Gambaran Kadar Cd4 Penderita Hiv/Aids Sebelum Dan Setelah Pemberian Antiretroviral (Arv) Di Rsup DR M Djamil Padang TAHUN 2015 Eka Seba Marta

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

MENARA Ilmu Vol. XIII No.

1 Januari 2019

GAMBARAN KADAR CD4 PENDERITA HIV/AIDS SEBELUM DAN SETELAH


PEMBERIAN ANTIRETROVIRAL (ARV) DI RSUP DR M DJAMIL PADANG
TAHUN 2015

Eka Seba Marta

Abstract

One treatment after infection HIV adalah Antiretroviral therapy. Keberhasilan


ARV indicator is the patient body weight increased, decreased viral load, does not occur
opportunistic infections and increased CD4. Based on a survey conducted on 3 patients
with HIV / AIDS obtained before administration of ARV CD4 levels are very low (≤ 50
mm³). Interest penelitian adalah to describe levels of CD4 HIV / AIDS before, after 6
months, 1 year and 2 years of ARV provision in Dr M Djamil Padang 2015.
This type of research is descriptive. The population of all HIV / AIDS patients
who also receive ARVs in January-September 2014 (205 people). The place of research in
VCT clinic, sample of 67 people taken by simple random sampling, taken from the
patient's medical record using the format of the data fields, then processed and analyzed
and presented in tabular form distribution.
Results showed of 67 respondents, only 1 (1.5%) had a normal CD4 levels prior
to the administration of ARVs. After 6 months of antiretrovirals, (80.6%) of respondents
increased levels of CD4 and (19.4%) of respondents experienced a decline in CD4 levels.
After 1 year of antiretrovirals, (83.6%) of respondents increased levels of CD4 and
(16.4%) of respondents experienced a decline in CD4 levels. After 2 years of
antiretrovirals, (74.6%) of respondents increased levels of CD4 and (25.4%) of respondents
experienced a decline in CD4 levels.
Based on the above results, it can be concluded that the levels of CD4
respondents experienced a good increase, but some respondents were of CD4 decline,
therefore, is expected to educate health care workers about the importance of regularly
taking ARVs for people living with HIV to maintain the immune system of PLWHA.
Reading List: 14 (2004-2014)
Keywords: CD4 levels, ARV

PENDAHULUAN
Human Immunodeficiency Virus ( HIV) adalah virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh/imunitas manusia dan menyebabkan Acquired Immunodeficiency
Syndrome (AIDS) . Human Immunodeficiency Virus( HIV) positif adalah orang yang
telah terinfeksi virus HIV dan tubuh telah membentuk antibodi (zat anti) terhadap virus
tersebut. Mereka berpotensi sebagai sumber penularan bagi orang lain( Zubairi
Djoerban, 2006)
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala klinis
akibat penurunan sistem imun yang timbul akibat infeksi HIV. Acquired
Immunodeficiency Syndrome ( AIDS)sering bermanifestasi dengan munculnya berbagai
penyakit infeksi opportunistik, keganasan, gangguan metabolisme dan lainnya (Zubairi
Djoerban, 2006)
Masalah HIV/AIDS adalah masalah besar yang mengancam Indonesia dan
banyak negara diseluruh dunia. Demikian pesatnya penularan dan penyebaran
HIV/AIDS perhitungannya bukan pertahun, perbulan, perminggu, perhari atau perjam

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 60


E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XIII No.1 Januari 2019

melainkan permenit yaitu setiap menit 5 orang terinfeksi HIV/AIDS dikenal dengan
fenomena gunung es, artinya bila ada satu kasus yang tercatat maka diasumsikan
terdapat 200 kasus yang sama yang tidak tercatat(Dadang Hawari, 2006)
Menurut perkiraan United Nations Programme on HIV/AIDS ( UNAIDS) , pada
akhir tahun 2015 secara kumulatif di seluruh dunia terdapat 40,3 juta penderita
HIV/AIDS di mana 17,5 juta diantaranya adalah perempuan(43%) dan 2,3 juta anak
usia kurang dari 15 tahun. Selama tahun 2005, diperkirakan 700.000 tertular HIV/AIDS
90% diantaranya terinfeksi akibat penularan dari ibu ke bayi(1.918 kasus per
hari)(Johana Imelda, 2008).
Laporan kasus HIV/AIDS di Indonesia sampai dengan September 2014, jumlah
penderita HIV 150.296 orang dan AIDS 55.799 orang dengan penyebaran diseluruh
wilayah dan dapat dikatakan tidak ada satu provinsi pun yang terbebas dari
HIV(Spiritia, 2014).
Jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS berdasarkan Provinsi di Indonesia sampai
dengan Juni 2014, Sumatera Barat menduduki peringkat ke 13, dengan jumlah kasus
HIV sebanyak 1136 dan kasus AIDS sebanyak 956 kasus. Dari 19 Kabupaten dan Kota
yang ada di Sumatera Barat Kota Padang memiliki kasus HIV/AIDS terbanyak.(Utari.
Dwi, 2014).
Penularan HIV bisa terjadi melalui hubungan seksual, penggunaan jarum suntik
yang tidak steril atau terkontaminasi HIV dan penularan dari ibu ke bayi (Spiritia, 2006)
Salah satu pengobatan setelah terjadi pajanan infeksi HIV pada seseorang adalah
terapi Antiretroviral Virus (ARV). Antiretroviral Virus(ARV) tidak membunuh virus
HIV, namun hanya dapat memperlambat laju pertumbuhan virus (Spiritia, 2006).
Tujuan pemberian obat ARV adalah memperbaiki status kesehatandan
kualitashidup bagi Orang dengan HIV/AIDS (ODHA), menurunkan rawat inap akibat
HIV, menurunkan kematian terkait AIDS, menurunkan angka Mother To Child
Transmision (MTCT) atau yang kita kenal dengan penularan dari ibu ke bayi dan juga
memberikan harapan baru bagi penderita HIV/AIDS untuk bisa hidup lebih lama lagi
(Spiritia, 2006).
Syarat pemberian obat ARV adalah pasien yang memilki viral load yang tinggi
dan Cluster Diffential Four (CD4) dengan jumlah ≤ 350 mm³. Pasien harus patuh
mengkonsumsi ARV karena ARV ini dikonsumsi setiap hari, tidak boleh lupa dan
mengkonsumsi ARV ini seumur hidup(Spiritia, 2006).
Indikator keberhasilan terapi ARV adalah berat badan penderita HIV/ AIDS
meningkat dan tidak terjadi penurunan, viral load menurun, tidak terjadi infeksi
opportunistik dan CD4 meningkat. Cluster Diffential Four (CD4) adalah bagian sel
darah putih yang mana sel ini memegang peranan penting dari sistem kekebalan tubuh
manusia. Setelah mengidap HIV maka CD4 akan menurun, ini tanda bahwa sistem
kekebalan tubuh semakin rusak. Untuk melihat keberhasilan terapi ARV, maka CD4
perlu dipantau dan dievaluasi secara periodik, apakah ada peningkatan dibandingkan
sebelum pemberian ARV dengan cara memeriksa CD4 dilaboraturium. Tes CD4 ini
diusulkan setiap 3-6 bulan (Spiritia,2006).
Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 28 Oktober 2014
jumlah kumulatif penderita HIV AIDS yang sudah datang berobat ke RSUP Dr M
Djamil Padang terhitung sampai bulan September 2014 adalah sebanyak 1.041 orang,
yang sudah mendapatkan pengobatan ARV adalah sebanyak 505 orang dan yang rutin
mengambil ARV adalah sebanyak 205 orang. Dari survey yang dilakukan terhadap 3

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 61


E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XIII No.1 Januari 2019

orang pasien HIV AIDS didapakan kadar CD4 sebelum pemberian ARV sangat rendah
(≤ 50 mm³).
Berdasarkan Latar Belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang ‘Gambaran Kadar CD4 Penderita HIV AIDS Sebelum dan Setelah
Pemberian ARV’ di RSUP Dr M Djamil Padang Tahun 2015.

SUBJEK DAN METODE PENELITIAN


Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu suatu bentuk penelitian yang
ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada. (Sukmadinata : 2006).
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara simpel random
sampling.
Adapun rumus pengambilan sampel sebagai berikut :
n=

n=
n= 67
ket : n = Jumlah Sampel
N = Populasi
d² = Tingkat Kepercayaan(0,1)
Kriteria Inklusi sampel dalam penelitian ini adalah :
a. Responden yang sudah mengkonsumsi ARV selama ≥ 6 bulan
b. Responden yang memiliki
catatan rekam medis di Poliklinik VCT RSUP Dr M Djamil Padang
Kriteria eklusi:
a. Pasien yang baru mengkonsumsi ARV sebelum 6 bulan
b. Pasien yang tidak patuh mengkonsumsi ARV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


1. Kadar CD4 Responden sebelum pemberian ARV
Kadar CD4 responden sebelum pemberian ARV di RSUP Dr M Djamil
Padang tahun 2015 dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel4.1
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan kadar CD4 sebelum pemberian
ARV di RSUP Dr M Djamil Padang tahun 2015
Kadar CD4 Frekuensi %
Normal 1 1,5
Tidak Normal 66 98,5
Total 67 100.0

Pada tabel diatas dapat dilihat dari 67 responden hampir semua (98,5%)
responden mempunyai kadar CD4 yang tidak normal sebelum pemberian ARV di RSUP
Dr M Djamil Padang tahun 2015.
Cluster Diffential Four (CD4) adalah bagian sel darah putih yang mana sel ini
memegang peranan penting dari sistem kekebalan tubuh manusia. Setelah mengidap
HIV maka CD4 akan menurun. Ini tanda bahwa sistem kekebalan tubuh semakin rusak.
Untuk melihat keberhasilan terapi ARV, maka CD4 perlu dipantau dan dievaluasi
secara periodik, apakah ada peningkatan dibandingkan sebelum pemberian ARV dengan

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 62


E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XIII No.1 Januari 2019

cara memeriksa CD4 dilaboraturium. Tes CD4 ini diusulkan setiap 3-6 bulan (Spiritia,
2006)
Pada penderita HIV/AIDS sel darah putih akan dibunuh oleh virus HIV ketika
menggandakan diri dalam darah, maka semakin banyak CD4 dibunuh sehingga jumlah
sel tersebut akan mengalami penurunan. Dengan kadar sel CD4 yang semakin sedikit,
kemampuan dari sistem kekebalan tubuh akan berkurang dalam melindungi tubuh dari
berbagai infeksi penyakit( Johana. Imelda, 2008)
Salah satu pengobatan setelah terjadi pajanan infeksi HIV pada seseorang adalah
terapi Antiretroviral yang berarti mengobati infeksi HIV dengan beberapa obat. Karena
HIV adalah Retrovirus maka obat ini disebut sebagai obat Antiretroviral (ARV).
Antiretroviral (ARV) tidak membunuh virus itu namun hanya dapat memperlambat laju
pertumbuhan virus, begitu juga penyakit HIV.
Tujuan pemberian obat ARV adalah memperbaiki status kesehatan dan kualitas
hidup bagi ODHA, menurunkan rawat inap akibat HIV, menurunkan kematian terkait
AIDS, menurunkan angka Mother To Child Transmision (MTCT) atau yang kita kenal
dengan penularan dari ibu ke bayi dan juga memeberikan harapan baru bagi penderita
HIV/AIDS untuk bisa hidup lebih lama lagi (Spiritia, 2006).

2. Kadar CD4 Responden setelah 6 bulan pertama pemberian ARV


Kadar CD4 responden setelah 6 bulan pemberian ARV di RSUP Dr M
Djamil Padang tahun 2015 dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel4.2
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan kadar CD4 setelah 6 bulan
pertama pemberian ARV di RSUP Dr M Djamil Padang tahun 2015
Kadar CD4 Frekuensi %
Meningkat 54 80,6
Tidak Meningkat 13 19,4
Total 67 100.0
Pada tabel diatas dapat dilihat dari 67 responden sebagian besar (80,6%)
responden mempunyai kadar CD4 yang meningkat setelah 6 bulan pertama pemberian
ARV di RSUP Dr M Djamil Padang tahun 2015.
Keberhasilan terapi dapat dilihat dari tanda-tanda klinis pasien yang membaik
setelah terapi, salah satunya infeksi opportunistik tidak terjadi. Ukuran jumlah CD4
menjadi ukuran terkuat terjadinya komplikasi HIV. Jumlah CD4 yang menurun di
asosiasikan sebagai perbaikan yang lambat dalam terapi, meski pada kenyataannya
pasien yang mulai terapi pada saat CD4 rendah akan menunjukan perbaikan yang
lambat. Namun jumlah CD4 dibawah 100 mm³ menunjukan resiko yang signifikan
untuk terjadinya penyakit HIV yang progresif.Maka, kegagalan immunologik dikatakan
terjadi jika jumlah CD4 kurang dari angka tersebut (ZubariDjoerban : 2006)
Pemberian ARV sangat efektif untuk menambah kekebalan tubuh penderita HIV/
AIDS, sehingga penderita HIV/ AIDS dituntut untuk teratur dalam mengkonsumsi ARV
agar terjadi peningkatan kadar CD4 dalam darah dan tidak terjadi infeksi oppurtunistik
viral load tidak ada dan terjadi peningkatan berat badan serta memperbaiki kualitas
hidup ODHA, jika terputus atau tidak patuh dalam mengkonsumsi ARV efek terapi
penderita dapat dikatakan tidak berhasil.

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 63


E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XIII No.1 Januari 2019

3. Kadar CD4 Responden setelah 1 tahun pemberian ARV


Kadar CD4 responden setelah 1 tahun pemberian ARV di RSUP Dr M
Djamil Padang tahun 2015 dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan kadar CD4 setelah 1 tahun
pemberian ARV di RSUP Dr M Djamil
Padang tahun 2015

Kadar CD4 Frekuensi %


Meningkat 56 83,6
Tidak Meningkat 11 16,4
Total 67 100.0

Pada tabel diatas dapat dilihat dari 67 responden sebagian besar (83,6%)
responden mempunyai kadar CD4 yang meningkat setelah 1 tahunpemberian ARV di
RSUP Dr M Djamil Padang tahun 2015.
Setelah 1 tahun pemberian ARV pada pasien HIV/AIDS terjadi peningkatan
kadar CD4 yang baik .Indikator keberhasilan terapi ARV adalah berat badan penderita
HIV AIDS bisa meningkat dan tidak terjadi penurunan, viral load menurun, tidak terjadi
infeksi opportunistik dan CD4 meningkat.(Zubari Djoerban,2006)
Pemberian ARV sangat efektif untuk menambah kekebalan tubuh penderita
HIV/ AIDS, sehingga penderita HIV/ AIDS dituntut untuk selalu patuh dalam
mengkonsumsi ARV supaya kadar CD4 dalam darah semakin meningkat dan tidak
terjadi infeksi oppurtunistikviral load tidak ada dan terjadi peningkatan berat badan
serta memperbaiki kualitas hidup ODHA, jika terputus atau tidak patuh dalam
mengkonsumsi ARV efek terapi penderita dapat dikatakan tidak berhasil

4. Kadar CD4 Responden setelah 2 tahun pemberian ARV


Kadar CD4 responden setelah 2 tahun pemberian ARV di RSUP Dr M
Djamil Padang tahun 2015 dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan kadarCD4 setelah 2 tahun
pemberian ARV di RSUP Dr M Djamil Padang tahun 2015
Kadar CD4 Frekuensi %
Meningkat 50 74,6
Tidak Meningkat 17 25,4
Total 67 100.0
Pada tabel diatas dapat dilihat dari 67 responden sebagian besar (74,6%)
responden mempunyai kadar CD4 yang meningkat setelah 2 tahun pemberian ARV di
RSUP Dr M Djamil Padang tahun 2015.
Indikator keberhasilan terapi ARV adalah berat badan penderita HIV AIDS bisa
meningkat dan tidak terjadi penurunan, viral load menurun, tidak terjadi infeksi
opportunistik dan CD4 meningkat.(Zubari Djoerban,2006)
Berdasarkan teori pasien HIV/AIDS yang diberi ARV mempunyai kadar CD4
yang meningkat dari awal, namun dari penelitian diatas didapatkan sebagian dari kadar
CD4 pasien yang setelah 6 bulan meningkat, 1 tahun meningkat, dan 2 tahun menurun
ada sebanyak 9 orang. Setelah 6 bulan menurun, 1 tahun menurun dan 2 tahun

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 64


E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XIII No.1 Januari 2019

meningkat ada 2 orang. Setelah 6 bulan pemberian menurun, 1 tahun meningkat dan 2
tahun meningkat ada 6 orang. 6 bulan meningkat, 1 tahun menurun, dan 2 tahun
menurun berjumlah 3 orang.
Penurunan dan peningkatan CD4 pasien yang berfariasi ini disebabkan oleh
kemampuan tubuh seseorang yang berbeda dalam interaksi obat dalam tubuh, tingkat
kepatuhan pasien, pekerjaan, pendidikan, jenis kelamin, perilaku seks, umur, faktor
resiko perilaku seks, pengawasan terhadap minum obat, kadar CD4 awal sebelum
pengobatan, berat badan, kadar hemoglobin, Infeksi Opportunistik. (Elizabeth:2014)
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Syafrizal pada tahun 2011 Hubungan
kepatuhan ODHA dengan keberhasilan terapi ARV maka, tingkat kepatuhan ODHA
sangat berhubungan dengan keberhasilan pemberian terapi ARV dan kepatuhan
behubungan dengan tingkat pendidikan dan pekerjaan bagi ODHA itu sendiri karena
ODHA yang memiliki pendidikan tinggi akan mudah memahami apa yang dijelaskan
oleh orang lain. Jika pekerjaan ODHA itu terlalu sibuk maka kepatuhan akan
mengkonsumsi ARV tersebut tidak akan patuh.
Berdasarkan hasil penelitian diatas dari 67 ODHA yang menjadi sampel dari
penelitian ini, diketahui pendidikan tamatan SMA terbanyak( 59,71 %) tingkat
pendidikan mempengaruhi seseorang untuk dapat menganalisa apa yang dijelaskan oleh
orang lain, sehingga dengan tingkat pendidikan sedang untuk menyerap hal seperti
penjelasan kepatuhan terhadap ARV supaya efek terapi berhasil seorang ODHA tidak
akan dapat mengerti dengan mudah, oleh sebeb itu pada saat memberikan pendidikan
tentang ARV harus digunakan cara yang mudah dimengerti dan sesuai dengan tingkat
pendidikan ODHA.
Dari data yang peneliti dapatkan bahwa dari 67 orang responden, lebih dari
separoh (70,2%) atau 47 responden terlambat untuk mengkonsumsi ARV, (29,8%) atau
sebanyak 20 responden tidak terlambat untuk mengkonsumsi ARV di RSUP Dr M
Djamil Padang Tahun 2014.
Seharusnya ARV ini direkomendasikan pada pasien dengan jumlah limfosit CD4
200 – 350 mm³ . Pada pasien asimtomatik dengan jumlah CD4 lebihdari 350 mm³
Antiretroviral (ARV) dapat dimulai namun dapat pula ditunda. TerapiAntiretroviral
(ARV) tidak dianjurkan dimulai pada pasien dengan jumlah CD4 lebihdari 350 mm³
(ZubariDjoerban, 2006).
Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pemberian
ARV sangat efektif untuk menambah kekebalan tubuh penderita HIV/ AIDS, sehingga
penderita HIV/ AIDS dituntut untuk selalu patuh dalam mengkonsumsi ARV supaya
kadar CD4 dalam darah semakin meningkat dantidak terjadi infeksi oppurtunistikviral
load tidak ada dan terjadi peningkatan berat badan serta memperbaiki kualitas hidup
ODHA, jika terputus atau tidak patuh dalam mengkonsumsi ARV efek terapi penderita
dapat dikatakan tidak berhasil. Karena semakin rendah kadar CD4 seseorang akan
mengakibatkan orang tersebut menjadi sakit.
Untuk itu bagi setiap pasien yang menderita HIV/ AIDS agar dapat patuh
mengkonsumsi ARV karena pengobatan ini dilakukan selama seumur hidup untuk
memperbaiki status kehidupan ODHA dan disarankan kepada ODHA untuk selalu
memeriksakan kadar CD4 nya secara periodik untuk mengetahui apakah ada
peningkatan atau malah penurunan pada kadar CD4 nya.

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 65


E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XIII No.1 Januari 2019

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Hasil penelitian tentang gambaran kadar CD4 penderita HIV/AIDS sebelum dan
setelah pemberian ARV di RSUP Dr M Djamil Padang Tahun 2015, didapatkan
kesimpulan bahwa :
1. Dari 67 responden, hanya 1 orang(1,5 %) memiliki kadar CD4 yang normal
sebelum pemberian ARV yaitukadar CD4 ≤ 500 mm³
2. Setelah 6 bulan pertama pemberian ARV, ( 80,6%) responden meningkat kadar
CD4 dan ( 19,4%) responden mengalami penurunan kadar CD4 nya di RSUP Dr M
Djamil Padang tahun 2015
3. Setelah 1 tahun pemberian ARV, ( 83,6 %) responden meningkat kadar CD4 dan (
16,4%) responden mengalami penurunan kadar CD4 nya di RSUP Dr M Djamil
Padang tahun 2015
4. Setelah 2 tahun pemberian ARV, ( 74,6 %) responden meningkat kadar CD4 dan (
25,4%) responden mengalami penurunan kadar CD4 nya di RSUP Dr M Djamil
Padang tahun 2015

Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan terdapat beberapa saran yang bisa disampaikan
oleh peneliti yaitu:
1. Bagi Petugas Kesehatan
Sebagai masukan bagi petugas kesehatan untuk dapat memberikan edukasi
atau konseling tentang pentingnya mengkonsumsi ARV bagi ODHA untuk
mempertahankan sistem kekebalan tubuh ODHA
2. Bagi Pendidikan
a. Sebagai bahan masukan kepustakaan untuk meningkatkan dan mengembangkan
pendidikan ilmu pengetahuan khususnya tentang pemberian ARV
b. Sebagai data dasar untuk peneliti selanjutnya
3. Bagi Peneliti selanjutnya
Sebagai acuan dan informasi dalam penelitian selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA
Anderson,Silvia : 2006 http:www.monosit.wordpress.com/: Sekilas HIV danAIDS ,
diakses 04 September 2014
Djoerban, Zubairi HIV AIDS di Indonesia Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid III Edisi IV, Jakarta FK UI : 2006
Hawari Dadang. 2006. Fenomena kasus HIV/AIDS : Bandung : Remaja Rosda Karya
Johana,Imelda,2014 http://www.bing.com//: Pencegahan HIV AIDS dari Ibu ke Bayi
diakses 12 September 2014
Nana Syaodih Sukmadinata. (2006). Metode penelitian tindakan, Bandung : Remaja Rosda
Karya
Notoatmodjo, Soekidjo,2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta
Pedoman Nasional Pencegahan Penularan HIV AIDS dari Ibu ke Bayi, Jakarta
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2011
Pedoman Nasional Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapy Antiretroviral Jakarta :
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2012
Setiadi, 2007.Konsep dan Penulisa Riset Keperawatan, Yogyakarta :Graha Ilmu

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 66


E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XIII No.1 Januari 2019

Syafrizal, 2011 “Hubungan Kepatuhan Odha Dengan Keberhasilan Terapi Antiretroviral


(Arv) Di Lantera Minangkabau Support” Padang : Program Sarjana Stikes Alifah
Padang
Utari Dwi : 2014 http://www.bing.com : Laporan Kasus HIV AIDS di Sumatera Barat,
diakses 01 Februari 2014
Yayasan Spiritia,Lembaran Informasi Tentang HIV AIDS:2006
WHO, Recomendations On ARVs And MTCT Preventations,2004
United Nations Joint Programme for HIV/AIDS, World Health Organization
Aids Epidemic Update December 2009.
http://www.data.unaids.org/pub/Report/2009/jcl700_epi_update_2009.pdg
http://www.aidsinfonet.org diakses 04 September 2014

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 67


E-ISSN 2528-7613

You might also like