Artikel Daun Salam

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 12

JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)

Volume 5, Nomor 6, Juni 2022 (1945-1955)

Pengaruh Penerapan Rebusan Daun Salam terhadap Kadar Gula Darah pada Pender

Nurisda Eva Irmawati1, Dwi Indarti2, Komsiyah3, Mustika Marahayu4


1,2,3,4Akademi Kesehatan Asih Husada Semarang, Indonesia

E-mail: eva@asih-husada.ac.id
Article Info Abstract
Article History Diabetes Mellitus is a chronic disease because the body cannot produce enough insulin,
Received: 2022-04-20 therefore hyperglycemia is the hallmark of Diabetes Mellitus. Lowering blood glucose
Revised: 2022-05-28
Published: 2022-06-17 levels requires pharmalogical and non-pharmalogical treatment. One of the non-
pharmacological treatments for type 2 diabetes mellitus is bay leaf. Bay leaf is a natural
plant that is easily available, contains flavonoids that can lower blood glucose levels.
Keywords: This study aims to analyze the effect of the application of bay leaf decoction on blood
Diabetes Mellitus; sugar levels of people with diabetes mellitus. This type of research was a quasi-
Blood Sugar Leveles;
experimental design with Non Equivalent Control Group Design. The samples were 36
Salam Leaf
Decoction. respondents using sampling technique purposive sampling. This research was
conducted in Kopek Village, Godong District, Grobogan Regency. The statistical test
used in this study is the Wilcoxon test. The results in this study most of the
respondents before the procedure experienced high blood sugar levels, as many as 9
respondents (50%) and after being given leg exercises, the majority of respondents
experienced a decrease in blood sugar levels as many as 17 respondents (94.4%).
There was a significant effect before and after being given a decoction of bay leaves (P
value = 0.000) meaning p <0.05. This shows that there is an effect of the application of
bay leaf decoction on blood sugar levels in type 2 DM patients. The application of bay
leaf decoction can reduce blood sugar levels and can improve vitamins and chemicals
in the body that are lacking.
Artikel Info Abstrak
Sejarah Artikel Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit kronis karena tubuh tidak dapat
Diterima: 2022-04-20 memproduksi insulin dengan cukup, oleh karena itu hiperglikemia adalah ciri khas
Direvisi: 2022-05-28
Dipublikasi: 2022-06-17 Diabetes Mellitus. Menurunkan kadar glukosa darah perlu Perawatan dengan
pharmalogicall dan nonpharmalogically. Salah satu pengobatan diabetes mellitus tipe
2 dengan non-farmalogik adalah daun salam. Daun salam merupakan tumbuhan alami
Kata kunci: yang mudah didapatkan, memiliki kandungan flavonoid yang dapat menurunkan
Diabetes Mellitus; kadar glukosa darah. Adapun tujuan penelitian ini untuk menganalisa pengaruh
Kadar Gula Darah;
Rebusan Daun Salam.
penerapan rebusan daun salam terhadap kadar gula darah penderita diabetes
mellitus. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain Non Equivalent
Control Group Design. Besar sampel 36 responden dengan tehnik sampling purposive
sampling. Penelitian ini dilakukan di Desa Kopek Kecamatan Godong Kabupaten
Grobogan. Uji statistik yang digunakan pada penelitian ini yaitu uji Wilcoxon. Hasil
penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden sebelum tindakan mengalami
kadar gula darah tinggi yaitu sebanyak 9 responden (50%) dan setelah diberikan
senam kaki kadar gula darah mayoritas mengalai penurunan sebanyak 17 responden
(94.4%). Terdapat pengaruh yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan rebusan
daun salam (P value = 0.000) artinya p <0,05. Hal ini menunjukan bahwa ada
pengaruh penerapan rebusan daun salam terhadap kadar gula darah pada pasien DM
tipe 2. Penerapan rebusan daun salam dapat menurunkan kadar gula dalam darah dan
bisa memperbaiki vitamin dan kimia dalam tubuh yang kurang.
I. PENDAHULUAN penyakit metabolik yang ditandai dengan kadar
Diabetes mellitus merupakan salah satu gula darah yang tinggi (hiperglikemia) akibat
penyakit tidak menular terkenal dengan kegagalan sekresi insulin, kerja insulin, atau
sebutan silent killer karena penyakit tersebut keduanya. Penyakit Diabetes Mellitus bersifat
dapat menyerang beberapa organ, serta kronis, dikarakteristikan dengan
menimbulkan beberapa keluhan dan ketidakmampu- an tubuh untuk melakukan
komplikasi yang berbahaya serta dapat metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein
menyebabkan kematian (Sukarja, 2016), awal terjadinya hiperglikemia (Putri &

http:// 1
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 5, Nomor 6, Juni 2022 (1945-1955)

Mellitus terbagi menjadi dua kategori, yaitu untuk Provinsi Jawa Tengah sebesar (1,9%)
Diabetes Tipe 1 dan Diabetes Tipe 2, Diabetes (Kemenkes RI, 2014), jumlah kasus DM tipe 2 di
Melitus tipe 1 disebut insulin-dependent Jawa Tengah tahun 2018 sebanyak 99.646 kasus,
Diabetes, ditandai dengan kurangnya produksi hal ini berbeda dengan tiga tahun sebelumnya.
insulin (Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, Pada tahun 2019 kasus diabetes melitus tipe 2
2014). Diabetes Melitus tipe 1 merupakan sebanyak 96.431 kasus (0,29%). Pada tahun
penyakit metabolik yang disebabkan oleh 2020 kasus diabetes mellitus tipe 2 di Jawa
kerusakan sel B pankreas baik oleh proses Tengah yaitu sebesar 142.925 (0,43%) kasus,
autoimun, maupun idiopatik sehingga produksi sedangkan pada tahun 2012 sebesar 181.543
insulin berkurang bahkan terhenti, (Mihardja, (0,55%) kasus. Menurut RLPPD kabupaten
2014). Diabetes Tipe 2, disebut non-insulin grobogan tahun 2019 jumlah penderita diabetes
dependent Diabetes, disebabkan penggunaan mellitus di kabupaten grobogan sebesar 19.583
insulin yang kurang efektif oleh tubuh (Pusat kasus, dari hasil studi pendahuluan di desa
Data dan Informasi Kemenkes RI, 2014), Kopek Kecamatan Godong pada bulan januari
Diabetes Mellitus Tipe 2 merupakan jenis yang sampai februari 2021 sebanyak 52 orang
paling banyak dijumpai, sekitar 90-95% memiliki riwayat Diabetes mellitus dengan
penderita Diabetes Mellitus Tipe 2. Diabetes jumlah laki-laki sebanyak 28 orang dan
tipe 2, pank- reas masih dapat membuat perempuan sebanyak 24 orang. Umumnya faktor
insulin, tetapi kualitas insulin yang dihasilkan penyebab diabetes tipe 2 di desa kopek terjadi
buruk dan tidak dapat berfungsi dengan baik karena pengaruh gaya hidup dan faktor
sebagai kunci untuk memasukan glukosa ke keturunan.
dalam sel, akibatnya glukosa dalam darah Diabetes melitus dapat menyebabkan ber-
meningkat, kemungkinan lain terjadinya bagai komplikasi, yaitu hipoglikemia, hipergli-
Diabetes Tipe 2 adalah sel jaringan tubuh dan kemia, penyakit makrovaskuler mengenai
otot penderita tidak peka atau sudah resisten pembuluh darah besar, penyakit jantung
terhadap insulin (insulin resistance) sehingga koroner, penyakit mikrovaskuler mengenai
glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel dan pembuluh darah kecil, retinopati dan nefropati,
akhirmya tertimbun dalam peredaran darah. neuropati saraf sensorik atau berpengaruh pada
Keadaan ini umumnya terjadi pada pasien yang ekskremitas (Rendy, 2012), komplikasi umum
gemuk atau mengalami obesitas terjadi pada penderita DM tipe 2 adalah ketidak
(Taufiqurohman, 2015), gejala yang umumnya stabilan gula darah yang di sebabkan karena
dirasakan oleh penderita Diabetes melitus tipe tidak seimbangnya antara diet, latihan fisik dan
2 adalah Polifagia (keinginan untuk makan obat-obatan (Anani, 2012). Penanganan yang
terus- menerus atau cepat merasa lapar), efektif akan menurunkan tingkat komplikasi
Poliuria (produksi urine berlebih, yaitu lebih sehingga tidak terjadi komplikasi lanjut yang
dari 2,5 liter dalam 24 jam, Polidipsi (rasa haus merugikan penderita melitus. Tindakan penanga-
berlebihan), Penurunan berat badan tanpa nan yang dilakukan oleh tim kesehatan/medis
International Diabetes Federation (IDF) antara lain: penanganan secara farmakologis
menyebutkan bahwa prevalensi diabetes dengan pemberian terapi insulin, baik yang
mellitus di dunia adalah 1,9% dan telah berbentuk oral maupun yang memerlukan
menjadikan DM sebagai penyebab kematian suntikan dengan dosis ringan sampai dosis berat.
urutan ke tujuh di dunia sedangkan tahun 2020 penanganan secara non farmakologis dapat
angka kejadian diabetes di dunia adalah dilakukan dengan kontrol metabolisme secara
sebanyak 463 juta jiwa dimana proporsi kejadian rutin, kontrol vaskuler, evaluasi tukak, dan
DM tipe 2 adalah 93% dari populasi dunia. perawatan kaki, beberapa orang juga berusaha
Prevalensi kasus Diabetes melitus tipe 2 mengobati diabetes mellitus tipe II menggunakan
sebanyak 85-90% (Kurniawan, 2016), prevalensi nonfarmakologi dengan terapi herbal, Saat ini
WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang pengobatan herbal sudah banyak digunakan
Diabetes Melitus di Indonesia menjadi sekitar secara luas. WHO telah memberi ijin dalam hal
21,3 juta pada tahun 2030, tingginya angka penggunaan tanaman obat/herbal untuk be-
tersebut menjadikan Indonesia menempati ragam penyakit, termasuk DM. Obat herbal untuk
urutan ke empat dunia setelah Amerika Serikat, menurunkan gula darah ada bebrapa macam
India, dan China (Damaiyanti, 2015), dengan seperti bengkuang, duwet, kayu manis, daun
jumlah penyandang diabetes usia 20-79 tahun kelor dan daun salam. Penilitian ini meng-
sekitar 10,3 juta orang (IDF, 2017). Prevalensi gunakan daun salam karena daun salam banyak

http:// 2
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 5, Nomor 6, Juni 2022 (1945-1955)
dijumpai dan untuk bahannya tidak mahal. menurunkan gula darah, sedangkan 1 orang
Masyarakat banyak yang mengetahui daun salam pernah menggunakan daun salam untuk me-
dan telah teruji aman untuk dikonsumsi (Anik, nurunkan kadar gula darah, rata-rata pasien
2017). Daun salam (Syzygium Polyanthum) hanya mengandalkan obat penurun gula oral
merupakan daun yang hampir selalu ada di ataupun injeksi insulin. Berdasarkan latar
dalam masakan Indonesia, daun ini juga banyak belakang diatas, penulis tertarik untuk
digunakan dalam kuliner Asia seperti di mengambil judul studi “Penerapan Rebusan
Malaysia, Thailand dan Vietnam. Daun salam bisa Daun Salam Terhadap Kadar Gula Darah Pada
digunakan dalam keadaan segar atau kering. Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Desa Kopek
Selain untuk bumbu masak, daun salam sebenar- Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan”.
nya memiliki khasiat bagi kesehatan tubuh yaitu Rumusan penelitian ini yaitu Adakah Pengaruh
untuk Diabetes Mellitus (Dafriani, 2016). Analisis Penerapan Rebusan Daun Salam Terhadap Kadar
fitokimia menunjukkan bahwa di dalam daun Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus
salam terdapat kandungan minyak esensial, Tipe 2 Di Desa Kopek Kecamatan Godong
tanin, flavonoid dan terpenoid. Flavonoid yang Kabupaten Grobogan? Adapun tujuan umum
terkandung di dalam daun salam merupakan penelitian ini untuk menganalisa pengaruh
salah satu golongan senyawa yang dapat penerapan rebusan air daun salam terhadap
menurunkan kadar glukosa darah. Daun salam kadar gula darah pada penderita diabetes
memiliki banyak manfaat yaitu mengobati mellitus tipe 2 di Desa Kopek Kecamatan Godong
kencing manis, kolesterol tinggi, hipertensi, Kabupaten Grobogan.
diare, dan gastritis. Analisis fitokimia me-
nunjukkan kandungan minyak esensial, tanin, II. METODE PENELITIAN
flavonoid dan terpenoid dari daun salam. 1. Rancangan Penelitian
Flavonoid merupakan salah satu golongan Jenis penelitian ini adalah Quasi
senyawa fenol yang diduga dapat menurunkan Eksperimen (semi eksperimen) dengan
kadar glukosa darah (Anik, 2017). Daun salam rancangan Non Equivalent Control Group
juga memiliki kemampuan anti-inflamasi, anti- Design.Quasi Eksperimen adalah metode
oksidan, antibakteri dan antijamur, sifat anti- penelitian yang dapat diartikan sebagai
oksidan ini dapat membantu mengatasi penyakit metode penelitian digunakan untuk mencari
diabetes karena memungkin tubuh untuk mem- pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang
proses insulin secara efisiensi. lain dalam kondisi yang terkendalikan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan (Sugiyono, 2017). Kemudian dilakukan
oleh Rizki Pebrian Pratama dkk (2020) Di Rt test kepada dua kelompok yaitu kelompok
12/04 Kelurahan Warakas Jakarta Utara pada 2 eksperimen dan kelompok kontrol lalu
penderita DM tipe 2 menunjukkan adanya diberikan perlakuan kepada kelompok
penurunan kadar glukosa darah sebelum eksperimen, kemudian dilakukan post test
diberikan air rebusan daun salam dan sesudah pada kelompok eksperimen dan kelompok
diberikan dan diukur menggunakan alat Easy kontrol. Rancangan penelitian digambarkan
Touch. Kadar gula Tn. S sebelum diberikan terapi sebagai berikut:
rebusan daun salam yaitu 260 mg/dL, sedangkan
gula Ny. A didapatkan hasil yaitu 248 mg/dL, R1 A1 X A2
kemudian setelah diberikan terapi rebusan daun R2 A3 A4
salam gula Tn. S menjadi 179 mg/dL, sedangkan
Ny. A menjadi 176 mg/dL. Berdasarkan hasil Keterangan:
yang telah didapatkan tentang pengaruh rebusan R1 : Kelompok Intervensi
daun salam terhadap penurunan kadar gula R2 : Kelompok Kontrol
darah pada pasien Diabetes Mellitus Tipe II Di Rt A1 : Observasi pre test kelompok intervensi
12/04 Kelurahan Warakas Jakarta Utara, dapat A3 : Observasi pre test kelompok kontrol
ditarik kesimpulan bahwa daun salam dapat A2 : Observasi post test kelompok intervensi
digunakan sebagai terapi herbal bagi pasien A4 : Observasi post test kelompok kontrol
diabetes melitus. Hasil studi pendahuluan X :
dengan metode wawancara terhadap 5 pasien
Diabetes mellitus tipe 2 di Desa Kopek 2. Populasi dan Sampel
a) Populasi
didapatkan 4 orang tidak mengetahui tentang Populasi adalah keseluruhan objek yang
manfaat dari penggunaan daun salam untuk digunakan dalam penelitian (Notoatmodjo,

http:// 3
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 5, Nomor 6, Juni 2022 (1945-1955)
2010), populasi harus memenuhi kriteria = r-1 ≥ 15
yang telah ditetapkan dalam penelitian = r ≥ 16
(Nursalam, 2017), target populasi dalam Penelitian ini menggunakan sampel
penelitian ini adalah warga desa Kopek minimal tiap kelompok berdasarkan rumus
Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan diatas adalah 16, pada penelitian ini
yang menderita penyakit DM tipe 2 dengan ditambah 10% jumlah sampel, untuk
populasi 52 orang. mengantisipasi hilangnya sampel pada
b) Sampel proses penelitian. Sehingga jumlah sampel
Sampel adalah bagian atau jumlah dan yaitu 16 + 16 x 10% = 16 + 1,6 = 17,6
karakteristik yang dimiliki oleh populasi dibulatkan menjadi 18 sampel tiap
dan sampel itu yang diambil dari populasi kelompok penelitian, 18 sampel pada
yang betul-betul representative (Sugiyono, kelompok perlakuan dan 18 sampel pada
2017), sampel penelitian ini adalah pen- kelompok kontrol, jadi jumlah total sampel
derita DM Tipe 2 di desa Kopek Kecamatan pada penelitian ini adalah 36 orang, teknik
Godong Kabupaten Grobogan, yang me- pengambilan sampel yang digunakan
menuhikriteriainklusidaneksklusi, dalam penelitian ini adalah teknik pur-
kriteria inklusi adalah Kriteria subyek yang posive sampling.
memenuhi syarat sebagai sampel pene-
3. dapat
litian, kriteria eksklusi adalah kriteria yang tidak Variabel Penelitian
mewakili atau tidak memenuhi syarat sebagai sampel
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, obyek, atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2017).
a) Variabel Bebas atau Variabel Independen
Variabel bebas (Independen) adalah
variabel yang mempengaruhi atau menjadi
timbulnya atau berubahnya variabel
ini adalah sebagai berikut: terikat (Zulfikar, 2016), variabel inde-
1) Kriteria Inklusi penden pada penelitian ini adalah
a. Penderita Diabetes melitus Tipe 2 penerapan rebusan air daun salam.
b. Bersedia menjadi responden b) Variabel Terikat atau Variabel Dependen
c. Usia > 30 tahun Variabel terikat (Dependen) adalah
d. Tidak menggunakan obat diabetes variabel yang dipengaruhi atau berubah
selama penelitian akibat perubahan dari variabel independen
2) Kriteria Eksklusi (Zulfikar, 2016), variabel dependen pada
a. Responden menderita penyakit lain penelitian ini adalah perubahan kadar gula
(penyakit ginjal, infeksi, gastritis) darah pada penderita DM tipe 2.
b. Sedang menjadi responden dalam 4. Tempat dan Tanggal Penelitian
penelitian lain
Tempat penelitian ini dilakukan di desa Kopek
c. Memilikigangguanmentaldan
Kecamatan Godong Kabupaten Grobo-gan dan
kognitif
dilaksanakan pada bulan Juni 2020.
d. Tidak ada alergi terhadap daun
salam 5. Instrument Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan dalam
Untuk mengetahui hasil dari sampel dan
penelitia ini adalah alat cek gula darah.
populasi penulis menggunakan Rumus a) Identitas responden
Federer. Identitas responden berisi tentang data
(t-1) (r-1) ≥ 15 pribadi responden berupa nama, umur,
Keterangan: jenis kelamin, dan pekerjaan.
t = banyaknya kelompok perlakuan b) Lembar observasi
r = jumlah sampel, sehingga didapatkan Lembar observasi berisi tentang data
(t-1) (r-1) ≥ 15 = (2-1) (r-1) ≥ 15 umum responden dan hasil pemeriksaan
= 1 (r-1) ≥ 15 gula darah.

http:// 4
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 5, Nomor 6, Juni 2022 (1945-1955)
c) Alat glukometer a) Data Primer
Alat yang digunakan untuk meng-ukur Data primer adalah sumber data yang
kadar gula darah dengan nama produk dikumpulkan sendiri oleh peneliti dari
easy touch GCU. sumber pertama atau diperoleh dari
menyebar kuesioner (Agus, 2014), data
6. Definisi Operasional
primer didapatkan dari responden yang
Berikut disajikan Definisi Operasional Pener-
akan dilakukan penelitian.
apan Rebusan Air Daun Salam terhadap Penu- b) Data Sekunder
runan Kadar Gula Darah pada Penderita DM Data sekunder adalah sumber data yang
Tipe 2 tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain
Tabel 1. Definisi Operasional Penerapan
atau lewat dokumen (Sugiyono, 2017),
Rebusan Air Daun Salam terhadap
dalam penelitian ini data sekundernya
Penurunan Kadar Gula Darah pada Penderita
adalah data penderita diabetes mellitus
DM Tipe 2
tipe 2 yang didapatkan dari petugas pe-
Var AlatIndikatorSkala UkurPeniliaianPengu-
layanan kesehatan posyandu Desa Kopek
N
ia-Definisi bel kuran
o Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan.
1 Variabel Pemberian Lembar Diberikan: Nomina
Indepen rebusan observasi 1 l Data dikumpulkan dengan cara sebagai
den: daun salam Tidak berikut:
Pember diberikan diberikan:
ian pada pagi 0 1) Peneliti meminta izin kepada Kepala
rebusa hari selama Desa Desa Kopek Kecamatan Godong
n daun 1 minggu Kabupaten Grobogan.
salam dengan
frekuensi 2) Peneliti meminta persetujuan respon-
sehari sekali den.
menggunkan
air bersih
3) Peneliti mempersiapkan alat dan bahan
300 cc. untuk melakukan rebusan air daun
setelah salam.
direbus
menjadi 250 4) Peneliti memberikan rebusan air daun
cc direbus salam kepada pasien yang menderita
dengan daun
salam cukup DM tipe 2 kemudian rebusan daun
5 lembar salam ini diberikan selama satu minggu
daun salam. berturut-turut dengan frekuensi sehari
2 Variabe Tingkat Gluko Nilai Interval sekali 250 cc, sebelum diberi rebusan
l pengukuran meter air daun salam pasien diukur gula
Depend gula darah Glukomete
en :
darahnya terlebih dahulu dan pada hari
dalam tubuh r 30 – 500
penuru menggunaka (mg/dL) terakhir juga dilakukan pengukuran
nan n alat gula gula darah lagi. Pada perebusan meng-
kadar darah. Pada
gula penelitian
gunakan cukup lima lembar daun salam
darah ini gula dengan air bersih 300 cc selama 3
pada darah diukur menit.
penderi pada hari
ta DM pertama dan 8. Pengolahan Data
tipe 2 hari terakhir Menurut Nursalam, (2013) agar analisis
pemberian
intervensi. penelitian menghasilkan infomasi yang benar,
paling tidak ada 6 tahapan dalam pengolahan
7. Teknik Pengumpulan Data data yang dilalui, yaitu:
Teknik pengumpulan data merupakan cara a) Editing
yang dilakukan peneliti untuk mengungkap- Pengeditan adalah suatu proses yang
kan dan menjaring informasi kuantitatif dari bertujuan agar data yang dikumpulkan
responden, sesuai lingkup peneliti (Sujarweni, dapat memberikan kejelasan, mudah di-
2014). Teknik pengumpulan data pada baca, konsisten, dan lengkap. Pemeriksaan
penelitian ini adalah dengan cara memberikan dan meneliti kembali data yang telah
rebusan air daun salam pada penderitaa DM tekumpulkan adalah langkah pertama
tipe 2. tahap pengolahan data.Langkah tersebut
dilakukan untuk mengetahui apakah data
yang telah tekumpul tersebut baik

http:// 5
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 5, Nomor 6, Juni 2022 (1945-1955)
sehingga segera dapat dipersiapkan untuk pengecekan data dan juga coding se-
tahap analisi berikutnya editing pada lanjutnya peneliti memasukkan data dan
umumnya dilakukan terhadap jawaban memproses data yang telah diperoleh ke
yang telah ada dalam kuesioner, terutama dalam SPSS dengan uji statistik Shapiro
pada kuesioner terstruktur, dalam editing wilk, dalam penelitian ini processing yang
yang dilakukan yaitu memerbaiki data dilakukan yaitu data yang sudah benar
peneliti sampai data itu sudah benar dan pada editing dan lalu sudah diberi kode
dapat disimpulkan untuk proses dalam coding, kemudian dimasukkan
selanjutnya. skoringnya setelah itu data diproses
b) Coding kedalam SPSS.
Coding adalah suatu proses dimana f) Cleaning
pertanyaan-pertanyaan dan jawaban- Cleaning adalah kegiatan pengecekan
jawaban diubah menjadi angka, hal ini kembali data yang sudah di-entry apakah
memudahkan reduksi data, analisis, ada kesalahan atau tidak.Peneliti mengecek
penyimpanan, dan penyebaran data pada kembali data yang telah diolah apakah ada
saat mengode data ini alat yang diperlukan missing atau tidak, mengecek dan mem-
adalah lembaran kode (code sheet) untuk bersihkan data-data yang sudah di proses
pengolahan data dengan computer atau dalam SPSS apakah ada yang salah atau
kartu tabulasi bila dilakukan secara tidak.
manual, pada coding yaitu memberi kode
berbentuk huruf maupun angka. Pengode- 9. Analisa Data
an dilakukan untuk memberikan petunjuk a) Analisa Data Univariat
pada data yang akan dianalisis. Analisa data univariat bertujuan untuk
1) Kode responden menjelaskan atau mendeskripsikan karak-
Responden 1 = r1 teristik setiap variabel penelitian
Responden 2 = r2 (Notoatmojo, 2014), analisa univariat pada
Responden 3 = r3 penelitian ini dilakukan terhadap tiap
Dst variabel dari penelitian ini, data univariat
2) Jenis kelamin pada penelitian ini meliputi umur, jenis
Laki-laki :L kelamin, pendidikan dan pekerjaan.
Perempuan : P b) Analisa Data Bivariat
3) Umur Analisa bivariat merupakan cara untuk
Usia 45-59 tahun :1 mengetahui hubungan antara variabel
Usia 60-74 tahun :2 independen dan variabel independen
Usia 75-90 tahun :3 (Notoatmojo, 2014). Analisa bivariat untuk
Usia >90 4 menguji kadar gula darah pre dan post test
c) Skoring pada masing-masing kelompok terlebih
Skoring adalah memberikan nilai berupa dahulu dilakukan uji normalitas dengan
angka dari hasil pengukuran yang sudah menggunakan uji statistik Shapiro wilk
dilakukan untuk memperoleh data, dengan hasil p <0.05 artinya data tidak
pemberian skor rebusan air daun salam terdistribusi denga normal, selanjutnya
1) Diberikan 1 data diuji denga wilxocon untuk kelompok
2) Tidak diberikan 0 pre-post intervensi denga hasil (p value
d) Tabulating 0.000) artinya p<0.05. H1 : Ada pengaruh
Tabulating adalah Penyusunan data yang pemberian rebusan air daun salam
sudah lengkap yang sama dengan variabel terhadap kadar gula darah pada penderita
yang dibutuhkan dan dimasukkan dalam diabetes mellitus tipe 2 di desa Kopek
table distribusi frekuensi. Setelah dihitung Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan.
dan diperoleh hasil dengan cara cara
perhitungan, kemudian nilai dimasuk-kan 10. Etika Penelitian
kedalam kategori nilai yang telah dimuat. Menurut (Hidayat, 2012) etika pene-
e) Processing litian meliputi:
Processing adalah suatu kegiatan mem- a) Informed Consent (lembar persetujuan)
proses data dengan menggunakan SPSS. Informed consent merupakan bentuk
Setelah peneliti selesai melakukan persetujuan antara peneliti dengan
responden penelitian dengan memberi-

http:// 6
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-
8854) Volume 5, Nomor 6, Juni 2022
kan lembar persetujuan sebelum
akan bekerja sama dengan responden
melakukan uji validasi maupun
itu sendiri, orang tua responden, serta
penelitian, peneliti membagikan lembar
pihak bangsal rumah sakit agar
persetujuan menjadi responden atau
terlaksananya kegiatan penelitian ini
lembar informed consent terlebih
berjalan dengan baik dan lancar.
dahulu, tujuan penelitian memberikan
lembar informed consent adalah agar
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
responden mengerti maksud dari tujuan
A. Hasil Penelitian
penelitian dan mengetahui dampaknya,
Kopek adalah salah satu desa dari 28 desa
jika responden tidak bersedia, maka
yang ada di Kecamatan Godong dengan
peneliti harus menghormati hak dan
Kabupaten Grobogan, batas-batas wilayah
keputusan pasien, dan responden tidak
Desa Kopek meliputi sebala utara Desa
perlu menandatangani lembar informed
Kemloko, sebelah timur Desa Anggas Wangi,
consent tersebut.
sebelah selatan Desa Ketangirejo, dan Sebelah
b) Anonymity (tanpa nama atau
Barat Desa Dorologi. Luas wilayah desa Kopek
kerahasiaan nama)
kurang lebih 5,4 km2 dan suhu rata-rata
Masalah etika keperawatan adalah
berkisar 320C, jumlah penduduk keseluruhan
masalah yang memberikan jaminan
1757 jiwa dan jumlah kepala keluarga 601
dalam penggunaan subyek penelitian
kepala keluarga, penelitian ini dilakukan di
dengan cara tidak memberikan atau
Desa Kopek Kecamatan Godong Kabupaten
mencantumkan nama responden pada
Grobogan pada bulan Juni 2021.
lembar alat ukur dan hanya menuliskan
1. Karakteristik Responden
kode atau inisial nama pada lembar
Berikut disajikan data Karakteristik
pengumpulan data atau hasil penelitian
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.
yang akan disajikan.
c) Confidentiality (kerahasiaan) Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik
Semua informasi yang telah di- Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
kumpulkan oleh responden kepada Frekuensi (persen)
peneliti baik informasi, identitas, Jenis Kelamin
Intervensi Kontrol
masalah-masalah lainnya, maupun hasil Laki-laki 6 (33.3%) 6 (33.3%)
penelitian dijamin kerahasiaannya oleh Perempuan 12 (66.7%) 12 (66.7%)
Total 18 18
peneliti, hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan pada hasil riset Berdasarkan tabel 2. diketahui bahwa
atau pada hasil penelitiannya. responden berdasarkan jenis kelamin
d) Privacy (privasi) kelompok intervensi mayoritas perempuan
Yaitu peneliti yang menghargai dan sebanyak 12 responden (66.7%). Laki-laki
menghormati responden sebagai manu- sebanyak 6 res-ponden (33.3%), kelompok
sia yang sama dengan peneliti, dalam kontrol mayoritas perempuan sebanyak 12
hal ini responden berhak untuk memilih responden (66.7%). Laki-laki sebanyak 6
tempat dimana dan kapan waktu yang responden (33.3%).
tepat untuk melakukan penerapan pem-
berian aromaterapi. Responden juga Berikut disajikan data Karakteristik
berhak untuk mengundurkan diri se- Responden Berdasarkan Usia.
bagai responden apabila selama proses Tabel 3. Distribusi Frekuensi Karakteristik
penelitian berlangsung responden Responden Berdasarkan Usia
berubah fikiran.
Usia Frekuensi Persen
e) Respect for persons (menghormati 60-74 tahun 24 60%
harkat dan martabat manusia) 75-90 tahun 12 40%
Responden bebas memilih, per- >90 tahun 0 0%
lindungan terhadap responden yang Total 30 100%
otonominya terganggu atau kurang dan
kerahasiaan data atau informasi dari Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa
responden, penenliti tidak melakukan karakteristik responden berdasarkan usia
pemaksaan terhadap responden di- mayoritas responden berusia 60-74 tahun
dalam kegiatan studi kasus ini, namun sebanyak 24 responden (60%).

http:// 7
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-
8854) Volume 5, Nomor 6, Juni 2022
Berikut disajikan data Karakteristik Resp- Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa
onden Berdasarkan Jenjang Pendidikan. kadar gula setelah dilakukan penerapan
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Karakteristik rebusan daun salam mayoritas responden
Responden Berdasarkan Pendidikan mengalami penurunan kadar gula
sebanyak 17 responden (94.4%), pada
Pendidikan Frekuensi Persen kelompok kontrol mayoritas masih tinggi
SD 10 36.2%
sebanyak 14 responden (77.8%).
SMP 8 10.3%
SMA 15 42.4%
Sarjana 3 11.1% Tabel 7. Data Hasil Cek Gula Darah Pre dan
Total 36 100% Post Kontrol dan Intervensi Pengaruh
Penerapan Rebusan Daun Salam terhadap
Berdasarkan tabel 4. diketahui bahwa Kadar Gula Darah pada Pasien DM di Desa
karakteristik responden ber-dasarkan usia Kopek Kecamatan Godong Kabupaten
mayoritas responden berpendidikan SMA Grobogan Bulan Juni 2021 (n=36)
sebanyak 24 15 responden (42.4%).
2. Kadar Gula Pre Test penerapan daun Kelompok
Kelompok kontrol
intervensi
salam. Kadar
Berikut disajikan Distribusi Frekuensi No
Kadar gula pre
Kadar
testgula post
Kadartest
gula pre test
gula post test
Kadar Gula Pre Test Penerapan Daun
Salam pada Pasien DM di Desa Kopek 1 298 158 145 140
Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan 2 129 128 130 123

Bulan Juni 2021 (n=36) 3 142 141 136 130


4 312 210 139 134
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kadar Gula 5 135 150 147 145
Pre Test Penerapan Daun Salam 6 126 129 141 139
7 186 179 125 130
Kadar Frekuensi Persen 8 215 165 127 124
Gula
Inter- Inter- 9 192 186 128 125
Pre Test Kontrol Kontrol 10 235
vensi vensi 201 170 160
11 233
188 230 190
Normal 9 6 50% 33.3% 12 300 193 300 215
Tinggi 9 12 50% 66.7% 13 200 198 183 145
Total 18 18 100% 100% 14 145 149 190 150
15 298 213 195 149
Berdasarkan tabel 4.3 Distribusi frekuensi 16 140 185 315 175
kadar gula sebelum dilakukan penerapan 17 248 191 210 150
rebusan daun salam mayoritas responden 18 293 189 197 147
kadar gulanya tinggi sebanyak 9 responden
4. Analisa Pengaruh Penerapan rebusan daun
(50%). Pada kelompok control mayoritas
salam terhadap Kadar Gula Darah Pasien
tinggi sebanyak 12 responden (66.7%).
DM tipe 2
3. Kadar Gula Post Test Penerapan Rebusan Tabel 8. Analisa Pengaruh Penerapan
Daun Salam Rebusan Daun Salam terhadap Kadar Gula
Berikut disajikan data Distribusi Frekuensi Darah pada Pasien DM di Desa Kopek
Kadar Gula Post Test Penerapan Rebusan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan
Daun Salam pada Pasien DM di Desa Kopek Bulan Juni 2021 (n=36)
Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Negative
Bulan Juni 2021 (n=36) 31 19.27 597.50

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Kadar Gula


Post Test Penerapan Rebusan Daun Salam
Pre Test – Ra
Kelompok Kelompok Positive
Skala IntervensiKontrol Post Test Ranks 5 13.70 68.50 0.000
NyeriFreku-Persen Freku- Intervensi Ties 0
Persen
ensi ensi Total 36
Normal 17 94.4% 4 22.8%
Tinggi 1 5.6% 14 77.8%
Total 18 100% 18 100%
Berdasarkan tabel 8 didapatkan hasil
dengan menggunakan uji statistik wilcoxon
http:// 8
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-
8854) Volume 5, Nomor 6, Juni 2022
pada pre test dan post test menunjukan (50.0%). Pada kelompok kontrol kadar
bahwa nilai P value = 0.000 dengan taraf gula mayoritas tinggi sebanyak 12 res-
signifikansi 5% (0.05), sehingga dapat ponden. Penelian ini sejalan dengan
ditarik kesimpulan dimana nilai P value penelitan Ocbrivianita (2012) menyatakan
<0.05 hal ini menunjukan bahwa ada bahwa mayoritas kadar gula pasien
pengaruh penerapan rebusan daun salam sebelum dilakukan penerapan rebusan
terhadap kadar gula darah pada pasien DM daun salam mayoritas tinggi yaitu
tipe 2 di Desa Kopek Kecamatan Godong sebanyak 14 responden (56,2%), dan
Kabupaten Grobogan. penelitian ini sejalan dengan penelitian
Dinar (2018) menyatakan bahwa mayo-
B. Pembahasan ritas kadar gula darah sebelum dilakukan
1. Karakteristik Responden penerapan rebusan daun salam mayoritas
Mayoritas responden pada distribusi tinggi karena pola pengaturan makanan
frekuensi karakteristik responden ber- yang kurang baik.
dasarkan jenis kelamin kelompok inter-
vensi perempuan sebanyak 12 responden 3. Kadar Gula Darah Post Test Penerapan
(66.7%) dan jenis kelamin laki-laki Rebusan Daun Salam
sebanyak 6 responden (33.7%), kelompok Mayoritas responden setelah dilakukan
kontrol mayoritas berjenis kelamin perem- penerapan rebusan daun salam pada
puan sebanyak 12 responden (66.7%). kelompok kontrol didapatkan hasil bahwa
Penelitian ini juga sejalan dengan kadar gula darah mayoritas turun
penelitian Nurhayati (2017) dan juga sebanyak 17 responden (94.4%). Pene-
sejalan dengan penelitian Damayanti litian ini sejalan dengan penelitian yang
(2016) menyatakan bahwa secara nasional dilakukan Rusandi (2015) didapatkan hasil
prevalensi DM Ditemukan pula bahwa mayoritas kadar gula darah turun
prevalensi DM menurut karakteristik jenis sebanyak 10 responden (54%). Penelitian
kelamin dengan usia 15 tahun keatas pada ini juga sejalan dengan Damayanti (2015)
perempuan cenderung lebih tinggi dari- penurunan kadar gula darah sewaktu ini
pada laki-laki. Penelitian yang dilakukan sebagai salah satu indikasi terjadinya
aghniya (2017) menyatakan bahwa perbaikan pada pasien diabtes mellitus.
distribusi frekuensi mayoritas perempuan Pemberian rebusan daun salam me-
yang cenderung menderita diabetes rupakan salah satu cara cukup efektif
mellitus. Perempuan memiliki kecenderu- dalam menjaga kadar gula darah pasien
ngan mengalami obesitas dibanding laki- diabetes mellitus.
laki, perempuan memiliki LDL atau 4. Analisa Perbedaan Sebelum dan Sesudah
kolesterol jahat tingkat trigliserid yang dilakukan Pemberian rebusan daun salam
lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Berdasarkan hasil uji statitik meng-
Mayoritas responden pada ditrisbusi gunakan wilcoxon terdapat pengaruh yang
frekuensi berdasarkan usia 60-74 tahun signifikan terhadap kadar gula darah
sebanyak 18 responden (60%). Pada sebelum dan sesudah dilakukan pemberian
penelitian yang dilakukan oleh Dafriani rebusan daun salam didapatkan hasil
(2018) didapatkan hasil usia mayoritas di P=0.000. Penelitian ini mendukung
lansia awal yaitu usia 60-74 tahun dengan penilitian dari Rita (2019) menyatakan
hasil 15 responden (60.7%). Penelitian ini bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
juga sejalan dengan penelitian Rahman sebelum dan sesudaah dilakukan pem-
(2018) mengatakan usia lansia lebih berian rebusan daun salam dan didapatkan
banyak dan mudah terkena DM karena hasil P=0.001. Pengaruh penerapan
penurunan fungsi-fungsi tubuh dalam rebusan daun salam terhadap kadar gula
mengontrol kadar insulin dalam tubuh. darah penderita diabetes mellitus tipe 2
2. Kadar Gula Darah Pre test Penerapan karena kadar kimia flavonoid. Flavonoid
Rebusan Daun Salam yang merupakan senyawa polifenol dapat
Mayoritas Responden sebelum di- memberikan aroma khas dan juga mem-
lakukan penerapan rebusan daun salam punyai sifat sebagai antioksidan, dimana
didapatkan hasil bahwa kadar gula flavonoid diyakini dapat menurunkan
mayoritas tinggi sebanyak 9 responden kadar glukosa darah seseorang. Flavonoid

http:// 9
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-
8854) Volume 5, Nomor 6, Juni 2022
dapat mencegah komplikasi atau prog- didapatkan hasil mayoritas usianya yaitu
resifitas diabetes mellitus dengan cara 60-74tahunsebanyak18responden
membersihkan radikal bebas yang (60%).
berlebihan, memutuskan rantai reaksi 2. Kadarguladarahsebelumdilakukan
radikal bebas, mengikat ion logam penerapan rebusan daun salam didapatkan
(chelating) dan memblokade jalur poliol hasil yaitu mayoritas kadar gula darah
dengan menghambat enzim aldose tinggi kelompok intervensi sebanyak 9
reduktase. Flavonoid juga memiliki efek responden(50%).Kelompokcontrol
penghambatan terhadap enzim alfa mayoritassebanyak12responden
gukosidase melalui ikatan hidroksilasi dan (66.7%).
substitusi pada cincin β. Prinsip peng- 3. Kadar gula darah sesudah di lakukan
hambatan ini serupa dengan acarbose yang penerapan rebusan daun salam didapatkan hasil mayo
selama ini digunakan sebagai obat untuk
penanganan diabetes mellitus, yaitu
dengan menghasilkan penundaan hidro-
lisis karbohidrat, disakarida dan absorpsi control mayoritas masih tetap tinggi se-
glukosa serta menghambat metabolisme banyak 14 responden (77.8%).
sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa
(taufiqurohman, 2014). Ada pengaruh yang signifikan sebelum dan
Flavonoid dapat mengaktifkan adipo- sesudah dilakukan penerapan rebusan daun
nektin, pasien diabetes mellitus tipe 2 salam terhadap kadar gula darah kelompok
memiliki sedikit adiponektin danadiponek- kontrol dan kelompok intervensi 0.000 pada
tin penting untuk meningkatkan ke- pasien diabetes mellitus tipe 2 di Desa Kopek
seimbangan insulin dan glukosa darah, Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan.
Flavonoid bersifat hipoglikemik karena
dapat menghambat aktivitas glikosis enzim B. Saran
brush border, Flavonoid dapat menstimu- 1. Bagi Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)
lasi lipogenesis dan transfort glukosa Memberikan Pendidikan Kesehatan dan
sehingga dapat menurun-kan kadar cara demonstrasi cara memberikan
glukosa darah (Dalimartha, 2012), Tanin rebusan daun salam pada pasien yang
yang dapat terhidrolisis dibagi menjadi 2 menderita diabetes mellitus.
yaitu ellagitanin dan gallotanin. 2. Bagi Perawat
Ellagitanin memiliki beberapa turunan Perawat dapat langsung meng-aplikasikan
yaitu lagerstroemi, flosin B dan reginin A, atau memberikan tindakan rebusan daun
dan memiliki sifat yang mirip dengan salam sebagai cara efektik untuk pasien
hormon insulin (insulin-like compound), yang menderita diabetes mellitus.
tiga senyawa ini mampu meningkatkan 3. Bagi Institusi Pendidikan
aktivitas transport glukosa ke dalam sel Mengembangkan penelitian tentang
adiposa secara in vitro, sedangkan untuk pemeberian penerapan rebusan daun
gallotanin dapat meningkatkan fungsi salam terhadap kadar gula darah pada
penyerapan glukosa sekaligus dapat meng- pasien diabtetes mellitus tipe 2.
hambat adipogenesis. Tanin diketahui 4. Bagi Penulis
dapat memacu metabolism glukosa dan Diharapkan bisa menambah responden
lemak sehingga timbunan kedua sumber atau mengembangkan data penelitian
kalori ini dalam darah dapat dihindari terhadap penerapan dengan responden
(taufiqurohman, 2014). yang bervariasi.
5. Bagi Pembaca
IV. SIMPULAN DAN SARAN Pembaca dapat mengaplikasikan rebusan
A. Simpulan daun salam ini dirumah dan dapat
Berdasarkan hasil penelitian dan pem- dilakukan sehari-hari.
bahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut: DAFTAR RUJUKAN
1. Respondenpadapenelitianmayoritas Agus, R. (2014). Aplikasi Metodologi Penelitian
Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
berjenis kelamin perempuan sebanyak 12
responden(66.7%).Berdasarkanusia

http:// 10
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-
8854) Volume 5, Nomor 6, Juni 2022
Ahmad, M. (2017). Pengaruh Pijat Refleksi pada
Paryono. (2017). Pengaruh Pijat Refleksi
Telapak Kaki Terhadap Sensitivitas Kaki
Terhadap Pengendalian Nyeri Haid pada
pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di
Wanita dipanti Klaten. Klaten: Jurnal
Puskesmas Karangayu Semarang.
Klaten.
Semarang: Stikes Telogorojo Semarang.
Putri, & Isfandiari. (2013). Hubungan Pilar
Alimul. (2013). Metode Penelitian Kesehatan.
Pengendalian DM Tipe 2 dengan Rerata
Jakarta: Health Books.
Kadar Gula Darah Brkala. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Anani. (2012). Hubungan Antara Perilaku
Pengendalian Diabetes dan kadar Gula
Rendy. (2012). Asuhan Keperawatan Medikal
Darah Pasien Rawat Jalan Diabetes Mellitus
Bedah dan Penyakit Dalam. Yogyakarta:
di RSUD Arjawinangun Cirebon. Cirebon:
Nuha Medika.
Jurnal Kesehatan Masyarakat UNDIP.
Riyanto. (2012). Aplikasi metodologi Penelitian
Anik. (2017). Efektifitas Daun Salam Terhadap
Kesehatan. Yogyakata: Nuha Medika.
Kadar Glukosa Darah Sewaktu Penderita
Diabetes Mellitus Desa Kalirejo Gresik. Sinaga, J. (2012). Pengaruh Senam Kaki DM
Journals of ners community. terhadap Kadar Gula Darah pada penderita
DM tipe 2 di Puskesmas Medan. Medan:
Dalimartha. (2012). Atlas Tumbuhan Obat
Jurnal Mutiara Ners.
Indonesia. Jakarta: Pustaka Bunda.
Sugiyono. (2017). Metodologi Penelitian
Damaiyanti. (2015). Diabetes Mellitus dan
Kuntitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Penatalaksanaan Keperawatan.
Alfabeta.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Sujarweni. (2014). Metode Penelitian : Lengkap,
IDF. (2017). International Diabetes Federation
Praktis, dan Mudah dipahami. Yogyakarta:
2017.
Pustaka Baru Press.
Kurniawan. (2016). Diabetes Self Management
Sukarja. (2016). Senam Kaki dan Stimulus
dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kutaneus terhadap Kelembaban Kulit Kaki
Diabetes. Yogyakarta: Dee Publish.
pada Diabetes. E jurnal: Gema
Keperawatan.
Lestari, D. (2013). faktor-faktor yang
mempengaruhi Inisiasi Insulin pada pasien
Tanda dan Gejala Diabetes. ( 2019). From
DM tipe 2 di Rumah sakit Kudus. Depok:
Kemenkes RI Direktorat Jenderal P2P:
Magister Ilm Keperawatan Universitas
http://p2ptm.kemkes.go.id/artikel-
Indonesia.
sehat/tanda-dan-gejala-diabetes
Mihardja, L. (2014). prevalensi dan Profil Klinik
taufiqurohman. (2014). Indonesian Bay Leaves As
Diabetes Mellitus di Usia Produktif. Jakarta:
Antidiabetic type 2. Yogyakarta: Nuha
Jurnal Keperawatan Indonesia.
Medika.
Notoatmojo. (2014). Metodologi Penelitian
Taufiqurohman. (2015). Indonesian bay Leaves as
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Antidiabetic type 2. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Nursalam. (2012). Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan : Pendekatan Praktis. Jakarta:
Zulfikar. (2016). Pengantar Model Denga
Salemba Medika.
Pendekatan Statitika. Yogyakarta:
Deepublish.

http:// 11
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-
8854) Volume 5, Nomor 6, Juni 2022

Sum
Mean Rank P-
N of
Value
an
Rk

http:// 12

You might also like