42705-Article Text-174635-2-10-20220920

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

BBHE Vol.9 No.

2 (2020)

BEAUTY AND BEAUTY HEALTH EDUCATION JOURNAL


https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/bbhe

KELAYAKAN MINYAK KEMIRI, VIRGIN COCONUT


OIL (VCO), DAN BIJI PEPAYA SEBAGAI SERUM BULU
MATA UNTUK PERAWATAN BULU MATA
Maya Khalimatu Saadah, Maria Krisnawati

Program Studi Pendidikan Tata Kecantikan, Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Semarang, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

Corresponding author: mayakhalimatus@gmail.com

Abstract The purpose of this research is to know feasibility oil candlenut , the virgin coconut oil ( vco ) , and seeds pepaya
to preparation serum the eyelashes to the care of the eyelashes in terms of terms sensory test , test fondness , and clinical
trials. Research methodology used is his experiments with the quantitative approach .Design the research uses one-group
pretest-postest desaign. Research subjects are 6 people who had condition of the eyelashes have done treatment embellish
an eyelash (eyelash extension). Data analysis techniques used descriptive percentages. The results of the study on the town
get a test average total 72.233% of the four indicators that, color , scent texture and ease to used.Get a test of the average
total 71.53% of the four indicators that, color , scent texture and ease to used.The results of clinical trials to eyelash growth
of respondents to gain value the average total 64.79% and for that sensitivity is the value of the average total 100%. And
the result laboratory tests show the highest value % 5.687 antioxidant in samples B. Drawing conclusions based on the
sensory research the, fondness and clinical trials are worthy

Keywords: Eyelash serum, candlenut oli , virgin coconut oil ( vco ), papaya seeds, eyelas.

Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kelayakan minyak kemiri, virgin coconut oil (VCO), dan biji pepaya
untuk serum bulu mata untuk perawatan bulu mata ditinjau dari segi uji indrawi, uji kesukaan, uji klinis dan uji
laboratorium. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Desain penelitian
menggunakan one-group pretest-postest desaign. Subjek penelitian yaitu 6 orang dengan kondisi bulu mata pernah
melakukan treatment memperindah bulu mata (eyelash extention). Teknik analisi data menggunakan deskriptif presentase.
Hasil penelitian pada aspek uji inderawi mendapatkan nilai total rata-rata 72.233% dari empat indikator yaitu warna, aroma,
tekstur dan kemudahan pengaplikasian. Hasil uji kesukaan mendapatkan nilai rata-rata total 71.53% dari empat indikator
yaitu warna, aroma, tekstur dan kemudahan pengaplikasian. Hasil uji klinis kepada responden untuk pertumbuhan bulu
mata mendapatkan nilai rata-rata total 64.79% dan untuk sensitifitas mendapat nilai rata-rata total 100%, serta hasil uji
laboratorium menunjukan nilai 5.687% kandungan tertinggi antioksidan pada sampel B. Simpulan penelitian berdasarkan
uji indrawi, uji kesukaan, uji klinis, dan uji laboratorium dikategorikan layak.

Kata Kunci: Serum bulu mata, minyak kemiri, virgin coconut oil (VCO), biji pepaya, bulu mata.

23
PENDAHULUAN
Bulu mata merupakan rambut pendek yang tumbuh di ujung kelopak mata dan berfungsi membantu melindungi
mata dengan bertindak sebagai barier (penghalang). Kelenjar kecil di ujung kelopak mata menghasilkan bahan
berminyak yang mencegah penguapan air mata, Edi Faizal (2012:31), dalam sudut pandang dunia kecantikan, bulu
mata merupakan aspek untuk mempercantik penampilan wajah. Banyak berbagai kosmetik yang digunakan untuk
memperindah bulu mata, bahkan treatment modern untuk memperindah bulu mata seperti tanam bulu mata (eylash
extention). Kosmetik untuk bulu mata dan treatmen modern (eylash extention) tidak sedikit yang mengakibatkan efek
samping seperti kerontokan bulu mata. Untuk merawat bulu mata dan menjadikan bulu mata yang lebih lebat dan
panjang digunakanlah kosmetik yaitu serum bulu mata.
Menurut Draelos (dalam Yanni et al., 2018:19) serum merupakan sediaan dengan zat aktif konsentrasi tinggi dan
viskositas rendah, yang menghantarkan film tipis dari bahan aktif pada permukaan kulit, Draelos (dalam Yanni et al.,
2018:19). Menurut Ra’idah (2017) serum biasanya mengandung bahan aktif seperti biotin, peptide, panthenol, dan
sodium hyaluronate. Serum bulu mata yang dijual dipasaran juga biasanya mengandung Bimatoprost, menurut Julie
A Woodward, et al., (2010) jika kadar penggunaan bimatoprost tidak sesuai bisa mengakibatkan efek samping seperti
konjungtiva dan hiperemia kelopak mata.
Minyak kemiri merupakan minyak yang dihasilkan dari pengolahan biji kemiri, kemiri mengandung gliserid-
gliserid dari asam linol, asam palmitin, asam stearin, asam miyrsitin dan asam lemak. Asam linol merupakan unsure
esensial untuk perawatan kulit, termasuk kulit kepala, karena dapat bekerja sebagai pelembut (emollient) pada sediaan
untuk kulit dan kulit kepala serta merangsangp pertumbuhan rambut, Heyne dan Sunanto (dalam Rudi, 2014:6). Selain
itu juga minyak kemiri mengandung vitamin A dan E sebagai antioksidan yang dapat menembus kulit kepala rambut
dan membuat rambut terlihat lebih muda dan berkilau. Menurut Wira (2018:41) Virgin coconut oil (VCO)
mengandung antioksidan yang tinggi yang dapat berpotensi meningkatkan pertumbuhan rambut. Menurut Warisno
(dalam Ayu Meilani et al., 2019:222) biji pepaya juga mengandung senyawa golongan flavonoid, fenol, alkaloid,
terpenoid, dan saponin, senyawa-senyawa tersebut berguna untuk membantu pertumbuhan rambut. Minyak kemiri,
Virgin coconut oil (VCO), dan biji pepaya mengandung zat-zat yang dipercaya dapat merangsang pertumbuhan
rambut, salah satu kandungan yang ada pada ketiga bahan tersebut yang dapat membantu merangsang pertumbuhan
rambut adalah antioksidan.
Antioksidan adalah bahan yang menghambat atau mencegah keruntuhan, kerusakan, atau kehancuran akibat
oksidasi (Robert, 2005:8). Menurut Wira (2018:41) antioksidan dapat berpotensi meningkatkan pertumbuhan rambut,
Menurut Rudy (2014:12) rambut kepala dan bulu mata merupakan satu jenis rambut yang sama yaitu rambut terminal.
Dalam penelitian ini ketiga bahan tersebut akan dijadikan sediaan serum bulu mata.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan minyak kemiri, Virgin coconut oil (VCO), dan biji
pepaya sebagai sediaan serum bulu mata untuk perawatan bulu mata dilihat dari uji indrawi, uji kesukaan, uji klinis
dan uji laboratorium.

METODE
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Desain penelitian
menggunakan one-group pretest-postest design. Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah minyak kemiri,
virgin coconut oil (VCO) dan biji papaya sebagai sediaan serum bulu mata. Dengan menggunakan 3 rasio
perbandingan minyak kemiri dan VCO yaitu sample A (1:1), sample B (1:2), sample C (2:1). Biji pepaya dengan
takaran yang sama setiap sampel. Subjek dalam penelitian ini adalah wanita yang mempunyai kriteria bulu mata yang
pernah melakukan tanam bulu mata (eyelash extention) sebanyak 6 orang, dengan 2 responden setiap sample. Teknik
pengambilan data mengunakan teknik observasi, dokumentasi, dan wawancara. Penilaian menggunakan lembar
instrumen yang telah divalidasi oleh panelis. Teknik analisis data menggunakan deskriptif persentase. Penelitian
mengenai pengembangan modul Penataan Sanggul Modern ini memperoleh hasil meliputi penilaian oleh ahli (expert
judgement), penilaian tanggapan/respon peserta didik terhadap modul, dan hasil implementasi modul (kognitif dan
psikomotorik).

24
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penilaian uji indrawi


Tabel 4.1 Rekapitulasi Uji Inderawi

Berdasarkan tabel 4.1 dan grafik 4.1 diperoleh informasi bahwa 3 sample produk memilliki kriteria kelayakan
dalam kategori layak karena perolehan presentasi dalam rentang 62.25% - 81.24%. indikator warna memperoleh
presentase yang sama setiap sampel, indikator aroma untuk sampel C dan A memiliki presentase yang sama,
sedangkan sample B memperoleh presentase lebih rendah. Indikator tekstur mendapat presentase yang sama di setiap
sampel, dan kemudahan pengaplikasian juga mendapat presentase yang sama di setiap sampel.

Hasil penilaian uji kesukaan


Rekapitulasi hasil uji kesukaan disajikan pada Tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Rekapitulasi Penilaian Uji Kesukaan

25
Berdasarkan tabel 4.2 dan grafik 4.2 diperoleh informasi bahwa 3 sample produk memilliki kriteria kelayakan
dalam kategori layak karena perolehan presentasi dalam rentang 62.25% - 81.24%. Indikator warna memperoleh rata-
rata presentase paling tinggi pada sampel B, sedangkan sampel A dan C memperoleh presentase yang sama. Indikator
aroma dengan presentase paling tinggi terdapat di sampel C, indikator tekstur mendapat presentase yang sama di setiap
sampel, dan kemudahan pengaplikasian juga mendapat presentase yang sama di setiap sampel.

Hasil penilaian uji klinis


Rekapitulasi hasil uji klinis disajikan pada Tabel 4.3
Tabel 4.3 rekapitulasi hasil uji klinis

26
Tabel 4.4 rekapitulasi uji klinis (sensitivitas)

Berdasarkan Tabel 4.3 diperoleh informasi bahwa sampel produk A untuk kondisi bulu mata terdapat perubahan
untuk responden pertama sebelum perlakuan mendapat presentase nilai 50% dengan kategori grade 2, setelah
perlakuan mendapat presentase nilai 67.50% dengan kategori grade 3, untuk responden kedua presentase nilai
sebelum perlakuan 50% dengan kategori grade 2 dan setelah perlakuan meningkat menjadi 57.50% dengan kategori
grade 2, dengan rata-rata 62.50 % (grade 3). Sample produk B untuk responden pertama sebelum perlakuan mendapat
presentase nilai 50% dengan kategori grade 2, dan setelah perlakuan mengalami penaikan menjadi 71.25% dengan
kategori grade 3, untuk responden kedua presentase nilai sebelum perlakuan 50% dengan kategori grade 2 dan setelah
perlakuan meningkat menjadi 62.50% dengan kategori grade 3, dengan rata-rata 66.87% (grade 3). Sample C untuk
responden pertama sebelum perlakuan mendapat presentase nilai 50% dengan kategori grade 2, dan setelah perlakuan
mengalami penaikan menjadi 67.5% dengan kategori grade 3, untuk responden kedua presentase nilai sebelum
perlakuan 50% dengan kategori grade 2 dan setelah perlakuan meningkat menjadi 62.50% dengan kategori grade 3,
dengan rata-rata 65.00% (grade 3). Nilai presentase tertinggi terdapat pada produk sample B pada responden 1, dan
rata-rata nilai tertinggi terdapat pada sampel B.
Hasil penilaian untuk sensitivitas ke tiga sampel produk berdasarkan Tabel 4.3 diperoleh informasi bahwa ketiga
sampel mendapat presentase 100%, dengan kriteria kelayakan sangat layak.

Hasil penilaian uji laboratorium


Uji laboratorium pada penelitian ini untuk melihat apakah ada kandungan antioksidan pada produk. Uji
laboratorium kandungan antioksidan dilakukan menggunakan DPPH. Hasil uji laoratorium disajikan pada lampiran
dan rekapitulasi hasil uji laboratorium disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.4 Kandungan Antioksidan Pada produk

27
Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh informasi bahwa kandungan antioksidan yang terdapat di seum bulu mata dengan
sediaan minyak kemiri, virgin coconut oil (VCO) dan biji pepaya, paling banyak terdapat pada produk sample B yaitu
5.687%.

PEMBAHASAN

Kelayakan ditinjau dari uji indrawi


Berdasarkan pendapat dari ketiga panelis terlatih, untuk aspek warna rata-rata menyatakan bahwa warna produk
setiap sample hampir sama yaitu kekuningan, agak jernih, dan berbulir hitam, aspek warna mendapat nilai rata-rata
75% yang berarti dalam kategori layak. Tekstur produk menurut kedua panelis yaitu dr. Dian Yunita dan R.F. Farissi,
S.Farm., Apt, menyatakan bahwa tekstur produk berminyak dan berbulir agak halus, sedangkan menurut panelis ketiga
yaitu dr. Eny Widhia Agustin, M.K.M menyatakan bahwa tekstur produk berminyak dan berbulir kasar. Penilaian
ketiga panelis untuk aspek tekstur rata-rata presentase yaitu 66.67% untuk ketiga sampel. Aroma produk menurut dr.
Dian dan Ahli Farmasi menyatkan bahwa ketiga sampel beraroma khas minyak kemiri dan VCO dan sedikit langu.
Sedangkan menurut dr. Eny aroma untuk sample A dan C memiliki aroma khas minyak kemiri dan VCO dan sedikit
langu, sedangkan untuk sample B beraroma langu. Hasil rata-rata presentase nilai untuk aspek aroma untuk sampel A
dan C 75.00% sedangkan untuk sampel C 66.67% dari hasil presentase ketiga produk mendapat kategori layak.
Kemudahan pengaplikasian menurut ketiga panelis produk cukup mudah digunakan, karena adanya penyaring dalam
kemasan serum supaya biji pepaya yang masih agak kasar tidak tersangkut pada spuli dan masuk ke bagian mata, dan
juga aplikator serum menggunakan spuli memudahkan untuk pengaplikasian produk ke bulu mata. Hasil presentasi
penilaian pada aspek kemudahan pengaplikasian yaitu 75.00% digategorikan layak.
Dari pendapat ketiga panelis dapat disimpulkan bahwa ketiga sampel produk dinilai dari segi uji indrawi
berdasarkan aspek warna, tekstur, aroma, dan kemudahan pengaplikasiaan dinyatakan produk serum bulu mata dengan
sediaan minyak kemiri, virgin coconut oil (VCO) layak digunakan sebagai serum bulu mata untuk perawatan bulu
mata.

Kelayakan ditinjau dari uji kesukaan


Berdasarkan pendapat dari panelis agak terlatih yaitu 15 panelis, untuk aspek warna rata-rata menyatakan suka
terhadap warna ketiga sampel produk, karena ketiganya memiliki warna yang mirip. Tekstur produk dinilai oleh
panelis rata-rata menyatakan suka, namun ada beberapa panelis yang kurang suka terhadap tekstur produk karena
adanya bulir pada produk yang mungkin cukup mengganggu. Aroma produk menurut 15 panelis rata-rata suka
terhadap aroma produk, namun ada beberapa panelis yang kurang menyukai aroma produk karena aroma produk yang
cukup menyengat yang dihasilkan oleh minyak kemiri dan sedikit langu karena aroma VCO, dari ketiga sample nilai
tertinggi untuk penilaian aroma terdapat pada sampel C. Kemudahan pengaplikasiaan rata-rata panelis menyatakan
mudah, karena untuk pengaplikasiaanya menggunakan spuli, untuk pengaplikasiaanya sama dengan penggunaan
mascara. Berdasarkan pendapat dari panelis agak terlatih sebanyak 15 responden tersebut maka produk serum bulu
mata dengan sediaan minyak kemiri, VCO, dan biji pepaya dapat dinyatakan layak untuk digunakan sebagai perawatan
bulu mata.

Kelayakan ditinjau dari uji klinis


Penilaian dan pendapat dari panelis pertama menyatakan bahwa untuk kondisi bulu mata sebelum dan setelah
perlakuan mengalami perubahan, untuk kondisi sebelum perlakuan ke-6 responden dinilai dengan nilai 2 yaitu pada
kriteria bulu mata agak tipis/jarang dan tipis, setelah pemakaian kemudian dilakukan penilaian kembali setiap 2
minggu sekali selama 6 miggu untuk melihat perubahan pada bulu mata. Responden mengalami perubahan berbeda-
beda, untuk responden pada sampel A mengalami perubahan dan dikategorikan pada grade 3, pada responden pertama
sampel A perubahan terlihat pada minggu ke-4, terlihat perubahan bulu mata tampak lebih lebat dan panjang,
sedangkan responden ke-2 pada sample A perubahan terlihat pada minggu ke-6, bulu mata tampak lebih panjang
namun untuk kelebatan tidak terlalu terlihat. Pada sampel B responden juga mengalami perubahan dan dikategorikan
pada grade 3, untuk responden pertama pada sample B perubahan terlihat pada minggu ke-4, bulu mata tampak lebih
lebat namun untuk panjang bulu mata masih terlihat sama. Responden ke-2 pada sampel B perubahan terlihat pada

28
minggu ke-6, bulu mata tampak lebih lebat, namun ukuran masih sama. Pada sampel C responden juga mengalami
perubahan dan dikategorikan pada grade 3, untuk responden pertama pada sample C perubahan terlihat pada minggu
ke-4, bulu mata tampak lebih lebat dan lebih panjang. Responden ke-2 pada sampel C perubahan terlihat pada minggu
ke-6, bulu mata tampak lebih panjang dan sedikit lebih lebat.
Penilaian dan pendapat dari panelis kedua menyatakan bahwa untuk kondisi bulu mata sebelum dan setelah
perlakuan mengalami perubahan, untuk kondisi sebelum perlakuan ke-6 responden mendapat nilai/grade 2 yaitu pada
kriteria bulu mata agak tipis/jarang dan tipis, setelah pemakaian kemudian dilakukan penilaian kembali setiap 2
minggu sekali selama 6 miggu untuk melihat perubahan pada bulu mata. Responden mengalami perubahan berbeda-
beda, untuk responden pada sampel A mengalami perubahan dan dikategorikan pada grade 3, pada responden pertama
sampel A perubahan terlihat pada minggu ke-4, terlihat perubahan bulu mata tampak lebih lebat dan panjang,
sedangkan responden ke-2 pada sample A perubahan terlihat pada minggu ke-6, bulu mata tampak lebih panjang
namun untuk kelebatan tidak terlalu terlihat. Pada sampel B responden juga mengalami kenaikan di grade 3, untuk
responden pertama pada sample B perubahan terlihat pada minggu ke-2, bulu mata tampak lebih lebat dan panjang.
Responden ke-2 pada sampel B perubahan terlihat pada minggu ke-4, bulu mata tampak lebih lebat, namun ukuran
masih sama. Pada sampel C responden juga mengalami kenaikan di grade 3, untuk responden pertama pada sample
C perubahan terlihat pada minggu ke-4, bulu mata tampak lebih lebat dan lebih panjang. Responden ke-2 pada sampel
C perubahan terlihat pada minggu ke-4, bulu mata tampak lebih panjang dan sedikit lebih lebat.
Penilaian sensitivitas pengunaan serum bulu mata serum bulu mata dengan sediaan minyak kemiri, virgin coconut
oil (VCO), dan biji pepaya untuk perawatan bulu mata, menurut kedua panelis pada saat penggunaan produk area
mata tidak mengalami efek samping yang berbayaha, responden tidak mengalami perih, gatal dan kemerahan pada
area mata, oleh karena itu produk dikatakan sangat layak dalam aspek sensitivitas.

Uji laboratorium
Antioksidan merupakan bahan atau zat yang menghambat atau mencegah keruntuhan, kerusakan, atau kehancuran
akibat oksidasi (Robert, 2005:8). Menurut Jackie (2017:53) sumber antioksidan terdapat pada flavonoid, vitamin C,
beta karoten dan Vitamin E, zat-zat tersebut terdapat pada minyak kemiri, virgin coconut oil (VCO) dan juga biji
pepaya. Banyak sekali manfaat dari antioksidan baik untuk kesehatan maupun kecantikan, Menurut Wira (2018:41)
antioksidan dapat berpotensi meningkatkan pertumbuhan rambut.
Dari hasil uji laboratorium yang telah dilakukan menunjukan hasil bahwa semua sampel produk serum bulu mata
dari minyak kemiri, virgin coconut oil (VCO) dan biji pepaya terdapat kandungan antioksidan. Dari ketiga sampel,
sampel B mendapat nilai hasil uji laboratorium dengan kandungan antioksidan yang paling tinggi dibandingkan
sampel A dan C yaitu 5.687%. jika dilihat dari uji hasil uji klinis menunjukan bahwa sampel B mendapat nilai paling
tinggi dengan persentase perubahan 16.87%. dari keterangan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa serum bulu mata
dari sediaan minyak kemiri, virgin coconut oil (VCO), dan biji pepaya mengandung antioksidan yang berpengaruh
pada pertumbuhan bulu mata

SIMPULAN
Minyak kemiri, virgin coconut oil (VCO), dan biji pepaya sebagai sediaan serum bulu mata untuk perawatan bulu
mata berdasarkan hasil uji indrawi, uji kesukaan, dan uji klinis dikategorikan layak.

SARAN
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan pengembangan produk dari segi warna, tekstur, aroma, dan
kemudahan pengaplikasian.
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas dan memperdalam metode-metode penelitian untuk
mendapatkan hasil yang lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA
1. Faizal, E. (2012). Case Based Reasoning Diagnosis Penyakit Mata. FAHMA jurnal Teknologi Informasi Dan
Ilmu Komputer, (2).
2. Komar, R. (2014). Formulasi Sediaan Mikroemulsi Minyak Kemiri (Aleurites Moluccana L.), Mikroemulsi
Vco (Virgin Coconut Oil) serta Kombinasi Keduanya sebagai Penyubur Rambut terhadap Tikus Putih Jantan
Galur Wistar (Doctoral dissertation, Program Studi Farmasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Islam Bandung (UNISBA)).
3. Mardhiani, Y. D. (2017). Formulasi dan Stabilitas Sediaan Serum dari Ekstrak Kopi Hijau (Coffea canephora
var. Robusta) sebagai Antioksidan. Indonesia Natural Research Pharmaceutical Journal, 2(2), 19-33.

29
4. Meilani, A., Kanedi, M., Yulianty, Y., & Nurcahyani, N. (2019). Uji Efektivitas Pemberian EKstrak Biji
Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap Pertumbuhan Rambut Kelinci (Oryctolagus cuniculus (Linnaeus,
1758)). Inovasi Pembangunan: Jurnal Kelitbangan, 7(3), 221-221.
5. Suhery, W. N., Febrina, M., & Permatasari, I. (2018). Formulasi mikroemulsi dari kombinasi minyak kelapa
murni (virgin coconut oil) dan minyak dedak padi (rice bram oil) sebagai penyubur rambut. Traditional
Medicine Journal, 23(1), 40-46.
6. Surtana, Ra’idah, A., F. (2017, 25 November). Serum Bulu Mata, Apakah Benar-Benar Berfungsi?. Diunduh
27 februari 2020 dari: https://meramuda.com/beauty-health/serum-bulu-mata-apakah-benar-benar-
berfungsi/.
7. Woodward, J. A., Haggerty, C. J., Stinnett, S. S., & Williams, Z. Y. (2010). Bimatoprost 0.03% gel for
cosmetic eyelash growth and enhancement. Journal of cosmetic dermatology, 9(2), 96-102.
8. Lung, J. K. S., & Destiani, D. P. (2017). Uji aktivitas antioksidan vitamin A, C, E dengan metode
DPPH. Farmaka, 15(1), 53-62.
9. Youngson, Robert. 2005. Antioksidan Manfaat Vitamin E & C Bagi Kesehatan.

30

You might also like