Edoardo Tondang

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

PROGRAM RUANG ANGKASA UNTUK MENINGKATKAN “SOFT

POWER” CINA DALAM MENYAINGI PENGARUH AMERIKA


SERIKAT DI KAWASAN AFRIKA

Edoardo Tondang dan Idjang Tjarsono

Abstract

The purpose of this thesis is to examine the political dimension of


contemporary space activities by analyzing the strategic objectives and
motivations of the governments that undertake this program particularly how
China is using space as a ―soft power‖ tool in International Relations and
whether Washington is miscalculating the main direction of China’s threat to U.S.
space policy and strategy. The research method used in this study is a qualitative
approach to the analysis of explanation. The main theory of this study is
Neoliberal International Relation Theory, and the main concepts are soft power,
foreign policy and techno-nationalism.
When China launched an anti-satellite (ASAT) weapon in January 2007 to
destroy one of its inactive weather satellites, most reactions from academics and
U.S. space experts focused on a potential military ―space race‖ between the
United States and China. Overlooked, however, is China’s growing role as global
competitor on the non-military side of space. China’s space program goes far
beyond military counterspace applications and manifests manned space
aspirations, including lunar exploration. Its pursuit of both commercial and
scientific international space ventures constitutes a small, yet growing,
percentage of the global space launch and related satellite service industry.
This Thesis also highlights China’s willingness to cooperate with nations
far away from Asia for political and strategic purposes. These partnerships may
constitute a challenge to the United States and enhance China’s ―soft power‖
among key American allies and even in some regions traditionally dominated by
U.S. influence (e.g., Africa).

KEYWORDS: China, space, soft power, U.S. space policy, ITAR.

Pendahuluan
Ketika Cina meluncurkan sebuah senjata Anti-Satellite (ASAT) pada
Januari 2007 untuk menghancurkan salah satu satelit tuanya, kebanyakan reaksi
dari akademika dan pakar ruang angkasa AS berfokus pada kemungkinan
―perlombaan ruang angkasa‖ yang bersifat militer antara Cina dan AS. Bila
diperhatikan, Cina sedang mengembangkan peranannya sebagai kompetitor global
untuk program ruang angkasa yang bersifat non-militer. Melalui program ruang
angkasa ini, Cina juga menunjukkan keinginannya untuk bekerja sama dengan
negara-negara yang jauh dari Asia untuk tujuan politik dan strategis. Kerjasama
ini mungkin saja membentuk suatu tantangan terhadap AS dan meningkatkan
―Soft Power‖ Cina diantara sekutu kunci AS dan bahkan di beberapa kawansan
yang didominasi oleh pengaruh AS, misalnya Afrika.
Ada dua pertanyaan yang menjadi alasan pembuatan tulisan ini. Pertama,
mengapa program ruang angkasa itu penting dan apa yang dilakukan oleh Cina
untuk meningkatkannya? Dewasa ini semakin banyak negara yang menyadari
manfaat penting dari kemajuan di bidang teknologi ruang angkasa. Mulai dari
aspek yang nyata seperti penginderaan jauh, ramalan cuaca, pemonitoran bencana
alam, dan telekomunikasi (TV satelit, handphone, dll) sampai ke aspek yang lebih
abstrak seperti prestise politik, ―soft power‖, dan ―tecno-nationalism‖, membuat
negara-negara semakin tertarik kepada proyek komersial dan ilmiah dari program
ruang angkasa ini. Cina merupakan salah satunya, namun Cina berusaha untuk
lebih maju lagi, Cina mempromosikan diri sebagai penyedia layanan ini kepada
negara-negara lain. Salah satu bagian dari masalah penelitian ini adalah untuk
menilai mengapa Cina memilih negara tertentu di Asia dan di luar Asia sebagai
pasar dari layanan ruang angkasa ini dan apa yang ingin didapatkan Cina dari
negara-negara tersebut.
Kedua, apakah keuntungan komparatif dari aspek komersial ruang angkasa
Amerika Serikat terancam oleh Cina? Sejak dikeluarkannya Cox Commision’s
Report pada tahun 1999 dan disusul oleh International Traffic in Arms Regulation
(ITAR), sebuah ketentuan yang secara spesifik menentang ekspor satelit dan
kendaraan ruang angkasa, AS telah mengalami konsekuensi yang signifikan
terhadap politik dan ekonomi. Joan Johnson-Freese berkata bahwa AS telah salah
dalam strategi ruang angkasa, tentunya AS benci untuk mengakui bahwa ridak ada
lagi monopoli ruang angkasa dan tidak bisa menerima bahwa negara-negara lain
mungkin ingin menggunakan ruang angkasa untuk tujuan sipil dan militer.1
Dengan penolakan AS terhadap keinginan Cina untuk bergabung dengan
International Space Station (ISS), dan mengundang Korea Selatan dan Brasil,
Cina sepertinya mencoba untuk mencari jalan keluar. Penelitian ini akan
menyelidiki perjalanan Cina untuk mencari negara yang membukakan pintu untuk
bekerjasama secara finansial dan logistik untuk proyek ruang angkasa yang sering
dihalangi oleh AS.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Lt. Col. J. Barry Petterson dari U. S. Air
Force melihat program ruang angkasa Cina dari prespektif ancaman terhadap AS
pada dua area utama: ekonomi dan kemanan. Lt. Col. J. Barry Petterson
berpendapat bahwa semenjak program ruang angkasa Cina disubsidi oleh
pemerintahnya, Beijing berada dalam posisi untuk menjatuhkan layanan
peluncuran ruang angkasa ke pasar dunia.2 Lt. Col. J. Barry Petterson juga
1
Johnson-Freese, Joan, ―Strategic Communication with China: What Message About Space?,‖
China Security, World Security Institute, 2:2 (2006) hal 45.
2
Lieutenant Colonel J. Barry Patterson, China’s Space Program and its Implications for the
United States (Maxwell AFB, Ala.: Air War College, April 19, 1995), hal 16.
mengutip bahwa ada kekhawatiran keamanan bila ada bantuan diberikan kepada
Cina untuk meningkatkan kemampuan ruang angkasanya, Cina akan
menggunanakan kemajuan ini untuk program ICMB-nya, atau lebih buruknya
lagi, ada kemungkinan diekspor kepada ―rogue nation‖3 dan digunakan untuk
melawan kepentingan AS.4
Tiga kejadian dalam sejarah yang dianggap dapat menjadi pandangan
negatif terhadap program ruang angkasa Cina: the Cox Commission Report,
skandal Wen Ho Lee, dan uji coba ASAT Cina pada tahun 2007. The Cox
Commission Report, yang dikeluarkan pada tahun 1999, menggambarkan Cina
sebagai ancaman langsung terhadap AS, khususnya markas ruang angkasa yang
digunakan sebagai markas sistem anti satelit.
Perkembangan teknologi ruang angkasa Cina tetap berlajut walaupun telah
mendapat raksi dari kongres setelah keluarnya Cox Report dan menghasilkan
sebuah larangan ekspor teknologi ke Cina, Cina tetap mengumumkan
penghancuran satelit cuaca yang sudah tua pada 11 Januari 2007 dengan
menggunakan teknologi kinetic-kill-vehicle (KKV), hal ini membangkitkan
kembali rasa sakit akan prilaku Cina dan mengapa semua orang harus curiga
dengan aspirasi program ruang angkasa Cina. Pengguanan teknologi ASAT untuk
melakukan kontrol ruang angkasa dan perang ruang angkasa bukan merupakan
topik baru dan telah ditulis secara luas.5
Perusahaan RAND dibawah naungan Project Air Force mempublikasikan
sebuah penelitian tentang strategi ―anti-access‖ Cina yang secara spesifik disebut
sebagai ―serangan terhadap satelit‖ sebagai bagian dari strategi militer Cina untuk
melawan superioritas AS.6 Walaupun uji coba ASAT menunjukkan bahwa Cina
hanya mampu menghancurkan satelit dalam jaungkauan low-earth orbit (LEO),
jangkauan ini dapat menghancurkan satelit intelijen AS, yang menurut penilaian
RAND merupakan salah satu target utama.7
Komandan U.S. Navy John Klein menilai bahwa kebangkitan Cina di
bidang teknologi ruang angkasa pada pokoknya berhubungan dengan power
nasional, strategi nasional, pengaruh internasional, dan prestise di dunia
internasional. walaupun merupakan ahli strategi maritim, tetapi John klein

3
―rogue nation‖ merupakan istilah yang diberikan AS kepada negara-negara seperti: Kuba, Iran,
Syria, Sudan dan Korea utara. Secara internasional, ―rogue nation‖ ini diartikan sebagai negara
yang tidak menghormati negara lain dalam aktivitas internasionalnya.
4
Ibid, hal 20-22.
5
Lihat Bruce M. DeBlois, Richard L. Garwin, R. Scott Kemp, dan Jeremy C. Marwell., Space
Weapons, International Security, Vol. 29, No. 2 (2004), hal. 50–84; Colonel Susan M. Puska, ed.,
People’s Liberation Army After Next (Carlisle, PA: Strategic Studies Institute, U.S. Army War
College, Augustus 2000); Jeffrey G. Lewis, The Minimum Means of Reprisal: China’s Search for
Security in the Nuclear Age (Cambridge, MA: MIT Press, 2007).
6
Roger Cliff, Mark Burles, Michael S. Chase, Derek Eaton, and Kevin Pollpeter, Entering the
Dragon’s Lair: Chinese Antiaccess Strategies and Their Implications for the United States (Santa
Monica, CA: RAND, 2007), hal 57-58.
7
Ibid., hal 59.
mengatakan bahwa bila teknologi ruang angkasa Cina terus berkembang, mereka
akan mampu menguasai jaringan telekomunikasi dan secara otomatis Cina-lah
yang akan menjadi penentu bagaimana frekuensi komunikasi dibentuk dan
digunakan. Dengan demikian Cina dapat menggunakan diplomasi koersif bila
diperlukan.8

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif yang bersifat
eksplanatif yakni suatu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan tentang
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya berbagai fenomena.9 Penelitan yang
bersifat eksplanasi adalah sebuah penelitian yang memberikan pemaparan
terhadap suatu permasalahan, keadaan, gejala, dan kebijakan serta tindakan.
Penelitian secara eksplanasi lebih memaparkan secara rinci suatu fenomena
dengan fakta-fakta yang dilengkapi dengan data dan analisa. Fenomena yang
dijadikan objek dalam penelitian ini adalah strategi keamanan Iran menghadapi
ancaman serangan Amerika Serikat.
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah multi case study.
Pemilihan strategi ini berimplikasi pada teknik pengumpulan data. Teknik yang
digunakan adalah menghubungkan teori dengan data-data yang didapatkan
melalui riset perpustakaan (library research). Data-data tersebut didapatkan dari
buku-buku, jurnal, majalah, surat kabar dan
sumber lainnya (document analysis). Selain itu, penulis juga menggunakan sarana
internet dalam proses pengumpulan data yang berkaitan dan relevan dengan
permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.

Pembahasan
Akses ke ruang angkasa pernah dianggap sebagai hal eksklusif yang
hanya bisa didapat oleh para superpower: Amerika Serikat dan bekas kesatuan
Uni Soviet. Melihat beberapa dekade kebelakang, hanya dua negara besar inilah
yang dengan kekuatan finansial dan sumber daya ilmiahnya mampu untuk
memenuhi semua persyaratan untuk meneliti, mencoba, mengembangkan dan
membangun teknologi roket dan satelit. Pada masa sekarang ini, akses ke ruang
angkasa hanyalah masalah uang dan kepentingan. Banyak teknologi yang bisa
didapatkan secara relatif murah, dan sekarang banyak negara dan perusahaan
dunia yang berkompetisi untuk menawarkan bantuan kepada negara-negara yang
ingin mendapatkan akses ke ruang angkasa.
Menurut United Nation’s Office for Outer Space Affair, ada lebih dari 50
negara yang memiliki program ruang angkasa nasional.10 Semenjak peluncuran

8
Klein, John J. , Space Warfare: Strategy, Principles and Policy (New York, NY: Rutledge,
2006), hal 62.
9
Catherine Marshall dan Gretchen B Rossman. 1994. Designing Qualitative Research 2nd
Edition. California: Sage Publication. Hal. 41
10
United Nations Office for Outerspace (UNOOSA). lihat
http://www.unoosa.org/oosa/en/OOSA/index.html.
Spuntik pada tahun 1957 dan kembalinya Yuri Gargarin dari luar angkasa pada
tahun 1961, rencana untuk membangun dan menguasai pasar ruang angkasa
sendiri telah gagal. Seperti yang tercatat, seorang ahli sejarah ruang angkasa
Howard E. McCurdy berkomentar, ―ruang angkasa, setidaknya bumi, bukanlah
dominasi eksklusif dari beberapa pihak saja.‖11 Louis Friedman, seorang eksekutif
director dari Pasadena-based Planetary Society, mengeluarkan pendapat yang
sama tentang mengapa negara-negara mulai mengembangkan program ruang
angkasa. Saat suatu negara telah mempunyai satelit sendiri di dalam orbit, dia
menambahkan, ―mereka telah menjadi pemain tingkat dunia‖. Perang Dingin,
yang ―hanya terbatas mitra pengembangan ruang angkasa ‗intra-blok‘ AS dan Uni
Soviet‖, telah berakhir dan ―muncul hubungan baru diantara para negara-negara
yang ingin melakukan pengembangan di bidang antariksa pada era paska Perang
Dingin‖. Hal ini bukan sebuah kejutan lagi kalau Cina, dengan pertumbuhan
ekonominya dan kapasitas ilmu pengetahuan dan teknologinya yang menjanjikan,
tertarik untuk mengembangkan sayapnya ke ruang angkasa dan mengembangkan
kerjasamanya dengan negara-negara lain.
Pengembangan Program Ruang Angkasa Cina
Dengan sebuah pemahaman akan latar belakang dari program ruang
angkasa Cina dan bagaimana negara-negara mencari keuntungan soft power dari
program ruang angkasa dari bab sebelumya, bab ini akan memfokuskan secara
langsung bagaimana Cina ―menjual‖ program ruang angkasanya secara domestik
untuk mengembangkan program ruang angkasa tersebut. Bab ini mencakup
tentang program ruang angkasa Cina yang dijadikan sebagai alat legitimasi oleh
Partai Komunis Cina (PKC), bagaimana mereka bermain untuk merekrut peneliti-
peniliti dan teknisi-teknisi ruang angkasa dalam rangka memenuhi ambisinya
untuk mewujudkan program pesawat luar angkasa berawak dan dan eksplorasi
Mars dengan Russia, dan juga menyoroti beberapa aplikasi domestik dari program
ruang angkasa ini.
Sejauh ini, pemerintah Cina telah mengeluarkan 2 dokumen mengenai
aktivitas ruang angkasanya, yang pertama dikeluarkan pada tahun 2000 dan yang
berikutnya pada tahun 2006. Pada kedua versi, terdapat maksud yang jelas yang
ditujukan untuk masyarakat Cina. Versi Tahun 2000, pada bagian ―Prinsip dan
Tujuan‖ mencatat bahwa ―Pemerintah Cina sudah menganggap industry ruang
angkasa sebagai sebuah bagian integral dari strategi pengembangan menyeluruh
negara (guojia zhengti fazhan zhanlue),‖ dan mengurutkan beberapa prinsip kunci
berikut:

 Merevitalisasi negara dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan;

11
Peter Pae, ―Third World Sets Sights on Space,‖ Los Angeles Times (14 Oktober 2003)
 Meningkatkan kepercayaan diri dan inovasi diri dan melakukan
terobosan di bidang ruang angkasa dengan kekuatan sendiri (kao ziji de
liliang);
 Memilih proyek vital untuk ekonomi nasional dan pengembangan
sosial; dan
 Meningkatkan keuntungan ekonomi dan sosial dari aktivitas ruang
angkasa.
Bagian pembukaan dari ―Prinsip dan Tujuan‖ ini lebih berbicara kepada
penduduk Cina dari pada pihak luar, walaupun ada sedikit disebutkan tentang
kerjasama luar negeri, tujuan utama dari dokumen ini adalah untuk memberitahu
bahwa program, ruang angkasa akan membantu memodernisasi Cina dan akan
mempunyai perkembangan yang stabil pada abad ke 21. Dokumen tersebut juga
menyebutkan bahwa Cina akan dapat mencapai tujuannya dan meraup
keuntungan dan manfaat dari program ruang angkasa, seperti yang mereka
harapkan.
Bagaimana Cina mencapai hal itu? Didalam ―Konsep Pengembangan‖
yang ada di dokumen itu menguraikan bebrapa poin, termasuk ―mempercepat
pengembangan ‗orang-orang bertalenta dalam industri ruang angkasa‘ (hangtian
rencai), mengembangkan pendidikan ruang angkasa (fazhan hangtian jiaoyu),
melatih orang-orang yang berkualifikasi, dan memotivasi ‗semua tingkatan
masyarakat‘ (shehui gejie) untuk mendukung pengembangan dari
industri.12Singkatnya Cina berusaha untuk meningkatkan dukungan dari
penduduknya terhadap program ruang angkasa mereka yang ambisius.
Dokumen yang dikeluarkan tahun 2006 mempunyai beberapa perubahan
dari tahun 2000, tapi masih membawa fokus yang berat kepada tujuan domestik
dibelakang program ruang angkasa Cina. Ide standar seperti ―konstruksi ekonomi
(jingji jianshe), pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (keji
fazhan)…perkembangan sosial (shehui jinbu)‖13 tetap ada, tapi ada sedikit variasi
dari versi tahun 2000 ―strategi nasinal yang komprehensif (zhengti guozia
zhanlue)‖ secara sederhana diartikan sebagai ―kekuatan nasional yang
komprehensif (zonghe guoli)‖.14 Hal yang lebih kontrash dari versi tahun 2000
adalah versi tahun 2006 lebih banyak memberikan detail tentang bagaimana Cia
akan membuat semuanya menjadi kenyataan dengan membuat daftar dari
beberapa ―kebijakan dan langkah-langkah pengembangan‖:
 Mengkonstruksi sebuah jaringan menyeluruh dari industri ruang
angkasa, mencakup pembuatan satelit, layanan peluncuran, peralatan
darat, dan layanan operasional;
 Memberikan dukungan kepada laboratorium kunci dan pusat penelitian
teknis dari ilmu pengetahuan dan teknologi ruang angkasa;
 Mempercepat pembangunan dari perusahaan ruang angkasa kelas
dunia (guoji yiliu);

12
White Paper, ―China‘s Space Activities,‖ (2000).
13
White Paper, ―China‘s Space Activities in 2006.‖
14
Ibid
 Meningkatkan pendanaan di bidang ruang angkasa dan membangun
sistem investasi yang berbeda dan multi-channel (duoyuanhua
duoqudao de hangtian touzi tixi);
 Mengajak perusahaan-perusahaan industrial, institut penelitian ilmu
pengetahuan, perusahaan komersial untuk aktif mendukung sektor
ruang angkasa; dan
 Mendidik orang-orang bertalenta dalam bidang industri ruang
angkasa.15
Sebagai tambahan untuk kedua dokumen ini, pemerintah Cina juga
mengeluarkan sebuah laporan dalam ―Pertahanan Nasional Cina Tahun 2008.‖
Ketika kebanyakan isi dokumen tersebut berfokus kepada aspek non-militer, ada
beberapa bagian yang ditambahkan sebagai kapabilitas dasar ruang angkasa,
seperti ―survey dan pemetaan, navigasi, ramalan cuaca, observasi hidrologi dan
sistem pendukung lingkungan ruang angkasa telah dioptimisasikan lebih jauh.‖16
Aset ruang angkasa tersebut tidak hanya berpengaruh kepada bidang ekonomi
negara, tetapi juga bidang pertahanan dan keamanan.
Mungkin alasan lain bagi keinginan Cina untuk masuk ke bisnis ruang
angkasa berawak adalah keyakinanakan kapsul Shenzou mereka. Cina telah
melakukan banyak eksperimen dan percobaan penerbangan dengan menggunakan
pengganti untuk memastikan bahwa manusia telah siap untuk diterbangkan ke
ruang angkasa. Biasanya ini memerlukan selusin penerbangan, tetapi Cina
mengirimkan Kol. Yang Liwei, pada penerbangan kelima dari Shenzou.17
Jelasnya, Cina berpikir bahwa kapsul mereka telah siap dan telah memenuhi
standar fasilitas untuk menerbangkan manusia dengan menggunakan peswat ruang
angkasa.
Singkatnya, setelah kesuksesan penerbangan Shenzou-5, Cina tidak hanya
menerima sebuah telegram berisi ungkapan selamat dari presiden Rusia Vladimir
Putin yang menekankan ―kerjasama ruang angkasa Rusia-Cina adalah hal yang
penting yang akan memberikan banyak keuntungan bagi negara kita,‖ tetapi
Dirjen Badan Antariksa Eropa menawarkan ucapan selamat dan mengekspresikan,
―misi ini akan membuka era baru untuk komunitas kerjasama ruag angkasayang
lebih luas‖.18
Banyak yang telah menulis bahwa Shenzou adalah tiruan dari Soyuz yang
didesain Rusia, namum inspeksi lebih dekat memberikan perbedaan yang
signifikan. Dean Cheng mencatat ―Shenzou bukanlah tiruan dari Soyuz melainkan
tingkat evolusi selanjutnya dari Soyuz‖.19 Pertama, Shenzou lebih besar sekitar
13% (lihat gambar 5 dibawah) dan memiliki kapasitas untuk meninglatkan
generator listrik. Soyuz hanya menggunakan 1 mesin utama dan 1 mesin
cadangan, Shenzou menyediakan tempat mesin yang terpisah. Mungkin perbedaan
yang paling signifikan pada desainnya adalah penambahan panel surya dan

15
Ibid
16
White Paper, China’s National Defense in 2008,
17
David L. Chandler, ―Confident China Joins Space Elite,‖ New Scientist, Vol. 180, No. 2418
(25-31 Oktober, 2003): hal 6.
18
Ibid
19
Ibid
tuntunan sistem pada modul orbital,‖ yang memberikan keleluasaan untuk tetap
berada di orbit seperti sebuah satelit autonom. Hal ini bisa dugunakan untuk
menyediakan target bagi latihan docking, dan seiring waktu, beberapa modul akan
dapat dihubungakan sebagai bagian dari pengembangan stasiun ruang angkasa.20

Soft Power Cina Melalui Program Ruang Agkasa

Program ruang angkasa Cina pertama kali dimulai dengan bantuan Rusia
pada tahun 1950, tapi telah menjadi jalan yang panjang semenjak saat itu, menjadi
pengekspor global dari aplikasi dan teknologi ruang angkasa. Semenjak
mengumumkan bahwa Cina akan ―memasuki pasar peluncuran satelit komersial
internasional pada konferensi UNISPACE di Jenewa pada Agustus 1982,
pertumbuhan penelitian, pengembangan, dan basis industri ruang angkasanya
membuat Cina mampu membangun ― roket peluncur canggih dan satelit-satelit,
yang secara tebuka mengincar 15% dari pasar global untuk layanan itu‖. 21 Melihat
dari mandat Cina 1982 yang ambisius, bab ini akan menganalisa dengan siapa
Cina telah bekerja secara internasional, dengan kapasitas apa dan bagaimana Cina
mengaplikasikan soft power yang berfokus pada ruang angkasa untuk
mempertahankan dan memanfaatkan agenda hubungan internasionalnya.
Karena hanya ada dua dokumen resmi pemerintahan Cina mengenai
program ruang angkasanya, yang juga menyangkut peranan Cina di arena
internasional, merupakan hal yang wajar untuk menggunakan dua dokumen kunci
ini sebagai titik awal. Secara spesifik versi tahun 2000 meberikan beberapa
panduan kunci konsep dan prinsip dan menyucurkan harapan untuk keinginan
Cina dalam:

 Menegaskan pertukaran dan kerjasama internasional dalam aspek


teknologi ruang angkasa (zhongshi hangtianlingyu de guoji jiaoliu
yu hezuo);
 Memperbaharui institusi ilmu pengetahuan dan teknologi ruang
angkasa dan mendirikan sebuah mekanisme operaional yang
menggabungkan pasar nasional dan pasar internasional;
 Menigkatkan secara bersama kapabilitas dari pengembangan ruang
angkasa dari semua negara, khususnya negara-negara berkembang,
dan membuat semua negara dapat menikmati manfaat dari
teknologi ruang angkasa.
 Meningkatkan kerjasama teknologi ruang angkasa regional ruang
angkasa; dan
 Mendukung perusahaan-perusahaan teknologi ruang angkasa Cina
untuk berpartisipasi dalam layanan komersial peluncuran ruang

20
Chandler, ―Confident China Joins Space Elite,‖ hal 6.
21
Drew, ―Space Inspires Passion and Practicality in China.‖
angkasa internasional sesuai dengan prinsip persamaan, keadilan
dan timbal balik.22
Melihat hal tersebut Dokumen Putih 2006 tidak menyimpang dari poin-
poin tersebut, dokumen tersebut menyoroti lebih kepada proyek-proyek kerjasama
pada tahun intervensi (2000-2005) dengan negara lain. Dokumen itu juga
mengatakan bahwa Cina mempunyai:

 Perjanjian kerjasama yang ditandatangani dalam perjanjian


kerjasama atas penggunaan secara damai dari proyek ruang
angkasa dan antariksa bersama Argentina, Brasil, Kanada,
Perancis, Malaysia, Pakistan, Rusia, Ukraina, ESA dan komisi
Eropa;
 Menandatangani memorandum kerjasama ruang angkasa dengan
organisasi ruang angkasa dari India dan Britania Raya; dan
 Menyelenggarakan pertukaran menyangkut teknoogi ruang
angkasa dengan Algeria, Cili, Jerman, Itali, Jepang, Peru dan
Amerika Serikat.23
Hal yang mengherankan adalah ketika Cina mengeluarkan ―Dokumen
Putih untuk Pertahanan dan Keamanan Negara‖, yang mengandung bahasa
berikut: ―Terobosan besar telah dibuat dalam pengembangan pasar internasional
dari produk ruang angkasa. Cina telah mengekspor satelit pertamanya, dan proyek
satelit Bumi dengan Brasil telah memainkan peran penting untuk perkembangan
ekonomi kedua negara‖.24 Hal ini sedikit keluar dari jalur untuk sebuah dokumen
putih yang mengandung referensi untuk membangun sebuah proyek ruang
angkasa bersama. Ketika banyak pemikir Cina yang melihat ini sebagai sebuah
keinginan yang nyata untuk meningkatkan pertahanan dan keamanan dari segi
program ruang angkasa, penulis melihatnya lebih kepada sebuah titik untuk
menunjukkan atau menyombongkan sesuatu. Kalimat sebelumnya adalah, ―Ilmu
pengetahuan, teknologi dan industri berbasis pertahanan Cina secara aktif
memimpin sebuah kerja sama dengan negara lain dalam cakupan industri
teknologi tinggi, penggabungan kebutuhan militer dan penduduk, dan membuat
sebuah upaya yang hebat dalam pengembangan produk penduduk teknologi tinggi
dengan nilai tambahan yang tinggi,‖25 dari hal itu sepertinya Cina selalu saja
menyoroti satu dari usaha kerja samanya dengan negara lain yang terlihat sangat
jelas, dan merupakan hal yang berhubungan dengan ruang angkasa. Kevin
Pollpeter berpendapat mengenai ide dibelakang Dokumen Putih tahun 2006,
seperti yang dicatatnya bahwa,‖…dokumen itu berperan sebgai tempat bagi Cina
untuk menggembar-gemborkan pencapaian Cina di ruang angkasa bukan hanya

22
White Paper, ―China‘s Space Activities,‖ (2000). Original white paper (Chinese ―baipishu‖)
dalam http://www.cnsa.gov.cn/n615708/n620168/n750545/index.html (diakses 5 Oktober 2012).
23
White Paper, ―China‘s Space Activities‖ (2006). Lihat juga, ―China Signs 16 Int‘l Space
Cooperation Agreements, Memorandums in Five Years.‖ People’s Daily (Online), 12 Oktober,
2006.
24
White Paper. China’s National Defense in 2008. People‘s Republic of China, Information Office
of the State Council, January, 2009, hal 23
25
White Paper, China’s National Defense in 2008.
untuk alasan politik dan birokrasi domestic tapi juga untuk memperlihatkan
kelangsungan Cina sebagai parner internasional di ruang angkasa‖. 26 Ia juga
mencatat bahwa program Cina akan menolongnya untuk ―mencapai status great
power didalam suatu system yang didominasi oleh Amerika Serikat dan untuk
meningkatkan pengaruh internasionalnya tanpa memicu sebuah reaksi
peribangan‖.27
Cina, yang menurut beberapa pemikir telah mempertunjukkan soft power
dan diplomasi sumber daya alam, menegosiasikan sebuah kesepakatan dengan
Nigeria untuk membangun, meluncurkan, dan mengoperasikan satelit komunikasi.
East Asian Strategic Review 2008 Jepang menyebutkan bahwa proyek ini
merupakan contoh dari ―eksploitasi ruang angkasa Cina sebgai sebuah alat
diplomasi‖28 Ahmed Rufai, CEO dari Nigerian Communication Satellite Ltd.,
berkata bahwa setelah Nigeria meletakkan permintaan akan proyek internasional
pada April 2004, ―21 tawaran datang dari beberapa perusahaan ruang angkasa
yang besar, tetapi hamper semua gagal memenuhi sayarat finansialnya‖. 29 Cina
secara baik hati meminjamkan banyak uang pada Nigeria untuk proyek itu,
sebagaimana perbankan, dengan melihat fakta bahwa kekayaan minyak di Nigeria
menjadi sebuah jaminan. Dengan sebuah peluncuran satelit yang sukses pada 14
mei 2007, ada pembicaraan lebih lanjut tentang kemungkinan sebuah satelit
lanjutan untuk menolong Nigeria masuk kedalam ―dunia digital yang didominasi
oleh barat‖.30 Xu Jianguo, Duta Besar Cina untuk Nigeria berkomentar bahwa
peluncuran ini akan ―mempertinggi kesaling percayaan secara politik, ekonomi
dan hubungan perdagangan‖.31 Rufai berharap untuk meningkatkan ―kualitas
komunikasi, termasuk layanan internet Nigeria,‖ dan ―secara aktif bekerja sama
dengan Cina untuk mempersiapkan NIGCOMSAT-2 dan NIGCOMSAT-3‖.32
Usaha penembangan teknologi ruang angkasa Cina di Nigeria telah
memikul beberapa kritik. Kayoed Feyemi, yang memimpin pemikiran kebijakan
Nigeria di Pusat Demokrasi dan Pembangunan Nigeria, ,menyatakan bahwa, ―hal
ini terlihat seperti gajah putih. Dalam skala kebutuhan, proyek ruang angkasa ini
26
Kevin Pollpeter, ―Competing Perceptions of the U.S. and Chinese Space Programs,‖ China
Brief, diambil dari:
http://www.jamestown.org/programs/chinabrief/single/?tx_ttnews%5Btt_news%5D=32374&tx_tt
news%5BbackPid%5D=197&no_cache=1 (diakses pada 5 Oktober 2012)
27
Ibid.
28
NN, ―China‘s Space Development—A Tool for Enhancing National Strength and
Prestige,‖ East Asian Strategic Review 2008, National Institute for Defense Studies, Tokyo, Japan:
Japan
Times (2008): hal 26.
29
Jim Yardley, ―Blocked by U.S., China Finds Its Own Way to Space,‖ International Herald
Tribune, 23 Mei, 2007. Lihat http://chinadigitaltimes.net/2007/05/blocked-by-us-china-finds-its-
own-way-to-space-jim-yardley/ (diakses 6 oktober 2012)
30
Jim Yardley, ―Snubbed by U.S., China Finds New Space Partners,‖ New York Times, 24 Mei,
2007. Lihat http://www.nytimes.com/2007/05/24/world/asia/24satellite.html?_r=0 (diakses 6
Oktober 2012)
31
NN, ―China Helps Nigeria Develop Communication Technology.‖ Xinhua People’s Daily
Online, 14 Juni, 2008. Lihat: http://news.xinhuanet.com/english/2008-06/14/content_8367365.htm
(diakses 7 Oktober 2012)
32
Ibid.
tidak memenuhi syarat untuk menjadi proyek yang paling penting‖. 33 Sebuah
program ruang angkasa di sebuah negara yang masih dilanda banyak kemiskinan,
kekurangan prasaranan dasar ( contohnya, air mengalir, listrik, jalan aspal)
merupakan kesalahan arah dari penggunaan dana pemerintahan. Tapi memberikan
sebuah momentum yang menarik didalam aktivitas yang berhubungan dengan
ruang angkasa dan pembicaraan mengenai satelit masa depan yang akan datang,
sepertinya hubungan kerja sama ruang angkasa Cina-Nigeria akan berlanjut untuk
beberapa waktu kedepan, walaupun ada tantangan politik domestik yang serius.34
Salah satu tantangan yang tidak terduga dalam hubungan yang
menjanjikan ini terjadi pada November 2007, ketika NIGCOMSAT-1 mengalami
kegagalan pemakaian. Nigerian Communication Satellite Limited, yang
bertanggung jawab untuk satelit TT&C, mengeluarkan sebuah pernyataan yang
berkata, ―NIGCOMSAT-1 tidak hilang tetapi mengalami penurunan energi. Pada
saat kami meninjau ketidak normalan, ternyata baterai berhenti bekerja di situasi
tidak ada gerhana. Satelit itu diaktifkan dalam mode darurat untuk memberikan
keringanan dan perbaikan‖.35 Ketika analisis lebih lanjut telah dilakukan, satelit
itu dipindahkan ke sebuah orbit tetap dan mendapat perbaikan.36 Orang-orang
berharap agar NIGCOMSATs-2 dan -3 dapat direalisasi dengan cepat karena
satelit itu akan tahan untuk 15 tahun, dan tidak hanya menyediakan layanan
telepon, broadband internet dan layanan penyiaran ke pedesaan Afrika, tetapi juga
digunakan untuk intelegensi, pengawasan keamanan dan sektor-sektor yang lain
seperti industri gas dan minyak.37
Melihat waktu akan kejadian ini, sepertinya terlalu cepat untuk mencerna
hal ini akan memberikan efek yang negatif kepada masa depan bisnis ruang
angkasa Beijing. Satelit dengan desain yang sama telah dijual, dirakit dan
diluncurkan untuk Venezuela. Mungkin kesuksesan proyek VENESAT-1 akan
membantu menghilangkan kekhawatiran akan kegagalan NIGCOMSAT-1 dan
meminimalisir segala pengaruhnya bagi reputasi Cina di pasar teknologi ruang
angkasa.

33
Peter Pae, ―Third World Sets Sights on Space,‖ Los Angeles Times (14 Oktober, 2003). Lihat:
http://articles.latimes.com/2003/oct/14/science/sci-space14 (diakses 7 Oktoer 2012)
34
Untuk informasi lebih detail lihat : ―China‘s involvement in Africa (beyond cooperation in the
space sector)‖, http://www.fastcompany.com/magazine/126/special-report-china-in-africa.html;
juga Carmen Gentile, ―Analysis: China Dedicated to Nigerian Oil,‖ Energy Daily, 18 Juli, 2008,
http://www.energydaily. com/reports/Analysis_China_dedicated_to_Nigerian_oil_999.html
(diakses 7 Oktober 2012); Chris Alden, China in Africa, London: Zed Books (2007); dan Robert I.
Rotberg, ed., China Into Africa: Trade, Aid, and Influence, Washington D.C.: Brookings
Institution Press (2008).
35
NN, ―‘Technical Problems‘ Shut Down Nigerian Satellite,‖ SpaceMart.com, November 12,
2008. Lihat:
http://www.spacemart.com/reports/Technical_problems_shut_down_Nigerian_satellite_999.html
(diakses pada 7 Oktober 2012)
36
NN, ―Damaged Nigerian Satellite Can‘t Be Recovered,‖ SpaceDaily.com, 12 November, 2008.
Lihat:
http://www.spacedaily.com/reports/Damaged_Nigerian_satellite_cant_be_recovered_officials_999
.html (diakses 7 Oktober 2012)
37
Ibid.
Secara politik, proyek NIGCOMSAT masih di dukung walaupun terjadi
kegagalan. Komite Wakil Rakyat Nigeria Bidang Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi telah memutuskan untuk mengadakan rapat 2 hari untuk membahas
mengenai kegagalan dari NIGCOMSAT-1. Walaupun memiliki keraguan
mengenai pengeluaran biaya untuk proyek ruang angkasa yang baru, kesaksian
dan ketetapan yang mengarah kepada ―China Great Wall Industry Coorporation
untuk mengganti satelit itu karna terjadinya kegagalan‖ sepertinya telah cukup
membawa jawaban untuk sebuah resolusi akan permintaan untuk ‖satelit
komunikasi yang lebih lagi untuk memperkuat partisipasi Nigeria di eksplorasi
ruang angkasa‖.38

Kesimpulan
Program ruang angkasa bukan lagi merupakan perlombaan Perang Dingin
antar Amerika Serikat dan Uni Soviet. Seperti yang dicatat oleh Nicolas Peter,
―negara dengan kemampuan ruang angkasa yang besar sekarang menggunakan
program ruang angkasanya sebagai alat politik untuk mencapai kerjasama non-
tradisional untuk membangun sebuah hubungan yang terpercaya yang melewati
batas politik, mengilustrasikan bahwa kebijakan luar negeri dan ruang angkasa
kini telah saling melengkapi, kerjasama internasional yang lebih besar merupakan
jalan untuk meningkatkan kegiatan di ruang angkasa‖.39 Cina juga telah membuat
tanda bahwa Cina tidak akan meninggalkan dunia ruang angkasa dalam waktu
dekat. Johnson-Freese berkomentar bahwa ―mereka [Cina] ingin memainkan
sebuah peran sebagai pemimpin untuk negara-negara berkembang yang ingin
masuk ke dunia ruang angkasa. Hal itu merupakan win-win untuk
mereka…mereka membuat sebuah hubungan politik, dan hal itu menolong
mereka untuk memudahkan jalannya perjanjian menganai minyak, dan mereka
akan membuat sebuah perjanjian yang cukup menguntungkan dan membuat
program ruang angkasa mereka lebih kompetitif dalam hal komersial‖.40 Semakin
cepat Asia dan Amerika Serikat secara hati-hari megakomodasi kemampuan besar
Cina di ruang angkasa, Cina akan semakin mampu untuk menungkit atau mungkin
membentuk perkembangannya, menapiskan anggapan akan adanya perlombaan
persenjataan ruang angkasa untuk militer, dan mungkin meyakinkan bahwa Cina
benar-benar melakukan pengembangan dengan tujuan damai dan memberikan
semua negara manfaat dari ruang angkasa.
Program ruang angkasa Cina telah melakukan pencapaian yang jauh
melewati batas negeri. Program ini telah menolong Partai Komunis Cina untuk
mengumpulkan prestise dan legitimasi, menjadi sebuah mercusuar untuk menarik
dan menginspirasi generasi berikutnya dari ilmuan dan teknisi ruang angkasa,
untuk mendapatkan banyak penerapan penggunaan untuk sipil yang positif,

38
John Ameh, ―Reps Make U-Turn On NigComSat-I Project,‖ SpaceDaily.com,24 Februari, 2009.
Lihat:
http://www.spacemart.com/reports/Reps_Make_U_turn_On_NigComSat_I_Project_999.html
(diakses 7 Oktober 2012)
39
Peter, ―The Changing Geopolitics of Space Activities,‖ hal: 106.
40
Yardley, ―Snubbed by U.S., China Finds New Space Partners.‖
program ruang angkasa tentu saja telah menjadi sebuah bagian yang penting bagi
strategi pengembangan Cina. Cina telah sukses memasarkan program ruang
angkasanya untuk konsumsi domestik dan menuai manfaatnya. Cima,
bagaimanapun, juga menyadari bahwa program ruang angkasa yang sukses juga
akan membawa manfaat yang potensial bagi dunia internasional.
Amerika Serikat telah jauh menunjukkan pada dunia internasional tentang
dipolomasi ―hard power‖, termasuk dalam bidang ruang angkasa. karena tindakan
itu, Amerika Serikat telah mengisolasi dirinya sendiri dan membahayakan
kemanannya. Khususnya untuk kasus Cina, Amerika Serikat berada dalam bahaya
dari kesalah pengartian dari motivasi dan rasionalisasi dibalik program ruang
angkasa Cina, dan hasilnya akan membuat Amerika Serkiat salah dalam membuat
kebijakan yang akan membuat negara-negara lain lebih berpihak kepada Cina dari
pada kepada Amerika Serikat untuk uruisan ruang angkasa. Kenyataan telah
menunjukkan bahwa Amerika Serikat telah kehil;angan dominasinya akan
program ruang angkasa komersial, dan program ―ITAR-Free‖ adalah hasil dari
kegelisahan akan transfer teknologi.
Sekarang adalah waktunya bagi Amerika Serikat untuk bergerak dari
ambisi hegemoni ruang angkasa, membongkar ide tentang senjata berbasis ruang
angkasa dan pengendalian akan ruang angkasa, dan berpindah ke promosi
program ruang angkasa dengan tujuan damai yang bisa secara bersungguh-
sungguh menjadi manfaat yang baik bagi seluruh umat manusia dan menunjukkan
bahwa program ruang angkasa bisa menjadi tempat perlindungan yang damai.
Amerika Serikat harus berpikir untuk tidak memonopoli teknologi ruang angkasa
dan mulai menceluipkan diri kedalam program ruang angkasa komesial, apabila
Amerika Serikat mau menunjukkan keinginannya untuk secara tulus dan sungguh-
sungguh mengembangkan program ruang angkasa utnuk tujuan damai dan
komersial, demi terciptanya kedamaian di ruang angkasa, maka seluiruh dunia
akan mendukung dan mengikuti Amerika Serikat, dan ini merupakan hal yang
menguntungkan bagi Amerika Serikat, baik dari segi ekonomui, maupun
pertahanan dan keamanan.

Daftar Pustaka
Aldhous, Peter & Anil Ananthaswamy. 2005. ―Asia blazes trail to the final
frontier.‖ New
Scientist, Vo. 188, Iss. 2522.
Ameh, John. 2009. ―Reps make u-turn on NigComSat-I project.‖
SpaceDaily.com.
Behrens, Carl E. 2006. Space Launch Vehicles: Government Activities,
Commercial
Competition, and Satellite Exports. Congressional Research Service Report
IB93062.
Brown, Peter J. 2009. ―China making leaps in space.‖ Asia Times Online.
____________ 2008. ―China needs sharper eyes in space.‖ Asia Times Online.
Bruce M. DeBlois, Richard L. Garwin, R. Scott Kemp, dan Jeremy C. Marwell.,
2004, Space Weapons, International Security, Vol. 29, No. 2
Chandler, David L. 2003. ―Confident China joins space elite.‖ New Scientist, Vol.
180, Iss.
2418.
Cheng, Dean. 2006. ―China‘s space program: Civilian, commercial, & military
aspects.‖ CAN Conference Report.
David Harvey, 2005, A Brief History of Neoliberalism, Oxford University Press.
Drew, Jill. 2008. ―Space inspires passion and practicality in China.‖
Washingtonpost.com.
Foust, Jeff. 2006. ―China, competition, and cooperation.‖ The SpaceReview.com.
Friedman, Thomas, 2006, The World is Flat: The Globalized World in the
Twenty-First Century. London: Penguin.
Hayek, Friedrich A., 1935, Collectivist Economic Planning – Critical Studies on
the Possibilities of Socialism. London: Routledge.
Jeffrey G. Lewis, 2007, The Minimum Means of Reprisal: China’s Search for
Security in the Nuclear Age , Cambridge, MA: MIT Press
Joan Johnson-Freese, 2006, ―Strategic Communication with China: What
Message About Space?,‖ China Security, World Security Institute.
Johnson-Freese, Joan and Andrew S. Erickson. 2006. ―The Emerging China-EU
space partnership: A geotechnological balancer.‖ Space Policy, Vol. 22,
Issue 1.
Johnson, Ed. 2008. ―China, following astronauts‘ return, plans space lab for
2011.‖ Bloomberg.com.
John J. Kelin, 2006, Space Warfare: Strategy, Principles and Policy, New York,
NY: Rutledge.
Jones, Morris. 2008. ―China sets sights on first space station.‖ SpaceDaily.com.
Joseph S. Nye, 2004, SOFT POWER : The Means to Succes in World Politics.
New York : PUB LIC AFFAIRS.
_____. 1963, The Changing Nature of World Power, Political Science Quarterly
of Chicago Press.
Kan, Shirley. 2003. China: Possible missile technology transfers under U.S.
satellite export policy—Actions and chronology. Congressional Research
Service Report 98- 485F.
Kennedy, Andrew B., 2011, Red Dragon, Green Energy: Techno-nationalism in
China’s approach to Renewable Energy, Canberra: Crawford School of
Economics and Government, The Australian National University.
Klein, John J. Space warfare: Strategy, principles and policy. New York, NY:
Rutledge, 2006.
Lee, Min. 2005 ―China aims to put man on Moon by 2020.‖ Space.com.
Logan, Jeffrey. 2008. China’s space program: Options for U.S.-China
cooperation.
Congressional Research Service Report RS22777
Martel, William C. & Yoshihara, Toshi. 2003. ―Averting a Sino-U.S. space race.‖
The
Washington Quarterly.
Mochtar Mas‘oed, 1990, Ilmu hubungan internasional, Disiplin dan Metodologi.
LP3ES. Jakarta.
Moltz, James Clay & Erik R. Quam. 2007. ―Asian approaches to space security.‖
James Martin Center for Nonproliferation Studies.
Nurzanah Abdullah. 2011. ―Pengaruh Negara-negara Besar di Afrika‖ Portal-
HI.net.
Pae, Peter. 2003. ―Third world sets sights on space.‖ Los Angeles Times.
Pasztor, Andy. 2007. ―China‘s rocket service makes inroads, irks U.S.‖ Wall
Street Journal,
Patterson, Lieutenant Colonel J. Barry., 1995, China’s space program and its
implications for the United States. Maxwell AFB, Ala.: Air War College.
Puska, Colonel Susan M., ed., 2000, People’s Liberation Army after next.
Carlisle, PA: Strategic Studies Institute, U.S. Army War College.
Rincon, Paul. 2008. ―What‘s driving China space efforts?‖ BBC News (online).
Ramlan Surbakti, 1992, Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.
Roger Cliff, Mark Burles, Michael S. Chase, Derek Eaton, and Kevin Pollpeter,
2007, Entering the Dragon’s Lair: Chinese Antiaccess Strategies and
Their Implications for the United States, Santa Monica, CA: RAND.
Solomone, Stacey. 2006. ―China‘s space program: The great leap upward.‖
Journal of Contemporary China. Volume 15, Issue 47.
Tangguh, Ringkasan, Perenungan, dan Analisis Teori Internasional I, Jakarta:
Dept. Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia
Thorsten, Dag Einar and Amund Lie, What is Neoliberalsim?, Oslo: Department
of Political Science University of Oslo.
Vaccaro, David.2008. ―Who will lead the next space race?‖ FUTRON .
Wang, Cong. 2008. ―China beams with pride, joy after successful space mission.‖
People’s Daily.com.
Yardley, Jim. 2007. ―Blocked by U.S., China finds its own way to space.‖
International Herald Tribune.

You might also like