Review Jurnal

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 12

JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI P-ISSN: 1410 – 9875

Vol. 21, No. 1a-1, Nov 2019, Hlm. 27-38 E-ISSN: 2656 – 9124
Akreditasi Sinta3 SK No. 23/E/KPT/2019 http://jurnaltsm.id/index.php/JBA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM


HANNA CHRITIANTO YAP
FRISKA FIRNANTI

Trisakti School of Management, Jl. Kyai Tapa No. 20 Jakarta 11440, Indonesia
hannachritianto@gmail.com

Abstract: The purposive of this study is to obtain emperical evidence about the factors that influence stock
market returns. The examine factors are: solvency ratio is measured by Debt to Equity Ratio; profitability ratios
are measured by Return on Assets, Return on Equity, Earnings per Share, Price Earnings Ratio, and Net Profit
Margin; liquidity ratio is measured by Quick Ratio; the measurement of the company's financial performance is
measured by Firm Size and Residual Income. Samples in this research are manufacturing companies listed
in Indonesia Stock Exchange during 2013-2016. The sample used as many as 44 companies with a total of
176 data. The results show that Return on Asset, Return on Equity, Quick Ratio, Earnings per Share, Net
Profit Margin, Residual Income, Firm Size, Price Earnings Ratio, and Debt to Equity Ratio don’t have any
influence toward Stock Returns.

Keywords: Stock Returns, Solvency Ratio, Profitability Ratios, Liquidity Ratio, and Company’s
Financial Performance.

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
Return Saham. Faktor-faktor yang diteliti adalah rasio solvabilitas diukur berdasarkan Debt to Equity Ratio; rasio
profitabilitas diukur berdasarkan Return on Asset, Return on Equity, Earnings per Share, Price Earnings Ratio, dan
Net Profit Margin; rasio likuiditas diukur berdasarkan Quick Ratio; pengukuran kinerja keuangan perusahaan diukur
berdasarkan rasio Firm Size dan Residual Income. Sampel penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia selama 2013-2016. Sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 44 perusahaan dengan
total data sebanyak 176 data. Hasil penelitian menunjukan bahwa Return on Asset, return on Equity, Quick Ratio,
Earnings per Share, Net Profit Margin, Residual Income, Firm Size, Price Earnings Ratio, dan Debt to Equity Ratio
tidak memiliki pengaruh terhadap Return Saham.

Kata Kunci: Return Saham, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, Rasio Likuiditas, dan Kinerja Keuangan
Perusahaan.

PENDAHULUAN
Perkembangan pasar modal tidak terlepas melakukan penilaian dengan baik terhadap
dari peran para investor yang melakukan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan perlu
transaksi di pasar modal. Investor tidak begitu saja melakukan usaha untuk meningkatkan minat
melakukan pembelian tanpa investor untuk membeli saham perusahaan.

27
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 21, No. 1a-1 November 2019

Tujuan utama investor adalah agar dana yang Agency Theory


mereka investasikan dalam pasar modal Agency theory adalah kondisi yang
mendapatkan return dari hasil investasinya terebut terjadi dimana pihak manajemen (agent) dan
(Alexander dan Destriana 2013). Dalam rangka pemegang saham (principal) membuat kontrak, yang
meningkatkan minat investor, perusahaan perlu disebut dengan nexus of contract, yang berisi
menawarkan tingkat return yang cenderung lebih kesepakatan yang menjelaskan bahwa pihak
tinggi. manajemen perusahaan harus bekerja secara
Return merujuk pada keuntungan maksimal untuk memberi kepuasan yang
finansial atas hasil investasi (Acheampong et al. maksimal, seperti profit yang tinggi, kepada
2014). Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa, pemilik modal (principal) (Fahmi 2013: 2).
Return Saham adalah tingkat pengembalian Agency problem adalah konflik kepentingan antara
saham yang diharapkan atas investasi yang pemegang saham dengan manajemen dalam
dilakukan dalam saham atau beberapa kelompok perusahaan. Hal ini terjadi karena terdapat
saham melalui suatu portofolio. perbedaan kepentingan antara manajemen dengan
Untuk mempertimbangkan return yang bisa pemegang saham (Ross et al. 2012: 11). Salah satu
diterimanya, Investor sangat membutuhkan efek yang bisa terjadi apabila agency problem
peranan informasi akuntansi dalam menganalisis tidak dapat ditangani dengan baik adalah
tingkat risiko dan tingkat return yang diterima atas perolehan dividen yang rendah yang akan
setiap investasinya. terutama dalam setiap kegiatan diterima oleh principal karena faktor permainan
perencanaan investasi; dalam contoh kecil, yakni yang dilakukan oleh agent (Fahmi 2013: 2).
dapat berupa laporan keuangan suatu perusahaan.
Hal ini dapat menjadi sesuatu yang sangat Signaling Theory
membantu investor dalam membuat perkiraan hasil
Signaling Theory adalah teori yang
di masa mendatang atas investasi yang akan
melihat pada tanda-tanda tentang kondisi yang
dilakukan.
Investor dapat menilai kinerja keuangan menggambarkan perusahaan (Fahmi 2013: 268).
perusahaan berdasarkan laporan keuangan, salah Kegiatan pendanaan yang dilakukan oleh
satunya melalui rasio-rasio keuangan. Tidak hanya manajemen merefleksikan nilai saham
itu, kinerja keuangan juga dapat dilihat dari sisi perusahaan tersebut. Setiap kegiatan pendanaan
yang lain, seperti ukuran perusahaan, laba sisa, menjadi sinyal dari manajemen kepada para
laba, dan sebagainya. Kinerja keuangan investor perusahaan dimana kegiatan pendanaan
perusahaan dapat mempengaruhi risiko dan melalui hutang merupakan sinyal positif, sedangkan
return perusahaan sehingga mempengaruhi kegiatan pendanaan melalui penerbitan saham
keputusan investor dalam membeli saham. merupakan sinyal negatif (Gitman dan Zutter
Berdasarkan surat kabar Kontan (2017, 1), 2015: 586). Pemberian sinyal yang dilakukan oleh
BUMN melakukan pencarian dana melalui pasar pihak manajemen akan mempengaruhi keputusan
modal untuk mendorong perekonomian dan
investor di masa yang akan datang.
ekspansi perusahaan. Investor tentunya
menginginkan return atas setiap investasi yang
dilakukan. Namun banyak hal yang Return Saham
mempengaruhi Return Saham. Return Saham adalah tingkat
pengembalian saham yang diharapkan atas
investasi yang ditanam dalam saham atau beberapa
kelompok saham melalui suatu

2
P-ISSN: 1410 – 9875 Hanna Chritianto
E-ISSN: 2656 – 9124 Yap

portofolio (Acheampong et al. 2014). Return mengidentifikasikan bahwa perusahaan mampu


Saham merupakan tingkat pengembalian yang berupa memberikan Return Saham yang lebih tinggi bagi
keuntungan atau kerugian yang diterima investor investor (Fahmi 2013: 242). Dari pernyataan
selama beberapa periode tertentu. Return Saham tersebut, dapat disimpulkan bahwa ROE berpengaruh
dapat berupa dividen, yaitu laba perusahaan yang terhadap Return Saham.
diterima investor baik secara uang tunai, saham, Menurut Khan et al. (2013) serta
ataupun property, dan capital gain, yaitu selisih Karlina dan Widanaputra (2016), menunjukan
antara harga pembelian dengan jualnya bahwa ROE berpengaruh positif terhadap Return
(Alexander dan Destriana 2013). Saham. Hasil penelitian Anwaar (2016), Aisah dan
Mandala (2016), serta Nurhakim et al. (2016)
Return on Asset (ROA) dan Return Saham menunjukan bahwa ROE tidak berpengaruh
Return on Asset (ROA) merupakan terhadap Return Saham.
ukuran efektivitas perusahaan dalam H2: ROE berpengaruh terhadap Return Saham
memanfaatkan seluruh sumber dayanya (Hermanto
dan Agung 2015: 121). Menurut Dendawijaya Quick Ratio (QR) dan Return Saham
(2003) dalam Sudarsono dan Sudiyatno (2016), QR termasuk ke dalam rasio likuiditas.
semakin tinggi nilai ROA perusahaan maka Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur
semakin baik pula perusahaan dari segi kemampuan perusahaan dalam melunasi utang-
penggunaaan asetnya untuk menghasilkan utang jangka pendek saat jatuh tempo maupun
dalam kegiatan operasionalnya (Hermanto dan
keuntungan yang maksimal sehigga dapat
Agung 2015: 106). Semakin tinggi nilai QR
mengidentifikasikan bahwa perusahaan mampu
menunjukan bahwa kemampuan perusahaan dalam
memberikan Return Saham yang lebih tinggi bagi membayar utang jangka pendeknya semakin baik
investor. Dari pernyataan tersebut dapat dan membuat investor yakin bahwa perusahaan
disimpulkan bahwa, ROA berpengaruh terhadap juga mampu membayar dividen (Return Saham)
Return Saham. kepada para investor.
Menurut Anwaar (2016), Salamat dan Menurut Anwaar (2016) dan Bararoh
Mustafa (2016), dan Wijaya (2014), (2015), QR tidak berpengaruh terhadap Return
menunjukan bahwa ROA memiliki pengaruh Saham. Menurut Utami et al. (2015), QR
positif terhadap Return Saham. Menurut berpengaruh negatif terhadap Return Saham.
Sudarsono dan Sudiyatno (2016) serta H3: QR berpengaruh terhadap Return Saham
Mahmudah dan Suwitho (2016), menunjukan
bahwa ROA tidak memiliki pengaruh terhadap Earnings per Share (EPS) dan Return Saham
Return Saham. Menurut Williams (2000) dalam
H1: ROA berpengaruh terhadap Return Saham. Muhammad dan Scrimgeour (2014), EPS
merupakan rasio untuk menganalisis kinerja
Return on Equity (ROE) dan Return Saham operasi masa lalu perusahaan dan membantu dalam
ROE mengkaji sejauh mana suatu pembuatan keputusan mengenai potensi kinerja
perusahaan mempergunakan sumber daya yang operasional perusahaan di masa depan. EPS adalah
dimiliki untuk mampu memberikan laba sehigga pendapatan per lembar saham, dimana dihitung
semakin tinggi nilai ROE suatu perusahaan dengan net income dan jumlah lembar saham biasa
menunjukan bahwa perusahaan mempergunakan dimana semakin tinggi nilai EPS suatu
sumber daya (ekuitas) miliknya dengan baik untuk perusahaan maka investor akan mengharapkan
menghasilkan keuntungan yang maksimal dan return yang tinggi pula karena EPS
mencerminkan pendapatan tiap

2
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 21, No. 1a-1 November 2019

lembar saham yang akan diperoleh oleh para Income menunjukan kelebihan nilai laba bersih di
investor (Murhadi 2015: 64). atas nilai normalnya. Residual Income
Gejali dan Satrio (2013), Khan et al. menggambarkan sejauh mana perusahaan mampu
(2013), Salamat dan Mustafa (2016), serta Anwaar mencapai laba bersih melebihi target laba yang
(2016) membuktikan bahwa EPS berpengaruh sudah ditentukan sebelumnya. Nilai laba sisa yang
positif terhadap Return Saham. Menurut Aisah positif menunjukan bahwa terdapat selisih antara
dan Mandala (2016), EPS berpengaruh negatif laba yang dihasilkan perusahaan dengan biaya
terhadap Return Saham. Menurut Wijaya (2014) modal dalam aset operasional yang mampu
dan Karim (2015), EPS tidak berpengaruh terhadap meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang
Return Saham. saham dan begitu juga sebaliknya, Residual Income
H4: EPS berpengaruh terhadap Return Saham
negatif dapat mengurangi kemakmuran pemegang
saham (Pradhono dan Christiawan 2004).
Menurut Alexander dan Destriana (2013),
Net Profit Margin (NPM) dan Return Saham Residual Income berpengaruh negatif terhadap
NPM termasuk kedalam rasio Return Saham. Menurut Istiningrum dan Suryati
profitabilitas. Rasio profitabilitas merupakan hasil (2014), terdapat hubungan positif antara
akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan Residual Income dengan Return Saham.
yang dibuat manajemen tentang efektivitas Menurut Mardani (2013) serta Phardono dan
perusahaan (Hermanto dan Agung 2015: 120). Christiawan (2004), Residual Income tidak
Siegel dan Shim (2000) dalam berpengaruh terhadap Return Saham.
Fahmi (2013, 240) menyatakan bahwa margin laba H6: Residual Income berpengaruh terhadap
bersih menunjukan kestabilan kesatuan untuk Return Saham
menghasilkan perolehan pada tingkat penjualan
khusus dan margin laba bersih dapat menilai efisiensi Firm Size dan Return Saham
operasi dan strategi penetapan harga serta status Firm Size adalah cerminan besar
persaingan perusahaan dengan perusahaan lain kecilnya perusahaan yang berhubungan dengan
dalam industri tersebut serta norma industri sebuah peluang dan kemampuan untuk masuk ke pasar modal
perusahaan pada tahun-tahun sebelumnya. NPM dan jenis pembiayaan eksternal lainnya yang
yang semakin baik menunjukan bahwa perusahaan menunjukan kemampuan meminjam perusahaan
memiliki efisiensi operasi dan strategi penetapan (Yuliantari dan Sujana 2014). Menurut Sartono
harga yang semakin baik sehingga investor berharap (2010: 249) dalam Aisah dan Mandala (2016),
perusahaan mampu memberikan Return Saham. menyatakan bahwa perusahaan yang besar dan
Anwaar (2016) dan Nurhakim et al. sudah wellestablished akan lebih mudah memperoleh
(2016) menunjukan bahwa NPM berpengaruh modal di pasar modal dibanding dengan
positif terhadap Return Saham. Hasil ini perusahaan kecil. Hal ini menunjukan bahwa
berbeda dengan Mahmudah dan Suwitho (2016) Investor akan lebih meyakini perusahaan yang
serta Sari dan Venusita (2013), yaitu NPM tidak berukuran besar untuk menanamkan kelebihan
berpengaruh terhadap Return Saham. dananya sehingga semakin banyak investor yang
H5: NPM berpengaruh terhadap Return Saham tertarik membeli saham perusahaan besar maka
harga saham akan meningkat dan mempengaruhi
Residual Income dan Return Saham Return Saham.
Menurut Yudhira (2008) dalam Acheampong et al. (2014), Yuliantari dan
Istiningrum dan Suryati (2014), Residual Sujana (2014), serta dengan Sudarsono dan
Sudiyatno (2016) menunjukan bahwa Firm Size

3
P-ISSN: 1410 – 9875 Hanna Chritianto
E-ISSN: 2656 – 9124 Yap

berpengaruh positif terhadap Return Saham. Hasil Menurut Wijaya (2014) dan Bararoh (2015)
penelitian ini berbeda dengan Mahmudah dan menunjukan bahwa PER tidak berpengaruh
Suwitho (2016) yang menunjukan bahwa Firm terhadap Return Saham.
Size berpengaruh negatif terhadap Return Saham. H8: PER berpengaruh terhadap Return Saham
Menurut Shafana et al. (2013) Firm Size tidak
berpengaruh terhadap Return Saham. Debt to Equity Ratio dan Return Saham
H7: Firm Size berpengaruh terhadap Return
DER mengukur presentase total dana
Saham yang disediakan kreditor dengan modal yang
dimiliki perusahaan (Hermanto dan Agung 2015:
Price Earnings Ratio dan Return Saham 112). DER adalah ukuran untuk memperlihatkan
PER mencerminkan perbandingan antara besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor
harga pasar dengan pendapatan per lembar saham (Fahmi 2013: 227). DER yang semakin tinggi
(Murhadi 2015: 65). PER berguna untuk menunjukan bahwa perusahaan lebih banyak
menunjukan jumlah seberapa besar investor melakukan pendanaan melalui utang sehingga
bersedia membayar per unit dari earnings pada kemampuan perusahaan untuk memberikan Return
income statement (Muhammad dan Scrimgeour Saham semakin rendah.
2014). PER menunjukan perbandingan antara Menurut Legiman et al. (2015) dan
harga saham di pasar atau harga perdana yang Acheampong et al. (2014), DER berpengaruh
ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan negatif terhadap Return Saham. Menurut Wijaya
yang diterima, dimana semakin tinggi PER (2014) dan Arisandi (2014), DER tidak
menunjukan ekspektasi investor yang semakin berpengaruh terhadap Return Saham.
tinggi tentang prestasi perusahaan di masa yang H9: DER berpengaruh terhadap Return Saham
akan datang (Harahap 2011: 311).
Menurut Puspitadewi dan Rahyuda Model Penelitian
(2016) dan Utami et al. (2015), PER Penelitian ini memiliki model penelitian sebagai
berpengaruh positif terhadap Return Saham.
berikut:

Gambar 1. Model Penelitian

3
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 21, No. 1a-1 November 2019

METODE PENELITIAN
Pengambilan sampel dalam penelitian ini
Populasi penelitian ini adalah perusahaan menggunakan purposive sampling method, yaitu
yang terdafatar di Bursa Efek Indonesia selama 2012- pengambilan sampel dengan kriteria tertentu. Berikut
2016 dengan sampel penelitian perusahaan manufaktur merupakan proses pemilihan sampel yang disajikan
yang terdaftar di BEI tahun 2012-2016. pada tabel 1:

Tabel 1. Hasil Pemilihan Sampel


Kriteria Pemilihan Sampel Jumlah Jumlah Data
Perusahaan
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 130 520
dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016.

Perusahaan manufaktur yang tidak secara periodik menerbitkan (6) (24)


laporan keuangan lengkap per tanggal 31 Desember dan sudah
diaudit.

Perusahaan manufaktur yang tidak menggunakan mata uang (25) (100)


Rupiah pada laporan keuangannya.
Perusahaan manufaktur yang tidak menghasilkan laba dari (39) (156)
tahun 2012 sampai dengan tahun 2016

Perusahaan manufaktur yang melakukan stock split (16) (64)


selama tahun 2013 sampai dengan tahun 2016.
TOTAL 44 176
Sumber: Data yang dikumpulkan
Return on Asset (ROA) dihitung dengan
Return Saham merupakan total antara membagi laba bersih dengan total asset, dimana laba
penerimaan dividen dengan capital gain, dimana bersih yang digunakan adalah laba bersih setelah pajak.
capital gain diperoleh dari selisih harga saham tahun Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini
ini dengan harga saham tahun lalu (Chrisnanti, adalah skala rasio yang dihitung berdasarkan satuan
2015). Skala pengukuran dalam penelitian ini adalah persen. ROA dapat dijelaskan dengan rumus sebagai
skala rasio yang dihitung berdasarkan satuan persen berikut Anwaar (2016):
dimana variabel dependen dalam penelitian ini
diformulasikan sebagai berikut (Alexander dan Destriana Net Income
ROA = Total Assets
2013):

Dt+(Pt-Pt-1) Return on Equity (ROE) mengkaji sejauh


Rt= mana suatu perusahaan memergunakan sumber daya
Pt-1
yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas
Dimana Rt adalah Return Saham, Dt adalah dividen kas ekuitas. Skala pengukuran yang digunakan dalam
yang dibayar tahun t per lembar saham, 𝑃𝑡 adalah penelitian ini adalah skala rasio yang dihitung berdasarkan
harga saham pada tahun t, dan 𝑃𝑡−1 adalah harga saham satuan persen. Skala pengukuran yang digunakan dalam
sebelum tahun t. penelitian ini adalah sebagai berikut (Sari dan Venusita,
2013):
Net Income
ROE = Total Equity

3
P-ISSN: 1410 – 9875 Hanna Chritianto
E-ISSN: 2656 – 9124 Yap

Quick Ratio (QR) mengukur kemampuan NOA yang digunakan dalam skala pengukuran ini
perusahaan dalam membayar utang jangka adalah net operating asset; NOPAT adalah net
pendeknya. Skala pengukuran yang digunakan dalam operating profit after tax dan WACC adalah
penelitian ini adalah skala rasio dengan satuan kali. Weighted Average Cost of Capital dapat dihitung
Menurut Weygandt et al. (2015, 721), QR dapat dengan rumus sebagai berikut:
dijabarkan dengan rumus sebagai berikut:
NOPAT= Laba Bersih Setelah Pajak + Biaya Bunga

WACC = {D x rd (1-Tax)} + {E x re}


QR =
Cash + Short-Term Investment + Account Receivable Total Utang
(Net) Current Liabilities Tingkat Modal (D)= Total Utang dan Ekuitas
Earnings per Share (EPS) merupakan
rasio untuk menganalisis kinerja operasi masa lalu Biaya Bunga
perusahaan dan membantu dalam pembuatan keputusan Cost of Debt (rd) = Total Utang
mengenai potensi kinerja operasional perusahaan di
masa depan. Skala pengukuran yang digunakan dalam Beban Pajak
penelitian ini adalah skala rasio yang dihitung Tingkat Pajak (T) = Laba Sebelum Pajak
berdasarkan Rupiah per lembar saham. EPS dapat
dijabarkan dengan rumus sebagai berikut (Salamat dan 1
Mustafa, 2016): Cost of Equity (re) = PER

Net Income Total Ekuitas


EPS = Number of Share Outstanding Tingkat Modal (E) = Total Utang dan Ekuitas

Net Profit Margin (NPM) menunjukan


seberapa banyak hasil penjualan perusahaan yang
Firm Size yang semakin besar
dirubah menjadi profit (Anwaar 2016). Skala
mengindentifikasikan bahwa total aset, penjualan, dan
pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini
kapitalisasi pasar juga semakin besar (Mahmudah
adalah skala rasio yang dihitung berdasarkan persen.
dan Suwitho 2016). Skala pengukuran yang digunakan
Menurut Muhammad et al. (2014) dalam Anwaar
adalah skala rasio. Skala pengukuran yang digunakan
(2016), NPM dapat diukur dengan rumus sebagai
untuk mengukur Firm Size adalah sebagai berikut:
berikut:

Net Income
NPM = Firm SizeRatio
Price Earnings = Log(PER)
(Totalberguna
Assets) untuk
Revenue menunjukan jumlah seberapa besar investor bersedia
membayar per unit dari Earnings pada income
Residual Income diukur berdasarkan skala statement (Muhammad dan Scrimgeour 2014). Skala
rasio dengan satuan Rupiah per lembar saham. pengukuran yang digunakan adalah skala rasio.
Penelitian ini menggunakan skala pengukuran yang Penelitian ini akan menggunakan skala pengukuran
digunakan oleh Pradhono dan Christiawan (2004) sebagai berikut:
untuk mengukur Residual Income, yaitu:
Residual Market Price per Share
Income = [NOPAT – (WACC
×
PER=
EPS

3
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 21, No. 1a-1 November 2019

Debt to Equity Ratio (DER) menunjukan Keterangan:


proporsional hubungan antara utang dan ekuitas. Skala RS : Return Saham
pengukuran yang digunakan adalah skala rasio yang ROA : Return on Asset
dengan satuan kali (Acheampong et al. 2014). Dalam ROE : Return on Equity
penelitian ini, Total Debt dapat diperoleh juga QR : Quick Ratio
melalui Total Liability. Penelitian ini menggunakan EPS : Earnings per Share
skala pengukuran yang digunakan oleh Wijaya (2014) NPM : Net Profit Margin
untuk mengukur DER, yaitu: RES_INC : Residual Income
Total Debt FS : Firm Size
DER= Total Equity PER : Price Earnings Ratio
DER : Debt to Equity Ratio
Metode analisis data yang digunakan dalam ɛ : Error
penelitian ini terdiri atas uji normalitas data residual, uji
outlier, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis.
HASIL
Persamaan regresi berganda dalam penelitian ini
dijabarkan sebagai berikut:
Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang
RS = β0 + β1 ROA + β2 ROE + β3 QR + β4 EPS + β5 terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode
NPM + β6 RES_INC + β7 FS + β8 PER + β9 penelitian 2013 sampai 2016. Hasil uji statistik
DER + ɛ deskriptif disajikan pada tabel 2:

Tabel 2.Hasil Statistik Deskriptif


Variabel N Minimum Maksimum Mean Standar Deviasi
RS 176 -0,7469 2,3910 0,145089 0,4861101
ROA 176 0,0004 0,4018 0,082824 0,804252
ROE 176 0,0006 1,3896 0,145660 1,932881
QR 176 0,1172 12,4850 1,611616 1,9543880
EPS 176 0,0639 17.824,2740 660,750782 2.560,840219
NPM 176 0,0012 0,5087 0,074380 0,0738261
RES_INC 176 -30.380,9553 3.866,6758 -253,769522 3.934,717645
FS 176 11,1340 14,4181 12,316805 0,7527573
PER 176 0,5891 782,0506 31,057832 93,1665888
DER 176 0,0793 7,3964 0,889669 0,9029826
Sumber: Pengolahan data dengan SPSS versi 2

Tabel 3. Hasil Uji Statistik t


Variabel B Sig Keterangan
ROA 2,743 0,083 Ha1 tidak dapat diterima
ROE -0,499 0,275 Ha2 tidak dapat diterima
QR -0,007 0,702 Ha3 tidak dapat diterima
EPS 4.346E-005 0,196 Ha4 tidak dapat diterima
NPM -0,768 0,414 Ha5 tidak dapat diterima
RES_INC -6,360E-005 0,757 Ha6 tidak dapat diterima
FS 0,065 0,150 Ha7 tidak dapat diterima
PER -4,456E-005 0,880 Ha8 tidak dapat diterima
DER 0,020 0,593 Ha9 tidak dapat diterima
Sumber: Pengolahan data dengan SPSS versi 21

3
P-ISSN: 1410 – 9875 Hanna Chritianto
E-ISSN: 2656 – 9124 Yap

Berdasarkan hasil uji t dilihat bahwa nilai per Share berpengaruh negatif terhadap Return
signifikansi Return on Asset sebesar 0,083 lebih besar Saham.
dari 0,05 yang berarti Ha1 tidak dapat diterima atau dapat Berdasarkan hasil uji t dapat dilihat bahwa
disimpulkan Return on Asset tidak berpengaruh nilai signifikansi Net Profit Margin sebesar 0,414
terhadap Return Saham. lebih besar dari 0,05 yang berarti Ha5 tidak dapat
Return on Asset tidak berpengaruh diterima atau dapat disimpulkan Net Profit Margin
terhadap Return Saham. Hasil penelitian ini sesuai tidak berpengaruh terhadap Return Saham.
dengan Sudarsono dan Sudiyatno (2016). Hasil Net Profit Margin tidak berpengaruh
penelitian ini tidak konsisten dengan Anwaar (2016), terhadap Return Saham. Hasil penelitian ini sesuai
Salamat dan Mustofa (2016), dan Wijaya (2014) yang dengan Mahmudah dan Suwitho (2016) serta Sari dan
menyatakan bahwa Return on Asset berpengaruh Venusita (2013). Hasil penelitian ini tidak
positif terhadap Return Saham. konsisten dengan Anwaar (2016) dan Nurhakim et al.
Berdasarkan hasil uji t dapat dilihat bahwa (2016) yang menyatakan bahwa Net Profit Margin
nilai signifikansi Return on Equity sebesar 0,275 lebih berpengaruh positif terhadap Return Saham.
besar dari 0,05 yang berarti Ha2 tidak dapat diterima Berdasarkan hasil uji t dapat dilihat bahwa
atau dapat disimpulkan Return on Equity tidak nilai signifikansi Residual Income sebesar 0,757 lebih
berpengaruh terhadap Return Saham. besar dari 0,05 yang berarti Ha 6 tidak dapat diterima
Return on Equity tidak berpengaruh atau dapat disimpulkan Residual Income tidak
terhadap Return Saham. Hasil penelitian ini sesuai berpengaruh terhadap Return Saham.
dengan Anwaar (2016) dan Nurhakim et al. (2016). Residual Income tidak berpengaruh
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan Karlina dan terhadap Return Saham. Hasil penelitian ini sesuai
Widanaputra (2016) serta Khan et al. (2013) yang dengan Mardani (2013) serta Phardono dan
menyatakan bahwa Return on Equity berpengaruh Christiawan (2004). Hasil penelitian ini tidak
positif terhadap Return Saham. konsisten dengan Istiningrum dan Suryati (2014) yang
Berdasarkan hasil uji t dapat dilihat bahwa menyatakan bahwa Residual Income berpengaruh
nilai signifikansi Quick Ratio sebesar 0,702 lebih besar positif terhadap Return Saham. Penelitian ini juga tidak
dari 0,05 yang berarti Ha3 tidak dapat diterima atau dapat konsisten dengan Alexander dan Destriana (2013) yang
disimpulkan Quick Ratio tidak berpengaruh terhadap menyatakan bahwa Residual Income berpengaruh
Return Saham. negatif terhadap Return Saham.
Quick Ratio tidak berpengaruh terhadap Berdasarkan hasil uji t dapat dilihat bahwa
Return Saham. Hasil penelitian ini sesuai dengan nilai signifikansi Firm Size sebesar 0,150 lebih besar
Anwaar (2016) dan Bararoh (2015). Hasil penelitian ini dari 0,05 yang berarti Ha7 tidak dapat diterima atau dapat
tidak konsisten dengan Utami et al. (2015) yang disimpulkan Firm Size tidak berpengaruh terhadap
menyatakan bahwa Quick Ratio berpengaruh negatif Return Saham.
terhadap Return Saham. Firm Size tidak berpengaruh terhadap
Berdasarkan hasil uji t dapat dilihat bahwa Return Saham. Hasil penelitian ini sesuai dengan
nilai signifikansi Earnings per Share sebesar 0,196 Shafana et al. (2013). Hasil penelitian ini tidak
lebih besar dari 0,05 yang berarti Ha 4 tidak dapat konsisten dengan Acheampong et al. (2014),
diterima atau dapat disimpulkan Earning per Share Yuliantari dan Sujana (2014), serta Sudarsono dan
tidak berpengaruh terhadap Return Saham. Sudiyatno (2016) yang menyatakan bahwa Firm Size
Earnings per Share tidak berpengaruh berpengaruh positif terhadap Return Saham.
terhadap Return Saham. Hasil penelitian ini sesuai Mahmudah dan Suwitho (2016) juga tidak konsisten
dengan Wijaya (2014) dan Karim (2015). Hasil dengan hasil penelitian ini yang menunjukan bahwa Firm
penelitian ini tidak konsisten dengan Gejali dan Satrio Size berpengaruh negatif terhadap Return Saham.
(2013), Khan et al. (2013), Salamat dan Mustafa Berdasarkan hasil uji t dapat dilihat bahwa
(2016), dan Anwaar (2016) yang menyatakan bahwa nilai signifikansi Price Earnings Ratio sebesar 0,880
Earnings per Share berpengaruh positif terhadap lebih besar dari 0,05 yang berarti Ha8 tidak dapat
Return Saham. Juga tidak konsisten dengan hasil
penelitian Aisah dan Mandala (2016) yang menyatakan
bahwa Earnings

3
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 21, No. 1a-1 November 2019

diterima atau dapat disimpulkan Price Earnings Ratio PENUTUP


tidak berpengaruh terhadap Return Saham.
Price Earnings Ratio tidak berpengaruh Berdasarkan pengujian regresi yang telah
terhadap Return Saham. Hasil penelitian ini sesuai dilakukan, hasilnya menunjukan bahwa Return on
dengan Wijaya (2014) dan Bararoh (2015). Hasil Asset, Return on Equity, Quick Ratio, Earnings
penelitian ini tidak konsisten dengan Utami et al. per Share, Net Profit Margin, Residual Income,
(2015) serta Puspitadewi dan Rahyuda (2016) yang Firm Size, Price Earnings Ratio, dan Debt to Equity
menyatakan bahwa Price Earnings Ratio Ratio tidak berpengaruh terhadap Return Saham.
berpengaruh positif terhadap Return Saham. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah periode
Berdasarkan hasil uji t dapat dilihat bahwa penelitian dari 2013 sampai 2016 saja, sampel yang
nilai signifikansi Debt to Equity Ratio sebesar 0,593 digunakan hanya terbatas pada industry manufaktur saja
lebih besar dari 0,05 yang berarti Ha 9 tidak dapat sehingga jenis industry lain tidak tercakup dalam
diterima atau dapat disimpulkan Debt to Equity Ratio penelitian ini dan variabel independen yang digunakan
tidak berpengaruh terhadap Return Saham. dalam penelitian ini masih terbatas yaitu hanya
Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh menggunakan sembilan variabel saja.
terhadap Return Saham. Hasil penelitian ini sesuai Diharapkan penelitian selanjutnya dapat
dengan Wijaya (2014) dan Arisandi (2014). Hasil menambah jumlah tahun penelitian agar sampel dapat
penelitian ini tidak konsisten dengan Legiman et al. mewakili data yang dibutuhkan untuk dapat
(2015) dan Acheampong et al. (2014) yang memberikan hasil observasi yang lebih baik. Selain itu
menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio diharapkan penelitian selanjutnya dapat
berpengaruh negatif terhadap Return Saham. menambahkan variabel independen lainnya yang
diharapkan dapat berpengaruh terhadap Return Saham.
Diharapkan juga penelitian selanjutnya dapat
mengambil objek penelitian tidak hanya perusahaan
manufaktur saja tetapi bisa diperluas menjadi
perusahaan non keuangan.

REFERENSI:

Acheampong, Prince, Evans Agalega, and Albert Kwabena Shibu. 2014. The Effect of Financial Leverage and
Market Size on Stock Returns on the Ghana Stock Exchange: Evidance from Selected Stocks in the
Manufacturing Sector. International Journal of Financial Research, Vol.5, No. 1: 125-134.
Aisah, Ayu Nurhayani dan Kastawan Mandala. 2016. Pengaruh Return on Equity, Earning per Share, Firm
Size, dan Operating Cash Flow terhadap Return Saham. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 11:
6907-6936.
Alexander, Nico, dan Nicken Destriana. 2013. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return Saham.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 2: 123-132.
Anwaar, Maryyam. 2016. Impact of Firms’ Performance on Stock Returns (Evidance from Listed Companies
of FTSE-100 Index London, UK). Global Journal of Management and Business Research:
Accounting and Auditing, Vol. 16, Issue 1, Version 1.0.
Arisandi, Meri. 2014. Pengaruh ROA, DER, CR, Inflasi dan Kurs terhadap Return Saham (Studi Kasus Industri
Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2012). Jurnal Dinamika Manajemen,
Vol. 02, No. 1.

3
P-ISSN: 1410 – 9875 Hanna Chritianto
E-ISSN: 2656 – 9124 Yap

Bararoh, Tantri. Analysis of Fundamental Factors, Foreign Exchange and Interest Rate on Stock Return (Studies in
Manufacturing Companies Listed on Indonesia Stock Exchange for 2011-2013 Periods). International
Journal of Business and Management Invention, Vol. 4, Issue 2, PP. 36- 42.
Chrisnanti,Frestin. 2015. Perbedaan Nilai Actual Return,Expected Return,Abnormal Return, Trading Volume
Activity dan Security Return Variability Sebelum dan Sesudah Merjer Pada Perusahaan Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi , Vol 17, No. 1.
Fahmi, Irham. 2013. Glosarium Ilmu Manajemen dan Akuntansi. Bandung: Alfabeta
Forddanta, Dityasa Hanin. 2017. BUMN Cari Dana dari Pasar Modal. Dalam Kontan Harian Bisnis dan
Investasi, 11 Maret.
Gejali, Ivan Andrianto dan Budhi Satrio. 2013. Pengaruh Current Ratio, Return On Equity, dan Earning Per Share
Terhadap Return Saham. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen, Vol. 2, No. 6: 1-15.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multiariete dengan Program IBM SPSS 21. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Gitman, Lawrence J., and Chad J. Zutter. 2015. Principles of Managerial Finance Global Edition-
Fourteenth Edition. England: Pearson Education Limited.
Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Hermanto, Bambang, dan Mulyo Agung. 2015. Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: Lentera Printing.
Istiningrum, Andian Ari, dan Suryati. 2014. Pengaruh Residual Income dan Market To Book Ratio
Terhadap Return Saham pada Industri Manufaktur. Jurnal Ilmu Manajemen, Vol. 11, No. 3: 42- 61.
Karim, Abdul. 2015. Analisis Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Return Saham Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2012. Media Ekonomi dan
Manajemen, Vol. 30 No.1.
Karlina, Ni Wayan Sri, dan A.A.G.P Widanaputra. 2016. Pengaruh Devidend Per Share, Return On Equity,
dan Price to Book Value Terhadap Return Saham. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol.
15, 3: 2082-2106.
Khan, Wajid, Arab Naz, Madiha Khan, Waseem Khan Qaiser Khan, and Shabeer Ahmad. 2013. The Impact of
Capital Structure and Financial Performance on Stock Returns “A Case of Pakistan Textile Industry”.
Middle-East Journal of Scientific Research, 6 (2): 289-295.
Legiman, Fachreza Muhammad, Parengkuan Tommy, dan Victoria Untu. 2015. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Return Saham pada Perusahaan Agroindustry yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2009-2012. Jurnal EMBA, Vol. 3, No. 3: 382-392.
Mahmudah, Umrotul, dan Suwitho. 2016. Pengaruh ROA, firm size, dan NPM terhadap return saham pada
perusahaan semen. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, Vol. 5, No. 1: 1-15.
Mardani, Ronny Malavia. 2013. Pengaruh Earnings, Residual Income, Economic Value Added dan Operation
Cash Flow Terhadap Return Saham. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam “IQTISHODUNA”,
Vol. 09, No.1
Muhammad, Noor, dan Frank Scrimgeour. 2014. Stock Returns and Fundamental in The Australian Market.
Asian Journal of Finance and Accounting, Vol. 6, No. 1: 271-290.
Murhadi, Werner R.. 2015. Analisis Laporan Keuangan Proyeksi dan Valuasi Saham. Jakarta: Salemba
Empat.
Nurhakim, Anistia, Irni Yunita, dan Aldilla Iradianty. 2016. The Effect of Profitability and Inflation on Stock
Return at Pharmaceutical Industries at BEI in The Period of 2011-2014. Asia Pacific Institute of
Advanced Research: 197-205.

3
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 21, No. 1a-1 November 2019

Pradhono dan Yulius Jogi Christiawan. 2004. Pengaruh EVA, Residual Income, Earnings, dan Arus Kas Operasi
Terhadap Return yang Diterima oleh Pemegang Saham. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 6,
No. 2: 115-122.
Puspitadewi, Cokorda Istri Indah dan Henny Rahyuda. 2016. Pengaruh DER, ROA, PER, dan EVA Terhadap
Return Saham pada Perusahaan Food and Beverage di BEI. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5,
No. 3: 1429-1456.
Ross, Stephen A., Randolph W. Westerfield, Bradford D. Jordan, Joseph Lim, and Ruth Tan. 2012.
Fundamentals of Corporate Finance. Singapore: McGraw-Hill Companies, Inc.
Salamat, Wasfi A. Al, and Haneen H. H. Mustafa. 2016. The Impact of Capital Structure on Stock Return:
Empirical Evidence from Amman Stock Exchange. International Journal of Business, and Social
Science, Vol. 7, No.9: 183-196.
Sari, Luvy Nurfinda, dan Lintang Venusita. 2013. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan
Property and Real Estate. Jurnal Ilmu Manajemen, Vol. 1, No. 3: 774-785.
Shafana, MACN., AL. Fathima Rimziya, and AM. Inun Jariya. 2013. Relationship between Stock Returns and
Firm Size, and Book to Market Equity: Emperical Evidence from Selected Companies Listed on
Milanka Price Index in Colombo Stock Exchange. Journal of Emerging Trends in Economics and
Management Sciences (JETEMS), Vol. 4, Is. 2: 217-225.
Sudarsono, Bambang, dan Bambang Sudiyatno. 2016. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return Saham pada
Perusahaan Property and Real Estate yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2009 S/D 2014.
Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Vol. 23, No. 1, Hal. 30-51.
Utami, Retno Widya, Sri Hartoyo, and Tubagus Nur Ahmad Maulana. 2015. The Effect of Internal and
External Factors on Stock Return: Empirical Evidence from The Indonesian Construction Subsector.
Asian Journal of Business and Management, Vol. 3, Issue 05, PP. 370-377.
Wijaya, Yusuf. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9: 1- 18.
Weygandt, Jerry J., Paul D.Kimmel, and Donald E. Kieso. 2015. Financial Accounting 3e IFRS Edition..
Asia: Printplus Ltd.
Yuliantari, Ni Nym Ayu W, dan Sujana, I Ketut. 2014. Pengaruh Financial Ratio, Firm Size, dan Cash Flow
Operating Terhadap Return Share di Perusahaan F&B. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
8.1.

You might also like