Ringkasan Skripsi Muhammad Fadlan 29.0418
Ringkasan Skripsi Muhammad Fadlan 29.0418
Email: fadlan.irlansyah30@gmail.com
Problem Statement/Background (GAP): Urban areas often experience flood disasters, this is
caused by an unbalanced urban layout where this starts from a development paradigm that is not
sustainable development. The flood disaster hit big cities where the spatial layout did not pay
attention to the environment. Through the sustainable development of Green Open Space (RTH),
it is hoped that the government will continue to carry out development but be safe from the threat
of disasters, especially floods. Purpose: The purpose of this research is to find out and analyze the
work plan on green open space in the field of the Palembang City Public Works and Spatial
Planning Office related to the sustainable green open space development in the city of Palembang
in preventing flood disasters. Method: Using a research design that is qualitative research with a
descriptive inductive approach. And using data analysis techniques, namely data reduction (data
reduction), data presentation (data display), and drawing conclusions/verification. Results: Green
open space is a gift as well as a threat of disaster in urban environments. Conclusion: Flood
disaster is the most frequent disaster in the city of Palembang, especially when entering the rainy
season. This is caused by the topography of the city of Palembang which tends to be flat, many
areas have changed functions, the lack of green open space, and the lack of awareness of the people
of Palembang to protect the environment.
Keywords: Sustainable Development, Green Open Space, Flood Disaster
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Wilayah Indonesia seperti sebuah koin yang memiliki dua sisi. Disatu sisi Indonesia mendapatkan
banyak keuntungan seperti pemanfaatan minyak bumi, perkebunan, pertanian, perikanan, dan
pertambangan yang memberikan pendapatan bagi negara dan memberikan kesejahteraan bagi
masyarakat. Namun disisi lain Indonesia harus siap dengan ancaman yang dapat mengancam
keutuhan wilayah dan kehidupan masyarakat. BNPB pada tahun 2020 mencatat telah terjadi
sebanyak 2.929 kasus bencana di Indonesia dengan kasus bencana yang beragam dimana bencana
yang paling banyak terjadi adalah banjir sebanyak 1067 kasus.
Menurut data bencana yang dikeluarkan oleh BNPB pada tahun 2020, bencana yang paling banyak
terjadi adalah bencana banjir dimana bencana banjir merupakan bencana yang disebabkan oleh
ulah tangan manusia sendiri seperti membuang sampah sembarangan, tidak memperhatikan
lingkungan dan melakukan pembangunan yang tidak berprinsip kepada pembangunan
berkelanjutan. Akibat tersebut maka bencana banjir merupakan bencana yang paling sering terjadi
di Indonesia, tidak terkecuali di kota tempat penulis melaksanakan penelitian yaitu Kota
Palembang.
Penyebab terjadinya bencana banjir di Kota Palembang tidak hanya disebabkan akibat
pembuangan sampah sembarangan saja, melainkan juga dikarenakan ketidakmampuan kondisi
alam Kota Palembang dalam menyerap debit air hujan diakibatkan kurangnya Ruang Terbuka
Hijau baik berupa taman kota, kolam retensi atau wilayah hijau lainnya dimana Ruang Terbuka
Hijau perkotaan seharusnya berfungsi sebagai penyerap air hujan dan mencegah bencana banjir
terjadi. Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan area memanjang/jalur dan/atau mengelompok
yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara
alamiah maupun yang sengaja ditanam.
RTH di Kota Palembang harus mengalami peningkatan baik dari segi luas wilayah dan kualitas
wilayah melalui pembangunan berkelanjutan yang menjadi tugas dan tanggung jawab lapangan
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Palembang, namun dengan tetap
memperhatikan aspek sosial dan ekonomi. Maka dalam mengatasi permasalahan pencegahan
bencana banjir ini akan lebih tepat apabila menggunakan prinsip pembangunan berkelanjutan
sebagai pedoman pembangunan RTH.
1.5 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui dan menganalisis rencana kerja tentang RTH di
lapangan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Palembang terkait pembangunan
berkelanjutan RTH di Kota Palembang dalam pencegahan bencana banjir.
II. METODE
Pada penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian yaitu penelitian kualitatif dengan
metode deskriptif pendekatan induktif. Penelitian kualitatif pada penelitian ini mengenai studi
pembangunan, gerakan organisasi atau hubungan timbal balik. Metode penelitian deskriptif
menjelaskan pemahaman mengenai verbal dan numerik terkait kenyataan yang ada di lokasi
penelitian. Informan yang digunakan sebanyak 8 orang yang diperoleh dengan Snowball Sampling
dan purposive sampling.
Instrumen Penelitian yang dibutuhkan antara lain Catatan Lapangan (Field Note), Rekaman
Wawancara, Pedoman Wawancara, dan Pedoman Observasi.
Teknik pengumpulan data antara lain, data primer adalah sumber data penelitian yang didapatkan
secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Data ini dapat di peroleh dengan
wawancara, kuisoner. Dan data sekunder adalah data pendukung yang didapatkan dari
dokumentasi dilapangan nantinya. Adapun dokumentasi tersebut meliputi : surat-surat, Dokumen,
Foto.
Teknik Analisis Data menggunakan reduksi data (data reduction), penyajian .data (data display),
dan Penarikan Kesimpulan/verifikasi (Conclusion Drawing/Verification).
3.1.1 Lingkungan
Dalam merumuskan sebuah konsep dalam pencegahan bencana banjir di Kota Palembang maka
membutuhkan sebuah arah pembangunan yang baik dan benar. Bencana banjir di Kota Palembang
merupakan bencana ekologis yang disebabkan ulah manusia khususnya dalam pengaturan tata
ruang perkotaan dimana tidak memperhatikan unsur ruang lingkungan di Kota Palembang dan
terjadinya alih fungsi lahan. Karena unsur lingkungan tersebut maka diperlukan sebuah regulasi
hukum dalam rangka upaya mengatur tata ruang kembali agar tersedianya ruang untuk lingkungan.
Regulasi hukum ini berperan sebagai pisau dalam upaya melakukan pembangunan yang
berlandaskan berkelanjutan terhadap Ruang Terbuka Hijau (RTH).
3.1.1.1 Kebijakan
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang merupakan pedoman dan rencana dasar
pelaksanaan suatu arah pekerjaan, target dan cara bertindak. Untuk dapat mencapai tujuan
keberhasilan pembangunan berkelanjutan RTH di Kota Palembang maka disusunlah sebuah
rencana strategis yang diharapkan dapat sebagai landasan dasar, acuan kerja dan target
pembangunan melalui Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota
Palembang Tahun 2018-2023.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, penulis menarik kesimpulan bahwa bencana
banjir di Kota Palembang adalah hal yang sudah masuk kategori mengkhawatirkan. Karena RTH
Kota Palembang menurut data Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Palembang
hanya memiliki RTH seluas 10% dari luas minimum 30% Kota Palembang. Sehingga
diperlukannya upaya manajemen bencana dalam upaya menghindari bencana banjir tersebut.
Upaya manajemen bencana tersebut salah satunya adalah dengan melaksanakan Pembangunan
Berkelanjutan RTH sebagai solusi termurah sekaligus penyebab utama mengapa banjir selalu ada
di Kota Palembang.
Adapun saran yang diberikan adalah dalam upaya pemenuhan RTH ini harus bekerja sama dengan
OPD yang lain dikarenakan RTH adalah sebuah tugas yang menyangkut wilayah. Sehingga apabila
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang melaksanakan pembangunan RTH namun disisi lain
terdapat perizinan yang tidak sesuai dengan standar lingkungan kota dan IMB, maka akan percuma
dilaksanakan pembangunan terhadap RTH karena akan terjadinya ketidakseimbangan wilayah
yang jauh lebih besar lagi.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peniliti, maka dapat disimpulkan yaitu: 1) Bencana
banjir merupakan bencana yang paling sering terjadi di Kota Palembang terutama apabila
memasuki musim penghujan. Hal ini disebabkan oleh wilayah topografi Kota Palembang yang
cenderung datar, banyak wilayah resapan air telah beralihfungsi, kurangnya RTH, dan kurang
kesadaran masyarakat Kota Palembang untuk menjaga lingkungan. 2) Pemerintah Daerah Kota
Palembang telah membuat regulasi terkait lingkungan sebagai salah satu upaya pencegahan
bencana banjir. Regulasi terkait yang dimaksud adalah upaya pembangunan berkelanjutan RTH di
Kota Palembang. Upaya tersebut dituangkan kedalam RPJMD Kota Palembang Tahun 2018-2023
yang dijabarkan melalui RENSTRA Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota
Palembang. 3) Pembangunan berkelanjutan RTH sedang dilaksanakan di Kota Palembang namun
belum menyentuh target minimal yang diwajibkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang yakni sebesar 30% dari luas wilayah Kabupaten dan Kota.
Adapun saran sebagai diharapkan dapat berguna bagi Pemerintah Daerah Kota Palembang sebagai
sebagai berikut : 1) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Palembang harus
mengupayakan secara maksimal mengejar pembangunan RTH untuk mencapai 30% dari luas
minimum wilayah sebagai upaya pencegahan bencana banjir. 2) Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kota Palembang diharapkan memberikan pemahaman cinta lingkungan kepada
masyarakat Kota Palembang. Terdapat beberapa wilayah RTH taman kota dan RTH kolam retensi
yang masih banyak terdapat sampah rumah tangga. Hal ini menandakan masyarakat belum
menjaga lingkungan, akan percuma apabila terus dilaksanakan pembangunan RTH tetapi sampah
dimana-mana. 3) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Palembang diharapkan
memanfaatkan lahan kosong milik Pemerintah Daerah Kota Palembang yang dapat
dialihfungsikan menjadi RTH. Dalam upaya percepatan mencapai target 30%, Pemerintah Daerah
Kota Palembang dapat mengajak pihak ke-3 yang berminat mengolah lahan kosong tersebut
menjadi wilayah perkebunan.
Keterbatasan Penelitian. Penelitian ini memiliki terbatasan utama yakni waktu yang tersedia dan
biaya yang digunakan untuk penelitian.
Arah Masa Depan Penelitian (future work). Penulis menyadari masih awalnya temuan
penelitian oleh karena itu penulis menyarakan untuk dapat melakukan penelitian lanjutan terkait
penelitian ini dilokasi berbeda namun membahas mengenai ruang terbuka hijau (RTH) dalam pra
bencana.