1605-Article Text-2448-1-10-20230529
1605-Article Text-2448-1-10-20230529
1605-Article Text-2448-1-10-20230529
Abstract
This study aims to discuss the concept of human identity
according to Arthur Schopenhauer's view. The method used is a
qualitative type with a literature study. The results and
discussion of this research is that identity is a manifestation of
one's life that can appear from childhood and is influenced by
factors such as environmental factors and social factors.
According to Arthur Schopenhauer, human identity is the result
of self-reflection and helps humans recognize the meaning of life
in the midst of development. This identity is not static but
dynamic. Where this self-meaning involves self-understanding
from time to time. This study concludes that the concept of
human identity according to Arthur Schopenhauer must
suppress ego ambitions and individual interests. Humans who
obey the ego actually makes his life suffer. An uncontrolled
human ego can also harm other people. Schopenhauer's concept
of human identity is explained in a unified whole and balanced
from a human being which includes three important aspects
personality, self-identity and uniqueness.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan membahas konsep jati diri manusia
menurut pandangan Arthur Schopenhauer. Metode yang
digunakan adalah jenis kualitatif dengan studi pustaka Hasil
dan pembahasan dari penelitian ini adalah jati diri adalah
manifestasi dari hidup seseorang yang dapat muncul sejak kecil
dan dipengaruhi oleh faktor seperti faktor lingkungan dan faktor
sosial. Menurut Arthur Schopenhauer jati diri manusia sebagai
hasil dari refleksi diri dan membantu manusia dalam mengenali
makna hidup di tengah perkembangan. Jati diri ini bukan statis
tapi dinamis. Dimana makna diri ini melibatkan pemahaman
diri dari waktu ke waktu. Penelitian ini menyimpulkan bahwa
Pendahuluan
Indonesia sebagai negara dengan keragaman yang beragam dari
Sabang hingga Merauke. Kebudayaan Indonesia sebagai keragaman yang
sangat kaya meliputi suku, ras, agama, bahasa, budaya, adat dan
sebagainya. Keragaman yang budaya ini tentunya tidak terlepas dari
konflik dan memicu perselisihan secara internal. Dalam masyarakat
multikultur, misalnya sifat egoisme tidak jarang hal tersebut dapat
mengganggu integritas Indonesia. Di tengah arus globalisasi saat ini,
sebaiknya bangsa Indonesia harus berhati-hati dengan situasi keterbukaan
yang meningkatkan sensitivitas dan ketegangan. Bangsa Indonesia
membutuhkan konsepsi yang filosof mengenai hakikat jati diri manusia
yang sesuai kemajemukan saat ini. Konsepsi manusia semakin mendesak
karena adanya dua alasan yang mendasar, alasan pertama, bersifat
konseptual dimana kesadaran bangsa plural serta multikultur ini tidak bisa
diraih secara instan, yang harus ditanamkan dari kesadaran masing-masing
individu. Kesatuan bangsa terjadi dari jalinan individu. Gagasan negara
ideal menurut Abu Nashr Al-Farabi (872-950) pada Ara Ahl al-Madînah aal-
Fadhilah tentang opini penduduk ideal, moralitas negara ditentukan dari
moralitas warganya. Perwujudan negara ideal Al-Farabi dicapai apabila
individu warganya ideal. Dengan demikian, moralitas daro suatu negara
ditentukan dari moralitas individu warganya (Al-Jabiri,2006).
Beberapa penelitian yang dilakukan terdahulu membahas mengenai
konsep jati diri manusia dari berbagai pandangan. Di antaranya adalah
Skripsi yang ditulis Agustji (1986) “Schopenhauer: Dunia sebagai Ide dan
Kehendak” yang diterbitkan oleh Universitas Gadjah Mada. Skripsi
bertujuan untuk mengeksplorasi konsep jati diri manusia Arthur
Schopenhauer dengan menggunakan metode library research. Hasil dan
pembahasan penelitian ini adalah tentang deskripsi umum filsafat dari
Arthur Schopenhauer, terdapat kesamaan dalam objek material penelitian
yaitu Schopenhauer dan perbedaan terletak pada penggunaan objek formal
Copyright © 2023 The Authors. Published by Gunung Djati Conference Series
This is an open access article distributed under the CC BY 4.0 license -
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/
854
Gunung Djati Conference Series, Volume 19 (2022)
CISS 4th: Islamic Studies Across Different Perspective:
Trends, Challenges and Innovation
ISSN: 2774-6585
Website: https://conferences.uinsgd.ac.id/gdcs
dicampuri dengan kesadaran pribadi. Kata jati diri dalam penelitian ini
mengikuti konsepsi Hardono Hadi yaitu jati diri mencakup tiga aspek:
kepribadian, individua atau keunikan, dan identitas diri (Hadi, 1996). Tesis
utama pada sistem filsafat Schopenhauer adalah The World as Will and
Representation, atau dunia sebagai kehendak dan representasi. Tesis
tersebut merupakan kelanjutan dan pengembangan buku yang ditulis
sebelumnya, On the Fourfold Root of the Principle of Sufficient Reason
(Higgins, 2004). Dunia sebagai representasi atau gambaran bagi
Schopenhauer itu valid. Bagi Schopenhauer, semua isi dunia termasuk
manusia adalah representasi atau gambaran sejauh itu menjadi objek
“kesadaran” (Higgins, 2004). Lalu Schopenhauer mengatakan dasar dunia
representasi adalah kehendak, the inner reality is Will.
Berdasarkan paparan di atas, penelitian ini sebagai penyusunan
formulasi penelitian, yaitu rumusan masalah, pertanyaan serta tujuan
penelitian. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu terdapat konsep
jati diri manusia menurut pandangan Arthur Schopenhauer. Pertanyaan
utama penelitian ini apa yang dimaksud jati diri manusia, bagaimana
konsep jati diri manusia menurut pandangan Arthur Schopenhauer, dan
bagaimana relevansi jati diri manusia Arthur Schopenhauer dengan
kehidupan berbangsa. Adapun penelitian ini bertujuan untuk membahas
konsep jati diri manusia menurut pandangan Arthur Schopenhauer.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (library
research), jenis kualitatif deskriptif analisis kritis. Seluruh data yang
disajikan bersumber dari data-data kepustakaan berupa buku, artikel
jurnal, dan lain-lain. Data-data tersebut sepenuhnya berkaitan dengan tema
yang diangkat dalam penelitian ini: Materi primer, karya-karya utama
Schopenhauer yaitu: Schopenhauer, Arthur, 1969, The World as Will and
Representation Volume I, transleted from the German by E. F. J. Payne.,
Dover Publication, Inc., New York, Schopenhauer, Arthur, 1969, The World
as Will and Representation Volume II, transleted from the German by E. F.
J. Payne., Dover Publication, Inc., New York. Materi sekunder, berbagai
tulisan penunjang dalam pembahasan peneliti, antara lain: Imam
Wahyudin, Manusia Pesimis, Filsafat Manusia Arthur Schopenhauer.
Kesimpulan
Pemahaman jati diri manuia secara tidak langsung sebagai penentu
hidup manusia sebab jati diri ini mengandaikan suatu frame dasar manusia
dalam hidupnya. Huijabers memberi pandangan bahwa kesadaran
manusia tentang jati dirinya sebagai titik tolak dari pengertian tentang
keberadaannya. Menurut Arthur Schopenhauer jati diri sebagai hasil dari
refleksi diri. Rumusan jati diri ini membantu manusia dalam mengenali
makna hidup di tengah perkembangan. Jati diri ini bukan statis tapi
dinamis. Dimana makna diri ini melibatkan aktivitas pemahaman diri dari
waktu ke waktu. Individu selalu merenungkan diri hingga batas dari
pemenuhan hidupnya. Jati diri ini berbeda dari pribadi atau kepribadian.
Daftar Pustaka
Al-Jabri, Abid. 2006. Nahwu wa al-Turats. Beirut: Markaz Diraasat Wihdah
Arabiyyah.
Copleston, Frederick. 1994. A History of Philosophy Volume I. New York:
Image Book Doubleday.
Hadi, Hardono. 1994. Hakikat dan Muatan Filsafat Manusia. Yogyakarta:
Higgins dan Kathleen. 2004. “Arthur Schopenhauer”. dalam Routledge
History of Philosophy Volume VI: The Age of German Idealism.
London: Routledge.
Huijbers, Theo.1986. Manusia Merenungkan Makna Hidupnya. Yogyakarta:
Kanisius.
Mclean, George F. 2003. Hermenutics for a Global Age. Washington: The
Council for Research in Values and Philosophy.
Schopenhauer, Arthur. 1969. The world as Will and Representation Volume I.
Terj. E. F. J. Payne. New York: Dover Publication, Inc.
Tawfeq, Saed Mohammad. 1983. Metafisika al-fann Inda Schopenhauer.
Lebanon: Daarul Tanwir Lithibaah wa Nashr.
Wahyuddin, Imam. Konsep Jati Diri Manusia Arthur Schopenhauer:
Relevansinya dengan Kehidupan Berbangsa di Indonesia", 2013,
Weiji. 1988. Filsuf-Filsuf Besar tentang Manusia. Terj. K. Bertens. Jakarta:
PT. Gramedia.