None 1955bc44
None 1955bc44
ABSTRACT
The COVID-19 pandemic has become a separate obstacle for society in general, ranging from social
constraints to improving the economy of a society in particular. This situation must be taken into
consideration by the household craft industry players to be able to survive and develop their business
activities in generating productivity and profits through market orientation and entrepreneurship
strategies. The purpose of this study was to determine the effect of market orientation and
entrepreneurship on the marketing performance of the wood craft industry business actors in the
village area of Boro Kedungwaru, Tulungagung. The population and samples that became the object
of this study were all wood craft business actor as many as 45 respondents. Sampling using saturated
sampling technique, and data collection using a questionnaire with a Likert scale as the instrument.
Data analysis used validity and reliability test, multiple linear regression test, determinant coefficient
test and hypothesis testing (t test & F test). The results of the research conducted showed that 1) It was
a significant and partial influence between market orientation and entrepreneurial orientation on the
marketing performance of household handicraft business actors during the recovery period of the
COVID-19 pandemic. 2). Market orientation and entrepreneurial orientation have a positive and
significant impact simultaneously on the marketing performance of household handicraft business
actors during the recovery period of the COVID-19 pandemic. The results of this study indicate that
market orientation and entrepreneurial orientation have urgency and contribution in supporting the
marketing performance of wood handicraft business actors especially during the COVID-19
pandemic.
Keywords: Market Orientation, Entrepreneurship Orientation, Marketing Performance
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan sebuah negara besar dengan berbagai sumber daya alam dan
keanekaragaman kreativitas masyarakatnya dalam memunculkan peluang-peluang usaha
yang mampu berdiri menjadi sumber penguat otonomi suatu negara khususnya melalui
usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) atau industri kerajinan rumah tangga
khususnya. Keberadaan usaha tersebut menjadikan salah satu bidang yang cukup
memberikan peran yang sangat vital bagi pertumbuhan sektor ekonomi suatu wilayah,
disisi lain adanya kegiatan usaha ini menjadi tempat untuk menyerap tenaga kerja
sehingga sedikit banyak mampu mengurangi angka pengangguran. Berdasarkan data
249 | Page
Astuti and Munir/ JOURNAL OF MANAGEMENT Small and Medium Entreprises (SME’s), Vol 15, No. 2, July 2022, p249-269
perkembangan usaha lima tahun terakhir jumlah UMKM dari 2017 – 2021 mengalami
pertumbuhan sebesar 4,2 % untuk setiap periodenya dan mampu memberikan kontribusi
terhadap produk domestik bruto Negara Indonesia lebih dari 50 %. Kondisi ini menjadi
bukti nyata bahwa keberadaan UMKM mampu memberikan suntikan kenaikan
pertumbuhan ekonomi secara relevan (Rahmadiane et al., 2020).
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah merupakan suatu rintisan usaha yang dilihat
dari jumalh tenaga kerjanya kurang dari 50 orang dan memiliki kekayaan netto Rp.
200.000.000,- diluar tanah dan bangunan dengan omzet penjualan paling banyak Rp.
1.000.000.000,- berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1995 (Pemerintah Republik
Indonesia, 1995). Sedangkan industri kerajinan rumah tangga merupakan usaha rintisan
mulai dari start-up hingga mampu berdiri secara otonomi yang dijalankan secara
perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak cabang dari sebuah
perusahaan terdaftar, yang mempunyai tujuan pendirian atas dasar kegiatan ekonomi
produktif berdasarkan Undang-undang Nomor 20 tahun 2008 (Rahayu et al., 2021).
Adanya industri kecil dan kerajinan rumah tangga ini mampu memberikan beberapa
harapan baru bagi para pelaku usaha dalam menciptakan peluang-peluang usaha baru
guna menjaga kesenjangan dan kesejahteraan hidup masyarakat yang layak. Karena bagi
pihak pemerintah industri kecil dan menengah yang berskala kerajinan rumah tangga,
menjadi sebuah solusi praktis ditengah-tengah sulitnya lapangan pekerjaan dan kondisi
perdagangan global saat ini (Jatmiko, 2016).
Problematika industri kecil dan menengah bersakala kerajinan rumah tangga pada
saat ini datang bersamaan dengan kejadian musibah secara global dan mendunia yang
disebut peneyebaran virus corona 19 yang menghinggapi hampir seluruh belahan dunia
termasuk wilayah Indonesia secara keseluruhan, yang memaksa pemerintah untuk
memberikan tindakan pengamanan bagi masyarakatnya dari efek buruk COVID-19 ini
(Ibrahim, 2020). Pada awal tahun 2020 Jumlah korban yang terus dikabarkan meninggal
mengalami peningkatan yang signifikan, sehinga tindakan antisipasi juga diambil oleh
pemerintah pusat salah satunya dengan kegiatan pembatasan aktivitas sosial dan social
distance sehingga menyarakan untuk berkerja dari rumah, menutup semua sektor
pelayanan publik dan strategi lain guna meminimalisir korban atas meyebarnya virus
COVID-19 tersebut (Yustanti, Rahmawati, & Yamasari, 2020). Kondisi ini juga menjadi
masalah tersendiri bagi para pelaku usaha di sektor apapun, khususnya industri kecil dan
menengah yang bergerak dalam bidang kerajinan yang berdampak sangat krusial hingga
250 | Page
Astuti and Munir/ JOURNAL OF MANAGEMENT Small and Medium Entreprises (SME’s), Vol 15, No. 2, July 2022, p249-269
banyak kegiatan usaha yang berhenti total karena tidak menemukan solusi yang optimal
dari masalah ini. Hasil survei yang pernah dilakukan 96% pelaku usaha mengaku sangat
berdampak negatif COVID-19 terhadap kelangsungan usahanya, 75% diantaranya
mengalami penurunan penjualan yang signifikan,51% pelaku usaha masih khawatir
dengan keberlangsungan usahanya, 67% pelaku usaha juga kebingungan dalam
memperoleh dana talangan untuk melanjutkan usahanya atas dasar ketidakpastian dan
mayoritas pelaku usaha masih belum menemukan strategi dalam membuat kebijakan
untuk menangani krisis dan musibah ini (Widhajati & Wulandari, 2021). Sehingga,
pilihan bagi pelaku usaha adalah dengan tetap fokus dan berfikir untuk bertahan dengan
menggunakan rencana penanganan dalam mempertahankan kelangsungan hidup
usahanya salah satunya adalah fokus pada pasar, fokus pada aspek lingkungan usaha dan
memperjelas kebijakan kinerja pada aspek pemasaran (Sari & Farida, 2020).
Keberhasilan yag ditunjukkan oleh pelaku usaha bisa dicerminkan melalui
kegiatan kinerja pemasaran yang optimal, karena kinerja pemasaran merupakan indikator
penentu dari proses kinerja perusahaan secara umum untuk mencapai tujuan
perkembangan usaha yang diraih dalam fase waktu tertentu (Jatmiko, 2016). Kinerja
pemasaran merupakan alat ukur sebuah prestasi yang diperoleh dari aktivitas kegiatan
pemasaran secara utuh dan menyeluruh dari sebuah elemen organisasi usaha. Situasi ini
yang disebut sebuah kemampuan pelaku usaha dalam proses mengikuti harapan
konsumen agar mampu menunjukkan eksistensi dan perkembangan usaha melalui konsep
orientasi pasar, orientasi kewirausahaan guna mempertahankan keunggulan bersaing
yang relevan (Jaya et al., 2021).
Strategi orientasi pasar menjadikan bagian dari sendi aspek pemasaran yang
penting dalam menunjang operasional sebuah kegiatan usaha (Anjaningrum & Sidi,
2018). Korelasi antara orientasi pasar terhadap kinerja pemasaran telah banyak dibuktikan
oleh beberapa penelitian yang dilakukan oleh (Kencana & Giantari, 2021) yang
berpendapat bahwa orientasi pasar secara signifikan mempengaruhi kinerja pelaku usaha
dalam hal pemasaran. Temuan penelitian ini diperkuat oleh pendapat (Sulaeman, 2018)
yang menyatakan bahwa orientasipasar memliki indikasi pengaruh yang positif terhadap
kinerja pelaku UKM. Akan tetapi, ada gap penelitian dari (Wulaningtyas & Widiartanto,
2018) yang menyatakan bahwa orientasi pasar tidak memberikan efek dan dampak secara
nyata terhadap kinerja usaha.
251 | Page
Astuti and Munir/ JOURNAL OF MANAGEMENT Small and Medium Entreprises (SME’s), Vol 15, No. 2, July 2022, p249-269
252 | Page
Astuti and Munir/ JOURNAL OF MANAGEMENT Small and Medium Entreprises (SME’s), Vol 15, No. 2, July 2022, p249-269
mengalami fluktuasi berdasarkan data industri kecil dan kerajinan rumah tangga yang
diperoleh dapat dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 1
Data Fluktuasi Penjualan Produk Kerajinan
253 | Page
Astuti and Munir/ JOURNAL OF MANAGEMENT Small and Medium Entreprises (SME’s), Vol 15, No. 2, July 2022, p249-269
serta kepuasan konsumen dengan tetap membangun kualifikasi dan bentuk diversifikasi
produk dari kayu yang layak edar. Strategi lainnya yang juga sudah dilakukan adalah
orientasi kewirausahaan seperti mengikuti pameran dan mencoba memasarkan produk-
produk kerajinan kayu secara online, namun hasil tersebut belum nampak secara
maksimal. Para pelaku usaha juga berani mengambil resiko dengan melakukan beberapa
strategi ekspansi pasar ke luar daerah di Jawa Timur untuk menambah pangsa pasar
meskipun biaya pengiriman juga akan mengalami peningkatan yang akan mengakibatkan
melonjakknya biaya tambahan dalam usaha meningkatkan kinerja pemasarannya, namun
secara keseluruhan omset penjualan masih mengalami penurunan, sehingga hal inilah
yang mengharuskan kinerja pemasaran para pelaku usaha industri kerajinan rumah
tangga ini perlu mendapatkan perhatian kembali untuk dipelajari dan dikembangkan.
Hasil penelitian dari Sari & Farida (2020) memberikan pendapatnya bahwa orientasi pasar
berpengaruh dala meningkatkan kinerja pemasaran yang lebih baik. Hasil penelitian
lainnya Bicen & Hunt (2012) menyebutkan bahwa orientasi kewirausahaan dapat
memberikan kontribusi kepada kegiatan usaha dalam memasarkan produknya menuju
kinerja para pelaku usaha khususnya strategi pemasaran.
Berdasarkan uraian permasalahan yang telah disampaikan di atas, maka dapat
dirumuskan beberapa permasalahan: 1) apakah orientasi pasar berpengaruh terhadap
kinerja pemasaran para pelaku usaha industri kerajinan rumah tangga?. 2) apakah
orientasi kewirausahaan berpengaruh terhadap kinerja pemasaran para pelaku usaha
industri kerajinan rumah tangga?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikasi
pengaruh antara orientasi pasar dan orientasi kewirausahaan terhadap kinerja pemasaran
para pelaku usaha khususnya di masa recovery pandemi COVID-19 yang hingga saat ini
masih menjadi permasalahan yang komplek bagi para masyarakat secara umumnya.
254 | Page
Astuti and Munir/ JOURNAL OF MANAGEMENT Small and Medium Entreprises (SME’s), Vol 15, No. 2, July 2022, p249-269
kajian teorinya bahwa orientasi pasar yang dilakukan pelaku usaha didefinisikan sebagai
langkah organisasi yang mampu mengidentifikasi masalah di pasar, mampu melihat
keinginan konsumen, mampu mempelajari pesaing, dan kemampuan menginformasikan
pasar kepada lini fungsi untuk direspon secara cepat dengan berbagai perhitungan untuk
menentukan kebijakan dan arah usaha yang menguntungkan. Crick (2021) menyatakan
orientasi pasar sebagai berikut: “Market Orientation reflects the organization’s philosophy to
identify and meet the needs and requirements of customers by being adaptive in responding to market
conditions”. Artinya orientasi pasar mencerminkan filosofi suatu organisasi untuk
mengindentifikasi dan memenuhi keinginan konsumen dengan menjadi lebih adaptif
dalam menanggapi kondisi pasar. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
orientasi pasar merupakan suatu proses dalam memperoleh, menyebarkan, dan
menerapkan informasi untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan mengetahui perilaku
pesaing.
Menurut Sondra & Widjaja (2021) menjelaskan bahwa terdapat tiga indikator yang
mempengaruhi orientasi pasar yaitu orientasi pelanggan, orientasi pesaing dan koordinasi
antar fungsi:
1. Orientasi pelanggan
Orientasi pelanggan adalah kemampuan perusahaan untuk memahami para
pelanggannya. Orientasi pelanggan merupakan pemahaman yang cukup terhadap para
pembeli, sasaran dari pembeli adalah mampu menciptakan penampilan yang lebih
superior bagi perusahaan.
2. Orientasi pesaing
Orientasi pesaing berarti bahwa perusahaan memahami kekuatan jangka pendek,
kelemahan, kemampuan jangka panjang dan strategi dari para pesaing potensialnya.
Orientasi terhadap kompetitor adalah pengetahuan yang dimiliki perusahaan tentang
kekuatan dan kelemahan baik jangka pendek maupun jangka panjang dari kompetitor
saat ini maupun kompetitor potensialnya.
3. Koordinasi antar fungsi
Koordinasi antar fungsi merupakan kegunaan dari sumber daya perusahaan yang
terkoordinasi dalam menciptakan nilai unggul bagi pelanggan yang ditargetkan.
Koordinasi antar fungsi menunjuk pada aspek khusus dari struktur organisasi yang
mempermudah komunikasi antar fungsi organisasi yang berbeda.
255 | Page
Astuti and Munir/ JOURNAL OF MANAGEMENT Small and Medium Entreprises (SME’s), Vol 15, No. 2, July 2022, p249-269
Orientasi Kewirausahaan
Pengertian orientasi kewirausahaan berbeda dengan pengertian kewirausahaan
secara umum. Menurut Hartato & Handoyo (2021) dalam usahanya untuk
mengklarifikasi kebingungan dalam istilah, memberikan perbedaan yang jelas antara
orientasi kewirausahaan (entrepreneurial orientation) dengan kewirausahaan
(entrepreneurship). Kewirausahaan didefinisikan sebagai new entry yang dapat dilakukan
dengan memasuki pasar yang tetap ataupun pasar yang baru dengan produk atau jasa yang
telah ada ataupun yang baru dan juga yang sedang meluncurkan perusahaan baru (Silalahi
& Simanjuntak, 2021). Jadi kewirausahaan dapat dianggap sebagai produk dari orientasi
kewirausahaan. Sebuah bisnis dapat mencapai potensi penuh orientasi pasarnya ketika hal
tersebut disebabkan oleh adanya kecenderungan sifat orientasi kewirausahaan yang tepat
dan sesuai dengan desain dan struktur organisasi (Sonita & Helmi, 2020). Aristiyo &
Murwatiningsih (2017) mengemukakan bahwa orientasi kewirausahaaan memegang
peranan penting dalam meningkatkan kinerja usaha. Sedangkan Nanang & Viana (2020)
menekankan bahwa orientasi kewirausahaan pada metode maupun pengambilan
keputusan meliputi inovasi, proaktif dan keberanian dalam pengambilan risiko.
Merujuk pada konsep dari Zaini & Handoyo (2021) merumuskan beberapa perilaku
yang menggambarkan orientasi kewirausahaan antara lain :
1. Innovativeness (inovatif)
Didefinisikan sebagai perilaku perusahaan yang selalu ingin mengembangkan hasil
produknya, begitupun kapabilitas operasional dan teknologi yang dimiliki perusahaan.
2. Risk-taking (berani mengambil risiko)
Sikap berani mengambil risiko digambarkan sebagai perilaku yang berani dan agresif
dalam mengejar peluang dan berani memilih proyek berisiko tinggi dengan peluang
keberhasilan yang tinggi pula dibandingkan memilih proyek dengan risiko yang lebih
rendah dan lebih mudah diprediksi hasilnya.
3. Proactiveness (proaktif)
Proaktif diartikan sebagai sikap perusahaan yang selalu memanfaatkan kesempatan
untuk menciptakan pasar yang lebih kompetitif dengan mempengaruhi tren,
menciptakan permintaan pasar dan menjadi penggerak pertama di pasar yang lebih
kompetitif.
256 | Page
Astuti and Munir/ JOURNAL OF MANAGEMENT Small and Medium Entreprises (SME’s), Vol 15, No. 2, July 2022, p249-269
Kinerja Pemasaran
Gradistya & Farida (2016) menyatakan kinerja pemasaran merupakan konsep untuk
mengukur prestasi pasar suatu produk, dimana setiap perusahaan berusaha untuk
mengetahui prestasi pasar dari produk-produknya sebagai cermin dari keberhasilannya di
dunia bisnis. Sedangkan menurut Hurriyati (2010) kinerja pemasaran didefinisikan
sebagai usaha pengukuran tingkat dihasilkan dengan keseluruhan kinerja yang diharapkan
dari porsi pasar, peningkatan keuntungan porsi pasar, rata-rata pertumbuhan penjualan
dan keuntungan bersih. Kotler & Keller (2016) menjelaskan bahwa kinerja pemasaran
dapat diraih apabila perusahaan mampu meningkatkan produk dan memperluas pangsa
pasar, serta mempertahankan mutu produk untuk meningkatkan kualitas dan
profitabilitas jangka panjang. Kinerja perusahaan dapat dikatakan berhasil apabila
perusahaan bukan hanya mengenalkan produk, akan tetapi juga berfokus kepada
pelanggan yang mampu menarik pelanggan dan mengungguli pesaing dengan memenuhi
dan memuaskan kebutuhan pelanggan secara baik, hal ini merupakan salah satu
efektivitas pemasaran yang bertujuan mempertahankan pelanggan (Musfar, 2020).
Sementara itu, menurut Bakhri & Futiah (2020) menyatakan bahwa kinerja pemasaran
merupakan faktor yang seringkali digunakan untuk mengukur dampak dari strategi yang
digunakan perusahaan. Perusahaan selalu diarahkan untuk memiliki strategi yang baik
guna menunjang peningkatan kinerja pemasaran berkaitan dengan volume penjualan,
porsi pasar (market share), dan tingkat pertumbuhan penjualan.
Silalahi & Simanjuntak (2021) menjelaskan bahwa terdapat tiga indikator yang
mempengaruhi kinerja pemasaran yaitu pertumbuhan penjualan, pertumbuhan
pelanggan, dan pertumbuhan laba.
1. Pertumbuhan penjualan
Pertumbuhan penjualan adalah suatu peningkatan yang terjadi akibat banyaknya
pembelian oleh konsumen pada suatu produk yang dihasilkan pada suatu perusahaan.
Pertumbuhan penjualan menunjukkan seberapa besar kenaikan penjualan produk yang
sama dibandingkan periode waktu tertentu.
2. Pertumbuhan pelanggan
Pertumbuhan pelanggan adalah peningkatan jumlah pembelian konsumen yang sudah
diketahui tingkat konsumsi rata-rata dan volume penjualan. Upaya dalam
meningkatkan pertumbuhan pelanggan diantaranya mengadakan promosi maupun
penambahan jumlah outlet tempat usaha.
257 | Page
Astuti and Munir/ JOURNAL OF MANAGEMENT Small and Medium Entreprises (SME’s), Vol 15, No. 2, July 2022, p249-269
3. Pertumbuhan laba
Pertumbuhan laba adalah besarnya kenaikan keuntungan penjualan produk yang
berhasil di dapatkan oleh perusahaan. Pertumbuhan laba ditentukan oleh pertumbuhan
penjualan dan perluasan pasar yang dilakukan oleh suatu perusahaan dengan kinerja
pemasaran yang semakin baik.
Kerangka Pemikiran
Kinerja pemasaran para pelaku usaha yang bergerak di bidang industri kerajinan
rumah tangga mengindikasikan dipengaruhi oleh orientasi pasar yang diukur dengan
orientasi pelanggan, orientasi pesaing, kinerja antar fungsi. Sedangkan orientasi
kewirausahaan yang dijalankan pelaku usaha diproksikan dengan indikator inovatif,
keberanian mengambil resiko dan proaktif. Dalam penelitian ini kerangka konsep
dikembangkan dengan tujuan untuk memudahkan peneliti dalam mengambil fokus
penelitian sebagai berikut :
H1
Orientasi Pasar (X1)
Orientasi
H2
Kewirausahaan (X1)
H3
Keterangan :
: Pengaruh Secara Parsial
: Pengaruh Secara Simultan
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
Hipotesis
Orientasi Pasar Berpengaruh Terhadap Kinerja Pemasaran
Orientasi pasar memiliki dampak yang kuat terhadap kinerja, literatur yang ada
tentang orientasi pasar menunjukkan bahwa tampaknya ada korelasi positif dan sangat
signifikan antara orientasi pasar dan kinerja perusahaan (Hubertus, 2016). Orientasi pasar
memiliki efek langsung terhadap kinerja perusahaan bukan hanya pada hasil pemasaran,
258 | Page
Astuti and Munir/ JOURNAL OF MANAGEMENT Small and Medium Entreprises (SME’s), Vol 15, No. 2, July 2022, p249-269
tetapi orientasi pasar telah menjadi unsur penting yang telah menjembatani penelitian
antara pemasaran dan manajemen (Syafruddin et al., 2020).
Orientasi pasar sangat penting untuk meningkatkan kinerja perusahaan karena
orientasi pasar melakukan pemahaman terhadap konsumen, mengetahui strategi yang
dilakukan pesaing, dan melakukan koordinasi antar fungsi dalam perusahaan (Aristiyo &
Murwatiningsih, 2017). Hal ini didukung oleh Zaini & Handoyo (2021) yang menyatakan
bahwa orientasi pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran.
Penelitian lain yang mendukung adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Syafruddin
et. al. (2020) yang berpendapat bahwa orientasi pasar berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja pemasaran yang artimya variabel orientasi pasar mampu meningkatkan
kinerja pemasaran. Berdasarkan kajian gap research di atas, maka dapat dikembangkan
hiptosis sebagai berikut :
Ho : Orientasi pasar tidak berpengaruh secara parsial terhadap kinerja pemasaran
H1 : Orientasi pasar berpengaruh secara parsial terhadap kinerja pemasaran
259 | Page
Astuti and Munir/ JOURNAL OF MANAGEMENT Small and Medium Entreprises (SME’s), Vol 15, No. 2, July 2022, p249-269
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian yang digunakan untuk menjelaskan variabel orientasi pasar
dan orientasi kewirausahaan terhadap kinerja pemasaran menggunakan pendekatan jenis
penelitian kuantitatif (Wiratna, 2014). Penelitian kuantitatif merupakan jenis pendekatan
identifikasi masalah sosial dengan menggunakan dasar variabel-variabel sebagai alat ukur
dengan menganalisis angka-angka mengunakan statistik sebagai prediktif kebenaran
sebuah hipotesis (Sugiyono, 2018). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pelaku
usaha industri kerajinan rumah tangga yang bergerak dibidang diversifikasi produk kayu.
Jumlah sampel yang didapat dari jumlah populasi di sebanyak adalah 45 orang. Teknik
sampling yang digunakan oleh penulis adalah non probability sampling, menggunakan
metode sampling jenuh (Ferdinand, 2014). Pengumpulan data ini menggunakan kuisioner
dengan skala likert sebagai instrumen penilaian pada masing-masing item pernyataan
yang disebar kepada responden. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah uji validitas dan reliabilitas instrumen, uji regresi linear berganda dan uji hipotesis
penelitian.
Tabel 2
Hasil Valiiditas Antar Variabel
Nilai
Item-Item R hitung Probabilitas Keputusan
Signifikan
Item 1 – total X1 0.456 0,000
Item 2 – total X1 0.445 0,000 Seluruh item
Item 3 – total X1 0.412 0,000 Dibawah indikator variabel
Item 4 – total X1 0.452 0,000 0,05 orientasi pasar
Item 5 – total X1 0.532 0,000 dinyatakan Valid
Item 6 – total X1 0.401 0,000
260 | Page
Astuti and Munir/ JOURNAL OF MANAGEMENT Small and Medium Entreprises (SME’s), Vol 15, No. 2, July 2022, p249-269
Berdasarkan hasil analisis uji validitas di atas dapat dijelaskan bahwa secara
keseluruhan terdapat 20 item pernyataan angket masing-masing yang terdiri dari 6
kuisinoer untuk variabel orientasi pasar, 6 item pernyataan untuk variabel orientasi
kewirausahaan dan 8 item pernyataan untuk variabel kinerja pemasaran. Secara
keseluruhan disimpulkan bahwa nilai signifikan item kuisioner antar variabel diperoleh
nilai dibawah ketentuan sebesar α 0,05. Hal ini berarti seluruh item pernyataan kuisioner
yang disebarkan kepada para responden dalam hal ini dapat dikatakan valid.
Tabel 3
Uji Reliabilitas Antar Variabel
Cronbach's
Variabel Ketentuan Keterangan
Alpha
Orientasi Pasar (X1) 0,781 Reliabel
Orientasi
0,743 Diatas 0,60 Reliabel
Kewirausahaan (X2)
Kinerja Pemasaran (Y) 0,834 Reliabel
Sumber : Analisis Data, 2022.
261 | Page
Astuti and Munir/ JOURNAL OF MANAGEMENT Small and Medium Entreprises (SME’s), Vol 15, No. 2, July 2022, p249-269
Atas dasar hasil pegujian di atas, dapat dijelaskan bahwa hasil uji reliabilitas setiap
item variabel bebas yang meliputi Orientasi Pasar dan Orientasi Kewirausahaan serta
variabel terikat yaitu kinerja pemasaran mempunyai nilai lebih dari nilai standar
ketentuan sebesar 0,60. Hal ini dapat diartikan bahwa data hasil angket memiliki tingkat
reliabilitas yang baik, atau dengan kata lain data hasil angket tersebut dapat dipercaya.
Tabel 4
Hasil Analisis Regresi
Unstandardized Standardized
Variabel Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
Orientasi Pasar .774 .064 .693 12.029 .000
Orientasi
.235 .045 .301 5.227 .000
Kewirausahaan
Nilai R = 0,863
Nilai R2 = 0,745
Fhitung = 135,966
Signifikan F = 0,000
Konstanta = 7,161
Sumber : Analisis Data, 2022.
Berdasarkan hasil perhitungan yang tersaji pada tabel 4 dapat diperoleh persamaan
regresi sebagai berikut :
262 | Page
Astuti and Munir/ JOURNAL OF MANAGEMENT Small and Medium Entreprises (SME’s), Vol 15, No. 2, July 2022, p249-269
Koefisien Determinan
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan
variabel independen dengan variabel dependen secara parsial. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat
terbatas. Berikut hasil perhitungannya :
1. R = 0,863. Dapat diartikan bahwa koefisien korelasi antara variabel bebas dengan
variabel terikat mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan kinerja pemasaran
yang dilakukan para pelaku usaha.
2. Koefisien determinan atau R square diperoleh nilai sebesar 0,745 artinya besarnya
pengaruh orientasi pasar (X1), orientasi kewirausahaan (X2) terhadap kinerja
pemasaran sebesar 74,5% sedangkan sisanya berasal dari variabel dan indikator lain
yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
263 | Page
Astuti and Munir/ JOURNAL OF MANAGEMENT Small and Medium Entreprises (SME’s), Vol 15, No. 2, July 2022, p249-269
264 | Page
Astuti and Munir/ JOURNAL OF MANAGEMENT Small and Medium Entreprises (SME’s), Vol 15, No. 2, July 2022, p249-269
menjelaskan bahwa orientasi pasar sama sekali tidak memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja usaha.
265 | Page
Astuti and Munir/ JOURNAL OF MANAGEMENT Small and Medium Entreprises (SME’s), Vol 15, No. 2, July 2022, p249-269
266 | Page
Astuti and Munir/ JOURNAL OF MANAGEMENT Small and Medium Entreprises (SME’s), Vol 15, No. 2, July 2022, p249-269
dan signifikan terhadap kinerja pemasaran para pelaku usaha kerajinan rumah tangga di
masa recovery pandemi COVID-19. Atas dasar kesimpulan yang diuraiakan tersebut,
maka dapat dijelaskan saran yang dapat dilakukan secara praktis bahwa orientasi pasar
perlu ditingkatkan kembali dalam mengenali pelanggan, pesaing, dan mengoptimalkan
sumber daya yang dimiliki untuk mengdapatkan kinerja pemasaran yang lebih baik.
Orientasi kewirausahaan pada Industri kerajinan kayu di Wilayah Desa Boro
Kedungwaru Tulungagung sudah baik, namun perlu ditingkatkan terutama dalam
kebijakan pengembangan produk hasil kerajinan kayu dengan menambah beberapa
diversifikasi produk dan jenis inovasi baru yang sesuai dengan harapan para konsumen.
DAFTAR RUJUKAN
Anjaningrum, W. D., & Sidi, A. P. (2018). Pengaruh Orientasi Pasar, Inovasi Dan
Kreativitas Produk Terhadap Kinerja Industri Kreatif Untuk Mencapai Keunggulan
Bersaing. Jurnal Ilmiah Bisnis Dan Ekonomi Asia, 12(2).
https://doi.org/10.32812/jibeka.v12i2.22
Apriliani O. D, R. A. E. P. (2018). Pengaruh Orientasi Pasar, Inovasi Dan Orientasi
Kewirausahaan Terhadap Kinerja Pemasaran (Studi Empiris di UMKM Batako
Kecamatan Kepil Kabupaten Wonosobo). Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Kepada
Masyarakat UNSIQ, 5(1). https://doi.org/10.32699/ppkm.v5i1.450
Arbawa, D. L., & Wardoyo, P. (2018). Keunggulan Bersaing : Berpengaruh Terhadap
Kinerja Pemasaran (Studi Pada UMKM Makanan Dan Minuman Di Kabupaten
Kendal). Jurnal Riset Ekonomi Dan Bisnis, 11(1).
https://doi.org/10.26623/jreb.v11i1.1077
Aristiyo, R., & Murwatiningsih. (2017). Meningkatkan Kinerja Pemasaran Melalui
Keunggulan Bersaing Dengan Orientasi Kewirausahaan, Orientasi Pasar, Dan
Kemitraan. Management Analysis Journal, 6 (1)(1).
Bakhri, S., & Futiah, V. (2020). Pendampingan dan Pengembangan Manajemen
Pemasaran Produk UMKM Melalui Teknologi Digital Di Masa Pandemi Covid-19.
Jurnal Loyalitas Sosial: Journal of Community Service in Humanities and Social Sciences,
2(2). https://doi.org/10.32493/jls.v2i2.p59-70
Bicen, P., & Hunt, S. D. (2012). Alliance market orientation, new product development,
and resource advantage theory. Journal of Business and Industrial Marketing, 27(7).
https://doi.org/10.1108/08858621211257365
Crick, J. M. (2021). The dimensionality of the market orientation construct. Journal of
Strategic Marketing, 29(4). https://doi.org/10.1080/0965254X.2019.1677747
Eni Widhajati, & Efriza Pahlevi Wulandari. (2021). Strategi Pemulihan Ekonomi melalui
Sinergi Pemasaran Digital “LapakUMKM.Com.” JANITA : Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 1(2). https://doi.org/10.36563/pengabdian.v1i2.350
Ferdinand, A. (2014). Metode Penelitian Manajemen Pedoman Penelitian untuk Penulisan
Skripsi Tesis dan disertai Ilmu Manajemen. Semarang: Universitas Diponegoro.
Firli Musfar, T. (2020). Buku Ajar Manajemen Pemasaran : Bauran Pemasaran sebagai
Materi Pokok dalam Manajemen Pemasaran. In Media Sains Indonesia.
Ghozali, I. (2013). Ghozali, Imam (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program
IBM SPSS 21Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
267 | Page
Astuti and Munir/ JOURNAL OF MANAGEMENT Small and Medium Entreprises (SME’s), Vol 15, No. 2, July 2022, p249-269
Gradistya, G. O., & Farida, N. (2016). Pengaruh Orientasi Pasar dan Orientasi
Kewirausahaan terhadap Kinerja Pemasaran melalui Inovasi. Jurnal Ilmu Administrasi
Bisnis, 5(3).
Hartato, F., & Handoyo, S. E. (2021). Pengaruh Orientasi Kewirausahaan, Orientasi
Pasar, Dan Strategi Bisnis Terhadap Kinerja Bisnis Kuliner. Jurnal Manajerial Dan
Kewirausahaan, 3(4). https://doi.org/10.24912/jmk.v3i4.13471
Hubertus, O. (2016). Penerapan Manajemen Strategi Dalam Mewujudkan Kinerja
Organisasi Sektor Publik. Societas: Ilmu Administrasi Dan Sosial, 5(1).
Hurriyati, R. (2010). Bauran Pemasaran Dan Loyalitas Pelanggan. In Pendidikan
Manajemen Bisnis.
Ibrahim, A. M. (2020). Dampak Covid-19 terhadap Perekonomian dan Kebijakan
Pemerintah Indonesia. Sukabumiupdate.Com.
Jatmiko, U. (2018). Pengaruh Lingkungan Bisnis Dan Orientasi Kewirausahaan
Terhadap Peningkatan Kinerja Pelaku UKM Pada Tahap Start-Up Di Desa Paron
Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, 1(3),
235–246. https://ejournal.uniska-
kediri.ac.id/index.php/ManajemenKewirausahaan/article/view/247/188
Jatmiko, U. (2020). Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Kearifan Lokal Sebelum dan
Sesudah Pengalokasian Dana Desa. JMK (Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan),
5(2). https://doi.org/10.32503/jmk.v5i2.1007
Jatmiko, U. (2018). Analisisis Reaksi Pelaku UMKM Tahap Start Up Dalam
Membandingkan MOdal Kerja dan Pendapatan Usaha Sebelum dan Sesudah
Adanya Inovasi Produk MAMIN di Wilayah Kediri dan Tulungagung.
http://ejournal.itbwigalumajang.ac.id/index.php/adv/article/view/359/222
Jaya, A. S., Purwohedi, U., & Armeliza, D. (2021). Pengaruh TQM terhadap Kinerja
UMKM Melalui Orientasi Pasar sebagai Variabel Intervening. Akuntansi, Perpajakan
Dan Auditing, 2(2).
Kencana, P. A. P., & Giantari, I. G. A. K. (2021). Pengaruh Orientasi Pasar Dan Inovasi
Terhadap Keunggulan Bersaing Dan Kinerja Pemasaran. Buletin Studi Ekonomi.
https://doi.org/10.24843/bse.2021.v26.i02.p03
Kotler, Philip & Amstrong, G. (2016). Principles of marketing (11 ed.). In New York:
Pearson International.
Kotler & Keller. (2016). Kotler & Keller - Marketing Management. In Boletin cultural e
informativo - Consejo General de Colegios Medicos de España (Vol. 22).
Kunutsor, S. K., & Laukkanen, J. A. (2021). Markers of liver injury and clinical outcomes
in COVID-19 patients: A systematic review and meta-analysis. In Journal of Infection
(Vol. 82, Issue 1). https://doi.org/10.1016/j.jinf.2020.05.045
Nanang, A, & Viana, E. O. (2020). Strategi Bertahan Perusahaan di masa Pandemi Covid-
19. Seminar Nasional Penalaran Dan Penelitian Nusantara, 1(1).
Ngo, Q. H. (2021). The impact of market orientation on small businesses’ performance in
vietnam: The mediating effects of the management accounting system. Entrepreneurial
Business and Economics Review, 9(3). https://doi.org/10.15678/EBER.2021.090304
Nyoko, A. E., & Fanggidae, R. P. (2021). The Potentıal And Opportunıtıes Of Tourısm
Entrepreneurshıp In Labuan Bajo. Psychology And Education, 58(5), 1553-6939.
Pemerintah Republik Indonesia. (1995). Undang Undang Nomor 9 Tahun 1995. UU No 9
Tahun 1995 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi, 1.
Rahayu, E., Alfarizi, M. F., Irawati, I., Abdilah, R., & Sulistyani, T. (2021). Kiat
Mempertahankan Usaha Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Bersama Para
UMKM Di Meruyung Kota Depok. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Mengabdi (JIMAWAbdi),
268 | Page
Astuti and Munir/ JOURNAL OF MANAGEMENT Small and Medium Entreprises (SME’s), Vol 15, No. 2, July 2022, p249-269
1(1). https://doi.org/10.32493/jmab.v1i1.10384
Rahmadiane, G. D., Kamal, B., Fauzi, A. Z., & Noermansyah, A. L. (2020).
Pengembangan Bisnis Startup Untuk Meminimalisir Kegagalan Dalam Berbisnis.
Jurnal Vokasi - Politeknik Negeri Lhokseumawe, 4(2).
https://doi.org/10.30811/vokasi.v4i2.1893
Santoso, S. (2019). Statistik Parametrik. Statmat : Jurnal Statistika Dan Matematika, May.
Sari, F. A. P. W., & Farida, N. (2020). Pengaruh Orientasi Pasar dan Orientasi
Kewirausahaan Terhadap Kinerja Pemasaran Melalui Inovasi Produk Sebagai
Variabel Intervening. Jurnal Administrasi Bisnis, 10(10).
Silalahi, R. J. G., & Simanjuntak, M. (2021). Peningkatan Kinerja Pemasaran UMKM
Pariwisata melalui Orientasi Pasar dan Strategi Competitive Advantage bagi
Pemulihan Sektor Pariwisata di Kabupaten Toba Indonesia. Prosiding Seminar
Nasional Ekonomi Dan Bisnis, 1. https://doi.org/10.33479/sneb.v1i.128
Sondra, T. C., & Widjaja, O. H. (2021). Pengaruh Orientasi Pasar, Orientasi
Kewirausahaan Dan Inovasi Terhadap Kinerja Usaha UKM Bidang Konveksi Di
Jakarta Barat. Jurnal Manajerial Dan Kewirausahaan, 3(2).
https://doi.org/10.24912/jmk.v3i2.11897
Sonita, E., & Helmi, H. (2020). Integritas Pendidikan Kewirausahaan dalam Mewujudkan
Muslim Entrepreneurship (Studi Kasus Mahasiswa FEBI IAIN Bukittinggi). JUSIE
(Jurnal Sosial Dan Ilmu Ekonomi), 5(01). https://doi.org/10.36665/jusie.v5i01.237
Sugiyono. (2018). Metode Peneiltian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. In Alfabeta
Bandung.
Sulaeman, M. (2018). Pengaruh Orientasi Kewirausahaan, Orientasi Pasar, Dan Inovasi
Produk Terhadap Kinerja Pemasaran (Studi Pada Industri Tahu Di Sentra Industri
Tahu Kota Banjar). Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis Dan Inovasi, 2(1).
https://doi.org/10.25139/jai.v2i1.909
Suryati, L. (2019). Manajemen Pemasaran Suatu Strategi dalam Meningkatkan Loyalitas
Pelanggan. In Hakikat Pemasaran.
Syafruddin, Asdar, M., Parawansa, D. A., & Nohong, M. (2020). Pengaruh Orientasi
Pasar dan Orientasi Teknologi Terhadap Kinerja Usaha UKM. Equilibrium Journal,
2(1).
Wiratna, S. (2014). Metodologi penelitian Lengkap, Praktis dan Mudah Dipahami.
Pt.Pustaka Baru, 1(Metodologi Penelitian).
Wulaningtyas, A., & Widiartanto. (2018). Pengaruh Orientasi Kewirausahaan, Orientasi
Pasar Dan Keunggulan Bersaing Terhadap Kinerja Industri Kecil Dan Menengah
(Studi Pada Ikm Furniture Di Kota Semarang). Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 7(2).
Yustanti, W., Rahmawati, N., & Yamasari, Y. (2020). Klastering Wilayah
Kota/Kabupaten Berdasarkan Data Persebaran Covid-19 Di Propinsi Jawa Timur
dengan Metode K-Means. JIEET (Journal of Information Engineering and Educational
Technology), 4(1).
Zaini, A. C., & Handoyo, S. E. (2021). Pengaruh Orientasi Pasar, Orientasi Dan
Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Kinerja Usaha. Jurnal Manajerial Dan
Kewirausahaan, 3(1). https://doi.org/10.24912/jmk.v3i1.11289
269 | Page