Studi Kasus Perubahan Status Terminal Ubung
Studi Kasus Perubahan Status Terminal Ubung
Studi Kasus Perubahan Status Terminal Ubung
Abstrak
Terminal Ubung Denpasar merupakan terminal tipe C yang pada tahun 2016
mengalami perubahan status dari tipe A berdasarkan Surat Keputusan Wali Kota
Denpasar Nomor 188.45/1060/HK/2016. Adanya penurunan fungsi terminal ini
maka Terminal Ubung Denpasar yang dulunya merupakan terminal bus AKAP
antar kota dan antar provinsi sekarang hanya diperuntukan angkutan perkotaan
dan angkutan perdesaan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui dampak internal dan eksternal dari perubahan status
terminal serta strategi pengoptimalan fungsi Terminal Ubung Denpasar. Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis SWOT. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah penumpang, penurunan
pendapatan terminal, ketidaksesuaian fasilitas terminal, penurunan jumlah
kendaraan di terminal, penurunan jumlah pedagang di terminal, penyalahgunaan
trotoar, parkir sembarang, menaikan penumpang di luar terminal dan penurunan
konsumen usaha warung makan dan hotel di dekat terminal. Adapun strategi
optimalisasi fungsi Terminal Ubung Denpasar diarahkan adanya pengembangan
prasarana terminal dan penerapan konsep Transit Oriented Development (TOD).
Kata kunci: Terminal penumpang, optimalisasi, pelayanan, TOD
1. Pendahuluan
Terminal merupakan titik simpul dari berbagai sarana (moda) angkutan yang
berfungsi sebagai titik perpindahan penumpang dari satu sarana angkutan ke sarana
angkutan lainnya dan sebagai tempat pengaturan, pergerakan kendaraan maupun
penumpang, dan merupakan titik awal maupun titik akhir perjalanan orang untuk
melakukan perjalanan (Morlok, 1995).
Dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan Pasal 33 disebutkan bahwa untuk menunjang kelancaran perpindahan orang
dan/atau barang serta keterpaduan intramoda dan antarmoda di tempat tertentu, dapat
dibangun dan diselenggarakan terminal, dimana terminal yang dimaksud dapat berupa
terminal penumpang ataupun terminal barang. Terminal merupakan pangkalan kendaraan
bermotor umum digunakan untuk mengatur kedatangan dan keberangkatan, menaikkan
dan menurunkan orang dan/atau barang, serta perpindahan moda angkutan harus dapat
bekerja secara optimal dan efisien, sehingga dapat mendukung mobilitas penduduk,
ketertiban lalu lintas. Di samping itu terminal juga berfungsi sebagai sarana penunjang bagi
peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor retribusi (Peraturan Menteri
Perhubungan Republik Indonesia, Nomor 40 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan
Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan).
Terminal Ubung merupakan salah satu terminal yang masih beroperasi di Kota
Denpasar. Terminal Ubung memiliki lokasi yang cukup strategis yaitu berada di pinggir
Kota Denpasar. Terminal Ubung merupakan terminal tipe A yang pada tahun 2016 telah
diturunkan statusnya menjadi tipe C berdasarkan Surat Keputusan Wali Kota Denpasar
Nomor 188.45/1060/HK/2016. Sebagai terminal tipe C, maka fungsi Terminal Ubung
hanya untuk angkutan perkotaan (angkot) dan angkutan pedesaan (angdes). Semenjak 23
Oktober 2017, bus AKAP antar kota dan antar provinsi dilarang beroperasi di Terminal
Ubung dan berpindah ke Terminal Mengwi.
Kondisi Terminal Ubung setelah terjadinya penurunan status terminal menjadi tipe
C memberikan dampak terhadap aktivitas di Terminal Ubung. Penurunan jumlah pengguna
angkutan umum cukup besar terjadi. Hal ini dapat dilihat dengan semakin sepinya
Terminal Ubung. Sepinya aktivitas tranportasi juga berdampak bagi para pedagang dan
sopir angkutan umum yang mangkal di Terminal Ubung dengan semakin berkurangnya
pendapatan akibat penurunan status terminal.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka penting dilakukan penelitian ini untuk
mengetahui dampak akibat adanya perubahan status Terminal Ubung ini baik dampak
internal maupun eksternal. Selanjutnya perlunya adanya upaya strategi optimalisasi
pelayanan bagi Terminal Ubung dengan adanya dampak penurunan fungsi terminal.
2. Metode Penelitian
Metode pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang/obyek yang diamati (Moelong,2009). Dalam penelitian ini, sebagai awal dilihat
fenomena perubahan status terminal Ubung Denpasar. Fokus penelitian pada kawasan
Terminal Ubung terhadap dampak dari perubahan status dan strategi optimalisasi
terminal.
Jenis data yang digunakan penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif.
Data kualitatif adalah data yang diperoleh melalui observasi lapangan, wawancara terhadap
informan, dokumen pribadi, dan disajikan dalam bentuk deskripsi kondisi kasus yang
diteliti. Metode ini menjelaskan objek penelitian secara fakta yang sebenarnya. Data
kuantitatif adalah data yang dicantumkan dalam bentuk angka-angka. misalnya adalah data
statistik jumlah penumpang, pendapatan terminal, dan jumlah kendaraan keluar masuk
terminal.
Teknik wawancara dilakukan melalui pengambilan sampel menggunakan teknik
purposive sampling. Penggunaan purposive sampling dalam penelitian ini yaitu bertujuan
untuk dapat mengetahui kondisi Terminal Ubung setelah terjadi perubahan status
terminal. Wawancara dilakukan pada masyarakat yang mempunyai usaha di sekitar
Terminal Ubung. Usaha yang dimaksud merupakan usaha warung makan dan usaha hotel
yang berada di sekitar Terminal Ubung. Wawancara ini terfokus dengan menggunakan
daftar pertanyaan sebagai pedoman namun juga dikembangkan lagi di lapangan. Adapun
teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis SWOT yang digunakan untuk
menghasilkan alternatif strategi arahan pengembangan Terminal Ubung.
3. Pembahasan
3.1 Dampak Internal dan Eksternal dari Perubahan Status Terminal Ubung
Denpasar
1. Dampak Internal dari Perubahan Status Terminal Ubung Denpasar
Terdapat beberapa dampak internal berdasarkan pengamatan langsung dan
observasi lapangan sebagai berikut.
a. Penurunan Jumlah Penumpang
Penurunan jumlah penumpang di Terminal Ubung Denpasar merupakan salah satu
dampak yang ditimbulkan dari penurunan status Terminal Ubung Denpasar. Data jumlah
keberangkatan penumpang menunjukkan jumlah penumpang yang berangkat dari
Terminal Ubung Denpasar terus mengalami penurunan kecuali pada tahun 2019 yang
mengalami peningkatan jumlah penumpang dengan angka 57,33% dari tahun sebelumnya
dengan jumlah sebesar 47.992 penumpang. Penurunan jumlah keberangkatan penumpang
paling signifikan terjadi pada tahun 2018 – 2020 yang menyentuh angka -74,12% pada
tahun 2018 dari tahun sebelumnya dengan jumlah penurunan sebesar 239.733 penumpang.
Pada tahun tersebut telah ditetapkannya Terminal Ubung Denpasar yang sebelumnya
merupakan terminal tipe A turun statusnya menjadi terminal tipe C berdasarkan Surat
Keputusan Wali Kota Denpasar Nomor 188.45/1060/HK/2016.
Sama dengan jumlah keberangkatan penumpang untuk jumlah kedatangan
penumpang di Terminal Ubung Denpasar juga terkena dampak dari penurunan status
terminal. Dilihat dari grafik jumlah kedatangan penumpang di Terminal Ubung Denpasar
(Gambar 2) dari tahun 2015 – 2017 sebelum terjadinya penurunan status terminal dan
sesudah terjadinya penurunan status terminal pada tahun 2018 – 2020. Dari tahun ke
tahun jumlah penumpang yang tiba di Terminal Ubung Denpasar terus mengalami
penurunan terkecuali pada tahun 2019 yang mengelami peningkatan jumlah penumpang
dengan angka 51,37% dari tahun sebelumnya dengan jumlah sebesar 41.785 penumpang.
Penurunan jumlah kedatangan penumpang di Terminal Ubung Denpasar yang paling
signifikan terjadi pada tahun 2018 – 2020 yang menyentuh angka -53,04% pada tahun
2018 dari tahun sebelumnya dengan jumlah sebesar 92.091 penumpang.
sebelumnya yang pada tahun 2016 yaitu pendapatan terminal mencapai Rp. 309.932.900,-
dan pada tahun 2017 pendapatan hanya mencapai angka Rp. 232.839.680,-. Pada 3 (tiga)
tahun terakhir setelah terjadinya penurunan status Terminal Ubung Denpasar menjadi tipe
C yaitu periode tahun 2018 – 2020 terjadi penurunan yang signifikan terhadap jumlah
pendapatan terminal. Penurunan pendapatan mencapai -61,50% dengan jumlah sebesar
Rp. 143.191.350,- dari tahun sebelumnya yang pada tahun 2017 mencapai Rp.
232.839.680,- sedangkan pada tahun 2018 hanya mencapai Rp. 89.648.330,-. Kenaikan
pendapatan pernah terjadi setelah penurunan status terminal yaitu pada tahun 2019
mencapai 52,16% dengan jumlah sebesar Rp. 46.757.662,-.
Pendapatan terminal Ubung diperoleh dari retribusi kendaraan umum dan retribusi
kios, los dan wc. Pendapatan retribusi kendaraan umum mengalami penurunan sebesar -
92,93% dari tahun sebelum terjadinya perubahan status terminal Ubung dengan jumlah
angka penurunan sebesar 238.337.000. sedangkan untuk pendapatan retribusi kios, los
dan wc juga mengalami penurunan sebesar -49,43% dari tahun sebelum perubahan status
terminal Ubung dengan jumlah angka sebesar 282.885.970.
Tabel 1. Jenis Pendapatan Terminal Ubung Denpasar Sebelum dan Sesudah Perubahan
Status Terminal
No. Jenis Pendapatan/ Tahun (Rp) Persentase Keterangan
Pendapatan Sebelum Sesudah
1 Retribusi 256.481.000,- 18.144.000,- -92,93% Menurun
Kendaraan
Umum
2 Retribusi Kios, 572.258.000,- 289.372.030,- -49,43% Menurun
Los dan WC
Total 908.909.000,- 307.516.030,- -66,17% Menurun
Sumber : Hasil Analisis, 2021
Selain kendaraan AKAP, juga terdapat kendaraan Isuzu yang beroperasi di Terminal
Ubung Denpasar. Kendaraan Isuzu dengan jumlah paling banyak beroperasi tahun 2017
sebanyak 11.092 kendaraan dengan total kenaikan sebesar 76,12%. Sedangkan untuk
kendaraan Isuzu yang paling sedikit pada tahun 2017 dengan jumlah 5.058 kendaraan
dengan total penurunan sebesar -42,44%.
Untuk kendaraan bus yang masuk Terminal Ubung Denpasar menunjukkan paling
banyak beroperasi pada tahun 2019 dengan jumlah 15.912 kendaraan dengan kenaikan
sebesar 12,25%. Sedangkan paling sedikit beroperasi pada tahun 2020 dengan jumlah 6.194
kendaraan dengan penurunan sebesar -61,07%.
Kendaraan angkot yang paling banyak beroperasi di tahun 2019 dengan jumlah 7.540
kendaraan dengan kenaikan sebesar 62,78% kendaraan. Sedangkan untuk kendaraan
angkot yang paling sedikit beroperasi pada tahun 4.632 kendaraan dengan penurunan
sebesar -0,86.
menggunakan trotoar. Bus AKAP ini memarkir kendaraan di trotoar sambil menunggu
penumpang di luar kawasan terminal Ubung Denpasar.
b. Parkir Sembarangan
Parkir sembarangan di luar terminal ini dilakukan oleh sopir angkutan umum yang
memarkir kendaraannya di pinggir jalan. Parkir sembarangan yang dilakukan oleh sopir
kendaraan angkutan umum ini dapat mengganggu arus lalu lintas dan membahayakan
pengguna jalan bahkan dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas.
c. Menaikan penumpang di luar terminal
Penaikan penumpang di luar terminal sering terlihat di luar Terminal Ubung
Denpasar, tepatnya yaitu di seputaran Jalan Cokroaminoto Denpasar. Pemandangan
seperti ini bisa dilihat ketika pagi sampai siang hari. Penaikan penumpang di luar terminal
tersebut dilakukan oleh beberapa sopir bus AKAP yang dulunya mangkal di Terminal
Ubung Denpasar.
d. Penurunan Pendapatan Usaha Warung Makan dan Hotel di Dekat
Terminal Ubung Denpasar
Dampak dari perubahan status Terminal Ubung Denpasar juga dialami oleh usaha-
usaha masyarakat di sekitar terminal, salah satunya berada di dekat sekitar terminal Ubung
Denpasar. Hasil wawancara diperoleh bahwa terjadi penurunan jumlah konsumen di usaha
warung makan dan hotel. Terjadinya penurunan jumlah konsumen ini juga berpengaruh
terhadap penurunan pendapatan usaha tersebut. Penurunan jumlah konsumen ini akibat
adanya perubahan status Terminal Ubung Denpasar pada tahun 2016 yang mengharuskan
dipindahkannya Angkutan Kendaraan Antar Perkotaan (AKAP) ke Terminal Mengwi.
Perpindahan AKAP tersebut menyebabkan yang dulunya Terminal Ubung ramai dengan
aktivitas transportasi menjadi sepi. Sebelum perubahan status Terminal Ubung Denpasar,
usaha warung makan mendapatkan konsumen dari penumpang yang menggunakan jasa
transportasi di terminal untuk makan sebelum berangkat ke daerah tujuan maupun
penumpang yang tiba di Terminal Ubung Denpasar. Sama dengan usaha warung makan,
usaha hotel di dekat terminal juga mendapatkan pelanggan tamu dari penumpang yang
beristirahat menginap setelah menggunakan jasa transportasi di Terminal Ubung
Denpasar.
Tabel 2. Pendapatan Kotor Usaha Warung Makan dan Usaha Hotel di Sekitar Terminal
Ubung Denpasar
No. Jenis Usaha Pendapatan/Tahun (Rp) Persenta Keterangan
Sebelum Sesudah se
Dari data tabel di atas menunjukkan bahwa semua usaha hotel dan warung makan di
sekitar Terminal Ubung Denpasar mengalami penurunan pendapatan setelah terjadinya
perubahan status terminal. Usaha yang mengalami penurunan paling tinggi yaitu usaha
Hotel Suar Mas dengan penurunan pendapatan mencapai - 88,24% dari pendapatan tahun
sebelum perubahan status Terminal Ubung Denpasar. Sedangkan untuk penurunan
pendapatan paling terendah yaitu dialami oleh usaha Hotel Niki Rusdi dengan penurunan
pendapatan sebesar -57,00% dari tahun sebelum perubahan status Terminal Ubung
Denpasar.
Proses penggunaan analisis SWOT dilakukan dengan melihat kondisi internal tentang
strengths (kekuatan) dan weaknesses (kelemahan), serta kondisi eksternal atas
opportunities (peluang) dan threats (ancaman). Analisis ini dilakukan untuk menyusun
strategi oftimalisasi fungsi Terminal Ubung Denpasar.
1. IFAS (Internal Factors Analysis Summary)
Faktor internal yang terdiri dari kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness)
dalam menyusun strategi optimalisasi Terminal Ubung Denpasar. Hasil dari perhitungan
faktor internal yaitu 15,0 – 7,0 = 8,0 (S – W) yang lebih lengkap dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
1. Sarana dan prasarana yang tidak lengkap dan kurang 1,0 1 1,0
terawat. 1,0 2 2,0
2. Adanya angkutan umum yang menunggu di luar area 0,5 2 1,0
terminal. 1,0 1 1,0
3. Menurunnya fungsi terminal menjadi terminal tipe C. 1,0 2 2,0
4. Kios/toko banyak yang kosong.
5. Kendaraan umum di terminal yang kurang nyaman.
Sub total 4,5 7,0
Total 9,0 22,0
Sumber : Hasil Analisis, 2021
produknya tersebut. Beberapa oleh-oleh khas Bali yang dapat dijual antara lain lukisan Bali,
kerajinan kayu, kerajinan batok kelapa, kain panti Bali, kerajinan tas, batik Bali, aksesoris
gelang dan kalung, pie susu dan lain sebagainya.
4. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dapat teridentifikasi dampak internal dan eksternal
dari perubahan status Terminal Ubung. Dampak internal dari perubahan status Terminal
Ubung meliputi penurunan jumlah penumpang, penurunan pendapatan terminal,
ketidaksesuaian fasilitas terminal, penurunan jumlah kendaraan di terminal dan
penurunan jumlah pedagang di Terminal Ubung Denpasar. Sedangkan untuk dampak
eksternal yang ditimbulkan dari perubahan status Terminal Ubung meliputi
penyalahgunaan trotoar, parkir sembarangan, menaikkan penumpang di luar terminal dan
penurunan pendapatan usaha warung makan dan hotel di sekitar Terminal Ubung
Denpasar.
Adapun strategi pengoptimalisasian fungsi Terminal Ubung sebagai terminal tipe C
maka ditemukan cara dan strategi yang nantinya akan mampu membangkitkan aktivitas
transportasi di Terminal Ubung Denpasar. Strategi yang dikembangkan untuk
pengoptimalisasian terminal Ubung meliputi pengembangan prasarana terminal yang
masih kurang sesuai peratuaran yang mengatur tentang kelengkapan fasilitas terminal tipe
C. Penerapan konsep Transit Oriented Development (TOD) di Terminal Ubung dan
penambahan fungsi Terminal Ubung sebagai pusat oleh-oleh dan makanan khas Bali yang
tentunya dapat memberikan daya tarik terhadap masyarakat untuk menggunakan jasa
transportasi di Terminal Ubung dan sekaligus membantu mewadahi UMKM di Kota
Denpasar.
6. Daftar Pustaka
Moleong, Lexy J. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Morlok, E.K. 1995. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Penerbit Erlangga
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 132 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan