Studi Kasus Perubahan Status Terminal Ubung

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

PRANATACARA BHUMANDALA: Jurnal Riset Planologi 3[1]:42-56 e-ISSN: 2723-0457

OPTIMALISASI PELAYANAN TERMINAL


PENUMPANG TIPE C
“STUDI KASUS: PERUBAHAN STATUS TERMINAL UBUNG
DENPASAR DARI TIPE A MENJADI TIPE C”
I Kadek Wayu Widy Dhana1, I Gusti Putu Anindya Putra2, I Dewa Adi Ketut
Pradnyana3

Email: wayuwidi@gmail.com1, igpanindya@gmail.com2


dan Dewaadip@gmail.com3
Program Studi Perencanan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik
Universitas Hindu Indonesia
after 6) UPT Pelayanan Transportasi Darat, Dinas Perhubungan Kota Denpasar3
Blank, Georgia 11pt, Single-before 0-after 6)
Abstract
Ubung Denpasar Terminal is a type C terminal which in 2016 underwent a status
change from type A based on the Decree of the Mayor of Denpasar Number
188.45/1060/HK/2016. With the decline in the function of this terminal, Denpasar
Ubung Terminal, which was formerly an inter-city and inter-provincial AKAP bus
terminal, is now only used for urban transportation and rural transportation. The
objectives to be achieved from this research are to determine the internal and
external impacts of changes in terminal status as well as strategies for optimizing
the function of Denpasar Ubung Terminal. This study uses a qualitative method
with SWOT analysis. The results showed that there was a decrease in the number of
passengers, a decrease in terminal income, incompatibility of terminal facilities, a
decrease in the number of vehicles at the terminal, a decrease in the number of
traders in the terminal, abuse of sidewalks, arbitrary parking, increasing passengers
outside the terminal and a decrease in consumers of food stalls and hotels near the
terminal. Terminal. The strategy for optimizing the function of the Denpasar Ubung
Terminal is directed at the development of terminal infrastructure and the
application of the Transit Oriented Development (TOD) concept.
Keywords: Passenger terminal, optimization, service, TOD

Abstrak
Terminal Ubung Denpasar merupakan terminal tipe C yang pada tahun 2016
mengalami perubahan status dari tipe A berdasarkan Surat Keputusan Wali Kota
Denpasar Nomor 188.45/1060/HK/2016. Adanya penurunan fungsi terminal ini
maka Terminal Ubung Denpasar yang dulunya merupakan terminal bus AKAP
antar kota dan antar provinsi sekarang hanya diperuntukan angkutan perkotaan
dan angkutan perdesaan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui dampak internal dan eksternal dari perubahan status
terminal serta strategi pengoptimalan fungsi Terminal Ubung Denpasar. Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis SWOT. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah penumpang, penurunan
pendapatan terminal, ketidaksesuaian fasilitas terminal, penurunan jumlah
kendaraan di terminal, penurunan jumlah pedagang di terminal, penyalahgunaan
trotoar, parkir sembarang, menaikan penumpang di luar terminal dan penurunan
konsumen usaha warung makan dan hotel di dekat terminal. Adapun strategi
optimalisasi fungsi Terminal Ubung Denpasar diarahkan adanya pengembangan
prasarana terminal dan penerapan konsep Transit Oriented Development (TOD).
Kata kunci: Terminal penumpang, optimalisasi, pelayanan, TOD

PRANATACARA BHUMANDALA - Volume 3, Nomor 1, Juni 2022 | 42


https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/Pranatacara_Bhumandala
I Kadek Wayu Widy Dhana, I Gusti Putu Anindya Putra, I Dewa Adi Ketut Pradnyana e-ISSN: 2723-0457

1. Pendahuluan
Terminal merupakan titik simpul dari berbagai sarana (moda) angkutan yang
berfungsi sebagai titik perpindahan penumpang dari satu sarana angkutan ke sarana
angkutan lainnya dan sebagai tempat pengaturan, pergerakan kendaraan maupun
penumpang, dan merupakan titik awal maupun titik akhir perjalanan orang untuk
melakukan perjalanan (Morlok, 1995).
Dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan Pasal 33 disebutkan bahwa untuk menunjang kelancaran perpindahan orang
dan/atau barang serta keterpaduan intramoda dan antarmoda di tempat tertentu, dapat
dibangun dan diselenggarakan terminal, dimana terminal yang dimaksud dapat berupa
terminal penumpang ataupun terminal barang. Terminal merupakan pangkalan kendaraan
bermotor umum digunakan untuk mengatur kedatangan dan keberangkatan, menaikkan
dan menurunkan orang dan/atau barang, serta perpindahan moda angkutan harus dapat
bekerja secara optimal dan efisien, sehingga dapat mendukung mobilitas penduduk,
ketertiban lalu lintas. Di samping itu terminal juga berfungsi sebagai sarana penunjang bagi
peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor retribusi (Peraturan Menteri
Perhubungan Republik Indonesia, Nomor 40 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan
Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan).
Terminal Ubung merupakan salah satu terminal yang masih beroperasi di Kota
Denpasar. Terminal Ubung memiliki lokasi yang cukup strategis yaitu berada di pinggir
Kota Denpasar. Terminal Ubung merupakan terminal tipe A yang pada tahun 2016 telah
diturunkan statusnya menjadi tipe C berdasarkan Surat Keputusan Wali Kota Denpasar
Nomor 188.45/1060/HK/2016. Sebagai terminal tipe C, maka fungsi Terminal Ubung
hanya untuk angkutan perkotaan (angkot) dan angkutan pedesaan (angdes). Semenjak 23
Oktober 2017, bus AKAP antar kota dan antar provinsi dilarang beroperasi di Terminal
Ubung dan berpindah ke Terminal Mengwi.
Kondisi Terminal Ubung setelah terjadinya penurunan status terminal menjadi tipe
C memberikan dampak terhadap aktivitas di Terminal Ubung. Penurunan jumlah pengguna
angkutan umum cukup besar terjadi. Hal ini dapat dilihat dengan semakin sepinya
Terminal Ubung. Sepinya aktivitas tranportasi juga berdampak bagi para pedagang dan
sopir angkutan umum yang mangkal di Terminal Ubung dengan semakin berkurangnya
pendapatan akibat penurunan status terminal.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka penting dilakukan penelitian ini untuk
mengetahui dampak akibat adanya perubahan status Terminal Ubung ini baik dampak
internal maupun eksternal. Selanjutnya perlunya adanya upaya strategi optimalisasi
pelayanan bagi Terminal Ubung dengan adanya dampak penurunan fungsi terminal.

2. Metode Penelitian
Metode pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang/obyek yang diamati (Moelong,2009). Dalam penelitian ini, sebagai awal dilihat
fenomena perubahan status terminal Ubung Denpasar. Fokus penelitian pada kawasan
Terminal Ubung terhadap dampak dari perubahan status dan strategi optimalisasi
terminal.

43 | PRANATACARA BHUMANDALA - Volume 3, Nomor 1, Juni 2022


https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/Pranatacara_Bhumandala
e-ISSN: 2723-0457 Optimalisasi Pelayanan Terminal Penumpang Tipe C

Jenis data yang digunakan penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif.
Data kualitatif adalah data yang diperoleh melalui observasi lapangan, wawancara terhadap
informan, dokumen pribadi, dan disajikan dalam bentuk deskripsi kondisi kasus yang
diteliti. Metode ini menjelaskan objek penelitian secara fakta yang sebenarnya. Data
kuantitatif adalah data yang dicantumkan dalam bentuk angka-angka. misalnya adalah data
statistik jumlah penumpang, pendapatan terminal, dan jumlah kendaraan keluar masuk
terminal.
Teknik wawancara dilakukan melalui pengambilan sampel menggunakan teknik
purposive sampling. Penggunaan purposive sampling dalam penelitian ini yaitu bertujuan
untuk dapat mengetahui kondisi Terminal Ubung setelah terjadi perubahan status
terminal. Wawancara dilakukan pada masyarakat yang mempunyai usaha di sekitar
Terminal Ubung. Usaha yang dimaksud merupakan usaha warung makan dan usaha hotel
yang berada di sekitar Terminal Ubung. Wawancara ini terfokus dengan menggunakan
daftar pertanyaan sebagai pedoman namun juga dikembangkan lagi di lapangan. Adapun
teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis SWOT yang digunakan untuk
menghasilkan alternatif strategi arahan pengembangan Terminal Ubung.

3. Pembahasan
3.1 Dampak Internal dan Eksternal dari Perubahan Status Terminal Ubung
Denpasar
1. Dampak Internal dari Perubahan Status Terminal Ubung Denpasar
Terdapat beberapa dampak internal berdasarkan pengamatan langsung dan
observasi lapangan sebagai berikut.
a. Penurunan Jumlah Penumpang
Penurunan jumlah penumpang di Terminal Ubung Denpasar merupakan salah satu
dampak yang ditimbulkan dari penurunan status Terminal Ubung Denpasar. Data jumlah
keberangkatan penumpang menunjukkan jumlah penumpang yang berangkat dari
Terminal Ubung Denpasar terus mengalami penurunan kecuali pada tahun 2019 yang
mengalami peningkatan jumlah penumpang dengan angka 57,33% dari tahun sebelumnya
dengan jumlah sebesar 47.992 penumpang. Penurunan jumlah keberangkatan penumpang
paling signifikan terjadi pada tahun 2018 – 2020 yang menyentuh angka -74,12% pada
tahun 2018 dari tahun sebelumnya dengan jumlah penurunan sebesar 239.733 penumpang.
Pada tahun tersebut telah ditetapkannya Terminal Ubung Denpasar yang sebelumnya
merupakan terminal tipe A turun statusnya menjadi terminal tipe C berdasarkan Surat
Keputusan Wali Kota Denpasar Nomor 188.45/1060/HK/2016.
Sama dengan jumlah keberangkatan penumpang untuk jumlah kedatangan
penumpang di Terminal Ubung Denpasar juga terkena dampak dari penurunan status
terminal. Dilihat dari grafik jumlah kedatangan penumpang di Terminal Ubung Denpasar
(Gambar 2) dari tahun 2015 – 2017 sebelum terjadinya penurunan status terminal dan
sesudah terjadinya penurunan status terminal pada tahun 2018 – 2020. Dari tahun ke
tahun jumlah penumpang yang tiba di Terminal Ubung Denpasar terus mengalami
penurunan terkecuali pada tahun 2019 yang mengelami peningkatan jumlah penumpang
dengan angka 51,37% dari tahun sebelumnya dengan jumlah sebesar 41.785 penumpang.
Penurunan jumlah kedatangan penumpang di Terminal Ubung Denpasar yang paling
signifikan terjadi pada tahun 2018 – 2020 yang menyentuh angka -53,04% pada tahun
2018 dari tahun sebelumnya dengan jumlah sebesar 92.091 penumpang.

PRANATACARA BHUMANDALA - Volume 3, Nomor 1, Juni 2022 | 44


https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/Pranatacara_Bhumandala
I Kadek Wayu Widy Dhana, I Gusti Putu Anindya Putra, I Dewa Adi Ketut Pradnyana e-ISSN: 2723-0457

Gambar 1. Jumlah Realisasi Keberangkatan Penumpang di Terminal Ubung Denpasar


Sumber : Hasil Analisis, 2021

Gambar 2. Jumlah Realisasi Kedatangan Penumpang di Terminal Ubung Denpasar


Sumber : Hasil Analisis, 2021

b. Penurunan Pendapatan Terminal


Penurunan pendapatan terminal dilihat dari grafik realisasi pendataan terminal pada
tahun 2015 – 2020 yang mengalami. Pada 3 (tiga) tahun awal dari tahun 2015 – 2017
sebelum terjadinya penurunan status terminal, penurunan pendapatan terminal terjadi
pada tahun 2017 sekitar -24,87% dengan jumlah sebesar Rp. 77.093.220,- dari tahun

45 | PRANATACARA BHUMANDALA - Volume 3, Nomor 1, Juni 2022


https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/Pranatacara_Bhumandala
e-ISSN: 2723-0457 Optimalisasi Pelayanan Terminal Penumpang Tipe C

sebelumnya yang pada tahun 2016 yaitu pendapatan terminal mencapai Rp. 309.932.900,-
dan pada tahun 2017 pendapatan hanya mencapai angka Rp. 232.839.680,-. Pada 3 (tiga)
tahun terakhir setelah terjadinya penurunan status Terminal Ubung Denpasar menjadi tipe
C yaitu periode tahun 2018 – 2020 terjadi penurunan yang signifikan terhadap jumlah
pendapatan terminal. Penurunan pendapatan mencapai -61,50% dengan jumlah sebesar
Rp. 143.191.350,- dari tahun sebelumnya yang pada tahun 2017 mencapai Rp.
232.839.680,- sedangkan pada tahun 2018 hanya mencapai Rp. 89.648.330,-. Kenaikan
pendapatan pernah terjadi setelah penurunan status terminal yaitu pada tahun 2019
mencapai 52,16% dengan jumlah sebesar Rp. 46.757.662,-.

Gambar 3. Jumlah Realisasi Pendapatan di Terminal Ubung Denpasar


Sumber : Hasil Analisis, 2021

Pendapatan terminal Ubung diperoleh dari retribusi kendaraan umum dan retribusi
kios, los dan wc. Pendapatan retribusi kendaraan umum mengalami penurunan sebesar -
92,93% dari tahun sebelum terjadinya perubahan status terminal Ubung dengan jumlah
angka penurunan sebesar 238.337.000. sedangkan untuk pendapatan retribusi kios, los
dan wc juga mengalami penurunan sebesar -49,43% dari tahun sebelum perubahan status
terminal Ubung dengan jumlah angka sebesar 282.885.970.

Tabel 1. Jenis Pendapatan Terminal Ubung Denpasar Sebelum dan Sesudah Perubahan
Status Terminal
No. Jenis Pendapatan/ Tahun (Rp) Persentase Keterangan
Pendapatan Sebelum Sesudah
1 Retribusi 256.481.000,- 18.144.000,- -92,93% Menurun
Kendaraan
Umum
2 Retribusi Kios, 572.258.000,- 289.372.030,- -49,43% Menurun
Los dan WC
Total 908.909.000,- 307.516.030,- -66,17% Menurun
Sumber : Hasil Analisis, 2021

PRANATACARA BHUMANDALA - Volume 3, Nomor 1, Juni 2022 | 46


https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/Pranatacara_Bhumandala
I Kadek Wayu Widy Dhana, I Gusti Putu Anindya Putra, I Dewa Adi Ketut Pradnyana e-ISSN: 2723-0457

c. Penurunan Jumlah Kendaraan di Terminal


Penurunan jumlah kendaraan di terminal yang diamati adalah untuk kendaraan
AKAP, Isuzu, Bus dan angkutan umum (angkot). Periode pengamatan dilakukan pada
tahun 2015 – 2020, dimana secara umum jumlah kendaraan yang masuk ke Terminal
Ubung Denpasar terus mengalami penurunan. Untuk kendaraan AKAP, tahun 2016 hanya
mencapai 29.670 kendaraan, dengan total jumlah penurunan sebesar -8,18%, dan untuk
tahun 2017 mencapai 19.793 kendaraan dengan jumlah penurunan sebesar -33,29%. Tahun
2018 – 2020 kendaraan AKAP tidak lagi beroperasi di Terminal Ubung Denpasar
dikarenakan terminal mengalami perubahan status dari terminal tipe A menjadi terminal
tipe C sehingga untuk kendaraan AKAP terakhir beroperasi di tahun 2017.

Gambar 4. Jumlah Kendaraan AKAP di Terminal Ubung Denpasar


Sumber : Hasil Analisis, 2021

Selain kendaraan AKAP, juga terdapat kendaraan Isuzu yang beroperasi di Terminal
Ubung Denpasar. Kendaraan Isuzu dengan jumlah paling banyak beroperasi tahun 2017
sebanyak 11.092 kendaraan dengan total kenaikan sebesar 76,12%. Sedangkan untuk
kendaraan Isuzu yang paling sedikit pada tahun 2017 dengan jumlah 5.058 kendaraan
dengan total penurunan sebesar -42,44%.
Untuk kendaraan bus yang masuk Terminal Ubung Denpasar menunjukkan paling
banyak beroperasi pada tahun 2019 dengan jumlah 15.912 kendaraan dengan kenaikan
sebesar 12,25%. Sedangkan paling sedikit beroperasi pada tahun 2020 dengan jumlah 6.194
kendaraan dengan penurunan sebesar -61,07%.
Kendaraan angkot yang paling banyak beroperasi di tahun 2019 dengan jumlah 7.540
kendaraan dengan kenaikan sebesar 62,78% kendaraan. Sedangkan untuk kendaraan
angkot yang paling sedikit beroperasi pada tahun 4.632 kendaraan dengan penurunan
sebesar -0,86.

47 | PRANATACARA BHUMANDALA - Volume 3, Nomor 1, Juni 2022


https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/Pranatacara_Bhumandala
e-ISSN: 2723-0457 Optimalisasi Pelayanan Terminal Penumpang Tipe C

Gambar 5. Jumlah Kendaraan Isuzu di Terminal Ubung Denpasar


Sumber : Hasil Analisis, 2021

Gambar 6. Jumlah Kendaraan Bus di Terminal Ubung Denpasar


Sumber : Hasil Analisis, 2021

PRANATACARA BHUMANDALA - Volume 3, Nomor 1, Juni 2022 | 48


https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/Pranatacara_Bhumandala
I Kadek Wayu Widy Dhana, I Gusti Putu Anindya Putra, I Dewa Adi Ketut Pradnyana e-ISSN: 2723-0457

Gambar 7. Jumlah Kendaraan Angkutan Umum (Angkot) di Terminal Ubung Denpasar


Sumber : Hasil Analisis, 2021

d. Penurunan Jumlah Pedagang


Pada 3 (tiga) tahun awal pada tahun 2015- 2017 sebelum terjadinya penurunan status
terminal, pendapatan kios/toko tertinggi mencapai Rp. 201.747.900,- pada tahun 2016 dan
mengalami penurunan pada tahun 2017 menjadi Rp. 155.880.680,- di tahun 2017.
Mengalami penurunan mencapai -22,73% dengan jumlah Rp. 45.867.220,- pada tahun
2017 dari tahun sebelumnya. Penurunan signifikan pendapatan kios/toko Terminal Ubung
Denpasar terjadi setelah penurunan status terminal pada 3(tiga) tahun terakhir pada tahun
2018 – 2020. Pada tahun 2018 pendapatan kios/toko hanya mencapai Rp. 82.557.330,-
dengan mengalami penurunan sebesar -47,04% dengan jumlah Rp. 73.323.350,- dari tahun
sebelumnya. Pada tahun berikutnya yaitu pada tahun 2019 pendapatan kios/toko mencapai
Rp. 128.499.992,- mengalami kenaikan sebesar 55,59% dengan jumlah sebesar Rp.
45.892.662,- dan pada tahun 2020 pendapatan kios/toko mencapai Rp. 78.364.708,-
dengan mengalami penurunan sebesar -63,91% dengan jumlah sebesar Rp. 50.085.284,-
dari tahun sebelumnya. Penurunan jumlah pedagang di terminal juga dilihat dari hasil
pengamatan di lokasi terminal yang menunjukkan jumlah pedagang hanya terdapat 25
pedagang yang berjualan dari 100 kios yang tersedia di terminal.
2. Dampak Eksternal dari Penurunan Status Terminal Ubung Denpasar
Terdapat beberapa dampak eksternal yang dapat ditemukan dari pengamatan
langsung dan observasi lapangan yang dijelaskan sebagai berikut.
a. Penyalahgunaan Trotoar
Semenjak dipindahkannya bus AKAP dari Terminal Ubung Denpasar ke Terminal
Mengwi tidak serta merta semua bus AKAP menaati peraturan dari Pemerintah tersebut.
Masih terdapat bus AKAP yang mencari penumpang di sekitar Terminal Ubung Denpasar.
Salah satunya bus AKAP dalam mencari penumpang di luar Terminal Ubung Denpasar

49 | PRANATACARA BHUMANDALA - Volume 3, Nomor 1, Juni 2022


https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/Pranatacara_Bhumandala
e-ISSN: 2723-0457 Optimalisasi Pelayanan Terminal Penumpang Tipe C

menggunakan trotoar. Bus AKAP ini memarkir kendaraan di trotoar sambil menunggu
penumpang di luar kawasan terminal Ubung Denpasar.

Gambar 8. Pendapatan Kios/Toko di Terminal Ubung Denpasar


Sumber : Hasil Analisis, 2021

b. Parkir Sembarangan
Parkir sembarangan di luar terminal ini dilakukan oleh sopir angkutan umum yang
memarkir kendaraannya di pinggir jalan. Parkir sembarangan yang dilakukan oleh sopir
kendaraan angkutan umum ini dapat mengganggu arus lalu lintas dan membahayakan
pengguna jalan bahkan dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas.
c. Menaikan penumpang di luar terminal
Penaikan penumpang di luar terminal sering terlihat di luar Terminal Ubung
Denpasar, tepatnya yaitu di seputaran Jalan Cokroaminoto Denpasar. Pemandangan
seperti ini bisa dilihat ketika pagi sampai siang hari. Penaikan penumpang di luar terminal
tersebut dilakukan oleh beberapa sopir bus AKAP yang dulunya mangkal di Terminal
Ubung Denpasar.
d. Penurunan Pendapatan Usaha Warung Makan dan Hotel di Dekat
Terminal Ubung Denpasar
Dampak dari perubahan status Terminal Ubung Denpasar juga dialami oleh usaha-
usaha masyarakat di sekitar terminal, salah satunya berada di dekat sekitar terminal Ubung
Denpasar. Hasil wawancara diperoleh bahwa terjadi penurunan jumlah konsumen di usaha
warung makan dan hotel. Terjadinya penurunan jumlah konsumen ini juga berpengaruh
terhadap penurunan pendapatan usaha tersebut. Penurunan jumlah konsumen ini akibat
adanya perubahan status Terminal Ubung Denpasar pada tahun 2016 yang mengharuskan
dipindahkannya Angkutan Kendaraan Antar Perkotaan (AKAP) ke Terminal Mengwi.
Perpindahan AKAP tersebut menyebabkan yang dulunya Terminal Ubung ramai dengan

PRANATACARA BHUMANDALA - Volume 3, Nomor 1, Juni 2022 | 50


https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/Pranatacara_Bhumandala
I Kadek Wayu Widy Dhana, I Gusti Putu Anindya Putra, I Dewa Adi Ketut Pradnyana e-ISSN: 2723-0457

aktivitas transportasi menjadi sepi. Sebelum perubahan status Terminal Ubung Denpasar,
usaha warung makan mendapatkan konsumen dari penumpang yang menggunakan jasa
transportasi di terminal untuk makan sebelum berangkat ke daerah tujuan maupun
penumpang yang tiba di Terminal Ubung Denpasar. Sama dengan usaha warung makan,
usaha hotel di dekat terminal juga mendapatkan pelanggan tamu dari penumpang yang
beristirahat menginap setelah menggunakan jasa transportasi di Terminal Ubung
Denpasar.

Tabel 2. Pendapatan Kotor Usaha Warung Makan dan Usaha Hotel di Sekitar Terminal
Ubung Denpasar
No. Jenis Usaha Pendapatan/Tahun (Rp) Persenta Keterangan
Sebelum Sesudah se

1 Hotel Osella 405.000.000 108.000.000 -73,33% Menurun


2 Hotel Oreo 2 270.000.000 108.000.000 -60,00% Menurun
3 Hotel Niki Rusdi 378.000.000 162.000.000 -57,00% Menurun
4 Hotel Pondok 351.000.000 135.000.000 -61,00% Menurun
wisata Permata
Dana
5 Hotel griya Anom 396.000.000 118.800.000 -70,00% Menurun
Sari
6 Hotel Suar Mas 612.000.000 72.000.000 -88,24% Menurun
7 Warung Makan 216.000.000 90.000.000 -58,33% Menurun
Banyuwangi
8 Rumah Makan 720.000.000 252.000.000 -65,00% Menurun
Sambalado
9 Rumah Makan 540.000.000 216.000.000 -60,00% Menurun
Minang Ubung
10Warung Makan 540.000.000 180.000.000 -66,67% Menurun
Muaro Kambing
Sumber : Hasil Analisis, 2021

Dari data tabel di atas menunjukkan bahwa semua usaha hotel dan warung makan di
sekitar Terminal Ubung Denpasar mengalami penurunan pendapatan setelah terjadinya
perubahan status terminal. Usaha yang mengalami penurunan paling tinggi yaitu usaha
Hotel Suar Mas dengan penurunan pendapatan mencapai - 88,24% dari pendapatan tahun
sebelum perubahan status Terminal Ubung Denpasar. Sedangkan untuk penurunan
pendapatan paling terendah yaitu dialami oleh usaha Hotel Niki Rusdi dengan penurunan
pendapatan sebesar -57,00% dari tahun sebelum perubahan status Terminal Ubung
Denpasar.

3.2 Analisis SWOT Terminal Ubung Denpasar


Berdasarkan hasil survei potensi dan masalah di kawasan Terminal Ubung Denpasar,
dapat dikategorikan kekuatan dan kelemahan, peluang dan anaman yang kemudian
dimasukkan ke dalam tabel matriks SWOT untuk memperoleh strategi pengembangan
terminal sebagai berikut.

51 | PRANATACARA BHUMANDALA - Volume 3, Nomor 1, Juni 2022


https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/Pranatacara_Bhumandala
e-ISSN: 2723-0457 Optimalisasi Pelayanan Terminal Penumpang Tipe C

Tabel 3. Matriks Analisis SWOT Terminal Ubung Denpasar


IFAS STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)
1. Terdapatnya angkutan 1. Sarana dan prasarana
Bus Trasn metro. yang kurang terawat.
2. Lokasi terminal yang 2. Adanya angkutan umum
berada di daerah yang menunggu di luar
pinggiran kota Denpasar. area terminal.
3. Berada di sekitaran jalan 3. Menurunnya fungsi
nasional, Denpasar – terminal menjadi
Gilimanuk. terminal tipe C.
4. Sumber pendapatan bagi 4. Kios/toko banyak yang
Kota Denpasar. kosong.
EFAS 5. Adanya rencana 5. Kendaraan umum di
penerapan sistem terminal yang kurang
Transit Oriented nyaman.
Development (TOD).
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI ST
1. Bangunan kios/toko 1. Memanfaatkan 1. Pemerintah memberikan
yang sangat banyak di masyarakat dan perhatian yang khusus
terminal. pegawai dalam terhadap pengembangan
2. Kota Denpasar sebagai merencanakan dan pengelolaan
ibukota Provinsi Bali. pengembangan terminal.
3. Dekat dengan aktivitas terminal secara matang. 2. Mempromosikan
perkantoran dan 2. Pengembangan fungsi pelayanan angkutan
aktivitas perekonomian. terminal dengan umum terminal
4. Menumbuhkan memanfaatkan daya terhadap masyarakat
perekonomian dukung yang ada. calon pengguna
masyarakat dekat 3. Memaksimalkan pelayanan.
terminal. pemanfaatan sarana 3. Pentingnya edukasi
dan prasarana yang tentang transportasi
ada. terhadap masyarakat
4. Penerapan Kota Denpasar.
pengembangan konsep
Transit Oriented
Development (TOD)
THREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT
1. Kurangnya peminat 1. Pemerintah 1. Melakukan riset dengan
pengguna angkutan memberikan perhatian tepat terhadap para
umum di Kota yang khusus terhadap pengguna pelayanan.
Denpasar. pengembangan dan 2. Peningkatan
2. Kurangnya perhatian pengelolaan terminal. pengawasan ketertiban
pemerintah terhadap 2. Mempromosikan terhadap kendaraan
pengembangan pelayanan angkutan angkutan umum beserta
Terminal Ubung. umum terminal sarana dan prasarana
3. Banyaknya kendaraan terhadap masyarakat terminal.
pribadi yang membuat calon pengguna 3. Perencanaan perlu
masyarakat kurang pelayanan. ditingkatkan untuk
berminat menggunakan 3. Pentingnya edukasi mengatasi permasalahan
angkutan umum dengan tentang transportasi yang ada.
kondisi yang kurang terhadap masyarakat
memadai. Kota Denpasar.
4. Penurunan pendapatan
terminal.
Sumber : Hasil Analisis, 2021

PRANATACARA BHUMANDALA - Volume 3, Nomor 1, Juni 2022 | 52


https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/Pranatacara_Bhumandala
I Kadek Wayu Widy Dhana, I Gusti Putu Anindya Putra, I Dewa Adi Ketut Pradnyana e-ISSN: 2723-0457

Proses penggunaan analisis SWOT dilakukan dengan melihat kondisi internal tentang
strengths (kekuatan) dan weaknesses (kelemahan), serta kondisi eksternal atas
opportunities (peluang) dan threats (ancaman). Analisis ini dilakukan untuk menyusun
strategi oftimalisasi fungsi Terminal Ubung Denpasar.
1. IFAS (Internal Factors Analysis Summary)
Faktor internal yang terdiri dari kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness)
dalam menyusun strategi optimalisasi Terminal Ubung Denpasar. Hasil dari perhitungan
faktor internal yaitu 15,0 – 7,0 = 8,0 (S – W) yang lebih lengkap dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.

Tabel 4. Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS) Terminal Ubung Denpasar


IFAS Bobot Rating Bobot
x
Rating
Kekuatan

1. Terdapatnya angkutan Bus Trasn metro. 1,0 4 4,0


2. Lokasi terminal yang berada di daerah pinggiran kota 1,0 3 3,0
Denpasar. 1,0 3 3,0
3. Berada di sekitaran jalan nasional, Denpasar – 0,5 2 1,0
Gilimanuk. 1,0 4 4,0
4. Sumber pendapatan bagi kota Denpasar.
5. Adanya rencana penerapan sistem Transit Oriented
Development ( TOD)
Sub total 4,5 15,0
Kelemahan

1. Sarana dan prasarana yang tidak lengkap dan kurang 1,0 1 1,0
terawat. 1,0 2 2,0
2. Adanya angkutan umum yang menunggu di luar area 0,5 2 1,0
terminal. 1,0 1 1,0
3. Menurunnya fungsi terminal menjadi terminal tipe C. 1,0 2 2,0
4. Kios/toko banyak yang kosong.
5. Kendaraan umum di terminal yang kurang nyaman.
Sub total 4,5 7,0
Total 9,0 22,0
Sumber : Hasil Analisis, 2021

2. EFAS (Eksternal Factors Analysis Summary)


Faktor eksternal yang terdiri dari peluang (oppourtunity) dan ancaman (threat)
dalam menyusun strategi optimalisasi Terminal Ubung Denpasar. Adapun hasil dari
perhitungan faktor eksternal yaitu 11,0 – 5,0 = 6,0 (O – T) yang lebih jelasnya pada Tabel
5.
Dari hasil perhitungan IFAS dan EFAS kemudian dimasukan dalam matriks grand
strategy. Penempatan jumlah total skor faktor kekuatan dengan kelemahan dan faktor
peluang dengan ancaman untuk menentukan posisi titik X dan Y. Pada hasil perhitungan
hasil IFAS dan EFAS pada tahap sebelumnya, hasil nilai faktor internal (S-W) adalah 8,0
sedangkan hasil nilai faktor eksternal (O-T) adalah 6,0. Lihat Gambar 9 diagram kuadran
SWOT Terminal Ubung Denpasar.

53 | PRANATACARA BHUMANDALA - Volume 3, Nomor 1, Juni 2022


https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/Pranatacara_Bhumandala
e-ISSN: 2723-0457 Optimalisasi Pelayanan Terminal Penumpang Tipe C

Tabel 5. Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS) Terminal Ubung Denpasar


EFAS Bobot Rating Bobot
x
Rating
Peluang

1. Bangunan Kios / toko yang sangat banyak di terminal 1,0 4 4,0


2. Kota Denpasar sebagai ibukota provinsi Bali. 0,5 3 1,5
3. Dekat dengan aktivitas perkantoran dan aktivitas 0,5 3 1,5
perekonomian.
4. Menumbuhkan perekonomian masyarakat dekat 1,0 4 4,0
terminal.
Sub total 3,0 11,0
Ancaman

1. Kurangnya peminat pengguna angkutan umum di kota 1,0 1 1,0


Denpasar.
2. Kurangnya perhatian pemerintah terhadap 0,5 2 2,0
pengembangan terminal Ubung.
3. Banyaknya kendaraan pribadi yang membuat 1,0 2 2,0
masyarakat kurang berminat menggunakan angkutan
umum dengan kondisi yang kurang memadai.
4. Penurunan pendapatan terminal. 1,0 1 1,0
Sub total 3,5 5,0
Total 6,5 16,0
Sumber : Hasil Analisis, 2021

Gambar 9. Diagram Kuadran SWOT Terminal Ubung Denpasar


Sumber : Hasil Analisis, 2021

PRANATACARA BHUMANDALA - Volume 3, Nomor 1, Juni 2022 | 54


https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/Pranatacara_Bhumandala
I Kadek Wayu Widy Dhana, I Gusti Putu Anindya Putra, I Dewa Adi Ketut Pradnyana e-ISSN: 2723-0457

3.3 Strategi Optimalisasi Fungsi Terminal Ubung Denpasar


Strategi optimalisasi fungsi terminal merupakan upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan fungsi dari Terminal Ubung Denpasar setelah terjadinya penurunan status
terminal menjadi tipe C pada tahun 2016. Adanya strategi ini diharapkan dapat
mengembangkan dan mengoptimalkan fungsi Terminal Ubung Denpasar. Berdasarkan
analisis yang telah dilakukan sebelumnya maka strategi utama yang nantinya diharapkan
dalam upaya pengembangan fungsi Terminal Ubung Denpasar, diantaranya meliputi:

1. Pengembangan Fasilitas Terminal


Dalam upaya optimalisasi fungsi Terminal Ubung Denpasar maka dalam mendukung
hal tersebut perlunya dilakukan pengembangan fasilitas terminal. Beberapa perbaikan
fasilitas terminal yang perlu dilakukan meliputi:
a. Toilet
Terdapat 4 (empat) toilet di Terminal Ubung Denpasar sudah sangat bagus, tetapi hanya
2 (dua) toilet yang bisa digunakan di terminal. Keberadaan 2 (dua) toiletnya lagi dengan
kondisi rusak tidak bisa digunakan. Diharapkan fasilitas ini dapat diperbaiki guna
memakasimalkan fasitas yang ada agar nantinya dapat mendukung rencana
pengembangan optimalisasi Terminal Ubung Denpasar.
b. Kios
Kondisi saat ini kios yang sangat banyak namun tidak terawat dan banyak kios yang
kosong tidak ada pedagangnya. Perbaikan kios di terminal sangat perlu dilakukan dalam
mendukung pengembangan Terminal Ubung Denpasar.
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 1995 Tentang
Transportasi Jalan, masih terdapat 3 (tiga) fasilitas yang belum tersedia di Terminal Ubung
Denpasar yaitu meliputi ruang pengobatan, telepon umum dan tempat penitipan barang.
2. Penerapan Pengembangan Konsep Transit Oriented Development (TOD)
Penerapan pengembangan konsep Transit Oriented Development (TOD) di Terminal
Ubung yang akan berfungsi sebagai simpul transportasi di Kota Denpasar. Terminal Ubung
sebagai simpul transportasi juga didukung dengan pengembangan pembangunan halte bus
di Kota Denpasar yang nantinya mendukung dari pengembangan konsep Transit Oriented
Development (TOD). Selain itu adanya Bus Transmetro Dewata juga menjadi moda
tranpostasi yang akan beroperasi dalam pengembangan Transit Oriented Development
(TOD) di Terminal Ubung Denpasar.
3. Pengembangan Pusat Oleh-oleh dan Makanan Khas Bali
Banyaknya fasilitas kios/toko di Terminal Ubung Denpasar dapat dimanfaatkan
sebagai kios/toko yang menjual makanan khas Bali ataupun pusat oleh-oleh Bali. Lokasi
yang dekat dengan kegiatan perkantoran dan perekonomian memberikan nilai dukung
untuk nanti berkembangnya kios/toko ini. Pengembangan ini nantinya selain menjadi daya
tarik dari terminal juga sebagai pendukung pengembangan UMKM di Kota Denpasar.
Oleh-oleh khas Bali merupakan produk asli dari Bali berupa kerajinan seni, makanan
dan pakaian yang mempunyai nilai jual. Oleh-oleh khas Bali banyak diminati oleh para
wisatawan yang berkunjung ke Bali. Pengembangan kios/toko sebagai pusat oleh-oleh khas
Bali dapat mendukung aktivitas transportasi dan dapat meningkatkan pendapatan
terminal. Selain itu juga, adanya kios/toko oleh-oleh khas Bali diharapkan dapat
memberikan wadah bagi UMKM pengrajin produk kerajinan untuk memasarkan

55 | PRANATACARA BHUMANDALA - Volume 3, Nomor 1, Juni 2022


https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/Pranatacara_Bhumandala
e-ISSN: 2723-0457 Optimalisasi Pelayanan Terminal Penumpang Tipe C

produknya tersebut. Beberapa oleh-oleh khas Bali yang dapat dijual antara lain lukisan Bali,
kerajinan kayu, kerajinan batok kelapa, kain panti Bali, kerajinan tas, batik Bali, aksesoris
gelang dan kalung, pie susu dan lain sebagainya.

4. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dapat teridentifikasi dampak internal dan eksternal
dari perubahan status Terminal Ubung. Dampak internal dari perubahan status Terminal
Ubung meliputi penurunan jumlah penumpang, penurunan pendapatan terminal,
ketidaksesuaian fasilitas terminal, penurunan jumlah kendaraan di terminal dan
penurunan jumlah pedagang di Terminal Ubung Denpasar. Sedangkan untuk dampak
eksternal yang ditimbulkan dari perubahan status Terminal Ubung meliputi
penyalahgunaan trotoar, parkir sembarangan, menaikkan penumpang di luar terminal dan
penurunan pendapatan usaha warung makan dan hotel di sekitar Terminal Ubung
Denpasar.
Adapun strategi pengoptimalisasian fungsi Terminal Ubung sebagai terminal tipe C
maka ditemukan cara dan strategi yang nantinya akan mampu membangkitkan aktivitas
transportasi di Terminal Ubung Denpasar. Strategi yang dikembangkan untuk
pengoptimalisasian terminal Ubung meliputi pengembangan prasarana terminal yang
masih kurang sesuai peratuaran yang mengatur tentang kelengkapan fasilitas terminal tipe
C. Penerapan konsep Transit Oriented Development (TOD) di Terminal Ubung dan
penambahan fungsi Terminal Ubung sebagai pusat oleh-oleh dan makanan khas Bali yang
tentunya dapat memberikan daya tarik terhadap masyarakat untuk menggunakan jasa
transportasi di Terminal Ubung dan sekaligus membantu mewadahi UMKM di Kota
Denpasar.

5. Ucapan Terima Kasih


Ucapan terima kasih disampaikan kepada Dinas Perhubungan Kota Denpasar dan
UPTD Terminal Ubung yang telah memberikan banyak waktunya untuk berdiskusi dan
memberikan informasi terkait dengan penelitian yang dilakukan. Tak lupa juga diucapkan
terima kasih kepada narasumber yang telah meluangkan waktunya bersedia untuk
diwawancarai dan diajak berdiskusi. Tentunya ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
ditujukan kepada kedua dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, diskusi
dan arahan dalam menyelesaikan penelitian ini.

6. Daftar Pustaka
Moleong, Lexy J. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Morlok, E.K. 1995. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Penerbit Erlangga
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 132 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan

PRANATACARA BHUMANDALA - Volume 3, Nomor 1, Juni 2022 | 56


https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/Pranatacara_Bhumandala

You might also like