Askep Lansia Artritis Reumatoid
Askep Lansia Artritis Reumatoid
Askep Lansia Artritis Reumatoid
HASNIWATI
NIM : 202101016
1
DAFTAR ISI
A. Konsep Medis.......................................................................................................... 1
2. Patofisiologi....................................................................................................... 2
3. Etiologi............................................................................................................... 2
4. Manifestasi Klinis............................................................................................... 3
5. Penatalaksanaan ................................................................................................ 4
1. Pengkajian Keperawatan.................................................................................... 7
2. Diagnosa Keperawatan....................................................................................... 8
4. Pelaksanaan Keperawatan.................................................................................. 15
5. Evaluasi Keperawatan........................................................................................ 15
2ii
RHEUMATOID ARTHRITIS
A. KONSEP MEDIS
bersifat sistemik, progresif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan
Penyakit autoimun yang terjadi jika sistem imun menyerang jaringan tubuh sendiri.
enzim-enzim dalam sendi sehingga kolagen terpecah dan terjadi edema. Poliferasi
imunologis tampak berperan penting dalam memulai dan timbulnya penyakit ini.
menyerang berbagai sistem organ. Penyakit ini adalah salah satu dari sekelompok
enzim tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi edema, poliferasi membran
permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi. Otot akan turut terkena
3. Etiologi
banyak hal mengenai patologis penyakit ini telah terungkap. Penyakit ini belum
Faktor-faktor yang berperan antara lain adalah jenis kelamin, infeksi, keturunan,
dan lingkungan. dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang
endokrin, autoimun, metabolic, faktor genetic serta faktor pemicu lingkungan. Pada
saat ini, rheumatoid atritis diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan infeksi.
Autoimun ini bereaksi terhadap kalogen tipe II: faktor injeksi mungkin disebabkan
2
oleh virus dan organisme mikroplasma atau group difteroid yang menghasilkan
rentan setelah respons imun terhadap agen pemicu yang tidak diketahui. Agen
pemicunya adalah bakteri, mikroplasma, atau virus yang tidak diketahui. Agen
pemicunya adalah bakteri, mikroplasma atau virus yang menginfeksi sendi atau
antibodi lain, biasanya IgM atau IgG, terhadap antibodi IgG awal.
4. Manifestasi Klinis
Gejala awal terjadi beberapa sendi sehingga disebut poli athritis rhomatoid.
Persendian yang paling sering terkena adalah sendi tangan, pergelangan tangan,
sendi lutut, sendi siku, pergelangan kaki, sendi bahu, serta sendi panggul dan
biasanya bersifat bilateral atau simetris. Tetapi kadang-kadang hanya terjadi pada
Ketika jaringan tubuh meradang, penyakit ini aktif. Ketika jaringan berhenti
meradang, penyakit ini tidak aktif. Remisi dapat terjadi secara spontan atau dengan
pengobatan dan pada minggu-minggu terakhir bisa bulan atau tahun, orang-orang
pada umumnya merasa sakit ketika penyakit ini aktif lagi (kambuh) atau pun gejala
3
Ketika penyakit ini aktif gejala dapat termasuk kelelahan, kehilangan energi,
kekurangan nafsu makan, demam, nyeri otot dan sendi dan kekakuan. Otot dan
kekakuan sendi biasanya paling sering di pagi hari. Disamping itu juga manifestasi
merupakan klinis yang klasik untuk Reumatoid Arthritis (Smeltzer & Bare, 2002).
Adapun tanda dan gejala yang umum ditemukan atau sangat serius terjadi
pada lanjut usia (Buffer,2010) yaitu: sendi terasa nyeri dan kaku pada pagi hari,
bermula sakit dan kekakuan pada daerah lutut, bahu, siku, pergelangan tangan dan
kaki, juga jari-jari, mulai terlihat bengkak setelah beberapa bulan, bila diraba akan
terasa hangat, terjadi kemerahan dan terasa sakit atau nyeri, bila sudah tidak
berkembang cepat dalam beberapa hari. Pada sepertiga pasien, gejala mula-mula
monoarthritis lalu poliarthritis. Terjadi kekakuan paling parah pada pagi hari, yang
5. Penatalaksanaan
keluarganya, dan siapa saja yang berhubungan dengan klien. Pendidikan kesehatan
4
prognosis penyakit, semua komponen program penatalaksanaan termasuk regimen
Pendidikan dan informasi kesehatan juga dapat diberikan dari bantuan klub
diantaranya nyeri yang dapat menyerang lutut, pergelangan tangan, kaki, dan
kualitas hidup, rematik juga meningkatkan beban sosial ekonomi bagi para
5
Penderita arthritis rheomatoid tidak memerlukan diet khusus karena variasi
pemberian diet yang ada belum terbukti kebenarannya. Prinsip umum untuk
memperoleh diet seimbang sangat penting. Penyakit ini dapat juga menyerang sendi
Sejumlah obat-obat tertentu dapat menyebabkan rasa tidak enak pada lambung dan
mengurangi nutrisi yang diperlukan. Pengaturan berat badan dan aktivitas klien
haruslah seimbang karena biasanya klien akan mudah menjadi terlalu gemuk
disebabkan aktivitas klien dengan penyakit ini relatif rendah. Namun, bagian yang
untuk mencoba mengubah perjalanan penyakit. Nyeri hampir tidak dapat dipisahkan
oksigen.
klien, serta mencegah dan atau memperbaiki deformitas yang terjadi pada sendi.
1. Pengkajian Keperawatan
promosi kesehatan) dan resiko (area yang perawat dapat mencegah atau potensi
masalah yang dapat ditunda).. Pengkajian dapat didasarkan pada teori keperawatan
tertentu seperti yang dikembangkan oleh Sister Callista Roy, Wanda Horta, atay
Dorothea Orem, atau pada kerangka pengkajian standar seperti Pola Kesehatan
data terkait, menyadari data yang kurang, mengidentifikasi data yang tidak
hal.204). Isu-isu kunci, atau fokus, mungkin jelas di awal penilaian (misalnya
integritas kulit diubah, kesepian) dan memungkinkan perawat untuk memulai proses
diagnostik. Sebagai contoh, pasien dapat melaporkan rasa sakit atau menunjukkan
klien berdasarkan laporan klien atau prilaku sakit. Perawat ahli dapat dengan cepat
7
mengidentifikasi kelompok karateristik klinis dari data pengkajian dan mulus maju
2. Diagnosa Keperawatan
terhadap gangguan kesehatan atau proses kehidupan, atau kerentanan respons dari
objektif yang telah diperoleh pada tahap pengkajian untuk menegakkan diagnosa
data yang dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam medis, dan pemberi pelayanan
bengkok, deformitas.
8
3. Perencanaan Keperawatan
Pembuatan kriteria hasil dan perencanaan tindakan adalah tahap ketiga dari
diagnosis keperawatan, perawat perlu membuat rencana tindakan dan tolok ukur
2002).
dkk, 2002).
2) Bisa dikembangkan bersama-sama dengan klien, tenaga kesehatan lain, atau orang
3) Harus terdokumentasi.
4) Berkelanjutan.
berdasarkan penilaian klinis dan pengetahuan, yang dilakukan oleh seorang perawat
untuk meningkatkan hasil klien atau pasien” (CNC, n.d). Perencanaan tindakan
keperawatan adalah tulisan yang dibuat dan digunakan sebagai panduan saat
9
2.1. Tabel Perencanaan Keperawatan
NO. DX
Diagnosa
No KEP NOC NIC
Keperawatan
(SDKI)
10
2. D.0083 Gangguan citra 1. Body image 2.1 Kaji secara verbal dan
tubuh b.d non verbal respon klien
perubahan 2. Self esteem terhadap tubuhnya
penampilan Kriteria hasil: 2.2 Monitor frekuensi
tubuh, sendi,
mengkritik dirinya
bengkok, 1. Body image positif
deformitas. 2.3 Jelaskan tentang
2. Mampu pengobatan,
mengidentifikasi perawatan, kemajuan,
kekuatan personal dan prognosis penyakit
3. Mendiskripsikan 2.4 Dorong klien
secara faktual mengungkapkan
perubahan fungsi perasaannya
tubuh identifikasi arti
pengurangan melalui
4. Mempertahankan alat bantu
interaksi sosial 2.5 Fasilitasi kontak
dengan individu lain
dalam kelompok kecil
11
3. D.0054 Gangguan 3.1 Monitoring vital sign
mobilitas fisik sebelum atau sesudah
b.d kekakuan latihan dan lihat respon
sendi pasien saat latihan
3.2 Konsultasikan dengan
terapi fisik tentang
rencana ambulasi
sesuai dengan
kebutuhan
3.3 Bantu klien untuk
menggunakan tongkat
saat berjalan dan cegah
terhadap cedera
3.4 Ajarkan pasien atau
tenaga kesehatan lain
tentang teknik
ambulasi
3.5 Kaji kemampuan
pasien dalam
mobilisasi
3.6 Latih pasien dalam
pemenuhan kebutuhan
ADLs secara
mandirisesuai
kemampuan
12
4. D.0109 Defisit 1. Self care hygiene 4.1 Pertimbangkan usia
perawatan diri Kriteria hasil: klien ketika
b.d gangguan mempromosikan
muskuloskeletal 1. Perawatan diri
aktivitas perawatan diri
(penurunan ostomi untuk
kekuatan otot) eliminasi 4.2 Menentukan jumlah
dan jenis bantuan yang
2. Perawatan diri dibutuhkan
aktivitas kehidupan
sehari-hari (ADL) 4.3 Menyediakan
mampu untuk lingkungan yang
melakukan aktivitas terapeutik dengan
perawaratan fisik memastikan hangat,
dan pribadi secara santai, pengalaman
mandiri atau denfan pribadi, dan personal
alat bantu 4.4 Tempat handuk, sabun,
deodoran, alat
3. Perawatan diri
pencukur dan aksesoris
hygiene: mampu
lainnya yang
untuk
dibutuhkan di samping
mempertahankan
tempat tidur atau di
kebersihan dan
kamar mandi
penampilan yang
rapi secara mandiri 4.5 Memantau
dengan atau tanpa pembersihan kuku,
alat bantu menurut kemampuan
4. Perawatan diri perawatan diri klien
hygiene oral: 4.6 Memantau integritas
mampu kulit klien
mempertahankan
mobilitas yang 4.7 Menjaga kebersihan
diperlukan untuk diri klien
kekamar mandi dan 4.8 Memberikan bantuan
menyediakan sampai pasien
perlengkapan mandi sepenuhnya dapat
5. Membersihkan dan mengasumsikan
mengeringkan perawatan diri
tubuh
13
5. D.0080 Ansietas b.d 1. Anxuety level 5.1 Gunakan pendekatan
kurangnya yang menenangkan
informasi 2. Sosial anxiety level
5.2 Nyatakan dengan jelas
tentang Kriteria hasil:
harapan terhadap
penyakit, 1. Klien mampu pelaku pasien
penurunan mengidentifikasi 5.3 Jelaskan semua
produktifitas dan prosedur dan apa yang
(status mengungkapkan dirasakan selama
kesehatan dan gejala cemas
fungsi peran) prosedur
2. Vital sign dalam 5.4 Pahami perspektif
batas normal pasien terhadap situasi
3. Postur tubuh, stres
ekspresi wajah, 5.5 Temani pasien untuk
bahasa tubuh dan memberikan keamanan
tingkat aktivitas dan mengurangi takut
menunjukkan
berkurangnya 5.6 Dengarkan dengan
kecemasan penuh perhatian
5.7 Bantu pasien mengenal
situasi yang
menimbulkan
kecemasan
5.8 Dorong pasien untuk
mengungkapkan
perasaan, keatkutan,
persepsi
5.9 Instruksikan
pasien
menggunakan
teknik relaksasi
14
4. Pelaksanaan Keperawatan
muncul jika perencanaan yang dibuat diaplikasikan pada klien. Tindakan yang
dilakukan mungkin sama, mungkin juga berbeda dengan urutan yang yang telah
dibuat pada perencanaan. Aplikasi yang dilakukan pada klien akan berbeda,
disesuaikan dengan kondisi klien saat itu dan kebutuhan yang paling dirasakan oleh
klien.
dilakukan dengan cara yang tepat, serta sesuai dengan kondisi klien, selalu
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tahap kelima dari proses keperawatan. Pada tahap ini
perawat membandingkan hasil tindakan yang telah dilakukan dengan kriteria hasil
yang sudah ditetapkan serta menilai apakah masalah yang terjadi sudah teratasi
seluruhnya, hanya sebagian, atau bahkan belum teratasi semuanya. Evaluasi adalah
proses yang berkelanjutan yaitu suatu proses yang digunakan untuk mengukur dan
perbaikan tindakan keperawatan, kebutuhan klien saat ini, perlunya dirujuk pada
tempat kesehatan lain, apakah perlu menyusun ulang prioritas diagnosis supaya
15
DAFTAR PUSTAKA
16