Sustainable Architecture Pada Pasar Badung Bali: Penerapan Green Building Sebagai Pencapaian Zoya Natalia

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

PENERAPAN GREEN BUILDING SEBAGAI PENCAPAIAN

SUSTAINABLE ARCHITECTURE PADA PASAR BADUNG BALI


Zoya Natalia
Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 2, No.1, November 2019, pp 127-135

PENERAPAN GREEN BUILDING SEBAGAI PENCAPAIAN


SUSTAINABLE ARCHITECTURE PADA PASAR BADUNG BALI

Zoya Natalia*

Abstract
Environmental issues, especially global warming are being hangat-hangatnya talked about in the world.
is in the world of architecture emerging health problems and inconvenience because of air quality and
air pollution in occupied buildings that affect the productivity of the occupants, the presence of poor
air ventilation, and less natural lighting. This is due to several things, for example: Ozone emission
photocopier, Pollutants from wood furniture and panels, cigarette smoke, etc... The creation or innovation
of renewable energy has also become the backdrop of green architecture concept. Green Building Council
Indonesia (GBCI) is a green building certification provider in Indonesia based on a typical Indonesian
assessment device called Greenship Similarly, the development of the parent market, post-fire market
renovation and other market development will seek to construct the implementation of green building/
green design, which is efficient in the use of resources and reduction of greenhouse gas emissions. The
problem that will be discussed is whether the Pasar Badung has applied the concept of green building
as the achievement of sustainable architecture? The research methods used are research based on the
study of literature both printed and electronic and direct observation (observation). Fresh air circulation
can easily enter every room of the building. Natural lighting from the sunlight can also illuminate into
every room well and feel comfortable. The Material used is the raw acian floor, the raw plastering wall
is painted. For waste disposal is available for three types of plastic waste, metal and organic.
Keyword: green design, green building, sustainable architecture, pasar Badung

Abstrak
Permasalahan lingkungan khususnya pemanasan global sedang hangat-hangatnya
dibicarakan dalam dunia arsitektur muncul permasalahan kesehatan dan ketidak nyamanan
karena kualitas udara dan polusi udara dalam bangunan yang ditempati yang mempengaruhi
produktivitas penghuni, ventilasi udara yang buruk, dan kurangnya pencahayaan alami. Hal
ini disebabkan oleh beberapa hal, misalnya: emisi ozon mesin fotocopy, polusi dari perabot
dan panel kayu, asap rokok, dsb.. Penciptaan atau inovasi energi yang terbarukan juga menjadi
latar belakang timbulnya konsep green architecture. Green Building Council Indonesia (GBCI)
adalah pemberi sertifikasi bangunan hijau di Indonesia berdasarkan perangkat penilaian khas
Indonesia yang disebut Greenship demikian halnya pembangunan pasar induk, renovasi pasar
paska kebakaran dan pembangunan pasar lainnya akan mengupayakan pembinaan terhadap
implementasi bangunan Gedung hijau/ green design, yang efisien dalam penggunaan sumber
daya maupun pengurangan emisi gas rumah kaca. Permasalahan yang akan dibahas adalah
apakah Pasar Badung sudah menerapkan konsep green building sebagai pencapaian sustainable
architecture? Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian yang didasarkan pada studi
literatur baik tercetak maupun elektronik dan pengamatan (observasi) langsung. Sirkulasi
udara segar dapat dengan mudah masuk kesetiap ruangan bangunan. Pencahayaan alami dari
sinar matahari pun dapat menyinari kedalam setiap ruangan dengan baik dan terasa nyaman.
Material yang digunakan adalah lantai acian mentah, tembok plesteran mentah dicat. Untuk
pembuangan sampahnya tersedia untuk tiga jenis sampah plastik, logam dan organik.
Kata kunci: green design, green building, sustainable architecture, pasar Badung

*) Mahasiswa Magister Desain Produk FSRD Universitas Trisakti, e-mail:.zoyanh@gmail.com

127
PENERAPAN GREEN BUILDING SEBAGAI PENCAPAIAN
SUSTAINABLE ARCHITECTURE PADA PASAR BADUNG BALI
Zoya Natalia
Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 2, No.1, November 2019, pp 127-135

Pendahuluan
Tingkat kesadaran masyarakat terhadap lingkungan hidup dan perubahan iklim,
khususnya dalam bidang arsitektur dan interior dan juga lingkungan, belakangan ini
meningkat dengan tajam. Gerakan hijau yang tengah berkembang pesat mempunyai
tujuan untuk melindungi sumber daya alam dan untuk diimplementasikan sebagai
upaya efisiensi penggunaan energi serta meminimaliskan kerusakan lingkungan.
Dan ini semua akan sangat bermanfaat apabila dilakukan secara bersamaan, merata
dan berkelanjutan/sustainable.

Banyak manfaat manfaat dari green architecture untuk penggunanya, diantaranya


bangunan lebih tahan lama, hemat energi, perawatan bangunan menjadi minimal,
lebih nyaman untuk ditinggali, serta lebih sehat bagi pemakai.
Konsep green architecture memberi dampak yang positif untuk membantu
menanggulangi masalah lingkungan khususnya pemanasan global. Apalagi bangunan
adalah penghasil terbesar lebih dari 30% emisi global karbon dioksida sebagai salah
satu penyebab pemanasan global. Sampai pada akhirnya timbul konsep Green Building.
Gedung Hemat Energi atau dikenal dengan sebutan Green building terus digalakkan
pembangunannya sebagai salah satu langkah antisipasi terhadap perubahan iklim
global. Green Building dibangun dengan perencanaan energi modern. Selain dari sisi
desain yang dipertimbangkan untuk memaksimalkan masuknya sinar matahari
sehingga mengurangi penggunaan lampu, pada atap gedung bisa dipasang panel
surya yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi dalam gedung.

Arsitektur/interior bisa disebut ‘green’ apabila jika berkaitan dengan arsitektur/


interior yang menggunakan renewable resources (sumber-sumber yang dapat
diperbaharui), passive-active solar photovoltaic (sel surya pembangkit listrik), Teknik
penggunaan tanaman untuk atap, tanaman tadah hujan, menggunakan kerikil yang
dipadatkan untuk area perkerasan dan sebagainya.

Perbedaan signifikan yang terjadi pada gedung dengan desain atau yang sudah
tersertifikasi Green Building adalah gedung yang sudah tersertifikasi akan memakan
biaya lebih banyak di awal namun akan memberikan saving sebesar 5 – 20% dari
biaya pemeliharaan gedung. Hal ini dikarenakan gedung tersebut mengedepankan
efisiensi di energi, air serta material sehingga biaya yang dikeluarkan perbulan akan
lebih murah.

Kini Indonesia sudah memiliki lembaga khusus yang menangani hal ini: Green
Building Council Indonesia (GBCI). GBCI adalah lembaga mandiri (nongovernment)
dan nirlaba (nonprofit) yang berkomitmen penuh terhadap pendidikan masyarakat
dalam mengaplikasikan praktik-praktik terbaik lingkungan dan memfasilitasi
transformasi industri bangunan global yang berkelanjutan.

128
PENERAPAN GREEN BUILDING SEBAGAI PENCAPAIAN
SUSTAINABLE ARCHITECTURE PADA PASAR BADUNG BALI
Zoya Natalia
Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 2, No.1, November 2019, pp 127-135

Salah satu program GBCI adalah menyelenggarakan kegiatan sertifikasi bangunan


hijau di Indonesia berdasarkan perangkat penilaian khas Indonesia yang disebut
Greenship, yang merupakan sistem penilaian yang digunakan sebagai alat bantu para
pelaku industri, bangunan, baik pengusaha, arsitek, teknisi mekanikal elektrikal,
desain interior, maupun pelaku lainnya dalam menerapkan best practices dan
mencapai standar.

Berikut adalah salah satu contoh penerapan Green Construction: menggunakan


material yang ramah lingkungan, yang memenuhi unsur 3 R (Reduce, Reuse, Recycle).
Definisi dari ketiga unsur tersebut adalah:
Reduce: mengurangi penggunaan material yang menimbulkan bahan sisa (limbah)
dan juga mengurangi volume limbah itu sendiri. Antara lain dengan merencanakan
penggunaan material agar tidak menimbulkan banyak limbah dan material sisa
(waste).

Reuse: menggunakan kembali material sisa yang dihasilkan dari aktivitas proyek
untuk digunakan kembali sebagai sarana penunjang aktivitas proyek. Antara lain
dengan pemanfaatan sisa beton saat pengecoran untuk dijadikan kansteen atau car
stopper. Penerapan prinsip re-use yang lain adalah menggunakan temporary structure
yang bisa digunakan berkali-kali seperti bekisting dari bahan baja, kantor sementara
proyek (contractor keet) dari kontainer.

Recycle: mendaur ulang beberapa jenis limbah yang memungkinkan untuk di daur
ulang dengan melibatkan bantuan pihak ketiga. Antara lain dengan menjual kembali
sisa potongan besi untuk didaur ulang di pabrik besi.

Gambar 1. Kriteria Greenship new Building


(Sumber: Panduan Teknis Perangkat Penilaian Bangunan Hijau untuk Bangunan Baru Versi 1.2)

129
PENERAPAN GREEN BUILDING SEBAGAI PENCAPAIAN
SUSTAINABLE ARCHITECTURE PADA PASAR BADUNG BALI
Zoya Natalia
Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 2, No.1, November 2019, pp 127-135

GREEN SHIP terbagi atas enam kategori yang terdiri dari:


1. Tepat Guna Lahan - Appropriate Site Development (ASD)
2. Efisiensi dan Konservasi Energi - Energy Efficiency & Conservation (EEC)
3. Konservasi Air - Water Conservation (WAC)
4. Sumber & Siklus Material - Material Resources & Cycle (MRC)
5. Kualitas Udara & Kenyamanan Udara Dalam Ruang - Indoor Air Health &
Comfort (IHC)
6. Manajemen Lingkungan Bangunan - Building & Enviroment Management
(BEM)
Tujuan dari praktek Green Construction adalah:
1. Mengurangi gangguan terhadap lingkungan selama proses konstruksi
2. Mengurangi sampah konstruksi
3. Mengurangi penggunaan sumber daya alam
4. Mengurangi penggunaan energi

Permasalahan
Penerapan Green Architecture dan Green Building sebagai upaya pencapaian Sustainable
Architecture merupakan studi untuk mendapatkan pemahaman yang jelas mengenai
makna penerapan Green Architecture dan Green Building yang timbul sebagai ekspresi
bangunan.

Permasalahan yang akan dibahas adalah apakah Pasar Badung sudah menerapkan
konsep green building sebagai pencapaian sustainable architecture? mendesain sebuah
bangunan yang ‘green’ sekaligus memiliki estetika bangunan yang baik? Karena bisa
saja bangunan memiliki fasilitas yang mendukung konsep green, namun ternyata
secara estetika terlihat kurang menarik.

Metode
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian yang didasarkan pada studi
literatur dan pengamatan (observasi) Studi literatur dilakukan dengan melakukan
kajian dari sumber data yang dikumpulkan seperti artikel, tulisan, jurnal mengenai
Green Architecture, Green Building, Green Design, Pasar tradisional dan Pasar Badung
yang tercetak maupun elektronik.

Pengolahan Data dan Evaluasi


Pada proses ini peneliti mengolah dan mengevaluasi kembali data yang didapatkan
untuk kemudian disajikan secara jelas dengan memberikan referensi pendukung
dari literatur terkait (tulisan, artikel, jurnal), sehingga dapat menuju satu kesimpulan
yang diinginkan.
Pada tahap pengumpulan data, penulis melakukan pengamatan di Pasar Badung Bali
pada tanggal 5 Januari 2020.

130
PENERAPAN GREEN BUILDING SEBAGAI PENCAPAIAN
SUSTAINABLE ARCHITECTURE PADA PASAR BADUNG BALI
Zoya Natalia
Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 2, No.1, November 2019, pp 127-135

Green ship di Indonesia


Direktur Bina Penataan Bangunan, menyampaikan bahwa dalam upaya
penanggulangan dampak lingkungan dan melaksanakan mitigasi (upaya
menanggulangi adanya resiko bencana) perubahan iklim, sudah seharusnya
bangunan gedung efisien dalam penggunaan energi, air, dan sumber daya lainnya
pada bangunan gedung khususnya bangunan gedung milik pemerintah.

Hal ini menindaklanjuti Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 02/PRT/M/2015 tentang Bangunan Gedung Hijau yang mengamanatkan untuk
bangunan gedung dengan luasan lebih dari 5.000 meter persegi wajib memenuhi
persyaratan bangunan gedung hijau.
Lebih lanjut, Kepala Pusat Pengembangan Sarana Prasarana Pendidikan, Olahraga
dan Pasar menyampaikan bahwa pembangunan pasar bukanlah hal kenikmatan
visual belaka tetapi fungsi dari bangunan tersebut perlu diperhatikan, seperti halnya
penataan ruang yang harus efisien demi menunjang efisiensi dalam penggunaan
energi, air dan sumber daya lainnya.
Pakar Energi yang juga pendiri Green Building Council Indonesia Rana Yusuf Nasir
menegaskan, hemat energi hanya sekadar teori jika tidak dipraktikkan lewat gaya
hidup.

Rencana Green Design di Indonesia,dimulai dari Renovasi Pasar.


Saat ini, pemerintah setidaknya sedang menilai kinerja bangunan gedung hijau
terhadap perencanaan pembangunan dan renovasi 10 pasar. Diantaranya adalah
Pasar Renteng NTB, Pasar Sukawati Bali, Pasar Pariaman Sumatera Barat, Pasar
Kaliwungu Jawa Tengah, Pasar Klewer Timur Jawa Tengah, Pasar Legi Jawa Tengah,
Pasar Legi Jawa Timur, Pasar Pon Jawa Timur, Pasar Benteng Pancasila Jawa Timur
dan Pasar Prawirotaman DIY. Selain itu kegiatan ini juga diikuti oleh perwakilan dari
Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) di enam Provinsi tersebut.

Pasar Badung Bali


Pasar rakyat ini terletak di Jalan Sulawesi No. 1, Desa/Kelurahan: Dauh Puri,
Kecamatan: Denpasar Barat. Pasar Rakyat Badung Denpasar berada kurang lebih
1 km dari pusat pemerintahan Kota Denpasar (perempatan Catur Muka) Pasar ini
adalah pasar tradisional terbesar di Bali dalam sejarahnya sudah tiga kali mengalami
kebakaran. Diketahui bahwa Pasar Badung mengalami kebakaran hebat pada 29
Februari 2016.
Demikian halnya dalam pembangunan pasar induk, renovasi pasar paska kebakaran
dan pembangunan pasar lainnya akan mengupayakan pembinaan terhadap
implementasi green building yang efisien dalam penggunaan sumber daya maupun
pengurangan emisi gas rumah kaca.

131
PENERAPAN GREEN BUILDING SEBAGAI PENCAPAIAN
SUSTAINABLE ARCHITECTURE PADA PASAR BADUNG BALI
Zoya Natalia
Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 2, No.1, November 2019, pp 127-135

Green ship
Green ship merupakan sistem penilaian yang digunakan sebagai alat bantu dalam
rangka menerapkan praktik-praktik terbaik dan berupaya untuk mencapai standar
yang terukur serta dapat dipahami oleh masyarakat umum beserta para pengguna
bangunan. Standar yang ingin dicapai dalam penerapan Greenship adalah upaya untuk
mewujudkan suatu konsep green building (bangunan hijau) yang ramah lingkungan
sejak dicanangkannya tahapan perencanaan sampai dengan operasional.

Dilihat dari 6 Green ship:


1. Tepat Guna Lahan
- dekat dengan transportasi umum, halte dan stasiun transportasi umum
- tarif parkir dibuat mahal
- adanya parkir sepeda
- fasilitas berjalan kaki yang aman dan nyaman
- menggunakan atap hijau
- taman di atas atap, teras, basemen dan dinding
2. Efisiensi dan Konservasi Energi
- memakai lampu hemat energi 20%
- memakai energi terbarukan
- pengurangan emisi karbondioksida
- efisiensi sistem penyejuk udara
- indeks konsumsi energi lebih kecildaripada standar acuan
3. Konservasi Air
- menggunakan air daur ulang
- konsumsi air tanah maksimum 10-20% dari pemakaian secara keseluruhan
- mencegah terjadinya kebocoran dan pemborosan air
- keran air di area public menggunakan fitur auto sleep
4. Sumber & Siklus Material
- memprioritaskan pembelanjaan material yang ramah lingkungan
- seluruh sistem penyejuk udara dengan bahan freon yang non CFC
- mengolah sampah anorganik secara mandiri atau bekerja sama dengan pihak
lain
- memilih sampah anorganik dan organik
- pengurangan sampah kemasan yang terbuat dari Styrofoam dan plastik.
5. Kualitas Udara & Kenyamanan Udara Dalam
- pembersihan AC secara rutin
- tingkat pencahayaan (iluminasi) di setiap ruang kerja sesuai dengan standar
nasional
- tingkat bunyi di setiap ruang kerja sesuai dengan standar nasional
- larangan merokok di seluruh area Gedung
- ruangan yang tingkat kepadatan tinggi seperti pasar dilengkapi dengan
instalasi sensor gas karbondioksida

132
PENERAPAN GREEN BUILDING SEBAGAI PENCAPAIAN
SUSTAINABLE ARCHITECTURE PADA PASAR BADUNG BALI
Zoya Natalia
Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 2, No.1, November 2019, pp 127-135

6. Manajemen Lingkungan Bangunan


- adanya sistem operasi dan pemeliharaan yang mendukung sasaran pencapaian
peringkat Green ship diantaranya sistem mekanik dan elektrik, kualitas air,
pemeliharaan eksterior dan interior serta pembelian material dan pengelolaan
sampah.
- penerapan inovasi dengan meningkatkan kualitas bangunan.

Implementasi 6 Green ship pada Pasar Badung Bali


1. Tepat Guna Lahan
- Dekat dengan transportasi umum, halte dan stasiun transportasi umum
- tarif parkir dibuat mahal
- fasilitas berjalan kaki yang aman dan nyaman
- Lokasinya strategis di pusat kota,
2. Efisiensi dan Konservasi Energi
- memakai lampu hemat energi 20%
- pencahayaan alami pada siang hari dipergunakan secara maksimal
- penghawaan alami dimaksimalkan penggunaanya.
- efisiensi sistem penyejuk udara
- indeks konsumsi energi lebih kecil dari pada standar acuan
3. Konservasi Air
- menggunakan air daur ulang
- konsumsi air tanah maksimum 10-20% dari pemakaian secara keseluruhan
- mencegah terjadinya kebocoran dan pemborosan air
4. Sumber & Siklus Material
- seluruh sistem penyejuk udara dengan bahan freon yang non CFC
- mengolah sampah anorganik secara bekerja sama dengan pihak lain
- memilih sampah anorganik dan organik
- pengurangan sampah kemasan yang terbuat dari Styrofoam dan plastik.
5. Kualitas Udara & Kenyamanan Udara Dalam
- pembersihan AC secara rutin
- tingkat pencahayaan (iluminasi) di setiap ruang kerja sesuai dengan standar
nasional
- larangan merokok di seluruh area Gedung
6. Manajemen Lingkungan Bangunan
- adanya sistem operasi dan pemeliharaan yang mendukung sasaran pencapaian
peringkat Green ship diantaranya sistem mekanik dan elektrik, kualitas air,
pemeliharaan eksterior dan interior serta pembelian material dan pengelolaan
sampah.

133
PENERAPAN GREEN BUILDING SEBAGAI PENCAPAIAN
SUSTAINABLE ARCHITECTURE PADA PASAR BADUNG BALI
Zoya Natalia
Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 2, No.1, November 2019, pp 127-135

Simpulan
Implementasi Green ship di Pasar Badung
1. Dari segi keamanan dari bahaya kebakaran. Pasar ini sudah dilengkapi
dengan hidran air disetiap lantainya, alat pemadam api ringan (APAR), serta
gedung dilengkapi springkler yang akan hidup jika ada percikan api.
2. Terdapat juga tangga darurat jika ada bahaya dan evakuasi.
3. sanitasi pasar juga medapatkan perhatian. Disediakan tempat sampah untuk
tiga jenis sampah plastik, logam dan ogranik.
4. Tempat cuci peralatan disediakan khusus untuk mencuci peralatan habis
pakai. Toilet juga disediakan disetiap lantai dengan jumlah yang cukup.
5. Untuk pedagang daging ditempatkan khusus dan tertata dan ada kran air
untuk persediaan air bersih, cuci alat, dan dagingnya. Kebersihan pasar juga
terjaga karena ada petugas kebersihan yang membersihkan pagi dan sore.
6. Lokasinya strategis dipusat kota, memiliki harga relatif lebih rendah, ada
sistem tawar menawar antara penjual dan pembeli serta ada sungai yang
sudah bersih dan tertata menjadi objek wisata sungai bagi masyarakat kota.
7. Pencahayaan buatan dirancang dengan baik sehingga pada siang hari sedikit
dipergunakan cahaya buatan.
8. Penghawaan buatan dirancang dengan baik sehingga pemakaian pendingin
ruangan jarang/tidak dipergunakan.
9. Mayoritas material yang digunakan adalah lantai acian mentah, tembok
plesteran mentah dicat, dominasi penggunaan material mentah dimaksudkan
selain menghemat waktu dan biaya.

Seperti yang bisa dilihat pada photo-photo pada gambar 2


Memang belum sempurna penerapan green ship di Pasar Badung Bali
Seperti tidak adanya tempat parkir untuk sepeda,
Tidak ada taman di atas atap, teras, basemen dan dinding.
Tidak memakai energi terbarukan,
Tidak adanya pengurangan emisi karbondioksida.
Keran air di area public menggunakan fitur auto sleep
Serta Manajemen Lingkungan Bangunan belum dikelola dengan baik.
Diharapkan dikemudian hari bisa lebih baik penerapan Green Ship pada pasar Badung
Bali.
Arsitek berkelanjutan (Sustainable Architecture) adalah sebuah konsep terapan
dalam bidang arsitektur untuk mendukung konsep berkelanjutan, yaitu konsep
mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lama, yang dikaitkan dengan
umur potensi vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis manusia seperti
sistem pertanian, industri, kehutanan dan tentu saja arsitektur.
Semoga kedepannya semakin banyak gedung yang ramah akan lingkungan.

134
PENERAPAN GREEN BUILDING SEBAGAI PENCAPAIAN
SUSTAINABLE ARCHITECTURE PADA PASAR BADUNG BALI
Zoya Natalia
Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 2, No.1, November 2019, pp 127-135

Gambar 2. Photo-photo Pasar Badung Bali


(Sumber: Natalia dan https://balebengong.id/pasar-badung-sehat-dan-aman/)

Referensi
Ali, H. H., dan Al Nsairat, S. F. 2009. “Developing a green building assessment tool for
developing countries – Case of Jordan”. Building and Environment Vol. 44, 1053-
1064
Perkuliahan ibu Dr. Meliati Ferianita Ms. 2019. Desain Teknik dan Lingkungan,
Desain Berwawasan Lingkungan dan Berkelanjutan, 14 Desember 2019.

Website:
https://samartaarsitektur.unud.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/4002-18-Gede-
Windu-Laskara.pdf
https://jurnal.unpand.ac.id/index.php/dinsain/article/viewFile/90/87
http://digilib.isi.ac.id/929/6/BAB%20I.pdf
http://www.imagebali.net/detail-artikel/159-konsep-green-architecture-arsitektur-
hijau-secara-umum.php
https://temuilmiah.iplbi.or.id/wp-content/uploads/2012/10/TI2012-01-p001-004-Isu-
Tujuan-dan-Kriteria-Perancangan-Pasar-Tradisional.pdf
http://www.gbcindonesia.org/greenship
https://pii.or.id/inovasi-korporasi-green-building-dan-green-construction
http://greenshiphomes.org/
https://environment-indonesia.com/training/gedung-hijau-djarot-inginkan-green-
building-padukan-bisnis-dan-lingkungan/
https://www.liputan6.com/properti/read/4058464/rencana-bangunan-hijau-dimulai-
dari-renovasi-pasar
https://enerbi.co.id/2017/02/green-building/

135

You might also like