Makalah Silampari
Makalah Silampari
Makalah Silampari
oleh
oleh
~hiwiayni
v
ABSTRAK
vi
KATA PENGANTAR
Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat-Nya dan kesempatan pada penulis
guna mencapai gelar Sarjana Seni di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.
sejak awal hingga terselesaikannya skripsi ini. Pada kesempatan kali ini
Syahrial, SST., M.Si selaku pembimbing dan kepada dewan penguji yaitu
Prof. Nanik Sri Prihatini, S.Kar., M.Si. dan Bapak I Nyoman Putra Adnyana,
serta dengan ikhlas dan sabar membimbing dan memberikan arahan dalam
Rektor ISI Surakarta Dr. Drs Guntur, M.Hum. , Bapak Dekan Fakultas Seni
Pertunjukan ISI Surakarta Dr. Sugeng Nugroho, S.Kar., M.Sn. , serta para
dosen dan selaku dosen pembimbing akademik yaitu Ibu Dwi Rahmani,
S.Kar., M.Sn yang selama ini sudah memberi arahan selama bimbingan
dalam perkuliahan di setiap semester dan seluruh dosen prodi tari yang
vii
Darwis, Kak Sapda Priajaya, Mas Yudha Manupo, Om Stepanus Adi
dan Mbak Shella yang sudah memberikan banyak informasi yang penulis
Ucapan terimakasih dari lubuk hati yang paling dalam penulis ingin
sampaikan kepada kakek, nenek, kedua orangtua dan keluarga yang telah
penulisan tugas akhir ini dengan baik sehingga gelar dapat diterima
dengan baik.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
PENGESAHAN ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN iii
PERNYATAAN iv
ABSTRACT v
ABSTRAK vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR TABEL xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 5
E. Tinjauan Pustaka 5
F. Landasan Teori 7
G. Metode Penelitian 8
H. Sistematika Penulisan 12
ix
B. Sejarah Tari Silampari Kayangan Tinggi 62
C. Fungsi Tari Silampari Kayangan Tinggi 65
1. Tari Sebagai Seremoni dalam Upacara Penyambutan
Tamu 67
a. Upacara Adat yang Berkaitan dengan Peristiwa
Ilmiah 67
b. Upacara Penyambutan atau Seremonial 69
2. Tari Sebagai Hiburan 72
3. Tari Sebagai Seni Pertunjukan 77
a. Makna Simbolis Rias dan Busana dalam Tari
Silampari Kayangan Tinggi 82
b. Makna Simbolis Properti dalam Tari Silampari
Kayangan Tinggi 86
c. Makna Simbolis Musik atau Iringan dalam Tari
Silampari Kayangan Tinggi 88
4. Tari Sebagai Media Pendidikan 94
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan 99
B. Saran 100
DAFTAR PUSTAKA
NARASUMBER
GLOSARIUM
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
x
DAFTAR GAMBAR
xii
Gambar 39. Bujang Deremenggunakan baju kehormatan 54
Gambar 59. Foto bersama penari dan Bujang Dere saat HUT Kota
Lubuklinggau ke-18 111
Gambar 60. Foto bersama penari dan Bujang Dere saat HUT Sanggar
Seni Studio Lingga ke-10 111
xiv
DAFTAR TABEL
xv
BAB I
PENDAHULUAN
semua tari yang telah mengalami perjalanan sejarah yang cukup lama, yang
misalnya Tari Busek, Tari Gerigik, Tari Kume, Tari Dere Menari, dan Tari
Silampari Kayangan Tinggi yang sering ditampilkan pada acara resmi atau
Musi Rawas, karena Tari Silampari yang telah menjadi tari sambut
Kabupaten Musi Rawas maka Walikota Lubuklinggau yang pada saat itu
Rawas, maka tari sambut ini dinamakan Tari Silampari Kayangan Tinggi
1
2
Tinggi Kota Lubuklinggau itu diciptakan oleh seorang peri. Tari Sambut
Dayang Torek. Legenda Dayang Torek hampir sama dengan Legenda Jaka
Lubuklinggau) yang berarti tanah dapur. Setelah beberapa kali peri ini
silam (hilang), pari (peri), kayangan (udara), tinggi (tinggi), jadi Silampari
Kayangan Tinggi adalah menghilangnya atau silamnya peri atau putri yang
ulang dengan mencari sumber aslinya yaitu Tari Silampari yang biasa
Kota Lubuklinggau. Tari ini menggunakan tepak yang yang berisi sekapur
tamu ini biasanya pada acara resmi seperti tamu dari pemerintahan kota,
acara festival, ulang tahun Kota Lubuklinggau dan lain sebagainya. Tari
3
pada sebuah acara, tari ini ditampilkan untuk pembukaan acara dan
biasanya ditarikan oleh para gadis akan tetapi pembawa tepak sirihnya
bertabur, kain songket lepus, selendang rebang atau pelangi. Asesoris yang
tapak jayo, gelang kano susun tiga, pending. Rias rambut menggunakan gelung
malang yang dihiasi bunga melati dan kembang urai empat lembar, hiasan
samping, celana panjang dan tanjak. Sedangkan Dere memakai busana dan
Februari 2019).
Kayangan Tinggi adalah Enrico, Efri, Winda, Mieke, Indah dan Lidiana
4
Tinggi yang mengarah pada tari persembahan atau selamat datang menjadi
oleh Darwis merupakan tari garapan baru akan tetapi selalu ditampilkan di
acara-acara pemerintahan Kota Lubuklinggau, tari ini juga mengalami
tepaknya yang dibawa oleh Bujang dan Dere(Putra dan Putri daerah Kota
dahulu.Itulah yang menjadi daya tarik tersendiri untuk diteliti lebih dalam,
dengan demikian penelitian ini mengambil judul “Bentuk dan Fungsi Tari
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Kota Lubuklinggau.
2. Menjelaskan fungsi Tari Silampari Kayangan Tinggi di Kota
Lubuklinggau.
D. Manfaat Penelitian
masih sangat terbatas. Disisi lain referensi mengenai tari juga belum
Tinggi di Lubuklinggau.
E. Tinjauan Pustaka
pustaka dan dilakukan agar tidak ada duplikasi terhadap objek yang sama.
6
penelitian untuk meninjau apakah topik yang diambil atau yang diteliti
sejarah tari, bentuk penyajian tari dan eksistensi tari. Sedangkan penelitian
ini berisi tentang bentuk, fungsi dan estetika Tari Silampari Kayangan
Tinggi, maka tidak akan terjadi duplikasi antara skripsi tersebut dan
fungsi dan estetika Tari Silampari Kayangan Tinggi, maka tidak akan
terjadi duplikasi antara makalah tersebut dan penelitian ini. Makalah ini
mempunyai objek material yang sama dengan penelitian ini maka dapat
dijadikan referensi.
Rawas Sumatera Selatan” oleh Stepanus Adi Pratiswa tahun 2014. Berisi
oleh Stepanus Adi Pratiswa berbeda dengan penelitian yang dilakukan kali
ini dari objek material maupun objek formalnya namun dapat dijadikan
F. Landasan Teori
fungsi seni pertunjukan dari Jazuli dalam bukunya Telaah Teoritis Seni
Tari yang menyatakan bahwa:
Kebutuhan berkesenian erat hubungannya dengan pemenuhan
santapan estetis. Selama tari masih mampu memenuhi kebutuhan
atau kepentingan manusia maka tari akan tetap fungsional. Fungsi tari
di kehidupan manusia antaranya: untuk kepentingan upacara,
8
G. Metode Penelitian
mungkin untuk mendapatkan data-data yang akan diteliti dan yang sudah
9
a. Observasi
tempat proses latihan di Sanggar Seni Studio Lingga untuk melihat siapa
saja yang terlibat dalam tari tersebut dan mengambil data berupa foto
kostum dan foto latihan. Observasi juga dilakukan secara langsung pada
Hari Tari Dunia ke-13, pada HUT Sanggar Seni Studio Lingga ke-10 dan
b. Studi Pustaka
juga berguna untuk mencari teori dan konsep yang akan digunakan untuk
10
c. Wawancara
terstruktural, agar dapat menciptakan kesan tidak kaku, bebas dan akrab.
Wawancara dilakukan pada tanggal 20 Februari 2019, 14, 15, 16, Oktober
meliputi sejarah Tari Silampari Kayangan Tinggi, ragam gerak, pola lantai
antara Tari Sambut Silampari dan Tari Silampari Kayangan Tinggi seperti
tepak berisi sekapur sirih kepada tamu kehormatan. Informasi yang didapat
fungsi Tari Silampari Kayangan Tinggi sesuai dengan judul penelitian yaitu
penelitian ini yang didukung oleh gambar, foto, dan video yang ada
H. Sistematika Penulisan
yang berisi gerak tari, ruang tari, iringan/musik tari, judul tari, tema tari,
tipe/jenis/sifat tari, mode atau cara penyajian, jumlah penari(jenis kelamin
dan postur), rias dan kostum tari, tata cahaya atau staging lighting dan
yang berisi tentang fungsi Tari Silampari Kayangan Tinggi yang meliputi
tari sebagai sarana upacara, tari sebagai hiburan, tari sebagai tontonan/seni
ulang Tari Silampari yang merupakan akar dari Tari Sambut Silampari .
Musi Rawas, maka tari sambut yang ada di Kota Lubuklinggau dinamakan
silam (hilang), pari (peri), kayangan (udara), tinggi (tinggi), jadi Silampari
Kayangan Tinggi adalah menghilangnya atau silamnya peri atau putri yang
ulang dengan mencari sumber aslinya yaitu Tari Silampari yang biasa
diKota Lubuklinggau. Tarian ini menggambarkan bahwa bila ada keje rami
(hajatan yang melibatkan orang banyak) tetua adat dapat memanggil peri-
peri yang cantik jelita dari kayangan untuk menari menghibur masyarakat
13
14
setempat, jika usai menari maka peri-peri cantik itu silam atau kembali ke
Februari 2019) .
tamu ini biasanya pada acara resmi seperti tamu dari pemerintahan kota,
acara festival, ulang tahun Kota Lubuklinggau dan lain sebagainya. Tari
biasanya ditarikan oleh para gadis akan tetapi pembawa tepak sirihnya
Darwis meneliti ulang Tari Silampari yang merupakan akar dari Tari
Silampari Kayangan Tinggi adalah Enrico, Efri, Winda, Mieke, Indah dan
Tabel 1. Struktur dan Deskripsi Gerak Tari Bagian Awal Gerak Tari Silampari
Kayangan
NO. HITUNGAN NAMA GERAK DESKRIPSI GERAK
Tabel 2. Struktur dan Deskripsi Gerak Tari Bagian Tengah Gerak Tari Silampari
Kayangan
5. 1- 7 Silang berayun - Pada hitungan ganjil tangan
kanan diayunkan ke arah kiri
lalu (tangan kiri berada di
belakang pinggang).
- Pada hitungan genap tangan
kembali diayunkan ke kanan
serta kaki kanan disilangkan
ke arah kiri melewati
belakang.
8-4 Mutar arus - Kaki kanan mundur, tangan
kiri ukel
- Kaki kanan maju, tangan
kanan ukel diikuti posisi
badan memutar arus ke
samping kanan dan kiri.
5–8+1x8 Meliuk - Kaki kanan mundur, tangan
kiri ukel.
- Kaki kanan maju, tangan
kanan ukel.
- Dilakukan secara bergantian
dengan posisi badan ikut
mengayun sesuai ayunan
kaki.
8 1–4 Mutar arus - Kaki kanan mundur, tangan
kiri ukel
- Kaki kanan maju, tangan
kanan ukel diikuti posisi
badan memutar arus ke
samping kanan dan kiri.
9. 5–6+2x8 Kenjit dan gelung - Telapak kaki kanan
melangkah lalu jinjit(double
step) bergantian dengan kaki
kiri(dengan posisi badan
merendah)
- Telapak tangan kanan berada
disamping telinga
membentuk huruf L, lalu di
ukel bersamaan dengan
langkah kaki. Tangan kiri
berada di belakang pinggang.
Di lakukan secara bergantian
17
.
10. 1–4 Mutar arus - Kaki kanan mundur, tangan
kiri ukel
- Kaki kanan maju, tangan
kanan ukel diikuti posisi
badan memutar arus ke
samping kanan dan kiri.
11. 6–8+4x8+4 Kenjit dan gelung - Telapak kaki kanan
melangkah lalu jinjit(double
step) bergantian dengan kaki
kiri(dengan posisi badan
merendah)
- Telapak tangan kanan berada
disamping telinga
membentuk huruf L, lalu di
ukel bersamaan dengan
langkah kaki. Tangan kiri
berada di belakang pinggang.
Di lakukan secara bergantian
.
- Membuka barisan atau
membuka jalan untuk Bujang
Dere.
Tabel 3. Struktur dan Deskripsi Gerak Tari Bagian Akhir Gerak Tari Silampari
Kayangan
12. 5–8 Mutar arus - Kaki kanan mundur, tangan
kiri ukel
- Kaki kanan maju, tangan
kanan ukel diikuti posisi
badan memutar arus ke
samping kanan dan kiri.
13. 2x8+4 Meliuk - Kaki kanan mundur, tangan
kiri ukel.
- Kaki kanan maju, tangan
kanan ukel.
- Dilakukan secara bergantian
dengan posisi badan ikut
mengayun sesuai ayunan
kaki.
- Arah hadap penari keluar.
14. 5–8 Mutar arus - Kaki kanan mundur, tangan
kiri ukel
- Kaki kanan maju, tangan
kanan ukel diikuti posisi
badan memutar arus ke
18
dari suatu hubungan berbagai faktor yang saling terkait. Sementara itu
1. Gerak Tari
Menurut Sumandiyo Hadi dalam buku Kajian Tari Teks dan Konteks,
Dasar ekspresi, oleh sebab itu gerak kita temui ekspresi dari semua
rasional,yakni gerakan tubuh atau gerakan seluruh tubuh. Gerak dalam tari
(2007:25).
1). Kenjit
pementasan atau sebagai gerak untuk berpindah dari satu posisi ke posisi
melangkah lalu jinjit (double step) bergantian dengan kaki kiri (dengan
2).Gelung
3). Sembah
dada kemudian disilangkan dan dibuka di bawa keatas lalu kedua telapak
diangkat dan diukel secara bergantian dengan tangan kiri.Posisi badan ikut
pada hitungan ganjil tangan kanan diayunkan ke arah kiri lalu (tangan kiri
belakang.
sekepal tangan, tangan kiri ukel.Kaki kanan maju sekepal tangan, tangan
kanan ukel diikuti posisi badan memutar arus ke samping kanan dan kiri
26
Gambar 8.Pose gerak mutar arus tampak depan dan tampak samping.
(Foto : Hilaria, 2020)
7). Meliuk
sekepal tangan, tangan kiri ukel.Kaki kanan maju sekepal tangan, tangan
8). Nating
Gerak nating adalah salam penutup kepada tamu kehormatan. Gerak
2. Ruang Tari
alasan ruang tari yang dipakai, misalnya dengan stage proscenium, ruang
Tari Teks dan Konteks, aspek-aspek ruang itu dapat dianalisis seperti
adanya “arah ”.
Analisis Arah
Analisis pengertian “arah” adalah aspek ruang yang mempengaruhi
sebagai “pola lantai” atau “desain lantai”. Sehubungan dengan itu maka
analisis “pola lantai” adalah wujud yang dilintasi atau dtempati oleh gerak-
gerak para penari di atas lantai dari ruang tari tertentu (Hadi, 2007: 56).
garis lurus ke samping (___), garis lurus ke belakang (| |) dan garis lurus
Keterangan :
: Penari
: Dere
: Bujang
Pada pola lantai garis lurus ke samping (___) ini penari memasuki
Pada pola lantai zigzag ini penari mulai mengatur posisi gerak sembah.
31
Pada pola lantai zizgzag yang kedua ini arah hadap penari menjadi
Pada pola lantai ini, penari mulai membuka jalan Bujang Dere untuk
Pada pola lantai garis lurus ( ke belakang) ini, penari sudah membuka
Gambar 17. Pola lantai 6 garis lurus serong menyerupai trapesium (\ /).
Bujang Dere menyuguhkan sekapur sirih pada tamu kehormatan. Pola lantai
merupakan dua komponen yang tak dapat dipisahkan. Musik tari dan
gerak tari merupakan aspek seni yang menjadi satu kesatuan, maka sebuah
33
Fungsi musik dalam suatu garapan tari adalah sebagai pengiring tari,
pemberi suasana atau adanya aksentuasi pada suasana yang ditarikan dan
tidak saja mendikte macam tari, tetapi juga suasana, gaya, durasi,
Muara Enim. Kedua jenis musik ini mempunyai nama yang sama, namun
iringan ritmis yaitu mengiringi tari sesuai dengan ritmis geraknya, atau
dari beberapa instrumen yang menjadi suatu musik yang indah. Instrumen
yang ada di Sumatra Selatan. Suasana yang ingin dimunculkan pada musik
Tari Silampari Kayangan Tinggi adalah suasana megah, ramah, hormat dan
Suasana yang tercipta oleh oleh setiap instrumen pada Tari Silampari
kemegahan serta rasa hormat kepada tamu yang datang (ketika kegark
yang datang (ketika mulai gerak jumput ukel sampai nating sembah).
35
4. Judul Tari
kata-kata yang menarik. Tetapi kadangkala sebuah judul bisa juga sama
pari (peri), kayangan (udara), tinggi (tinggi) jadi Silampari Kayangan Tinggi
5. Tema Tari
mengandung isi atau makna tertentu dari sebuah koreografi, baik berfisat
literal maupun non literal.Apabila tema tari literal dengan pesan atau cerita
khusus, maka tema itu merupakan esensi dari cerita cerita yang dapat
Dayang Torek.
Lubuklinggau) yang berarti tanah dapur. Setelah beberapa kali peri ini
membujuk suaminya untuk memberikan selendangnya, akhirnya sang
di kota Lubuklinggau. Tarian ini menggambarkan bahwa bila ada keje rami
(hajatan yang melibatkan orang banyak) tetua adat dapat memanggil peri-
peri yang cantik jelita dari kayangan untuk menari menghibur masyarakat
setempat, jika usai menari maka peri-peri cantik itu silam atau kembali ke
kayangan atau ke tempat asalnya.Jadi dapat disimpulkan bahwa Tari
6. Tipe/Jenis/Sifat Tari
Gaya tari merupakan perbedaan bentuk antara tari satu dengan yang
berbeda, sehingga terjadi norma atau aturan yang mengarah pada sebuah
(Slamet, 2016:145).
kreasi baru, dan jenis-jenis tarian etnis (Hadi, 2003:90). Tari Silampari
Kayangan Tinggi ini sangat dekat dengan rakyat karena tari ini muncul dari
Kota Lubuklinggau.
7. Mode Penyajian
mime, dan pihak yang lain yaitu paling simbolis atau hampir tidak dapat
(Hadi, 2003:90).
koreografi kelompok adalah komposisi ditarikan lebih dari satu penari atau
tari ini berjumlah dua orang.Jumlah penari genap secara harmonis menyatu
atau memberikan kesan simetris dan seragam. Hal itu dapat menjadi pusat
dipertimbangkan pula jenis kelaminnya, baik sajian tari itu bersifat literal
maupun non literal. Terutama garapan dengan bentuk literal mengandung
tema cerita tertentu, dan tipenya lebih ke “dramatari”. Jenis kelamin putra
yaitu unison atau serempak, balanced atau berimbang, alternate atau selang-
seling, canon atau bergantian, dan broken atau terpecah.
serempak dan motif balanced atau berimbang. Unison atau serempak lebih
secara rampak mulai dari gerak kenjit, gelung, mutar arus, meliuk, nating,
menjadi “dua pusat perhatian” (focus on two points) dengan jumlah penari
45
gerakan atau sikap yang sama, dan motif itu sering disebut simetris
menggunakan jumlah penari yang sama yaitu 3 - 3 dan motif gerak yang
sama (bisa dilihat pada bentuk pola lantai pada bagian subbab ruang).
costume and make-up desiner harus memiliki perencana yang matang dalam
sebuah produk tari. Tata rias dan busana tidak hanya sekedar perwujudan
menjadi estetis(2007:79-80).
Sedangkan untuk busana atau pakaian yang digunakan dalam tari ini
Asesoris yang dikenakan dalam tari ini adalah kalung penepun, kalung kebo
46
munggahatau tapak jayo, gelang kano susun tiga dan pending(Sapda Priajaya,
sebagai berikut :
a. Tingkatan Pertama
disambut adalah presiden atau menteri maka kostum yang dikenakan oleh
Bujang Dere adalah baju pengantin atau setelan songket adat Kota
b. Tingkatan Kedua
a.
sama dengan penari namun yang membedakan adalah Dere tidak memakai
c. Tingkatan Ketiga
Seperti halnya rias dan kostum tari, peranan tata cahaya stage lighting
jangan hanya wujud atau benda yang terlihat di stage, tetapi harus
memiliki arti atau makna penting dalam dalam sajian tari, serta menjadi
kepada para tamu.Jika tamu kehormatan sudah memakan sekapur sirih yang
pinang dan minyak bore (minyakbibir). Bentuk tepak adalah persegi empat
57
atau semacam peti yang bagian atasnya lebih kecil dan memakai
dikenal di Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas, tarian ini sudah
ada sejak zaman penjajahan dulu yang merupakan tarian bersifat hiburan
delapan atau sepuluh orang. Para penari membawakan tari ini sambil
Bujang Penulup berawal dari seorang lelaki muda yang berdiam diri di
menggunakan tulup yaitu sejenis senjata yan terbuat dari kayu berbentuk
siang dia tak mendapatkan satupun binatang buruan. Meski sudah masuk
58
59
jauh ke dalam hutan, tetap saja dia tak menemukan sasaran. Dalam
kegelisahan hatinya, dia melihat pelangi yang sangat indah. Rasa penasaran
itu. Gegas dia mengambil salah satu selendang lalu kembali bersembunyi.
Para perempuan yang ternyata adalah bidadari yang turun dari kayangan.
Setelah selesai mandi salah satu dari mereka tidak dapat kembali ke
hanya tangis yang dapat dilakukannya. Di antara derai air matanya, sang
tumpukan padi. Temuan ini juga membuat perempuan itu sangat gembira.
Setelah tujuh tahun dia akan dapat kembali ke kayangan dan berkumpul
“Tari Silampari tu yo dak katek yang tau siapo penciptanyo karno tarian ini
hidup dewek di kehidupan uwong-uwong ni. Yang wong-wong ni tau, tari ini ado
semenjak masa kolonial, uji tetuo tari ini tu diciptake oleh peri.”
Artinya “Tari Silampari itu tidak ada yang tahu siapa penciptanya
masyarakat tahu, tari ini ada semenjak masa kolonial, kata seorang tetua
maka peri-peri cantik itu silam atau kembali ke kayangan atau ke tempat
asalnya (silam berarti hilang, pari berarti peri yang cantik) (Azman, 2015:5).
Busana yang digunakan oleh penari adalah baju kebaya polos, kain
songket atau kain sarung tige ragi, mengenakan selendang rebang atau
pelangi yang disilangkan dari bahu kanan ke belakang bahu, tata rias
2019).
untuk lebih dikembangkan menjadi tarian yang memiliki tujuan dan fungsi
itu terciptalah Tari Silampari 7 Putri , Indun Suryati sebagai tokoh yang
Kayangan Tinggi, dimana ketiga tarian ini akarnya tetap berasal dari Tari
tari yang paling menonjol adalah tari penyambutan untuk tamu yang
Tinggi ini menjadi tari sambut di kota Lubuklinggau yang berawal dari
Silampari telah menjadi tari sambut Kabupaten Musi Rawas maka Walikota
karena sudah ada Tari Sambut Silampari di Kabupaten Musi Rawas, maka
tari sambut ini dinamakan Tari Silampari Kayangan Tinggi mengambil dari
Tari Silampari tetap menjadi milik Kabupaten Musi Rawas dan Kota
bidadari yang menghilang). Sebutan yang berasal dari cerita inilah yang
Dayang Torek dan Musi Rawas mengambil cerita Bujang Penulup (Syarofie,
2013:48).
Cerita Dayang Torek berawal dari Dusun Ulak Libar, di Dusun ini
Palembang.
dari pernikahan itu lahirlah seorang anak. Tampaknya Dayang Torek tak
dia sudah menikah dengan lelaki itu, dan memiliki anak darinya.
Perjalanan yang ditempuh tiga anak manusia itu sangat jauh. Tiba di
Tanpa rasa kasihan, Ngunang menusukkan taji itu ke perut sang bayi.
Torek merasa sedih bukan alang kepalang. Kehilangan bayi yang sangat
mencabut nyawanya. Doa ini dikabulkan Dewata, namun tak hanya ruhnya
yang diambil jasad Dayang Torek juga menghilang. Penduduk Ulat Libar
jelita secantik Dayang Torek. Namun, saat sosok itumenghilang secepat dia
terlihat. Sejak itu, penduduk menjuluki sosok ini sebagai peri yang hilang
Tanjung lalu Darwis meneliti ulang Tari Silampari yang merupakan akar
Februari 2019).
Musi Rawas dan Tari Silampari Kayangan Tinggi Kota Lubuklinggau itu
65
diciptakan oleh seorang peri yang hampir sama dengan cerita Jaka Tarub,
berarti dapur. Setelah beberapa kali peri ini membujuk suaminya untuk
itu, kemudian peri tersebut ingin menari di depan suami dan anaknya.
Sang peri menari terus-menerus hingga tubuhnya naik ke atas semakin
2019).
daun sirih segar, pinang, kapur, getah gambir dan daun tembakau, sebagai
lambang tamu diterima dengan senang hati dan dihormati oleh masyarakat
Lubuklinggau. Pada saat ini sirih dikenal sebagai simbol budaya dan
hal ini sirih melambangkan harapan untuk menjadi manusia yang selalu
(Jazuli, 2016:48-49).
merupakan bagian dari budaya yang hidup dalam masyarakat itu setempat.
aktivitas budaya atau kegiatan yang memiliki nilai sosial dan bernilai
pendidikan (1994:43).
untuk upacara adat berkaitan dengan peristiwa alamiah dan upacara adat
Tari Silampari Kayangan Tinggi pasti ditampilkan dalam Hari Ulang Tahun
HUT sanggar dan acara festival. Ketika Tari Silampari Kayangan Tinggi
atau tetua yang dalam hal ini dilakukan bersamaan dengan HUT Kota
68
undangan. Segi struktur sajian akan berbeda di bagian awalnya saja, pada
bagian awal penari sudah berada dipanggung yang telah disiapkan dan
tidak melakukan gerak kenjit dan gelung seperti pada struktur Tari
Ketika tari ini ditampilkan untuk HUT sanggar dan acara festival
maka struktur yang ditampilkan adalah struktur tari secara utuh yaitu
gerak bagian awal, tengah dan akhir (bisa dilihat pada halaman 17-22).
69
menyambut tamu yang hadir pada setiap acara penting atau resmi yang
wisata dan lain-lain. Ketika penyajian tari sambut, para tamu merasa
tahun 2003 walaupun secara resmi belum dibakukan atau diperdakan oleh
bahwa,
“Tari sambut sampe saat ini selalu dihadirke ontok nyambot tamu kehormatan dan
pembukaan acara-acara resmi lainnyo. Gek pas akhir tariannyo itu, tamu diminta
makan sirih sebagai tando resmi diterimo wong Linggau dan supayo jadi pelengkap
Ketika di akhir tariannya itu, tamu diminta untuk memakan sirih sebagai
Sampai saat ini, Tari Silampari Kayangan Tinggi menjadi tarian yang
selalu disajikan ketika ada acara penyambutan tamu dan acara resmi
Bujang Dere lengkap dengan isinya berupa daun sirih segar, pinang, kapur,
Kelima bahan tersebut ditaruh ke dalam tepak memiliki makna sirih sebagai
sifat kerendahan hati dan memuliakan orang lain, kapur sebagai sifat
orang yang baik budi pekerti, hati yang tabah dan rela berkorban (Putri,
2013:32).
Salah satu ciri khas yang paling umum dalam kehidupan orang
Subagya menjelaskan bahwa dalam adat dan upacara asli seluruh Indonesia
sirih selalu menjadi peranan. Makan sirih mewarnai mulut dan ludah
(dubang) menjadi merah sehingga para pemakainya disebut kaum merah.
Kaum merah dalam buku Agama Asli Indonesia maksudnya Islam Abangan
(Subagya, 1981:240).
karena dibalik itu ternyata memiliki nilai filosofis yang tinggi. Pemberian
pun selalu digelar dalam acara penting seperti penyambutan tamu yang
yang dimakan adalah daun sirih segar, tembakau, kapur, pinang dan
dikunyah hingga membuat air ludah menjadi merah dan terasa pedas.
anti septik alami yang dapat membunuh kuman penyebab infeksi sehingga
Kota Lubuklinggau.
yang bobot nilainya ringan atau show. Bagi pelakunya (penari) sekedar
untuk menyalurkan hobi/kesenangan, mengembangkan ketrampilan, atau
tamu kehormatan, para pejabat dan khalayak umum yang pada saat itu
hadir dalam acara.
Fungsi tari sebagai hiburan hadir seiring dengan fungsi sebagai wujud
penghayatan atau sarana presentasi estetis. Hal itu bisa terjadi karena tari
terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari yang tua, muda dan anak-anak.
a). Seniman
1). Ali Soman
pada awal acara (pembukaan acara). Gerak pada tari ini juga tidak terlalu
tersenyum. Yopi juga bangga menyaksikan tari yang sudah banyak dikenal
bukan dari Kota Lubuklinggau saja melainkan sudah sampai di
mancanegara.
75
bukan merasa terhibur akan tetapi lebih terasa hikmad karena tari ini
3). Yusniawati
dengan paras penari yang cantik dan lemah gemulai. “aku ni hobi jingokwong
nari, apolagi tari ini sudahlah bajunyo bagus, penarinyo cantik, gemulai. Jingoklah
budak itu sampe melok nari” ujar Yusniawati. Artinya “aku hobi melihat
orang menari, apalagi tari ini bajunya bagus, penarinya cantik dan gemulai.
kesenangan kepada tamu yang hadir, selain itu juga berfungsi sebagai
masyarakat tentunya tidak terlepas dari bentuk seni rakyat yang bersifat
hasil karya manusia yang memiliki nilai estetik, keunikan dan dapat
penciptanya.
Lubuklinggau.
Nilai keindahan itu terdapat pada sisi visual seperti gerak, rias busana,
dalam tari tersebut yaitu nilai menghormati dan menghargai setiap tamu
tidak terlepas dari sebuah estetika tari. Ilmu estetika adalah suatu ilmu
semua aspek dari apa yang kita sebut keindahan (Djelantik,1999:9) . Dalam
hal ini bagaimana sesuatu seni bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang
yang kompleks, karena keindahan tersebut tidak terbatas pada subjek atau
aman, nyaman dan bahagia. Apabila perasaan ini sangat kuat kita akan
(1999:12).
tergantung dari sudut mana kita memahami suatu objek. Untuk menilai
bahagia dan rasa senang serta terharu yang berefek kepada tamu yang yang
80
tersebut.
Orang yang menilai indah sebuah karya seni, atau penikmat dari
karya seni dalam hal ini Tari Silampari Kayangan Tinggi adalah seniman
Menurut The Liang Gie sebuah karya seni sebagai ciptaan manusia
mempunyai nilai estetik atau nilai keindahan. Nilai estetik karya seni dapat
dirasakan melalui nilai bentuk dan nilai kehidupan di luar seni yang dapat
dan mampu diungkap melalui sebuah karya seni. Nilai bentuk dapat
dari kehidupan di luar seni yang diteruskan sebagai isi melalui medium
Tinggi.
memiliki arti sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal yang
Menurut Parker warna, garis dan bentuk dapat memikat dan menarik
manusia bukan hanya sekedar itu saja melainkan memiliki lambang atau
memiliki kaitan yang erat dengan warna, garis, bentuk desain pada busana
rias. Rias dalam seni pertunjukan tari tidak sekedar untuk mempercantik
Prinsip dasar merias wajah adalah untuk megubah wajah pribadi dengan
ekspresif.
garis-garis wajah.
peran atau figur tokoh (Maryono, 2015:15). Warna busana dan asesoris Tari
Silampari Kayangan Tinggi didominasi dengan warna merah dan emas.
kain songketlepus, selendang rebang. Asesoris yang dikenakan dalam tari ini
adalah kalung penepun, kalung kebo munggahatau tapak jayo, gelang kano
susun tiga dan pending. Riasan kepala dalam tari ini menggunakan gelung
malang,tapung, bunga melati, kembang urai empat lembar, pilis, kembang
cempako, cuping, jurai, mahktota linggau dan anting buah sarangan atau
Oktober 2019).
selalu ada jenjangnya atau urutannya. Gelang kano yang dipakai secara
baik akan diterima dengan senang hati. Mahkota linggau yang dikenakan
terdapat motif meander dan motof geometris, dan motif berulang yang
disusun berderet ke samping pada bidang memanjang atau bidang
Tepak berisi sekapur sirih yang terdiri dari daun sirih segar,
yang mana sirih memiliki lambang sifat rendah hati, memberi serta selalu
memuliakan orang. Makna ini ditafsirkan dari cara tumbuh sirih yang
memanjat pada batang pohon sakat atau batang pohon api-api yang
Kapur memberi makna hati yang putih bersih serta ketulusan, gambir
untuk mencapai sesuatu kita harus sabar dalam melakukan proses untuk
pekerti, jujur, serta memiliki derajat yang tinggi. Bersedia melakukan suatu
ditafsirkan dari sifat pohon pinang yang tinggi lurus ke atas serta
ditafsirkan dari daun tembakau memiliki rasa yang pahit dan memabukkan
bila diiris halus sebagai tembakau dan tahan lama ketika disimpan
Tinggi
Musik atau iringan yang terdapat dalam Tari Silampari kayangan
Suasana yang tercipta oleh oleh setiap instrumen pada Tari Silampari
serta rasa hormat kepada tamu yang datang (ketika gerak hormat). Ketika
Struktur atau susunan dari suatu karya seni adalah aspek yang
menyangkut keseluruhan dari karya itu dan meliputi juga peranan masing-
masing bagian dalam keseluruhan itu, unsur estetik yang mendasar dalam
(Djelantik,1999:41-42).
kembali.
7. Gerak nating sembah, kedua -Keserasian -Ketika penari
telapak tangan ( jari tengah di antara gerak menggerakkan
satukan) diayunkan ke kanan nating sembah gerak nating
dank e kiri. Posisi telapak dan syair lagu. sembah sesuai
tangan di bolak-balik secara dengan syair lagu
bergantian . Penari menuju “lah sembah
posisi jongkok. Kedua menating sembah”
telapak tangan disatukan di -Bujang Dere juga
depan dada (sembah). Bujang memberikan salam
Dere kembali memberi salam hormat terakhir
hormat kepada tamu. pada tamu
Penari berdiri. kehormatan.
seorang peri. Gerak menjadi media komunikasi antara penari dan penonton
Tari Silampari Kayangan Tinggi sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai tari
lulusan ISI Yogyakarta jurusan tari. Dini sudah melihat Tari Silampari
Kayangan Tinggi berkali-kali, menurutnya pesan dari tari ini sudah
yang datang ke rumah kita, hal itu sangat tampak pada masyarakat Kota
Januari 2020).
dunia seni khusus nya juga pada tari ini banyak penonton yang
mengatakan jika Tari Silampari Kayangan Tinggi ini memang bermakna
Januari 2020).
maupun Sumatra Selatan. Menurut Yudha tari ini terkesan sedikit mistis
tamu. Setelah melihat tari ini, pesan-pesan moral yang ingin disampaikan
dari tamu yang bersedia memakan sirih yang sudah disuguhkan oleh
Bujang Dere. Nilai menghargai dan sopan santun tidak hanya tampak dari
penari namu juga tertransfer ke tamu dengan menerima suguhan dari tuan
tujuan. Oleh karena itu apabila keberadaan tari dianggap sebagai suatu
2016:50).
2016:50).
95
hanya pada penari, melainkan juga pada penonton atau masyarakat umun,
tamu kehormatan dan pelaku seni yang ikut menyaksikan. Nilaiyang dapat
diambil dari tari ini adalah bagaimana cara kita menyambut, menghormati
dan menghargai setiap tamu yang datang ke rumah kita dan bagaimana
moral. Tidak hanya menjadi media pendidikan untuk penontonnya, tari ini
juga menjadi media pendidikan bagi pelaku atau penarinya. Oleh sebab itu
tari ini juga menjadi bahan ajar di sanggar-sanggar serta menjadi materi
Lubuklinggau.
Seni yang dalam hal ini adalah seni tari itu merajut sebuah
kebersamaan seperti kebersamaan dalam bergerak dan rasa. Secara tidak
pada Tari Silampari Kayangan Tinggi cukup sederhana dengan durasi yang
tidak terlalu lama sehingga dengan cepat dapat diterima oleh pelakunya.
96
Salah satu contoh Tari Silampari Kayangan Tinggi menjadi bahan ajar
Sanggar Seni Studio Lingga. Tari ini menjadi materi ekstrakurikuler dan
sanggar karena Tari Silampari Kayangan Tinggi merupakan salah satu aset
budaya khususnya seni tari yang ada di Kota Lubuklinggau. Oleh karena
itu atas kesadaran para seniman dan budayawan Lubuklinggau untuk tetap
melestarikan seni dan budaya yang ada di Kota Lubuklinggau dengan cara
orang dewasa saat ini dirasa sangat sulit, karena kalah dengan
perkembangan teknologi dan informasi yang semakin canggih. Maka
sekolah-sekolah dan sanggar, sehingga mau tidak mau para murid dan
anak sanggar harus mengikuti alur materi yang diberikan oleh pihak
97
sekolah dan sanggar. Ada unsur paksaan dalam pengenalan seni dan
seni budaya tradisional di sekolah dan sanggar maka anak akan aktif dalam
dalam kegiatan seni (Darwis, wawancara 16 Oktober 2019). Hal itu menjadi
Semuanya itu kiranya membantu sikap, perilaku, dan pola pikir siswa
keanggunan yang ada dalam gerak Tari Silampari Kayangan Tinggi sering
halus maupun kasar. Hal itu dapat menanamkan sikap percaya diri,
Gambar 54. Latihan gerak dasar kaki di Sanggar Seni Studio Lingga.
(Foto : Sapda Priajaya, 2019)
A. Simpulan
Tari Silampari Kayangan Tinggi merupakan salah satu tari tradisional yang
ada di Kota Lubuklinggau, Sumatra Selatan yang sampai saat ini masih
Tinggi ini menjadi tari sambut di kota Lubuklinggau yang berawal dari
keinginan dari Walikota Kota Lubuklinggau yang pada saat itu adalah
Riduan Effendi dan atas usulan para budayawan untuk membuat tari
penyambutan tamu di Kota Lubuklinggau, karena pada saat itu tidak ada
tari ini juga menyuguhkan tepak lengkap dengan sekapur sirihnya yang
dibawa oleh Bujang Dere(Putra Putri daerah Kota Lubuklinggau), tari ini
koreografi Tari Silampari Kayangan Tinggi sebagai wujud karya seni yang
99
100
(keanggunan seorang peri). Pembawa tepak pada tari ini adalah Bujang Dere
pendukung yang tampak pada gerak, pola lantai, rias dan busana
serta bagi penarinya sendiri. Fungsi sebagai seni pertunjukan terlihat dari
nilai estetika yang terdapat pada tari ini. Tari sebagai media pendidikan
dilihat dari pesan moral yang terkandung dalam tari ini, sehingga dapat
tamu kehormatan.
B. Saran
Tinggi. Maka peneliti lebih tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai
fungsi Tari Silampari Kayangan Tinggi. Ada beberapa persyaratan agar Tari
zaman.
Kedua, setelah adanya penulisan ini diharapkan pada masa yang akan
Silampari Kayangan Tinggi sehingga dapat menjadi data dan referensi bagi
Gie, The Liang. 1976. Garis Besar Estetika (Filsafat Estetika). Yogyakarta:
Penerbit Karya.
102
103
Syarofe, Yudhy. 2013. Tari Sambut di Sumatera Selatan, Palembang, OKU dan
Lubuklinggau.Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan.
Tim Penyusun Staf Kantor Informasi, Pariwisata, Seni Dan Budaya Kota
Lubuklinggau. 2005. Panduan Wisata Kota Lubuklinggau Sumatera
Selatan. Lubuklinggau : Pemerintah Kota Lubuklinggau.
104
DAFTAR NARASUMBER
Ali Soman (68 tahun), Pensiunan PNS dan seniman Kabupaten Musi
Rawas, L.Sidoharjo Tugumulyo.
Dini Harisanti (43 tahun), PNS Guru SMKN 2 Lubuklinggau dan seniman,
Lubuklinggau Barat I.
Mohammad Azman (50 tahun), Pengamat Seni dan Pencipta Lagu Kota
Lubuklinggau, Bandung Ujung Lubuklinggau.
GLOSARIUM
dapo :dapur.
pari :pari.
songket tige ragi :merupakan kain songket dengan motif tige ragi.
LAMPIRAN
Gambar 59. Foto bersama penari dan Bujang Dere saat HUT Kota
Lubuklinggau ke-18. (Foto : Yudha Manupo, 2019)
Gambar 60. Foto bersama penari dan Bujang Dere saat HUT Sanggar
SeniStudio Lingga ke-10. (Foto : Yudha Manupo, 2019)
112
Gambar 62. Latihan Tari Silampari Kayangan Tinggi oleh anak Sanggar Seni
Studio Lingga taraf SMA. (Foto : Sapda Priajaya, 2019)
113
BIODATA PENULIS
Agama : Katolik
Sumatra Selatan
No HP : 085758121869
Email : ayuningtyaswidia@gmail.com