1 SM
1 SM
Abstract
The problem of narrative form will be easier to solve if students have linguistic
intelligence. Linguistic intelligence is the ability to think to use words effectively both
oral and written. This study aims to determine the influence of linguistic intelligence
attitudes on students' ability to solve narrative problems in class IXF material at
SMPN 3 Pontianak. The research approach used is a quantitative approach with a
form of survey research. The sample number of 31 students in grade IXF. The
research was conducted at SMPN 3 Pontianak. Data collection techniques using
indirect communication techniques. Validate data using Pearson Product Moment.
Questionnaires and test questions were analyzed using a simple one-way linear
regression test. The results showed that the linguistic intelligence attitude of students
in grade IXF SMPN 3 Pontianak belongs to the moderate category with a percentage
of 42%. Problem solving ability in the form of narrative of students in grade IXF
SMPN 3 Pontianak fall into the low category with a percentage of 39%. As well as the
results of simple linear regression analysis showed that there is a significant influence
between the attitude of linguistic intelligence and the resolution of narrative forms on
the material opportunity of 19.2%.
1
Berdasarkan hasil wawancara dengan Penting adanya aspek keterampilan
guru mata pelajaran matematika kelas VIII dalam setiap individu guna menyelesaikan
SMPN 3 Pontianak pada tanggal 21 Februari soal bentuk narasi, dikatakan penting karena
2020, diperoleh informasi bahwa dominan menurut Adibah (2000) siswa cenderung
siswa kelas VIII SMPN 3 Pontianak yang melakukan kesalahan dalam hal memahami
berjumlah 190 siswa, 50% dari jumlah siswa langkah penyelesaian yang diharapkan,
tersebut kesulitan saat menyelesaikan soal- kesalahan-kesalahan tersebut diantaranya: 1)
soal bentuk narasi pada materi peluang dan kesalahan memahami konsep, yaitu
memperoleh nilai di bawah standar KKM kesalahan dalam memahami materi yang
yaitu kurang dari 80. disajikan seperti apa yang diketahui, apa
Peluang merupakan materi pokok yang ditanya dan apa yang menjadi syarat
matematika, dan merupakan materi wajib dalam sebuah penyelesaian soal, 2) kesalahan
pelajaran matematika pada kurikulum 2013 interpretasi bahasa, yaitu kesalahan
(revisi 2017) yang diajarkan pada siswa kelas mengubah soal ke dalam bentuk kalimat
VIII Sekolah Menengah Pertama. Menurut matematika, 3) kesalahan komputasi, yaitu
W. J. DeCeoursey (2003: 1) peluang adalah kesalahan dalam menentukan solusi untuk
bidang studi yang melibatkan prediksi pemecahan masalah yang akan digunakan.
kemungkinan relatif dari berbagai hasil. Sub- Pernyataan seperti yang telah disampaikan di
sub materi yang dipelajari pada materi atas diperkuat dengan hasil studi
peluang antara lain peluang empirik, peluang pendahuluan di Madrasah Laboratorium UIN
teoretik, dan hubungan antara peluang Sumatera Utara Medan bahwa diketahui
empirik dan peluang teoretik. Dasar-dasar siswa sering kali kesulitan dalam
yang dipelajari pada materi peluang adalah menyelesaikan soal bentuk narasi (Sholihah,
eksperimen/percobaan, ruang sampel, titik 2018: 4).
sampel dan peristiwa (I Made Tirta, 2004). Bagi sebagian pendidik kecerdasan
Materi peluang sering kali disajikan dalam linguistik dapat dikatakan sebagai kecerdasan
bentuk narasi atau dalam bentuk soal cerita verbal, karena dengan kecerdasan linguistik
dan dalam penyelesaiannya poin-poin yang setiap orang dapat bertutur kata atau bertukar
terdapat di dalam soal harus ditafsirkan pikiran dengan individu lain (Julia Jasmine,
terlebih dahulu. Oleh karena itu, siswa 2007: 16-17). Selain itu Gardner (2011: 97)
diharapkan dapat menyelesaikan berpendapat bahwa kecerdasan linguistik
permasalahan dalam materi peluang dengan merupakan suatu kemampuan atau kecakapan
cara dan metode yang benar dan sesuai untuk menyimpan informasi. Sugeng Listiyo
dengan soal yang disajikan. Prabowo, M.Pd berpendapat bahwa
Soal bentuk narasi ialah soal yang kecerdasan tidak dapat berdiri sendiri
umumnya disajikan dalam bentuk kalimat melainkan diikuti dengan sikap/akhlak
atau kata-kata. Menurut Gardner (dalam seseorang. Karena sesuai dengan definisinya
Armstrong, 2009: 6) terdapat beberapa bahwa dengan adanya sikap siswa dapat
keterampilan yang menjadi indikator penentu menentukan apa yang akan ia lakukan, tidak
dalam sikap kecerdasan linguistik. terkecuali dalam menyelesaikan soal bentuk
Keterampilan tersebut diantaranya: 1) narasi.
retorika, yakni keterampilan dalam hal Soal bentuk narasi merupakan bentuk
membaca, menyimak, menulis dan soal yang disajikan berdasarkan kejadian
menghapal, 2) mnemonik, yakni sehari-hari, soal ini disajikan dalam bentuk
keterampilan dalam hal mengingat suatu kalimat matematika yang akan diselesaikan
informasi, 3) ekplanasi, yakni keterampilan dengan keterampilan berhitung (Budiyono,
untuk memberikan atau menyampaikan 2008: 8).
informasi kepada orang lain, dan 4) Peneliti merumuskan beberapa rumusan
metabahasa, keterampilan yang digunakan masalah yang harus dijawab dalam penelitian
untuk memahami bahasa soal. ini. Rumusan masalah tersebut berkaitan
2
dengan gambaran sikap kecerdasan linguistik simple random sampling. Pengambilan
siswa, gambaran kemampuan siswa dalam sampel menggunakan simple random
menyelesaikan soal bentuk narasi, serta sampling karena dalam pengambilan sampel
seberapa besar pengaruh sikap kecerdasan dari populasi dilakukan secara acak dengan
linguistik terhadap kemampuan penyelesaian tidak memperhatikan kriteria tertentu.
soal bentuk narasi. Tahap-tahap penelitian yang dilakukan
Tujuan penelitian ini ialah untuk dalam penelitian ini meliputi tahap persiapan,
mengetahui bagaimana gambaran sikap tahap pelaksanaan dan tahap pelaporan.
kecerdasan linguistik siswa, gambaran Tahap persiapan terdiri dari pelaksanaan
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal wawancara untuk memperoleh informasi,
bentuk narasi, serta seberapa besar pengaruh penyusunan rumusan masalah, serta validasi
sikap kecerdasan linguistik terhadap dan uji coba instrumen yang telah disusun.
penyelesaian soal bentuk narasi. Selanjutnya tahap pelaksanaan yaitu
Adapun manfaat yang diharapkan dalam melakukan penelitian pada subjek dengan
penelitian ini ialah siswa dapat memberikan angket dan soal tes, serta
mengembangkan sikap kecerdasan linguistik dilanjutkan dengan kegiatan wawancara dan
yang ada pada dirinya, dan dapat menjadi pengumpulan data penelitian. Kemudian
referensi bagi tenaga pendidik dan sekolah tahap pelaporan yakni penganalisisan data
agar melaksanakan kegiatan belajar mengajar penelitian, penarikan kesimpulan hasil
dengan mengacu pada model atau pendekatan penelitian dan penyusunan laporan penelitian.
belajar yang sesuai dengan karakteristik para Teknik pengumpulan data yang
siswa. digunakan adalah teknik komunikasi tidak
langsung. Teknik komunikasi tidak langsung
METODE PENELITIAN adalah suatu teknik dalam penelitian dimana
Pendekatan dalam penelitian ini adalah dalam pengambilan data peneliti
pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan menggunakan alat perantara seperti angket
yang digunakan untuk mendeskripsikan atau atau soal tes (Nawawi, 2015: 117-118).
menggambarkan pengaruh antara sikap Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini
kecerdasan linguistik dengan penyelesaian menggunakan alat berupa soal tes, angket,
soal bentuk narasi. Data dalam penelitian ini dan pedoman wawancara.
diwujudkan dalam angka dengan analisis Instrumen tes yang diberikan berupa
statistik, dengan data yang akan diolah yaitu soal essay yang terdiri dari 3 soal, kemudian
hasil pengisian angket sikap kecerdasan instrumen angket disusun menggunakan
linguistik dan hasil tes penyelesaian soal skala likert berbentuk checklist dengan
bentuk narasi. Adapun metode yang jumlah pernyataan sebanyak 20 pernyataan
digunakan adalah metode deskriptif, dengan dan pedoman wawancara berisi 9 pertanyaan
bentuk penelitian metode survei. Penelitian yang disusun berdasarkan soal tes. Kegiatan
survei adalah penelitian dengan tidak wawancara dilakukan setelah hasil pengisian
melakukan perlakuan khusus terhadap angket dan soal tes terkumpul, dimana
variabel yang diteliti (Misbahuddin, 2014: 6). peneliti memilih 8 orang siswa yang akan
Sesuai dengan penelitian ini penulis hanya menjadi sampel wawancara yang dipilih
melakukan survei terhadap kemampuan berdasarkan pengkategorian pada angket
siswa dengan tidak melakukan/memberikan sikap kecerdasan linguistik. Data yang
perlakuan terlebih dahulu kepasa sampel diperoleh dalam penelitian ini adalah data
yang diteliti. kuantitatif yang berupa hasil angket sikap
Populasi dalam penelitian ini adalah kecerdasan linguistik dan hasil tes
seluruh siswa/i kelas IX SMPN 3 Pontianak, penyelesaian soal bentuk narasi, serta hasil
sedangkan yang menjadi sampel penelitian wawancara sikap kecerdasan linguistik.
adalah siswa/i kelas IXF. Teknik Perlakuan wawancara merupakan tindak
pengambilan sampel yang digunakan adalah
3
lanjut untuk mengetahui sikap kecerdasan Pada tabel 1 di atas dapat diketahui
linguistik siswa. frekuensi atau banyak siswa yang
Untuk mengetahui besar pengaruh sikap memperoleh nilai dengan interval tertentu.
kecerdasan linguistik terhadap kemampuan Dapat dilihat dominan siswa memperoleh
siswa dalam menyelesaikan soal bentuk nilai dengan interval 70 ≤ x ≤ 79.
narasi, dilakukan langkah-langkah analisis.
Dimana langkah analisis dilakukan sebagai Tabel 2. Hasil Tes
berikut: 1) Uji normalitas, yakni uji yang
bertujuan untuk menilai sebaran data pada Interval Frekuensi
sebuah kelompok data apakah berdistribusi 30 ≤ x ≤ 39 1
normal atau berdistribusi tidak normal 40 ≤ x ≤ 49 6
(Suharsimi Arikunto, 2014: 356). 2) Uji 50 ≤ x ≤ 59 5
regresi linier sederhana, yakni salah satu 60 ≤ x ≤ 69 9
metode regresi yang digunakan sebagai alat 70 ≤ x ≤ 79 0
inferensi statistik untuk menentukan 80 ≤ x ≤ 89 7
pengaruh sebuah variabel bebas (independen) 90 ≤ x ≤ 100 3
terhadap variabel terikat (dependen), dalam
hal ini variabel bebas yang dimaksud adalah Pada tabel 2 dapat diketahui frekuensi
sikap kecerdasan linguistik, sedangkan atau banyak siswa yang memperoleh nilai
variabel terikat dalam penelitian ini adalah dengan interval tertentu. Dapat dilihat
penyelesaian soal bentuk narasi. dominan siswa memperoleh nilai dengan
interval 60 ≤ x ≤ 69.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN Pembahasan
Hasil Berdasarkan hasil penelitian yang
Penelitian tentang pengaruh sikap telah dipaparkan sebelumnya, dapat diketahui
kecerdasan linguistik terhadap kemampuan gambaran sikap kecerdasan linguistik siswa,
dalam penyelesaian soal bentuk narasi gambaran penyelesaian soal bentuk narasi,
dilakukan pada tanggal 23-30 Agustus 2020, serta seberapa besar pengaruh sikap
dimana instrumen angket diberikan pada kecerdasan linguistik terhadap penyelesaian
tanggal 23 Agustus 2020, instrumen tes soal bentuk narasi siswa kelas IXF SMPN 3
diberikan pada tanggal 26 Agustus 2020, dan Pontianak.
instrumen pedoman wawancara diberikan Penggolongan sikap kecerdasan
pada tanggal 29-30 Agustus 2020. Penelitian linguistik siswa menggunakan
ini dilaksanakan di kelas IXF SMPN 3 pengkategorian dari Sudijono (2015: 453).
Pontianak, dengan jumlah sampel sebanyak Berikut hasil pengkategorian sikap
31 siswa untuk instrumen tes dan angket, kecerdasan linguistik yang telah dilakukan.
sedangkan untuk instrumen pedoman
wawancara dilakukan kepada 8 sampel. Tabel 3. Kategori Hasil Angket
Berikut data hasil penelitian yang telah
dilakukan. No Kategori Frekuensi Persen
1 Sangat Rendah 2 6%
Tabel 1. Hasil Angket 2 Rendah 5 16%
3 Sedang 13 42%
Interval Frekuensi 4 Tinggi 11 36%
50 ≤ x ≤ 59 2 5 Sangat Tinggi 0 0%
60 ≤ x ≤ 69 10 Total 31 100%
70 ≤ x ≤ 79 16
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa
80 ≤ x ≤ 89 3
siswa kelas IXF SMPN 3 Pontianak dominan
memiliki sikap kecerdasan linguistik yang
4
sedang, yakni sebanyak 13 siswa dengan Berikut pengkategorian penyelesaian
persentase 42%, kemudian sebanyak 0 siswa soal bentuk narasi dengan menggunakan
memiliki sikap kecerdasan linguistik yang pengkategorian menurut Sudijono (2015:
sangat tinggi, 11 siswa memiliki sikap 453).
kecerdasan linguistik yang tinggi, 5 siswa
memiliki sikap kecerdasan linguistik yang Tabel 4. Kategori Hasil Tes
rendah, dan 2 siswa memiliki sikap
kecerdasan linguistik yang sangat rendah. No Kategori Frekuensi Persen
Berikut gambaran sikap kecerdasan 1 Sangat Rendah 0 0%
linguistik siswa yang disajikan dalam bentuk 2 Rendah 12 39%
diagram lingkaran. 3 Sedang 9 29%
4 Tinggi 7 22%
5 Sangat Tinggi 3 10%
Total 31 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa
siswa kelas IXF SMPN 3 Pontianak dominan
memiliki kemampuan penyelesaian soal
bentuk narasi yang rendah, yakni dengan
jumlah 12 siswa dengan persentase 39%.
Kemudian sebanyak 3 siswa memiliki
Gambar 1. Diagram Hasil Angket kemampuan penyelesaian soal bentuk narasi
yang sangat tinggi, 7 siswa memiliki
Bervariasinya opsi yang dipilih siswa kemampuan penyelesaian soal bentuk narasi
dalam penyebaran angket sikap kecerdasan yang tinggi, 9 siswa memiliki kemampuan
linguistik disebabkan oleh indikator-indikator penyelesaian soal bentuk narasi yang sedang,
kecerdasan linguistik yang kurang atau tidak dan 0 siswa memiliki kemampuan
terpenuhi oleh siswa, seperti indikator penyelesaian soal bentuk narasi yang sangat
retorika terdapat beberapa siswa yang tidak rendah. Berikut gambaran penyelesaian soal
bisa melakukan diskusi atau berbagi pendapat bentuk narasi yang disajikan dalam bentuk
kepada temannya saat proses pembelajaran diagram lingkaran.
berlangsung, kurang suka membaca dan tidak
menyukai debat. Kemudian indikator
mnemonik terdapat siswa yang sulit dalam
mengingat rumus, istilah baru, sulit dalam
mengingat simbol dan sulit mengingat kata
demi kata dalam materi peluang. Indikator
eksplanasi terdapat siswa yang sulit dalam
menjelaskan hasil pekerjaan atau informasi
kepada orang lain dan kurang bisa
membuktikan rumus, kemudian indikator
metabahasa terdapat siswa yang sulit dalam Gambar 2. Diagram Hasil Tes
memahami bahasa soal, sulit memahami
konsep matematika yakni peluang, tidak mau Bervariasinya jawaban yang diberikan
berfikir keras saat mendapatkan soal yang siswa dalam pengisian tes penyelesaian soal
sulit serta kurang dalam hal daya imajinasi bentuk narasi, disebabkan oleh kurangnya
sehingga mempengaruhi sikap kecerdasan kemampuan yang berkaitan dengan indikator
linguistik siswa. Hal-hal tersebut penyelesaian soal bentuk narasi. Dalam hal
menyebabkan bervariasinya skor yang ini masih banyak siswa yang tidak
diperoleh siswa. memahami masalah dalam soal seperti
5
menuliskan pemisalan sebelum menjawab data atau variabel, apakah sebaran data
soal, merencanakan rancangan pemecahan tersebut berdistribusi normal atau
masalah dengan menentukan rumus dan berdistribusi tidak normal. Berikut adalah
metode yang tepat, kemudian melaksanakan hasil uji normalitas angket sikap kecerdasan
rancangan pemecahan masalah dengan linguistik dan tes penyelesaian soal bentuk
mengoperasikan nilai-nilai yang diketahui ke narasi menggunakan program SPSS 23.0
dalam rumus, serta tidak memeriksa kembali dengan metode Kolmogorov-Smirnov.
jawaban yang telah diperoleh sehingga hal
tersebut mempengaruhi kemampuan siswa Tabel 5. Uji Normalitas
dalam menyelesaikan soal bentuk narasi.
Faktor-faktor di atas menjadi salah satu Unstandardized
penyebab siswa memperoleh skor yang tidak Residual
maksimal dalam setiap langkah-langkah
N 31
pengerjaan, seperti memperoleh skor 1
apabila tidak lengkap dalam menuliskan Normal Mean ,0000000
rumus-rumus atau jawaban dan skor 0 Parametersa,b Std. 16,36630691
apabila tidak melakukan langkah-langkah Deviation
penyelesaian. Most Absolute ,115
Penyebab lainnya yang dapat menjadi Extreme Positive ,115
pemicu bervariasinya jawaban yang Differences Negative -,058
diperoleh siswa adalah situasi pada saat
Test Statistic ,115
mengerjakan soal tes yang diberikan. Soal tes
materi peluang diberikan pada saat subjek Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
penelitian berada di kelas IX, sementara a. Test distribution is Normal.
materi yang bersangkutan merupakan materi b. Calculated from data.
yang dipelajari di kelas VIII, sehingga hal
c. Lilliefors Significance Correction.
tersebut menyebabkan banyak siswa yang
tidak ingat dan tidak mengerti terhadap cara d. This is a lower bound of the true
pengerjaan. significance.
Selanjutnya setelah mengetahui
gambaran sikap kecerdasan linguistik dan Menurut ketentuan jika nilai sig > 0,005
penyelesaian soal bentuk narasi siswa, maka data berdistribusi normal, sedangkan
dilakukan suatu uji atau analisis untuk jika sig < 0,05 maka data tidak berdistribusi
mengetahui seberapa besar pengaruh antara normal. Berdasarkan data pada tabel di atas
kedua variabel independen dan dependen. diketahui nilai signifikansi 0,200 > 0,05
Untuk mengetahui apakah sebuah data maka diperoleh data berdistribusi normal.
berpengaruh atau tidak perlu dilakukan uji Berikut hasil pengujian antara kedua
normalitas. Uji Normalitas adalah suatu variabel dengan mengunakan program SPSS.
uji yang dilakukan dengan tujuan untuk
menilai sebaran data pada sebuah kelompok
Tabel 6.
Hasil Perhitungan Regresi Linier Sederhana Model Summaryb
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of
Square the Estimate
6
b. Dependent Variable: Y
Tabel 7.
Hasil Perhitungan Regresi Linier Sederhana ANOVAa
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X
Tabel 8.
Hasil Perhitungan Regresi Linier Sederhana Coefficientsa
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
7
akan semakin baik pula. Dimana setiap Siswa diharapkan dapat meningkatkan
bertambahnya 1 angka pada penyelesaian sikap kecerdasan linguistik yang ada pada
soal bentuk narasi menandakan dirinya, yakni dalam hal membaca, menulis,
bertambahnya pengaruh sikap kecerdasan menyimak, berbicara, mengingat informasi,
linguistik sebanyak 0,987. memberikan informasi, dan memahami
linguistik yang digunakan oleh orang lain
SIMPULAN DAN SARAN dalam berkomunikasi.
Simpulan Guru sebagai pendidik hendaknya selalu
memotivasi siswa agar terbiasa dalam
Berdasarkan hasil penelitian, secara
kegiatan membaca, mendengar dan menulis
umum dapat disimpulkan bahwa terdapat
yang berguna untuk meningkatkan sikap
pengaruh yang signifikan antara sikap
kecerdasan linguistik, serta diharapkan
kecerdasan linguistik terhadap penyelesaian
menggunakan pendekatan, metode serta
soal bentuk narasi pada materi peluang kelas
model pembelajaran yang dapat menstimulus
IXF SMPN 3 Pontianak. Secara khusus hasil
siswa agar meningkatkan sikap kecerdasan
penelitian ini menunjukan bahwa:
linguistiknya.
Gambaran sikap kecerdasan linguistik
Untuk penelitian selanjutnya hendaknya
siswa kelas IXF SMPN 3 Pontianak
melaksanakan penelitian secara langsung,
tergolong dalam kriteria sedang dengan
serta menyesesuaikan materi yang akan
persentase 42%. Diperolehnya kategori
diteliti, dan diharapkan penelitian selanjutnya
sedang dalam sikap kecerdasan linguistik
mencakup semua indikator yang harus
disebabkan oleh tidak terpenuhinya indikator
dicapai dalam materi peluang.
sikap kecerdasan linguistik.
Gambaran kemampuan penyelesaian
soal bentuk narasi pada materi peluang siswa UCAPAN TERIMA KASIH
kelas IXF SMPN 3 Pontianak tergolong Terimakasih penulis ucapkan kepada
rendah dengan persentase 39%. Diperolehnya Comdev dan Outreacing Universitas
kategori rendah dalam penyelesaian soal Tanjungpura yang telah membantu dalam
bentuk narasi disebabkan oleh tidak memberikan beasiswa dalam pelaksanaan
terpenuhinya indikator penyelesaian soal penelitian yang telah dilakukan.
bentuk narasi dan situasi yang kurang tepat
pada saat mengisi soal tes. DAFTAR RUJUKAN
Besar pengaruh sikap kecerdasan Adibah, L. (2000). Identifikasi Kesalahan
linguistik terhadap kemampuan penyelesaian Siswa dalam Menyelesaikan Soal
soal bentuk narasi pada materi peluang kelas Terapan Matematika kelas I di SLTPN 3
IXF SMPN 3 Pontianak adalah sebesar Jatibarang Brebes TA 1998/1999.
19,2% dengan bentuk persamaan regresi Skripsi. Yogyakarta: UAD.
linier sederhana y = -7,080 + 0,987x + e. Arifuddin. (2010). Neuro Psiko Linguistik.
Dengan kata lain sikap kecerdasan linguistik Mataram: PT Raja Grafindo Persada.
memiliki pengaruh signifikan terhadap Arikunto, S. (2014). Prosedur Penelitian
kemampuan penyelesaian soal bentuk narasi, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
yaitu setiap bertambahnya 1 angka pada hasil Rineka Cipta.
penyelesaian soal bentuk narasi menandakan Armstrong, T. (2009). Multiple Intelligences
bertambahnya sikap kecerdasan linguistik in the Classroom 3rd Edition. United
sebesar 0,987. States of America: Gene R Carter.
Budiyono. (2008). Kesalahan Mengerjakan
Saran Soal Dalam Pembelajaran Matematika.
Terdapat beberapa saran yang dapat Paedagogia. 11(1): 1-8.
peneliti sampaikan berdasarkan temuan DeCeoursey, W. J. (2003). Statistics and
dalam penelitian ini yakni sebagai berikut. Probability for Engineering
8
Applications. United States of America: Sholihah, M. (2018). Analisis Kesalahan
Elsevier Science. Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita
Gardner, H. (2011). The Theory of Multiple Matematika Kelas VII MTs
Intelligences. New York: A Member of Laboratorium UIN-SU T.P 2017/2018.
the Perseus Books Group. Skripsi. Medan : UIN Sematera Utara.
Jasmine, J. (2007). Mengajar Berbasis Sudijono, A. (2015). Pengantar Evaluasi
Multiple Intelligences. Bandung: Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Nuansa. Persada.
Misbahuddin., & Hasan, I. (2014). Analisis Tirta, I. M. (2014). Pengantar Statistika
Data Penelitian Dengan Statistik Edisi Matematika. Jember. Jember: Unit
Ke-2. Jakarta: Bumi Aksara. Penerbit FMIPA Universitas Jember.
Nawawi, H. (2015). Metode Penelitian
Bidang Sosial. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.