Analisis Pelaksanaan Perawatan Tali Pusat Terbuka Pada Bayi Baru Lahir Di Puskesmas Silaping Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2020

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.

2 (June, 2021): 464-470 Jurnal Human Care

ANALISIS PELAKSANAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERBUKA


PADA BAYI BARU LAHIR DI PUSKESMAS SILAPING
KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2020

Ainal Mardiah1, Sepherpy2


1,2
Fakultas Kesehatan Universitas Fort De Kock Bukittinggi
Email : ainalmardiah09@gmail.com

Submitted: 12-07-2021, Reviewer: 12-07-2021, Accepted: 26-07-2021

ABSTRACT
The incidence of infection has the largest contribution to the infant mortality rate in Indonesia after low
birth weight (LBW). The number of mothers giving birth in 2020 were 383 mothers, with 8 neonatal
deaths. The umbilical cord is the main route of entry for systemic infection in the newborn.The purpose of
this study was to analyze The Implementation of Open Umbilical Cord Care in Newborns at Silaping
Community Health Center, Ranah Batahan District, West Pasaman Regency in 2020. It was qualitative
with a in-depth interviews design. The informants were 1 coordinating midwife, 1 child program holder, 2
implementing midwives and 2 mothers. The instrument used in in-depth interviews with a voice recorder,
observation sheets and documentation. The results of in-depth interviews found that there was no written
policy regarding the implementation of open umbilical cord care, but open umbilical cord care had been
carried out to every newborn by midwives and socializing to new mothers when they return home. The
existence of umbilical cord care opened properly and it was useful for babies to minimize the risk of
infection from umbilical cord injuries but there were still people or mothers who have given birth to wrap
the umbilical cord because they were still in doubt afraid of infection. This research is expected to
provide information and as a monitoring of the implementation of the implementation of open umbilical
cord care in newborns

Keywords : Umbilical Cord Care, newborn baby

ABSTRAK

Kejadian infeksi memberikan kontribusi terbesar dalam AKB di Indonesia setelah Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR). Jumlah persalinan di Puskesmas Silaping pada tahun 2020 adalah 383 dengan jumlah
kematian neonatus 8 orang. Tali pusat merupakan jalan masuk utama infeksi sistemik pada bayi baru
lahir. Tujuan penelitian ini menganalisis Pelaksanaan Perawatan Tali Pusat Terbuka Pada Bayi Baru
Lahir Di Puskesmas Silaping Kecamatan Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2020.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan desain in-depth interviews. Informan dalam
penelitian ini adalah 1 orang Bidan Koodinator, 1 orang Pemegang Program anak, 2 orang bidan
pelaksana dan 2 orang ibu. Instrument yang digunakan dalam wawancara mendalam dengan voice
recorder, lembar observasi dan dokumentasi. Hasil wawancara mendalam didapatkan bahwa kebijakan
tentang pelaksanaan perawatan tali pusat terbuka secara tertulis belum ada namun sudah dilakukan
kepada setiap bayi yang baru lahir oleh bidan dan mensosialisaskan kepada ibu yang baru melahirkan
ketika pulang kerumah. Adanya perawatan tali pusat terbuka bermanfaat bagi bayi untuk memperkecil
resiko infeksi dari luka tali pusat tapi masih ada ibu yang membungkus tali pusat karena masih ragu
takut adanya infeksi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan sebagai monitoring
terhadap pelaksanaan Pelaksanaan Perawatan Tali Pusat Terbuka Pada Bayi Baru Lahir

Kata kunci : Perawatan Tali Pusat Terbuka, Bayi Baru Lahir

464
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.2 (June, 2021): 464-470 Jurnal Human Care

PENDAHULUAN dengan target RPJMN tahun 2019 adalah


World Healt Organization (WHO) 90% (Rikesdas, 2018). Angka Kematian
2015 mengemukakan bahwa 4 juta anak bayi tahun 2018 meningkat yaitu 86 kasus
meninggal pada masa neonatal, dimana yang (Profil Kesehatan Pasaman Barat, 2019).
menjadi salah satu penyebab utama adalah Berdasarkan Penelitian(Asiyah et al.,
infeksi. Berdasarkan hasil Survey Kesehatan 2017) tentang perawatan Tali Pusat Terbuka
Dasar Indonesia (SDKI) tahun 2017, AKB Sebagai Upaya Mempercepat Pelepasan Tali
di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi Pusat menyatakan bahwa ada perbedaan
yaitu 34 kematian per 1.000 kelahiran hidup. bermakna lama pelepasan tali pusat antara
Kejadian infeksi memberikan kontribusi perawatan tali pusat terbuka dengan
terbesar dalam AKB di Indonesia setelah perawatan tali pusat tertutup (p=0,022).
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Berdasarkan data Puskesmas
Tali pusat merupakan jalan masuk Silaping didapatkan bahwa perawatan tali
utama infeksi sistemik pada bayi baru lahir . pusat dilakukan dengan perawatan tali pusat
Perawatan tali pusat secara umum bertujuan terbuka dan tertutup. Saat ibu pulang ibu di
untuk mencegah terjadinya infeksi dan anjurkan untuk melakukan perawatan tali
mempercepat putusnya tali pusat. Infeksi tali pusat terbuka. Berdasarkan survey awal
pusat pada dasarnya dapat dicegah dengan yang dilakukan pada 5 orang ibu post
melakukan perawatan tali pusat yang baik partum yang dikunjungi ibu tetap melakukan
dan benar, yaitu dengan prinsip perawatan perawatan tali pusat tertutup, hal ini
kering dan bersih. Banyak pendapat tentang dilakukan karena ibu lebih percaya apabila
cara terbaik untuk merawat tali tali pusat tersebut ditutup akan lebih bersih
pusat.(Asiyah et al., 2017) dan lebih cepat kering, dan ibu juga
Fenomena perawatan tali pusat pada mengikuti saran-saran dari mertua dan
bayi masih beragam dalam penggunaan tetangganya yang juga beranggapan yang
bahan. Ada yang menggunakan perawatan sama , 3 orang bayi mengalami demam dan
tertutup dan ada yang menggunakan 2 orang bayi tali pusatnya sudah berbau.
perawatan terbuka. Perawatan tetutup yang
di basahi dengan alcohol di anggap metode METODE PENELITIAN
yang paling efektif untuk membunuh kuman Jenis Penelitian ini adalah penelitian
di sekitar tali pusat. Padahal kenyataannya kualitatif untuk mengetahui “Analisis
penutupan tali pusat yang di basahi dengan Pelaksanaan Perawatan Tali Pusat Terbuka
alcohol akan merusak flora normal disekitar Pada Bayi Baru Lahir Di Puskesmas
tali pusat, karena yang tertinggal pada saat Silaping Kecamatan Ranah Batahan
alcohol di lilitkan hanya air, dimana keadaan Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2020”.
tali pusat akan menjadi lembab yang dapat Informan pada penelitian ini adalah 1 orang
memperlambat pelepasan tali pusat. Bidan Koodinator, 1 orang Pemegang
Sedangkan yang menggunakan perawatan Program anak, 2 orang bidan pelaksana dan
tali pusat terbuka menunjukan bukti 2 orang ibu, yang dilakukan wawancara
pelepasan tali pusat jauh lebih cepat di secara mendalam. Dalam pengumpulan data,
karenakan sirkulasi udara pada perawatan peneliti melakukan pengumpulan data
tali pusat terbuka lancar dan tidak terhalang sekunder dan primer dengan metode
(Riksani 2012, p. 73). kualitatif dengan melakukan indep interview
Data dari Provinsi Sumatera Barat 6 orang informan.
Kunjungan Neonatal yang bertujuan untuk
pencegahan infeksi di Sumatera Barat 55%

465
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.2 (June, 2021): 464-470 Jurnal Human Care

HASIL PENELITIAN DAN pengalaman dengan langkah- langkah


PEMBAHASAN perawatan tali pusat terbuka.
Komponen Input Dalam pelaksanaan perawatan tali
pusat terbuka hendaknya ada kebijakan yang
Kebijakan ditetapkan dalam pelaksaannya baik itu
Berdasarkan hasil Wawancara dalam bentuk SOP untuk memperkecil
mendalam kepada informan bahwa adanya resiko kesalahan dalam melakukan tindakan,
kebijakan tentang pelaksanaan perawatan sebab apabila melakukan tindakan tanpa
tali pusat terbuka secara tertulis belum ada SOP dan diperkuat dengan kebijakan akan
namun perawatan tali pusat terbuka sudah terjadi biasatau kesalahan di masyarakat
dilakukan kepada setiap bayi yang baru lahir terutama bagi ibu yang baru melahirkan,
oleh bidan dan mensosialisaskan kepada ibu sebab bukan merupakan kebijakan yang
yang baru melahirkan kepada ketika sudah harus dilaksanakan oleh petugas artinya
pulang kerumah. tujuan kebijakan merupakan mempertegas
Kebijakan kesehatan merupakan pelaksanaan dari kegiatan dalam hal ini
pedoman yang menjadi acuan bagi semua perawatan tali pusat terbuka bagi bayi baru
pelaku pembangunan kesehatan, baik lahir.
pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan SDM
dengan memperhatikan kerangka Berdasarkan hasil Wawancara
desentralisasi dan otonomi daerah mendalam kepada informan bahwa adanya
(Kemenkes, 2018). Sumber daya manusia dalam pelaksanaan
Menurut penelitian Murtina perawataan Tali pusat tanda ada pelatihan
(Murtiana et al., 2017) tentang perawatan khusus tapi hanya berdasarkan pengalaman
tali pusat dengan metode terbuka untuk yang mereka dapatkan ketika menjadi
menurunkan resiko infeksi pada bayi berat petugas Poned dan rata- rata sudah mampu
lahir rendah ( BBLR ) SOP (Standar melakukannya
Operasional Prosedur) perawatan tali pusat, Menurut Sistem Kesehatan Nasional
nursing kit.Dilakukan tindakan perawatan (SKN) yang dikutip oleh Adisasmito (2017),
tali pusat pada bayi Ny. I dan bayi Ny.S SDM kesehatan adalah tatanan yang
bahwa tindakan perawatan tali pusat pada menghimpun berbagai upaya perencanaan,
BBLR tidak ditemukan gejala infeksi tali pendidikan dan pelatihan serta terpadu dan
pusat.Perawatan tali pusat dengan metode saling mendukung, guna menjamin
terbuka untuk mencegah resiko infeksi pada tercapainya derajat kesehatan masyarakat
bayi berat lahir rendah (BBLR). yang setinggi-tingginya. Sementara itu,
Menurut asumsi peneliti di SDM kesehatan menurut PP No. 32/1996
puskesmas silaping belum ada kebijakakan yang juga dikutip oleh Adisasmito (2017)
secara tertulis tentang pelaksanaan tali pusat adalah semua orang yang bekerja secara
terbuka baik itu dari puskesmas itu sendiri aktif di bidang kesehatan, baik yang
maupun dari dinas kesehatan namun para memiliki pendidikan formal kesehatan,
petugas atau bidan sebagai pelaksanan maupun tidak yang untuk jenis tertentu
pertolongan persalinan sudah melakukan memerlukan kewenangan dalam
perawatan tali pusat terbuka kepada bayi melaksanakan upaya kesehatan.
yang baru lahir, petugas melakukan
perawatan tali pusat terbuka mengacu pada Menurut penelitian (Misnaniarti,
prosudur yang ada dan berdasarkan 2020) tentang pentingnya aspek
pengembangan dan pemberdayaan sumber

466
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.2 (June, 2021): 464-470 Jurnal Human Care

daya manusia( SDM ) kesehatan di Era membersihkan daerah disekitar tali pusat
Desentralisasi, menyatakan menimbulkan dan mengganti kain kasa pembungkusnya.
perubahan yang positif pada beberapa fungsi Perlu diketahui, tali pusat akan lepas (puput)
manajemen SDM dalam organisasi dinas dengan sendirinya. Pada setiap bayi, akan
tingkat provinsi dan kabupaten/kota. berbeda waktu lepasnya. Biasanya sekitar 1
Diharapkan dengan adanya penulisan – 2 minggu. Meski ada juga yang sudah
semacam ini dapat menjadi bahan masukan puput pada hari kelima setelah kelahiran
dalam pelayanan di institusi kesehatan (Susanti, 2017).
sertadapat dijadikan sebagai informasi Menurut penelitian yang dilakukan
dalam mendukung kebijakan-kebijakan oleh Aisyah ( 2017) tentang perawatan tali
tentang pengembangan SDM dalam Pusat terbuka sebagai upaya mempercepat
meningkatkan pelayanan kepada pasien. pelepasan tali pusat menyatakan bahwa
yang diperoleh pada kelompok perawatan
Menurut asumsi peneliti sumber tali pusat terbuka, pelepasan tali pusat lebih
daya manusia di Puskesmas Silaping sudah cepat dengan nilai significancy 0.022.
melakukan perawatan tali pusat terbuka Karena pvalue<0.05 maka dapat
walaupun tanpa adanya pelatihan untuk disimpulkan bahwa ada perbedaan bermakna
keterampilannya tapi hanya berdasarkan lama pelepasan tali pusat antara perawatan
pengalaman ketika menjadi petugas poned. tali pusat terbuka dengan perawatan tali
Harapanya kedepan perlu pelatihan
pusat tertutup.
Komponen Proses Menurut asumsi peneliti di
Perawatan Tali Pusat Terbuka puskesmas Silapang dalam melaksanakan
Berdasarkan hasil Wawancara perawatan tali pusat terbuka petugas dapat
mendalam kepada informan bahwa adanya melakukan dengan baik tanpa mengalamai
pelaksanaan tali pusat terbuka tidak ada kendala, sebab meraka sudah terbiasa dan
mengalami hambatan dan para bidan mampu terampil, juga selalu memberikan sosialisasi
melakukan secara terampil walaupun tanpa kepada masyarakat terutama pada ibu yang
ada pelatihan walaupun ada sebagian baru melahirkan untuk dapat melaksanakan
masyarakat yang belum paham tentang perawatan tali pusat terbuka kepada bayinya
perawatan tali pusat terbuka setelah pulng ke rumah. Sebab dengan
Tujuan perawatan tali pusat adalah melakukan perawatan tali pusat terbuka akan
untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi mempercepat puput dan mengering sehingga
seperti tetanus neonatorum pada bayi baru memperkecil resiko infeksi.
lahir. Penyakit ini disebabkan karena Dalam pelaksanaan perawatan tali
masuknya sporakuman tetanus ke dalam pusat pada bayi baru lahir hendaknya
tubuh melalui talipusat, baik dari alat steril, terbuka tanpa memberi apapun dan selalu
pemakaian obat-obatan,bubuk atau daun- dibersih serta dalam keadaan kering,
daunan yang ditaburkanke tali pusat suapaya masyarakat mengetahui disini peran
sehingga dapat mengakibatkan infeksi petugas atau bidan yang selalu memberikan
(Supriyanik, 2016). edukasi tentang perawatan tali pusat dengan
metode terbuka.
Perawatan tali pusat yang benar pada
bayi adalah dengan tidak membubuhkan Dukungan Masyarakat
apapun pada pusar bayi.Menjaga pusar bayi Berdasarkan hasil Wawancara
agar tetap kering Sebenarnya, merawat tali mendalam kepada informan bahwa adanya
pusat bayi cukup mudah.Intinya, dukungan dari masyarakat tentang
pelaksanaan tali pusat terbuka terutama dari

467
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.2 (June, 2021): 464-470 Jurnal Human Care

suami ibu yang melahirkan dan sebelum ibu bayi (20%) yang mengalami pelepasan tali
beserta keluarga pulang kerumah di berikan pusat kategori sedang.
pemahaman bagaimana melakukan Menurut asumsi peneliti bahwa
perawatan tali pusat terbuka setelah peran suami dalam perawatan tali pusat
dirumah, sosialisasi diberikan juga pada saat sebagai bentuk partisifasi/ dukungan yang
kelas ibu hamil, kunjungan ke posyandu dan diberikan berupa suport yang positif supaya
kunjungan ANC ke Puskesmas. perawatan tali pusat pada bayi dapat berjala
Menurut Dawam Raharjo (2014), dengan baik sebab dukungan keluarga/
mendefenisikan partisipasi sebagai hal suami secara emosianal dapat mempercepat
keikutsertaan seseorang dalam suatu pemulihan si ibu dan kondisi bayi akan lebih
kegiatan. Partisipasi masyarakat adalah baik karena berada dalam keluarga yang
keikutsertaan seseorang atau sekelompok nyaman
orang yang mendiami suatu wilayah tertentu Komponen Out Put
yang mempunyai kepentingan yang sama, Penurunan Angka Infeksi
satu ikatan dan saling berhubungan satu Berdasarkan hasil Wawancara
sama lain untuk mengambil bagian dan mendalam kepada informan bahwa adanya
bertanggung jawab dalam suatu kegiatan perawatan tali pusat terbuka dengan baik
tertentu baik secara fisik maupun non fisik. dan bermanfaat bagi bayi untuk
Menurut penelitian yang dilakukan memperkecil resiko infeksi dari luka tali
oleh Munjiati (2014) tentang hubungan pusat tapi masih ada masyarakat atau ibu
dukungan keluarga denga praktik perawatan yang sudah melahirkan membungkus tali
tali pusat diwilayah kerja Puskesmas pusat karena masih ragu takut adanya infeksi
Bangetayu Kota Semarang menyatakan itu menurut pemahaman mereka.
bahwa ada hubungan yang signifikan antara Setelah dilakukan Wawancara
dukungan keluarga emosional dengan mendalam kepada informan bahwa adanya
praktik perawatan tali pusat dengan p 0,000, perawatan tali pusat terbuka dengan baik
ada hubungan yang signifikan antara dan bermanfaat bagi bayi untuk
dukungan keluarga informasional dengan memperkecil resiko infeksi dari luka tali
praktik perawatan tali pusat dengan p 0,040, pusat tapi masih ada masyarakat atau ibu
ada hubungan yang signifikan antara yang sudah melahirkan membungkus tali
dukungan keluarga instrumental dengan pusat karena masih ragu takut adanya infeksi
praktik perawatan tali pusat dengan p 0,004, itu menurut pemahaman mereka.
ada hubunganyang signifikan antara Kejadian infeksi tali pusat pada
dukungan keluarga penilaian/penghargaan dasarnya dapat dicegah dengan melakukan
dengan praktik perawatan tali pusat dengan perawatan tali pusat yang baik dan benar,
p = 0,034. yaitu dengan prinsip perawatan kering dan
Menurut penelitian Saputri (2018) bersih. Banyak pendapat tentang cara terbaik
Setelah dilakukan penerapan perawatan tali untuk merawat tali pusat. Upaya untuk
pusat menggunakan metode terbuka, mencegah infeksi tali pusat sesungguhnya
terdapat perbedaan waktu pelepasan yaitu 3 merupakan tindakan sederhana yang penting
bayi pada hari ke 4 (60%), 1 bayi pada hari adalah tali pusat dan daerah sekitarnya
ke 3 (20%), dan 1 bayi pada hari ke 5 (20%). selalu bersih dan kering (Depkes RI, 2018).
Pelepasan tali pusat dikategorikan cepat Berdasarkan hasil penelitian yang
terdapat 4 bayi (80%) mengalami pelepasan dilakukan Damanik (2019) menyatakan
tali pusat kurang dari 5 hari dan terdapat 1 bahwa mayoritas masyarakat yang
melakukan perawatan tali pusat dengan baik

468
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.2 (June, 2021): 464-470 Jurnal Human Care

(skor 14-20) sebanyak 30 (85,7%) Dewi, 2015. Asuhan Neonatus Bayi dan
sedangkan sebagian kecil responden Anak Balita. Jakarta: Salemba
melakukan perawatan tali pusat cukup (skor Medika, pp: 30
7-13) sebanyak 5 orang (14,2%). mayoritas Dian, 2018. Perbedaan Perawatan Tali
tidak mengalami infeksi,sebanyak 33 orang Pusat Terbuka Dan Kasa Kering
(94,3%) dan mengalami skor infeksi 1-5 Dengan Lama Pelepasan Tali Pusat
sebanyak 2 orang (5,7%). Hal ini Pada Bayi Baru Lahir.
menunjukkan adanya hubungan antara PLACENTUM Jurnal Ilmiah
perawatan tali pusat dengan kejadian infeksi Kesehatan dan Aplikasinya,
pada bayi baru lahir (BBL). Diharapkan Vol.6(2) 2018
perawat untuk melakukan tindakan Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat
perawatan tali pusat lebih efektif sesuai 2019. Profil Kesehatan Dinas
dengan SOP sehingga dapat menghindari Kesehatan Kabupaten Pasaman
banyaknya infeksi pada bayi baru lahir dan Barat : Dinkes Pasaman Barat
peneliti selanjutnya membuat lembar Kemenkes RI. 2018. Profil kesehatan
observasi dalam pengukuran perawatan tali Kesehatan Indonesia. Jakarta :
pusat yang dilakukan oleh perawat. Kemenkes RI.
Menurut asumsi Peneliti perawatan Munijiati T ( 2014) hubungan dukungan
tali pusat terbuka di Puskesmas Silapaing keluarga dengan praktek perawatan
sangat bermanfaat bagi kesehatan si bayi tali pusat di wilayah kerja puskesmas
dan memperkecil resiko terjadinya infeksi Banngetayu Kota Semarang,
neonatorum dari luka tali pusat bagi bayi Diploma III kebidanan fakultas ilmu
baru lahir, perawatan tali pusata metode keperawatan dan kesehatan,
terbuka. Walaupun masih ada masyarakat Universitas Muhammdiyah
yang melakukan perawatan tali pusat Semarang.
tertutup atau membungkus tali pusat, namun Notoatmodjo, Soekidjo, 2017. Metodologi
setelah diberikan pemahaman melalui Penelitian Kesehatan, Jakarta :
komunikasi, informasi dan edukasi langsung Rineka Cipta
oleh petugas. Nor, 2017. Perawatan Tali Pusat Terbuka
Sebagai Upaya Mempercepat
SIMPULAN Pelepasan Tali Pusat. ndonesia
Berdasarkan penelitian yang telah Jurnal Kebidanan. Vol. I No.I
dilakukan dapat disimpulkan bahwa (2017) 29-36
Puskesmas Silaping telah melakukan Sodikin, 2016. Buku Saku Perawatan Tali
perawatan tali pusat terbuka meskipu tidak pusat. Jakarta: EGC
ada kebijakan tertulis mengenai aturan Poerwandari, 2018. Memahami Penelitian
tentang perawatan tali pusat. Kualitatif. Bandung : Alfabeta
Riksani, 2017. Keajaiban tali pusat dan
REFERENSI plaasenta bayi. Jakarta: Duniasehat
Adisasmito W, 2017. Sistem Kesehatan Saputri EAN ( 2018) penerapan perwatan
Edisi Kedua. Jakarta: PT Raja tali pusat terbuka untuk
Grafindo Persada mempercepat pelepasana tali pusat
Dawam Raharjo (2014), mendefenisikan di PBM Eni Setyo Ambal Kebumen,
partisipasi sebagai hal keikutsertaan karya ilmiah, STIKes Muhammdiyah
seseorang dalam suatu kegiatan Gombong.

469
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.2 (June, 2021): 464-470 Jurnal Human Care

Saifudin, Abdul Bari et al. 2018. Buku Asiyah, N., Islami, & Mustagfiroh. (2017).
Acuan Nasional Pelayanan PERAWATAN TALI PUSAT
Kesehatan Maternal Dan Neonatal. TERBUKA SEBAGAI UPAYA
Yayasan Bina Pustaka Sarwono MEMPERCEPAT PELEPASAN TALI
Prawirohardjo. Jakarta PUSAT. Indonesia Jurnal Kebidanan,
Suririnah. 2009. Buku Pintar Merawat Bayi 1(1), 29–36.
0-12 Bulan. GM. Jakar15 file:///C:/Users/user/AppData/Local/Te
Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian mp/PERAWATAN_TALI_PUSAT_TE
Kualitatif. Bandung : Alfabeta RBUKA_SEBAGAI_UPAYA_MEMP
Susanti Partesia,2017 Gambaran ERC.pdf
Pengetahuan Dan Sikap Ibu Nifas Misnaniarti. (2020). ASPEK PENTING
Terhadap Perawatan Tali Pusat Di PENGEMBANGAN DAN
RSUD Wates Kulon Progo PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA
Yogyakarta. MANUSIA (SDM) KESEHATAN DI
Williams, Frances. 2013. Baby Care. ERA DESENTRALISASI. Urnal Ilmu
Jakarta: Erlangga Kesehatan Masyarakat, 1(1), 1–8.
WHO.2015. Trends in maternal mortality: Murtiana, D., Mintarsih, S., & Sulastri.
1990 to 2015. Estimate by : WHO, (2017). PERAWATAN TALI PUSAT
UNICEF, UNFPA, World Bank DENGAN METODE TERBUKA
Group and the United Nations UNTUK MENURUNKAN RESIKO
Population Division INFEKSI PADA BAYI BERAT
LAHIR RENDAH (BBLR). PROFESI
(Profesi Islam) Media Publikasi
Penelitian, 15(1), 1–4.

470

You might also like