Jurnal Marlina

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/329582838

Jamblang (Syzygium Cumini (L.) Dan Bioaktivitasnya

Article  in  Interest Jurnal Ilmu Kesehatan · December 2018


DOI: 10.37341/interest.v7i2.20

CITATIONS READS

0 6,461

1 author:

Marina Silalahi
Universitas Kristen Indonesia
170 PUBLICATIONS   513 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Ekspedisi NKRI 2014 View project

please send me your article View project

All content following this page was uploaded by Marina Silalahi on 12 December 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


124
JAMBLANG (Syzygium cumini (L.) DAN BIOAKTIVITASNYA

Marina Silalahi1
1
Universitas Kristen Indonesia, Prodi Pendidikan Biologi, Jakarta
e-mail : *marina_biouki@yahoo.com; marina.silalahi@uki.ac.id.
Diterima : 6 Oktober 2018, Disetujui : 26 Oktober 2018

Abstract
Backgound. Syzygium cumini is a species in the Myrtaceae, which is used as traditional
medicine. In Indonesia S. cumini found in the yard and home garden, which use as
producer of fruit and shading. The using of natural product as traditional medicine is
better than sintetic, but improper has a negative impact. This article aims to explain the
uses of S. cumini as traditional medicine and its bioactivity. The research methods.
This article is based on the study of literature obtained on line and off line such as used
Web, Scopus, Pubmed, and scientific journals, then synthesized according to the
research objectives so that comprehensive information. Result. The traditional medicine
of S. cumini have been used to cure diabetes mellitus, anti-inflammation, anti-ulcers,
vaginal discharge, stomach disorders, fever, stomach aches, wounds, digestive
disorders, and skin infection. The bioassay of S. cumini has activities as anti-diabetes
mellitus, anti-oxidant, antimicrobial, anti-allergy, anti-hyperlipidemic, anti-cancer,
gastroprotective, hepatoprotective, cardioprotective, anti-inflammatory, and anti-
pyretic. Conclusion. Our study of S. cumini is very potential to be developed as an anti-
diabetes mellitus drug because it is considered safer therefore it is necessary to do
further research.

Keywords: Syzygium cumini, anti-microbial, diabetes mellitus.

PENDAHULUAN pekarangan karena memiliki kanopi yang


Indonesia merupakan negara mega rimbun sehingga dikategorikan sebagai
biodiversitas yang dianugerahi dengan tumbuhan berfungsi ganda yaitu sebagai
keanekaragaman tumbuhan yang sangat peneduh sekaligus sumber buah (Silalahi,
tinggi dan diperkirakan dihuni sekitar 2018).
30.000 spesies tumbuhan berbunga. Syzygium cumini merupakan spesies
Berbagai jenis tumbuhan penghasil buah dalam famili Myrtaceae dan merupakan
khas daerah tropis ditemukan di tumbuhan native di Asia, Afrika Timur,
Indonesia seperti mangga (Mangifera Amerika Selatan, dan Madagascar dan
indica), pepaya (Carica papaya), pisang telah dinaturalisasi di Florida, Hawaii, dan
(Musa paradisiaca), durian (Durio Amerika Serikat (Warrier et al., 1996).
zibethinus), dan jamblang (Syzygium Syzygium cumini sinonim dengan Eugenia
cumini). Syzygium cumini atau yang oleh jambolana Lam. dan Eugenia cumini.
masyarakat lokal Indonesia dikenal Syzygium cumini memiliki buah ungu
sebagai jamblang merupakan salah satu kehitam-hitaman ketika matang dan
buah yang potensial untuk diduga kaya akan antioksidan (Swami et
dikembangkan, namun fakta empirik al., 2012).
menunjukkan tanaman ini sudah mulai Selain dimanfaatkan sebagai sumber
sulit ditemukan (Silalahi, 2018). buah, berbagai penelitian menyatakan
Masyarakat lokal Indonesia bahwa S. cumini dimanfaatkan sebagai
memanfaatkan S. cumini sebagai tanaman obat tradisional antara lain: obat diabetes

124
125 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 7, No 2, November 2018 hlm 124-132

mellitus, anti inflammation, ulcers, dan kunci Syzygium cumini, bioactivity of S.


diare (Swami et al., 2012). Pemanfaatan cumini, secondary metabolites of S.
tumbuhan sebagai obat berhubungan cumini. Artikel yang ditemukan di
dengan senyawa bioaktifnya. Dari sintesakan sesuai dengan tujuan penelitian
berbagai laporan dinyatakan bahwa S. sehingga diperoleh informasi berupa
cumini kaya akan senyawa anthosinin, botani, pemanfaatan dan bioaktivitas dari
glukosida, asam ellagat, isokuersetin, S. cumini.
kaemferol, dan myrecetin. Bijinya
mengandung alkaloid, jambosine, dan PEMBAHASAN
glycoside jambolin atau antimellin 1. Botani Syzygium cumini
(Swami et al., 2012). Myrtaceae merupakan famili yang
Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat sebagian besar spesies di dalamnya
tradisional terkadang diragukan dengan berhabitus pohon, perdu, dan semak.
anggapan bahwa pemanfaatannya hanya Sebagian besar Myrtaceae ditemukan di
didasarkan bukti empirik, namun daerah tropis dan subtropis dan famili ini
kenyataan menunjukkan bahwa diperkirakan memiliki sekitar 150 genus
pengembangan obat modern atau dan 3.600 spesies (Cronquist 1981).
fitofarmaka sebagian besar didasarkan Genus Eugenia dan Syzygium merupakan
pada pemanfaatannya oleh masyarakat dua genus penting dari Myrtaceae karena
lokal. Walaupun telah banyak kajian banyak digunakan dalam pengobatan
tentang pemanfaatan S. cumini, namun tradisional (Lima et al., 2007; Brito et al.,
kajian tentang hubungan pemanfaatannya 2017) dan juga banyak digunakan sebagai
sebagai obat dan kandungan bioaktifnya komoditas ekonomi seperti cengkeh
sangat terbatas. Oleh karena itu (Syzygium aromaticum). Genus Syzygium
dibutuhkan kajian yang komprehensif memiliki sekitar 500 spesies, terutama
mengenai pemanfaatan S. cumini sebagai didistribusikan di Amerika tropis dan
obat tradisional sehingga menjadi salah Australia (Avila-pena et al., 2007),
satu acuan yang dapat digunakan untuk walaupun demikian beberapa spesies
pemanfaatannya. Kajian ini akan merupakan asli Indonesia seperti S.
memnjelaskan hubungan pemanfaatan S. aromaticum.
cumini sebagai obat dengan metabolit Syzygium cumini memiliki ciri-ciri
sekundernya dan bioaktivitasnya, antara lain berhabitus pohon dengan tinggi
sehingga dapat mendukung pemanfataan 6 hingga 20 m. Cabang bewarna
dan pengembangannya sebagai obat kekuningan hingga abu-abu, dengan
tradisional. permukaan halus (glabrous) dengan bekas
daun berukuran 2-4 mm. Daun memiliki
METODE PENELITIAN panjang 7-18 cm dan lebar 3-8 cm. Daun
Penulisan artikel ini didasarkan studi berbentuk oblong-ovate hingga elips-
literatur yang diperoleh secara online lonjong, apeks runcing, jarang tumpul.
maupun offline. Media offline berupa Pangkal daun cuneate menyempit ke arah
buku seperti Plants Resources South East tangkai daun, dan tepi daun sedikit
Asian (PROSEA), dan An Integrated bergelombang. Helaian coriaceous,
System of Classification of Flowering bewarna hijau, dengan kelenjar-kelenjar
Plants. Media online didasarkan pada belang-belang, glabrous dan mengkilap.
Web, Scopus, Pubmed, dan media online Perbungaan S. cumini berbentuk
yang digunakan untuk publikasi dari simosa, pada cabang tahun sebelumnya
berbagai Scientific journals. Untuk atau kadang-kadang dalam sumbu daun,
mencari artikel ilmiah digunakan kata jarang terminal. Panjang tangkai
126 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 7, No 2, November 2018 hlm 124-132

pembungaan 4-12 cm, gagang bunga 1-3 Pemanfatan S. cumini sebagai obat
cm. Braktea panjangnya 0,5-1,5 mm, diabetes mellitus telah tercatat dalam
gundul. Tangkai bunga decussate, terete Ayurveda, Unani, dan pengobatan Cina
ramping atau sedikit miring. Bunga (Anjali et al., 2017). Diabetes mellitus
sessile dengan kelopak berbentuk tabung (DM) merupakan penyakit kronis yang
dan panjang 3-5 mm bewarna merah ditandai dengan glukosa darah tinggi atau
kecoklatan, glabrous, kelenjar halus. disebut juga hiperglikemia, yang dapat
Kaliks berjumlah 4 buah, cepat berganti berimplikasi terhadap penyakit
daun, kelopak 4 bewarna putih. Benang kardiovaskular, terutama penyakit jantung
sari banyak (sekitar 100), tersingkap dan koroner (Shah et al., 2015). Penyakit DM
menyebar. Filamen atau tangkai sari dibedakan menjadi DM tipe I dan tipe II,
merah muda dengan panjang 2-6 mm, namun tipe II memiliki penderita lebih
ramping, halus kelenjar belang-belang, banyak dibandingkan tipe I. DM tipe II
kepala putik putih panjangnya 3-7 mm. disebabkan oleh gangguan metabolit yang
Buah merupakan buah berry oblong ke mengakibatkan gangguan dalam
oblong elliptic, asymmetric dengan metabolisme karbohidrat lemak dan
ukuran 1,5 - 2,0 cm dan lebar 1,0-1,5 cm, protein.
ungu tua atau hitam. Biji ellipsoid atau Berbagai obat sintetis telah
lonjong-ellipsoid, 1,0 - 1,5 cm. panjang, dikembangkan untuk mengontrol kadar
0,5-1,0 cm. biji lebar, biji, crustaceous, glukosa darah, namun obat-obatan sintetis
0,5-1,0 mm tebal, melekat eratke umumnya menargetkan jalur tunggal
permukaan subrugose kotiledon. untuk mengontrol kadar glukosa darah dan
Didistribusikan secara luasdi wilayah sebagian besar memiliki efek samping
Indo-Malaya dan didaerah tropis di dunia yang serius. Toksisitas rendah dan
(Wilson 1957). efektivitas biaya mengakibatkan bahan
2. BIOAKTIVITAS Syzygium cumini alam dianggap sebagai sumber yang lebih
Syzygium cumini dimanfaatkan aman dan lebih baik sebagai agen
sebagai sumber buah dan obat tradisional, antidiabetik yang efektif (Binita et al.,
namun pemanfaatannya sebagai obat 2012). Jadhav et al. (2009) menyatakan
lebih banyak diteliti. Pemanfaatan S. bahwa ekstrak S. cumini mampu
cumini sebagai obat telah tercatat dalam melindungi terhadap kerusakan DNA dan
naskah pengobatan tradisional India di memiliki aktivitas sebagai antidiabetes
dalam Ayurveda dan Unani (Anjali et al., mellitus.
2017). Dalam pengobatan tradisional S. Penelitian pemanfaatan S. cumini
cumini dimanfaatkan untuk mengatasi sebagai anti DM lebih menonjol
penyakit keputihan, gangguan lambung, dibandingkan dengan yang lainnya. Daun,
demam, diabetes, sakit perut, luka, dan biji, buah S. cumini memilki aktivitas
gigi, gangguan pencernaan, dan kulit sebagai anti diabetes mellitus (Katiyar et
(Jagetia 2017). Hasil penelitian telah al., 2016; Prabakaran and Shanmugavel
membuktikan manfaat S. cumini sebagai 2017; Schoenfelder et al., 2010; Raza et
anti diabetes mellitus (Jagetia 2017; al., 2017), karena mampu menurunkan
Yadav et al., 2011) antioksidan, anti- kadar glukosa darah atau meningkatkan
mikroba, anti alergi, anti-hyperlipidemic, kadar insulin (Raza et al., 2017), oleh
anti-kanker, gastroprotektif, karena itu ekstrak S. cumini memiliki
hepatoprotektif, kardioprotektif (Jagetia aktivitas sebagai hipoglikemik
2017) anti-inflamasi, anti-piretik, dan (Schoenfelder et al., 2010).
anti-oksidan (Yadav et al., 2011). Lupeol, 12-oleanen-3-ol-3ß-acetate,
2.1. Anti-diabetes mellitus stigmasterol merupakan senyawa yang
127 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 7, No 2, November 2018 hlm 124-132

berhasil diekstrak dari daun S. cumini ADA dalam serum hiperglikemik lebih
dengan menggunakan n-heksana tinggi dari serum normoglikemik dan
memiliki aktivitas sebagai anti diabetes aktivitas ADA lebih tinggi ketika kadar
(Alam et al., 2012). Flavonoid dalam biji glukosa darah lebih tinggi (Bopp et al.,
S. cumini bertanggung jawab untuk sifat 2009). Ekstrak air S. cumini pada (60-
anti-diabetes kerena memiliki efek 1000 µg/mL) secara in vitro menyebabkan
penghambatan α-amilase hingga 95,4% penghambatan konsentrasi total aktivitas
(Prabakaran and Shanmugavel 2017). ADA dan penurunan kadar glukosa darah
Ekstrak kasar etanol daun S. cumini dalam serum (Bopp et al., 2009). Aktivitas
menyebabkan penurunan signifikan ADA yang dipicu oleh ekstrak air S.
glukosa darah pada tikus hiperglikemik cumini dapat berkontribusi untuk
(250 mg/kg), dan glukosa (125 dan 250 mengontrol tingkat adenosine dan sistem
mg/kg), trigliserida (125 dan 500 mg/kg) pertahanan antioksidan sel darah merah
dan kolesterol (125 mg/kg) (Schoenfelder dan dapat dikaitkan dengan ADA
et al., 2010). Ekstrak buah S. cumini kompleks/DPP-IV-CD26 dan sifat-sifat
menurunkan kadar glukosa serum dipeptidil peptidase IV (DPP-IV) inhibitor
menjadi 5,35% dan 12,29% pada tikus yang berfungsi sebagai regulator glukosa
normal dan hiperglikemik secara darah yang penting (Bopp et al., 2009).
berurutan, sementara tingkat insulin 2.2. Anti-oksidan
meningkat sebesar 2,82% dan 6,19%, Senyawa kimia yang dapat
secara berurutan (Raza et al., 2017). menghambat atau mengurangi radikal
Ekstrak biji S. cumini mengakibatkan bebas atau stress oksidatif disebut dengan
berkurang kadar glukosa hingga 7,04% senyawa antioksidan. Stres oksidatif
dan 14,36% dan menunjukkan kadar merupakan ketidakseimbangan antara
insulin 3,56% dan 7,24% lebih tinggi oksidan dan antioksidan yang disebabkan
dalam keadaan normal dan tikus oleh adanya perbedaan antara generasi
hiperglikemik secara berurutan (Raza et reaktif spesies oksigen dan sistem
al., 2017). antioksidan endogen (Wiseman and
Biji utuh S. cumini menunjukkan Halliwell 1996). Kerusakan sel yang
efek hipoglikemik sedang dan memiliki diduga menjadi penyebab penuaan dan
efek yang mirip dengan obat komersial berbagai penyakit pada manusia dipicu
DM yaitu glibenclamide (Ravi et al., oleh adanya stress oksidatif (Wiseman and
2004). Pemberian ekstrak etanol kernel S. Halliwell 1996). Berbagai senyawa
cumini dengan konsentrasi 100 mg/kg per polutan seperti methyl mercury (MeHg)
berat badan secara signifikan segat beracun pada sel dan dapat
menurunkan kadar glukosa darah, urea menginduksi stres oksidatif yang
darah, dan kolesterol, dan meningkatkan mengakibatkan kerusakan sel (Abdalla et
toleransi glukosa, tingkat total protein, al., 2011).
glikogen hati, dan menurunkan aktivitas Syzygium cumini memiliki sifat
oksaloasetat glutamat transaminase dan antioksidan dan anti-inflamasi (Abdalla et
glutamat transaminase piruvat pada tikus al., 2011). Senyawa antioksidan yang
diabetes eksperimental (Ravi et al., dihasilkan tumbuhan sebagian besar
2004). berupa senyawa fenolik dan flavonoid.
Adenosin deaminase (ADA) adalah Terdapat hubungan yang linier antara
enzim penting yang memainkan peran kandungan fenolik dengan aktivitas
yang relevan dalam metabolisme purin sebagai antioksidan (Kaneria and Chanda
dan DNA, respon imun, dan aktivitas 2013; Margaret et al., 2015; Ruan et al.,
peptidase (Bopp et al., 2009). Aktivitas 2008). Total fenolik dan flavonoid dari
128 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 7, No 2, November 2018 hlm 124-132

ektrak metanol daun S. cumini lebih menunjukkan pembilasan radikal bebas


tinggi dari kandungan biji (Margaret et yang lebih kuat dibandingkan dengan
al., 2015), sehingga sangat potensial buytylated hydroxyl toluene (BHT) dan
digunakan sebagai antioksidan. Vitamin C (Hossain et al., 2011). Cortex
Senyawa 2,2-diphenyl-1- homogenat kemudian langsung diinkubasi
picrylhydrazyl (DPPH) merupakan dengan 15% etanol dan/atau pereaksi
senyawa yang digunakan untuk Fenton (H2O2 + Fe2SO4) untuk
mengetahui kemampuan anti oksidan menginduksi stres oksidatif secara in
atau anti radikal bebas dari berbagai vitro dalam ketiadaan atau kehadiran
ekstrak tumbuhan. Hasil penelitian ekstrak biji S. cumini. Ekstrak biji S.
menunjukkan bahwa fraksi etil asetat cumini secara signifikan mengurangi
daun S. cumini memiliki aktivitas tingkat lipid peroksida (LPO) dalam
antioksidan yang lebih kuat dibandingkan homogenat kortikal. Dua puluh empat
ekstrak airnya, kloroform, dan fraksi n- tikus kemudian dibagi menjadi empat
heksana (Ruan et al., 2008). Ekstrak daun kelompok: kontrol, diberi ekstrak biji S.
S. cumini mengandung senyawa fenolik cumini, 15% etanol-makan (EtOH) dan
senyawa berupa asam ferulat dan katekin, EtOH + SE tikus. Pemberian ekstrak oral
bertanggung jawab atas aktivitas (400 mg/kg BB/hari) selama 8 minggu
antioksidan (Ruan et al., 2008). secara signifikan (P <0,05) menurunkan
Berbagai senyawa polutan seperti tingkat lipid peroksida di korteks tikus
methyl mercury (MeHg) sangat beracun EtOH + SE. Biji S. cumini tidak hanya
pada sel dan dapat menginduksi stress memulung radikal bebas DPPH dan
oksidatif yang mengakibatkan kerusakan menghambat reagen etanol/fenton yang
sel (Abdalla et al., 2011). Pada tikus yang diinduksi secara in vitro tetapi juga
diberi hanya MeHg (10 mg/kg) dan tikus mengurangi pembentukan secara in vivo.
yang diberi MeHg dan ekstrak air daun S. Hasil ini menunjukkan bahwa biji S.
cumini (0,9 mg/kg) menunjukkan bahwa cumini bisa digunakan sebagai terapi
N-acetyl-β-D-glucosaminidase (NAG) antioksidan potensial untuk pecandu
akibat aktivitas di ginjal dan urin, tingkat alkohol (Hossain et al., 2011).
peroksidasi lipid di hati dan sampel 2.3. Anti-mikroba
ginjal, serta deaminase adenosin (ADA) Mikroba merupakan agen penyebab
aktivitas di hippocampus, ginjal dan hati berbagai penyakit dan juga kerusakan
lebih tinggi yang hanya diberi MeHg bila makanan, oleh karena itu senyawa
dibandingkan dengan kelompok yang antimikroba dapat diaplikasikan sebagai
diberi ekatrak S. cumini (Abdalla et al., obat maupun sebagai pengawet makanan.
2011). Adenosin deaminase adalah enzim Jamur merupakan penyebab kerusakan
penting yang memainkan peran yang makanan yang signifikan selama
relevan dalam metabolisme purin dan penyimpanan, membuatnya menjadi tidak
DNA, respon imun, dan aktivitas layak untuk konsumsi manusia dengan
peptidase (Bopp et al., 2009). Pemberian memperlambat nilai gizi makanan dan
ekstrak air dari S. cumini mengembalikan kadang-kadang oleh menghasilkan
efek beracun dari MeHg (Abdalla et al., mikotoxin (Kaneria and Chanda 2013).
2011). Ekstrak daun S. cumini juga memiliki
Ekstrak biji dari S. cumini anti aktivitas sebagai antibakteri gram negatif
radikal bebas 50% lebih tinggi dari asam (E. coli) dan gram positif (Staphylococcus
askorbat dalam penelitian in vitro aureus) (Margaret et al., 2015). Essensial
(Chanudom and Tangpong, 2015). oil dari S. cumini memiliki aktivitas
Ekstrak biji S. cumini secara in vitro antimikroba terhadap Candida krusei
129 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 7, No 2, November 2018 hlm 124-132

(zona inhibisi 14,7±0,3 mm dan MIC = telah dilaporkan memiliki penghambatan


70 μg/mL), dan melawan strain multi pertumbuhan dan efek apoptosis pada
resisten Pseudomonas aeruginosa, HeLa dan sel serviks. Ekstrak S. cumini
Klebsiella pneumoniae dan menghambat pertumbuhan dan
Staphylococcus aureus (de Oliveira et al., menginduksi apoptosis di HeLa dan SiHa
2007). Syzygium cumini memiliki sel kanker serviks tergantung dosis dan
aktivitas menghambat pertumbuhan lama pemberian (Barh and Viswanathan
Streptococcus mutans, Streptococcus 2008).
oralis, Streptococcus parasanguis, 2.6. Anti-hipertensi
Streptococcus salivarius, Streptococcus Ekstrak hydroalcohol dari buah S.
sp, dan Lactobacillus casei dengan cumini dengan konsentrasi (0,5; 1; 5; 10;
konsentrasi hambat minimum sebesar 20 dan 30 mg/kg) menginduksi hipotensi
242,5 hingga 485 mg.mL-1 (Viera et al., (-15 ± 1; -14 ± 1; -15 ± 1; -13 ±1; -11 ± 1;
2012). Hal tersebut menunjukkan bahwa dan -13 ± 2%) secara berurutan
S. cumini sebagai agen antibakteri alami (Herculano et al., 2014). Ekstrak S. cumini
yang dapat digunakan dalam menyebabkan efek relaksasi dari cincin
mengendalikan karies gigi (Viera et al., pra kontraksi KCl (80 mM) (Emax = 100
2012). S. cumini memiliki anti jamur ± 0,2% dan pD2 = 2,2 ±0,1). Ekstrak
sedang terhadap Candida albicans, hydroalcohol dari buah S. cumini
Candida tropicalis, dan Candida krusei menginduksi hipotensi mungkin karena
(dos Santos et al., 2012). penurunan resistensi perifer, dimediasi
2.4. Anti-alergi oleh endotelium (Herculano et al., 2014).
Alergi merupakan reaksi pertahanan 2.7. Anti-ulcer
tubuh terhadap benda asing yang masuk Ekstrak air dari biji S. cumini
ke dalam tubuh. Ekstrak air daun S. memiliki aktivitas sebagai anti ulcer.
cumini memiliki aktivitas sebagai anti- Pretreatment dengan ekstrak biji dari S.
alergi (Brito et al., 2017). Pemberian cumini menyebabkan penurunan tajam lesi
secara oral ekstrak daun S. cumini (25- perut indometasin dan konten lipid
100 mg/kg) menghambat edema yang peroksida. Selain itu, glutathione
disebabkan oleh histamin (58% teroksidasi, glutathione peroxidase,
penghambatan) dan 5-HT (52% tingkat nitrat oksida, dan dinding lambung
penghambatan). S. cumini menunjukkan lambung dipulihkan pada tikus yang
suatu efek anti-alergi dan anti-edema dirawat ekstrak air dari biji S. cumini.
karena penghambatan degranulasi sel Indomethacin merupakan senyawa yang
mast dan efek histamin dan serotonin menginduksi peradangan yang diaktifkan
(Brito et al., 2017). Ekstrak daun S. oksida sintase (iNOS) dan tumor necrosis
cumini menghambat edema pada tikus factor-α (TNF-𝛼). Ekstrak air dari biji S.
yang disebabkan senyawa C48/80. cumini bertindak anti-ulcer melawan
Ekstrak daun S. cumini kaya akan fenolik indomethacin (Chanudom and Tangpong
dan flavonoid yang bertanggung jawab 2015). Ekstrak S. cumini tidak
terhadap penghambatan edema (Lima et menunjukkan tanda toksisitas hingga dosis
al., 2007). 10,125 g/kg pada tikus. Ekstrak kulit S.
2.5. Anti-kanker cumini memiliki tindakan anti-inflamasi
Kanker merupakan penyakit yang yang kuat terhadap fase peradangan yang
disebabkan pertumbuhan sel yang tidak berbeda tanpa efek samping pada mukosa
terkendali. Kanker serviks merupakan lambung (Muruganandan et al., 2001).
salah satu kanker yang banyak
menyerang wanita. Phytochemical diet
130 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 7, No 2, November 2018 hlm 124-132

KESIMPULAN DAN SARAN Barh, D., & Viswanathan, G. (2008).


1. Syzygium cumini sebagai obat Syzygium cumini inhibits growth and
tradisional dimanfaatkan untuk induces apoptosis in cervical cancer
mengatasi diabetes mellitus, anti cell lines: a primary study.
inflammation, ulcers, keputihan, EcancerMedical Science 2(83) : 1-9.
gangguan lambung, demam, diabetes, Binita, K., Kumar, S., Sharma, V.K.,
sakit perut, luka, dan gigi, gangguan Sharma, V., & Yadav, S. (2012).
pencernaan, dan kulit. Proteomic identification of
2. Berdasarkan uji bioessaynya S. cumini Syzygium cumini seed extracts by
memiliki aktivitas sebagai anti MALDI-TOF/MS. Appl Biochem
diabetes mellitus, anti-oksidan, anti- Biotechnol DOI 10.1007/s12010-
mikroba, anti alergi, anti- 013-0660-x: 1-15.
hyperlipidemic, anti-kanker, Brito, F.A., Lima, L.A., Ramos, M.F.S.,
gastroprotektif, hepatoprotektif, Nakamura, M.J., Cavalher-
kardioprotektif, anti-inflamasi, dan Machado, S.C., Siani, A.C.,
anti-piretik. Henriques, M.G.M.O., & Sampaio,
A.L.F. (2007). Pharmacological
DAFTAR RUJUKAN study of anti-allergic activity of
Alam, M.R., Rahman, A.B., Syzygium cumini (L.) Skeels.
Moniruzzaman, M., Kadir, M.F., Buiomloingiical Research 40: 105-
Haque, M.A., Alvi, M.R.U.H., & 115.
Ratan, M. (2012). Evaluation of Bopp, A., de Bona, K.S., Belle, L.P.,
antidiabetic phytochemicals in Moresco, R.N., & Moretto, M.B.
Syzygium cumini(L.) Skeels (2009). Syzygium cumini inhibits
(Family: Myrtaceae). Journal of adenosine deaminase activity and
Applied Pharmaceutical Science reduces glucose levels in
2(10): 094-098. hyperglycemic patients. Funda Clin
Abdalla, F.H., Belle, L.P., Bitencourt, Pharmacol 23(4): 501-7. doi:
P.E.R., De Bona, K.S., Zanette, 10.1111/j.1472-8206.2009.00700.x.
R.A., Boligon, A.A., Athayde, Chandra, G., & Baliga, M.S. (2002)
M.L., Pigatto, A.S., & Moretto, Syzygium cumini (Jamun) reduces
M.B. (2011). Protective effects of the radiation-induced DNA damage
Syzygium cumini seed extract inthe cultured human peripheral
against methylmercury-induced blood lymphocytes: apreliminary
sistemic toxicity in neonatal rats. study Toxicol Lett 132: 1-7.
Biometals 24:349-356. Cronquist, A. (1981). An Integrated
Anjali, V., Sindhu, G. & Girish, C. System of Classification of
(2017). A review on pharmacology Flowering Plants. New York:
and phytochemistry of Syzygium Columbia Univ Pr. p 642.
cumini. Indian J. Pharm. Biol. Res. de Oliveira, G.F., Furtado, N.A.J.C.,
5(4):24-28. Filho, A.A.D.S., Martins, C.H.G.,
Ávila-peña, D., Peña, N., Quintero, L., & Bastos, J.K., Cunha, W.R., & Silva,
Suárez-Roca, H. (2007). M.L.D.A. (2007). Antimicrobial
Antinociceptive activity of activity of Syzygium cumini
Syzygium jambos leaves extract on (Myrtaceae) leaves extract.
rats. J. Ethnopharmacol. 112: 380- Brazilian Journal of Microbiology
385. 38: 381-384
131 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 7, No 2, November 2018 hlm 124-132

dos Santos, K.K.A., Matias, E.F.F., cumini L. leaves extracted


Tintino, S.R., Souza, C.E.S., Braga, sequentially in different solvents.
M.F.B.M., Guedes, G.M.M., Journal of Food Biochemistry 37:
Rolon, M., Vega, C., de Arias, 168-176.
A.R., Costa, J.G.M., Menezes, I.A., Katiyar, D., Singh, V., & Ali, M. (2016).
& Coutinho, H.D.M. (2012). Recent advances in pharmacological
Cytotoxic, trypanocidal, and potential of Syzygium cumini: A
antifungal activities of Eugenia review. Advances in Applied Science
jambolana L. Journal of Medicinal Research 7(3): 1-12.
Food 15(1): 66-70. Lima, L.A., Siani, A.C., Brito, F.A.,
Herculano, E.D.A., da Costa, C.D.F., Sampaio, A.L.F., Henriques,
Rodrigues, A.K.B.F., Araújo- M.D.G.M.O., & Riehl, C.A.D.S.
Júnior, J.X., Santana, A.E.G., (2010). Correlation of anti-
França, P.H.B., Gomes, E.D.A., inflammatory activity with phenolic
Salvador, M.J., Moura, F.D.B.P., & content in the leaves of Syzygium
Ribeiro, Ê.A.N. (2014). Evaluation cumini(L.) skeels (Myrtaceae).
of cardiovascular effects of edible Quim. Nova 30(4): 860-864.
fruits of Syzygium cumini Margaret, E., Shailaja, A.M., & Rao, V.V.
Myrtaceae (L) skeels in rats. (2015). Evaluation of antioxidant
Tropical Journal of activity in different parts of
Pharmaceutical Research 13(11): Syzygium cumini (Linn.). Int. J.
1853-1861. Curr. Microbiol. App. Sci 4(9): 372-
Hossain, S., Hasan, C.I., Ahmed, B.M., 379.
Taslima, N., Asiqur, R., Karim, Muruganandan, S., Srinivasan, K.,
C.B., Kabir, C.S., Ishtiaq, M., & Chandra, S., Tandan, S.K., Lal, J., &
Borhan, U. (2011). Syzygium Raviprakash, V. (2001). Anti-
cumini seed extract protects the inflammatory activity of Syzygium
liver against lipid peroxidation with cumini bark. Fitoterapia 72: 369-
concurrent amelioration of hepatic 375.
enzymes and lipid profile of Raza, A., Butt, M.S., Haq, I.U., &
alcoholic rats. Journal of Suleria, H.A.R. (2017). Jamun
Complementary and Integrative (Syzygium cumini) seed and fruit
Medicine: 8(1): 1.DOI: extract attenuate hyperglycemia in
10.2202/1553-3840.1445. diabetic rats. Asian Pac J Trop
Jadhav, V.M., Kamble, S.S., & Kadam, Biomed 7(8): 750-754.
V.J. (2009). Herbal medicine Ravi, K., Rajasekaran, S., & Subramanian,
Syzygium cuminia review. Journal S. (2005). Antihyperlipidemic effect
of Pharmacy Research 2(8): 1212- of Eugenia jambolana seed kernel
1219. on streptozotocin induced diabetes
Jagetia, G.C. (2017). Phytochemical in rats. Food Chem Toxicol 43:
Composition and pleotropic 1433-1439.
pharmacological properties of Ruan, Z.P., Zhang, L.L., & Lin, Y.M.
jamun, Syzygium cumini skeels. (2008). Evaluation of the
Journal of Exploratory Research in antioxidant activity of Syzygium
Pharmacology 2: 54-66. cumini leaves. Molecules 13: 2545-
Kaneria, M., & Chanda, S. (2013). 2556.
Evaluation of antioxidant and Shah, A.D., Langenberg, C.,
antimicrobial capacity of Syzygium Rapsomaniki, E., Denaxas, S.,
132 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 7, No 2, November 2018 hlm 124-132

Pujades-Rodriguez, M., Gale, C.P., Antibacterial and anticancer activity


& Hemingway, H. (2015). Type 2 of bioactive fraction of Syzygium
diabetes and incidence of cumini L. seeds. Hayati Journal of
cardiovascular diseases: a cohort Biosciences 18(3): 118-122.
study in 1.9 million people. Lancet
Diabet Endocrinol 3(2): 105-13.
Schoenfelder, T., Warmlin, C.Z.,
Manfredini, M.S., Pavei, L.L.,
Réus, J.V., Tristão, T.C.,
Fernandes, M.S., & Costa-Campos,
L. (2010). Hypoglycemic and
hypolipidemic effect of leaves from
Syzygium cumini (L.) Skeels,
Myrtaceae in diabetic rats.
Brazilian Journal of
Pharmacognosy 20(2): 222-227.
Silalahi, M. (2018). Keanekaragaman
Tumbuhan Pekarangan dan
Pemanfaatannya Untuk Prasarana
Pembelajaran Di Sekolah PSKD 1
Jakarta Sebagai Salah Satu Usaha
Konservasi. Jurnal Edumatsains
3(1): 1-20.
Swami, S.B., Thakor, N.S.J., Patil, M.M.,
& Haldankar, P.M. (2012). Jamun
(Syzygium cumini (L.)): A review
of its food and medicinal uses.
Food and Nutrition Sciences 3:
1100-1117.
Wiseman, H., & Halliwell, B. (1996).
Damage to DNA by reactive
oxygen and nitrogen species: Role
of inflammatory disease and
progression to cancer. Biochem. J.
313: 17-29.
Wilson, K.A. (1957). A Taxonomic
Study of the Genus Eugenia
(Myrtaceae) in Hawaii. Pacific
Science 11: 161-180.
Warrier, P.K., Nambiar, V.P., &
Ramankutty, C. (1996). Indian
Medicinal Plants. A Compendium
of 500 Species. Orient Longman
Ltd., Chennai, India Vol. 5: 229-
231.
Yadav, S.S., Meshram, G.A., Shinde, D.,
Patil, R.C., Manohar, S.M., &
Upadhye, M.V. (2011).

View publication stats

You might also like