Pengujian Pertumbuhan Produksi Maggot Melalui Kombinasi Sampah Rumah Tangga Dan Daun Kering Menggunakan Rancangan Acak Lengkap
Pengujian Pertumbuhan Produksi Maggot Melalui Kombinasi Sampah Rumah Tangga Dan Daun Kering Menggunakan Rancangan Acak Lengkap
Pengujian Pertumbuhan Produksi Maggot Melalui Kombinasi Sampah Rumah Tangga Dan Daun Kering Menggunakan Rancangan Acak Lengkap
Abstract: This study aims to find the best combination of treatment in producing maggot
from waste processing combined with dry leaves. The data used is primary data based on
a combination of processing household waste and dry leaves by observing the amount of
maggot production resulting from 5 treatments and 4 replications. The design used was
Completely Randomized Design (CRD). The treatments applied to the shelter that
accommodates 10 liters are as follows: Treatment A. household waste 90% dry leaves
10%; Treatment B. household waste 80% dry leaves 20%; Treatment C. household waste
70% dry leaves 30%; Treatment D. household waste 60% dry leaves 40%; Treatment E.
household waste 50% dry leaves 50%. The results of the Analysis of Variance (ANOVA)
test and further testing with BNJ showed that there were significant differences in the five
treatments in producing maggot production. The material that gave the best results in
maggot cultivation was found in treatment C with a combination of 70% household waste
and 30% dry leaves resulting in the highest average maggot production of 761.25 grams.
Keywords: waste Management, maggot production, completely randomized design,
analysis of variance, honest real difference
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menemukan kombinasi perlakuan terbaik dalam
menghasilkan maggot dari pengolahan sampah yang dikombinasikan dengan daun
kering. Data yang digunakan adalah data primer berdasarkan kombinasi pengolahan
sampah rumah tangga dan daun kering dengan mengamati jumlah produksi maggot yang
dihasilkan dari 5 perlakuan dan 4 kali ulangan. Rancangan yang digunakan adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL). Mengenai perlakuan yang diterapkan terhadap wadah
yang menampung 10 liter adalah sebagai berikut: Perlakuan A. sampah rumah tangga
90% daun kering 10%; Perlakuan B. sampah rumah tangga 80% daun kering 20%;
Perlakuan C. sampah rumah tangga 70% daun kering 30%; Perlakuan D. sampah rumah
tangga 60% daun kering 40%; Perlakuan E. sampah rumah tangga 50% daun kering
50%. Hasil uji Analysis of Variance (ANOVA) dan uji lanjut dengan BNJ (Beda Nyata
Jujur) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada kelima perlakuan
dalam menghasilkan produksi maggot. Komposisi yang memberikan hasil terbaik dalam
budidaya maggot terdapat pada perlakuan C dengan kombinasi sampah rumahtangga
70% dan daun kering 30% menghasilkan rata-rata produksi maggot tertinggi sebesar
761, 25 gram.
Kata Kunci: pengelolaan sampah, produksi maggot, rancangan acak lengkap, analisis
varian,
beda nyata jujur
PENDAHULUAN
Kesadaran masyarakat Indonesia masih ada yang menganggap biasa terhadap
pencemaran lingkungan yang dihasilkan dari sampah. Setiap hari pada sampah yang
dihasilkan sering terlihat atau dijumpai dimana- mana, diantaranya sampah organik
rumah tangga dan daun kering [1]. Kedua sampah organik ini dibuang dan dibiarkan
begitu saja. Maka dari itu, perlu dilakukannya pengelolaan sampah secara dini [2].
Alternatif dalam pengelolaan sampah ini dapat dikaitkan dengan maggot yang
pertumbuhannya sering bertelur pada media sampah organik [3]. Selain mengatasi
sampah, maggot yang dihasilkan pun dapat dimanfaatkan menjadi pakan bagi para
peternak dan pembudidaya ikan [4]. Dalam melakukan budidaya maggot untuk
mendapatkan pertumbuhan produksi optimal layak diperhatikan pada penggunaan
sampah rumah tangga dan daun kering. Oleh karena itu diperlukan nya rancangan
percobaan untuk mengetahui pengaruh komposisi dari kedua sampah tersebut.
Pada rancangan percobaan ini akan diamati apakah komposisi yang berbeda dapat
mempengaruhi banyaknya pertumbuhan produksi maggot yang dihasilkan. Dari sekian
banyak model rancangan percobaan yang ada, model yang paling sesuai untuk
mengakomodasi percobaan ini adalah rancangan acak lengkap, dimana rancangan ini
relatif sederhana dan paling efektif diterapkan pada unit percobaan yang seragam
(homogen) [5].
Penelitian terdahulu dengan menggunakan rancangan acak lengkap dalam
penggunaan ampas tahu dan kotoran ayam untuk meningkatkan produksi maggot. Pada
penelitian tersebut dilakukan dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan [6]. Kesimpulan dari
penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode rancangan acak
lengkap sangat efektif dalam menentukan perlakuan yang paling optimal. Hasil
penelitian menunjukkan kombinasi pada perlakuan dengan menggunakan media ampas
tahu dan kotoran ayam dengan perbandingan 1:1, menghasilkan rata-rata produksi
maggot terbaik seberat 76.60 gram.
Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan kombinasi media yang berbeda
dengan menggunakan media sampah rumah tangga dan daun kering dalam mendapatkan
produksi maggot yang paling optimal serta membantu dalam pengelolaan sampah yang
sering dijumpai ini.
METODOLOGI PENELITIAN
Data
Dalam penelitian ini data yang digunakan yaitu data primer berdasarkan kasus
pengelolaan sampah di daerah Cikondang Kelurahan Katulampa Kecamatan Bogor
Timur. Kemudian dalam mendapatkan keseluruhan data yaitu menghitung bobot atau
jumlah produksi maggot dari setiap perlakuan unit percobaan rancangan acak lengkap
yang di fermentasi selama 14 hari.
Tahapan Penelitian
Tahapan analisis yaitu sebagai berikut:
1. Pengumpulan data dari hasil pengamatan rancangan percobaan rancangan acak
lengkap dengan taraf 5 perlakuan dan 4 kali ulangan dari wadah yang menampung
10 liter. Adapun perlakuan yang diterapkan sebagai berikut: Perlakuan A. sampah
rumah tangga 90% daun kering 10%; Perlakuan B. sampah rumah tangga 80% daun
kering 20%; Perlakuan C. sampah rumah tangga 70% daun kering 30%; Perlakuan
Interval is licensed under
14
INTERVAL: Jurnal Ilmiah Matematika
Volume 2, No. 1, April 2022, pp. 13-22
D. sampah rumah tangga 60% daun kering 40%; Perlakuan E. sampah rumah tangga
50% daun kering 50%.
2. Uji homogenitas dengan uji Barlett dan uji normalitas dengan Uji Kolmogorov-
Smirnov terhadap data produksi maggot yang dihasilkan [7].
3. Uji ANOVA dengan hipotesis sebagai berikut [8]:
𝐻0 ∶ 1 = 𝛼2 = 𝛼3 = 𝛼4 = 𝛼5 = 0
(1)
∑ ∑ (2)
∑ (3)
(4)
(5)
(6)
= Terima (7)
= Tolak (8)
Keterangan:
1. FK : Faktor Koreksi
2. JKT : Jumlah Kuadrat Total
3. JKP : Jumlah Kuadrat Perlakuan
4. JKG : Jumlah Kuadrat Galat
5. KTP : Kuadrata Tengah Perlakuan
6. KTG : Kuadrat Tengah Galat
7. : Jumlah total data
8. : Jumlah pengulangan
9. : Jumlah perlakuan
10. : Jumlah data untuk setiap perlakuan
Jika terima 𝐻0 maka diasumsikan agar diketahui rata-rata setiap perlakuan tersebut
berbeda nyata atau tidak
4. Melakukan uji lanjut dengan uji beda dalam perhitungan koefisien keragaman [9].
a. Jika KK besar (≥ 10% pada kondisi homogen), uji lanjut yang digunakan
adalah uji Duncan (Duncan Multiple Range Test, DMRT).
b. Jika KK sedang (5-10% pada kondisi homogen), uji lanjut yang digunakan
adalah uji Beda Nyata Terkecil (BNT) atau (Least Significance Difference
test, LSD test).
c. Jika KK kecil (≤ 5% pada kondisi homogen), uji lanjut yang digunakan
adalah uji Beda Nyata Jujur (BNJ) atau (Honestly Significance Difference
test, HSD test; Uji Tukey).
5. Mengambil kesimpulan dan saran.
Hasil pengamatan tersebut dicari nilai rataan dan simpangan baku dari setiap
perlakuan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
∑
1. Menghitung nilai rata-rata : ̅
∑ ̅
2. Menghitung nilai simpangan baku-baku : √
Nilai rataan dan simpangan baku dari setiap perlakuan dapat dilihat pada pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Statistik Deskriptif
Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat nilai rata-rata dan simpangan baku tertinggi
ada pada perlakuan C dengan nilai rata-rata 761,25 gram dan simpangan baku-nya
34,00. Kemudian nilai rata-rata dan simpangan baku terendah ada pada perlakuan E
dengan nilai rata-rata 543,75 gram dan simpangan baku-nya 13,15.
Dari setiap perlakuan yang dilakukan digambarkan juga dalam bentuk boxplot
dari software SPSS seperti pada Gambar 1.
Gambar 1. Boxplot
Berdasarkan Gambar 1, dapat dilihat bahwa median dari data produksi maggot
masing-masing perlakuan tidak sama. Perlakuan C menunjukkan median tertinggi
dengan nilai 767,5 gram, kemudian disusul oleh perlakuan B dan D yang menunjukkan
median sama dengan nilai 642,5 gram. Lalu selanjutnya pada perlakuan A dengan nilai
605 gram dan median terendah terdapat pada perlakuan E dengan nilai 547,5 gram.
Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian populasi
adalah sama atau tidak. Uji ini dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel
penelitian berangkat dari kondisi yang sama. Analisis uji homogenitas ini menggunakan
uji Barlett [10]. Dengan kriteria pengujian apabila 2 ℎ𝑖 𝑢𝑛𝑔 < 2 𝑎𝑏𝑒𝑙 untuk taraf
nyata 𝛼 = 0,05 dan dk=k-1 maka data berdistribusi homogen [11]. Hasil perhitungan uji
homogenitas dari kelima perlakuan dengan menggunakan program SPSS disajikan ke
dalam Tabel 3:
Hasil dari perhitungan uji Barlett yang dilakukan menghasilkan nilai 2 ℎ𝑖 𝑢𝑛𝑔 =
3,18. Kemudian untuk memenuhi uji homogenitas menentukan nilai 2 ℎ𝑖 𝑢𝑛𝑔 nya
dengan rumus sebagai berikut:
: 9,49
Karena 2 ℎ𝑖 𝑢𝑛𝑔 < 2 𝑎𝑏𝑒𝑙, maka varians data hasil pengamatan mengenai produksi
maggot yang dihasilkan dari kelima perlakuan adalah berdistribusi homogen atau
sampel penelitian berangkat dari konsisi yang sama.
Uji Normalitas
Uji ini dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian berdistribusi
normal. Analisis uji normalitas ini menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov . Dengan
kriteria pengujian apabila 𝐷0 < 𝐷 𝑎𝑏𝑒𝑙 untuk taraf nyata 𝛼 = 0,05 dan dk=k-1 maka data
berdistribusi normal [12]. Hasil perhitungan uji normalitas dari kelima perlakuan
disajikan pada Tabel 4.
Tabel 5. ANOVA
SK Db JK KT Fhit Ft
P 4 100325 25081,25 51,186 3,06
G 15 7350 490
T 19 1076 75
Dari nilai KK tersebut dapat dikategorikan bernilai kecil, maka diketahui bahwa uji
lanjut yang digunakan adalah uji Beda Nyata Jujur (BNJ).
Hasil uji BNJ tersebut menunjukkan bahwa media budidaya maggot pada perlakuan
C dan E berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Kemudian perlakuan A dan B tidak
berbeda nyata dengan perlakuan D. Berdasarkan nilai rata- rata tertinggi yang dimana
terdapat pada perlakuan C dan tidak ada notasi huruf yang sama sehingga tidak perlu
memperhatikan perlakuan lainnya, maka dapat disimpulkan perlakuan C benar yang
terbaik dalam melakukan budidaya maggot dengan menghasilkan rata-rata produksi
maggot seberat 761,25 gram.
KESIMPULAN
Pada perlakuan A dengan kombinasi sampah rumah tangga 90% dan daun kering
10% menghasilkan rata-rata produksi maggot sebesar 606,25 gram, perlakuan B dengan
kombinasi sampah rumah tangga 80% dan daun kering 20% menghasilkan rata-rata
produksi maggot sebesar 638,65 gram, perlakuan C dengan kombinasi sampah rumah
tangga 70% dan daun kering 30% menghasilkan rata-rata produksi maggot sebesar
761,25 gram, perlakuan D dengan kombinasi sampah rumah tangga 60% dan daun
kering 40% menghasilkan rata-rata produksi maggot sebesar 637,5 gram, dan perlakuan
E dengan kombinasi sampah rumah tangga 50% dan daun kering 50% menghasilkan
rata-rata produksi maggot sebesar 543,75 gram. Dari semua perlakuan berdasarkan uji
ANOVA dapat disimpulkan bahwa rata-rata antar perlakuan terdapat perbedaan yang
signifikan, hal tersebut dikuatkan juga dengan pengujian BNJ bahwa kelima perlakuan
berbeda nyata. Rata-rata produksi dari perlakuan A, B, dan D dalam pengujian rata-rata
produksi maggot nya tidak terlalu jauh selisihnya. Sedangkan dari ketiga perlakuan
tersebut sangat berbeda nyata dengan perlakuan C maupun perlakuan E. Dari perlakuan
C ini merupakan rata-rata produksi maggot tertinggi yaitu 761,25 gram, sedangkan pada
perlakuan E merupakan rata-rata produksi maggot terendah yaitu 543,75 gram. Maka
dari itu, dalam penentuan komposisi yang memberikan hasil terbaik dalam budidaya
maggot terdapat pada perlakuan C dengan perlakuan kombinasi sampah rumah tangga
70% dan daun kering 30%.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Muttaqien, K., Sugiarto and Sarifudin, S. (2019) ‘Upaya Meningkatkan Kesadaran
Masyarakat Terhadap Kesehatan Lingkungan Melalui Program Bank Sampah’,
Indonesian Journal of Adult and Community Education, 1(1), pp. 6–10.
Available at: https://ejournal.upi.edu/index.php/IJACE/article/view/19997.
[2] Saeed M.O, Hasan M.N, Mujeebu M.A. (2009). Assessment of municipal solid
waste generation and recyclable materials potential in Kuala L. In: P.J. Black
& A. Lucas (Eds.). Children’s Informal Ideas in Science. London: Routledge,
pp. 62-84.
[3] Sastro, Y. (2016). Teknologi Pengomposan Limbah Organik Kota Menggunakkan
Black Soldier Fly. https://bit.ly/3NHT5IL.
[diakses 25 Maret 2021]
[4] Alizahatie, H. (2019) ‘Budidaya Black Soldier Fly Dengan Memanfaatkan
Limbah Rumah Tangga Sebagai Alternatif Pakan Ikan Air Tawar Dan
Unggas’[tesis]. Blitar ;Akademi Komunitas Negeri Putra Sang Fajar Blitar
[5] [UNUD] Universitas Udayana. (2015). Perancangan Percobaan. Bali: Udayana
Press.
[6] Raharjo E.I, Rachimi, Arief M. (2016). Penggunaan Ampas Tahu dan Kotoran
Ayam untuk Meningkatkan Produksi Maggot [laporan penelitian] Universitas
Muhammadiyah, Pontianak.
[7] Ghozali, Imam. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS.
Universitas Diponegoro, Semarang.
[8] Kim, T. K. (2017) Understanding one-way anova using conceptual figures.
Korean Journal of Anesthesiology, 70(1), pp. 22–26.
[9] Harjosuwono B.A, Arnata I.W, & Puspawati G.A.K.D. (2011). Rancangan
Percobaan Teori, Aplikasi SPSS dan Excel. Malang: Lintas Kata Publishing.
[10] Usmadi, U. (2020) ‘Pengujian Persyaratan Analisis (Uji Homogenitas Dan Uji
Normalitas)’, Inovasi Pendidikan, 7(1), pp. 50–62. doi: 10.31869/ip.v7i1.2281.
[11] Indra Meifiani, N., Tisngati, U. and Martini (2019) Desaign Faktorial. I. Pacitan:
LPPM Press STKIP PGRI Pacitan
[12] Ghasemi, A. and Zahediasl, S. (2012) ‘Normality tests for statistical analysis: A
guide for non-statisticians’, International Journal of Endocrinology and
Metabolism, 10(2), pp. 486–489. doi: 10.5812/ijem.3505
[13] Dobson, A.J., & Barnett, A.G. (2018). An Introduction to Generalized Linear
Models (4th ed.). New York: Chapman and Hall/CRC.
[14] Kucuk, U. et al. (2016) ‘Importance of using proper post hoc test with ANOVA’,
International Journal of Cardiology, 209, p. 346. doi:
10.1016/j.ijcard.2015.11.061.
[15] Lee, S. and Lee, D. K. (2018) ‘What is the proper way to apply the multiple
comparison test?’, Korean Journal of Anesthesiology, 71(5), pp. 353–360. doi:
10.4097/kja.d.18.00242.
Interval is licensed under
22