0% found this document useful (0 votes)
19 views8 pages

711 2221 1 SM

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1/ 8

Jurnal PEKAN Vol. 4 No.2 Edisi November 2019 Buang, Penerapan......

113

PENERAPAN REWARD AND PUNISHMENT UPAYA


MENINGKATKAN DISIPLIN GURU DALAM KEHADIRAN
MENGAJAR DIKELAS DI SDN 06 DEDAI KABUPATEN
SINTANG

Buang
SDN 06 Dedai, Dinas Pendidikan Kabupaten Sintang
Email: Kepsekbuang.SPd.I@gmail.com

Abstract

Improving the quality of learning at school is very dependent on several factors. A very important
factor is the application of culture towards improving quality. School culture is a positive thing
that must be approved and implemented by all approved school members. One of the culture of
schools that must be resolved is the problem of discipline, including the discipline of the teachers
in class meetings in the teaching and learning process. To improve the discipline of teachers can
be pursued in various ways. In this School Action Research (PTS), an attempt was made in the
form of the application of Prizes and Punishment for teachers in SDN 06, Dedai District, Sintang
Regency. This research was conducted in two cycles, because from the results of research and
data analysis, shown in the second cycle, the discipline of teachers in class meetings in the
teaching and learning process increased and met the indicators set by 75%. From the results of
this study, it can be concluded that to improve teacher discipline in class meetings in teaching and
learning activities can be done by applying gifts and punishments to teachers.

Keywords: Teacher Discipline, Reward and Punishment.

ISSN: 2540 - 8038


Jurnal PEKAN Vol. 4 No.2 Edisi November 2019 Buang, Penerapan......114

Abstrak

Peningkatan mutu pembelajaran disekolah sangat tergantung dari beberapa faktor. Faktor yang
sangat penting antara lain adalah penerapan budaya sekolah kearah peningkatan mutu. Budaya
sekolah merupakan hal yang positif yang harus dipertahankan dan dilaksanakan oleh semua warga
sekolah tanpa merasa terpaksa. Budaya sekolah yang harus dipertahankan salah satunya adalah
masalah kedisiplinan, termasuk disiplin para guru dalam kehadiran dikelas pada proses belajar
mengajar. Untuk meningkatkan disiplin para guru dapat diupayakan melalui bermacam-macam
cara. Dalam Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini, dicobakan tindakan berupa penerapan Reward
and Punishment untuk para guru di SDN 06 Kecamatan Dedai Kabupaten Sintang. Penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus, karena dari hasil penelitian dan analisa data, ternyata pada siklus
kedua, kedisiplinan guru dalam kehadiran dikelas pada proses belajar mengajar meningkat dan
memenuhi indikator yang telah ditetapkan sebesar 75%. Dari hasil penelitian ini, dapat
disimpulkan bahwa untuk meningkatkan disiplin guru dalam kehadiran dikelas pada kegiatan
belajar mengajar dapat dilakukan dengan penerapan Reward and Punishment kepada guru.

Kata Kunci: Disiplin Guru, Reward and Punishment.

ISSN: 2540 - 8038


Jurnal PEKAN Vol. 4 No.2 Edisi November 2019 Buang, Penerapan......115

A. Pendahuluan tugasnya sebagai bentuk tanggung


Untuk meningkatkan peranan jawabnya terhadap pendidikan anak
guru dalam proses belajar mengajar didiknya. Karena bagaimana pun
dan hasil belajar siswa, maka guru seorang guru atau tenaga
diharapkan mampu menciptakan kependidikan (pegawai), merupakan
lingkungan belajar yang efektif dan cermin bagi anak didiknya dalam
akan mampu mengelola kelas. Guru sikap atau teladan, dan sikap disiplin
adalah pendidik profesional dengan guru dan tenaga kependidikan
tugas utama mendidik dan (pegawai) akan memberikan warna
mengevaluasi peserta didik, pada terhadap hasil pendidikan yang jauh
pendidikan anak usia dini jalur lebih baik.
pendidikan formal, pendidikan dasar Keberhasilan proses
dan pendidikan menengah. pembelajaran sangat bergantung
Sementara pegawai dunia pendidikan pada beberapa faktor diantaranya
merupakan bagian dari tenaga adalah faktor guru. Guru sangat
kependidikan, yaitu anggota memegang peranan penting dalam
masyarakat yang mengabdikan diri keberhasilan proses pembelajaran.
dan diangkat untuk menunjang Guru yang mempunyai kompetensi
penyelenggaraan pendidikan. Dalam yang baik tentunya akan sangat
informasi tentang wawasan mendukung keberhasilan proses
Wiyatamandala, kedisiplinan guru pembelajaran.
diartikan sebagai sikap mental yang Peranan guru selain sebagai
mengandung kerelaan mematuhi seorang pengajar, guru juga berperan
semua ketentuan, peraturan dan sebagai seorang pendidik. Pendidik
norma yang berlaku dalam adalah seiap orang yang dengan
menunaikan tugas dan tangung sengaja mempengaruhi orang lain
jawab. untuk mencapai tingkat kemanusiaan
Dari pengertian diatas dapat yang lebih tinggi (Sutari Imam
disimpulkan, kedisiplinan guru dan Barnado, 1989:44). Sehinggga
pegawai adalah sikap penuh kerelaan sebagai pendidik, seorang guru harus
dalam mematuhi semua aturan dan memiliki kesadaran atau merasa
norma yang ada dalam menjalankan mempunyai tugas dan kewajiban

ISSN: 2540 - 8038


Jurnal PEKAN Vol. 4 No.2 Edisi November 2019 Buang, Penerapan......116

untuk mendidik. Tugas mendidik Berdasarkan uraian diatas, penulis


adalah tugas yang amat mulia atas tertarik untuk melakukan penelitian
tindakan sekolah dengan judul :
dasar “panggilan” yang teramat suci.
”Penerapan Reward And Punishment
Sebagai komponen sentral dalam Upaya Meningkatkan Disiplin Guru
sistem pendidikan, pendidik Dalam Kehadiran Mengajar Dikelas
Di Sdn 06 Kecamatan Dedai
mempunyai peran utama dalam
Kabupaten Sintang”.
membangun fondamen-fondamen
hari depan corak kemanusiaan. B. Metode
Corak kemanusiaan yang dibangun Metode yang digunakan dalam
dalam rangka pembangunan nasional penelitian ini adalah metode
kita adalah “manusia Indonesia Penelitian Tindakan Sekolah (PTS).
seutuhnya”, yaitu manusia yang PTS merupakan suatu prosedur
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan penelitian yang diadaptasi dari
Yang Maha Esa, percaya diri Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
disiplin, bermoral dan bertanggung (Panitia Pelaksana Pendidikan dan
jawab. Untuk mewujudkan hal itu, Latihan Profesi Guru Rayon 10 Jawa
keteladanan dari seorang guru Barat, 2009 : 73). Penelitian tindakan
sebagai pendidik sangat dibutuhkan. sekolah merupakan “(1) penelitian
Keteladanan guru dapat dilihat partisipatoris yang menekankan pada
dari prilaku guru sehari-hari baik tindakan dan refleksi berdasarkan
didalam sekolah maupun diluar pertimbangan rasional dan logis
sekolah. Selain keteladanan guru, untuk melakukan perbaikan terhadap
kedisiplinan guru juga menjadi salah suatu kondisi nyata; (2)
satu hal penting yang harus dimiliki memperdalam pemahaman terhadap
oleh guru sebagai seorang pengajar tindakan yang dilakukan; dan (3)
dan pendidik. memperbaiki situasi dan kondisi
Fakta dilapangan yang sering sekolah / pembelajaran secara
kita jumpai disekolah adalah kurang praktis” (Depdiknas, 2008 : 11-12).
disiplinnya guru, terutama masalah Secara singkat, PTS bertujuan untuk
disiplin guru masuk kedalam kelas mencari pemecahan permasalahan
pada saat kegiatan pembelajaran nyata yang terjadi di sekolah-
dikelas. sekolah, sekaligus mencari jawaban

ISSN: 2540 - 8038


Jurnal PEKAN Vol. 4 No.2 Edisi November 2019 Buang, Penerapan......117

ilmiah bagaimana masalah-masalah menghadapi tantangan/tujuan


tersebut bisa dipecahkan melalui melakukan inovasi/tindakan.
suatu tindakan perbaikan. Merumusan indikator keberhasilan
Pendekatan yang digunakan penerapan Reward dan Punishment
dalam penelitian tindakan ini ialah dalam meningkatkan disiplin guru
pendekatan kualitatif. Artinya, dalam kehadiran dikelas pada proses
penelitian ini dilakukan karena belajar mengajar. Merumusan
ditemukan permasalahan rendahnya langkah-langkah kegiatan
tingkat kedisiplinan guru dalam penyelesaian masalah / kegiatan
kehadiran dikelas pada proses menghadapi tantangan / kegiatan
kegiatan belajar mengajar. melakukan tindakan.
Permasalahan ini ditindak lanjuti Mengidentifikasi warga sekolah dan
dengan cara menerapkan sebuah atau pihak-pihak terkait lainnya yang
model pembinaan kepada guru terlibat dalam penyelesaian masalah /
berupa penerapan Reward dan menghadai tantangan / melakukan
Punishment yang dilakukan oleh tindakan.
kepala sekolah, kegiatan tersebut Mengidentifikasi metode
diamati kemudian dianalisis dan pengumpulan data yang akan
direfleksi. Hasil revisi kemudian digunakan. Penyusunan instrumen
diterapkan kembali pada siklus- pengamatan dan evaluasi.
siklus berikutnya. Mengidenifikasi fasilitas yang
diperlukan. Pelaksanaan
C. Pembahasan dan Hasil penelitian tindakan sekolah ini
1. Siklus I. dilaksanakan melalui beberapa
Siklus 1 terdiri atas beberapa kegiatan yaitu Menyebarkan lembar
tahap, yaitu : (1) Perencanaan, (2) pengamatan kepada setiap guru SDN
Pelaksanaan, (3) Pengamatan dan 06 Kec. Dedai Kab. Sintang.
Evaluasi, dan (4) Refleksi. Berkoordinasi dengan petugas piket
Perencanaan terdiri dari yang setiap hari terdiri dari 2 orang
Merumusan masalah yang akan petugas, yaitu dari guru yang tidak
dicari solusinya, Merumusan tujuan mempunyai jam mengajar pada hari
penyelesaian masalah/tujuan itu dan satu orang dari tata usaha.

ISSN: 2540 - 8038


Jurnal PEKAN Vol. 4 No.2 Edisi November 2019 Buang, Penerapan......118

Setelah selesai jam pelajaran, 2. SIKLUS II.


dilakukan rekapitulasi dari hasil Siklus 2 terdiri atas beberapa
pengamatan, baik dari guru piket , tahap, sama seperti siklus 1 yaitu :
dari siswa maupun dari penulis. (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3)
Kegiatan tersebut dilakukan terus Pengamatan dan Evaluasi, dan (4)
setiap hari kepada setiap guru selama Refleksi.
satu minggu (satu siklus). Perencanaan dari hasil refleksi
Pengamatan dan evaluasi pada siklus pertama, peneliti
dilakukan oleh peneliti dengan merencanakan untuk melakukan
menggunakan lembar observasi tindakan Reward dan Punishment
selama satu minggu (satu siklus), yang lebih tegas dibandingkan
untuk semua guru yang berjumlah 9 dengan siklus pertama.
orang. Selama pengamatan peneliti Pelaksanaan penelitian
dibantu atau berkolaborasi dengan tindakan sekolah pada siklus yang
guru piket. Pengamatan oleh peneliti kedua ini dilaksanakan melalui
meliputi, Kehadiran guru dikelas, beberapa kegiatan, yaitu
Tingkat keterlambatan guru masuk Menyebarkan lembar pengamatan
kelas, Waktu meninggalkan kelas kepada setiap guru SDN 06 Kec.
setelah selesai pelajaran. Dedai Kab. Sintang, Berkoordinasi
Refleksi Setelah selesai satu dengan petugas piket yang setiap hari
siklus maka diadakan refleksi terdiri dari 2 orang petugas, yaitu
mengenai kelemahan atau dari guru yang tidak mempunyai jam
kekurangan dari pelaksanaan mengajar pada hari itu dan satu orang
tindakan pada siklus pertama, dari tata usaha. Setelah selesai jam
Refleksi dilaksanakan bersama-sama pelajaran, dilakukan rekapitulasi dari
kolaborator untuk menentukan hasil pengamatan, baik dari guru
tindakan perbaikan pada siklus piket , dari siswa maupun dari
berikutnya, Dari hasil refleksi dapat penulis.
diambil suatu kesimpulan bahwa Pengamatan dan Evaluasi
perlu penerapan Reward dan Pengamatan atau observasi dilakukan
Punishment yang lebih tegas lagi dari oleh peneliti dengan menggunakan
pada siklus pertama. lembar observasi selama satu minggu

ISSN: 2540 - 8038


Jurnal PEKAN Vol. 4 No.2 Edisi November 2019 Buang, Penerapan......119

(satu siklus), untuk semua guru. penerapan tindakan berupa Reward


Selama pengamatan peneliti dibantu dan Punishment, guru yang terlambat
atau berkolaborasi dengan guru lebih dari 15 menit adalah 0, dan
piket. Pengamatan oleh peneliti guru yang terlambat kurang dari 10
meliputi Kehadiran guru dikelas, menit sebanyak 7 orang guru.
Tingkat keterlambatan guru masuk Penerapan Reward dan Punishment
kelas, Waktu meninggalkan kelas dapat meningkat disiplin guru hadir
setelah selesai pelajaran. didalam kelas padakegiatan belajar
Reflesi Setelah selesai mengajar di SDN 06 Kec. Dedai
pelaksanaan tindakan pada siklus Kab. Sintang.
kedua maka diadakan refleksi
mengenai kelemahan atau Daftar Pustaka
kekurangan dari pelaksanaan Akhmad Sudrajat, (2010) Manfaat
Prinsip dan Asas
tindakan pada siklus kedua tersebut
Pengembangan Budaya
Dari hasil observasi dan data yang Sekolah. Jakarta: Gahli
Indonesia.
diperoleh, peneliti mengambil
kesimpulan bahwa tindakan yang Amstrong. Michael, (1991).
Manajemen Sumber Daya
dilaksanakan pada siklus kedua
Manusia. Jakrta:Ghalia
dinyatakan berhasil, karena terdapat Indonesia.
78,26% guru yang terlambat kurang
Anwar Prabu Mangkunegara. (1994).
dari 10 menit, atau melebihi target Psikologi Perusahaan.
Bandung:PT. Trigenda Karya
yang telah ditentukan sebesar 75%.
D. Simpulan __ (2000). Manajemen Sumber Daya
Manusia Perusahaan.
Berdasarkan analisis data, dari
penelitian ini dapat ditarik Arikunto, S. (2002). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
kesimpulan bahwa penerapan
Praktek. Jakarta:Rineka Cipta
Reward dan Punishment efektif
Aunurrahman. (2009). Belajar dan
untuk meningkatkan disiplin
Pembelajaran.Bandung:Alfabeta
kehadiran guru dikelas pada kegiatan
Departemen Pendidikan
belajar mengajar.
Nasional. (2003).
Data yang diperoleh Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003.
menunjukan bahwa setelah diadakan

ISSN: 2540 - 8038


Jurnal PEKAN Vol. 4 No.2 Edisi November 2019 Buang, Penerapan......120

Megawangi, Ratna. (2007). Pembelajaran. Jakarta: Apitul


Membangun SDM Indonesia langga.
Melalui Pendidikan Holistik
Syamsul Hadi, (2009).
Berbasis Karakter. Kepemimpinan Pembelajaran,
Jakarta:Indonesian Heritage Makalah Disampaikan
Foundation padaSosialisasi Akuntabilitas
Kinerja Kepala Sekolah Dalam
Asmaroini, Ambiro Puji. 2017. Inovasi Pembelajaran.
Menjaga Eksistensi Pancasila Departemen Pendidikan
dan Penerapannya Bagi Nasional, Direktorat Jenderal
Masyarakat Di Era Peningkatan Mutu Pendidik
Globalisasi. Jurnal Pancasila dan Tenaga Kependidikan,
dan Kewarganegaraan. 1 (2) : Direktorat Tenaga
53-59. Kependidikan.

Subagio. (2010) Kompetensi Guru


dalam Meningkatkan Mutu

ISSN: 2540 - 8038

You might also like