Peningkatan Pengetahuan ATLM Mengenai Management Patient Safety Pada Tindakan Flebotomi

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Khidmah.ikestmp.ac.

id
P-ISSN : 2654-864X Volume 5, Nomor 1, April 2023
E-ISSN : 2828-6308 10.52523/khidmah.v5i1.441

Peningkatan Pengetahuan ATLM Mengenai Management Patient Safety


pada Tindakan Flebotomi

Dewi Hartati1, Nurhidayanti2, Denny Juraijin3, Faaizah Ramadhania4

1,2,3,4
Program Studi DIV TLM IKesT Muhammadiyah Palembang
Email: nuri89_yanti@yahoo.com

Abstrak
Management patient safety dalam kegiatan flebotomi dilakukan di Laboratorium Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang dengan metode edukasi melalui media leaflet dan melakukan
demonstrasi pentingnya management patient safet. Perilaku Management safety dalam teknk
flebotomi bertujuan untuk meningkatkan pemahaman petugas laboratorium tentang
keselamatan pasien dipelayanan Kesehatan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur
(SOP). Pada hasil edukasi Management patient safety dalam kegiatan flebotomi di Rumah
Sakit Muhammadiyah Palembang dilakukan pre test dan post test yang diberikan kepada 13
responden mendapatkan nilai pre test dengan nilai rerata 48 dan nilai post test dengan nilai
rerata 88. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan ATLM terkait
manajemen keselamatan pasien pada prosedur phlebotomy.
Kata kunci: Management Patient Safety, Tindakan flebotomi, Laboratorium, SOP

Increasing Knowledge of Atlms Regarding Management of Patient Safety


On Phlebotomy Actions
Abstract
Management of patient safety in phlebotomy activities is carried out at the Muhammadiyah
Palembang Hospital Laboratory with educational methods through the media of leaflets and
demonstrating the importance of patient safety management. Management safety behavior in
the phlebotomy technique aims to increase the understanding of laboratory staff about patient
safety in health services in accordance with Standard Operating Procedures (SOP). On the
results of Patient Safety Management education in phlebotomy activities at Muhammadiyah
Palembang Hospital, a pre-test and post-test were given to 13 respondents who received a pre-
test score with an average value of 48 and a post-test score with an average value of 88. The
results of the activity showed an increase in ATLM knowledge related Patient safety
management in phlebotomy procedures.
Keywords: Management Patient Safety, Phlebotomy Action.

56
Khidmah.ikestmp.ac.id
P-ISSN : 2654-864X Volume 5, Nomor 1, April 2023
E-ISSN : 2828-6308 10.52523/khidmah.v5i1.441

PENDAHULUAN
Mutu pemeriksaan laboratorium dapat didefinisikan sebagai derajat pemeriksaan yang
sesuai dengan hasil pengukuran yang telah ditetapkan oleh laboratorium terhadap nilai
sebenarnya dengan memperhatikan akurasi dan presisi. Peran serta manajemen dalam
membuat kebijakan, adanya sarana dan prasarana yang mendukung serta pengetahuan ATLM
menjadi faktor yang juga mendukung terlaksananya Quality Control di Laboratorium.
Keselamatan Pasien (Patient Safety) merupakan sesuatu yang jauh lebih penting daripada
sekedar efisiensi pelayanan. Perilaku ATLM dengan kemampuan ATLM sangat berperan
penting dalam pelaksanaan keselamatan pasien.
Keselamatan pasien adalah prinsip dasar dalam pelayanan kesehatan untuk tujuan
keselamatan pasien yaitu menurun KTD yang merupakan bagian dari insiden keselamatan
pasien. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka disusunlah Sasaran Keselamatan pasien yang
bertujuan mendorong perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian-
bagian yang bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi dari
konsensus berbasis bukti dan keahlian atas permasalahan yang ada (Najihah, 2018) dan
(Pasaribu, 2020).
Laporan dari Institute of Medicine (IOM) pada tahun 1999, menyebutkan To Err is
Human: Building a Safer Health System. Hal ini dilaporkan oleh IOM karena diperkirakan
sebanyak 44.000 sampai dengan 98.000 jumlah kematian akibat kesalahan medis (medical
error) yang tinggi terjadi di Amerika Serikat. Publikasi World Health Organization (WHO)
pada tahun 2004, memperkirakan jutaan pasien diseluruh dunia terancam mendapatkan cedera,
bahkan kematian setiap tahunnya. Oleh sebab itu, lembaga World Alliance for Patient Safety
di deklarasikan oleh WHO sebagai perhatian dunia terhadap keselamatan pasien yang menjadi
perhatian di berbagai negara (Salawati & Serikat, 2004) dan (Herawati, 2015).
Cedera atau kerugian akibat tindakan medis pada saat Teknik flebotomi, merupakan
adverse events atau Kejadian Tidak Diharapkan (KTD). Menurut Permenkes RI Nomor
1961/Menkes/Per/VIII/2011, KTD merupakan insiden yang mengakibatkan cedera pada
pasien. KTD atau adverse event yang mengakibatkan cedera pada pasien bisa dikarenakan oleh
kesalahan medis atau bukan kesalahan medis yang tidak dapat dicegah (Lestari, n.d.)
Pelayanan kesehatan memegang prinsip untuk menyelamatkan pasien dikenal dengan
istilah ”Primum non nocere” atau ”First, do no harm” (melayani tanpa harus membahayakan)
(Syahputri & Keselamatan, 2013). Potensi dan risiko bahaya yang tinggi karena insiden KTD
dalam pelayanan kesehatan, dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti ; (1) pelaksanaan

57
Khidmah.ikestmp.ac.id
P-ISSN : 2654-864X Volume 5, Nomor 1, April 2023
E-ISSN : 2828-6308 10.52523/khidmah.v5i1.441

pelayanan kesehatan tidak prosedural; (2) infrastruktur yang tidak memenuhi syarat kesehatan
dan keselamatan; (3) kualitas SDM kesehatan belum optimal; (4) manajemen pelayanan yang
belum berorientasi pada keselamatan pasien. Kondisi ini, merupakan faktor yang cenderung
menyebabkan terjadinya kesalahaan medis (medical error), dan bisa berpengaruh terhadap
kualitas pelayanan kesehatan dalam Teknik flebotomi (HIDAYAT, 2022).
Pada saat teknik flebotomi ternyata resiko yang sering terjadi yaitu hematom
disebabkan oleh beberapa factor, yaitu alat, prasarana, persiapan pasien, proses pengambilan
darah dan lokasi penusukan jarum pada pengambilan darah. Dari keempat faktor tersebut
didapatkan 12 risiko, dengan 8 risiko memerlukan tindakan segera untuk mengelola risiko dan
4 risiko diperlukan tindakan untuk mengelola risiko. Tindakan yang harus diambil diantaranya
menerapkan manajemen risiko, memperhatikan kualitas alat, prasarana, meningkatkan
keterampilan petugas dengan mengadakan pelatihan, sosialisasi SOP kepada petugas serta
meningkatkan service excellent bagi petugas sehingga kepuasan pelanggan dapat terpenuhi
(Noviansyah, 2018) dan (Aeni, 2016).
Menurut (Mundakir et al., 2016) mengatakan bahwa kepuasan pelanggan tercipta ketika
apa yang diterima lebih besar dari yang diharapkan (perceived > expected). Kepuasan dan
keselamatan pasien dengan tatakelola klinis serta efisiensi merupakan hal penting dalam
menjamin kualitas pelayanan kesehatan. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Institute of
Medicine, bahwa kualitas pelayanan kesehatan dapat berdasarkan : (1) keselamatan pasien
(patient safety); (2) efisiensi (efficiency); (3) efektifitas (effective); (4) ketepatan waktu
(timeliness); (5) berorientasi pasien (patient centered) dan (6) keadilan (equity). Keenam hal
tersebut merupakan tolok ukur bagi penilaian kualitas sebuah pelayanan kesehatan yang baik
(Yıldırım, 2018).
Pelaksanaan management patient safety dalam Teknik flebotomi masih sedikit disadari
oleh petugas laboratorium. Petugas laaboratorium maupun petugas medis yang melakkukan
Teknik flebotomi wajib melaksanakan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti
diskriminasi dan efektif, dengan mengutamakan kepentingan pasien (Kholifatun Islami, Septo
Pawelas Arso, 2018).

MASALAH
Keselamatan Pasien (Patient Safety) merupakan sesuatu yang jauh lebih penting daripada
sekedar efisiensi pelayanan. Perilaku ATLM dengan kemampuan ATLM sangat berperan
penting dalam pelaksanaan keselamatan pasien. Perilaku yang tidak aman, lupa, kurangnya

58
Khidmah.ikestmp.ac.id
P-ISSN : 2654-864X Volume 5, Nomor 1, April 2023
E-ISSN : 2828-6308 10.52523/khidmah.v5i1.441

perhatian/motivasi, kecerobohan, tidak teliti dan kemampuan yang tidak memperdulikan dan
menjaga keselamatan pasien berisiko untuk terjadinya kesalahan dan akan mengakibatkan
cedera pada pasien, berupa Near Miss (Kejadian Nyaris Cedera/KNC) atau Adverse Event
(Kejadian Tidak Diharapkan/KTD) selanjutnya pengurangan kesalahan dapat dicapai dengan
memodifikasi perilaku. (Cheristina, 2020).
Pelaksanaan pengambilan spesimen darah (flebotomi) yang tidak tepat, kurangnya
pengetahuan dan ketidak patuhan dari petugas flebotomi dilaporkan sebagai penyebab
kesalahan pra- analitik yang berhubungan dengan hematom. kesalahan pra analitik paling
umum terjadi sebesar 77,1% diikuti pasca analitik 15% dan analitik 7,9%. (Adinda et al., 2019).
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah serangkaian instruksi tertulis yang
mendokumentasikan kegiatan rutin atau berulang yang diikuti olah suatu organisasi. Untuk
meminimalisir kesalahan itu dibuatlah instruksi kerja sesuai Standar Operasional Prosedur
(SOP) agar dimengerti dan diterapkan ke semua pihak terkait. Manfaat SOP pengembangan
dan penggunaan SOP meminimalkan variasi dan mempromosikan kualitas melalui penerapan
proses atau prosedur yang konsisten dalam organisasi. Dengan banyaknya dan ramainya pasien
yang dilakukan tindakan pengambilan darah vena di Klinik, membuat para petugas pengambil
darah harus bekerja dengan cepat dan cekatan dengan tindakan yang sesuai dengan standar
operasional prosedur yang berlaku (Dewi Anggraheni, 2021)

METODE PELAKSANAAN
Pelaksanaan pengabdian masyarakat ini diawali dengan melayangkan surat perizinan ke
Direktur RS. Muhammadiyah Palembang, kemudian membuat soal pretest dan leaflet.
Sasaran dari kegiatan ini adalah ATLM yang bertugas di RS. Muhammadiyah Palembang
sebanyak 13 orang. Edukasi yang diberikan berupa penyuluhan mengenai management patient
safety pada tindakan flebotomi.

Leaflet yang kami gunakan adalah sebagai berikut:

59
Khidmah.ikestmp.ac.id
P-ISSN : 2654-864X Volume 5, Nomor 1, April 2023
E-ISSN : 2828-6308 10.52523/khidmah.v5i1.441

Target pada program ini adalah tenaga ATLM laboratorium RS. Muhammadiyah Palembang,
meliputi ;
1. Mengaplikasikan hasil pengetahuan tenga ATLM Laboraturium terhadap Edukasi
Peningkatan pengetahuan ATLM mengenai management patient safety pada tindakan
flebotomi
2. Diharapkan program pengabdian masyarakat ini dapat meningkatkan kesadaran petugas
laboratorium terhadap peningkatan management patient safety pada tindakan flebotomi
3. Diharapkan program ini dapat membuat tenaga ATLM semakin meningkatkan
kesadaran dalam Peningkatan pengetahuan mengenai management patient safety pada
tindakan flebotomi.

60
Khidmah.ikestmp.ac.id
P-ISSN : 2654-864X Volume 5, Nomor 1, April 2023
E-ISSN : 2828-6308 10.52523/khidmah.v5i1.441

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 12 Januari 2023 bertempat di ruang Laboratorium
RS. Muhammadiyah Palembang. Tahap pelaksanaan kegiatan meliputi: pembukaan,
menjelaskan maksud dan tujuan penyuluhan serta membuat kontrak kegiatan. Pengisian daftar
hadir, membagikan lembar isian pretest, penyampaian edukasi, postest dan pembagian leaflet.
Penyampaian materi dilaksanakan dalam waktu 20 menit. Setelah penyampaian materi
berakhir, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan diskusi serta mengisi lembar post tes.

Gambar. 1
Edukasi Kepada Pasien
Evaluasi kegiatan penyuluhan kesehatan ini dilihat dari nilai pre test dan post test yang
diberikan kepada 13 responden mendapatkan nilai pre test dengan nilai rerata 48 dan nilai post
test dengan nilai rerata 88. Dengan hasil evaluasi nilai pre test dan post test kegiatan
penyuluhan kesehatan ini mengalami peningkatan yang artinya ATLM Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang lebih memahami dan bertambah pengetahuan mengenai
Management patient safety pada tindakan flebotomi.

Gambar 2
Nilai Rata-rata Pretest dan Posttest

61
Khidmah.ikestmp.ac.id
P-ISSN : 2654-864X Volume 5, Nomor 1, April 2023
E-ISSN : 2828-6308 10.52523/khidmah.v5i1.441

Berdasarkan gambar diatas adanya peningkatan nilai postest setelah dilakukan edukasi
kepada petugas laboratorium Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang dengan nilai rata-rata
post test 88 yang dimana sebelum dilakukan edukasi nilai rata-rata pretest 48, Dengan hasil
evaluasi nilai pre test dan post test kegiatan penyuluhan kesehatan ini mengalami peningkatan
yang artinya petugas laboratorium Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang lebih memahami
dan bertambah pengetahuan mengenai pentingnya management patient safety pada Teknik
flebotomi.
Faktor yang sering terjadi pada saat flebotomi yang dapat memengaruhi keselamatan
pasien diantaranya adalah terjadinya hematoma, pemasangan tourniquet >1 menit, penusukan
yang terlalu lama serta jumlah staf, beban kerja dan ketersediaan alat medis. Sedangkan
keterbatasan SDM ditandai dengan keterampilan dan pengetahuan yang kurang. Kelelahan,
kesulitan untuk konsentrasi dan hanya berpedoman pada asumsi menjadi akibat dari
keterbatasan-keterbatasan tersebut (Mundakir et al., 2017) dan (Triwibowo, 2016).
Kegagalan sistem juga berkontribusi terhadap insiden keselamatan pasien. Menurut
(Surahmat, 2017) dalam teori “the swiss cheese” menjelaskan bahwa hampir semua KTD yang
terjadi merupakan kombinasi dari kegagalan sistem pertahanan, petugas, kondisi yang
berpeluang dan kegagalan organisasi dan manajemen. Beberapa penyebab insiden diantaranya
: (1) kebijakan dan prosedur yang tidak tersedia atau ditati; (2) kinerja tim yang terganggu; (3)
malfungsi dari peralatan akibat pemeliharaan yang kurang; (4) kompetensi yang dibawah
standard dan (5) perencanaan pelatihan yang tidak terstruktur (Hananto et al., 2017) dan
(Zakaria et al., n.d.).
Keselamatan pasien dapat terpenuhi apabila komponen struktur dan proses tersedia
sesuai jumlah dan standar yang berlaku. Struktur dan system dalam program keselamatan
pasien dapat dilihat dari pembentukan struktur organisasi tim keselamatan pasien yang
menjalankan tugasnya sesuai SOP. Pembentukan stuktur organisasi ini dimaksudkan agar
kebijakan dan prosedur keselamatan pasien dapat dilaksanakan secara optimal (Suryani, 2015).
Dengan adanya pengabdian masyarakat ini terdapat peningkatan pengetahuan
masyarakat mengenai pentingnya pengetahuan mengenai pentingnya management patient
safety pada Teknik flebotomi, sehingga masyarakat diharapkan agar pada saat akan melakukan
Teknik flebotomi bisa untuk mencegah terjadinya kesalahan yang dapat dihindari pada teknik
flebotomi.

62
Khidmah.ikestmp.ac.id
P-ISSN : 2654-864X Volume 5, Nomor 1, April 2023
E-ISSN : 2828-6308 10.52523/khidmah.v5i1.441

KESIMPULAN
Program pengabdian masyarakat tentang Management patient safety pada tindakan
flebotomi ini dapat diselenggarakan dengan baik dan berjalan dengan lancar sesuai dengan
rencana kegiatan yang telah disusun. Berdasarkan hasil penyuluhan kesehatan yang dilakukan
didapatkan kesimpulan bahwa ATLM laboratorium RS Muhammadiyah Palembang lebih
memahami dan bertambah pengetahuan mengenai Management patient safety pada tindakan
flebotomi seperti saat ini dilihat dari hasil penilaian pre test dan post test yang mengalami
peningkatan dari 13 responden yang mengikuti penyuluhan kesehatan tersebut.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pimpinan IKesT Muhmmadiyah
Palembang dan jajarannya yang telah memberikan support berupa biaya dan kesempatan
kepada penulis untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat ini.

DAFTAR PUSTAKA
Adinda, D., Wulandari, A., Tutiany, Lindawati, Krisanti, P., & Simamora, N. F. (2019).
Kebijakan yang mendukung patient safety di Rumah Sakit. Politeknik Kesehatan
KEMENKES, 22, 7.
Aeni, W. (2016). Faktor Pendukung Dan Penghambat Pelaksanaan Supervisi Untuk
Meningkatkan Kepatuhan Perawat Dalam Menerapkan SPO Pemasangan Infus Di RSUD
Indramayu. Tesis, 1–75.
http://eprints.undip.ac.id/49422/%0Aeprints.undip.ac.id/49422/1/Proposal.pdf
Cheristina, D. S. B. (2020). Pengetahuan Dan Sikap Perawat Dengan Pelaksanaan Patient
Safety Di Ruangan Igd Dan Icu. Jurnal Fenomena Kesehatan, 03(Depkes 2011), 335–
341.
Dewi Anggraheni, Dr. Poerwaningsih S. Legowo, MS,Tr, & Dr. Martua E.Tambunan,SE,
AK,M.Si, CA. (2021). ANALISIS RISIKO HEMATOM PADA PENGAMBILAN
DARAH (Studi Kasus : Klinik “P”). Jurnal Manajemen Risiko, 2(I), 1–34.
https://doi.org/10.33541/mr.v2ii.3435
Hananto, S., Nugroho, P., & Sujianto, U. (2017). SUPERVISI KEPALA RUANG MODEL
PROCTOR UNTUK Pendahuluan Metode. 20(1). https://doi.org/10.7454/jki.v20i1.348
Herawati, Y. T. (2015). BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP
RUMAH SAKIT X KABUPATEN JEMBER Patient. Jurnal IKESMA, 11(1), 52–60.
HIDAYAT, A. (2022). KERJA MENGGUNAKAN METODE CONSTRUCTION SAFETY
ANALYSIS PADA PEKERJAAN PONDASI BORED PILE JALAN LAYANG TOL SOLO-
JOGJA.
Kholifatun Islami, Septo Pawelas Arso, D. L. (2018). ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM
KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS MANGKANG, KOTA SEMARANG. 6, 27–41.

63
Khidmah.ikestmp.ac.id
P-ISSN : 2654-864X Volume 5, Nomor 1, April 2023
E-ISSN : 2828-6308 10.52523/khidmah.v5i1.441

Lestari, N. P. (n.d.). KONSEP MANAJEMEN KESELAMATAN PASIEN BERBASIS


PROGRAM DI RSUD KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH.
Mundakir, Wulandari, Y., & Mukarromah, N. (2016). Pendekatan Model Asuhan Keperawatan
Sakit. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 1(2), 7–16.
Mundakir, Wulandari, Y., & Mukarromah, N. (2017). Pendekatan Model Asuhan Keperawatan
Holistik Sebagai Upaya Peningkatan Kepuasan Dan Keselamatan Pasien Di Rumah Sakit.
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 1(2), 7–16.
https://www.researchgate.net/publication/342391101%0APemberdayaan
Najihah. (2018). DAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT : LITERATURE
REVIEW. 3, 1–8.
Noviansyah, A. (2018). ANALISIS KEPUASAN PASIEN LABORATORIUM PUSKESMAS
SUNGAI RANGIT KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH DENGAN METODE IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS (IPA).
Pasaribu, T. A. A. (2020). Pentingnya Pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien Dalam
Keperawatan. 2008. https://osf.io/preprints/2cmuy/
Salawati, L., & Serikat, A. (2004). Penerapan keselamatan pasien rumah sakit. 6(1), 98–107.
Surahmat, R. (2017). Seminar Nasional Keperawatan “Tren Perawatan Paliatif sebagai
Peluang Praktik Keperawatan Mandiri.”
Suryani, L. (2015). PENINGKATAN PELAKSANAAN KESELAMATAN PASIEN OLEH
MAHASISWA MELALUI PERAN PEMBIMBING KLINIK Pendahuluan Metode. 18(2),
115–122.
Syahputri, R., & Keselamatan, A. (2013). Hambatan penerapan budaya keselamatan pasien di
rumah sakit (pp. 1–8).
Triwibowo, C. (2016). HANDOVER SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KESELAMATAN
PASIEN (PATIENT SAFETY) DI RUMAH SAKIT. 11(2), 76–80.
Yıldırım, S. (2018). HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN DENGAN LOYALITAS PASIEN DI
RUANG RAWAT INAP KEBIDANAN RSIA CATHERINE BOOTH MAKASSAR. 21, 1–9.
Zakaria, M., Manajemen, M., Pascasarjana, P., & Islam, U. (n.d.). Pengaruh kualitas
pelayanan dan sasaran keselamatan pasien terhadap kepuasan pasien rumah sakit prima
husada malang. 98–107.

64

You might also like