179 354 1 SM
179 354 1 SM
179 354 1 SM
ABSTRACT
Tooth decay is a serious problem in health of tooth and oral in
Indonesia with finite prevalence up to 90.05% mainly at school age of
children. Tooth decay can be caused by various factors, such as
microorganism, food, tooth, saliva, and time, and supported by various
other factors like race, age, gender, and genes. Children's dental caries
is frequently caused by the habit to consume food cariogenic which
does not only affect tooth but also the nutrition status of child.
The aim of this analytic observational study was to know the prevalence
of tooth decay, nutrition status, and the relation of dental caries and
nutrition status at school age child ( 0.05 . This study involved 180
samples (60 samples from SD Athirah, SDN 1 Bawakaraeng, and SDN
3 Bangkala respectively). These three elementary schools in were
selected based on their socio-economic status. SD Athirah represents
the high socio economic status, SDN 1 Bawakaraeng the middle socio-
economic status, and SDN 3 Bangkala the lowest status. Dental caries
status was investigated with DMF-T index and nutrition status with BM/A
index. Data were analyzed using chi-square test. Results of the study
were as follows from the three schools, only SD Athirah shows relation
between dental caries and nutrition status with its significance value
0.009 (p<0.05). no significance relation between dental caries and
nutrition status at SDN 1 Bawakaraeng with p=0.536 (p>0.05). The
similar relation was found at SDN 3 Bangkala with p= 0.926 (p>0.05).
Tabel 1. Distribusi sampel menurut status karus pada SD Athirah, SDN 1 Bawakaraeng, dan SDN 3
Bangkala
Status karies
Nama sekolah Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat Total
rendah n % n % n % tinggi n %
n % n %
SD Athirah 37 61,7 6 10,0 10 16,7 3 5,0 4 6,7 60 100%
SDN 3 Bangkala 16 26,7 16 26,7 20 16,7 5 8,3 3 5,0 60 100%
SDN 1 Bawakaraeng 12 20,0 8 13,3 26 43,3 3 5,0 11 18,3 60 100%
Total 65 36,1 30 16,7 56 31,1 11 6,1 18 10,0 180 100%
Tabel 2. Distribusi sampel menurut status gizi i pada SD Athirah, SDN 1
Bawakaraeng, dan SDN 3 Bangkala Status gizi anak
Nama sekolah Gemuk Normal Kurus Total
Sangat kurus
n % n % n % n % n
SD Athirah 6 10.0 53 88.3 1 1.7 0 .0 60
SDN 3 Bangkala 1 1.7 41 68.3 18 30.0 0 .0 60
SDN 1 1 1.7 50 83.3 8 13.3 1 1.7 60
Total 8 4.4 144 80.0 27 15.0 1 .6 180
Pada tabel 5 terlihat bahwa gigi dan mulutnya. Hal ini mungkin
persentase terbesar status gizi normal disebabkan kesadaran orang tua
berada pada kelompok karies gigi mengontrol secara ketat diet anak dan
sedang, sedangkan status gizi kurus menjaga kebersihan rongga mulut
juga berada pada kelompok karies gigi dengan baik sehingga angka kejadian
sedang. Hasil uji statistik dengan chi karies gigi sangat rendah. Hal lain
square menghasilkan nilai p=0,604. adalah mereka yang memiliki
Karena nilai p>0,05, artinya tidak ada kemampuan status sosial ekonomi
hubungan antara karies gigi dengan yang lebih baik kemungkinan memiliki
status gizi di SDN 1 Bawakaraeng. kesadaran yang lebih tinggi untuk
mengunjungi pusat layanan kesehatan
Pembahasan gigi dan mulut. Hasil yang berbeda
Dari ketiga sekolah yang telah didapatkan pada anak-anak di SDN 1
diteliti, distribusi persentase karies gigi Bawakaraeng dengan status sosial
kriteria sangat rendah dan rendah ekonomi menengah justru memiliki
yang terbesar adalah SD Athirah persentase terbesar karies gigi
(71,7%), dan persentase terkecil tertinggi dan tinggi. Hal ini dapat
berada di SD Bawakaraeng (33,3%). dijelaskan kemungkinannya, yaitu
Sama halnya untuk kriteria karies pada kemampuan ekonomi menengah
sangat tinggi dan tinggi persentase, dengan daya beli yang cukup baik
terbesar berada di SDN 1 biasanya konsumsi gula karbohidrat
Bawakaraeng dan terkecil berada di cukup tinggi, sehingga risiko untuk
SD Athirah. Sedangkan untuk SDN 3 terjadinya karies cukup besar. Selain
bangkala berada diantaranya. Hasil ini itu biasanya pada kelompok ekonomi
dapat dijelaskan sebagai berikut, menengah lebih mementingkan
anak-anak yang bersekolah di SD masalah yang berbau konsumtif
Athirah mempunyai status sosial yang sehingga persoalan kesehatan gigi
tinggi, lebih memperhatikan kesehatan dan mulut belum menjadi prioritas.
Dalam perkembangan epidemiologi gigi yang rendah tentunya tidak
dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat, menyulitkan proses pengunyahan
disebutkan bahwa terjadinya karies makanan, karena gigi-geligi
gigi disebabkan adanya peranan memegang peranan penting, sehingga
berbagai faktor yang . saling berkaitan asupan zat-zat gizi berlangsung lebih
yang disebut dengan multifaktorial. baik, sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Faktor-faktor tersebut adalah faktor Hal yang berbeda didapatkan pada
tuan rumah atau host (saliva dan gigi), dua sekolah yang lain, yaitu uji statistik
faktor agen (mikroorganisme), substrat tidak menunjukkan hasil yang
atau diet yang mengandung gula, bermakna, SDN 1 Bawakaraeng
serta faktor waktu.1 p=0,604 dan SDN 3 Bangkala
Selanjutnya pada tabel 2 yang p=0,926. Banyak faktor yang
memperlihatkan hasil status gizi, yaitu mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
persentase status gizi kurus terbesar gizi pada anak, disamping faktor
(30%) berada pada SDN 3 Bangkala ketersediaan makanan dan cara
dengan status sosial ekonomi rendah. mengelola makanan, juga faktor
Dengan status ekonomi yang rendah adanya penyakit yang dapat
tentunya daya beli semakin rendah mempengaruhi tingkat absorpsi zat-zat
pula, sehingga untuk memenuhi makanan padaanak.
kebutuhan gizinya semakin berkurang. Sebuah penelitian pendahuluan
Sebaliknya pada SD Athirah dengan terhadap anak-anak usia sekolah di
status sosial ekonomi yang tinggi Desa Pagersari Kecamatan Patean
tentunya kemampuan untuk memenuhi Kabupaten Kendal ditemukan
kebutuhan gizi semakin baik. Hal ini prevalensi karies gigi adalah 100%
dapat dilihat dari persentase status gizi dengan prevalensi status gizi kurang
normal yang terbesar (88,3%) berada cukup besar yaitu 29,8%. Akibat dari
pada SD Athirah bila dibandingkan karies gigi tentunya menyebabkan
dua kelompok SD yang lain. rasa sakit pada anak, berupa rasa
Secara khusus uji statistik sakit spontan maupun karena adanya
hubungan kariesgigi dengan status gizi rangsang mekanis dari makanan itu
pada SD Athirah memperlihatkan hasil sendiri, yang pada akhirnya akan
yang bermakna, yaitu p<0,05, yang mengganggu fungsi pengunyahan.
berarti dengan kondisi status Anak-anak akan menjadi trauma
kesehatan gigi yang baik atau karies dengan rasa sakit sehingga
kemampuan untuk dapat DAFTARPUSTAKA
mengkonsumsi berbagai jenis 1. Amelia AA. Cegah karies, jangan
makanan yang kaya akan sumber gizi nialas sikat gigi sebelum tidur
menjadi terbatas. Dengan demikian malam. Available from:
dapat diduga adanya gangguan http://www.detik.com. Diakses: 25
pengunyahan atau karies gigi dapat Juli 2007.
mempengaruhi asupan zat-zat gizi 2. Ariningrum R. Beberapa cara
yang pada akhirnya akan berdampak menjaga kebersihan gigi dan
pada status gizi seorang anak.1 mulut. Cermin Dunia Kedokteran
[journal online] 2000; 126: 45
Simpulan [internet]. Available from:
Dari penelitian mengenai analisis http://www. kalbefarma.com.
hubungan karies gigi dan status gizi Diakses: 25 Juli 2007.
anak usia 10-11 tahun di SD Athirah, 3. Pertumbuhan gigi pada anak.
SDN 1 Bawakaraeng dan SDN 3 Available from:
Bangkala, dapat disimpulkan bahwa http://www.infosehat.com.
murid SD Athirah yang mempunyai Diakses: 2 Oktober 2007.
prevalensi karies paling rendah yang 4. Yulia. Makanan sebagai penyebab
kemudian disusul oleh murid pada terjadinya karies. Available from:
SDN 3 Bangkala dan SDN 1 http://www.doktergigi.com/showthr
Bawakaraeng, status gizi kurus atau ead.php? t=25. Diakses: 27 Juli
kurang, terbesar berada pada murid 2007.
SDN 3 Bangkala kemudian SDN 1 5. lis Z. 89% anak derita penyakit gigi
Bawakaraeng dan SD Athirah. dan mulut. Available from:
Terdapat hubungan yang bermakna http://www.departemenkesehatan.
antara karies gigi dan status gizi pada com. Diakses:2Oktober2007.
SD Athirah sedangkan kedua sekolah 6. Rasinta T. Karies gigi. Jakarta:
lain yakni SDN 1 Bawakaraeng dan EGC; 1990. p. 1-23,33,40-53.
SDN 3 Bangkala tidak terdapat 7. Edwin AMK, Sally J. Dasar-
hubungan bermakna antara karies gigi dasar karies. Jakarta: EGC; 1992.
dan status gizi. p. 1-9.
Ucapan terima kasih 8. Satriono. Hubungan gizi dengan
Penelitian ini didanai oleh Hibah pertumbuhan serta kesehatan gigi
Penelitian PHK A2 FKG Unhas 2005. dan mulut. Makassar: Mated
kuliah mahasiswa FKG Unhas; rationale and recommendations. J
2004. p. 1-9,37-8. Am Fam Phys [journal online] Jan
9. Dewa NS, Bachyar B, Ibnu F. 2000; 61: 1 [internet]. Available
Penilaian status gizi. Jakarta: from: http://www.aafp.org.
EGC; 2001. p. 17-8,33,56-8. Diakses: 3 Agustus 2006.
10. Diet and nutrition prevention of 15. Dan P. Calcium food sources.
chronic disease. Available from: Available from:
http://www.greenfacts.org/studies/i http://www.dentalgentlecare.com.
ndex.htm. Diakses:28JuIi2007. Diakses: 17 Juli 2007.
11. Dan P. The sugars generation and 16. Dan P. Nutrition and aging.
dental health. Available from: Available from:
http://www.dentalgentlecare.com/s http://www.dentalgentlecare.com/n
ugar_and_ dentalhealth .htm. utrition_ and_aging.htm. Diakses:
Diakses: 30Juli 2007. 30 Juni 2007.
12. Fluoride and dental decay. 17. Dental health. Available from:
Available from: http://www.medicastore.com.
http://www.allposters.com/link/redir Diakses: 28 Juli 2007.
ect.asp? ajd=484450.htm. Diakses: 18. Nurmala ST. Dampak karies gigi
18 Juli 2007. dan penyakit periodontal terhadap
13. Anderson J, Brown L. Nutrition kualitas hidup. Available from:
and dental health. Available from: http://www.library.usu.ac.id/
http://www.dentalgentlecare.com/d download/e-book/Noerwida
ental_nutri tion.htm. Diakses: 23 %20Situmorang.ritml. Diakses: 30
Juli 2007. Juni 2007.
14. Olga MS, Noel KC. Anticipatory
guidance in infant oral health: