Karya Tulis Ilmiah RJK

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 80

EVALUASI KEPATUHAN MAHASISWA PRAKTEK PRODI

RADIOLOGI UNIVERSITAS BAITURRAHMAH TERHADAP


PENTINGNYA MENAATI PROTOKOL KESEHATAN DI
INSTALASI RADIOLOGI TIGA RUMAH SAKIT YANG
BERBEDA

Karya Tulis Ilmiah


Diajukan ke Program Studi DIII Radiologi Fakultas Vokasi Universitas
Baiturrahmah sebagai Pemenuhan Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya
Kesehatan (Radiologi)

DISUSUN OLEH:
REZTU JHON KOTO
1810070140027

PROGRAM STUDI DIII RADIOLOGI


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2020
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

i
LEMBAR HALAMAN PERSETUJUAN

ii
RADIOLOGY DEPARTMENT
VOKASI FACULTY
BAITURRAHMAH UNIVERSITY
The Scientific Paper, 2021

REZTU JHON KOTO

xi + 39 pages, 5 attachments

ABSTRACT
Research has been carried out on evaluating the compliance of students
practicing radiology study program at Baiturrahmah University on the importance
of obeying health protocols in radiology installations in three different hospitals.
This study aims to determine the percentage of students who apply and do not
apply health protocols in radiology installations at three different hospitals and to
find out the factors that influence the low compliance of students practicing
radiology study programs at Baiturrahmah University on the importance of
complying with health protocols in radiology installations at three different
hospitals.
This research was conducted in June-October 2021 with a descriptive
method with a qualitative approach. By conducting interviews with respondents in
radiology installations at three different hospitals.
The results of this study indicate that the students of radiology study
program who are obedient in implementing health protocols at the Radiology
Installation are 75.4% and those who are not compliant are 24.6% of the total 41
students. While the reasons for the low compliance of student health protocols
include hands that don't look dirty, already using gloves, because of an emergency
and lazy.

Keywords: Compliance, Students of Radiology Study Program,


Radiology Installation, Health Protocol

iii
JURUSAN DIII RADIOLOGI
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
Karya Tulis Ilmiah, 2021

REZTU JHON KOTO

xi + 39 halaman, 5 lampiran

INTI SARI

Telah dilakukan penelitian tentang evaluasi kepatuhan mahasiswa praktek


prodi radiologi universitas baiturrahmah terhadap pentingnya menaati protokol
kesehatan di instalasi radiologi tiga rumah sakit yang berbeda. Penelitian ini
Untuk mengetahui berapakah presentase mahasiswa yang menerapkan dan tidak
menerapkan protokol kesehatan di instalasi radiologi pada tiga rumah sakit yang
berbeda dan Untuk mengetahui faktor-faktor alasan yang mempengaruhi
rendahnya kepatuhan mahasiswa praktek prodi radiologi Universitas
Baiturrahmah Terhadap Pentingnya menaati Protokol Kesehatan di Instalasi
Radiologi pada tiga Rumah Sakit yang berbeda.
Penelitian ini dilakukan pada bulan juni-oktober 2021 dengan metode
deskriptif dengan pendekatan kualitatif.dengan melakukan wawancara terhadap
responden di instalasi radiologi pada tiga rumah sakit yang berbeda
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa praktek prodi radiologi
yang patuh dalam menerapkan protokol kesehatan di Instalasi Radiologi adalah
sebesar 75,4% dan yang tidak patuh sebesar 24,6% dari total 41 orang mahasiswa.
Sedangkan faktor alasan rendahnya kepatuhan protokol kesehatan mahasiswa
diantaranya yaitu tangan tidak terlihat kotor, sudah menggunakan sarung tangan,
karena keadaan gawat darurat dan malas.

Kata kunci : Kepatuhan, Mahasiswa Praktek prodi radiologi,


Instalasi Radiologi,Protokol Kesehatan

iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya serta kemudahan bagi penulis sehingga
dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Evaluasi
Kepatuhan Mahasiswa Praktek Prodi Radiologi Universitas Baiturrahmah
Terhadap Pentingnya Menaati Protokol Kesehatan di Instalasi Radiologi Tiga
Rumah Sakit yang Berbeda”. Proposal Karya Tulis Ilmiah ini merupakan sebagian
Pemenuhan Syarat Melaksanakan Penelitian Karya Tulis Ilmiah Diploma III
Radiologi.
Selama penelitian dan penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini, penulis
banyak mendapatkan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. apt. Amri Bakhtiar, MS, DESS selaku Dekan Fakultas
Vokasi Universitas Baiturrahmah Padang.
2. Ibu Oktavia Puspita Sari, Dipl. Rad, S.Si, M.Kes selaku Wakil Dekan 1
Fakultas Vokasi Universitas Baiturrahmah Padang.
3. Ibu Ns. Zulfrias Rianty, S.Kep, M.Kes Selaku Wakil Dekan 3 Fakultas
Vokasi Universitas Baiturrahmah Padang.
4. Ibu Chairun Nisa, S.Pd, M.Si sebagai Ketua Prodi DIII Radiologi
Universitas Baiturrahmah Padang
5. Ibu Yori Rahmadianti, SKM, M.Kes sebagai dosen pembimbing yang
telah banyak memberikan waktu, arahan, serta nasehat dan pemikiran
dengan penuh kesabaran dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
6. Kedua orang tua dan keluarga yang sangat penulis sayangi yang telah
banyak memberikan do’a dan semangat serta kebutuhan-kebutuhan baik
material maupun moril yang tidak bisa ternilai dengan apapun.

v
7. Teman-teman ATRO angkatan 2018 atas kekompakan dan jalinan
persahabatan yang telah kita jalani baik susah maupun senang serta telah
memberikan masukan dan motivasi dalam penyusunan proposal karya tulis
ilmiah ini.
8. Semua pihak terkait yang tidak bisa penulis ucapkan satu persatu hanya
untaian ucapan terima kasih dari penulis atas bantuannya.
Semoga segala pengarahan, bimbingan, motivasi dan bantuan yang
diberikan menjadi amal kebajikan bagi Bapak dan Ibu serta mendapatkan balasan
dari Allah SWT. Dalam penulisan ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan, maka dari itu saya menerima saran dan kritik yang membangun
untuk perbaikan selanjutnya. Akhir kata penulis berharap proposal karya tulis
ilmiah ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Padang, November 2021

Penulis

vi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. i
LEMBAR HALAMAN PERSETUJUAN KTI ............................................ ii
ABSTRACT .................................................................................................. iii
INTI SARI ..................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 6
1.5 Sistematika Penulisan ................................................................... 7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja ............................... 9
2.1.1 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ................................. 11
2.1.2 Konsep Keselamatan Kerja ......................................................... 12
2.2 Kepatuhan ..................................................................................... 12
2.2.1 Lima Tipe Kepatuhan ................................................................. 14
2.2.2 Faktor-Faktor Kepatuhan ............................................................ 15
2.3 Protokol Kesehatan ........................................................................ 17
2.4 Alat Pelindung Diri ........................................................................ 19
2.5 Cuci Tangan (Hand Hygiene) ........................................................ 20
2.6 Social Distancing .......................................................................... 23
2.7 Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)...................................... 24
2.8 Coronavirus (COVID-19) .............................................................. 26
2.9 Kerangka Konsep .......................................................................... 26
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................. 27
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 27
3.2.1 Tempat Penelitian ....................................................................... 27
3.2.2 Waktu Penelitian ........................................................................ 27
3.3 Responden ..................................................................................... 27
3.4 Instrumen Penelitian ...................................................................... 27
3.5 Langkah-langkah Penelitian .......................................................... 28
3.6 Diagram Alir Penelitian ................................................................ 28
3.7 Variabel Penelitian ....................................................................... 29
3.8 Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 30
3.9 Pengolahan Data Dan Penyajian Data ........................................... 31

vii
3.9.1 Pengolahan Data ......................................................................... 31
3.9.2 Penyajian Data ............................................................................ 31
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian............................................................................. 32
4.2 Pembahasan .................................................................................. 36
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 38
5.2 Saran ............................................................................................ 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 2.1 Contoh Alat Pelindung Diri (APD)……...………………………. 20


Gambar 2.2 Langkah-langkah Cuci Tangan Dengan Air Mengalir Dan Sabun
………………………………………………………………………………… 22
Gambar 2.3 Langkah-langkah cuci tangan dengan menggunakan handrub….. 22
Gambar 2.4 Contoh penerapan social distancing……………………………... 24
Gambar 2.5 Contoh Perilaku hidup bersih dan sehat…………………………. 25
Gambar 2.6 Kerangka Konsep………………………………………………… 26
Gambar 3.1 Diagram Alir penelitian…………………………………………... 29

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Bimbingan Konsul

Lampiran 2. Lembar Izin Penelitian

Lampiran 3. Pertanyaan Wawancara dengan mahasiswa praktek

Lampiran 4. Hasil Transkip Wawancara dengan Mahasiswa Praktek

Lampiran 5. Dokumentasi Wawancara dengan mahasiswa praktek

x
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Mahasiswa Yang Menerapkan Dan Tidak Menerapkan Hand Hygiene
Pada Tiap-Tiap Rumah Sakit ........................................................... 34

Tabel 4.2 Mahasiswa Yang Menerapkan Dan Tidak Menerapkan pengunaaan


APD kesehatan Pada Tiap-Tiap Rumah Sakit ................................. 34

Tabel 4.3 Mahasiswa Yang Menerapkan Dan Tidak Menerapkan Social .


Distancing Pada Tiap-Tiap Rumah Sakit .......................................... 35

Tabel 4.4 Mahasiswa Yang Menerapkan Dan Tidak Menerapkan PHBS ( Pola
Hidup Bersih dan Sehat Pada Tiap-Tiap Rumah Sakit ...................... 36

xi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kepatuhan adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan ketaatan atau

pasrah pada tujuan yang telah ditentukan. Definisi seperti itu memiliki sifat yang

manipulatif atau otoriter, karena penyelenggara kesehatan atau pendidik dianggap

sebagai tokoh yang berwenang,dan konsumen atau peserta didik dianggap

bersikap patuh. Istilah tersebut belum dapat diterima dengan baik dalam ilmu

keperawatan, karena adanya falsafah yang mengatakan bahwa klien berhak

untuk membuat keputusan perawatan kesehatannya sendiri dan untuk tidak perlu

mengikuti rangkaian tindakan yang telah ditentukan oleh profesi perawatan

kesehatan (Bastable,2009).

Kepatuhan berbanding lurus dengan tujuan yang dicapai pada program

pengobatan yang telah ditentukan. Kepatuhan adalah sebagai akhir dari tujuan

yang dicapai pada program pengobatan yang telah ditentukan. Kepatuhan

sebagai akhir dari tujuan itu sendiri, berbeda dengan faktor motivasi, yang

dianggap sebagai cara untuk mencapai tujuan. (Gulo, 2011).

Upaya keselamatan dan kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi

pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh

buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Untuk itu, pengelola tempat kerja wajib

melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya pencegahan

penyakit, peningkatan kesehatan, penanganan penyakit, dan pemulihan

kesehatan pada pekerja. (Permenkes RI nomor 52 tahun 2018)

1
Protokol kesehatan adalah aturan dan ketentuan yang perlu diikuti oleh

segala pihak agar dapat beraktivitas secara aman pada saat pandemi COVID-19

ini. Protokol kesehatan dibentuk dengan tujuan agar masyarakat tetap dapat

beraktivitas secara aman dan tidak membahayakan keamanan atau kesehatan

orang lain. Jika masyarakat dapat mengikuti segala aturan yang tertera di dalam

protokol kesehatan, maka penularan COVID-19 dapat diminimalisir. Protokol

kesehatan terdiri dari beberapa macam, seperti pencegahan dan pengendalian.

Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan protokol kesehatan pencegahan dan

pengendalian secara spesifik melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang Protokol Kesehatan bagi

Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan dan

Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Dalam protokol

kesehatan tersebut, dipaparkan aturan-aturan yang perlu dilakukan oleh segala

pihak yang berada di tempat atau fasilitas umum.

Prodi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Universitas Baiturrahmah

berdiri pada tahun 2006,Pendirian prodi Radiodiagnostik dan Radioterapi

berdasarkan SK Dikti No 276/D/T/2006 dan rekomendasi badan PPSDM Dep.Kes

RI No.H.K.03.2.4.1.0457.0. Prodi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi

merupakan satu-satunya penyelenggara pendidikan Teknik Radiodiagnostik dan

Radioterapi di Kopertis wilayah X yaitu Sumatera Barat,Riau,Jambi dan

Kepulauan Riau dan Telah Terakreditasi BAN-PT pada januari 2012. Prodi

Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi merupakan pendidikan diploma bidang

radiologi yang menghasilkan lulusan yang cakap dan handal dalam melakukan

2
teknik imaging diagnostic konvensional,CT-scan,dan MRI.Sampai tahun 2016

Prodi Radiodiagnostik dan Radioterapi telah menghasilkan lulusan sebanyak 506

orang dan telah bekerja di rumah sakit-rumah sakit dan klinik-klinik yang tersebar

di Sumatera Barat,Pekanbaru,Jakarta,Bekasi,Tangerang,Kepulauan Riau,Medan

dll.

RSUD Pariaman adalah Rumah sakit kelas B di kelola oleh Badan

Layanan Umum Daerah (BLUD) yang berada di Jl.Prof.M. Yamin,SH. No. 5

Pariaman.Tugas Pokok RSUD pariaman sesuai pasal 4 Perda Provinsi Sumatera

Barat nomor 6 tahun 2010,adalah RSUD pariaman Mempunyai tugas

melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan

mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilakukan secara serasi

dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya

rujukan.

Rumah Sakit Tentara dr.Reksodiwiryo adalah sebuah rumah sakit

pemerintah yang dikelola oleh TNI-AD yang terletak pada kawasan ganting,kota

Padang,provinsi Sumatera Barat,Indonesia. Rumah Sakit ini berdiri pada kawasab

cagar budaya yang sebelumnya merupakan bangunan peninggalan zaman

belanda.Pada rumah sakit ini walikota Padang Bagindo Azizchan diotopsi untuk

memastikan penyebab terbunuhnya beliau.Rumah sakit dr.Reksodiwiryo

merupakan rumah sakit yang telah mendapat akreditasi dari kementrian kesehatan

dengan kategori 5 pelayanan. Rumah sakit dr.Reksodiwiryo juga bertindak

sebagai rumah sakit Trauma Centre bagi peserta Jamsostek. Rumah Sakit dr.

3
Reksodiwiryo juga megadakan kerjasama dengan Jasa Raharja untuk menangani

korban kecelakaan lalu lintas

RS.Prof.DR.MA.Hanafiah SM Batusangkar merupakan Rumah Sakit yang

Berlokasi di Tanah Datar. Sebagai Rumah Sakit milik Pemerintah Kabupaten

Tanah Datar, Rumah Sakit Prof .DR.M.A Hanafiah SM Batusangkar mempunyai

tarif yang terjangkau oleh masyarakat dan sebagai Rumah Sakit pusat rujukan

seyogyanya pasien membawa surat rujukan dari Puskesmas,Klinik atau Praktek

Dokter ke Rumah Sakit Prof.DR.M.A Hanafiah SM Batusangkar. Yang perlu

diketahui oleh masyarkat pelayanan Medik Spesialis 4 Dasar (

Bedah,Interne,Anak,Dan Kebidanan),Pelayanan Mendik Spesialis Penunjang

(Patologi Klinik dan Patologi Anatomi) serta Pelayanan Spesialis Pelengkap (

Mata,Paru,Syaraf,THT,Kulit dan kelamin,kesehatan jiwa)

Dalam pemeriksaan Radiologi aspek-aspek keselamatan dan kesehatan

kerja bagi petugas sangatlah penting guna untuk menghindari penyakit saat

bekerja. Tidak hanya bahaya dari radiasi sebagai sumber bahaya di Instalasi

Radiologi tetapi juga terhadap pasien yang memiliki penyakit menular atau yang

bisa menyebabkan infeksi nosokomial kepada pekerja maupun pasien lainnya,

maka dari itu sangat diharuskan melakukan tindakan pencegahan agar tidak

terkontaminasi penyakit atau infeksi dari pasien saat melakukan kontak terhadap

pasien. Tindakan ini bisa dilakukan dengan menaati protokol kesehatan yang ada.

Protokol Kesehatan juga termasuk pada aspek-aspek keselamatan dan kesehatan

kerja

4
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di tiga rumah sakit yang

berbeda yaitu RSUD Pariaman, RST Dr.Reksodiwiryo Padang dan RS

Prof.DR.M.A Hanafiah SM Batusangkar ada sebanyak 10 mahasiswa yang belum

menaati protokol kesehatan yaitu mencuci tangan (Hand Hygiene) sebelum dan

sesudah pemeriksaan radiografi konvensional, Untuk protokol kesehatan lainnya

seperti pengunaan APD,penerapan social distancing dan penerapan PHBS sudah

dilakukan oleh mahasiswa praktek sebelum dan sesudah pemeriksaan radiografi

konvensional. Apalagi di dalam masa pandemi COVID-19 ini protokol kesehatan

harus di terapkan apapun kondisi pasien tersebut,untuk menanggulangi hal

tersebut dapat dilakukan beberapa cara,salah satu nya adalah dengan memberikan

edukasi kepada mahasiswa tentang pentingnya menerapkan protokol kesehatan

dan manfaat penerapan protokol kesehatan khususnya mencuci tangan sebelum

dan sesudah pemeriksaan radiografi.

Oleh sebab itu berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan mengangkat judul“Evaluasi Kepatuhan Mahasiswa Praktek

prodi Radiologi Universitas Baiturrahmah Terhadap Pentingnya Menaati

Protokol Kesehatan Di Instalasi Radiologi di Tiga Rumah Sakit Berbeda”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas,rumusan masalah yang dibahas

adalah sebagai berikut :

1. Berapakah presentase Mahasiswa Yang Menerapkan Dan Tidak

Menerapkan protokol kesehatan Pada Tiap-Tiap Rumah Sakit?

5
2. Apa saja faktor-faktor alasan yang mempengaruhi rendahnya kepatuhan

mahasiswa praktek Prodi Radiologi Universitas Baiturrahmah Terhadap

Pentingnya Protokol Kesehatan di Instalasi Radiologi pada tiga Rumah

Sakit yang berbeda?

1.3 Tujuan Penelitian

Ada pun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut

a. Tujuan umum

Untuk mengetahui berapakah presentase mahasiswa yang menerapkan dan

tidak menerapkan protokol kesehatan di instalasi radiologi pada tiga

rumah sakit yang berbeda?

b. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui faktor-faktor alasan yang mempengaruhi rendahnya

kepatuhan mahasiswa praktek prodi radiologi Universitas Baiturrahmah

Terhadap Pentingnya Protokol Kesehatan di Instalasi Radiologi pada

tiga Rumah Sakit yang berbeda?

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang bias didapat pada penelitian ini adalah :

1. Bagi Peneliti

Menambah Wawasan dan Ilmu Pengetahuan Terutama Dalam Bidang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2. Bagi institusi Rumah Sakit

6
Dapat mengevaluasi tingkat kepatuhan mahasiswa jurusan radiologi

Universitas Baiturrahmah tentang pentingnya menaati protokol kesehatan

di instalasi radiologi tiga rumah sakit yang berbeda

3. Bagi Institusi Jurusan Radiologi Baiturrahmah Padang

Menambah ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa

dan dosen di perpustakaan jurusan radiologi Universitas Baiturrahmah

Padang

1.5 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini penulis membagi dalam

beberapa bab yang terdiri dari :

BAB 1:Pendahuluan

Berisikan Pendahuluan yang memuat latar belakang penelitian

proposal,tujuan penelitian,manfaat penelitian,dan sistematika penelitian

BAB 2: Tinjauan Pustaka

Berisikan tinjauan pustaka yang memuat tentang bahan pustaka

dan literature yang digunakan penulisan proposal ini.

BAB 3: Metode Penelitian

Bab metode penelitian memuat tentang lokasi penelitian,tata cara

penelitian dan cara pelaksanaan penelitian

BAB IV Hasil dan Pembahasan

Dalam bab ini menguraikan hasil dari penelitian dan pembahasan hasil

penelitian.

BAB V Kesimpulan dan Saran

7
Dalam bab ini merupakan bab terakhir yang menjelaskan tentang

kesimpulan dari permasalahan yang telah diuraikan dan saran sebagai

masukan

8
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja menurut WHO (1995), bertujuan untuk peningkatan dan

pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial setinggi-tingginya bagi

pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap kesehatan para pekerja

yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan,Perlindungan bagi pekerja dalam

pekerjaannya dari resiko akibat faktor yang merugikan kesehatan dan penempatan

serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang disesuiakan

fisiologi dan psikologis. Secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada

manusia dan setiap manusia kepada pekerjaan atau jabatannya. Keselamatan kerja

sangat penting bagi pekerja demi perlindungan diri dan kesejahteraan fisik

seseorang terhadap cidera yang terkait dengan pekerjaan.

Kesehatan dan keselamatan kerja yaitu upaya memberikan jaminan

keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja dengan cara

pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK), pengendalian bahaya

ditempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi (Kepmenkes RI

No. 1087/Menkes/SK/VIII/2010).

Ada beberapa pengertian dan batasan kesehatan dan keselamatan kerja

menurut beberapa ahli diantaranya:

1. Menurut Mangkunegara, keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu

pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik

jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja khususnya dan manusia pada

9
umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan

makmur.

2. Mathis dan Jackson, menyatakan bahwa keselamatan adalah merujuk pada

perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cidera yang

terkait dengan pekerjaan.

3. Jackson, menjelaskan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja

menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis, fisikal dan psikologis

tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakaan

oleh perusahaan.

4. Secara filosofi (Depnaker RI, 1991), keselamatan kerja adalah suatu

pemikiran dan upaya demi terjaminnya keadaan, keutuhan dan

kesempurnaan baik jasmani maupun rohani manusia serta hasil karya dan

budaya yang bertujuan untuk kesejahteraan manusia pada umumnya dan

tenaga kerja pada khususnya.

5. Secara ilmuan (Depnaker RI, 1991), keselamatan kerja adalah ilmu

pengetahuan dan penerapan yang khusus mempelajari tentang cara-cara

pencegahan dan penanggulangan atas kecelakaan yang terjadi di tempat

kerja.

6. Secara hukum (Depnaker RI, 1991), keselamatan kerja adalah

perlindungan agar tenaga kerja senantiasa dalam keadaan selamat dan

selama melakukan pekerjaan di tempat kerja termasuk orang lain bukan

tenaga kerja yang berada di tempat kerja serta mengamankan sumber

10
bahaya dan proses produksi serta dapat bekerja lebih efisien (Tribowo &

Pusphandani, 2013).

2.1.1 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tujuan K3 secara umum yaitu untuk memelihara kesehatan dan

keselamatan lingkungan kerja agar tercapainya keserasian dalam bekerja dan

terjaganya kesehatan rohani maupun jasmani. K3 juga melindungi rekan kerja,

keluarga pekerja, konsumen dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh

kondisi lingkungan kerja.

Adapun beberapa bagian dari tujuan K3 diantaranya yakni:

1. Memelihara lingkungan kerja yang sehat.

2. Mencegah dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan

sewaktu bekerja.

3. Mencegah dan mengobati keracunan yang timbul dari kerja.

4. Memelihara moral, mencegah dan mengobati keracunan yang timbul dari

kerja.

5. Menyesuaikan kemampuan dengan pekerjaan dan

6. Merehabilitasi pekerja yang cedera atau sakit akibat pekerjaan.

Keselamatan kerja mencakup pencegahan kecelakaan kerja dan

perlindungan terhadap tenaga kerja dari kemungkinan terjadinya kecelakaan

sebagai akibat dari kondisi kerja yang tidak aman (Tribowo dan Pusphandani,

2013).

11
2.1.2 Konsep Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya

selama melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan kerja merupakan

salah satu faktor yang harus dilakukan selama bekerja. Tidak ada seorang pun

didunia ini yang menginginkan terjadinya kecelakaan. Keselamatan kerja sangat

bergantung pada jenis, bentuk dan lingkungan dimana pekerjaan itu dilaksanakan.

Adapun unsur–unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut:

1. Adanya unsur–unsur keamanan dan kesehatan kerja.

2. Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.

3. Teliti dalam bekerja.

4. Melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan

kesehatan kerja (Tribowo dan Pusphandani, 2013).

2.2 Kepatuhan

Kepatuhan adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan ketaatan atau

pasrah pada tujuan yang telah ditentukan. Definisi seperti itu memiliki sifat yang

manipulatif atau otoriter, karena penyelenggara kesehatan atau pendidik dianggap

sebagai tokoh yang berwenang,dan konsumen atau peserta didik dianggap

bersikap patuh. Istilah tersebut belum dapat diterima dengan baik dalam ilmu

keperawatan, karena adanya falsafah yang mengatakan bahwa klien berhak

untuk membuat keputusan perawatan kesehatannya sendiri dan untuk tidak perlu

mengikuti rangkaian tindakan yang telah ditentukan oleh profesi perawatan

kesehatan (Bastable,2009).

12
Kepatuhan berbanding lurus dengan tujuan yang dicapai pada program

pengobatan yang telah ditentukan. Kepatuhan adalah sebagai akhir dari tujuan

yang dicapai pada program pengobatan yang telah ditentukan. Kepatuhan

sebagai akhir dari tujuan itu sendiri, berbeda dengan faktor motivasi, yang

dianggap sebagai cara untuk mencapai tujuan. (Gulo, 2011).

Kepatuhan pada program kesehatan merupakan perilaku yang dapat diobservasi

dan langsung diukur. Sedangkan motivasi merupakan prekursor untuk tindakan

yang dapat diukur secara tidak langsung melalui konsekuensi atau hasil yang

berkaitan dengan perilaku. Menurut Eraker, Levanthal, dan Cameron dan Bastable

(2009), kepatuhan pasien program kesehatan dapat ditinjau dari berbagai

perspektif teoritis, yaitu:

a) biomedis, yang mencakup demografi pasien, keseriusan penyakit, dan

kompleksitas program pengobatan.

b) teori perilaku/ pembelajaran sosial, yang menggunakan pendekatan

behavioristik dalam hal reward, petunjuk,kontrak, dan dukungan

social.

c) perputaran umpan balik komunikasi dalam hal mengirim, menerima,

memahami, menyimpan, dan penerimaan

d) teori keyakinan rasional, yang menimbang manfaat pengobatan dan risiko

penyakit melalui penggunaan logika cost-benefit.

e) sistem pengaturan diri, pasien dilihat sebagai pemecah masalah yang

mengatur perilakunya berdasarkan persepsi atas penyakit, keterampilan

13
kognitif, dan pengalaman masa lalu yang mempengaruhi kemampuan

mereka untuk membuat rencana dan mengatasi penyakit.

2.2.1 Lima Tipe Kepatuhan

Menurut Bastable (2009), terdapat lima tipe kepatuhan, yaitu :

a) Otoritarian. Suatu kepatuhan tanpa reserve, kepatuhan yang “ikut-ikutan”

atau sering disebut “bebekisme”.

b) Conformist. Kepatuhan tipe ini mempunyai 3 bentuk meliputi

1. conformist yang directed, yaitu penyesuaian diri terhadap masyarakat atau

orang lain.

2. conformist hedonist,kepatuhan yang berorientasi pada “untung-ruginya”

bagi diri sendiri.

3. conformist integral, adalah kepatuhan yang menyesuaikan kepentingan diri

sendiri dengan kepentingan masyarakat.

c) Compulsive deviant. Kepatuhan yang tidak konsisten, atau apa yang sering

disebut “plinplan”.

d) Hedonic psikopatic. Kepatuhan pada kekayaan tanpa memperhitungkan

kepentingan orang lain.

e) Supra moralist. Kepatuhan karena keyakinan yang tinggi terhadap nilai-

nilai moral.

14
2.2.2 Faktor-Faktor Kepatuhan

Menurut Kozier (2010), faktor yang mempengaruhi kepatuhan adalah sebagai

berikut:

a) Motivasi klien untuk sembuh

b) Tingkat perubahan gaya hidup yang dibutuhkan

c) Persepsi keparahan masalah kesehatan

d) Nilai upaya mengurangi ancaman penyakit

e) Kesulitan memahami dan melakukan perilaku khusus

f) Tingkat gangguan penyakit atau rangkaian terapi

g) Keyakinan bahwa terapi yang diprogramkan akan membantu atau tidak

membantu

h) Kerumitan, efek samping yang diajukan

i) Warisan budaya tertentu yang membuat kepatuhan menjadi sulit dilakukan

j) Tingkat kepuasan dan kualitas serta jenis hubungan dengan penyediaan

layanan kesehatan

Sedangkan menurut Neil (2009), Faktor-faktor yang mempengaruhi

ketidakpatuhan dapat digolongkan menjadi empat bagian:

a. Pemahaman tentang instruksi

Tidak seorang pun dapat mematuhi instruksi jika salah paham tentang instruksi

yang diberikan padanya. Lcy dan Spelman dalam Neil (2009) menemukan bahwa

lebih dari 60% pasien yang diwawancarai setelah bertemu dengan dokter salah

mengerti tentang instruksi yang diberikan. Hal ini disebabkan oleh kegagalan

professional kesehatan dalam memberikan informasi yang lengkap, penggunaan

15
istilah-istilah media dan memberikan banyak instruksi yang harus diingat oleh

pasien.

b. Kualitas interaksi

Kualitas interaksi antara professional kesehatan dan pasien merupakan bagian

yang penting dalam menentukan derajat kepatuhan. Korsch & Negrete dalam Neil

(2009), mengamati 800 kunjungan orang tua dan anak-anaknya ke rumah sakit

anak di Los Angeles. Selama 14 hari mereka mewawancarai ibu- ibu tersebut

untuk memastikan apakah ibu-ibu tersebut melaksankan nasihat- nasihat yang

diberikan dokter, mereka menemukan bahwa ada kaitan yang erat antara

kepuasaan ibu terhadap konsultasi dengan seberapa jauh mereka mematuhi

nasihat dokter, tidak ada kaitan antara lamanya konsultasi dengan kepuasaan ibu.

Jadi konsultasi yang pendek akan menjadi produktif jika diberikan perhatian

untuk meningkatkan kualitas interaksi.

c. Isolasi sosial dan keluarga

Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan

keyakinan dan nilai kesehatan individu serta dapat juga menentukan tentang

program pengobatan yang dapat mereka terima. Pratt dalam Neil (2012) telah

memperhatikan bahwa peran keluarga dalam pengembangan kebiasaan kesehatan

dan pengajaran terhadap anak-anak mereka. Keluarga juga memberi dukungan

dan membuat keputusan mengenai perawatan dari anggota keluarga yang sakit.

d. Keyakinan, sikap dan keluarga

16
Becker dalam Neil (2012) telah membuat suatu usulan bahwa model keyakinan

kesehatan berguna untuk memperkirakan adanya ketidakpatuhan. Mereka

menggambarkan kegunaan model tersebut dalam suatu penelitian bersama

Hartman dan Becker yang memperkiraka ketidakpatuhan terhadap ketentuan

untuk pasien hemodialisa kronis. 50 orang pasien dengan penyakit ginjal kronis

tahap akhir yang harus mematuhi program pengobatan yang kompleks, meliputi

diit, pembatasan cairan, pengobatan, dialisa. Pasien- pasien tersebut diwawancarai

tentang keyakinan kesehatan mereka menggunakan suatu model. Hartman dan

Becker menemukan bahwa pengukuran dari tiap-tiap dimensi yang utama dari

model tersebut sangat berguna sebagai faktor yang mempengaruhi seseorang

terhadap pengobatan.

2.3 Protokol Kesehatan

Protokol kesehatan adalah aturan dan ketentuan yang perlu diikuti oleh

segala pihak agar dapat beraktivitas secara aman pada saat pandemi COVID-19

ini. Protokol kesehatan dibentuk dengan tujuan agar masyarakat tetap dapat

beraktivitas secara aman dan tidak membahayakan keamanan atau kesehatan

orang lain. Jika masyarakat dapat mengikuti segala aturan yang tertera di dalam

protokol kesehatan, maka penularan COVID-19 dapat diminimalisir. Protokol

kesehatan terdiri dari beberapa macam, seperti pencegahan dan pengendalian.

Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan protokol kesehatan pencegahan dan

pengendalian secara spesifik melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang Protokol Kesehatan

bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan dan

17
Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Dalam protokol

kesehatan tersebut, dipaparkan aturan-aturan yang perlu dilakukan oleh segala

pihak yang berada di tempat atau fasilitas umum.

Penularan Covid-19 terjadi melalui droplet yang dapat menginfeksi

manusia dengan masuknya droplet yang mengandung virus SARS-CoV-2 ke

dalam tubuh melalui hidung,mulut,dan mata.prinsip pencegahan penularan

COVID-19 pada individu dilakukan dengan menghindari masuknya virus melalui

ketiga pintu masuk tersebut dengan 4 tindakan,yaitu :

a. Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung

dan mulut hingga dagu, jika harus keluar rumah atau berinteraksi dengan orang

lain yang tidak diketahui status kesehatannya (yang mungkin dapat menularkan

COVID-19). Apabila menggunakan masker kain, sebaiknya gunakan masker kain

3 lapis.

b. Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun

dengan air mengalir atau menggunakan cairan antiseptik berbasis

alkohol/handsanitizer. Selalu menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut

dengan tangan yang tidak bersih (yang mungkin terkontaminasi droplet yang

mengandung virus).

c. Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari

terkena droplet dari orang yang bicara, batuk, atau bersin, serta menghindari

kerumunan, keramaian, dan berdesakan. Jika tidak memungkinkan melakukan

jaga jarak maka dapat dilakukan berbagai rekayasa administrasi dan teknis

lainnya. Rekayasa administrasi dapat berupa pembatasan jumlah orang,

18
pengaturan jadwal, dan sebagainya. Sedangkan rekayasa teknis antara lain dapat

berupa pembuatan partisi, pengaturan jalur masuk dan keluar, dan lain

sebagainya.

d. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik

minimal 30 menit sehari dan istirahat yang cukup (minimal 7 jam), serta

menghindari faktor risiko penyakit. Orang yang memiliki komorbiditas/penyakit

penyerta/kondisi rentan seperti diabetes, hipertensi, gangguan paru, gangguan

jantung, gangguan ginjal, kondisi immunocompromised/penyakit autoimun,

kehamilan, lanjut usia, anak-anak, dan lain lain, harus lebih berhati-hati dalam

beraktifitas di tempat dan fasilitas umum.

Tujuan protokol kesehatan adalah Meningkatkan upaya pencegahan

dan pengendalian COVID-19 bagi masyarakat di tempat dan fasilitas

umum dalam rangka mencegah terjadinya episenter/kluster baru selama masa

pandemi

2.4 Alat Pelindung Diri

Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat keselamatan yang

digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari

kemungkinan adanya pemaparan potensi bahaya lingkungan kerja terhadap

kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Alat Pelindung Diri (APD) perlu sebelumnya dipilih secara hati-hati agar

dapat memenuhi beberapa ketentuan yang diperlukan,yaitu :

19
a. Alat Pelindung Diri (APD) harus dapat memberikan perlindungan yang

adekuat terhadap bahaya yang spesifik atau bahaya-bahaya yang dihadapi

oleh tenaga kerja.

b. Berat alat nya harus ringan

c. Alat harus dapat dipakai secara fleksibel

d. Bentuknya harus cukup menarik

e. Alat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama

f. Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya

g. Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada.

h. Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan presepsi sensoris pemakainya

i. Suku cadangnya mudah didapat guna mempermudah pemeliharaannya

Gambar 2.1 : Contoh Alat Pelindung Diri (APD)


(Sumber : https://blog.kliknclean.com/sejarah-terciptanya-alat-pelindung-diri-
atau-apd/)
2.5 Cuci Tangan (Hand Hygiene)

Mencuci tangan menurut DEPKES 2007, adalah proses secara mekanis yang

melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun dan

air. Pengertian lainnya menururt Larsan (1995), mencuci tangan yaitu menggosok

20
air dengan sabun secara bersama-sama ke seluruh permukaan kulit tangan dengan

kuat dan ringkas kemudian dibilas dibawah aliran air.

Menurut Perry & Potter (2005), mencuci tangan merupakan teknik dasar

yang paling penting dalam pencegahan dan pengontrolan infeksi. Cuci tangan

adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanik dari kulit kedua belah

tangan dengan memakai sabun dan air (Tietjen et al, 2004). Sedangkan menurut

Purohito (1995), mencuci tangan merupakan syarat utama yang harus dipenuhi

sebelum melakukan tindakan keperawatan misalnya: memasang infus dan

mengambil spesimen. Infeksi yang di akibatkan dari pemberian pelayanan

kesehatan atauterjadi pada fasilitas pelayanan kesehatan. Infeksi ini berhubungan

dengan prosedur diagnostik atau terapeutik dan sering termasuk lamanya waktu

tinggal di rumah sakit (Perry & Potter, 2000).

Pelaksanaaan cuci tangan diadopsi dari WHO pada tahun 2009 yang terdiri

dari dua jenis yaitu:

a. Handwash, menggunakan media air mengalir, sabun cairan antiseptik dan

lap tangan sekali pakai atau tissue. Pelaksanaan hand hygiene mencuci tangan

dengan air membutuhkan waktu yang efektif 40-60 detik

b. Handrub, menggunakan media cairan berbasis alkohol. Pelaksanaan

mencuci tangan dengan handrub berbasis alkohol membutuhkan waktu yang

efektif 20-30 detik

21
Gambar 2.2 : Langkah-langkah cuci tangan dengan air mengalir dan sabun
(Sumber : World Health Organization)

Gambar 2.3 : Langkah-langkah cuci tangan denga menggunakan handrub


(Sumber : World Health Organization)

22
2.6 Social Distancing

Social distancing adalah praktik menambah jarak antar orang untuk

mengurangi kemungkinan penyebaran penyakit. Menurut CDC, jarak sejauh 6

kaki mengurangi penyebaran COVID-19. Tindakan individu termasuk bekerja

dari jarak jauh, menghindari transportasi umum, dan tinggal di rumah jika Anda

curiga telah terpapar dan / atau bergejala. Langkah-langkah di seluruh komunitas

termasuk transisi ke pengajaran online, bisnis ditutup sementara, dan keterlibatan

luas telekomunikasi. Beberapa negara bagian termasuk negara bagian

Washington, California, dan New York menggunakan pesanan rumah di seluruh

negara bagian yang dikeluarkan untuk meminimalkan kontak. Tindakan nasional

yang diambil untuk meminimalkan kontak dengan individu yang berpotensi

terinfeksi termasuk membatalkan perjalanan dari China dan Eropa. Kemungkinan

tindakan tambahan akan diambil dengan penangguhan perjalanan udara domestik

dalam daftar.

Menurut sebuah penelitian besar yang dilakukan di China, individu yang

lebih muda lebih cenderung asimtomatik ketika terinfeksi dan mungkin tidak

menyadari bahwa mereka menempatkan orang lain pada risiko. Yang paling

penting adalah risiko penularan infeksi kepada orang tua, terutama mereka yang

berusia di atas 60 tahun. Tingkat keparahan penyakit jauh lebih mengerikan pada

populasi ini dengan hubungan yang kuat antara kematian di rumah sakit dan usia

lanjut. Oleh karena itu, kontak dibatasi tidak hanya untuk memastikan keamanan

pribadi, tetapi juga untuk mencegah penyebaran penyakit. penyakit kepada orang

lain yang berisiko tinggi untuk mengembangkan komplikasi parah.

23
Ketika menerapkan social distancing, seseorang tidak diperkenankan

untuk berjabat tangan serta menjaga jarak setidaknya 1 meter saat berinteraksi

dengan orang lain, terutama dengan orang yang sedang sakit.Selain itu, ada

beberapa contoh penerapan social distancing yang umum dilakukan, yaitu:

a. Bekerja dari rumah (work from home)Belajar di rumah secara online bagi

siswa sekolah dan mahasiswa

b. Menunda pertemuan atau acara yang dihadiri orang banyak, seperti

konferensi, seminar, dan rapat, atau melakukannya secara online lewat

konferensi video atau teleconference

c. Tidak mengunjungi orang yang sedang sakit, melainkan cukup melalui

telepon atau video call

Gambar 2.4 : Contoh penerapan Social Distancing


Sumber : (Detik.com)

2.7 Perilaku Hdup Bersih Sehat (PHBS)

Perilaku Hidup Bersih Sehat adalah sekumpulan perilaku yang

dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan

seseorang,keluarga,kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri

(mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan

24
masyarakat. Dengan demikian,PHBS mencakup beratus-ratus bahkan mungkin

beribu-ribu perilaku yang harus dipraktikkan dalam rangka mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Di bidang pencegahan dan

penanggulangan serta penyehatan lingkungan harus dipraktikkan perilaku cuci

tangan dengan sabun,pengelolaan air minum dan makanan yang memenuhi

syarat,menggunakan air bersih,menggunakan air jamban sehat,pengelolaan limbah

cair yang memenuhi syarat,memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di dalam

ruangan dan lain-lain

Di fasilitas pelayanan kesehatan (Klinik,Puskesmas,Rumah Sakit dan lain-

lain) sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan

Fasilitas pelayanan kesehatan ber-PHBS,mencakup mencuci tangan dengan

sabun,menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak

merokok,tidak mengkonsumsi NAPZA,tidak meludah sembarang

tempat,memberantas jentik nyamuk dan lain-lain. (Permenkes nomor 2269 tahun

2011)

Gambar 2.5 : Contoh Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Sumber : (RSUD Dr.Soekardjo Tasikmalaya)

25
2.8 Coronavirus (COVID-19)

Coronavirus (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh

virus korona yang baru ditemukan.Kebanyakan orang yang terinfeksi virus

COVID-19 akan mengalami penyakit pernapasan ringan hingga sedang dan

sembuh tanpa memerlukan perawatan khusus. Orang tua dan mereka yang

memiliki masalah medis seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit

pernapasan kronis, dan kanker lebih mungkin mendapatkan penyakit yang lebih

serius

Cara terbaik untuk mencegah dan memperlambat penularan adalah dengan

mengetahui dengan baik tentang virus COVID-19, penyakit yang ditimbulkannya,

dan bagaimana penyebarannya.Virus COVID-19 menyebar terutama melalui

tetesan air liur atau cairan dari hidung saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin,

jadi Anda juga harus mempraktikkan etika batuk (batuk ke siku yang tertekuk).

(WHO,2019)

2.9 Kerangka Konsep

Berdasarkan Rumusan Masalah yang ada maka kerangka konsep dari

proposal karya tulis ilmiah ini dapat penulis gambarkan sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Menaati Protokol
Evaluasi Kepatuhan Kesehatan

Gambar 2.6 : Kerangka Konsep

26
BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan pada permasalahan yang diteliti,metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

penelitian yang bersifat deskriptif merupakan penelitian yang memberi gambaran

secermat mungkin mengenai suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok

tertentu.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Instalasi Radiologi RSUD Pariaman,RSUD

Prof.DR.MA Hanafiah SM Batusangkar, dan RST Dr.Reksodiwiryo Padang

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2020-Oktober 2021

3.3 Responden

Responden yang dijadikan pada penelitian ini adalah mahasiswa praktek

Jurusan Radiologi pada tiga Rumah Sakit yang berbeda di Instalasi Radiologi.

3.4 Instrumen Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian :

1. Kamera

Untuk mendokumentasi hasil pengumpulan data pada penelitian.

2. Tape Recorder

27
Untuk dokumentasi wawancara terhadap objek penelitian.

3. Lembar Izin Penelitian

Sebagai syarat penulis bisa meneliti di rumah sakit.

4. Panduan Wawancara

Sebagai panduan peneliti dalam mewawancarai objek penelitian.

3.5 Langkah-langkah Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini adapun langkah-langkah penelitian yang

dilakukan peneliti guna mencapai tujuan dari penelitian tersebut, berikut

tahapannya:

1. Penelitian dilakukan di Instalasi Radiologi pada tiap-tiap tiga Rumah Sakit

yang berbeda.

2. Peneliti melakukan observasi terlebih dahulu di Instalasi Radiologi

terhadap mahasiswa praktek prodi radiologi Universitas Baiturrahmah

yang sedang melakukan kerja praktek lapangan.

3. Peneliti melakukan wawancara secara mendalam kepada mahasiswa yang

tidak melaksanakan protokol kesehatan pada sebelum dan sesudah

melakukan pemeriksaan Radiografi dengan menggunakan lembar

pertanyaan wawancara dan rekaman di Instalasi Radiologi.

4. Kemudian data dirangkum dan diolah.

5. Menarik kesimpulan dan saran.

3.6 Diagram Alir Penelitian

Pada penelitian ini ada beberapa tahapan alir penelitian yang akan

dilakukan untuk mencapai hasil dari penelitian dan kesimpulan dengan tahapan

28
sebagai berikut
Observasi Lapangan

Dokumentasi

Pengambilan Data berupa


wawancara dengan objek
penelitian yaitu mahasiswa
praktek prodi radiologi
universitas baitturahmah

Data hasil wawancara tersebut


akan diolah dan diproses
kembali.

Menarik Kesimpulan dan


saran

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

3.7 Variabel Penelitian

Sugiyono (2016:38) menjelaskan bahwa variabel penelitian adalah suatu

atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai

variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu Kepatuhan Mahasiswa

Prodi Radiologi Universitas Baiturrahmah dan Menaati protokol kesehatan.

29
3.8 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan lima macam sebagai

berikut:

1. Pengumpulan Data Kepustakaan

Pengumpulan data kepustakaan ini dimaksudkan sebagai upaya untuk

mengumpulkan data mengenai teori-teori dan konsep-konsep yang berhubungan

dengan penelitian dari berbagai literature baik berupa buku-buku jurnal penelitian

atau literature lainnya yang relevan.

2. Pengumpulan Data Lapangan

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data lapangan melalui

wawancara kepada responden.

3. Metode Observasi

Peneliti melakukan observasi langsung kepada mahasiswa praktek prodi

radiologi Universitas Baiturrahmah tentang pelaksanaan protokol kesehatan di

Instalasi Radiologi RSUD Pariaman,RSUD Prof.DR.MA Hanafiah SM

Batusangkar, RST Dr.Reksodiwiryo Padang

4. Metode Wawancara

Sesudah observasi, peneliti melakukan wawancara langsung dengan

mahasiswa praktek prodi radiologi Universitas Baiturrahmah bagi yang tidak

menaati protokol kesehatan setelah melakukan pemeriksaan yang berkaitan

dengan pelaksanaan protokol kesehatan di Instalasi Radiologi.

5. Metode Dokumentasi

30
Peneliti melakukan dokumentasi tentang pelaksanaan protokol kesehatan

di Instalasi Radiologi kepada mahasiswa praktek prodi radiologi Universitas

Baiturrahmah dengan melakukan perekaman suara.

3.9 Pengolahan Data dan Penyajian Data

3.9.1 Pengolahan Data

Pada penelitian ini peneliti melakukan wawancara kepada setiap

responden yang tidak melakukan protokol kesehatan dan hasil wawancara untuk

mendapatkan data yang dibutuhkan sehingga dapat digunakan untuk membahas

permasalahan yang ada. Data yang diolah selanjutnya dipahami, dirangkum dan

sehingga dapat diambil kesimpulannya.

3.9.2 Penyajian Data

Pada penelitian ini data disajikan dalam bentuk tabel dan transkip

wawancara mengenai kepatuhan mahasiswa praktek prodi radiologi Universitas

Baiturrahmah terhadap pentingnya menaati protokol kesehatan di Instalasi

Radiologi tiga rumah sakit yang berbeda.

31
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Selama penulis melakukan observasi tentang evaluasi kepatuhan

mahasiswa praktek prodi radiologi universitas baiturrahmah terhadap pentingnya

menaati protokol kesehatan di instalasi radiologi di tiga rumah sakit berbeda,

Penulis melihat bagaimana mahasiswa praktek disana berpraktek dan ditemukan

bahwa ada sebanyak 10 orang mahasiswa yang tidak menerapkan protokol

kesehatan.Ada aspek protokol kesehatan yang tidak diterapkan yaitu mencuci

tangan (Hand Hygiene), Untuk aspek protokol kesehatan lainnya seperti

pengunaan APD, Penerapan Social Distancing, dan penerapan PHBS sudah

dilakukan oleh seluruh mahasiswa praktek di tiga rumah sakit yang berbeda.

Wawancara terhadap mahasiswa dilakukan pada tiga Rumah Sakit yang

berbeda diarntaranya RSUD Pariaman, RSUD Prof.DR.MA Hanafiah SM

Batusangkar,dan RST Dr.Reksodiwiryo Padang.

Berikut alasan dari mahasiswa Prodi Radiologi tidak menaati protokol

kesehatan:

1. Alasan responden 1: “Karena tangan tidak terlalu kotor

dan saya tidak terlalu memegang pasien saat melakukan pemeriksaan

terhadap pasien”.

2. Alasan responden 2: “Tadi tidak terlalu banyak memegang

pasien, jadi tangan tidak begitu kotor makanya tidak mencuci tangan”.

3. Alasan responden 3: “Karena tangan tidak begitu kotor”.

32
4. Alasan responden 4: “Biasanya karena pasien dalam keadaan gawat

darurat, contohnya saja seperti tadi”.

5. Alasan responden 5: “Biasanya karena pasien dalam keadaan gawat

darurat, contohnya saja seperti tadi”.

6. Alasan responden 6: “Kalau kondisi tadi itu saya malas, karena

saya tadi tidak terlalu banyak memegang pasien”.

7. Alasan responden 7: ““Kalau malas tidak, tetapi karena tangan tidak

terlalu kotor”.

8. Alasan responden 8: “Karena tangan tidak begitu kotor”.

9. Alasan responden 9: “Tadi saya sudah memakai handscoon, jadi tidak

cuci tangan”.

10. Alasan responden 10: “Karena sebelumnya saya sudah memakai

handscoon jadi tidak perlu melakukan pencucian tangan lagi”.

Dari alasan yang diberikan dinyatakan bahwa responden yang tidak

menaati protokol kesehatan disebabkan karena:

1. Tangan tidak terlihat kotor, yang menjawab sebanyak 5 orang.

2. Sudah menggunakan sarung tangan (handscoon), yang menjawab

sebanyak 2 orang.

3. Karena keadaan gawat darurat, yang menjawab sebanyak 2 orang.

4. Karena malas, yang menjawab sebanyak 1 orang.

33
Tabel 4.1
Mahasiswa Yang Menerapkan Dan Tidak Menerapkan Hand Hygiene Pada Tiap-
Tiap Rumah Sakit
Mahasisw
Mahasiswa
Rumah Sakit a Yang
Yang Tidak
Menerap Total
No Menerapkan
kan Mahasiswa
Hand
Hand
Hygiene
Hygiene
1 RSUD Pariaman 10 orang 5 orang 15 orang
RST Dr.Reksodiwiryo
2 14 orang 2 orang 16 orang
padang
RSUD Prof.DR.MA
3 Hanafiah SM 7 orang 3 orang 10 orang
Batusangkar
Jumlah 31 orang 10 orang 41 orang

Presentase :

31
1. Mahasiswa yang menerapkan Hand Hygiene adalah x100% =
41

75,6%

2.Mahasiswa yang tidak menerapkan Hand Hygiene adalah


10
x100 = 24,4%
41

Tabel 4.2
Mahasiswa Yang Menerapkan Dan Tidak Menerapkan Pengunaan APD Pada
Tiap-Tiap Rumah Sakit
Mahasisw
Mahasiswa
Rumah Sakit a Yang
Yang Tidak
Menerap Total
No Menerapkan
kan Mahasiswa
Hand
Hand
Hygiene
Hygiene
1 RSUD Pariaman 15 orang 0 orang 15 orang
RST Dr.Reksodiwiryo
2 16 oang 0 orang 16 orang
padang
RSUD Prof.DR.MA
3 Hanafiah SM 10 orang 0 orang 10 orang
Batusangkar
Jumlah 31 orang 0 orang 41 orang

34
Presentase :

41
1. Mahasiswa yang menerapkan Pengunaan APD adalah x100% =
41

100%

2.Mahasiswa yang tidak menerapkan Pengunaan APD adalah


0
x100 = 0%
41

Tabel 4.3
Mahasiswa Yang Menerapkan Dan Tidak Menerapkan Social Distancing Pada
Tiap-Tiap Rumah Sakit
Mahasisw
Rumah Sakit a Yang Mahasiswa
Menerap Yang Tidak
Total
No kan Menerapkan
Mahasiswa
Social Social
Distancin Distancing
g
1 RSUD Pariaman 15 orang 0 orang 15 orang
RST Dr.Reksodiwiryo
2 16 oang 0 orang 16 orang
padang
RSUD Prof.DR.MA
3 Hanafiah SM 10 orang 0 orang 10 orang
Batusangkar
Jumlah 31 orang 0 orang 41 orang

Presentase :

41
1. Mahasiswa yang menerapkan Social Distancing adalah x100% =
41

100%

2.Mahasiswa yang tidak menerapkan Social Distancing adalah


0
x100 = 0%
41

35
Tabel 4.4
Mahasiswa Yang Menerapkan Dan Tidak Menerapkan PHBS(Pola Hidup Bersih
Sehat) Pada Tiap-Tiap Rumah Sakit

Mahasisw
Mahasiswa
Rumah Sakit a Yang
Yang Tidak Total
No Menerap
Menerapkan Mahasiswa
kan
PHBS
PHBS
1 RSUD Pariaman 15 orang 0 orang 15 orang
RST Dr.Reksodiwiryo
2 16 oang 0 orang 16 orang
padang
RSUD Prof.DR.MA
3 Hanafiah SM 10 orang 0 orang 10 orang
Batusangkar
Jumlah 31 orang 0 orang 41 orang
Presentase :

41
1. Mahasiswa yang menerapkan PHBS adalah x100% =100%
41

2.Mahasiswa yang tidak menerapkan PHBS adalah


0
x100 = 0%
41

4.2 Pembahasan

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa mahasiswa yang patuh protokol

kesehatan dari aspek penerapan Hand Hygiene adalah 75,6% dan yang tidak patuh

Hand Hygiene adalah 24,4% dari 41 orang mahasiswa praktek prodi radiologi

Universitas Baiturrahmah pada tiga Rumah Sakit yang berbeda. Untuk aspek

lainnya seperti penggunaan APD, Penerapan Social Distancing, dan penerapan

PHBS mahasiswa telah mematuhi ketiga aspek protokol kesehatan tersebut.

36
faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya kepatuhan protokol

kesehatan dari aspek Hand Hygiene diantaranya paling banyak mahasiswa

menjawab tidak melakukan protokol kesehatan yaitu disebabkan karena alasan

tangan tidak terlalu kotor sebanyak 5 orang, Diikuti Sudah menggunakan sarung

tangan (handscoon) yang menjawab sebanyak 2 orang, Karena keadaan gawat

darurat yang menjawab sebanyak 2 orang, Karena malas yang menjawab

sebanyak 1 orang. Total keseluruhan mahasiswa yang tidak mematuhi protokol

kesehatan dari aspek Hand Hygiene adalah 10 orang

37
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat peneliti ambil dari penelitian ini, yaitu :

1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan data mengenai

seberapa besar kepatuhan mahasiswa praktek prodi radiologi Universitas

Baiturrahmah pada tiga Rumah Sakit yang berbeda tentang penerapan

protokol kesehatan dari aspek Hand Hygiene di Instalasi Radiologi adalah

sebesar 75,6% (31 orang) yang patuh dan 24,4% (10 orang) yang tidak

patuh dari keseluruhan total 41 orang mahasiswa.Untuk Penerapan

protokol kesehatan seperti penggunaan APD, Penerapan Social

Distancing, dan Penerapan PHBS sudah diterapkan oleh mahasiswa di

instalasi radiologi di tiga rumah sakit yang berbeda.

2. Faktor-faktor yang menjadi alasan rendahnya kepatuhan protokol

kesehatan mahasiswa praktek prodi Radiologi Universitas Baiturahhmah

adalah:

a. Tangan tidak terlihat kotor

b. Sudah menggunakan handscoon

c. Keadaan gawat darurat

d. Malas.

Diantara jawaban responden tersebut yang paling banyak menjawab adalah

karena tangan tidak terlalu kotor.

38
5.2 Saran

Dari hasil penelitian tentang Evaluasi Kepatuhan Mahasiswa Praktek prodi

radiologi Terhadap Pentingnya Menaati protokol kesehatan Di Instalasi Radiologi

Pada tiga Rumah Sakit Yang Berbeda sebaiknya mahasiswa praktek prodi

radiologi lebih memperhatikan lagi untuk menjaga protokol kesehatan khususnya

kebersihan tangan agar terhindar dari kontaminasi virus dan bakteri saat

melakukan pemeriksaan Radiografi,karena penerapan protokol kesehatan saat atau

sesudah melakukan pemeriksaan di Instalasi Radiologi juga termasuk sebagai

penunjang keselamatan dalam bekerja.

39
DAFTAR PUSTAKA

Kepmenkes Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020

Tribowo, Cecep dan Mitha, E. Pusphandani. 2013. Kesehatan Lingkungan Dan


K3. Yogyakarta: Nuha Medika.

http://repository.unimus.ac.id/1875/4/12.%20BAB%20II.pdf diakses 27 november


2020

Kepmenkes RI No. 1087/Menkes/SK/VIII/2010

Harwanti, Nunik. (2009). “Program D III Hiperkes Dan Keselamatan Kerja


Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret”. Laporan Khusus:
Pemakaian Alat Pelindung Diri Dalam Memberikan Perlindungan Bagi
Tenaga Kerja Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

Permenkes nomor 2269/MENKES/PER/XI/2011

www.academia.edu/7418071/MATERI_MENCUCI_TANGAN_MENGGUNAK
AN_AIR_DAN_SABUN diakses 26 november 2020

Sen-crowe B, Mckenny M, Elkbull A. Social Distancing during The Covid-19


PANDEMIC: Staying Home Save Lives. Am J Emerg Med. 2020

https://www.who.int/health-topics/coronavirus#tab=tab_1 diakses 23 desember


2020

WHO.2009.WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care : First Global


Patient Safety Challenge : Clean Care is Safer Care.Switzerland : WHO
Publlication

Notoadmojo, Soekidjo. (2012). Metodelogi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi


Cetakan Kedua), Jakarta : Rhineka Cipta

Permenkes RI nomor 52 tahun 2018

Sugiyono.(2016).Metodologi Penelitiaan Kuantitatif Kualitatif dan R&D.


Bandung : Alfabeta.
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Bimbingan Konsul
Lampiran 2 : Lembar Izin Penelitian
Lampiran 3 : Pertanyaan Wawancara dengan Mahasiswa Praktek

PERTANYAAN WAWANCARA DENGAN MAHASISWA PRAKTEK

 Pelanggaran Cuci Tangan

1. Apakah Biasanya Anda mencuci tangan sebelum dan sesudah


melakukan pemeriksaan rontgen di instalasi radiologi?

2. Kenapa anda tidak mencuci tangan pada saat sebelum dan sesudah
pemeriksaan?apakah anda tidak khawatir akan bahaya nya virus atau
hal ainnya?

3. Apa yang anda ketahui tentang fungsi cuci tangan tersebut?

4. Selama Merontgen tadi,Saya melihat anda tidak mencuci tangan


padahal pasien tersebut mempunyai riwayat penyakit (nama
penyakit),kenapa anda tidak menerapkan cuci tangan? Apakah anda
lupa?
Lampiran 4 : Hasil Transkip Wawancara dengan Mahasiswa Praktek

Lampiran 4. Transkip Wawancara 1

TRANSKIP WAWANCARA

Pekerjaan Responden : Mahasiswa Prodi Radiologi Universitas Baiturrahmah.

Waktu/ tempat : 14 juni 2021/ Instalasi Radiologi RSUD Pariaman

Keterangan : P = Peneliti

R1= Responden 1

Hasil Wawancara

P : Assalamualaikum wr.wb

R1: Waalaikumsalam wr.wb

P: Saya Reztu Jhon Koto saya mahasiswa radiologi universitas

baiturrahmah ingin wawancara tentang Kepatuhan anda terhadap

protokol kesehatan selama PKL di RSUD Pariaman.

P : Baiklah mari kita langsung saja dengan pertanyaan nya,Apakah

biasanya anda mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan

pemeriksaan rontgen di Instalasi Radiologi?

R1: Terkadang iya terkadang tidak juga bang.

P : Mungkin hand hygiene ini terlihat agak sepele ya, tapi apakah anda

tidak khawatir terkontaminasi virus atau hal lainnya? Apalagi dalam

masa pandemi ini protokol kesehatan harus di terapkan agar anda

tidak terkena virus corona.

R1: Enggak juga sih bang.


P : Ooo begitu, selain dari itu apa saja yang anda ketahui tentang

kegunaan hand hygiene?

R1: Biasanya seperti untuk membunuh kuman atau bakteri atau pembersih

bekas dari darah bang.

P : Seperti agar tangan bersih?

R1: Iya.

P : Selama merontgen tadi saya melihat anda tidak melakukan

cuci tangan? Padahal anda sedang merontgen pasien yang

mempunyai riwayat TB,lupa atau ada hal lain yang bisa jadi

alasannya?

R1: Mungkin karena tangan tak terlalu kotor bang dan lagian saya tak

terlalu memegang pasien saat pemeriksaan tadi.

P : Selain itu penggunaan handscoon yang saya ketahui juga berguna

untuk mencegah terjadinya kontaminasi dan apakah jika anda

menggunakan handscoon akan mencuci tangan setelah melepasnya?

R1: Kadang-kadang iya saya cuci tangan bang.

P : Baiklah wawancaranya saya akhiri dan terima kasih atas kerja

samanya.Wassalamualaikum wr,wb

R1: Baik bang,Waalaikumsalam wr,wb


Lampiran 4. Transkip Wawancara 2

TRANSKIP WAWANCARA

Pekerjaan Responden : Mahasiswa prodi radiologi Universitas Baiturrahmah.

Waktu/ tempat : 14 Juni 2021/ Instalasi Radiologi RSUD pariaman

Keterangan : P = Mahasiswa

R2= Responden 2

Hasil Wawancara

P : Assalamualaikum wr.wb

R2: Waalaikumsalam wr.wb

P :Saya Reztu Jhon Koto saya mahasiswa radiologi universitas

baiturrahmah ingin wawancara tentang Kepatuhan anda terhadap

protokol kesehatan selama PKL di RSUD Pariaman

P : Baiklah mari kita langsung saja dengan pertanyaan nya,Apakah

biasanya anda mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan

pemeriksaan rontgen di Instalasi Radiologi?

R2: Terkadang saya melakukannya terkadang tidak.

P : Mungkin hand hygiene ini terlihat agak sepele ya, tapi apakah anda

tidak khawatir terkontaminasi virus atau hal lainnya? Apalagi dalam

masa pandemi ini protokol kesehatan harus di terapkan agar anda

tidak terkena virus corona

R2: Hmm enggak juga la.

P : Ooo begitu, selain dari itu apa saja yang anda ketahui fungsi dari

hand hygiene tersebut?


R2: Fungsinya yang pertama yaitu untuk membunuh bakteri dan virus,

yang kedua untuk mensterilisasikan tangan.

P : Hanya itu?

R2: Iya..yang saya ketahui cuman itu sih

P : Selama merontgen tadi saya melihat anda tidak melakukan

cuci tangan? Padahal anda sedang merontgen pasien yang

mempunyai riwayat batuk-batuk,lupa atau ada hal lain yang bisa jadi

alasannya?

R2: Tadi tu tidak terlalu banyak memegang pasien jadi tangan tidak begitu

kotor makanya tidak melakukan cuci tangan.

P : Selain itu penggunaan handscoon yang saya ketahui juga berguna

untuk mencegah terjadinya kontaminasi dan apakah jika anda

menggunakan handscoon akan mencuci tangan setelah melepasnya?

R2: Iya, kadang-kadang iya cuci tangan.

P : Kadang tidak juga?

R2: Ya kadang tidak juga

P : Baiklah wawancaranya saya akhiri dan terima kasih atas kerja

samanya.wassalamualaikum wr.wb

R2: Iya sama-sama.waalaikumsalam wr.wb


Lampiran 4. Transkip Wawancara 3

TRANSKIP WAWANCARA

Pekerjaan Responden : Mahasiswa prodi radiologi Universitas Baiturrahmah.

Waktu/ tempat : 14 Juni 2021/ Instalasi Radiologi RSUD pariaman

Keterangan : P = Mahasiswa

R3= Responden 3

Hasil Wawancara

P : Assalamualaikum wr.wb

R3: Waalaikumsalam wr.wb

P : Saya Reztu Jhon Koto saya mahasiswa radiologi universitas

baiturrahmah ingin wawancara tentang Kepatuhan anda terhadap

protokol kesehatan selama PKL di RSUD Pariaman

P : Baiklah mari kita langsung saja dengan pertanyaan nya,Apakah

biasanya anda mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan

pemeriksaan rontgen di Instalasi Radiologi?

R3: Kadang iya dan kadang tidak bang

P : Mungkin hand hygiene tidak begitu dipedulikan ya atau terlihat agak

sepele. Apakah anda tidak kawatir terkontaminasi virus atau hal

lainnya? Apalagi dalam masa pandemi ini protokol kesehatan harus di

terapkan agar anda tidak terkena virus corona

R3: Enggak juga la bang

P : Selain dari itu apa saja yang anda ketahui kegunaan dari hand

hygiene ini?
R3: Fungsinya untuk membunuh bakteri dan virus.

P : Hanya itu yang anda ketahui?

R3: Iya.

P : Selama merontgen tadi saya melihat anda tidak melakukan

cuci tangan? Padahal anda sedang merontgen pasien yang

mempunyai riwayat TB. lupa,malas,atau ada hal lain yang bisa jadi

alasannya?

R3: Karena tangan tidak begitu kotor bang

P : Selain itu penggunaan handscoon yang saya ketahui juga berguna

untuk mencegah terjadinya kontaminasi. Apakah jika menggunakan

handscoon anda mencuci tangan setelah melepasnya?

R3: Kadang-kadang iya cuci tangan.

P : Kadang tidak juga?

R3: Kadang tidak juga.

P : Baiklah wawancaranya saya akhiri dan terima kasih atas kerja

samanya.Wassalamualaikum wr,wb

R3: Waalaikumsalam wr,wb


Lampiran 4. Transkip Wawancara 4

TRANSKIP WAWANCARA

Pekerjaan Responden : Mahasiswa Prodi Radiologi Universitas Baiturrahmah.

Waktu/ tempat : 14 juni 2021/ Instalasi Radiologi RSUD Pariaman

Keterangan : P = Peneliti

R4= Responden 4

Hasil Wawancara

P : Assalamualaikum wr.wb

R4: Waalaikumsalam wr.wb

P : Saya Reztu Jhon Koto saya mahasiswa radiologi universitas

baiturrahmah ingin wawancara tentang Kepatuhan anda terhadap

protokol kesehatan selama PKL di RSUD Pariaman

P : Baiklah mari kita langsung saja dengan pertanyaan nya,Apakah

biasanya anda mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan

pemeriksaan rontgen di Instalasi Radiologi?

R4: Kadang mencuci tangan dan kadang tidak, ya dilihat dari klinis

pasiennya.

P : Berarti sama kayak yang tadi ya?

R4: Iya bang.

P : Mungkin hand hygiene ini terlihat agak sepele ya, tapi apakah anda

tidak khawatir terkontaminasi virus atau hal lainnya? Apalagi dalam

masa pandemi ini protokol kesehatan harus di terapkan agar anda

tidak terkena virus corona.


R4: Hmm kalau dibilang kawatir iya bang tapi tergantung dari pasiennya.

P : Begitu, berarti dilihat dari pasien ya, seperti klinisnya?

R4: Iya.

P : Selain dari itu apa saja yang anda ketahui kegunaan dari hand

hygiene?

R4: Biasanya bang membunuh bakteri dan virus, mensterilkan tangan,

terus mencegah terjadinya penularan virus dan bakteri, supaya tangan

terlihat bersih dan tidak kotor.

P : Hanya itu?

R4: Iya.

P : Selama merontgen tadi saya lihat anda tidak melakukan

cuci tangan? Padahal anda merontgen pasien yang ada darahnya,

bercucuran darah ditangan pasien. Tapi apakah hal itu karena keadaan

darurat, lupa atau mungkin malas atau ada alasan lainnya?

R4: Biasanya bang karena pasien dalam keadaan gawat darurat, contohnya

saja seperti tadi.

P : Selain itu penggunaan handscoon juga berguna untuk mencegah

terjadinya kontaminasi dan apakah jika menggunakan handscoon

anda juga mencuci tangan setelah melepasnya?

R4: Kadang-kadang iya sih bang cuci tangan.

P : Kadang tidak juga?

R4: Iya.

P : Baiklah wawancaranya saya akhiri dan terima kasih atas kerja


samanya.Wassalamualaikum wr,wb

R4: Baik bang.Waalaikumsalam wr,wb


Lampiran 4. Transkip Wawancara 5

TRANSKIP WAWANCARA

Pekerjaan Responden : Mahasiswa Prodi Radiologi Universitas Baiturrahmah.

Waktu/ tempat : 14 juni 2021/ Instalasi Radiologi RSUD Pariaman

Keterangan : P = Mahasiswa

R5= Responden 5

Hasil Wawancara

P : Assalamualaikum wr.wb

R5: Waalaikumsalam wr.wb

P : Saya Reztu Jhon Koto saya mahasiswa radiologi universitas

baiturrahmah ingin wawancara tentang Kepatuhan anda terhadap

protokol kesehatan selama PKL di RSUD Pariaman

P : Baiklah mari kita langsung saja dengan pertanyaan nya,Apakah

biasanya anda mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan

pemeriksaan rontgen di Instalasi Radiologi?

R5: Kalau biasanya kadang dicuci bang kadang tidak, ya dilihat dari

kondisi pasien.

P : Mungkin hand hygiene ini terlihat agak sepele ya, tapi apakah

anda tidak khawatir terkontaminasi virus atau hal lainnya?

Apalagi dalam masa pandemi ini protokol kesehatan harus di terapkan

agar anda tidak terkena virus corona.

R5: Kalau dipikir-pikir kawatir sih bang, kadang sering lengah la, kalau

siap memeriksa pasien tu sering lupa bang.


P : Selain dari itu apa saja yang anda tau dari kegunaan dari cuci tangan?

R5: Mensterilkan tangan bang.

P : Terus?

R5: Mencegah terjadinya penularan penyakit dari pasien dan supaya

tangan bersih dan tidak kotor.

P : Hanya itu?

R5: Ya yang saya tahu itu sih bang.

P : Selama merontgen kenapa tadi saya lihat anda tidak

melakukan cuci tangan? Padahal anda sedang merontgen pasien

yang ada darahnya. Apakah karna keadaan darurat atau lupa, mungkin

bisa saja malas?

R5: Tadi tu karena pasiennya dalam keadaan darurat bang, contohnya

kayak tadi kan.

P : Ooo gitu, jadi tergesa-gesa ya?

R5: Iya

P : Selain itu penggunaan handscoon juga berguna untuk mencegah

terjadinya kontaminasi dan apakah jika setelah menggunakan

handscoon anda mencuci tangan?

R5: Iya bang, kadang-kadang iya cuci tangan,

P : Baiklah wawancaranya saya akhiri dan terima kasih atas kerja

samanya.Wassalamualaikum wr,wb

R5: Baik bang.Waalaikumsalam wr,wb


Lampiran 4. Transkip Wawancara 6

TRANSKIP WAWANCARA

Pekerjaan Responden : Mahasiswa Prodi Radiologi Universitas Baiturrahmah.

Waktu/ tempat : 15 juni 2021/ Instalasi Radiologi RST Dr.Reksodiwiryo

padang

Keterangan : P = Peneliti

R6= Responden 6

Hasil Wawancara

P : Assalamualaikum wr.wb

R6: Waalaikumsalam wr.wb

P : Saya Reztu Jhon Koto saya mahasiswa radiologi universitas

baiturrahmah ingin wawancara tentang Kepatuhan anda terhadap

protokol kesehatan selama PKL di RST Dr.Reksodiwiryo padang.

P : Baiklah mari kita langsung saja dengan pertanyaan nya,Apakah

biasanya anda mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan

pemeriksaan rontgen di Instalasi Radiologi?

R6: Ya kadang mencuci tangan dan kadang tidak bang, dilihat dari kondisi

pasiennya juga.

P : Mungkin hand hygiene ini terlihat agak sepele ya, tapi apakah anda

tidak khawatir terkontaminasi virus atau hal lainnya? Apalagi dalam

masa pandemi ini protokol kesehatan harus di terapkan agar anda

tidak terkena virus corona.

R6: Kalau dibilang kawatir sih iya, tapi tergantung dari klinis pasien juga
kita harus melihat klinis dulu.

P : Selain dari itu anda tahu apa kegunaan dari cuci tangan?

R6: Kalau fungsinya yang saya tahu bang yang pertama itu untuk

mensterilkan tangan, yang kedua untuk mencegah terjadinya

penularan virus dan bakteri dari pasien ke kita.

P : Menurut anda fungsinya begitu ya?

R6: Iya bang.

P : Selama merontgen tadi saya melihat anda tidak melakukan

cuci tangan? Padahal anda sedang merontgen pasien yang

mempunyai riwayat penyakit paru-paru.Apakah karena keadaan

darurat, lupa, atau bisa saja malas, atau bagaimana?

R6: Kalau kondisi tadi tu bang saya malas karena saya tadi tidak terlalu

banyak memegang pasien, kan cuman pemeriksaan thorax.

P : Selain itu penggunaan handscoon juga berguna untuk mencegah

terjadinya kontaminasi. Ketika menggunakan handscoon apakah

setelah itu anda mencuci tangan?

R6: Kadang-kadang iya cuci tangan, kadang-kadang juga tidak.

P : Baiklah wawancaranya saya akhiri dan terima kasih atas kerja

samanya.Wassalamualaikum wr,wb

R6: Baik bang.Waalaikumsalam wr,wb


Lampiran 4. Transkip Wawancara 7

TRANSKIP WAWANCARA

Pekerjaan Responden : Mahasiswa Prodi Radiologi Universitas Baiturrahmah.

Waktu/ tempat : 15 juni 2021/ Instalasi Radiologi RST Dr.Reksodiwiryo

padang

Keterangan : P = Peneliti

R7= Responden 7

Hasil Wawancara

P : Assalamualaikum wr.wb

R7: Waalaikumsalam wr.wb

P : Saya Reztu Jhon Koto saya mahasiswa radiologi universitas

baiturrahmah ingin wawancara tentang Kepatuhan anda terhadap

protokol kesehatan selama PKL di RST Dr.Reksodiwiryo padang.

P : Baiklah mari kita langsung saja dengan pertanyaan nya,Apakah

biasanya anda mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan

pemeriksaan rontgen di Instalasi Radiologi?

R7: Kadang-kadang iya dan kadang-kadang enggak sih.

P : Mungkin hand hygiene ini terlihat agak sepele ya, tapi apakah anda

tidak khawatir terkontaminasi virus atau hal lainnya? Apalagi dalam

masa pandemi ini protokol kesehatan harus di terapkan agar anda

tidak terkena virus corona.

R7: Hmm enggak juga la, tapi tergantung dari klinis pasiennya ya.

P : Ooo begitu, selain dari itu apa saja yang anda ketahui kegunaan dari
hand hygiene ini?

R7: Hmm biasanya untuk membunuh virus, mensterilkan tangan,

mencegah terjadinya penularan virus.

P : Hanya itu?

R7: Iya.

P : Selama merontgen tadi saya melihat anda tidak melakukan

cuci tangan? Padahal anda sedang merontgen pasien yang

mempunyai riwayat penyakit paru-paru.Apakah karena keadaan

darurat, lupa, atau bisa saja malas, atau bagaimana?

R7: Kalau malas gak sih tapi karna tangan gak terlalu kotor.

P : Ooo begitu...Selain itu penggunaan handscoon juga berguna untuk

mencegah terjadinya kontaminasi tapi apakah jika menggunakan

handscoon anda akan mencuci tangan setelah melepasnya?

R7: Kadang-kadang sih iya cuci tangan.

P : Baiklah wawancaranya saya akhiri dan terima kasih atas kerja

samanya.Wassalamualaikum wr,wb

R7: Baik.Waalaikumsalam wr,wb


Lampiran 4. Transkip Wawancara 8

TRANSKIP WAWANCARA

Pekerjaan Responden : Mahasiswa Prodi Radiologi Universitas Baiturrahmah.

Waktu/ tempat : 16 juni 2021/ Instalasi Radiologi RSUD Prof.DR.MA

Hanafiah SM Batusangkar

Keterangan : P = Peneliti

R8= Responden 8

Hasil Wawancara

P : Assalamualaikum wr.wb

R8: Waalaikumsalam wr.wb

P : Saya Reztu Jhon Koto saya mahasiswa radiologi universitas

baiturrahmah ingin wawancara tentang Kepatuhan anda terhadap

protokol kesehatan selama PKL di RSUD Prof.DR.MA

Hanafiah SM Batusangkar

P : Baiklah mari kita langsung saja dengan pertanyaan nya,Apakah

biasanya anda mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan

pemeriksaan rontgen di Instalasi Radiologi?

R8: Hmm, kadang iya kadang enggak.

P : Mungkin hand hygiene ini terlihat agak sepele ya, tapi apakah anda

tidak khawatir terkontaminasi virus atau hal lainnya? Apalagi dalam

masa pandemi ini protokol kesehatan harus di terapkan agar anda

tidak terkena virus corona.

R8: Enggak juga la.


P : Ooo begitu, selain dari itu apa saja yang anda ketahui kegunaan dari

cuci tangan ini?

R8: Fungsinya yang pertama biasanya untuk membunuh bakteri dan virus,

mensterilkan tangan, mencegah terjadinya penularan virus atau bakteri

terus supaya tangan terlihat bersih dan tidak kotor.

P : Hanya itu?

R8: Iya.

P : Selama merontgen tadi saya melihat anda tidak melakukan

cuci tangan? Padahal anda sedang merontgen pasien yang

mempunyai riwayat penyakit sesak nafas .Apakah karena keadaan

darurat, lupa, atau bisa saja malas, atau bagaimana?

R8: Hmm kalau malas enggak juga tapi karena tangan gak terlalu kotor

P : Berarti gak cuci tangan gitu?

R8: Enggak.

P : Selain itu penggunaan handscoon yang saya ketahui juga berguna

untuk mencegah kontaminasi tapi apakah jika anda menggunakan

handscoon setelah melepasnya apakah anda mencuci tangan?

R8: Kadang-kadang iya cuci tangan,

P : Kadang gak juga?

R8: Kadang gak juga.

P : Baiklah wawancaranya saya akhiri dan terima kasih atas kerja

samanya.Wassalamualaikum wr,wb

R8: Baik.Waalaikumsalam wr,wb


Lampiran 4. Transkip Wawancara 9

TRANSKIP WAWANCARA

Pekerjaan Responden : Mahasiswa Prodi Radiologi Universitas Baiturrahmah.

Waktu/ tempat : 16 juni 2021/ Instalasi Radiologi RSUD Prof.DR.MA

Hanafiah SM Batusangkar

Keterangan : P = Peneliti

R9= Responden 9

Hasil Wawancara

P : Assalamualaikum wr.wb

R9: Waalaikumsalam wr.wb

P : Saya Reztu Jhon Koto saya mahasiswa radiologi universitas

baiturrahmah ingin wawancara tentang Kepatuhan anda terhadap

protokol kesehatan selama PKL di RSUD Prof.DR.MA

Hanafiah SM Batusangkar

P : Baiklah mari kita langsung saja dengan pertanyaan nya,Apakah

biasanya anda mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan

pemeriksaan rontgen di Instalasi Radiologi?

R9: Hmm...kadang-kadang iya dan kadang-kadang tidak

P : Mungkin hand hygiene ini terlihat agak sepele ya, tapi apakah anda

tidak khawatir terkontaminasi virus atau hal lainnya? Apalagi dalam

masa pandemi ini protokol kesehatan harus di terapkan agar anda

tidak terkena virus corona.

R9: Khawatir sih…


P : Ooo khawatir ya

R9: iya.

P : Selain dari itu apa saja yang anda ketahui kegunaan dari hand hygiene

tersebut?

R9: Kalau fungsinya yang saya tau agar tangan bersih dan bebas dari

bakteri

P : Hanya itu?

R9: Iya.

P : Selama merontgen kenapa tadi saya lihat anda tidak melakukan cuci

tangan? Padahal anda tadi sedang merontgen pasien yang banyak luka

di tubuhnya tadi dan ada perban ditubuhnya? Apakah anda melakukan

rontgen tadi karna keadaan darurat, lupa atau ada alasan lainnya?

R9: Iya tadi saya sudah pakai handscoon, hmm jadi gak cuci tangan.

P : Ooo jadi kalo udah pakai handscoon tangan udah bersih gitu?

R9: Kadang-kadang iya cuci tangan

P : Berarti tadi karna sudah pakai handscoon ya?

R9: Iya.

P : Selain itu penggunaan handscoon yang saya ketahui juga berguna

untuk mencegah terjadinya kontaminasi dan apakah jika

menggunakan handscoon anda mencuci tangan setelah melepasnya?

R9: Kadang-kadang iya kadang-kadang tidak.

P : Baiklah wawancaranya saya akhiri dan terima kasih atas kerja

samanya.Wassalamualaikum wr,wb
R9: Baik.Waalaikumsalam wr,wb
Lampiran 4. Transkip Wawancara 10

TRANSKIP WAWANCARA

Pekerjaan Responden : Mahasiswa Prodi Radiologi Universitas Baiturrahmah.

Waktu/ tempat : 16 juni 2021/ Instalasi Radiologi RSUD Prof.DR.MA

Hanafiah SM Batusangkar.

Keterangan : P = Peneliti

R10= Responden 10

Hasil Wawancara

P : Assalamualaikum wr.wb

R10: Waalaikumsalam wr.wb

P : Saya Reztu Jhon Koto saya mahasiswa radiologi universitas

baiturrahmah ingin wawancara tentang Kepatuhan anda terhadap

protokol kesehatan selama PKL di RSUD Prof.DR.MA

Hanafiah SM Batusangkar

P : Baiklah mari kita langsung saja dengan pertanyaan nya,Apakah

biasanya anda mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan

pemeriksaan rontgen di Instalasi Radiologi?

R10: Kadang iya dan kadang tidak.

P :Mungkin hand hygiene ini terlihat agak sepele ya, tapi apakah anda

tidak khawatir terkontaminasi virus atau hal lainnya? Apalagi dalam

masa pandemi ini protokol kesehatan harus di terapkan agar anda

tidak terkena virus corona.

R10: Enggak juga sih selama menjaga kebersihan.


P : Selain dari itu apa saja yang anda ketahui dari fungsi hand

hygiene?

R10: Agar untuk membersihkan tangan, bebas dari bakteri dan kuman.

P : Hanya itu?

R10: Ya mungkin hanya itu yang saya ketahui.

P : Selama merontgen kenapa tadi saya lihat anda tidak melakukan cuci

tangan? Padahal anda tadi sedang merontgen pasien yang banyak

luka di tubuhnya tadi dan ada perban ditubuhnya? Apakah anda

melakukan rontgen tadi karna keadaan darurat, lupa atau ada alasan

lainnya?

R10: Karena sebelumnya saya sudah memakai handscoon, jadi tidak

melakukan pencucian cuci tangan lagi.

P : Ooo begitu, selain itu penggunaan handscoon yang saya ketahui juga

berguna untuk mencegah terjadinya kontaminasi dan apakah jika

menggunakan handscoon anda mencuci tangan setelah

melepasnya?

R10: Ya kadang-kadang saya melakukan pencucian tangan setelah

memakai handscoon.

P : Baiklah wawancaranya saya akhiri dan terima kasih atas kerja

samanya.Wassalamualaikum wr,wb

R10: Baik.Waalaikumsalam wr,wb


Lampiran 5. Dokumentasi Wawancara dengan mahasiswa praktek

You might also like