Perlindungan Hukum Terhadap Dokter Dalam Pembukaan Rekam Medik Pasien Human Immunodeficiency Virus/Acquired Oleh: Siti Handayani
Perlindungan Hukum Terhadap Dokter Dalam Pembukaan Rekam Medik Pasien Human Immunodeficiency Virus/Acquired Oleh: Siti Handayani
Perlindungan Hukum Terhadap Dokter Dalam Pembukaan Rekam Medik Pasien Human Immunodeficiency Virus/Acquired Oleh: Siti Handayani
| 870
ABSTRACT
This research aims to 1) to describe, identify and analyze the authority of
physicians in the patient's medical record opening of HIV/AIDS, and 2) to analyze and
solve the problem of legal protection for doctors in the open medical record on HIV/AIDS
patients.
This research use approach to legislation. Data research results obtained from the
interview with the Director of the PROVINCIAL HOSPITAL Majenang, HIV/AIDS
Counselors and doctors responsible poly HIV/AIDS HOSPITALS Majenang. Data
research results are analyzed using deductive methods.
Based on the results of research and discussion as follows: first, the authority of
the doctor in the patient's medical record opens HIV/AIDS organized in Permenkes RI
number 269/MENKES/PER/III/2008 and 36 year 2012 number of Secret Medicine that is
only for the interests of the patient's health, meet the demand for law enforcement
apparatus in order on the order of a Court of law enforcement that must be requested in
writing to the Chairman of the House means health services. Request or consent of the
patients themselves, request the institution/institutions on the basis of the provisions of
the legislation as well as for the purposes of research, education and medical audit all not
mentioning the identity of the patient, as well as a condition threaten the safety of others
individually and in society. The individual in question is potentially the most transmission
of HIV/AIDS that is wife or husband HIV/AIDS sufferers. Second, the legal protection in
the open medical record on HIV/AIDS patients are given by the Government in the
prevention aims to prevent the occurrence of the dispute, which directs the action being
taken by the existence of a variety of conditions regulated in the law practice of medicine,
health and the regulation of the Minister of health. Protection legal protection in
repressive if violation occurs already in the practice of medical service aimed at handling
a particular dispute which are also regulated in the PENAL CODE and regulations
peundang-invitation to assure doctors and patients get the rights and obligations in
accordance with the provisions of the applicable legislation. Keywords: legal protection,
HIV/AIDS
ABSTRAK
1
Dokter Rumah Sakit Kabupaten Cilacap
871 | J u r n a l
Idea Hukum
Vol. 4 No.1Maret 2018
Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas
Jenderal Soedirman
pengadilan yang harus dimintakan secara tertulis kepada pimpinan sarana pelayanan
kesehatan. Permintaan dan atau persetujuan pasien sendiri, permintaan
institusi/lembaga berdasarkan ketentuan perundang-undangan serta untuk kepentingan
penelitian, pendidikan dan audit medis sepanjang tidak menyebutkan identitas pasien,
serta suatu kondisi yang mengancam keselamatan orang lain secara individu maupun
masyarakat. Individu yang dimaksud adalah orang yang paling berpotensi tertularnya
HIV/AIDS yaitu istri atau suami penderita HIV/AIDS. Kedua, perlindungan hukum dalam
membuka rekam medis pada pasien HIV/AIDS diberikan oleh pemerintah secara
preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya sengketa, yang mengarahkan tindakan
yang bersikap kehati-hatian dengan adanya berbagai ketentuan yang diatur dalam
undang-undang praktik kedokteran, kesehatan dan peraturan menteri kesehatan.
Perlindungan perlindungan hukum secara represif jika sudah terjadi pelanggaran dalam
praktek pelayanan kedokteran yang bertujuan untuk penanganan suatu sengketa tertentu
yang juga diatur dalam KUHP dan peraturan peundang-undangan untuk menjamin dokter
dan pasien mendapatkan hak dan kewajibannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Kata Kunci : Perlindungan hukum, HIV/AIDS
8
Ibid: hlm. 137-139.
9
Sumadi Suryabrata. 1992. Metode 84.
10
Penelitian. Rajawali Press. Jakarta. hlm. Ibid. h. 85.
875 | J u r n a l
Idea Hukum
Vol. 4 No.1Maret 2018
Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas
Jenderal Soedirman
11
b. Bahan Hukum Sekunder, publik. Wewenang pemerintah
yaitu terdiri dari bahan yang dalam negara hukum berasal dari
memberikan penjelasan peraturan perundang-undangan
mengenai bahan hukum yang berlaku, artinya sumber
primer, seperti buku-buku, wewenang bagi pemerintah adalah
tesis, surat kabar, artikel peraturan perundang-undangan.
internet, hasil-hasil Ridwan HR mengutip pendapat H.D.
penelitian, pendapat para Van Wijk/Willem Konijnenbelt,
ahli atau sarjana hukum menjelaskan secara teoritis
serta hasil yang dapat kewenangan yang bersumber dari
mendukung pemecahan peraturan perundang-undangan
masalah yang diteliti dalam dapat diperoleh melalui tiga cara,
Attributie: toekenning van
12
penelitian ini. yaitu:
Pengumpulan data primer een bestuursbevoegheid door een
menggunakan wawancara secara wetgver aan een bestuurusorgaan
lisan dan tertulis menggunakan (atribusi adalah pemberian
pedoman wawancara yang kewenangan pemerintahan oleh
dilakukan terhadap Direktur RSUD pembuat undang-undang kepada
Majenang, Konselor HIV/AIDS dan organ pemerintahan); Delegatie:
dokter penanggungjawab poli overdracht vaan een behogheid van
HIV/AIDS RSUD Majenang. Data het een bestuursorgaan aan een
yang telah terkumpul, selanjutnya ander (delegasi adalah pelimpahan
dianalisa dengan menggunakan wewenang pemerintahan dari satu
metode deduktif. organ pemerintahan kepada organ
pemerintahan lainnya); dan
C. HASIL PENELITIAN DAN Mandaat: een bestuursorgaan laat
PEMBAHASAN zijn bevogheid namens hem
1. Kewenangan Dokter Dalam uitoefenen door een ander (mandat
Membuka Rekam Medik terjadi ketika organ pemerintahan
Pasien HIV/AIDS. mengijinkan kewenangannya
Wewenang adalah dijalankan oleh organ lain atas
pengertian yang berasal dari hukum namanya).
organisasi pemerintahan, yaitu Kewenangan yang dimiliki
dapat dijelaskan sebagai dokter dalam penyelenggaraan
keseluruhan aturan-aturan yang praktik kedokteran harus
berkenaan dengan perolehan dan dilaksanakan dengan penuh
penggunaan wewenang-wewenang tanggungjawab yang dilakukan
pemerintahan oleh subyek hukum
11
publik di dalam hubungan hukum Ridwan, HR, 2002, Hukum Administrasi
Negara, UII Press, Yogyakarta, hlm. 65.
12
Ibid, hlm 75.
Perlindungan Hukum Terhadap Dokter ... | 876
13 15
Az.Nasution. 2011. Hukum Daldiyono, 2007, Pasien Pintar dan
Perlindungan Konsumen Suatu Dokter Bijak, Jakarta: Buana Ilmu
Pengantar. Jakarta: Diadit Media. hlm. Popular, hlm 175.
16
48-49 Christine S.T. Kansil, 1991, Pengantar
14
Christine S.T. Kansil, 1997, Pokok- Hukum Kesehatan Indonesia, Jakarta:
Pokok Etika Profesi Hukum, Jakarta: Rineka Cipta, hlm 2.
17
Pradnya Paramita, hlm 3. Ibid. hlm 2-3
877 | J u r n a l
Idea Hukum
Vol. 4 No.1Maret 2018
Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas
Jenderal Soedirman
pesat di bidang biologi dan ilmu yang terkecil risikonya bagi pasien.
kedokteran seiring dengan Justice adalah suatu prinsip dimana
permasalahan di bidang kesehatan seorang dokter memperlakukan
yang makin kompleks yang sama rata dan adil untuk
menuntut sejumlah etika dalam kebahagiaan dan kenyamanan
penyelenggaraan kedokteran. Etika pasien. Autonomy adalah prinsip
kedokteran berbicara tentang bidang bahwa seorang dokter menghormati
medis dan profesi kedokteran, martabat manusia. Setiap individu
terutama hubungan dokter dengan harus diperlakukan sebagai manusia
pasien, keluarga, masyarakat, dan yang mempunyai hak menentukan
teman sejawat. Oleh karena itu, nasib diri sendiri. Dalam hal ini
sejak tiga dekade terakhir ini telah pasien diberi hak untuk berfikir
dikembangkan bioetika atau yang secara logis dan membuat
disebut juga dengan etika biomedis keputusan sendiri. Autonomy
Prinsip-prinsip dasar etika bermaksud menghendaki,
adalah suatu aksioma yang menyetujui, membenarkan,
mempermudah penalaran etik. membela, dan membiarkan pasien
Konsil Kedokteran Indonesia demi dirinya sendiri.
mengadopsi prinsip etika kedokteran Pasien adalah orang sakit
barat menetapkan praktik yang membutuhkan bantuan dokter
kedokteran Indonesia mengacu untuk menyembuhkan penyakit yang
pada 4 kaidah dasar moral yang dideritanya, pasien dapat diartikan
disebut kaidah dasar etika juga adalah orang sakit yang awam
beneficence,
18
kedokteran, yaitu mengenai penyakitnya. Menurut
Nonmalficence, Justice, Autonomy. Pasal 1 ayat (10) UU Praktik
Beneficence yaitu prinsip bahwa Kedokteran, pasien adalah setiap
seorang dokter berbuat baik, orang yang melakukan konsultasi
menghormati martabat manusia. masalah kesehatannya untuk
Dalam prinsip ini dikatakan bahwa memperoleh pelayanan kesehatan
perlunya perlakuan yang terbaik yang diperlukan baik secara
bagi pasien. Beneficence membawa langsung maupun tidak langsung
arti menyediakan kemudahan dan kepada dokter atau dokter gigi.
kesenangan kepada pasien Rekam medis merupakan
mengambil langkah positif untuk salah satu bukti tertulis tentang
memaksimalisasi akibat baik dari proses pelayanan yang diberikan
pada hal yang buruk. Nonmalficence oleh dokter dan dokter gigi. Setiap
adalah suatu prinsip dimana kegiatan pelayanan medis harus
seorang dokter tidak melakukan
18
perbuatan yang memperburuk Willa Candrawila. 2004, Hukum
Kedokteran Mandar Maju: Bandung,
pasien dan memilih pengobatan hlm.20
Perlindungan Hukum Terhadap Dokter ... | 878
27
tidak boleh membocorkan rahasia menyebutkan identas pasien HIV.
Rekam Medik pasien HIV baik Tim konselor yang
kepada istri atau suami, keluarga bertanggung jawab tentang data
dekat maupun masyarakat yang lain rahasia rekam medik HIV terdiri dari
.Konselor HIV tidak akan membuka dokter, perawat, penanggung jawab
rahasia rekam medik pasien HIV poli HIV, dokter yang mengobati
walaupun atas permintaan pasien di RSUD Majenang.
25
masyarakat. Seluruhnya wajib merahasiakan
Kerahasiaan data Rekam data rekam medik pasien HIV.
Medik HIV dijaga oleh konselor dan Apabila pada pasien rawat inap
dokter penanggung jawab HIV yang yang terdapat pasien HIV maka
ada di bagian rekam medik. Apabila penyampaian informasi tersebut
penderita HIV mau membuka dilakukan oleh konselor dengan cara
rahasia tentang penyakit HIV ada 2 hati hati dan tertutup. Dengan
26
cara: disampaikan oleh penderita dilakukan konseling oleh konselor
HIV sendiri, disampaikan oleh apabila pasien membolehkan data
konselor atas seijin pasien HIV. tersebut diketahui orang lain.
Apabila penderita keberatan untuk Prosedur standart operasional
dengan inform concent.
28
dibuka data rekam mediknya maka Yang
konselor HIV tidak boleh membuka berhak diberikan data rekam medik
29
rekam medik pasien HIV tersebut, pasien HIV adalah: Pasien, orang
kecuali untuk kepentingan lain/keluarga atas seijin pasien
pengadilan atau untuk keilmuan, dengan tanda tangan pada informed
tetapi tidak menyebutkan identitas concent, untuk kepentingan
HIV. keilmuan tanpa menyebutkan
Data pasien HIV diketahui identitas pasien, untuk kepentingan
oleh konselor penanggung jawab pengadilan.
poli HIV, serta penanggung jawab Standar operasional
rekam medik HIV. Direktur Rumah pelayanan HIV di RSUD Majenang
Sakit, kabid dan kasi pelayanan di yaitu pasien yang datang ke poli HIV
rumah sakit tidak mengetahui rekam akan dilakukan anamnesa terhadap
medik pasien HIV, konselor hanya pasien tersebut akan dilakukan
melaporkan penderita HIV kepada konseling selanjutnya konselor akan
Kepala Bidang Pelayanan, menulis pada rekam medis. Lalu
melaporkan kepada Dinas petugas akan membuat rekapan
Kesehatan Kabupaten Cilacap perbulanan Rekam medik HIV.
tentang jumlah HIV tanpa
27
Informasi dari Dokter Penanggung
Jawab Poli HIV.
25 28
Informasi dari Konselor HIV AIDS. Ibid.
26 29
Ibid. Ibid.
881 | J u r n a l
Idea Hukum
Vol. 4 No.1Maret 2018
Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas
Jenderal Soedirman
30
Informasi dari Direktur RSUD
31
Majenang. Ibid
Perlindungan Hukum Terhadap Dokter ... | 882
33
Budi Sampurna, Praktik Kedokteran Yang
32
Hendrik, 2012. Etika dan Hukum Baik Mencegah Malpraktik Kedokteran,
Kesehatan, Jakarta : Penerbit Buku Majalah Farmacia, Edisi: Maret 2006,
Kedokteran, hlm. 24-25. hlm. 74
Perlindungan Hukum Terhadap Dokter ... | 888