179 354 1 SM

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Analisis hubungan karies gigi dan status gizi anak usia 10-11 tahun di SD

Athirah, SDN 1 Bawakaraeng dan SDN 3 Bangkala

Asmawati,* Fransario A. Pasolon**


*BagianOralBiologi
* *Mahasiswa tingkat kepaniteraan
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Hasanuddin Makassar, Indonesia

ABSTRACT
Tooth decay is a serious problem in health of tooth and oral in
Indonesia with finite prevalence up to 90.05% mainly at school age of
children. Tooth decay can be caused by various factors, such as
microorganism, food, tooth, saliva, and time, and supported by various
other factors like race, age, gender, and genes. Children's dental caries
is frequently caused by the habit to consume food cariogenic which
does not only affect tooth but also the nutrition status of child.
The aim of this analytic observational study was to know the prevalence
of tooth decay, nutrition status, and the relation of dental caries and
nutrition status at school age child ( 0.05 . This study involved 180
samples (60 samples from SD Athirah, SDN 1 Bawakaraeng, and SDN
3 Bangkala respectively). These three elementary schools in were
selected based on their socio-economic status. SD Athirah represents
the high socio economic status, SDN 1 Bawakaraeng the middle socio-
economic status, and SDN 3 Bangkala the lowest status. Dental caries
status was investigated with DMF-T index and nutrition status with BM/A
index. Data were analyzed using chi-square test. Results of the study
were as follows from the three schools, only SD Athirah shows relation
between dental caries and nutrition status with its significance value
0.009 (p<0.05). no significance relation between dental caries and
nutrition status at SDN 1 Bawakaraeng with p=0.536 (p>0.05). The
similar relation was found at SDN 3 Bangkala with p= 0.926 (p>0.05).

Key words: tooth decay, nutrition status


ABSTRAK
Karies gigi merupakan masalah serius dalam kesehatan gigi dan mulut di
Indonesia dengan prevalensi hingga 90,05%, utamanya pada usia
sekolah. Karies gigi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu
mikroorganisme, makanan, gigi, saliva, dan waktu yang ditunjang * oleh
berbagai faktor penunjang lainnya seperti ras, umur, jenis kelamin, dan
keturunan. Pada anak, karies gigi sering kali disebabkan oleh kebiasaan
mengkonsumsi makanan kariogenik. Hal ini tidak hanya berdampak pada
gigi namun juga keadaan status gizi seorang anak. Tujuan dari penelitian
observasional analitik ini adalah untuk mengetahui prevalensi karies gigi,
gambaran status gizi, serta hubungan karies gigi dan status gizi pada
anak usia sekolah =0,05). Penelitian ini melibatkan 180 sampel (masing-
masing 60 sampel pada SD Athirah, SDN 1 Bawakaraeng, dan SDN 3
Bangkala). Alasan memilih ke 3 sekolah ini dimana SD Athirah rnewakili
sekolah dengan status ekonomi tinggi sedangkan SD I Bawakaraeng
rnewakili status ekonomi sedang dan SDN 3 Bangkala rnewakili status
ekonomi rendah. Status karies gigi diperiksa dengan indeks DMF-T dan
status gizi dengan indeks BB/U. Data dianalis dengan Chi-square. Hasil
penelitian menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara karies gigi
dan status gizi pada murid SD Athirah dengan nilai p=0,009 (p^0,05).
Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara karies gigi dan status
gizi pada murid SDN I Bawakaraeng dengan nilai p=0,536 (p>0,05).Hasil
serupa didapatkan di SDN 3 Bangkaia dengan nilai p= 0,926 (p>,05).

Kata kunci: karies gigi, status gizi

Koresponden: Asmawati, Bagian Oral Biologi, Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10Tamalanrea,
Makassar, Indonesia.

PENDAHULUAN masalah yang serius pada kesehatan


Hasil Survei Kesehatan Rumah gigi dan mulut di Indonesia dengan
Tangga (SKRT) yang menyatakan prevalensi hingga 90,05%. Hal ini juga
karies gigi pada anak merupakan merupakan salah satu bukti kurangnya
kesadaran perilaku masyarakat untuk akan memicu terjadinya karies yang
menjaga kesehatan gigi dan mulut. cukup tinggi.4 Pertumbuhan dan
Pembentukan struktur gigi yang perkembangan gigi dan mulut
sehat dan sempurna didukung oleh dipengaruhi zat gizi, baik secara
gizi yang cukup, khususnya protein, sistematik maupun secara lokal.
kalsium, fosfat, dan vitamin C, serta Secara sistematik, zat gizi sangat
vitamin D. Masalah karies gigi pada berpengaruh terhadap kesehatan
anak khususnya merupakan penyakit mulut dan gigi. Zat-zat gizi diperlukan
kronik dari jaringan keras gigi yang oleh gigi dan jaringan periodonsium
disebabkan oleh demineralisasi email secara terus-menerus selama hidup
sebagai lapisan keras atau lapisan untuk memelihara keutuhannya.
luar gigi oleh bakteri yang ada pada Defisiensi energi, protein, Fe,
plak. Pada tahap akhir, karies akan Zn, Ca, P, vitamin D, asam folat, dan
menyebabkan kerusakan sehingga Vitamin C pada manusia maupun
gigi berlubang.2 pada binatang menyebabkan kelainan
Proses terjadinya karies gigi pada gigi dan rahang. Harapan
dimulai dengan adanya plak pada terbesar pada ilmu kesehatan gigi
permukaan gigi. Gula dari sisa pencegahan yaitu terbentuknya gigi
makanan dan bakteri akan menempel yang kuat, yang tahan terhadap
dan pada waktu tertentu akan berubah kerusakan dan pembusukan.
menjadi asam laktat yang akan Gigi yang termineralisasi dengan baik
menurunkan pH mulut menjadi kritis kelarutan emailnya rendah. Diet yang
(sekitar pH 5,5) sehingga adekuat selama periode tumbuh
menyebabkan demineralisasi email, kembang gigi ini merupakan faktor
yang akan berlanjut menjadi yang utama untuk mencapai tujuan
1
karies gigi. tersebut.
Bahan makanan dalam bentuk Diet tersebut harus diterapkan
karbohidrat dapat memicu terjadinya baik pada anak dan pada wanita hamil
karies gigi dan memerlukan kontak dan menyusui. Pada tahap dini
dengan permukaan gigi dalam waktu pertumbuhan gigi, proses ini
yang cukup lama. Karbohidrat ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, yaitu
apabila terdapat dalam jumlah cukup Ca, P, F, dan vitamin dalam
besar, terutama jenis yang lengket diet. Status gizi sering kali dicerminkan
atau melekat pada permukaan gigi, oleh kesehatan umum seorang
individu. Gigi yang tidak terbentuk WHO, yaitu DMF-T (decay, missing,
dengan baik, tanggal, atau sakit filling, tooth) dengan kriteria 0,0-1,1
bisa berakibat konsumsi makanan (sangat rendah), 1,2-2,6 (rendah), 2,7-
yang tidak adekuat, selanjutnya diikuti 4,4 (sedang), 4,5-6,5 (tinggi) dan >6,6
dengan gangguan pencernaan dan (sangat tinggi). Sedangkan untuk
5
kesehatan yang kurang sempurna. pemeriksaan status gizi dengan
Tujuan dari penelitian ini adalah menggunakan indeks BB/U (berat
untuk menganalisis hubungan antra badan/umur) dengan kriteria > 2
karies gigi dan status gizi anak usia standar deviasi (gemuk), >-2 SD
10-11 tahun di SD Athirah, SDN 1 sampai <2 SD (normal), antara -3 SD
Bawakaraeng, dan SDN 3 Bangkala. sampai 2 SD (kurus), dan <3 SD
(sangat kurus).
Bahan dan Metode Pemeriksaan karies gigi
Penelitian ini bersifat penelitian dilakukan dengan melihat kondisi gigi
observasional analitik yang geligi sampel dan mencatat jumlah
pengambilan sampelnya dilakukan %igi yang decay, missing, dan filling.
secara purposif pada murid sekolah Sedangkan pemeriksaan status gizi
dasar di wilayah Kota Makassar, yaitu (BB/U) dilakukan dengan mencatat
di SD Athirah, SDN 1 Bawakaraeng, umur serta mencatat angka yang
dan SDN 1 Bangkala. Sampel tampil pada layar timbangan (SICA,
yang berjumah 180 (60 murid dari standar WHO) sebagai nilai berat
masing-masing sekolah) dengan sampel.
kriteria berusia 10-11 tahun. Data yang diperoleh diolah
Ketiga sekolah tersebut dijadikan dengan menggunakan program SPSS
tempat pengambilan sampel karena dan dianalisis secara observasional
SD Athirah yang mewakili kelompok dan diuji secara statistik dengan
murid dengan status sosial yang hubunganuji Chi-square.
tinggi, kemudian SDN 1 Bawakaraeng
mewakili status sosial menengah, dan Hasil penelitian
SDN 3 Bangkala mewakili status Pada tabel 1 dapat dilihat
sosial rendah. distribusi sampel menurut status
Pada masing-masing subjek karies pada SD Athirah, SDN I
dilakukan pemeriksaan status karies Bawakaraeng, dan SDN 3 Bangkala.
gigi dengan menggunakan indeks dari Hasilnya menunjukkan bahwa
distribusi status karies gigi yang murid dengan status karies gigi sangat
sangat rendah persentasenya seoara rendah memiliki status gizi normal
berurut adalah SD Athirah (61,7%), dengan persentase terbesar yaitu
SDN 3 Bangkala (26,7%) dan SDN 1 55%, sedangkan kelompok karies
Bawakaraeng (20.0%). Sedangkan sangat tinggi hanya terdapat status
distribusi status karies yang sangat gizi normal 6,66 %. Adapun pada
tinggi persentasenya secara berurut status gizi kurus hanya terdapat
adalah SDN 1 Bawakaraeng (18,3%), dengan kelompok karies tinggi yaitu
SD Athirah (6,7%) dan SDN 3 1,66 %. Dari hasil uji statistik dengan
Bangkala (5,0%). chi square diperoleh nilai p=0,009.
Pada tabel 2 yang menyajikan Karena nilai p<0,05, artinya terdapat
distribusi sampel menurut status gizi hubungan antara karies gigi dengan
pada SD Athirah, SDN 1 status gizi di SD Athirah.
Bawakaraeng, dan SDN 3 Bangkala, Tabel 4 menunjukkan hubungan
tampak bahwa, distribusi status gizi karies gigi dengan status gizi pada
kategori normal secara berurut yaitu SDN 3 Bangkala. Pada anak dengan
SD Athirah (88,3%), SDN 1 status gizi normal persentase terbesar
Bawakaraeng (83,3%) dan SDN 3 pada kelompok karies gigi sedang,
Bangkala (68,3%). Distribusi status sedangkan status gizi kurus
gizi kurus secara berurut adalah SDN persentase terbesar juga berada ,
3 Bangkala (30,0 %), SDN 1 pada kelompok status karies gigi
Bawakaraeng (13,3%), dan SD sedang. Hasil uji statistik dengan chi
Athirah (1,7%). square diperoleh nilai p= 0,926.
Pada tabel 3 disajikan hubungan karena nilai p>0,05, artinya tidak ada
karies gigi dengan status gizi di SD hubungan antara karies gigi dengan
Athirah. Tampak bahwa kelompok status gizi di SDN 3 Bangkala.

Tabel 1. Distribusi sampel menurut status karus pada SD Athirah, SDN 1 Bawakaraeng, dan SDN 3
Bangkala
Status karies
Nama sekolah Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat Total
rendah n % n % n % tinggi n %
n % n %
SD Athirah 37 61,7 6 10,0 10 16,7 3 5,0 4 6,7 60 100%
SDN 3 Bangkala 16 26,7 16 26,7 20 16,7 5 8,3 3 5,0 60 100%
SDN 1 Bawakaraeng 12 20,0 8 13,3 26 43,3 3 5,0 11 18,3 60 100%
Total 65 36,1 30 16,7 56 31,1 11 6,1 18 10,0 180 100%
Tabel 2. Distribusi sampel menurut status gizi i pada SD Athirah, SDN 1
Bawakaraeng, dan SDN 3 Bangkala Status gizi anak
Nama sekolah Gemuk Normal Kurus Total
Sangat kurus
n % n % n % n % n
SD Athirah 6 10.0 53 88.3 1 1.7 0 .0 60
SDN 3 Bangkala 1 1.7 41 68.3 18 30.0 0 .0 60
SDN 1 1 1.7 50 83.3 8 13.3 1 1.7 60
Total 8 4.4 144 80.0 27 15.0 1 .6 180

Tabel 3. Hubungan Karies Gigi dengan Status Gizi di SD Athirah


Statu anak BB/U
Karies Gigi Gemuk Normal Kurus Total
n % n % n % n %
Sangat rendah 4 6,6 33 55.0 0 0.0 37 61,6
Rendah 1 1,66 5 8,33 0 0.0 6 10,0
Sedang 1 1,66 9 15,0 0 0.0 10 16,6
Tinggi 0 0.0 2 3,33 1 1,66 3 5,0
Sangat tinggi 0 0.0 4 6,66 0 0.0 4 6,66
Total 6 10.0 53 88.3 1 1.7 60 100.0
P=0,009

Tabel 4. Hubungan karies gig i dengan status gizi di SDN 3 Bangkala


Status gizi anak BB/U
Karies Gigi Gemuk Normal Kurus Total
n % n % n % n %
Sangat rendah 0. 0,0 11 18.33 5 8.33 16 26.66
Rendah 1 1.66 11 18.33 4 6.66 16 26.66
Sedang 0 0.0 14 23.33 6 10.0 20 33.33
Tinggi 0 0.0 3 5.00 2 3.33 5 8.33
Sangat tinggi 0 0.0 2 3.33 1 1.66 3 5.0
Total 1 1.7 41- 68.3 18 30.0 60 100.0
P=0,926

Tabel 5. Hubungan karies gigi dengan status gizi di SDN 1 Bawakaraeng


Karies Gigi Status giizi anak BB/U
Gemuk Normal Kurus San gat Total
kurus
n % n % n % n % n %
Sangat rendah 0 .0 11 18.33 1 1.66 0 0.0 12 20.00
Rendah 0 .0 5 8,33 2 3.33. 1 1.66 8 13.33
Sedang 1 \M 22 36.66 3 5.00 0 0.0 26 43.33
Tinggi 0 .0 3 5.00 0 0.0 0 0.0 3 5.00
Sangat tinggi 0 .0 9 15.00 2 3.33 0 0.0 11 18.33
Total 1 1.7 50 83.3 8 13.3 1 1.7 60 100.0
P=0,604

Pada tabel 5 terlihat bahwa gigi dan mulutnya. Hal ini mungkin
persentase terbesar status gizi normal disebabkan kesadaran orang tua
berada pada kelompok karies gigi mengontrol secara ketat diet anak dan
sedang, sedangkan status gizi kurus menjaga kebersihan rongga mulut
juga berada pada kelompok karies gigi dengan baik sehingga angka kejadian
sedang. Hasil uji statistik dengan chi karies gigi sangat rendah. Hal lain
square menghasilkan nilai p=0,604. adalah mereka yang memiliki
Karena nilai p>0,05, artinya tidak ada kemampuan status sosial ekonomi
hubungan antara karies gigi dengan yang lebih baik kemungkinan memiliki
status gizi di SDN 1 Bawakaraeng. kesadaran yang lebih tinggi untuk
mengunjungi pusat layanan kesehatan
Pembahasan gigi dan mulut. Hasil yang berbeda
Dari ketiga sekolah yang telah didapatkan pada anak-anak di SDN 1
diteliti, distribusi persentase karies gigi Bawakaraeng dengan status sosial
kriteria sangat rendah dan rendah ekonomi menengah justru memiliki
yang terbesar adalah SD Athirah persentase terbesar karies gigi
(71,7%), dan persentase terkecil tertinggi dan tinggi. Hal ini dapat
berada di SD Bawakaraeng (33,3%). dijelaskan kemungkinannya, yaitu
Sama halnya untuk kriteria karies pada kemampuan ekonomi menengah
sangat tinggi dan tinggi persentase, dengan daya beli yang cukup baik
terbesar berada di SDN 1 biasanya konsumsi gula karbohidrat
Bawakaraeng dan terkecil berada di cukup tinggi, sehingga risiko untuk
SD Athirah. Sedangkan untuk SDN 3 terjadinya karies cukup besar. Selain
bangkala berada diantaranya. Hasil ini itu biasanya pada kelompok ekonomi
dapat dijelaskan sebagai berikut, menengah lebih mementingkan
anak-anak yang bersekolah di SD masalah yang berbau konsumtif
Athirah mempunyai status sosial yang sehingga persoalan kesehatan gigi
tinggi, lebih memperhatikan kesehatan dan mulut belum menjadi prioritas.
Dalam perkembangan epidemiologi gigi yang rendah tentunya tidak
dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat, menyulitkan proses pengunyahan
disebutkan bahwa terjadinya karies makanan, karena gigi-geligi
gigi disebabkan adanya peranan memegang peranan penting, sehingga
berbagai faktor yang . saling berkaitan asupan zat-zat gizi berlangsung lebih
yang disebut dengan multifaktorial. baik, sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Faktor-faktor tersebut adalah faktor Hal yang berbeda didapatkan pada
tuan rumah atau host (saliva dan gigi), dua sekolah yang lain, yaitu uji statistik
faktor agen (mikroorganisme), substrat tidak menunjukkan hasil yang
atau diet yang mengandung gula, bermakna, SDN 1 Bawakaraeng
serta faktor waktu.1 p=0,604 dan SDN 3 Bangkala
Selanjutnya pada tabel 2 yang p=0,926. Banyak faktor yang
memperlihatkan hasil status gizi, yaitu mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
persentase status gizi kurus terbesar gizi pada anak, disamping faktor
(30%) berada pada SDN 3 Bangkala ketersediaan makanan dan cara
dengan status sosial ekonomi rendah. mengelola makanan, juga faktor
Dengan status ekonomi yang rendah adanya penyakit yang dapat
tentunya daya beli semakin rendah mempengaruhi tingkat absorpsi zat-zat
pula, sehingga untuk memenuhi makanan padaanak.
kebutuhan gizinya semakin berkurang. Sebuah penelitian pendahuluan
Sebaliknya pada SD Athirah dengan terhadap anak-anak usia sekolah di
status sosial ekonomi yang tinggi Desa Pagersari Kecamatan Patean
tentunya kemampuan untuk memenuhi Kabupaten Kendal ditemukan
kebutuhan gizi semakin baik. Hal ini prevalensi karies gigi adalah 100%
dapat dilihat dari persentase status gizi dengan prevalensi status gizi kurang
normal yang terbesar (88,3%) berada cukup besar yaitu 29,8%. Akibat dari
pada SD Athirah bila dibandingkan karies gigi tentunya menyebabkan
dua kelompok SD yang lain. rasa sakit pada anak, berupa rasa
Secara khusus uji statistik sakit spontan maupun karena adanya
hubungan kariesgigi dengan status gizi rangsang mekanis dari makanan itu
pada SD Athirah memperlihatkan hasil sendiri, yang pada akhirnya akan
yang bermakna, yaitu p<0,05, yang mengganggu fungsi pengunyahan.
berarti dengan kondisi status Anak-anak akan menjadi trauma
kesehatan gigi yang baik atau karies dengan rasa sakit sehingga
kemampuan untuk dapat DAFTARPUSTAKA
mengkonsumsi berbagai jenis 1. Amelia AA. Cegah karies, jangan
makanan yang kaya akan sumber gizi nialas sikat gigi sebelum tidur
menjadi terbatas. Dengan demikian malam. Available from:
dapat diduga adanya gangguan http://www.detik.com. Diakses: 25
pengunyahan atau karies gigi dapat Juli 2007.
mempengaruhi asupan zat-zat gizi 2. Ariningrum R. Beberapa cara
yang pada akhirnya akan berdampak menjaga kebersihan gigi dan
pada status gizi seorang anak.1 mulut. Cermin Dunia Kedokteran
[journal online] 2000; 126: 45
Simpulan [internet]. Available from:
Dari penelitian mengenai analisis http://www. kalbefarma.com.
hubungan karies gigi dan status gizi Diakses: 25 Juli 2007.
anak usia 10-11 tahun di SD Athirah, 3. Pertumbuhan gigi pada anak.
SDN 1 Bawakaraeng dan SDN 3 Available from:
Bangkala, dapat disimpulkan bahwa http://www.infosehat.com.
murid SD Athirah yang mempunyai Diakses: 2 Oktober 2007.
prevalensi karies paling rendah yang 4. Yulia. Makanan sebagai penyebab
kemudian disusul oleh murid pada terjadinya karies. Available from:
SDN 3 Bangkala dan SDN 1 http://www.doktergigi.com/showthr
Bawakaraeng, status gizi kurus atau ead.php? t=25. Diakses: 27 Juli
kurang, terbesar berada pada murid 2007.
SDN 3 Bangkala kemudian SDN 1 5. lis Z. 89% anak derita penyakit gigi
Bawakaraeng dan SD Athirah. dan mulut. Available from:
Terdapat hubungan yang bermakna http://www.departemenkesehatan.
antara karies gigi dan status gizi pada com. Diakses:2Oktober2007.
SD Athirah sedangkan kedua sekolah 6. Rasinta T. Karies gigi. Jakarta:
lain yakni SDN 1 Bawakaraeng dan EGC; 1990. p. 1-23,33,40-53.
SDN 3 Bangkala tidak terdapat 7. Edwin AMK, Sally J. Dasar-
hubungan bermakna antara karies gigi dasar karies. Jakarta: EGC; 1992.
dan status gizi. p. 1-9.
Ucapan terima kasih 8. Satriono. Hubungan gizi dengan
Penelitian ini didanai oleh Hibah pertumbuhan serta kesehatan gigi
Penelitian PHK A2 FKG Unhas 2005. dan mulut. Makassar: Mated
kuliah mahasiswa FKG Unhas; rationale and recommendations. J
2004. p. 1-9,37-8. Am Fam Phys [journal online] Jan
9. Dewa NS, Bachyar B, Ibnu F. 2000; 61: 1 [internet]. Available
Penilaian status gizi. Jakarta: from: http://www.aafp.org.
EGC; 2001. p. 17-8,33,56-8. Diakses: 3 Agustus 2006.
10. Diet and nutrition prevention of 15. Dan P. Calcium food sources.
chronic disease. Available from: Available from:
http://www.greenfacts.org/studies/i http://www.dentalgentlecare.com.
ndex.htm. Diakses:28JuIi2007. Diakses: 17 Juli 2007.
11. Dan P. The sugars generation and 16. Dan P. Nutrition and aging.
dental health. Available from: Available from:
http://www.dentalgentlecare.com/s http://www.dentalgentlecare.com/n
ugar_and_ dentalhealth .htm. utrition_ and_aging.htm. Diakses:
Diakses: 30Juli 2007. 30 Juni 2007.
12. Fluoride and dental decay. 17. Dental health. Available from:
Available from: http://www.medicastore.com.
http://www.allposters.com/link/redir Diakses: 28 Juli 2007.
ect.asp? ajd=484450.htm. Diakses: 18. Nurmala ST. Dampak karies gigi
18 Juli 2007. dan penyakit periodontal terhadap
13. Anderson J, Brown L. Nutrition kualitas hidup. Available from:
and dental health. Available from: http://www.library.usu.ac.id/
http://www.dentalgentlecare.com/d download/e-book/Noerwida
ental_nutri tion.htm. Diakses: 23 %20Situmorang.ritml. Diakses: 30
Juli 2007. Juni 2007.
14. Olga MS, Noel KC. Anticipatory
guidance in infant oral health:

Mouth Preparation Pada Anak Dengan Kelainan Jantung Kongenital Tetralogi


of Fallot, Pre-operatif Kardiovaskuler

You might also like