0% found this document useful (0 votes)
41 views9 pages

Meningkatkan Pendidikan Karakter Dan Pemahaman Konsep Geografi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbantuan Google Form

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1/ 9

Indonesian Journal of Social Science Education (IJSSE)

http://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/ijsse
E-ISSN: 2655-6278 P-ISSN: 2655-6588

Meningkatkan Pendidikan Karakter dan Pemahaman Konsep


Geografi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD Berbantuan Google Form
Hutri Yani1
1
SMA Negeri 10 Rejang Lebong Kab. Rejang Lebong, Bengkulu, Indonesia
Jl. Lintas PJKA Kotapadang
Email :1hutriyani1745@gmail.com

ABSTRACT:

Based on the results of observations in SMA 10 Rejang Lebong, learning oriented towards spatial
attitudes and behavior becomes forgotten when geography is one of the subjects that are included in
the national exam. Geography learning orientation focuses on passing students on the national exam.
So that the formation of character education and understanding of student concepts is neglected. In
addition, learning in class XI IPS is often dominated by teachers, through the STAD type cooperative
learning model. This research method, using classroom action research methods. The research
procedure is in the form of a cycle. Each cycle consists of four stages including: planning,
implementing actions, observing and reflecting. Data collection techniques through tests and
questionnaires. The results showed that the use of the STAD type cooperative learning model can
improve understanding of concepts in Geography subjects. From the average value in cycle I 74.16 in
cycle II increased to 78.83. The indicators of increasing character education consist of religion and
honesty, tolerance, discipline and democracy.
Keywords: STAD Learning Model; Concept understanding; character education

ABSTRAK:

Berdasarkan hasil pengamatan di SMA 10 Rejang Lebong pembelajaran yang berorientasi terhadap
sikap dan perilaku keruangan menjadi terlupakan ketika geografi menjadi salah satu mata pelajaran
yang masuk kedalam ujian nasional. Orientasi pembelajaran geografi terfokus untuk meluluskan
peserta didik dalam ujian nasional. Sehingga pembentukan pendidikan karakter dan pemahaman
konsep siswa terabaikan. Selain itu, pembelajaran di kelas XI IPS masih sering didominasi oleh guru,
melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Metode penelitian ini, menggunakan metode
penelitian tindakan kelas. Prosedur penelitian berbentuk siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap
meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data
melalui tes dan kuesioner. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan pemahaman konsep pada mata pelajaran Geografi. Dari
nilai rata-rata pada siklus I 74,16 pada siklus II meningkat menjadi 78,83. Adapun indikator
pendidikan karakter yang meningkat terdiri dari religus dan jujur, toleransi, Disiplin dan demokratis.
Kata Kunci : Model Pembelajaran STAD; Pemahaman Konsep; Pendidikan karakter

ARTICLE HISTORY: Submited: January, 19th 2020; Accepted: July, 7th 2020; Published: July, 28th 2020.

PLEASE CITE AS: Yani, H. (2020). Meningkatkan Pendidikan Karakter dan Pemahaman Konsep Geografi Melalui Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbantuan Google Form. Indonesian Journal of Social Science Education, 2 (2),
171-179. http://dx.doi.org/10.29300/ijsse.v2i2.3411
Indonesian Journal of Social Science Education (IJSSE)
Vol. 2, No. 2, Juli 2020

A. PENDAHULUAN pendidikan. Adapun tujuan pendiidkan


karakter diantaranya sebagai berikut :
Pendidikan merupakan usaha sadar (Omeri, 2015: 467)
yang dilakukan secara terencana. 1. Mengembangkan potensi afektif
Pendidikan yang dimaksud bertujuan peserta didik sebagai manusia dan
untuk mewujudkan peserta didik secara Warga Negara yang memiliki nilai-
aktif mengembangkan potensi dirinya, nilai budaya dan karakter bangsa
sehingga memiliki kekuatan spiritual, 2. Mengembangkan Kebiasaan dan
pengendalian diri, kepribadian, perilaku peserta didik yang terpuji
kecerdasan, akhlak mulia, serta memiliki dan sejalan dengan nilai-nilai
keterampilan yang diperlukan dirinya dan universal dan tradisi budaya dan
masyarakat. Hal ini sejalan dengan karakter bangsa
pendapat Nurkholis (2013:27 ) bahwa 3. Menanamkan jiwa kepemimpinan
pendidikan nasional berfungsi dan tanggung jawab peserta didik
mengembangkan kemampuan dan sebagai generasi penerus bangsa
membentuk watak serta peradaban 4. Mengembangkan kemampuan
bangsa yang bermartabat dalam rangka pesrta didik menjadi manusia yang
mencerdaskan kehidupan bangsa, mandiri, kreatif, berwawasan
bertujuan untuk mengembangkan potensi kebangsaan dan
peserta didik agar menjadi manusia yang 5. Mengembangkan lingkungan
beriman dan bertakwa kepada Tuhan kehidupan sekolah sebagai
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, lingkungan belajar yang aman,jujur,
berilmu, cakap, kreatif, dan bertanggung penuh kreativitas dan persahabatan,
jawab. Tujuan pendidikan adalah serta dengan rasa kebangsaan yang
menciptakan seseorang berkualitas, tinggi dan penuh kekuatan
berkarakter dan memiliki pandangan yang Penguatan Pendidikan karakter
luas ke depan untuk mencapai suatu cita- membuat peran pendidik saat ini akan
cita yang diharapkan serta mampu sangat berbeda dengan peran pendidik
beradaptasi secara cepat dan tepat di yang selama ini masih dipegang dan
dalam berbagai lingkungan (Thoha, berjalan di banyak sekolah. Perubahan
2004:1). Untuk mencapai tujuan paradigma perlu dilakukan dalam
pendidikan ini diperlukan lembaga mengevaluasi proses belajar peserta didik
pendidikan, baik formal maupun dan interaksi peserta didik dengan guru.
nonformal secara bersama-sama Kegiatan belajar mengajar sudah
membantu peserta didik. seharusnya dilaksanakan lebih
Salah satu pendidikan yang mempertimbangkan kepentingan peserta
diperlukan dalam tingkat pendidikan SMA didik. Aktivitas pembelajaran harus
adalah pendidikan karakter. Pendidikan berlangsung dua arah dari guru menuju
karakter merupakan penciptaan peserta didik dan sebaliknya.
lingkungan sekolah yang membantu siswa Pada saai ini berbagai cara dilakukan
dalam perkembangan etika, tanggung dalam rangka untuk meningkatkan mutu
jawab melalui model, dan pengajaran pendidikan di Indonesia. Mulai
karakter yang baik melalui nilai-nilai pemenuhan sarana dan prasarana
universal (Berkowitz & Bier, 2005:7). pendidikan, peningkatan kompetensi guru
Pendidikan karakter di Indonesia melalui penataran, sertifikasi guru sampai
merupakan gerakan nasional untuk pada perubahan dan pengembangan
menciptakan sekolah dalam membina kurikulum serta pembaharuan-
generasi muda yang beretika, pembaharuan dalam pendidikan. Dengan
bertanggung jawab, karena pendidikan berbagai cara tersebut diharapkan
karakter lebih menekankan pada aspek pendidikan dapat mengalami perubahan
nilai yang universal (Maunah,2015:93). yang lebih baik. Salah satu pembaharuan
Pendidikan karakter ini diperlukan untuk dalam pendidikan adalah pembaharuan
meningkatkan karakter baik di dunia metode atau meningkatkan relevansi
172 | P a g e
Indonesian Journal of Social Science Education (IJSSE)
Vol. 2, No. 2, Juli 2020

metode pembelajaran. Metode Standar Isi (SI), pembelajaran geografi


pembelajaran yang baik dibutuhkan membangun dan mengembangkan
dalam mengevaluasi proses pemahaman peserta didik tentang variasi
pembelajaran. Adapun Dewi (2018:46) dan organisasi spasial masyarakat, tempat
menyatakan prinsip dasar dari metode dan lingkungan pada muka bumi peserta
pembelajaran yaitu taktis, teknis dan didik didorong utuk memahami aspek dan
praktis untuk diterapkan oleh guru dan proses fisik yang membentuk pola muka
siswa dalam mencapai hasil belajar bumi, karakteristik dan persebaran spasial
optimal. Metode pembelajaran adalah cara ekologis dipermukaan bumi. Selain itu
penyajian materi ajar kepada siswa yang peserta didik dimotivasi secara aktif dan
dilakukan oleh guru dalam proses belajar kreatif untuk menelaah bahwa
mengajar agar tercapai tujuan yang kebudayaan dan pengalaman
diinginkan (Istarani 2011:1). Metode mempengaruhi persepsi manusia tentang
pembelajaran yang baik akan tempat dan wilayah. Sidauruk (2013:103)
meningkatkan hasil belajar yang baik pula menyatakan pendidikan geografi berbasis
melalui pemahaman konsep yang baik. karakter, perlu dirancang dengan
Pemahaman konsep adalah skenario: (1) diterapkannya pembelajaran
kemampuan siswa yang berupa kontekstual (kontextual learning); (2)
penguasaan sejumlah materi pelajaran, diterapkannya student centered approach
dimana siswa tidak sekedar mengetahui dengan dibarengi penerapan multi model
atau mengingat sejumlah konsep yang dan metode; (3) Pendidikan geografi tidak
dipelajari, tetapi mampu mengungkapan sekedar text book centered; (4) Skenario
kembali dalam bentuk lain yang mudah pembelajaran geografi tidak saja
dimengerti, memberikan interprestasi data diorientasikan pada ranah pengetahuan
dan mampu mengaplikasikan konsep yang dan keterampilan semata tetapi juga
sesuai dengan struktur kognitif yang diorientasikan pada ranah sikap.
dimilikinya (Sanjaya, 2009). Pemahaman Berdasarkan pengamatan, proses
konsep tidak hanya menuntut siswa untuk pembelajaran yang digunakan di SMA 10
tahu tetapi siswa juga mengetahui, Rejang Lebong pembelajaran geografi
menguasai, memahami,dan menangkap yang berorientasi terhadap sikap dan
makna dari konsep yang diajarkan hingga perilaku keruangan menjadi terlupakan
mengarah pada taraf memanfaatkan apa ketika geografi menjadi salah satu mata
yang telah siswa pahami (Sundari,2018 pelajaran yang masuk kedalam ujian
:110). Pemahaman konsep dapat nasional. Orientasi pembelajaran geografi
mengukur tingkat kemampuan yang terfokus untuk meluluskan peserta didik
dimiliki oleh peserta didik. Di SMA 10 dalam ujian nasional. Sehingga
Rejang Lebong, pemahaman konsep pembentukan pendidikan karakter dan
merupakan indikator yang penting dalam pemahaman konsep siswa terabaikan.
proses pembelajaran terutama Selain itu, pembelajaran di kelas XI IPS
pembelajaran geografi. masih sering didominasi oleh guru. Hal ini
Pembelajaran geografi merupakan berimbas pada menurunnya pemahaman
pembelajaran tentang aspek-aspek konsep siswa. Kondisi ini memerlukan
keruangan permukaan bumi yang perbaikan dalam segi pengajaran
merupakan keseluruhan gejala alam dan sehingga dapat meningkatkan
kehidupan umat manusia dengan variasi pemahaman konsep dan pendidikan
kewilayahannya. Pembelajaran Geografi karakter dengan cara perbaikan dari
merupakan pembelajaran tentang hakikat model pembelajaran yang digunakan.
geografi yang diajarkan di sekolah dan Model pembelajaran pada dasarnya
disesuaikan dengan tingkat merupakan bentuk pembelajaran yang
perkembangan mental anak pada jenjang tergambar dari awal sampai akhir yang
pendidikan masing-masing (Nursid disajikan secara khas oleh guru. Dengan
Sumaatmadja, 2001: 12). Berdasarkan kata lain, model pembelajaran merupakan
Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang bungkus atau bingkai dari penerapan
173 | P a g e
Indonesian Journal of Social Science Education (IJSSE)
Vol. 2, No. 2, Juli 2020

suatu pendekatan, metode, dan teknik Model pembelajaran kooperatif yang


pembelajaran ( Komulasari, 2010 :57). dipilih adalah model STAD. Pemilihan
Salah satu model pembelajaran yang model ini dikarenakan Suarbawa
banyak di aplikasikan adalah model (2019:59) menyatakan bahwa
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran pembelajaran dengan menggunakan
kooperatif adalah pembelajaran yang model pembelajaran STAD lebih efektif
secara sadar dan sistematis dalam meningkatkan keaktifan dan hasil
mengembangkan interaksi yang silih asah, belajar siswa dalam proses pembelajaran.
silih asih, dan silih asuh antara sesama Pembelajaran model koooperatif tipe
siswa sebagai latihan hidup di dalam STAD merupakan salah satu pembelajaran
masyarakat nyata ( Nurhadi dan Senduk, kooperatif yang diterapkan untuk
2003 : 59-60). Asma (2006 :11) menghadapi kemampuan siswa yang
mendefinisikan pembelajaran kooperatif berbeda-beda. Model pembelajaran
adalah suatu pendekatan yang mencakup Student Teams Achievement Divisions
kelompok kecil dari siswa yang bekerja (STAD) merupakan pembelajaran
bersama sebagai suatu tim untuk kooperatif yang didalamnya ada beberapa
memecahkan masalah, menyelesaikan kelompok kecil peserta didik dengan level
suatu tugas, atau menyelesaikan suatu kemampuan akademik yang berbeda-
tujuan bersama. Sehingga dapat beda saling bekerja sama untuk
didefinikan Model pembelajaran cooperatif menyelesaikan tujuan pembelajaran
lerning merupakan suatu model (Huda, 2014 :201 ).
pembelajaran yang membantu siswa Langkah-langkah model
dalam mengembangkan pemahaman dan pembelajaran Student Teams
sikapnya sesuai dengan kebutuhan di Achievement Divisions (STAD) dapat
masyarakat, sehingga dengan bekerja dilakukan dengan cara berikut ini
secara bersama – sama diantara sesame (Kurniasih dan Sani, 2015 :23-24):
anggoata kelompok akan meningkatkan 1. Menyampaikan tujuan dan
motivasi, produktifitas dan perolehan memotivasi peserta didik.
belajar. Suwarti dkk (2015: 131) Pada tahap ini, pendidik
menyatakan Hasil belajar geografi pada menyampaikan tujuan pembelajaran dan
kompetensi dasar dengan menggunkan mengkomunikasikan kompetensi dasar
model pembelajaran kooperatif lebih yang akan dicapai serta memotivasi
tinggi dari hasil belajar siswa yang peserta didik.
menggunakan metode ceramah. Kondisi 2. Pendidik menyajikan informasi
ini menjelaskan bahwa pembelajaran kepada peserta didik untuk
kooperatif menjadi solusi dalam membentuk kelompok-kelompok yang
pembelajaran geografi. beranggotakan 3-5 orang peserta
Arends (Trianto 2010: 65-66) didik.
menyatakan bahwa pelajaran yang 3. Menyajikan informasi Pendidik
menggunakan pembelajaran kooperatif memotivasi serta memfasilitasi kerja
memiliki ciri-ciri sebagai berikut: peserta didik dalam kelompok-
1. Peserta didik bekerja dalam kelompok kelompok belajar dan menjelaskan
secara kooperatif untuk menuntaskan segala hal tentang materi yang akan
materi belajar. diajarkan, dan menjelaskan model
2. Kelompok dibentuk dari peserta didik pembelajaran yang akan
yang mempunyai kemampuan tinggi, dilaksanakan.
sedang, dan rendah. 4. Pendidik memberi tugas pada
3. Bila memungkinkan, angggota kelompok untuk dikerjakan oleh
kelompok berasal dari ras, budaya, anggota- anggota kelompok.
suku, jenis kelamin yang beragam; dan 5. Peserta didik yang bisa mengerjakan
4. Penghargaan lebih berorientasi kepada tugas atau soal menjelaskan kepada
kelompok dari pada individu. anggota kelompok lainnya sehingga

174 | P a g e
Indonesian Journal of Social Science Education (IJSSE)
Vol. 2, No. 2, Juli 2020

semua anggota dalam kelompok itu kelas ini yakni: (1) perencanaan
mengerti. (Planning), (2) pelaksanaan tindakan
6. Pendidik memberi kuis atau kelas (Action), (3) Observasi
pertanyaan kepada seluruh peserta (Observation) dan refleksi (reflection)
didik. Pada saat menjawab kuis atau dalam setiap siklus Hopkins (Arikunto,
pertanyaan peserta didik tidak boleh 2008:14).
saling membantu. Pendidik memberi Subjek penelitian adalah siswa kelas
penghargaan (rewards) kepada XI IPS SMA 10 Rejang Lebong Tahun
kelompok yang memiliki nilai atau Pelajaran 2019/2020 dengan jumlah 27
poin. siswa, terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 13
7. Pendidik memberikan evaluasi. siswa perempuan. Penelitian dilaksanakan
pada semester ganjil tahun ajaran
Penerapan model pembelajaran 2019/2020. Waktu pelaksanaan selama
kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan dua bulan, yaitu bulan Oktober sampai
pemahaman konsep dan pendidikan dengan November tahun 2019. Teknik
karakter akan berbantuan dengan aplikasi pengumpulan data yang digunakan dalam
google form. Google Form adalah salah penelitian in adalah tes pemahaman
satu aplikasi berupa template formulir konsep dan kuesioner pendidikan karakter
atau lembar kerja yang dapat berbantuan googleform. Pembelajaran
dimanfaatkan secara mandiri ataupun dalam menerapkan metode STAD dalam
bersama-sama untuk tujuan mendapatkan penelitian ini dikatakan berhasil jika
informasi pengguna (Mardiana dan pemahaman konsep siswa dalam setiap
Purnanto, 2017:185). Aplikasi google form pembelajaran jika 80% siswa memiliki
berguna sebagai alat evaluasi pendidikan rentan nilai ≥ 75.
karakter. Pemilihan Google Form
dikarenakan Google Form dapat menjadi C. HASIL DAN PEMBAHASAN
salah satu software yang Data hasil pemahaman konsep siklus I
direkomendasikan untuk membuat alat diperoleh dari hasil tes pada akhir siklus I.
penilaian secara online dan efektif Data pemahaman konsep siswa siklus I
(Sianipar, 2019:22). Indikator yang diukur dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.
terdiri atas religious dan jujur, Toleransi,
Displin dan demokrasi. Tabel 1 Distribusi nilai pemahaman sswa
B. METODE PENELITIAN siklus I
Rentan Nilai Kriteria Siswa
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 85-100 Sangat Baik 8
merupakan penelitian yang dilakukan oleh 75-84 Baik 10
guru didlam kelas sendirimelalui refleksi 60-74 Sedang 6
diri dengan tujuan memperbaiki kinerja 45-59 Kurang 3
sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa
<45 Sangat Kurang -
menjadi meningkat (Wardani, 2008:14).
Jumlah 27
Sedangkan menurut Arikunto (2008:58),
penelitian tindakan kelas adalah penelitian
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat
tindakan yang dilakukan dikelas dengan
bahwa tidak satupun siswa mendapatkan
tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu
nilai dibawah 45. Sementara itu, siswa
praktik pembelajaran. Siklus ini tidak
yang memperoleh nilai pemahaman
hanya berlangsung satu siklus tetapi
konsep dengan kriteria sangat baik dan
beberapa kali hingga mencapai tujuan
baik masing-masing sebanyak 8 siswa dan
yang diharapkan dalam pembelajaran IPS
10 siswa. Siswa yang memperoleh nilai
di kelas. Langkah-langkah penelitian
tindakan kelas ini meliputi: tahap pemahaman konsep dengan kriteria
persiapan, diagnostik, perencanaan sedang sebanyak 6 siswa, dan siswa yang
tindakan kelas, untuk memecahkan memperoleh nilai pemahaman konsep
maslah. Prosedur penelitian tindakan dengan kriteria kurang hanya 3 siswa.

175 | P a g e
Indonesian Journal of Social Science Education (IJSSE)
Vol. 2, No. 2, Juli 2020

Data hasil pemahaman konsep siklus II pemahaman konsep siswa meningkat


diperoleh dari hasil tes pada akhir siklus I. menjadi 74,16. Itu berarti telah terjadi
data pemahaman konsep siswa siklus II peningkatan rata-rata pemahaman konsep
dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini. siswa sebesar 1,94 atau 2,60%. Rata-rata
pemahaman konsep pada siklus I dan
Tabel 2 Distribusi nilai pemahaman siswa siklus II juga telah mengalami
siklus II peningkatan yaitu dari 74,16 menjadi
Rentan Nilai Kriteria Siswa 78,83. Hal itu, berarti telah terjadi
85-100 Sangat Baik 9 peningkatan dari rata-rata pemahaman
75-84 Baik 16 konsep siswa sebesar 4.67 atau 6.29 %.
60-74 Sedang 2 Untuk mengetahui peningkatan
45-59 Kurang - pendidikan karakter di SMA 10 Rejang
<45 Sangat Kurang - Lebong, maka dilakukan observasi dengan
Jumlah 27 hasil sebagai berikut
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan Tabel 4 Observasi pendidikan karakter
Religus
bahwa tidak ada satupun siswa yang Siklus Kriteria dan Toleransi Disiplin Demokratis
mendapatkan nilai pemahaman konsep SS 8
Jujur
9 9 4
dengan kriteria kurang dan sangat I
S 12 9 8 10
kurang. Siswa yang memperoleh nilai TS
STS
5
2
6
3
5
5
10
3
pemahaman konsep dengan kriteria SS 8 10 11 13
sangat baik sebanyak 9 siswa. Siswa yang II
S 13 10 10 7
TS 4 6 3 5
memperoleh nilai pemahaman konsep STS 2 1 3 2
dengan kriteria baik sebanyak 16 siswa,
dan siswa yang memperoleh nilai Berdasarkan hasil observasi yang
pemahaman konsep dengan kriteria dilakukan terlihat setiap indikator
sedang sebanyak 2 siswa. Terdapat mengalami peningkatan dari siklus I
peningkatan pemahaman siswa dari siklus menuju siklus II. Salah satu unsur yang
sebelumnya, hal tersebut dibuktikan terdapat dalam pendidikan pendidikan
dengan bertambahnya nilai pemahaman karakter adalah konsep religius. Konsep
siswa yang mencapai KKM, yaitu sebanyak Religius dalam penelitian ini
25 siswa. dikembangkan agar anak dapat
Temuan dalam penelitian ini memahami apa yang dimaksud dengan
menunjukkan bahwa Pembelajaran pendidikan karakter religius. Pendidikan
dengan menerapkan model STAD dapat karakter religius merupakan suatu strategi
meningkatkan pemahaman konsep pembentukan perilaku anak, dimana
geografi siswa. Peningkatan pemahaman pendidikan karakter religius adalah
siswa dapat dilihat dari peningkatan landasan awal untuk menciptakan
pemahaman Siklus I hingga pemahaman generasi yang mempunyai moral ataupun
pada siklus II. Peningkatan pemahaman akhlak mulia (Esmael, 2018 : 18) .
tersebut dapat dilihat dari tabel 3 berikut. Konsep toleransi memiliki poin tertinggi
Tabel 3 Peningkatan Pemahaman Setiap dalam hal senang melihat teman
Siklus mendapat nilai baik. Thaufan (2018:19)
Tahapan Rata- Peningkatan Presentase menyatakan toleransi merupakan sikap
Rata pemahaman tenggang rasa, dan pemberian kebebasan
Siklus I 74,16 1,94 2,68% bagi orang lain untuk bersikap,
Siklus II 78,83 4,67 6,29% berkeyakinan dan melakukan hal-hal yang
Dari tabel 3 diatas dapat diketahui berbeda dari dirinya. Hal ini
bahwa terdapat peningkatan pemahaman mengambarkan bahwa toleransi dalam
konsep siswa pada setiap siklusnya. pembelajaran geografi sudah berada pada
Sebelum tindakan nilai rata-rata siswa kategori baik dan meningkat ketika
hanya mencapai 72,22, kemudian setelah menerapkan model pembelajaran
dilakukan tindakan siklus I rata-rata kooperatif tipe STAD berbantuan google

176 | P a g e
Indonesian Journal of Social Science Education (IJSSE)
Vol. 2, No. 2, Juli 2020

form. Hal ini sejalan dengan penelitian bahwa model pembelajaran STAD dapat
(Tanjung, 2013:343) menyatakan meningkatkan pemahaman konsep dan
Pembentukan karakter siswa selama pendidikan karkter dalam pembelajaran
proses pembelajaran dengan model Geografi. Pada Siklus I diperoleh rata-rata
pembelajaran Kooperatif Tipe STAD tes pemahaman konsep yaitu 74,16 dan
Integrasi Karakter pada sub materi pokok rata-rata meningkat sebesar 4,67
Listrik Dinamis di Kelas X Semester II SMA sehingga menjadi 78,83 untuk Siklus II.
Negeri 1 Stabat T.P 2011/2012 meningkat Adapun indikator pendidikan karakter
lebih baik dibandingkan dengan yang meningkat terdiri dari religus dan
pembentukan karakter siswa pada kelas jujur, toleransi, Disiplin dan demokratis.
kontrol yaitu sebesar 10%. Dalam upaya peningkatan pendidikan
Model pembelajaran kooperatif karakter dan pemahaman konsep geografi
merupakan model pembelajaran yang peserta didik maka disarankan guru dapat
banyak digunakan dan menjadi perhatian menerapkan model kooperatif tipe STAD
serta dianjurkan oleh para ahli pendidikan. berbantuan google form sebagai alternatif
Hal ini berdasarkan hasil penelitian yang dalam pembelajaran geografi.
dilakukan Slavin dinyatakan bahwa
E. DAFTAR PUSTAKA
penggunaan pembelajaran kooperatif
dapat meningkatkan hasil belajar siswa Arikunto, S. (2008). Prosedur Penelitian
sekaligus dapat meningkatkan hubungan Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
sosial, menumbuhkan sikap toleransi, Rineka Karya.
menghargai pendapat orang lain,
membuat siswa berfikir kritis, mampu Berkowitz, M.W. & Bier, M.C. (2005).
memecahkan masalah, serta What Works In CharacterEducation: A
mengintegrasikan pengetahuan dan Research-Driven Guide for Educators.
pengalaman (Rusman,2012:205-206). Washington DC: Univesity of
Dengan demikian dapat disimpulkan MissouriSt Louis.
bahwa penerapan kooperatif tipe STAD Dewi, Erni Ratna. (2018). Metode
dapat meningkatkan pemahaman konsep Pembelajaran Modern Dan
dan pendidikan karakter pada mata Konvensional Pada Sekolah
pelajaran Geografi. Hal ini sejalan dengan Menengah Atas. Pembelajar : Jurnal
penelitian Rahman dkk (2018:174-177) Ilmu pendidikan, Keguruan dan
dimana dengan menerapkan STAD pembelajaran, 2(1):46.
diperoleh ketuntasan belajar siswa pada
pra siklus ketuntasan belajar siswa Esmael, Dari Asnulat & Nafiah. (2018).
sebesar 42,86%. Kemudian pada siklus I Implementasi Pendidikan Karakter
mencapai 74,29% selanjutnya pada siklus Religius Di Sekolah Dasar Khadijah
II menjadi 91,43%. Penelitian Riskyanti Surabaya. Edustream : Jurnal
dkk ( 2016: 236 ) yang menyatakan pendidikan Dasar, II(1):18.
penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD dengan berbantuan media roda Huda, Miftahul. (2014). Cooperative
impian dapat meningkatkan hasil belajar Learning. Yogyakarta : Pustaka
siswa kelas XI IS 2 SMA Negeri 9 Banda Pelajar
Aceh dalam pembelajaran Geografi pada
materi pelestarian lingkungan hidup dan Istarani. (2011). 58 Model Pembelajaran
pembangunan berkelanjutan. Inovatif (Referensi Guru dalam
D. SIMPULAN DAN SARAN Menentukan Model
Pembelajaran).Medan: Media
Adapun kesimpulan yang dapat diambil Persada.
setelah pelaksanaan penelitian tindakan
kelas dengan menerapkan model
kooperatif tipe STAD selama dua siklus

177 | P a g e
Indonesian Journal of Social Science Education (IJSSE)
Vol. 2, No. 2, Juli 2020

Kurniasih, imas dan Sani Berlin. (2015). Impian Untuk Meningkatkan Hasil
Ragam Pengembangan Model Belajar Geografi Pada Siswa Kelas XI
Pembelajaran Untuk Peningkatan SMA Negeri 9 Banda Aceh.Jurnal
Profesionalisme Pendidik. Yogyakarta Ilmiah Mahasiswa Pendidikan
: Kata Pena. Geografi FKIP Unsyiah, 1(1):236.

Komulasari, Kokom. (2010). Pembelajaran Rusman. (2012). Model-model


Kontekstual dan Aplikasi. Bandung : Pembelajaran: Mengembangkan
PT Refika Aditama. Profesionalisme Guru. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Maunah, Binti. (2015). Implementasi
Pendidikan Karakter dalam Sanjaya, Wina. (2009). Strategi
pembentukan kepribadian holistic Pembelajaran Berorientasi Standar
siswa. Jurnal Pendidikan Karakter, Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
4(1): 93 . Prenada Media Group.

Mardiana, Tria & Arif Wiyat Purnanto. Sianipar, Anton Zulkarnain. (2019).
(2017). Google Form sebagai Penggunaan Google Form Sebagai
alternative pembuatan latihan soal Alat Penilaian Kepuasan Pelayanan
evaluasi. The 6thUniversity Research Masyarakat. JISAMAR: Journal Of
Colloquium : Universitas Information System, APPlied,
Muhamadiyah Magelang. Management, Accounting And
Research, 3(1):22.
Nurhadi. Senduk, Agus Gerad. (2003).
Pembelajaran Konstektual dan Sidauruk, Tumiar. (2013). Pendidikan
Penerapannya dalam KBK. Malang : Geografi Berbasis Karakter Sebagai
Universitas Negeri Malang. Wahana Pembelajaran
Kependudukan. JUPIIS , 5(2):103.
Nurkholis. (2013). Pendidikan Dalam
Upaya Memajukan Teknologi. Jurnal Suarbawa, I Putu. (2019). Penerapan
kependidikan, 1(1):27. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD (Student Teams Achievement
Nursid Sumaatmadja. (2001). Metode Division) Untuk Meningkatkan Hasil
Pembelajaran Geografi. Bumi Aksara. Belajar Mata Pelajaran Desain Grafis
Jakarta Vektor. JP2: Jurnal Pedagogi dan
Pembelajaran, 2(1):59 .
Omeri, Nopan. (2015). Pentingnya
Pendidikan Karakter Dalam Upaya Sundari, Kori & Septian Andriana. (2018).
Pendidikan. Manajer Pendidikan, Upaya Meningkatkan Pemahaman
9(3):467. Konsep Siswa Melalui Model Artikulasi
Pada Mata Pelajaran IPS Di kelas V
Rahman, Abdi Maulana. Budijanto dan I SDIT An-Badwah Bekasi. Pedagogik,
nyoman Ruja. (2018). Penerapan VI(2):110.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD untuk Meningkatkan Hasil Suwarti, Ch. Muryani & Sarwono. (2015).
Belajar Geografi Kelas XI. Jurnal Pengaruh Model Pembelajaran
Pendidikan, 3(2):174-177. Kooperatif Tipe Jigsaw dan Motivasi
Belajar Geografi Terhadap Hasil
Riskyanti, Yulis. Hasmunir dan Syamsul Belajar Geografi Kompetensi Dasar
Bardi. (2016). Penerapan Model Biosfer Pada Siswa Kelas XI IPS SMA
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Negeri di Purwokerto Kabupaten
dengan Berbantuan Media Roda

178 | P a g e
Indonesian Journal of Social Science Education (IJSSE)
Vol. 2, No. 2, Juli 2020

Banyumas Tahun Pelajaran 2013 /


2014. Jurnal GeoEco, 1(2):131.

Tanjung, Ratna. (2013). Pengaruh model


pembelajaran kooperatif tipe STAD
dengan integrasi karakter terhadap
pembentukan karakter dan hasil
belajar pada materi pokok listrik
dinamis di SMA negeri 1 Stabat.
Semirata FMIPA Unila.

Thaufan & Sapriya. (2018). Pelembagaan


Karakter Toleransi Siswa Melalui
Program Pendidikan Berkarakter
Purwakarta. Jurnal Pancasila dan
Kewarganegaraan, 6(1):19.

Thoha . (2004). Perilaku Organisasi.


Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Trianto. (2010). Model Pembelajaran


Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Wardhani, IGK, (2008). Penelitian


Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas
Terbuka.

179 | P a g e

You might also like