Salam (2001: 50) mengatakan
bahwa kegiatan menggambar/melukis ekspresi di sekolah dipengaruhi oleh
134 − Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol. 12, No. 1, Th. 2009
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
136 − Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol. 12, No. 1, Th. 2009
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan menggunakan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penelitian pengembangan digunakan
untuk menghasilkan instrumen yang baku dalam enilai karya lukis anak.
Pengembangan Instrumen Penilaian Proses dan Produk Karya Seni Lukis − 137
Tri Hartiti Retnowati
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Indikator Deskripsi
Prototipe 1
Level Kriteria
Prototipe 2
Analisis
FGD-2 Item Revisi Deskripsi
Prototipe 3
Prototipe
Tentatif
138 − Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol. 12, No. 1, Th. 2009
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Pengembangan Instrumen Penilaian Proses dan Produk Karya Seni Lukis − 139
Tri Hartiti Retnowati
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
p2 ,r:i ,e p2 r2:i ,e
Keterangan:
p = person, r : i = rater bersarang pada item,
r = guru/rater, e = kesalahan.
i = item,
Reliabilitas dari kriteria instrumen penilaian seni lukis anak hasil uji
coba, dilihat menggunakan analisis koefisien interrater. Koefisien interrater
adalah salah satu sarana untuk melihat tingkat konsistensi atau keajegan
antar rater dalam memberikan rating terhadap unjuk kerja karya seni lukis
siswa. Untuk keperluan ini, digunakan koefisien Cohen’s Kappa.
140 − Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol. 12, No. 1, Th. 2009
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
b. Tahap Inti
Level
No Indikator Deskripsi
4. Sangat baik 3. Baik 2. Kurang 1. Sangat kurang
1 Kelanca- Kondisi peserta Terpenuhi Terpenuhi Terpenuhi Tidak terpenu-
ran pe- didik pada waktu 3 aspek 2 aspek 1 aspek hi 3 aspek
nuangan membuat karya Cepat Cepat Cepat Lambat
ide lukis yaitu adanya Tepat Tepat Tepat Tepat
keseimbangan Sesuai de- Sesuai de- Sesuai de- Sesuai dengan
antara kualitas ide ngan media ngan me- ngan me- media
yang dikembang- dia dia
kan dengan kete-
rampilan untuk
memvisualisasikan
ide tersebut
2 Kebera- Keberanian Terpenuhi Terpenuhi Terpenuhi Tidak terpenu-
nian menggunakan 3 aspek 2 aspek 1 aspek hi 3 aspek
menggu media (alat dan Cepat Cepat Cepat Cepat
nakan bahan) dengan Tepat Tepat Tepat Tepat
media menggunakan Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai dengan
teknik konvensi- dengan dengan ka- dengan karakteristik
onal atau teknik karakteristik rakteristik karakteristik media
inkonvensional media media media
dalam melukis
3 Kebera- Keberanian Terpenuhi Terpenuhi Terpenuhi Tidak terpenu-
nian menggunakan 3 aspek 2 aspek 1 aspek hi 3 aspek
menggu- titik, garis, bi- Berani Berani Berani Berani
nakan dang, dan warna Tepat Tepat Tepat Tepat
unsur- secara tepat untuk Artistik Artistik Artistik Artistik
unsur menghasilkan
bentuk bentuk yang
artistik
4 Keteku- Kondisi peserta Sangat Bersung- Kurang Tidak
nan didik untuk me- bersungguh- guh- bersungguh- bersungguh-
ngerjakan tugas sungguh sungguh sungguh sungguh
membuat karya
lukis dengan
sungguh-sungguh
5 Peman- Penggunaan wak- Karya Karya Karya Karya tidak
faatan tu sebaik-baiknya selesai selesai hampir selesai saat
waktu dilakukan untuk sebelum tepat selesai saat waktu berakhir
membuat karya waktu waktu waktu
lukis berakhir berakhir
Pengembangan Instrumen Penilaian Proses dan Produk Karya Seni Lukis − 141
Tri Hartiti Retnowati
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
c. Produk
Level
No Indikator Deskripsi
4. Sangat baik 3. Baik 2. Kurang 1. Sangat kurang
1 Kreativi- Keaslian bentuk Terpenuhi 3 Terpenuhi 2 Terpenuhi 1 Tidak terpenu-
tas (kemampuan aspek aspek aspek hi 3 aspek
menciptakan Bentuk yang Bentuk yang Bentuk yang Bentuk yang
bentuk yang diciptakan diciptakan diciptakan diciptakan
khas), kebaruan has khas khas khas
teknik dan Teknik Teknik Teknik Teknik
konsep cerita inovatif inovatif inovatif inovatif
Konsep Konsep Konsep Konsep cerita
cerita kaya cerita kaya cerita kaya kaya
2 Ekspre- Kejelasan dalam Terpenuhi 3 Terpenuhi 2 Terpenuhi 1 Tidak terpenuhi
si mengungkapkan aspek aspek aspek 3 aspek
pikiran dan pera- Jelas Jelas Jelas Jelas
saan dalam karya Tegas Tegas Tegas Tegas
seni lukis sesuai Berani da- Berani da- Berani da- Berani dalam
dengan tema lam karya lam karya lam karya karya
3 Teknik Kemampuan Terpenuhi Terpenuhi 2 Terpenuhi 1 Tidak terpenu-
menggunakan 3 aspek aspek aspek hi 3 aspek
alat dan bahan Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai
yang sesuai de- karakteristik karakteristik karakteristik karakteristik
ngan karakteris- media media media media
tiknya, kualitas Cermat Cermat Cermat Cermat
cara penggam- Bersih Bersih Bersih Bersih
baran, serta ke-
bersihan karya
yang dihasilkan
142 − Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol. 12, No. 1, Th. 2009
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Nama siswa :
Kelas/semester :
Nama tugas :
Tanggal :
Nama penilai :
Berilah tanda v pada kolom yang sesuai dengan pilihan anda!
Sangat Sangat
Baik Kurang
No Indikator baik kurang
(3) (2)
(4) (1)
A Proses
A.1 Tahap awal
1. Tanggapan anak tentang tema lukisan
yang akan dibuat
2. Kesiapan bahan dan alat yang akan
digunakan untuk melukis
A.2 Tahap inti
1. Kelancaran penuangan ide
2. Keberanian menggunakan media
3. Keberanian menggunakan unsur-unsur
bentuk
4. Pemanfaatan waktu
5. Ketekunan dalam membuat karya
B Produk
1. Kreativitas dari karya yang dihasilkan
2. Ekspresi dari karya yang dihasilkan
3. Teknik dari karya yang dihasilkan
Catatan:
Hasil G-study untuk mengetahui tingkat kebermaknaan penggunaan
alat penilaian kualitas karya seni lukis dari uji coba di lapangan dari
instrumen penilaian di atas dapat dirangkum pada Tabel 1.
Pengembangan Instrumen Penilaian Proses dan Produk Karya Seni Lukis − 143
Tri Hartiti Retnowati
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
144 − Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol. 12, No. 1, Th. 2009
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
indikator sejenis yang relevan untuk melengkapi jabaran konstruk yang ada
sehingga dapat dicapai tingkat kesepahaman dan kesepakatan yang lebih
tinggi (untuk kelas 2 dan 3).
1. Penilaian Proses
Penilaian proses instrumen penilaian seni lukis dilakukan oleh 3 (tiga)
orang rater terhadap 60 orang siswa dengan 7 (tujuh) indikator instrumen.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bagian sebelumnya,
analisis kesepakatan dan kesepahaman rater terhadap konstruk instrumen
digunakan dua pendekatan yaitu pendekatan Genova dan pendekatan
Cohen Kappa. Rangkuman perbandingan koefisien kedua pendekatan
tersebut disajikan pada Tabel 2.
146 − Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol. 12, No. 1, Th. 2009
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disusun
kesimpulan sebagai berikut.
1. Spesifikasi instrumen penilaian hasil belajar karya seni lukis anak di SD
berbentuk lembar pengamatan yang di dalamnya terdiri atas indikator,
deskripsi, dan rubrik (kriteria). Pengguna instrumen ini adalah pendidik
sebagai rater. Komponen yang menjadi objek penilaian meliputi proses,
produk. Komponen proses terdiri atas 7 (tujuh) item, komponen
produk 3 (tiga) item.
2. Karakteristik instrumen penilaian hasil belajar karya seni lukis anak
yang mencakup validitas, reliabilitas, dan keterpakaian di Sekolah Dasar
telah teruji. Validitas telah teruji melalui proses focus group discussion
sebanyak 3 kali dan seminar sekali. Reliabilitas telah teruji melalui
teknik generalizeability theory (Teori G) dan interrater Cohen’s Kappa.
Koefisien Genova untuk instrumen ini sebesar 0,71 dan koefisien
Pengembangan Instrumen Penilaian Proses dan Produk Karya Seni Lukis − 147
Tri Hartiti Retnowati
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Daftar Pustaka
Asmawi, Zainul. (2005). Alternative assessment. Jakarta: Universitas Terbuka.
Berk, Ronald. A. (1986). Performance assessment. London: The John Hopkins
Press Ltd.
Brennan, Robert L. (1983). Element of generalizability theory. Iowa City: ACT
Publication.
BSNP. (2006). Standar nasional pendidikan. Jakarta: BSNP.
Conrad, George. (1964). The process of art education in the elementary school. New
Jersey: Prentice Hall, Inc.
Cut Kamaril. (2005). Pendidikan seni rupa/kerajinan tangan. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Linderman, Earl. W. (1984). Art & crafts for the classroom. New York:
Macmillan Publishing Company.
Linn, Robert L. (1990). Measurement and Evaluation in teaching. New York:
Macmillan Publising Company.
Pappas, George. (1970). Concepts in art and education. London: The
Macmillan Company.
Peraturan Pemerintah RI. (2005). Peraturan pemerintah, Nomor 19, tahun 2005,
tentang standar nasional pendidikan.
Ricci, Corrado. (1960). L’art de bambini. Leipzig. Pedagogical Sem. 3 (1906);
302-307.
Rohidi, Tjetjep Rohendi. (2000). Kesenian dalam pendekatan budaya. Bandung:
STISI Press.
148 − Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol. 12, No. 1, Th. 2009
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Salam, Sofyan. (2001). Pendekatan ekspresi diri, disiplin dan multikultural dalam
pendidikan seni rupa. Makalah disajikan dalam Seminar & Lokakarya
Nasional Pendidikan Seni, di Jakarta.
Soesatyo. (1994). Apresiasi seni lukis anak-anak. Yogyakarta: Sanggar Melati
Suci.
Pengembangan Instrumen Penilaian Proses dan Produk Karya Seni Lukis − 149
Tri Hartiti Retnowati