5 Tanda Pengkhotbah Menonjok Hidung

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 6

5 Signs of Nose-Punching Preachers

JUNE 10, 2014 BY PAUL ELLIS 61 COMMENTS

A recent article in Charisma News warns about the


dangers of ear-tickling preachers and their deceptive message. An ear-tickler is someone who tells you
what you want to hear. In contrast, a nose-puncher is one who tells you what he wants you to hear, and
typically does so with all the fervor of an Old Testament judge or prophet.
A nose-puncher might appear respectable and religious, but he is nothing more than a bully with a Bible.
He prefers doctrine to people, puts ministry before family, and he justifies his abuse of others by telling
himself he is doing the Lord’s work.
Jesus encountered many religious nose-punchers; men who sought to throw the book at him and those
who followed him. Ironically, these men claimed to know God but by their actions they denied him. Jesus
rebuked the nose-punchers for being loveless sons of the devil, and they responded by putting him on the
cross.
The apostle Paul also had his share of run-ins with nose-punchers. They hounded him from town to town
preaching works and opposing his message of love and grace. On several occasions the nose-punchers
beat Paul and plotted to kill him.
The nose-punchers are still with us today. Can you recognize them? Here are five signs of nose-punching
preachers.
1. Nose-punching preachers emphasize self-denial and going without. “If you are not in the habit of
denying your appetites and desires, you are not a real Christian,” says the nose-puncher. “The more you
deny your needs and wants, the holier you’ll be.”
What’s wrong with this message? Nothing – if you want to be a Buddhist.
The modern message of self-denial is nothing more than the ancient practice of asceticism dressed up in
religious jargon. Abstaining from food, Facebook, or fun won’t make you righteous and holy (Col. 2:21-
23). But it might make you religious. It might make you like the fasting Pharisees who trusted in their own
self-righteousness.
The die-to-self message simply means, “Trust Jesus, and not yourself.” It means walk by the Spirit rather
than the flesh. It means live each day out of the glorious relationship you have with the Lord.
In the hands of a nose-puncher, “die to self” is reduced to little more than a quit-having-fun lecture
wrapped in threats and warnings. But in the hands of a gospel preacher, “die to self” is a thrilling invitation
to the adventure of the life that is ours in Christ.
2. Nose-punching preachers are hard on sin. Throughout the scriptures you will find serious men
throwing stones of condemnation at sinners. Nothing’s changed.
If warnings and threats about sin stopped people from sinning, there would be no more sin.
Jesus reveals there is only one thing that can empower you to sin no more, and that is radical grace. I’m
talking about the kind of grace that defends the sinner from her accusers and turns a thief into a giver, a
hater into a lover, and the chief of sinners into the apostle of grace. Rules don’t change people and abuse
definitely doesn’t change people; grace changes people.

The nose-punchers would have you turn from sin and turn again until you’re a dizzy sinner. But the good
news that Jesus revealed and Paul preached reveals a God infinitely more appealing than sin. A nose-
puncher will use threats to compel you to turn, and you might, for a little while, but a gospel preacher
reveals the goodness of God that leads you to genuine and lasting repentance (Rom. 2:4).
3. Nose-punching preachers are no friends of sinners. It is one thing to have a reputation for integrity
and purity but if our message leaves our neighbors untouched by the love of God, what good are we? If
Jesus strode the streets of Jerusalem avoiding sin and sinners, where would any of us be?
Nose-punchers would have you withdraw from the world in a misguided desire for holiness. But Jesus
prayed that we might be sanctified in it (John 17:15-19). The nose-punchers will teach you to hate the
world, but Jesus said, “For God so loved the world that he gave…” (John 3:16).
The nose-punchers would have the world to come to them (to get their noses punched), but Jesus tells us
to “Go into all the world – the business world, the arts world, the sports world, the addicts’ world, the dirty,
stinkin’ world – and preach the good news to all creation” (Mark 16:15).
4. Nose-punching preachers seek to crucify the flesh by preaching law. “Don’t be like those Old
Testament rebels who refused to obey God,” says the nose-puncher. “To please him you need to keep all
the commands of his Word.”
Such a message appeals to our religious pride because it is thoroughly carnal. It teaches you to trust in
the flesh – your good behavior, commitment and obedience – instead of God’s grace. The legalist says
you must work to be saved while the holiness preacher says you must work to be sanctified, but both are
eating from the wrong tree.
The nose-puncher will whack you with the standards of God. “Look where you are falling short. Try harder
or be damned!” But the gospel preacher says, “Look where Jesus has succeeded. Trust him and live!”
The nose-puncher would have you die daily, as though that were possible, but the gospel preacher says,
“You have died already and once was enough!” Look to the cross, where your old self died, and reckon
yourself dead to sin. “I have been crucified with Christ,” said the apostle. “And I no longer live but Christ
lives in me. The life I live in the body I live by faith in the Son of God who loved me and gave himself for
me” (Gal 2:20).
5. Nose-punching preachers use the Bible as a stick. Their sermons are packed with scriptures but
are devoid of Truth. Like the Pharisees of old, they diligently study the scriptures yet refuse to come to
Christ for life (John 5:39-40). Or worse, they take a little of his grace and mix it with their own efforts,
ruining the whole thing and becoming lukewarm in the process.
In the hands of a graceless preacher, the Bible is utterly lethal for buried within lies the law which
ministers death (2 Cor 3:7). For thousands of years, nose-punchers have been using the law-bits of the
Bible to control and manipulate others. Jesus called them abusers and killers (Matt. 23:34) and Paul
called them dogs (Php 3:2). We would do well to heed their warnings and be wary of such men.

5 SIGNS OF NOSE-PUNCHING PREACHERS


Baru-baru ini sebuah artikel di majalah Charisma mengingatkan orang percaya
tentang bahaya 'pengkhotbah pembelai telinga' dan pesan menyesatkan yang
mereka bawa.
Pengkhotbah 'pembelai telinga' adalah orang yang mengkhotbahkan apa yang
ingin telinga anda dengarkan.
Sebagai kontrasnya, ada yang namanya 'pengkhotbah penonjok-hidung' yang
menyampaikan apa yang DIA ingin anda dengarkan, dan secara tipikal mereka
melakukannya dengan semangat seorang nabi atau hakim perjanjian lama.
Pengkhotbah penonjok-hidung biasanya tampak demikian terhormat dan religius,
tapi sesungguhnya mereka tak lebih dari penindas yang menenteng Alkitab.
Mereka lebih mementingkan doktrin ketimbang jiwa-jiwa.
Lebih mementingkan kesibukan pelayanan ketimbang keluarga.
Dan membenarkan tindakannya menindas orang lain dengan mengatakan mereka
sedang mengerjakan pekerjaan Tuhan.
Yesus bertemu banyak orang agamawi penonjok-hidung, yang ingin sekali
menghancurkan Dia dan orang yang mengikutiNya.
Ironisnya, orang-orang ini mengklaim mengenal Allah, tapi tindakan mereka
menunjukkan mereka menyangkal Dia.
Yesus menegur mereka karena tidak memiliki kasih, dan menyebut mereka
sebagai anak iblis.
Dan mereka membalas dengan menggantung Dia di salib.
Rasul Paulus juga mengalami hal serupa saat berhadapan dengan para penonjok-
hidung ini. Mereka mengikuti dan memburu dia dari kota ke kota,
mengkhotbahkan injil perbuatan dan menentang pesan kasih karunia yang
Paulus bawa.
Dalam beberapa kesempatan, para penonjok-hidung ini bahkan memukuli dan
berencana membunuh Paulus.
Para penonjok-hidung masih ada bersama kita hari ini. Bisakah anda mengenali
mereka? Berikut 5 tanda pengkhotbah penonjok-hidung :
1. Menekankan penyangkalan diri
"Jika kamu tidak menyangkal dirimu, tidak menyangkal seleramu dan hasratmu,
kamu bukan orang Kristen sejati. Semakin kamu menyangkal keinginan dan
kebutuhanmu, semakin kudus kamu jadinya."
Apa yang salah dengan pesan ini?
Tak ada yang salah, kalau anda ingin jadi biarawan Budhist.
Pesan penyangkalan diri macam ini tak lebih dari praktek asketisisme
(pertapaan) kuno berbalut jargon agamawi. Ini pesan yang meninggikan
kebenaran-diri ala Farisi dan agamawi 'lakukan-sendiri'.
Berpantang makanan, berpantang facebook, berpantang menonton film,
mendengar musik, menikmati kesenangan TIDAK membuat anda tambah kudus.
Menjadi tambah agamawi, iya.
Membuat anda jadi seperti orang Farisi yang percaya pada kebenaran-dirinya.
Menyangkal diri berarti mempercayai Yesus, bukan diri sendiri.
Berarti berjalan menurut Roh, bukan menurut daging.
Berarti anda menghidupi kehidupan anda hari demi hari dalam hubungan yang
mulia dengan Bapa anda.
Di tangan pengkhotbah penonjok-hidung, menyangkal diri dikurangi menjadi
kursus berhenti-merasakan-kesenangan yang dibungkus dengan ancaman dan
peringatan.
Sementara di tangan pengkhotbah kasih karunia, menyangkal diri adalah
undangan untuk mengalami petulangan hidup yang seru dan menggetarkan,
suatu hidup dalam Kristus.
2. Sangat keras terhadap dosa
Di sepanjang Alkitab, anda akan temukan orang-orang yang sangat sangat suka
melempar batu penghakiman kepada orang berdosa.
Jaman sekarang juga sama.
Jika benar ancaman dan peringatan mengenai dosa bisa membuat orang
berhenti berbuat dosa, pasti sekarang sudah tak ada dosa dong?
Yesus menunjukkan bahwa hanya ada SATU hal yang memampukan anda untuk
tidak berdosa lagi. Dan itu adalah kasih karunia yang radikal.
Kasih karunia yang membela seorang pezinah dari para penuduhnya.
Kasih karunia yang mengubah seorang koruptor menjadi pemberi.
Kasih karunia yang mengubah seorang pembenci menjadi seorang pengasih.
Dan yang mengubah seorang 'yang paling berdosa' menjadi rasul kasih karunia.
Aturan TIDAK mengubah orang.
Penindasan jelas TIDAK mengubah orang.
HANYA kasih karunia yang mengubah orang.
Penonjok-hidung akan menyuruh anda berbalik dari dosa. Saat anda berdosa lagi,
dia akan suruh anda berbalik lagi.
Lama-lama anda menjadi 'pendosa yang 'wara-wiri'.
Tapi kabar baik yang Yesus tunjukkan dan Paulus beritakan menyingkapkan
bahwa Allah jauh lebih menarik ketimbang dosa.
Pengkhotbah penonjok-hidung akan menggunakan ancaman untuk memaksa
anda berbalik dari dosa. Anda mungkin akan berhenti berdosa. Sejenak.
Tapi pengkhotbah kasih karunia akan menunjukkan bahwa kebaikan Allah-lah
yang menuntun orang kepada pertobatan yang tulus dan sejati.
3. Tidak mau bergaul dengan para pendosa
Adalah bagus memiliki reputasi karena integritas dan kemurnian moral, tapi
kalau karena pesan yang anda bawa tetangga anda tetap tidak terjangkau oleh
kasih Allah lewat anda, apa bagusnya?
Jika Yesus menghindari dosa dan para pendosa di jalanan kota Yerusalem, apa
jadinya kita sekarang?
Pengkhotbah penonjok-hidung akan menyuruh anda menarik diri dari dunia
karena hasrat 'menjaga kekudusan' yang salah kaprah.
Tapi Yesus berdoa agar kita dikuduskan DI DALAM dunia (Yohanes 17:15-19).
Pengkhotbah penonjok-hidung akan menyuruh anda membenci dunia, tapi Yesus
mengatakan, "Karena begitu besar Allah mengasihi dunia, ..." (Yohanes 3:16).
Pengkhotbah penonjok-hidung akan menyuruh orang datang kepadanya (supaya
dia bisa menonjok hidung orang itu), tetapi Yesus katakan, "Pergilah.. ke dunia
bisnis, ke dunia seni, ke dunia olahraga, kepada dunia para pecandu, kepada
dunia yang penuh kebusukan dan kekotoran ini... dan kabarkan kabar baik
kepada seluruh ciptaan!" (Markus 16:15).
4. Ingin menyalibkan daging dengan mengkhotbahkan Taurat
"Jangan seperti orang perjanjian lama yang suka memberontak dan menolak taat
kepada Allah; supaya Dia berkenan kamu harus mentaati seluruh perintah dalam
FirmanNya."
Pesan seperti ini menarik bagi keangkuhan agamawi kita karena itu membuai
daging. Pesan yang seperti ini mengajarkan pada anda untuk percaya kepada
daging : kelakuan baik anda, komitmen anda, ketaatan anda; bukannya
mempercayai kasih karunia Allah.
Pengkhotbah legalistik mengajarkan anda harus melakukan sesuatu supaya
diselamatkan, sementara pengkhotbah kekudusan mengajarkan anda harus
melakukan sesuatu supaya dikuduskan.
Keduanya makan dari pohon yang salah.
Pengkhotbah penonjok-hidung akan menghajar anda dengan standar Allah.
"Lihat bagaimana kamu gagal memenuhi standar Allah. Coba lebih keras lagi,
atau kamu akan dikutuk!"
Tapi pengkhotbah Injil kasih karunia akan mengatakan, "Lihatlah bagaimana
Yesus sudah berhasil. Percayalah dan hiduplah."
Pengkhotbah penonjok-hidung akan menyuruh anda 'mati setiap hari'. Tapi
pengkhotbah Injil akan katakan, "Anda sudah mati. Dan 1x itu sudah cukup."
Lihatlah salib, dimana diri anda yang lama sudah mati bersama Yesus, dan
dimana kita sudah mati terhadap dosa.
... Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku
sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku
yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman Anak Allah yang
telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku(Galatia 2:19-20)
5. Memakai Alkitab sebagai 'tongkat penghajar'
Sermon para pengkhotbah penonjok-hidung biasanya dibungkus ayat-ayat, tapi
tidak ada kebenaran di dalamnya.
Sama seperti orang Farisi, mereka sangat rajin meneliti kitab-kitab tapi menolak
kehidupan Yesus Kristus (Yohanes 5:39-40).
Lebih parahnya, mereka menjumput sedikit kasih karunia lalu mencampurkannya
dengan usaha manusia, merusak semuanya dan membuat diri mereka suam.
Di tangan pengkhotbah penonjok-hidung, Alkitab adalah senjata mematikan
karena Taurat yang terkubur dalam dusta agamawi adalah pelayanan yang
membawa kematian (2 Korintus 3:7).
Selama ribuan tahun, penonjok-hidung ini telah mencuil ayat Alkitab untuk
mengontrol dan memanipulasi orang lain.
Yesus menyebut mereka 'pembunuh dan penyesah' (lihat Matius 23:34). Paulus
menyebut mereka 'anjing-anjing' (Filipi 3:2).
Kita sebaiknya menyimak kata-kata Yesus dan Paulus dan waspada.
[Paul Ellis : 5 Signs of Nose-punching Preachers; 5 October 2014]

You might also like