Hubungan Kepatuhan Diet Dengan Pencegahan Komplikasi Pada Penderita Hipertensi

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 10

Hubungan Kepatuhan Diet Dengan Pencegahan Komplikasi pada

Penderita Hipertensi

Icha Novitasari1, Sri Andala2, Yudi Akbar3


1
Mahasiswa STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe, Indonesia 24300
2
Dosen Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe, Indonesia 24300
3
Dosen Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe, Indonesia 24300
Email : andalasri@gmail.com

ABSTRACK
Hypertension is a chronic disease in long-term complications. And to prevent the complications, one of
the best ways is to adhere to the diet. Dietary compliance is believed to be effective in maintaining stable
blood pressure in hypertensive patients. The research’s objective was to determine the relationship
between dietary compliance and the complication prevention in patients with hypertension.The research
design used quantitative with a cross sectional approach. The number of samples was 63 respondents
using random sampling technique. Data collection was carried out by distributing questionnaires and data
analysis was using the chi-square test.The results showed that there were 42 patients (66.7%) with
hypertension who adhered to the diet and 21 patients (33.3%) who did not adhere to the diet. There were
39 people who were good at preventing complications and 24 people (38.1%) who were not good at
preventing complications. The results of the chi square test showed that there was a relationship between
diet compliance and complication prevention with P_ value = 0.002 <ɑ (0.05).The conclusion in this
study is the compliance of a patient to the hypertension diet will minimize the occurrence of
complications. Hypertensive patients who apply a good diet can maintain stable blood pressure so as to
improve health status. It is expected that the Public Health Center of Dewantara to be able to properly
manage dietary patterns for people with hypertension.

Keywords : Compliance, Dietary and Hypertension

ABSTRAK
Hipertensi penyakit kronik dalam jangka panjang akan terjadi komplikasi. Adapun mencegah terjadinya
komplikasi salah satu cara yang terbaik dengan patuh terhadap diet.Kepatuhan diet diyakini efektif dalam
menjaga kestabilan tekanan darah pada penderita hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan kepatuhan diet dengan pencegahan komplikasi pada penderita hipertensi.Desain Penelitian ini
menggunakan kuantitatif bersifat cross sectional. Sampel berjumlah 63 orang. Pengambilan sampel
dengan metode simpel random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner dan
analisa data menggunakan uji chi square.Hasil penelitian diperoleh penderita hipertensi yang patuh
terhadap diet sebanyak 42 orang (66,7%) dan yang tidak patuh sebanyak 21 orang (33,3%).pencegahan
komplikasi yang baik sebanyak 39 orang dan yang kurang baik sebanyak 24 orang (38,1%). Hasil uji chi
square menunjukkan ada hubungan kepatuhan diet dengan pencegahan komplikasi dengan nilai P_ value
= 0,002 < ɑ (0,05).Kesimpulan dalam penelitian ini adalah semakin patuh seseorang terhadap diet
hipertensi akan meminimalisir terjadinya komplikasi.Penderita hipertensi yang menerapkan diet dengan
baik dapat mempertahankan kestabilan tekanan darah sehingga meningkatkan status kesehatan. Disarakan
untuk puskesmas dewantara agar dapat memanagerial pola diet dengan baik kepada penderita hipertensi.

Kata Kunci : Kepatuhan, Diet dan Hipertensi


PENDAHULUAN
Salah satu penyebab terbesar yang kardiovaskular atau reaksi terhadap obat-
tercatat di dunia pada beberapa tahun obatan tertentu (Nastiti, 2018).
terakhir ini ialah penyakit kardiovaskular Data WHO 2019 Penderita hipertensi
salah satunya adalah hipertensi. Hipertensi diperkirakan mencapai 1 milyar di dunia,
merupakan penyakit tekanan darah dimana dan dua pertiga diantaranya berada di
tekanan darah seseorang di atas batas Negara berkembang. Angka tersebut kian
normal, Setiap waktu jantung berdenyut hari kian mengkhawatirkan yaitu sebanyak
untuk memompa darah menuju pembuluh 972 juta (26%) orang dewasa di dunia
darah Tekanan darah dibentuk oleh tekanan menderita hipertensi. Angka ini terus
dari tekanan darah yang mendorong meningkat tajam dan diprediksi pada tahun
melawan dinding arteri yang dipompa oleh 2025 sekitar 29% orang dewasa di seluruh
jantung. (Purwandari, 2018). dunia menderita hipertensi (WHO, 2019).
Semakin tinggi tekanan maka semakin Berdasarkan data Riset kesehatan dasar
keras jantung harus dipompa, kondisi tahun 2018, Menunjukkan bahwa di
tekanan darah yang tinggi dapat Indonesia Provinsi Aceh, prevelensi
menambahkan beban jantung dan arteri hipertensi yang didapat melalui pengukuran
sehingga jantung harus bekerja lebih keras pada umur ≥ 18 tahun berjumlah 2.936
dari normal yang ditentukan. Kemudian orang menderita hipertensi (Rikesdas,
pembuluh darah juga menerima aliran darah 2018).
dalam tekanan yang lebih tinggi. Jika Data Dinas Kesehatan Provinsi Aceh
kondisi ini terus menerus dialami jantung tahun 2018, Prevalensi penduduk dengan
dan pembuluh darah yang sudah melewat tekanan darah tinggi di Aceh mencapai
batas kompensasi menjadi rusak. Rusaknya 184.842 jiwa. Prevalensi tekanan darah
jantung atau pembuluh darah bisa tinggi pada perempuan lebih tinggi dengan
mengakibatkan tugas seseorang menjadi jumlah penderita 112.020 dibanding dengan
terganggu (Susanti, 2019).Hipertensi juga laki-laki hanya 78.822 dan data dari profil
merupakan keadaan tekanan darah tinggi kesehatan masyarakat Aceh tahun 2018
persisten dengan sistolik lebih dari 140 didapatkan bahwa riwayat tekanan darah
mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg tinggi (hipertensi) di Aceh Utara sebanyak
yang beresikoberesiko terhadap penyakit 10.909 orang, jumlah laki-laki sebanyak
jantung, penyakit saraf, pembuluh darah, 4.248 orang dan perempuan sebanyak 6.66.
dan ginjal (Wibowo, 2019). Pencegahan komplikasi penyakit
Hipertensi dikenal sebagai silent killer hipertensi harus dicegah oleh penderita
yaitu suatu penyakit yang dapat membunuh hipertensi. Komplikasi hipertensi dapat
secara diam-diam karena tanpa adanya dicegah, salah satu caranya dengan
gejala atau keluhan. Penderita biasanya menjalankan diet faktor makanan salah satu
tidak menyadari penyakit yang dialaminya. hal yang harus diperhatiakan oleh penderita
Hipertensi yang tidak segera ditangani akan hipertensi. Dengan adanya kepatuhan dalam
muncul penyakit, seperti penyakit jantung, menjalankan diet dapat mengendalikan
gagal ginjal dan penyakit pembuluh darah tekanan darah pada penderita hipertensi dan
prifer (Tasalim, 2020). dapat mencegah terjadinya komplikasi..
Penyebab hipertensi ada 2 yaitu (Sari, 2018).
Hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Komplikasi hipertensi merupakan
Hipertensi primer yang terjadi pada penyakit yang timbul akibat dari penyakit
sebagian besar kasus tekanan darah tinggi, hipertensi atau tekanan darah yang
penyebabnya tidak diketahui dengan jelas. meningkat secara terus menerus.
Biasanya dipengaruhi oleh faktor gaya Peningkatan tekanan darah yang
hidup seperti pola makan.Hipertensi berlangsung dalam jangka waktu lama
sekunder terjadi karena kondisi medis terjadi kerusakan pada ginjal (gagal ginjal),
misalnya penyakit ginjal, penyakit jatung (penyakit jantung koroner), dan otak
(stroke) bila tidak segera dicegah (Putri, mmHg. Pada pengolahan makanan
2017). menggunakan ½ sdt garam dapur. Dihindari
Menurut Wibowo (2019) Komplikasi bahan makanan yang tinggi kadar
yang dapat terjadi pada penderita hipertensi natrium.Diet Garam Rendah III (1000-1200
yaitu Gagal ginjal Hipertensi termasuk mg Na), diberikan pada penderita hipertensi
salah satu penyebab penyakit ginjal kronis. ringan dengan tekanan darah sistolik 140-
Karena ketika seseorang mengalami 159 mmHg dan tekanan diastolik 90-99
hipertensi maka ginjal harus bekerja lebih mmHg. Pada pengolahan makanan
keras sehingga sel-sel pada ginjal akan menggunakan 1 sdt garam dapur.
mengalalami kerusakan.Gagal Jantung b. Diet Rendah Kolesterol
Kinerja otak akan mengalami gangguan Kolesterol sebenarnyabermanfaat untuk
akibat pembentukan lepuh kecil (neurisma) memperlancar metabolisme tubuh seperti
sehingga terjadinya stroke dan gagal bahan pembentuk dinding sel, pembentukan
jantung karena terjadi penyempitan dan hormon. Namun bila kadar kolesterol dalam
pengerasan pembuluh-pembuluh darah pada darah berlebihan berbahaya bagi tubuh
jantung. Kerusakan mata, Hipertensi akan karena dapat menimbulkan penyakit. Agar
menyebabkan perubahan dalam retina yang kolesterol tidak memicu timbulnya penyakit
berada dibelakang mata. Penyempitan maka harus dikendalikan dengan mengatur
pembuluh-pembuluh darah kecil pada retina pola makan, memperbanyak konsumsi
akan menyebabakan terjadinya makanan rendah kolestrol.
pembengkakan saraf mata.Stroke, c. Aktivitas fisik dan Olahraga teratur
Hipertensi yang tidak terkontrol akan Aktifitas fisik berperan untuk menurunkan
menyebabkan seseorang mengalami stroke tekanan darah karena dapat memperbaiki
karena terjadi kerusakan pada otak dan profil lemak darah yaitu menurunkan kadar
saraf. Stroke biasanya disebabkan oleh total kolesterol. Olahraga dapat
gumpalan darah dari pembuluh darah yang memperbaiki HDL (High Density
mensuplai darah ke otak. Lipoprotein). Olahraga yang tepat dapat
Menurut Muswanti (2019) menurunkan tekanan darah, obesitas, serta
Komplikasi hipertensi dapat dicegah diabetes mellitus. Olahraga yang teratur
dengan cara sebagai berikut : dapat mengurangi atau menghilangkan
a. Diet rendah garam endapan kolesterol pada pembuluh darah.
Mengkonsumsi garam yang berlebihan Olahraga yang dimaksud adalah latihan
akan menyebabkan tubuh meretensi cairan aerobik menggerakkan semua nadi dan otot
sehingga meningkatkan volume darah. tubuh seperti jalan kaki, senam, jogging,
Asupan garam yang berlebihan dapat berenang, naik sepeda.
mengecilkan diameter pembuluh darah d. Istirahan dan Tidur
arteri, menyebabkan jantung harus Tidur merupakan suatu proses
memompa keras untuk mendorong darah perubahan kesadaran yang terjadi berulang-
melalui ruang yang semakin sempit, ulang selama periode tertentu. Satu teori
sehingga tekanan darah menjadi naik. fungsi tidur adalah berhubungan dengan
Macam-macam diet dan indikasi pemberian penyembuhan. Seseorang yang tidur kurang
: Diet Garam Rendah 1 (200-400 mg Na), dari 5 jam setiap malamnya memiliki resiko
diberikan pada penderita hipertensi berat lebih tinggi 39% terkena penyakit jantung
dengan tekanan darah sistolik 180-209 dibandingkan dengan yang tidur 8 jam.
mmHg dan tekanan darah diastolic 110-119 Seseorang yang tidur kurang dari 6 jam
mmHg. Pada pengolahan makanan tidak memiliki resiko lebih tinggi 18% terkena
ditambahakan garam dapur. Dihindari sumbatan arteri dan orang yang tidur 9 jam
bahan makanan yang tinggikadar atau lebih diperkirakan memiliki resiko
natrium.Diet Garam Rendah II (600-800 lebih tinggi 37% terkena penyakit jantung
mg Na), diberikan pada penderita hipertensi klasifikasi tidur yaitu Kurang jika waktu
dengan tekanan darah sistolik 160-179 tidur < 6 jam perhari. Sedang jika waktu
mmHg dan tekanan darah diastolik 100-109 tidur 6-8 jam perhari. Lebih jika waktu
tidur > 8 jam perhari.
e. Manajemen Stress Kepatuhan adalah tingkat seseorang
Stres atau ketegangan jiwa (rasa dalam melaksanakan suatu aturan dan
tertekan, murung, bingung, cemas, rasa perilaku yang disarankan, sejauh mana
marah, rasa takut, rasa bersalah) dapat pasien melaksanakan ketentuan yang
melepaskan hormon adrenalin dan memacu diberikan oleh tenaga profesional
jantung berdenyut lebih cepat serta lebih (Widjayanti, 2020).
kuat, sehingga tekanan darah akan Menurut penelitian Manullang (2019)
meningkat. Mengelola stres membantu menunjukkan bahwa sebagian besar
mengurangi tekanan darah. Namun, perilaku penderita hipertensi tidak sesuai
langkah-langkah untuk mengatasi stres dengan anjuran diet hipertensi. Penderita
untuk setiap orang tentunya berbeda. hipertensi masih berperilaku tidak baik
Relaksasi dan manajemen stres diperlukan dalam memodifikasi gaya hidup seperti
untuk penderita hipertensi agar dapat olahraga, diet rendah garam, manajemen
mengendalikan tekanan darah seperti rileks, stress dan merokok. Sehinga pencegahan
berpikir positif, rekreasi, istirahat yang terhadap komplikasi bagi penderita
cukup, tarik napas dalam secara teratur hipertensi masih kurang.
dan bercerita kepada orang lain masalah Hasil penelitian yang dilakukan oleh
yang dialaminya.tidak Mengkonsumsi yanti (2020) menyebutkan bahwa ada
Rokok dan Alkohol, Kebiasaan merokok hubungan yang kuat antara pengetahuan
juga harus dikurangi bahkan dihindari, pasien hipertensi tentang komplikasi
karena keadaan jantung dan paru-paru dengan pencegahan komplikasi. Sebagian
mereka yang merokok tidak akan dapat besar penderita hipertensi berpengetahuan
bekerja secara efisien. Asap rokok rendah tentang komplikasi sehingga
mengandung nikotin yang memacu tindakan pencegahan terhadap komplikasi
pengeluaran zat-zat seperti adrenalin buruk seperti tindakan dalam pencegahan
yang dapat merangsang denyutan jantung pola makan dan tindakan pencegahan pola
dan tekanan darah. Dan Konsumsi alkohol aktivitas. Sehingga mempengaruhi pnderita
yang berlebihan dapat menyebabkan hipertensi untuk melakukan pencegahan
kematian kardiovaskular. agar tidak terjadi komplikasi.
Diet merupakan salah satu cara untuk Hasil penelitian Susanti(2019)
menurunkan tekanan darah secara alami. didapatkan hasil bahwa sebagian besar
Diet yang biasa dianjurkan kepada responden di Pukesmas Sidotopo Wetan
penderita hipertensi yaitu diet rendah tidak patuh terhadap diet dikarenakan
garam, diet rendah kolesterol, diet tinngi penderita tidak mengetahui tentang
serat dan diet rendah kalori. Diet ini makanan apa saja yang tidak boleh
bertujuan untuk menurunkan tekanan darah dikonsumsi untuk penderita hipertendi
penderita hipertensi agar terhindar dari sehingga banyak penderita hipertensi yang
komplikasi (Tasalim, 2020). Tujuan diet mengalami kejadian komplikasi akibat
hipertensi adalah untuk mengendalikan ketidakpatuhan terhadap diet hipertensi.
tekanan darah penderita hipertensi agar Kepatuhan diet sangat penting bagi
tetap stabil atau tekanan darah menjadi penderita hipertensi untuk mengontrol
normal sehingga dapat terhindar dari tekanan darah agar tetap stabil dan dapat
penyakit hipertensi dan mencegah terhindar dari kejadian komplikasi bagi
komplikasi terutama organ jantung dan penderita hipertensi.
pembuluh darah yang menyebabkan Berdasarkan data Puskesmas
kematian (Sari, 2018). Dewantara didapatkan bahwa jumlah
Kepatuhan pasien hipertensi termasuk penderita hipertensi mulai dari bulan
dalam hal penting karena penyakit Januari-Mei tahun 2021 sebanyak 170
hipertensi merupakan penyakit yang sulit orang. Berdasarkan hasil wawancara
untuk disembuhkan tetapi harus dikontrol dengan 6 orang penderita hipertensi di
atau dikendalikan agar tidak terjadi Puskesmas Dewantara didapatkan
komplikasi yang berujung kematian informasi bahwa 4 orang penderita
(Purdiyanti, 2017). hipertensi tidak patuh terhadap diet
hipertensi dimana mereka mengatakan dan kurang baik. Dikatagorikan baik jika ≥
bahwa kurangnya dukungan keluarga, 20. Kedua kuesioner tersebut menggunakan
kurangnya motivasi, mereka juga skala Guttman terdiri dari 2 (dua) pilihan
mengatakan bosan terhadap diet hipertensi jawaban “ya” dan “tidak”. Untuk
karena makanan yang dikonsumsinya harus pertanyaan positif, jawaban “ya” skor 2 dan
dibatasi setiap hari. Dan 2 orang penderita jawaban “tidak” skor 1. Sebelum kuesioner
hipertensi patuh terhadap diet hipertensi digunakan peneliti melakukan uji validitas
dimana mereka mengatakan bahwa sering dan realiabilitas sebanyak 10 responden di
mendapatkan motivasi dan dukungan dari Puskesmas Nisam.
keluarga nya untuk memtuhi program diet Pengumpulan data pada penelitian
yang dianjurkan. Mereka juga mengatakan ini diawali dengan cara mendapatkan izin
jika tidak patuh terhadap diet hipertensi, penelitian dari ketua STIKes
mereka khawatir akan timbul penyakit Muhammadiyah Lhokseumawe dan izin
tambahan (komplikasi) dari hipertensi. dari kepala Puskesmas Dewanatra.Setelah
Berdasarkan uraian di atas, peneliti mendapat izin, peneliti menjumpai
tertarik untuk melakukan penelitian responden untuk menanyakan persetujuan
“Hubungan Kepatuhan Diet dengan dari responden. Apabila responden setuju
pencegahan Komplikasi pada Penderita maka responden menandatangani surat
Hipertensi di Wilayah kerja Puskesmas persetujuan dan peneliti menjelaskan cara
Dewantara”. pengisian kuesioner kemudian
responden mengisi kuesioner yang telah
METODE PENELITIAN disediakan. Setelah selesai peneliti
Jenis penelitian yang digunakan adalah melakukan terminasi dengan responden.
penelitian kuantitatif dengan pendekatan Pengolahan data menggunakan Editing
Cross Sectional yaitu penelitian yang (mengedit data), Data yang telah
menekankan waktu pengukuran atau dikumpulkan diperiksa kembali
observasi data independen hanya satu kali kebenarannya, kegiatan editing bertujuan
dalam waktu satu saat (Nursalam, 2016). agar data yang telah diperoleh dapat diolah
Populasi adalah keseluruhan objek dengan baik dan memeriksa semua
penelitian atau objek yang diteliti pernyataan apakah sudah terjawab atau
(Notoatmodjo, 2018). Populasi dalam belum sehingga dapat dibaca dan dilihat
penelitian ini adalah seluruhan penderita apa ada kekeliruan yang dapat mengganggu
hipertensi yang berkunjung ke Puskesmas dalam pengolahan selanjutnya. Coding
Dewanatara. Sampel dalam penelitian ini (pengkodean data), melakukan pengkodean
adalah 63 responden. Jumlah sampel data untuk hasil jawaban dari setiap
ditetapkan berdasarkan rumus slovin. pernyataan sesuai petunjuk koding. Data
Adapun tehnik pengambilan sampel dalam yang telah diperoleh diberikan kode untuk
penelitian ini menggunakan simpel random membedakan anatara satu responden
sampling yaitu pemgambilan sampel yang dengan responden lainnya dengan
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan memberikan nomor 1- 63 untuk
strata yang ada dalam populasi (Sugiyono, memudahkan dalam pengolahan data. Entry
2017). data, jawaban-jawaban yang sudah diberi
Instrumen penelitian adalah kuesioner. kode kemudian dimasukkan dalam master
Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari tabel untuk menghitung frekuensi
kuesioner kepatuhan diet dan pencegahan data.Cleaning pengecekan kembali
hipertensi. kuesioner kepatuhan diet terdiri kebenaran data-data yang telah dimasukkan
dari 10 pernyataan dengan skor kepatuhan ke program komputer.Tabulating, pada
diet dikatagorikan patuh dan tidak patuh. tahap ini peneliti menggelompokkan data
Dikatagorikan patuh jika ≥ 17 dan sesuai dengan katagori yang telah dibuat
dikatagorikan tidak patih jika < 17. untuk variabel kepatuhan diet dengan
kuesioner pencegahan komplikasi terdiri pencegahan komplikasi selanjutnya
dari 12 pernyataan dengan skor dimasukkan kedalam tabel distribusi
pencegahan komplikasi dikatagorikan baik
frekuensi untuk menghitung nilai total pada responden (31,7%). Jenis kelamin
setiap kolom dari tabel yang berisi data responden mayoritas berada pada jenis
hasil penelitian (Sugiyono, 2016). kelamin perempuan sebanyak 34 responden
Analisa data menggunakan uji statistic chi- (54,0%). Pendidikan responden mayoritas
square (x²), sehingga diketahui ada tidak berada pada pendididkan SMA sebanyak 33
hubungan yang bermakna secara statistik. responden (52,4%) dan responden
Perhitungan analisis dengan menggunakan mayoritas petani sebanyak 15 responden
computer program SPSS for windows versi (23,8%).
20.00 (Ghozali, 2015).
b. Kepatuhan Diet
HASIL PENELITIAN
1. Analisa Univariat Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kepatuhan
a. Data Demografi Diet (n = 63)

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik No Kepatuhan Frekuensi Persentase


Responden (n = 63) Diet (f)
1. Patuh 42 66.7
N Data Frekuen Persentase 2. Tidak 21 33,3
o. Demografi si (f) Patuh
1. Umur Total 63 100
(Depkes)
36-45 tahun 15 23,8 Berdasarkan tabel 2 diatas dapat
46-55 tahun 19 30,2 disimpulkan bahwa kepatuhan diet
56-65 tahun 20 31,7 penderita hipertensi di Wilayah Kerja
66-70 tahun 9 14,3 Puskesmas Dewanatara sebagian besar
Jumlah 63 100 rberada pada katagori patuh sebanyak 42
responden (66,7%), dibandingkan dengan
2. Jenis responden pada katagori tidak patuh
Kelamin sebanyak 21 responden (33,3%).
Laki-laki 29 46,0
Perempuan 34 54,0 c. Pencegahan Komplikasi
Jumlah 63 100
3. Pendidikan Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pencegahan
Tidak 4 6,4 Komplikasi (n = 63)
Sekolah
SD 9 14,3 N Pencegahan Frekuensi Persenta
SMP 12 19,0 o Komplikasi (f) se
SMA 33 52,4 1. Baik 39 61,9
Perguruan 5 7,9 2. Kurang Baik 24 38,1
Tinggi
Total 63 100
Jumlah 63 100
4. Pekerjaan
Wiraswasta 12 19,0 Berdasarkan tabel 3 diatas dapat
Petani 15 23,8 disimpulkan bahwa penceghan komplikasi
Pedagang 10 15,9 pada penderita hipertensi di Wilayah Kerja
Ibu Rumah 13 20,6 Puskesmas Dewanatara sebagian besar
Tangga berada pada katagori baik sebanyak 39
Nelayan 8 12,8 responden (61,9%), dibandingkan dengan
PNS 5 7,9 responden pada katagori kurang baik
Jumlah 63 100 sebanyak 24 responden (38,1%).

Berdasarkan tabel 1 diatas, didapatkan


bahwa umur responden mayoritas berada
pada umur 56-65 tahun sebanyak 20
2. Analisa Bivariat 3. PEMBAHASAN
a. Karakteristik Responden
Tabel 4 Hubungan Kepatuhan Diet Dengan Berdasarkan tabel 5.1 karakteristik
Pencegahan Komplikasi Pada responden di Wilayah Kerja Puskesmas
Penderita Hipertensi (n = 63) Dewantara dengan jumlah sampel 63
responden di dapatkan hasil bahwa,
Pencegahan karakteristik responden berdasarkan umur
komplikasi didapatkan hasil terbanyak yaitu pada
Kepat Baik Kura Tot P OR rentang 56-65 tahun sebanyak 20 responden
uhan ng al valu (31,7%). Karakteristik responden
diet Baik e berdasarkan jenis kelamin didapatkan hasil
patuh 32 10 42 terbanyak yaitu pada perempuan sebanyak
76.2 23.8 100 34 responden (54,0%), dan laki-laki
% % % sebanyak 29 responden (46,0%).
0.00 6.4 Karakteristik responden berdasarkan
2 00 pendidikan didapatkan hasil terbanyak yaitu
Tidak 7 14 21 pada pendidikan SMA sebanyak 33
patuh 33.3 24.0 100
responden (52,4%), Karakteristik
% % %
responden berdasarkan pekerjaan
Jumla 39 24.0 63
h 39.0 24.0 100 didapatkan hasil terbanyak yaitu pada
% % % petani sebanyak 15 responden (23,8%).

Berdasarkan tabel 4 diatas b. Hubungan Kepatuhan Diet Dengan


menunjukkan bahwa, responden yang patuh Pencegahan Komplikasi
terhadap diet hipertensi dengan pencegahan Hasil penelitian kepatuhan penderita
komplikasi baik sebanyak 32 responden hipertensi terhadap diet dengan pencegahan
(76,2%). Responden yang tidak patuh komplikasi menunjukkan bahwa, patuh
terhadap diet hipertensi dengan pencegahan terhadap diet dengan pencegahan
komplikasi baik sebanyak 7 responden komplikasi baik (76,2%). Hal ini
(33,3%). Sedangkan responden yang patuh menunjukkan bahwa dengan patuh terhadap
terhadap diet hipertensi dengan pencegahan diet hipertensi cenderung terhindar dari
komplikasi kurang baik sebanyak 10 komplikasi karena pencegahan komplikasi
responden (23,8%). Responden yang tidak mayoritas baik yang dilakukan oleh
patuh terhadap diet hipertensi dengan penderita hipertensi.
pencegahan komplikasi kurang baik Kepatuhan merupakan bentuk perilaku
sebanyak 14 responden (66,7%). yang muncul dengan adanya interaksi
Hal tersebut menunjukkan bahwa, antara tenaga kesehatan dengan pasien
semakin patuh penderita hipertensi terhadap sehingga pasien mengetahui rencana apa
diet hipertensi cenderung baik dalam saja yang harus dilakukan beserta
pencegahan komplikasi, sebaliknya tidak konsekuensinya dan menyetujui rencana
patuh penderita hipertensi terhadap diet tersebut serta melaksanakannya. Kepatuhan
hipertensi cenderung kurang baik dalam dalam menjalankan diet termasuk dalam hal
pencegahan komplikasi. Dari hasil analisis penting karena penyakit hipertensi suatu
keeratan hubungan menunjukkan bahwa penyakit yang sulit untuk disembuhkan
nilai Odd Rasio (OR) 6.400 artinya tetapi harus dikontrol atau dikendalikan
penderita hipertensi yang patuh terhadap agar tidak terjadi komplikas (Maryati,
diet 6.400 kali berpeluang baik terhadap 2017).
pencegahan komplikasi dibandingkan Berdasarkan analisisis hasil penelitin
dengan penderita hiperensi yang tidak diperoleh hasil bahwa kepatuhan penderita
patuh terhadap diet. hipertensi yang patuh yaitu (66,7%)
cenderung pencegahan terhadap komplikasi
baik, dan sebaliknya kepatuhan penderita
hipertensi yang tidak patuh yaitu (33,3%)
cenderung pencegahan terhadap komplikasi P=0,018 < 0,05 artinya terdapat hubungan
kurang baik. hasil uji Chi Square dengan antara sikap penderita hipertensi dengan
nilai ƿvalue sebesar 0.002, nilai ini lebih pencegahan komplikasi hipertensi.
kecil dari nilai ɑ (0.05). Diperoleh Asumsi dari peneliti sebagian besar
perbandimgan nilai Chi Square (0.002 < dari responden sudah menjalankan diet
0.05) menunjukkan bahwa terdapat hipertensi dengan baik. Responden patuh
hubungan kepatuhan diet dengan terhadap diet dengan membatasi
pencegahan komplikasi pada penderita menggunakan garam dapur, mengurangi
hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas mengkonsumsi makanan yang asin-asin,
Dewantara. mengurangi mengkomsumsi makanan yang
Hasil penelitian ini sesuai dengan diawetkan dan rutin berolahraga ringan
penelitian yang dilakukan oleh Nurhikmah setiap hari. Dan pencegahan terhadap
(2021) yang mengatakan bahwa jumlah komplikasi juga baik dengan
makan responden mayoritas dalam katagori mengkonsumsi obat-obatan secara rutin
sesuai porsi maka responden cenderung sesuai amjuran dokter, mengurangi
tidak menderita stroke. Hasil analisis mengonsumsi makanan yang tinggi
statistik dan uji chi square menunjukkan kolesterol dan membatasi mengkonsumsi
nilai P=0,006 < 0,05 artinya terdapat makanan yang mengandung natrium.
hubungan jumlah makan dengan kejadian
stroke. KESIMPULAN
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh ayunda a. Kepatuhan diet mayoritas berada pada
(2017), hasil penelitiannya mayoritas katagori patuh yaitu 42 responden.
pasien gagal ginjal kronik cukup patuh b. Pencegahan komplikasi pada penderita
dalam melaksananakan diet yaitu sebanyak hipertensi berada dalam katagori baik
11 pasien (50.0%) dan memiliki kualitas yaitu 39 responden.
hidup baik 15 pasein (68.2%). Hasil analisis c. Hasil uji statistic chi square diperoleh
statistik menunjukkan nilai P=0,000 < 0,05 nilai ρvalue 0.002 yang lebih kecil dari
artinya terdapat hubungan antara kepatuhan nilai α yaitu 0.002 < 0.05
diet dengan kualitas hidup pasien gagal menunjukkan bahwa terdapat hubungan
ginjl kronik. Dengan patuh terhadap diet kepatuhan diet dengan pencegahan
yang dianjurkan akan mengurangi beban komplikasi pada penderita hipertensi.
kerja ginjal dan dapat terhindar dari
komplikasi hipertensi. UCAPAN TERIMA KASIH
Hasil penelitian ini sejalan dengan
teori Putri (2017) yang mengatakan bahwa a. Puskesmas Dewantara yang telah
Komplikasi hipertensi timbul akibat dari memberikan izin penelitian.
penyakit hipertensi atau tekanan darah yang b. Sri Andala yang telah memberikan
meningkat secara terus menerus. bimbingan serta masukan dalam
Peningkatan tekanan darah yang pembuatan jurnal untuk diterbitkan pada
berlangsung dalam jangka waktu lama jurnal Assyifa’ STIKes Muhammadiyah
terjadi kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), Lhokseumawe.
jatung (penyakit jantung koroner), dan otak c. Yudi Akbar yang telah memberikan
(stroke) bila tidak segera dicegah. arahan serta masukan dalam pembuatan
Sesuai dengan penelitian yang jurnal untuk diterbitkan pada jurnal
dilakukan oleh Simatupang (2019) dengan Assyifa’ STIKes Muhammadiyah
judul penelitian hubungan sikap penderita Lhokseumawe.
hipertensi dengan pencegahan komplikasi
hipertensi didapatkan hasil bahwa
mayoritas sikap penderita hipertensi baik
dengan pencegahan cukup sebanyak 8
responden (19,0%). Hasil analisis statistik
dan uji chi square menunjukkan nilai
DAFTAR PUSTAKA Purdiyanti, T. (2019). Hubungan motivasi
pasien dengan kepatuhan control
Ayunda,A.R.(2017).Hubungan kepatuhan tekanan darah pada pasien
diet dengan kualitas hidup pasien hipertensi di wilayah kerja
gagal ginjal kronik yang pukesmas pringsewu.Skripsi
menjalani hemodialisa di Rumah Keperawatan
Sakit Umum Daerah Sidoarjo. StikesMuhammadiyah Pringsewu
Jurnal STIKes Cendekia Utama Lampung
Kudus. 1- 8. ISSN: 2581- 2270. Purwandari, K., & Nugroho, Y.W. (2018).
Ghozali,I.2015. Aplikasi analisis Hubungan Tingkat Kepatuhan
multivariate dengan Program IMB Diet dengan Tekanan Darah pada
SPSS 23. Semarang : Badan Penderita Hipertensi.Jurnal
Penerbit Universitas Diponegoro. STIKes Pku Muhammadiyah
Manullang, K. F (2019). Hubungan sikap Surakarta.
penderita hipertensi dengan Putri, W. P. (2017). Faktor risiko kejadian
pencegahan komplikasi hipertensi komplikasi pada pasien prolanis
di Poliklinik Penyakit Dalam hipertensi di wilayah kerja
RSUP H Adam Malik Medan. puskesmas Tamalanrea kota
Jurnal Keperawatan Poltekes Makassar.
Kemenkes Medan. Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas). 2018.
Maryanti, R. (2017). Hubungan Kepatuhan Sari, D.,Safri., & Utami, G.T. (2018).
Minum Obat Terhadap Hubungan Motivasi Diri terhadap
Peningkatan Tekanan Darah Pada Kepatuhan Melaksanakan Diet
Penderita Hipertensi. Skripsi pada Penderita Hipertensi.Jurnal
Keperawatan Stikes Insan Keperawatan Unuversitas Riau.
Cendikia Medika Jombang. Simatupang, D. 2019. Hubungan Sikap
Muswanti,I.J.(2016). Hubungan Penderita Hipertensi dengan
pengetahuan dan sikap dengan Pencegahan Komplikasi
perilaku pencegahan komplikasi Hipertensi Di Poliklinik penyakit
stroke pada penderita hipertensi dalam RSUP H. Adam Malik
usia ≤ 45 tahun di pukesmas Medan.
ngemplak simongan kota Sugiono. 2016. Metodologi Penelitian
Makassar. Skripsi Ilmu Kesehatan Kuantitatif, Kualitatif dan RD.
Masyaraat. Bandung : PT Alfabet.
Nastiti,F. I. (2018). Hubungan pengetahuan Sugiono. 2017. Metodologi Penelitian
dengan sikap lansia terhadap diet Kuantitatif, Kualitatif dan RD.
hipertensi di Panti Tresna Werda Bandung : PT Alfabet.
Magetan. Skripsi STIKes Bhakti Susanti. (2019). Kepatuhan diet dengan
Husada Mulia Madiun. kejadian komplikasi pada
Notoatmodjo, S. 2018. Metodologi penderita hipertensi di puskesmas
Penelitian Kesehatan. Cetakan Sidotopo Wetan Surabaya. Jurnal
Ketiga. Jakarta: PT Rineka Cipta. Keperawatan Adi Husada. 5 (1),
Nurhikmah. (2021). Hubungan pola makan 30-36.
dan perilaku dengan kejadian Tasalim, R., & Cahyani,A.R. (2020).
stroke di RSUD Lanto Daeng Hubungan Dukungan Keluarga
Pasewang Kabupaten Jeneponto. terhadap Diet Rendah Garam
Jurnal Gizi Kesehatan pada Lansia yang Menderita
Masyarakat. Hipertensi.Jurnal Keperawatan
Nursalam.(2016) Metodologi Penelitian Caring.
Ilmu Keperawatan Pendekatan WHO. 2019. Hypertension. Geneva.
Praktis Edisi.4. Jakarta : Salemba
Medika.
Wibowo, R. A. (2019). Aplikasi rebusan
daun seledri (Apium Graveolens)
sebagai penurun tekanan darah
pada penderita hipertensi.
Doctoral Disertation, tugas akhir,
Universitas Muhammadiyah
Magelang.
Widjayanti,T.(2020).Hubungan
pengetahuan dengan kepatuhan
pasien hipertensi di pukesmas
kota magelang. Skripsi
Universitas Muhammadiyah
Magelang.

You might also like